internasional.
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, diantaranya sebagai
berikut:
a.
b.
c.
Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus.
Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran
bunga kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar
negeri, serta penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan
transaksitransaksi ekonomi lainnya.
II. Neraca modal (capital account)
Neraca modal digunakan untuk mengukur perbedaan antara penjualan asset-aset
suatu negara kepada luar negeri gengan pembeliannya terhadap asset-aset luar negeri.
Penjualan (pembelian) atas asset-aset dicatat sebagai kredit (debit) dan menghasilkan
arus masuk modal (arus keluar modal).
Neraca modal dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
1. Investasi Langsung yang terjadi ketika investor memperoleh suatu kontrol atas
bisnis luar neegri.
2. Investasi portofolio menunjukkan penjualan dan pembelian atas aset keuangan
luar negeri seperti saham, obligasi, yang tidak melibatkan transfer control.
Investasi portofolio internasional dilakukan pada sekuritas ekuitas dan sekuritas
utang.
3. Investasi lain yang meliputi transaksi dalam mata uang, deposito bank, kredit
perdagangan,dsb.investasi ini sangat sensitif dengan perubahan tngkat suku bunga
relatif antar negara dan perubahan yang di antisipasi dalam kurs tukar,sehingga
perubahan yang yerjadi di luar akan mempengaruhi transaksi yang terjadi.
III. Cadangan Resmi Negara (official reserves account)
Aset aset cadangan resmi meliputi emas, valas dan SDRs atau pinjaman baru
dari bank sentral luar negeri. Aset aset cadangan resmi digunakan untuk pembayaran
bersih kepada luar negeri karena BOP defisit. Jika BOP surplus bank sentral dapat
membayar utang luar negerinya atau memperoleh aset cadanagn tambahan dari luar
negeri. Rekening cadangan resmi melibatkan transaksi yang diambil oleh otoritas
untuk membelanjai semua neraca & mengintervensi di pasar valas.
Neraca pembayaran dapat di pecah ke dalam beberapa kategori atau pos-pos neraca
pembayaran yaitu :
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 4
1.
2.
3.
Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat
di perdagangkan.
Transaksi Barang
2.
Transaksi Jasa
3.
Transaksi Modal
4.
5.
6.
7.
8.
Impor barang dari negara lain, pembayaran jasa transfortasi, jasa asuransi, dan
ongkos makelar kepada penduduk negara lain.
2.
Transaksi Kredit
Adalah transaksi yang menyebabkan terjadinya penerimaan dari penduduk negara lain
atau transaksi yang menyebabkan arus uang masuk yang terjadi antarnegara.
Transaski kredit meliputi:
dalam negeri.
Transaksi Berjalan
a)
Ekspor, fob
Impor, fob
b)
Jasa-jasa, bersih
c)
Pendapatan, bersih
d)
II.
2. Investasi Portofolio
Aset, bersih
Kewajiban, bersih
3. Investasi Lainnya
Aset, bersih
Kewajiban, bersih
III.
Jumlah (I + II)
IV.
V.
VI.
1.
US$3,2
lebih
pada
tinggi
dibandingkan
surplus
US$0,8
miliar
miliar,
triwulan
Transaksi Berjalan
Proses pemulihan ekonomi global yang berjalan lambat, di tengah
permintaan domestik yang masih kuat, telah memperlebar defisit transaksi
berjalan triwulan IV-2012.
berjalan
mencapai
daripada
defisit
US$7,8
US$5,3 miliar
(-3,6%
dari
PDB),
transaksi
lebih
besar
(-2,4%
perdagangan
migas
melebar.
defisit
2012
Namun, defisit transaksi berjalan ini dapat diimbangi oleh surplus transaksi
modal dan
finansial
yang
sebelumnya
sehingga
NPI
meningkat
masih
pesat
mengalami
dibandingkan
tahun
miliar dan cadangan devisa dapat dipertahankan pada tingkat relatif aman.
Kenaikan surplus transaksi modal dan finansial tersebut bukan hanya berasal
dari investasi portofolio, tetapi juga berupa investasi PMA,
dan
didukung
pula oleh semakin besarnya porsi devisa hasil ekspor yang diterima
melalui
masuk
perbankan domestik.
investasi
asing
dan
Keberhasilan
dalam
mengendalikan
meningkatkan
defisit
arus
transaksi berjalan
sehingga tidak melebihi 3,0% dari PDB tersebut tidak terlepas dari serangkaian
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah, baik
dari sisi moneter, makroprudensial, dan pengelolaan nilai tukar, maupun dari
sisi pengelolaan fiskal dan perbaikan iklim investasi.
Pada
2013, Bank
akan melanjutkan
keseimbangan
Indonesia, berkoordinasi
dengan
mempercepat
Pemerintah,
penyesuaian
di
luar
negeri
sebagai
perbankan
respon
domestik
terhadap
yang
meningkatnya
ekonomi
Indonesia
pada
triwulan
III-2012
membaik sesuai dengan prakiraan. Hal ini tercermin pada defisit transaksi
berjalan yang berkurang dan surplus transaksi modal dan finansial yang
kembali meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Surplus transaksi
modal
dan
finansial tersebut
berjalan sehingga
(NPI)
berbalik
jumlahnya
melampaui
secara keseluruhan
dari
defisit
USD2,8
Neraca
miliar
defisit transaksi
Pembayaran Indonesia
pada
triwulan
II-2012
menjadi surplus USD0,8 miliar pada triwulan III-2012. Sejalan dengan itu,
jumlah cadangan devisa pada akhir September 2012 meningkat menjadi USD110,2
miliar atau setara dengan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
pemerintah.
Transaksi Berjalan
Dfisit transaksi berjalan berkurang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
domestik yang melambat. Penurunan defisit transaksi berjalan, yaitu dari
USD7,7 miliar (-3,5% dari PDB) pada triwulan II-2012 menjadi
miliar
(-2,4%
ditopang
dari
oleh
PDB)
pada
triwulan
membaiknya kinerja
III-2012,
neraca
USD5,3
sebagian
perdagangan.
besar
Meskipun
dari
krisis,
surplus
yang
ekspor.
Seiring
neraca
signifikan
dengan
perdagangan
karena
impor
penurunan
mampu
mencatat kenaikan
turun lebih
impor,
tajam
daripada
pengeluaran
jasa
2012, surplus transaksi modal dan finansial meningkat menjadi USD6,0 miliar
dibandingkan USD5,1 miliar pada triwulan II-2012. Kenaikan surplus tersebut
terutama disumbangkan
oleh
kenaikan
arus
masuk
PMA
dan
meningkat
Prakiraan
transaksi
perekonomian
sehingga
sehingga
berjalan
NPI
secara keseluruhan
tersebut
didasarkan
pada
akan
ekspektasi
tetap
surplus.
bahwa kondisi
dapat mendorong kenaikan ekspor. Di sisi transaksi modal dan finansial, sejalan
dengan prospek ekonomi domestik yang tetap solid, kenaikan surplus diprakirakan akan
bersumber terutama dari kenaikan investasi langsung dan penarikan utang luar negeri.
Investasi portofolio diprakirakan juga masih akan masuk, di antaranya berasal dari penerbitan
obligasi pemerintah dan swasta dalam valuta asing, didukung oleh sentimen positif dari
berlanjutnya kebijakan ekspansi moneter di negara-negara maju. Prospek NPI yang lebih baik
ini juga didukung oleh Bank Indonesia
yang
mengelola
ke
keseimbangan
eksternal
akan
mengarahkan
kebijakannya
untuk
akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam upaya menjaga kestabilan
ekonomi makro dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional.
Kuatnya
telah
permintaan
domestik
di
tengah
menurunnya
perekonomian
global
berjalan triwulan II-2012 mengalami defisit sebesar USD6,9 miliar (3,1% dari PDB), naik
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat defisit USD3,2 miliar (1,5% dari PDB).
Penyebab utamanya adalah surplus neraca perdagangan yang menyusut sehingga tidak dapat
mengimbangi defisit neraca jasa dan neraca pendapatan yang melebar. Di sisi
neraca perdagangan nonmigas, lebih rendahnya surplus dikarenakan oleh penurunan
ekspor
akibat
pelemahan
permintaan
berlangsung di saat impor, khususnya bahan baku dan barang modal, tumbuh tinggi sejalan
dengan permintaan domestik yang tetap kuat. Sektor migas juga memberikan kontribusi
negatif karena defisit neraca perdagangan minyak masih lebih besar daripada surplus neraca
perdagangan gas. Di sisi neraca jasa, kenaikan defisit disebabkan oleh meningkatnya
pembayaran jasa transportasi barang impor dan
jumlah
warganegara
Indonesia
yang
bepergian ke luar negeri. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan terjadi
karena laba dan bunga yang diperoleh investor asing atas investasi mereka di dalam negeri
meningkat seiring dengan nilai investasi mereka yang terus bertambah.
Tingginya
kepercayaan
investor
terhadap
prospek
perekonomia
Indonesia
mendorong transaksi modal dan finansial mengalami kenaikan surplus yang signifikan.
Pada triwulan II-2012 surplus neraca
dari USD2,5
pada triwulan
I-2012.
Kenaikan
investasi langsung (PMA), investasi portofolio, maupun penarikan utang luar negeri swasta.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa, di tengah kondisi perekonomian global yang masih
diliputi oleh ketidakpastian, keyakinan investor asing terhadap ketahanan dan prospek
perekonomian Indonesia tetap tinggi. Secara keseluruhan, surplus transaksi modal dan
finansial tersebut belum cukup untuk menutupi defisit transaksi berjalan sehingga pada
triwulan II-2012 Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit sebesar USD2,8
miliar. Sementara itu, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II-2012 tercatat sebesar
USD106,5 miliar, atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
Pemerintah. Jumlah cadangan devisa pada akhir Juli 2012 sedikit meningkat dibandingkan
posisi akhir triwulan II-2012, yaitu mencapai USD106,6 miliar.
Pada paruh kedua 2012, defisit transaksi berjalan diprakirakan akan menurun ke
sekitar 2% dari PDB
dan
NPI
secara
keseluruhan
akan
kembali
mencatat
surplus. Penurunan ekspor diprakirakan akan lebih kecil pada triwulan III sebelum
kembali tumbuh positif
pada triwulan
IV-2012,
sementara
pertumbuhan impor
diprakirakan akan lebih rendah pada keseluruhan paruh kedua 2012. Di sisi lain, surplus
transaksi modal dan finansial
juga akan
lebih
besar, baik
portfolio, maupun penarikan utang luar negeri, sehingga secara keseluruhan NPI akan
kembali surplus. Prakiraan ini didasarkan pada ekspektasi bahwa kondisi perekonomian
global dan harga komoditas ekspor akan membaik pada paruh kedua tahun 2012.
Selain itu, kegiatan investasi dan impor barang modal yang dalam beberapa waktu terakhir
tumbuh pesat diharapkan akan meningkatkan
kapasitas
perekonomian
domestik
dan
sejumlah
eksternal melalui
langkah
kebijakan
untuk
mempercepat
Indonesia
penyesuaian
akan
keseimbangan
operasi moneter,
kebijakan
makroprudensial untuk mengelola permintaan domestik, dan kebijakan yang mendorong arus
modal.Di sisi Pemerintah, berbagai kebijakan baik dari sisi fiskal, perdagangan, industri,
maupun energi akan ditempuh agar kegiatan ekspor dapat terus ditingkatkan dan impor
dikelola untuk mendukung kesehatan Neraca Pembayaran.
perbaikan
dengan
mencatat defisit
yang
lebih
kecil
(defisit
USD1,0
miliar)
daripada triwulan IV 2011 (defisit USD3,7 miliar). Perbaikan tersebut ditopang oleh
transaksi modal dan keuangan yang kembali mengalami surplus sehingga mampu
menutupi
sebagian
dari
defisit
transaksi
berjalan
yang
membesar.
Dengan
perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Maret 2012 menjadi
USD110,5 miliar atau setara dengan 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar
negeri pemerintah.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2012 mencatat surplus sebesar USD2,2
miliar setelah pada triwulan IV 2011 mengalami defisit USD1,0 miliar.
Investasi
portofolio asing kembali mengalir, sebagian besar dalam bentuk pembelian surat berharga
negara berdenominasi valuta asing, diikuti oleh pembelian saham dan surat berharga swasta,
seiring persepsi pasar yang positif terhadap perekonomian domestik.
Selain itu,
investasi langsung asing (PMA) dan penarikan utang luar negeri swasta meningkat dengan
didukung oleh iklim investasi yang kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga.
Di sisi lain, defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2012 meningkat
menjadi USD2,9 miliar (-1,3% terhadap PDB) dibandingkan defisit USD1,6 miliar
(-0,7% terhadap PDB) pada triwulan IV 2011.
konsumsi
BBM
dan
meningkatnya
berkurang,
harga
di tengah
minyak
masih
di pasar
Surplus
transaksi berjalan ditopang oleh kinerja ekspor yang masih mampu tumbuh cukup tinggi
kendati
dihadapkan
pada
permintaan
dunia
yang
melemah.
Sementara
itu,
surplus transaksi modal dan keuangan didukung oleh arus masuk investasi langsung asing
(PMA) dan penarikan utang luar negeri sektor swasta yang
investasi yang kondusif dan
meningkat
kestabilan makroekonomi
seiring iklim
yang terjaga.
Dengan
perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa bertambah dari $96,2 miliar pada
akhir 2010 menjadi $110,1 miliar pada akhir 2011 atau setara dengan 6,4 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Secara kuartalan, NPI menunjukkan kinerja positif pada triwulan I dan II, antara lain
karena harga komoditas ekspor yang dalam periode tersebut masih tumbuh tinggi
dan
arus
masuk
investasi
portofolio
asing
yang
Memasuki
triwulan III, NPI berubah menjadi defisit, terutama akibat imbas negatif dari krisis keuangan
di Eropa yang memicu terjadinya arus keluar investasi portofolio asing.
negatif terhadap NPI kemudian berkurang
pada
triwulan
IV
Tekanan
setelah
investasi
portofolio asing masuk kembali dan investasi langsung asing serta penarikan utang
luar negeri swasta meningkat secara signifikan. Meskipun secara keseluruhan membaik,
kinerja NPI pada triwulan IV ditandai oleh terjadinya defisit pada transaksi berjalan.Defisit
yang relatif kecil tersebut (sekitar 0,4% dari PDB) terjadi karena impor terus meningkat
sejalan
dengan
kuatnya
permintaan
domestik
positif
dengan
mencatat
surplus USD0,2
miliar. Namun,
surplus
pada
transaksi
berjalan tersebut tidak dapat menutupi defisit US D3,4 miliar yang terjadi pada
transaksi
modal
Pembayaran
cadangan
dan
finansial.
Indonesia (NPI)
devisa
turun
Sejalan
mengalami
menjadi
dengan
defisit
USD114,5
itu,
secara
USD4,0
miliar
pada
keseluruhan
miliar
dan
Neraca
jumlah
Jumlah cadangan devisa ini diperkirakan cukup untuk membiayai kebutuhan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 6,6 bulan.
Kinerja transaksi berjalan masih positif karena surplus pada neraca barang
dan
neraca
transfer
berjalan melampaui
defisit
pada
neraca
jasa
dan
neraca
pendapatan. Surplus neraca barang tetap tinggi berkat kinerja neraca perdagangan
migas
yang
membaik.
Setelah
sempat
mengalami
defisit
pada
triwulan
minyak
dan volume
serta
volume
impor
minyak yang menurun. Kontribusi positif juga berasal dari berkurangnya defisit
neraca jasa seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke
Indonesia.
Transaksi modal dan finansial mengalami defisit akibat keluarnya sebagian
investor asing dari pasar surat utang negara dan pasar saham domestik serta
besarnya
jumlah
investasi
portofolio
global
SBI
menyusul
milik
tersebut
investor
dipicu
asing
oleh
yang
terjadinya
jatuh
gejolak
tempo.
Arus keluar
di pasar
finansial
lain, minat investor asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi langsung dan
pemberian kredit kepada sektor swasta masih tetap tinggi, didukung oleh iklim investasi yang
kondusif dan terjaganya stabilitas perekonomian di dalam negeri.
USD11,9 miliar, meningkat cukup tajam dibandingkan USD7,7 miliar pada triwulan
sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan surplus transaksi modal
dan
finansial
yang melampaui penurunan surplus transaksi berjalan. Sejalan dengan itu, jumlah
cadangan devisa
setara dengan
menjadi USD119,7
miliar atau
ekspor
dibandingkan
nonmigas
triwulan
dan ekspor
sebelumnya
gas.
yang
Namun,
mencapai
surplus tersebut
USD2,1
menyusut
miliar akibat
meningkatnya defisit pada neraca perdagangan minyak, neraca jasa, dan neraca
pendapatan. Kenaikan defisit pada ketiga neraca ini terutama disebabkan oleh meningkatnya
konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang memicu kenaikan impor minyak, bertambah
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 18
banyaknya
penduduk
Indonesia
yang
bepergian
ke
luar
negeri,
dan besarnya
pembayaran imbal hasil kepada investor asing sejalan dengan kenaikan arus masuk investasi
asing.
Penurunan kinerja transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh surplus transaksi
modal dan finansial yang meningkat signifikan menjadi sebesar USD12,5 miliar dari
USD6,4 miliar pada triwulan sebelumnya. Arus masuk investasi langsung ke Indonesia
(PMA) terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif.
Arus masuk investasi portofolio juga meningkat didorong oleh masih tingginya ekses
likuiditas di pasar keuangan global dan tetap menariknya imbal hasil investasi di dalam
negeri. Selain itu, peningkatan kebutuhan pembiayaan di dalam negeri mendorong sektor
swasta untuk menarik utang maupun simpanan dari luar negeri sehingga investasi lainnya
mencatat surplus.
Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan I-2011
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I 2011 mencatat surplus USD7,7 miliar.
Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan kontribusi positif
terhadap surplus tersebut. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan I
2011 bertambah menjadi
penyusutan
surplus transaksi
berjalan
yang terjadi
sejak triwulan
IV
2009 tertahan di triwulan I 2011 dengan membukukan surplus sebesar USD1,9 miliar,
lebih tinggi dibandingkan surplus USD1,1 miliar pada triwulan IV
kinerja
transaksi
berjalan
tersebut
lebih
disebabkan
oleh
2010.
turunnya
Perbaikan
pembayaran
pendapatan, khususnya bunga utang, dan pembayaran jasa travel terkait berlalunya musim
haji yang keduanya bersifat musiman. Penguatan
transaksi
berjalan
lebih
lanjut
terhambat oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang karena tingginya impor
minyak
ditopang
oleh
langsung di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin
kondusif dan stabilitas makroekonomi yang terjaga. Sementara itu, derasnya arus
masuk investasi portofolio didorong oleh masih tingginya ekses likuiditas di pasar
keuangan global dan relatif menariknya imbal hasil investasi di dalam negeri.
Posisi Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV-2010
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Tw. IV 2010 mencatat surplus USD11,3 miliar,
meningkat dibandingkan surplus pada Tw. III-2010 sebesar USD7,0 miliar. Kontribusi positif
diberikan baik oleh transaksi berjalan maupun transaksi
modal
dan
finansial.
Dengan
perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2010 menjadi
USD96,2 miliar atau setara dengan 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
pemerintah.
Transaksi berjalan Tw. IV-2010 mencatat surplus USD1,2 miliar (0,7% PDB),
didukung
oleh
kinerja
gas, dan neraca transfer berjalan. Neraca perdagangan mengalami kenaikan surplus berkat
tingginya pertumbuhan ekspor komoditas nonmigas, khususnya yang berbasis sumber daya
alam, seiring kuatnya permintaan dunia dan tingginya harga komoditas di pasar internasional.
Namun, surplus transaksi berjalan tersebut sedikit lebih rendah daripada triwulan
sebelumnya
karena
pembayaran
yang meningkat mengikuti kenaikan impor dan arus masuk modal asing.
Dalam
periode
yang
sama,
transaksi
modal
dan
finansial
mengalami
investasi langsung
makroekonomi yang stabil. Arus masuk investasi lainnya juga meningkat yang bersumber dari
penarikan utang luar negeri pemerintah dan penarikan simpanan milik perbankan domestik di
luar negeri. Penarikan simpanan
perbankan
tersebut,
selain akibat
meningkatnya
kebutuhan pembayaran luar negeri, juga disebabkan oleh berkurangnya pasokan valas
dari investasi portofolio asing sehubungan dengan krisis yang terjadi di Eropa.
Untuk keseluruhan 2010, NPI mencatat surplus USD30,3 miliar, jauh lebih
besar
dari
surplus
NPI
terbesar berasal dari surplus transaksi modal dan keuangan yang tinggi mencapai USD26,2
miliar, terutama dalam bentuk arus modal masuk investasi langsung (PMA) dan investasi
portfolio. Meskipun secara tahunan meningkat cukup pesat, investasi portofolio sempat
mengalami arus keluar pada bulan Mei, November, dan Desember akibat imbas dari krisis
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 20
yang terjadi di Eropa. Sementara itu, transaksi berjalan mengalami surplus USD6,3 miliar,
menurun dari surplus tahun sebelumnya (USD10,2 miliar).
signifikan, yaitu sebesar USD5,4 miliar. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan
finansial memberikan kontribusi positif terhadap surplus
tersebut.
Sejalan
dengan
itu,
jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II 2010 bertambah menjadi USD76,3
miliar atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Transaksi
miliar.
Surplus
berjalan
ini
triwulan
ditopang
II
2010
mengalami
surplus
kenaikan
USD1,8
sekitar
impor
nonmigas
karena
didukung
nonmigas
mampu
oleh berlanjutnya
proses pemulihan ekonomi dunia. Surplus transaksi berjalan tersebut lebih rendah daripada
triwulan sebelumnya (surplus USD2,1
neraca
perdagangan
minyak
dan
miliar)
neraca
karena
meningkatnya
pendapatan.
defisit
Impor minyak
pada
mengalami
investasi
lainnya.
Arus
yang
Penarikan
di luar
semakin
kondusif
dan
prospek
perekonomian yang
membaik.
juga mengalami
kenaikan
sebagai
kebutuhan valuta asing dan kegiatan investasi di dalam negeri. Namun, secara keseluruhan
surplus transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah daripada triwulan sebelumnya
(surplus USD4,3 miliar), terutama akibat imbas negatif dari krisis utang di Eropa terhadap
penurunan arus masuk investasi portofolio.
US$4,0
miliar.
Peningkatan
tersebut
ditopang
berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa
pada akhir Tw.I-2010 meningkat menjadi US$71,8 miliar atau setara dengan 5,7
bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Transaksi berjalan pada Tw.I-2010 mencatat surplus sebesar US$1,6 miliar,
menurun dibandingkan surplus US$3,6 miliar pada Tw.IV-2009. Penurunan surplus tersebut
terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja neraca perdagangan yang diakibatkan adanya
peningkatan impor migas dan nonmigas. Kenaikan impor nonmigas tidak hanya terjadi pada
barang konsumsi namun juga pada kelompok bahan baku dan barang modal, seiring dengan
meningkatnya kegiatan produksi dan investasi di dalam negeri. Sementara itu, impor minyak
juga meningkat sejalan dengan akselerasi kegiatan ekonomi domestik. Di sisi lain,
ekspor nonmigas tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi semula yang ditopang oleh
pemulihan ekonomi dunia yang lebih baik, terutama di kawasan regional. Namun
pertumbuhan ekspor nonmigas tersebut (35,5%, y.o.y) masih lebih rendah daripada
pertumbuhan impor nonmigas (44,5%, y.o.y). Sekalipun demikian, kinerja transaksi berjalan
masih mencatat surplus yang cukup tinggi, diantaranya karena menurunnya defisit neraca
jasa, terkait berkurangnya jumlah kunjungan orang Indonesia ke luar negeri.
Transaksi
sebesar
US$4,3
modal
dan
finansial selama
Tw.I-2010
mencatat
surplus
Tw.IV-2009. Kenaikan surplus tersebut terutama bersumber dari perbaikan kinerja investasi
langsung
dan
didorong oleh
yang
investasi
iklim
portofolio.
investasi yang
Peningkatan
semakin
investasi
kondusif,
langsung
kondisi
terutama
makroekonomi
investor asing dalam menanamkan investasinya di Indonesia. Kondisi likuiditas global yang
lebih baik dan tingkat imbal hasil yang relatif menarik, mendorong arus masuk
investasi portofolio oleh investor asing dan penerbitan obligasi valas oleh pemerintah. Di
samping itu, surplus transaksi modal dan finansial juga ditopang oleh penarikan utang luar
negeri swasta yang relatif tinggi karena membaiknya akses perusahaan Indonesia dalam
mencari pembiayaan di pasar keuangan internasional.
Neraca
mencatat
Pembayaran
surplus
US$4,0
Indonesia
(NPI) Tw.IV
2009
secara
keseluruhan
Tw.III 2009. Surplus tersebut disumbangkan baik oleh transaksi berjalan maupun transaksi
modal dan finansial. Dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir
Tw.IV 2009 meningkat menjadi US$66,1 miliar atau setara dengan 6,5 bulan
impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Transaksi berjalan pada Tw.IV 2009
meningkat
dibandingkan
mencatat
periode yang
portofolio
singkat
pada
dan
Tw.IV
dalam
jumlah
terbatas
sehingga
surplus
2009
dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan positif pada transaksi modal dan finansial
ini tidak terlepas dari kondisi makroekonomi di dalam negeri yang relatif stabil dan
membaiknya likuiditas global.
Untuk keseluruhan 2009, transaksi berjalan
mengalami surplus
US$10,6
miliar,
jauh lebih besar daripada surplus US$0,1 miliar pada 2008. Demikian pula, transaksi modal
dan finansial mencatat surplus US$3,7 miliar, lebih baik daripada defisit US$1,88 miliar pada
2008. Dengan demikian, keseluruhan NPI 2009 mencatat surplus US$12,5 miliar
dibandingkan defisit US$1,95 miliar pada 2008.
Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan III 2009 secara keseluruhan mencatat
surplus US$3,5 miliar, meningkat dibandingkan surplus US$1,1 miliar pada triwulan
II 2009. Baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial memberikan
kontribusi positif terhadap surplus neraca pembayaran tersebut. Sejalan dengan itu, jumlah
cadangan devisa pada akhir triwulan III 2009 meningkat menjadi US$62,3 miliar atau setara
dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Transaksi berjalan pada triwulan
menurun dibandingkan surplus US$2,9 miliar pada triwulan II 2009. Penurunan surplus ini
terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja neraca perdagangan nonmigas dan neraca
perdagangan minyak. Ekspor nonmigas melanjutkan tren kenaikan yang terjadi sejak
triwulan
sebelumnya,
negara kawasan
ditopang
oleh
masih
kuatnya permintaan
di beberapa
akselerasi
kegiatan
ekonomi
domestik mendorong impor nonmigas tumbuh lebih cepat (16,3%, q.t.q) daripada
ekspor nonmigas (9,5%, q.t.q) sehingga surplus neraca perdagangan nonmigas berkurang
dibandingkan triwulan sebelumnya. Akselerasi kegiatan ekonomi domestik, disertai faktor
musiman Lebaran, juga menyebabkan kenaikan
konsumsi
BBM
dan
impor
minyak
Kondisi
makroekonomi
di
dalam
negeri
yang
semakin
membaik,
didukung oleh suku bunga instrumen rupiah yang relatif menarik, memicu kenaikan arus
masuk investasi portofolio. Pada kelompok investasi lainnya, prospek ekonomi yang
membaik, kondisi likuiditas global yang melonggar, serta suku bunga luar negeri yang relatif
rendah, mendorong kenaikan penarikan utang luar negeri swasta. Kinerja investasi lainnya
juga terbantu oleh
Tambahan
alokasi
negara-negara
adanya
SDR
tambahan
tersebut
anggota International
alokasi Special
ditujukan
Monetary
Drawing
untuk memperkuat
Fund
(IMF),
Rights
(SDR).
cadangan
devisa
termasuk
Indonesia,
dibandingkan surplus USD2,9 miliar pada triwulan I 2009 . Surplus pada transaksi berjalan
tersebut melampaui defisit yang terjadi pada transaksi modal dan finansial sehingga secara
keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus USD1,1 miliar.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II 2009
meningkat menjadi USD57,6 miliar atau setara dengan 5,5 bulan impor dan pembayaran
utang luar negeri pemerintah.
Perbaikan
kinerja
transaksi
berjalan
ditopang
oleh
meningkatnya
transfer
berjalan.
Kenaikan
surplus
pada
ketiga
neraca
tersebut
melampaui kenaikan defisit pada neraca jasa dan neraca pendapatan. Dibandingkan triwulan
sebelumnya, perbaikan terbesar terjadi pada
mengikuti
perkembangan
neraca
perdagangan
nonmigas
yang meningkat
lebih tinggi
daripada kenaikan nilai impor nonmigas. Perbaikan kinerja ekspor nonmigas juga terlihat dari
sisi pertumbuhan tahunan (y.o.y) di mana pada triwulan II 2009 ekspor nonmigas tumbuh
negatif 17,3%, lebih baik daripada triwulan I 2009 yang tumbuh negatif 22,2%. Sebaliknya,
pada triwulan II 2009 impor nonmigas mencatat pertumbuhan negatif 30,6%, lebih tajam
daripada pertumbuhan negatif 28,8% pada triwulan I 2009. Kinerja ekspor nonmigas
mengalami perbaikan yang sangat
signifikan
dibandingkan
triwulan
sebelumnya
Asia dan
berlanjutnya
di pasar
kenaikan
harga
beberapa
itu, kenaikan
produk
ekspor
utama
impor
nonmigas
tertahan
dan CPO.
miliar,
setelah
pada
Defisit tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya arus masuk investasi langsung,
meningkatnya
perbankan
pemerintah.
di
simpanan
luar
milik
negeri,
bank
dan
perusahaan
dan meningkatnya
nonbank
pembayaran
domestik
utang
luar
pada
negeri
pemerintah memang lazim terjadi setiap triwulan II. Kenaikan simpanan bank dan perusahaan
nonbank di perbankan luar negeri tidak perlu diartikan negatif karena itu terjadi di saat
transaksi
berjalan
mengalami
surplus,
arus
masuk
modal
portofolio
meningkat,
dan kebutuhan valas masih terbatas. Kenaikan simpanan tersebut diperkirakan adalah
cerminan dari meningkatnya likuiditas valas
kebutuhan
valas
pada semester
dan
II
antisipasi
2009
seiring
terhadap
meningkatnya
ekspektasi
membaiknya
permintaan domestik. Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2009 terbantu
oleh investasi portofolio yang masih mencatat kenaikan surplus dibandingkan triwulan
sebelumnya. Kembalinya kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia dan
pelaksanaan pemilihan umum yang berjalan lancar adalah beberapa faktor yang
mendukung perbaikan kinerja investasi portofolio tersebut.
Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan I 2009 mengalami perbaikan signifikan dengan
mencatat surplus sekitar USD4,0 miliar. Perbaikan ini terjadi baik pada transaksi berjalan
maupun transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir
Maret 2009 meningkat menjadi USD54,8 miliar atau setara dengan kebutuhan pembiayaan
impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 6,1 bulan.
Transaksi berjalan pada triwulan I 2009 mencatat surplus sekitar USD1,8 miliar
(triwulan IV 2008: defisit USD0,7 miliar). Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut
ditopang
oleh meningkatnya
menyusutnya
Kenaikan
defisit pada
surplus
neraca
pada
neraca
perdagangan
perdagangan nonmigas
minyak
dan
dan
neraca
jasa.
menurun lebih
tajam
daripada
ekspor
nonmigas.
Patut
dicatat bahwa,
meskipun
ekspor nonmigas pada triwulan I 2009 menurun, laju penurunannya dari bulan
ke bulan cenderung melambat, didukung oleh harga beberapa komoditas ekspor yang mulai
meningkat dan masih cukup kuatnya permintaan tembaga
negara Asia.
hal
dan
ini impor
batubara
minyak,
di
juga
beberapa
berada di
balik menyusutnya defisit neraca perdagangan minyak. Impor minyak turun mengikuti
perkembangan konsumsi bahan bakar minyak
(BBM)
akibat melambatnya
ekonomi
laju pertumbuhan
yang
berkurang
cukup
tajam
program konversi BBM ke gas dan batubara. Seiring dengan tajamnya penurunan impor,
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 26
pengeluaran jasa transportasi juga berkurang sehingga berdampak pada menyusutnya defisit
neraca jasa.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2009 mencatat surplus
sekitar
USD2,4
miliar
(triwulan
IV
transaksi modal dan finansial ini bersumber dari surplus pada transaksi investasi langsung dan
transaksi investasi portofolio. Transaksi investasi langsung mencatat kenaikan surplus
dibandingkan triwulan sebelumnya dengan sumbangan terbesar berasal dari kenaikan
investasi di sektor migas dan transaksi akuisisi di sektor telekomunikasi. Sementara itu,
surplus transaksi investasi portofolio sebagian besar berasal dari hasil penerbitan obligasi
pemerintah
berdenominasi
terjadi pada triwulan sebelumnya. Perkembangan ini didukung oleh mulai pulihnya minat
investor asing untuk membeli sekuritas berdenominasi rupiah, khususnya SBI, SUN, dan
saham, sejak Maret 2009.
yaitu
setara
antara
signifikan
komponen-komponen
terjadi
utama
transaksi
berjalan,
perbaikan
yang
didukung
oleh
itu,
defisit
neraca
dengan status Indonesia sebagai net oil importer, dampak penurunan harga minyak terhadap
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 27
penurunan nilai ekspor minyak lebih kecil daripada dampaknya terhadap penurunan nilai
impor minyak. Selain itu, penurunan harga minyak juga menjadi salah satu faktor
yang
memperkecil
defisit
neraca
tengah
krisis
keuangan
global,
transaksi
modal
dan
keuangan
pada
triwulan III 2008 masih mampu mencatat surplus sekitar USD0,5 miliar, meskipun tidak
sebesar surplus pada triwulan sebelumnya. Memburuknya kondisi pasar keuangan global telah
mendorong arus keluar modal portofolio dalam bentuk pelepasan SBI, SUN, dan
oleh
investor
transaksi
modal
asing.
Namun,
perkembangan tersebut
tidak
sampai
saham
membuat
dan keuangan menjadi defisit karena dalam periode yang sama terjadi
pembayaran
pokok
utang
luar negeri pemerintah dalam jumlah yang signifikan. Kenaikan penarikan utang
luar negeri swasta itu diperkirakan tidak terlepas dari masih kuatnya kinerja perekonomian
domestik pada triwulan III 2008.
itu,
jumlah
cadangan
devisa
pada
akhir
periode
pembiayaan
NPI bersumber dari surplus transaksi modal dan keuangan yang mencapai sekitar USD3,7
miliar, lebih besar dari defisit pada transaksi berjalan yang mencapai sekitar USD1,5 miliar.
Di antara komponen-komponen utama transaksi berjalan, neraca perdagangan dan
neraca transfer berjalan tetap mengalami surplus. Namun, surplus pada kedua neraca
tersebut
lebih
rendah
daripada
defisit
perdagangan
mencatat
surplus,
meski
jumlahnya
menurun
dibandingkan dengan surplus pada triwulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan oleh pertumbuhan ekspor total yang tidak setinggi pertumbuhan impor
total. Pertumbuhan nilai ekspor total meningkat menjadi 27,6% (y.o.y) dibandingkan 14,6%
pada tahun sebelumnya, didukung oleh nilai ekspor migas yang tumbuh tinggi mengikuti
pergerakan harga minyak di pasar internasional. Sementara
nonmigas
melambat
akibat
mulai
itu, pertumbuhan
melemahnya permintaan
dunia.
ekspor
Pertumbuhan
nilai impor total meningkat menjadi 51,2% (y.o.y) dibandingkan 14,0% pada tahun
sebelumnya. Tingginya pertumbuhan impor tersebut didorong oleh kenaikan harga
produk impor, baik nonmigas maupun migas, dan kenaikan permintaan domestik
(termasuk kenaikan volume konsumsi BBM), serta kenaikan permintaan bahan baku
untuk kegiatan produksi dalam negeri yang berbasis ekspor.
Dalam periode yang sama, transaksi modal dan keuangan mengalami peningkatan
surplus. Kenaikan arus masuk modal asing terutama terjadi dalam bentuk modal portofolio,
diikuti oleh penarikan utang luar negeri swasta dan penanaman modal langsung (PMA).
Hal ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kegiatan ekonomi domestik, membaiknya
iklim investasi, selisih suku
yang
bunga
yang
menarik,
kestabilan
makroekonomi
terjaga, dan membaiknya persepsi investor mengenai daya tahan keuangan negara
(APBN) pasca kenaikan harga BBM. Selain itu, kenaikan surplus tersebut juga disebabkan
oleh berkurangnya penempatan aset milik penduduk, baik berupa giro di bank
maupun
surat
pembiayaan
berharga
luar negeri
meningkatnya
kebutuhan
meningkat
dengan
menjadi
dan pembayaran
2008
sebesar
itu,
jumlah
US$59,0
cadangan devisa
pada
akhir
USD
57,5
periode
miliar).
Surplus
NPI
bersumber
dari
per
30
surplus
transaksi berjalan yang mencapai sekitar USD2,8 miliar. Penopang utama surplus
transaksi
serta
berjalan
adalah
penerimaan
penerimaan
devisa
dari
transfer
ekspor
yang melampaui
tenaga
kerja
pengeluaran
Indonesia
di
luar
impor
negeri.
ekspor
nonmigas
yang
tumbuh
21,8%. Lonjakan harga minyak dan harga beberapa komoditas ekspor nonmigas
unggulan, seperti minyak sawit, karet, dan timah, serta kenaikan permintaan dunia menjadi
pendorong kenaikan nilai ekspor tersebut. Dalam periode yang sama nilai impor
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 29
mencapai
USD26,8
miliar
(f.o.b)
dampak
krisis
sub-
investor
kenaikan
mengenai
harga
daya
tahan
keuangan
negara
(APBN)
terhadap
terkait dengan surplus transaksi modal dan keuangan yang sedikit lebih rendah (USD2,8
miliar) dari 2006 (USD2,9 miliar). Dari sisi liabilities, kinerja transaksi modal dan
keuangan sebenarnya lebih baik dari tahun sebelumnya seperti tercermin pada kenaikan arus
masuk modal asing dalam jumlah yang signifikan, baik berupa PMA, modal portofolio,
maupun penarikan ULN swasta. Peningkatan arus masuk modal asing tersebut sejalan dengan
meningkatnya kegiatan ekonomi domestik, membaiknya iklim investasi, yield yang menarik,
dan kestabilan makroekonomi yang terjaga. Namun, dari sisi lain terjadi kenaikan
penempatan aset di luar negeri oleh swasta domestik dalam jumlah yang juga signifikan, baik
berupa investasi langsung maupun pembelian surat berharga Hal ini adalah implikasi dari
meningkatnya minat investor domestik untuk melakukan ekspansi usaha di luar negeri dan
meningkatnya surplus transaksi berjalan, yaitu dari USD10,8 miliar pada 2006 menjadi
USD11,0 miliar pada 2007. Kenaikan surplus transaksi berjalan didukung oleh kenaikan
ekspor
nonmigas
pertumbuhan
yang--kendati
ekonomi
tumbuh
dunia--masih
melambat
dapat
mengimbangi
seiring menurunnya
kenaikan
impor
sumbangan sektor migas terhadap surplus transaksi berjalan karena selama 2007 terjadi
penurunan produksi minyak dan gas disertai
Pada
2008
NPI
tinggi (USD11,3
lebih
diperkirakan
mampu
mencapai
surplus
yang
cukup
rendah
dari
proyeksi
sebelumnya
(USD15,6 miliar).
Transaksi berjalan
diperkirakan surplus sekitar USD10, 1 miliar, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya
akibat pertumbuhan ekspor nonmigas yang kembali menurun mengikuti prospek ekonomi
global yang melambat.
Penurunan surplus yang lebih tajam diperkirakan dapat dihindari karena ditopang
oleh
kenaikan
harga
minyak
akselerasi pertumbuhan
ekonomi
domestik.
pada
2008
Transaksi
modal
dan keuangan diperkirakan surplus sekitar USD1,2 miliar, juga lebih rendah dari
tahun
sebelumnya.
arus masuk
modal
investor domestik
bentuk
Penurunan
portofolio
untuk
surplus
tersebut
disebabkan
serta meningkatnya
menempatkan
minat
oleh menurunnya
dan
kemampuan
dalam
surat berharga dan simpanan bank, seiring surplus transaksi berjalan yang masih
tinggi. Modal portofolio diperkirakan mulai masuk kembali setelah sempat keluar pada
triwulan IV 2007 tetapi jumlahnya tidak sebesar 2007 karena kondisi pasar keuangan global
yang
belum
sepenuhnya
pulih
dari
dampak
krisis
subprime
mortgage
Sementara itu, iklim investasi diharapkan terus membaik sehingga dapat memperbaiki
komposisi arus masuk modal ke arah yang
lebih
berjangka
panjang
sebagaimana
dari
surplus
miliar
NPI,
cadangan
devisa dapat
meningkat
menjadi
Sebagai
sekitar
pada akhir 2008 (setara 6,2 bulan impor dan pembayaran ULN
sebesar 10,71% dibandingkan tahun sebelumnya namun turun 2,05% dibandingkan bulan
sebelumnya. Pada semester I 2012, Indonesia mencatat defisit perdagangan dengan China,
salah satu mitra dagang utama Indonesia, sebesar USD 4,045 milyar lalu diikuti oleh
defisit perdagangan dengan Thailand dan Jepang masing-masing sebesar USD 3,070
milyar dan USD 3,057 milyar.
Lebih lanjut, akibat defisit perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan juga
melebar akibat pelemahan ekonomi global. Defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2012
mencapai USD 6,9 milyar (sebesar 3,1% PDB) dibandingkan dengan USD 3,2 milyar
(sebesar 1,5% PDB) pada kuartal I 2012. Namun, di tengah memburuknya neraca
transaksi berjalan
Kombinasi defisit perdagangan dan defisit transaksi berjalan menyebabkan
depresiasi nilai tukar IDR terhadap USD yang mencapai 4,6% sejak awal tahun 2012 ini.
Sejauh ini, IDR menunjukkan kinerja paling buruk jika dibandingkan dengan mata uang
pada kawasan Asia Tenggara.
Transaksi berjalan pada Tw.IV-2009 mencatat surplus USD3,4 miliar, lebih tinggi
dari surplus USD2,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut bersumber
dari bertambahnya suplus neraca perdagangan nonmigas, neraca migas dan neraca transfer
berjalan. Peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas didorong oleh kenaikan
ekspor nonmigas terkait dengan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi dunia
serta membaiknya harga beberapa komoditas ekspor. Sementara itu, kenaikan produksi
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 32
berasal dari bantuan hibah untuk investasi, seperti pembangunan rumah tinggal, jembatan,
jalan, sekolah, dan lain-lain. Keseluruhan hibah tersebut diberikan masih dalam rangka
bantuan korban bencana alam di beberapa tempat di tanah air. Dari total hibah tersebut,
sebagian besar (90%) merupakan hibah investasi melalui sektor swasta (NGO) yakni
sekitar USD26 juta dan sisanya USD3 juta melalui sektor public (pemerintah).
Selama 2006 mengalami surplus USD2.451 juta, meningkat sangat tajam dari
surplus yang terjadi di 2005 sebesar USD345 juta. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi
dari prakiraan semula, yaitu defisit USD 855 juta (NPI exe. Nov 2006). Tingginya surplus
tersebut akibat meningkatnya aliran masuk investasi portofolio, terutama dalam bentuk
pembelian saham, serta realisasi penarikan program loan yang lebih besar daripada
perkiraan semula. Surplus tersebut juga bersumber dari berkurangnya aset penduduk di
luar negeri berupa rekening giro dan deposito yang cukup signifikan.
c.
special drawing rights sebesar USD2,8 miliar (4,2%) dan monetary gold sebesar USD2,6
miliar (3,9%).
Sejalan dengan perkembangan neraca pembayaran Indonesia yang secara
keseluruhan mencatat deficit cadangan devisa pada akhir Tw. IV-2008 menurun sekitar
USD5,5 miliar (10%) menjadi USD51,6 miliar, dari posisi pada akhir triwulan
sebelumnya sebesar USD57,1 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk
membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,0 bulan.
Komposisi cadangan devisa terdiri dari securities (surat-surat berharga ) sebesar USD45,5
miliar (88% dari total cadangan devisa), currency & deposits sebesar USD3,7 miliar (7%)
dan monetary gold sebesar USD2,0 miliar (4%). Posisi surat-surat berharga meningkat
dari akhir triwulan III tahun 2008 sebesar USD41,0 miliar. Sementara itu, posisi currency
& deposits dan monetary gold mengalami penurunan, yaitu masing-masing dari USD13,5
miliar dan USD2,1 miliar pada akhir triwulan sebelumnya.
Tahun 2006 cadangan devisa mencapai USD42,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan
posisi akhir tahun 2005 yang mencapai USD34,7 miliar, dan dari prakiraan semula sebesar
USD40,4 miliar (NPI exe. Nov 2006). Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk
membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,5 bulan.
Peningkatan tersebut berasal dari kenaikan penerimaan devisa hasil ekspor migas akibat
kenaikan harga minyak. Kenaikan cadangan devisa sebagian juga terkait dengan langkah
Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar yang cenderung menguat, terutama pada
triwulan pertama, sebagai akibat terus meningkatnya arus masuk dana jangka pendek.
Perkembangan Devisa Indonesia
Dalam kurun waktu tahun 2005-2009, cadangan devisa Indonesia mengalami
fluktuluasi, yakni pada tahun 2005 menjadi sebesar 34,7 dan pada tahun 2006 mengalami
kenaikan menjadi 42,6 miliar dollar. Kenaikan ini berasal dari kenaikan penerimaan devisa
hasil ekspor migas akibat kenaikan harga minyak yang rata-rata mencapai USD62,7/bl, lebih
tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya sebesar USD52/bl. Kenaikan cadangan devisa sebagian
juga terkait dengan langkah Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar yang cenderung
menguat yang di sebabkan oleh masuknya dana jangka pendek dari luar. Tahun 2007
cadangan devisa kembali naik ke posisi 56,9 milliar Dollar dan pada tahun 2008 sebesar 69,1
Miliar Dollar serta pada tahun 2009 posisi cadangan devisa Indonesia sebesar 66,91 milyar
dollar.
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 35
Kenaikan cadangan devisa kita berdampak kepada menguatnya nilai tukar rupiah
terhadap mata uang dollar. Dari sini dapat kita simpulkan terjadinya perubahan cadangan
devisa akan mempunyai dampak terhadap berubahnya nilai tukar rupiah. Dalam kurun waktu
tahun 2004-2009, penguatan nilai tukar rupiah di sebabkan oleh derasnya arus kas atau modal
dari luar. Sebagai gambaran pada akhir tahun 2004, nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar
Rp. 9.244/Dollar, tahun 2005 sebesar Rp. 9.781/dollar, tahun 2006 Rp. 8.975/dollar, tahun
2007 sebesar Rp. 9.372/dollar, tahun 2008 Rp. 10.895/dollar dan pada tahun 2009 sebesar Rp.
9.353/dollar.
Krisis Ekonomi Dunia tahun 2008 dan Dampaknya terhadap Indonesia
Dunia finansial global kembali mendapatkan guncangan saat Lehman Brothers, bank
investasi keempat terbesar di AS, menyatakan bangkrut pada pertengahan Oktober 2008.
Rambatan krisis keuangan AS pada dasarnya adalah dampak dari gelembung pasar
keuangan yang pecah Implikasi yang paling menonjol adalah keketatan likuiditas (liquidity
squeeze) yang disebabkan oleh kepercayaan yang anjlok dan sistem kredit yang macet. Dana
di tarik dari emerging markets ke pusat-pusat keuangan di AS dan negara-negara industri lain
(flight to quality). Keketatan likuiditas ini merembet dari episentrum-nya, Amerika Serikat, ke
Eropa dan Asia. Contagion effects ini sedang berjalan dan pada akhirnya dapat membawa
pada resesi dunia, dengan implikasi terhadap pertumbuhan dan ekspor Negara negara
berkembang termasuk Indonesia.
Untuk mengantisipasi dampak krisis tersebut, BI terus berkoordinasi dengan
Pemerintah dalam memilih kebijakan moneter dan akan menempuh beberapa langkah, yaitu:
1) Memperkuat likuiditas sektor perbankan. Bisnis yang memanfaatkan dana dari
pembiayaan asing harus menyesuaikan tingkat ekspansi usahanya.
2) Menjaga pertumbuhan kredit pada tingkat yang sesuai untuk mendukung target
pertumbuhan ekonomi.
3) Terkait neraca pembayaran, cadangan devisa yang dimiliki Indonesia saat ini aman.
Namun demikian, BI akan terus menjaga volatilitas Rupiah agar gejolaknya tidak
tajam serta akan tetap berada di pasar dengan tujuan menjaga stabilitas nilai tukar.
Krisis ekonomi yang terjadi di USA akan berdampak pada dua hal, yakni pengeringan
likuiditas dan pelambatan ekonomi global. Seretnya likuiditas global dan relatif lamanya
pemulihan ekonomi global akan berpengaruh pada kinerja Neraca Pembayaran Indonesia
Arief Anzarullah Analisis Neraca pembayaran Indonesia Periode 200-2012 36
(NPI). Sesuai dengan perkembangan, IMF/WEO telah merevisi pertumbuhan ekonomi dunia
pada 2009 menjadi hanya 0,5%. Perubahan tersebut berdampak pada menurunnya asumsi
pertumbuhan ekonomi domestik menjadi 4-5%.
Hal ini akan memberi dampak pada perkiraan NPI 2009 sebagai berikut:
1) Ekspor non migas akan memburuk hingga tumbuh negatif akibat permintaan eksternal
terhadap produk ekspor Indonesia menurun tajam.
2) Impor non migas akan tumbuh menjadi negatif akibat perlambatan ekonomi domestik.
3) Transaksi berjalan akan mencatat defisit karena permintaan eksternal turun lebih tajam
daripada permintaan domestik.
4) Transaksi modal dan finansial juga akan mengalami defisit, akibat berkurangnya arus
masuk modal asing. Namun adanya rencana emisi global bond dan sukuk valas serta
penarikan contigency loan (standby loan) akan menopang transaksi modal dan finansial
sehingga hanya mengalami defisit yang kecil dan cadangan devisa tetap berada pada
level aman.