Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun-tahun terakhir ini penilaian persediaan mendapat perhatian lebih
besar karena laju inflasi yang tinggi. Penilaian prinsip atau penilaian metode
persediaan mempunyai suatu pengaruh penting pada pendapatan yang di
laporkan dan posisi keuangan perusahaan tertentu. Oleh karena persediaan
biasanya merupakan harta lancar yang penting, maka metode penilaian
persediaan merupakan suatu factor yang penting dalam menetapkan hasil operasi
dan kondisi keuangan.
Salah satu tujuan dari akuntansi persediaan, termasuk penilaian persediaan
adalah untuk menetapkan penghasilan yang wajar dengan membebankan biaya
yang bersangkutan terhadap pengasilan perusahaan. Dalam proses penjualan dan
pembelian merupakan nilai yang tersisa setelah jumlah biaya telah di bebankan
terhadap penjualan di masa yang akan dating.
Tuuan dari penilaian persediaan adalah untuk menyajikan secara wajar posisi
keuangan perusahaan sebagai suatu going concern dan bukan sebagai perusahaan
yang sedang menuju pembubaran dalam kondisi likuidasi.
1.2 Tujuan
1. Menyebutkan klasifikasi-klasifikasi penting dari persediaan.
2. Membedakan antara system persediaan perpectual dengan system persediaan
periodic.
3. Mengidentifikasi pengaruh kesalahan persediaan terhadap laporan keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Dan Pengendalian Persediaan
Persediaan ( inventory ) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki untuk di jual
dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan di gunakan atau di konsumsi
dalam memproduksi barang yang akan di jual.
Klasifikasi persedian meliputi:
Persediaan barang dagang
Perusahaan dagang melaporkan biaya yang terkait dengan unit-unit yang
belum terjual dan masih ada di tangan.
Persediaan barang dalam proses
Biaya bahan baku untuk produk yang telah dibuat tetapi belum selesai, di
tambah biaya tenaga kerja langsung yang di aplikasikan secara khusus ke
bahan baku ini dan biaya overhead yang dialokasikan.
Persediaan barang jadi
Biaya yang berkaitan dengan produk yang telah selesai tetapi belum
terjual pada akhir periode fiscal dilaporkan.
Pengendalian persediaan dimana manajemen sangat berkepentingan dengan
perencanaan dan pengendalian persediaan. Sistem akuntansi yang akurat dan
catatan yang up to date merupakan hal yang sangat penting. Jika pos-pos yang
belum terjual telah bertumpuk dalam persediaan, maka perusahaan akan
menghadapi kemungkinan kerugian. Penjulan dan pelanggan bisa hilaang jika
produk-produk yang dipesan oleh pelanggan tidak tersedia dengan model,
kualitas, dan kuantitas yang di inginkan. Begitu juga perusahaan harus selalu
memonitoring tingkat persediaan secara seksama untuk membatasi biaya
pembiayaan akibat banyaknya timbunan persediaan.
2.2 Perbedaan Sistem Perpetual Dan Sistem Periodik
Sistem persediaan perpetual yaitu semua pembelian dan penjualan
(pengeluara ) barang dicatat secara langsung ke akun persediaan pada saat
terjadi. Karakteristik akuntansi dari system perpetual adalah :
1. Pembelian barang dagang untuk di jual atau pembelian bahan baku untuk
produksi di debet ke persediaan dan buakn ke pembelian.
2. Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta
diskon pembelian da catat dalam persediaan bukan dalam akun terpisah.
3. Harga pokok penjualan di akui untuk setiap penjualan dengan mendebet
akun harga pokok penjualan, dan mengkredit persediaan.
Kurang Saji
Kurang Saji
Kurang Saji
Kurang Saji
Lebih Saji
Laba Bersih
Kurang Saji
Modal kerja dan rasio lancar kurang saji karena persediaan akhir kurang-saji;
laba bersih kurang saji karena harga pokok penjualan lebih-saji.
Neraca
Persediaan
Kurang saji
Laba ditahan
Tanpa Pengaruh
Hutang Usaha
Kurang Saji
Modal Kerja
Tanpa Pengaruh
Rasio Lancar
Lebih Saji
pembelian dan persediaan akhir kurang saji dalam laba rugi. Laba bersih untuk
periode berjalan di pengaruhi oleh pengabaian seperti itu karena pembelian dan
persediaan akhir sama-sama kurang saji dengan jumlah yang sama. Kasalahan
tersebut kemudian akan saling mengoffset dalamharga pokok penjualan. Modal
kerja total juga tidak berubah, tetapi rasio lancar ( current Ratio ) akan lebih saji
karena persediaan dan hutang usaha kurang saji dengan jumlah yang sama.
2.4 Biaya-Biaya Yang Harus Dimasukkan Dalam Persediaan
Biaya produk
Adalah biaya yang melekat pada persediaan dan di catat dalam akun
persediaan. Biaya-biaya ini berhubungan langsung dengan transfer barang
ke lokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke kondisi yang
siap di jual. Beban seperti itu mencakup ongkos pengangkutan barang
yang di beli, biaya pembelian langsung lainnya, dan biaya tenaga kerja
serta produksi lainnya yang di keluarkan dalam memproses barang ketika
di jual.
Biaya periode
Yaitu biaya yang di anggap tidak berhubungan langsung dengan akuisisi
atau produk barang dan, karenanya tidak di anggap sebagai bagian
persediaan yang meliputi beban umum serta adminitrasi dan beban
penjualan.
Biaya bunga yang berhubungan dengan penyiapan persediaan agar siap di
jual biasanya dibebankan pada saat dikeluarkan. Argumen penting untuk
pendekatan ini adalah bahwa biaya bunga merupakan biaya pembiayaan.
barang. Tujuan utama dari pemilihan asumsi arus biaya adalah untuk memilih
asumsi yang paling mencerminkan laba periodic, sesuai kondisi yang berlaku.
2.5.1 Identifikasi Khusus
Digunakan dengan cara mengidentifikasi setiap barang yang di jual
dan setiap barang dalam pos persediaan. Biaya barang-barang yang telah terjual
dimsukkan dalam harga pokok penjualan, sementara biaya barang-barang
khusus masih berada di tangan di masukkan pada persediaan. Metode ini dapat
di terapkan dengan baik dalam situasi yang melibatkan sejumlah kecil item
berharga tinggi dan dapat di bedakan. Dalam industry ritel hal ini meliputi
beberapa jenis perhiasan, jas bulu, mobil, dan sejumlah funitur.
Secara konseptual, metode ini tampak ideal karena biaya actual di
tandingkan dengan pendapatan actual, dan persediaan akhir dilporkan pada
biaya actual. Dengan kata lain, metode identifikasi khusus menandingkan arus
biaya dengan arus fisik barang.
2.5.2 Biaya Rata-rata
Metode biaya rata-rata yaitu menghitung harga pos-pos yang terdapat
dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia
selama satu periode.
akhir
interm, dimana perusahaan harus membuat estimasi untuk kuantitas dan harga
akhir tahun.
Perbedaan antara metode persediaan yang digunakan untuk tujuan
pelaporan internal dengan LIFO di sebut sebagai penyisihan untuk mengurangi
persediaan ke LIFO atau cadangan LIFO. Perubahan saldo penyisihan atas dari
satu periode ke periode berikutnya dinamakan dengan dampak LIFO. Dampak
LIFO adalah penyesuaian yang harus dilakukan atas catatan akuntansi pada suatu
tahun tertentu. Penyisihan untuk mengurangi persediaan ke LIFO akan
dikurangkan dari persediaan untuk memastikan bahwa persediaan di laporkan
atas dasar LIFO pada akhir tahun.
2.7 Likuidasi LIFO
Pendekatan barang khusus untuk mengkakulasi biaya persediaan
LIFO. Pendekatan ini seringkali tidak realistis karena dua alasan :
1. Jika perusahaan memiliki bnayak item persediaan yang berbeda, maka
penelusuran atas setiap item persediaan itu akan membutuhkan biaya
akuntansi yang tinggi.
2. Erosi persediaan LIFO dapat terjadi dengan mudah ( yang disebut dengan
likuidasi LIFO ). Hal ini sering kali akan mendistorsi laba bersih dan
pembayaran pajak yang substansial.
Untuk meminimalkan masalah likuidasi LIFO dan dan menyederhanakan
akuntansi, barang dapat di gabungkan dalam pool. Sebuah pool di definisikan
sebagai kelompok item yang bersifat serupa. Jadi, sejumlah unit atau produk
yang serupa, bukan hanya unit-unit yang identic, di gabungkan dan diperlukan
secara sama. Metode ini dinamakan dengan specific goods pooled LIFO
approach. Dengan menggunkan metode ini, kecil kemungkinan likuidasi LIFO
akan terjadi karena penurunan satu kuantitas dalam pool bisa di tutupi oleh
kenaikan dalam pool yang lain.
Specific goods pooled LIFO approach mengeliminasi kelemahan dari
pendekatan LIFO barang khusus. Namun, pendekatan pool ini dengan
menggunkan kuantitas sebagai dasar pengukuran, Menciptakan masalah lain.
Pertama, sebagian besar perusahaan terus mengubah komposisi
produk, bahan, dan metode produksi mereka. Jika yang di pakai adalah
pendekatan pool berdasarkan kuantitas, maka perubahan semacam itu
menyiratkan bahwa pool-pool harus terus di ubah yang mungkin membutuhkan
waktu banyak dan biaya.
Kedua, meskipun pendekatan semacam itu praktis, nmaun erosi
lapisan persediaan ( likuidasi LIFO ) sering terjadi, dan akibatnya sebagian
besar manfaat dari pendekataan tersebut menjadi hilang. Erosi lapisan persediaan
terjadi karena barang atau bahan tertentu dalam pool bisa di gantikan oleh barang
atau bahan lain, baik secara temporer maupun permanen. Penggantian ini bisa
terjadi karena alasan daya saing atau hanya karena kelangkaan bahan tertentu.
2.8 LIFO Nilai-Dollar
persediaan
dalam
satu
pool,
walaupun
baisanya
perusahaan
menggunakan lebih dari satu pool. Secara umum, semakin banyak barang yang
dengan
menyatakan
bahwa
pendapatan
berjalan
akan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam
siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi
tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.
Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup
penting dalam suatu perusahaan. Dengan gambaran tersebut maka persediaan
dengan
melakukan
menghitung
fisik
terhadap
persediaan.
akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan
nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli).
2. LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama (MTKP), metode ini
menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual
(digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan
berdasarkan nilai perolehan persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli.
Metode ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan
berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.
3. Metode Rata-rata (average method), dengan menggunakan metode ini nilai
persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO
dan nilai persediaan LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga
pokok penjualan dan laba kotor.
DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Donald E, dkk. Akuntansi Intermediate.2007. Jakarta: Erlangga