Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM LAB.

SISTEM PROTEKSI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
LABORATORIUM PENGUKURAN PENTANAHANSEMESTER : 4
SISTEM PROTEKSI
PENGAMAN
KELOMPOK : 4A1

6.1. TUJUAN PERCOBAAN


Setelah selesai melaksanakan praktikum job Pengukuran Pentanahan Pengaman,
mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami secara benar tentang : definisi tahanan pentanahan, tahanan jenis tanah,
manfaat pentanahan
2. Mengukur tahanan pentanahan pengaman dengan menggunakan Earth Tester
3. Mengevaluasi dan menentukan kondisi baik tidaknya suatu pentanahan
4. Menghitung tahanan jenis tanah dari suatu hasil pengukuran tahanan pentanahan
6.2. TEORI DASAR
Sistem pentanahan adalah suatu rangkaian mulai dari elektroda, hantaran penghubung,
terminal pentanahan sampai finial yang berhubungan yang berfungsi untuk menyalurkan arus
lebih ke bumi, agar perangkat peralatan dapat terhindar dari pengaruh petir dan tegangan asing
lainnya. Selain itu juga untuk membatasi tegangan yang timbul diantara peralatan dengan
peralatan, peraltan dengan tanah dan meratakan gradien tegangan (penyebaran tegangan) pada
permukaan tanah akibat adanya arus kesalahan yang mengalir dalam tanah.

Menurut IEEE Std 1422007, tujuan system pentanahan adalah:


a) Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang
diperbolehkan
b) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya
hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi
ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan
suplai tegangan dari konduktor tersebut.

Tujuan pentanahan peralatan :

a. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang
dalam daerah instalasi listrik
b. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya
dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada
banguna dan isinya
c. Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sistem.
Pengukuran perlu dilakukan sebelum system dioperasikan pertama kali, waktu
pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran pentanahan,
saluran (kawat) dari electrode ke rangka peralatan harus dilepas. Pengukuran dilakukan pada
electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.

6.2.1 Tahanan Jenis Tanah


Tahanan jenis tanah adalah tahanan listrik dari tahanan tanah yang berbentuk kubus
dengan volume 1 meter kubik. Tahanan jenis dinyatakan dalam ohm-m. Pernyataan ohm-m
merepresentasikan tahanan diantara dua permukaan yang berlawanan dari suatu volume yang
berisi 1 m. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil diperlukan upaya sebagai
berikut, mengetahui tahanan jenis tanah, kemudian membuat bentuk kutub tanah yang sesuai.
Faktor keseimbangan antara tahanan pengetanahan dan kapasitansi di sekelilingnya
adalah tahanan jenis tanah (). Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang
terbatas tidaklah sama. Dalam perencanaan pengetanahan hal yang harus diperhatikan adalah jenis
tanah, berikut ini tabel nilai rata - rata resistansi dari jenis tanah.

Metoda tiga titik (three point method) dimaksudkan untuk mengukur tahanan
pengetahanan. Misalkan tiga buah batang pengetahanan di mana batang elektroda 1 yang

tahanannya hendak diukur dan batang elektroda 2 dan 3 sebagai batang pengetahanan
pembantu yang juga belum diketahui tahanannya, gambar 2.2

Gambar 2.2. Pengukuran Pentanahan Metoda tiga titik


Bila tahanan diantara tiap-tiap batang pengetahanan diukur dengan arus konstan,
tiap pengukuran dapat ditulis sebagai berikut :
R1-2 =

V 12
=
R11 + R12 2R12
I

R1-3 =

V 13
=
R11 + R33 2R13
I

R2-3 =

v 23
=
R22 + R33 2R23
I

V 12+V 13V 23
=
2R12 + 2R13 2R23
I
Tetapi, V1-3 = V1-2 = V2-3
Akhirnya, R11 = R + R12 + R13 R23 .......................................................................................................... 6.2

Tahanan batang pengetahanan dari elektroda 1 diberikan oleh persamaan diatas jika kita
dapat membuat :
R = R12 + R13 + R23 = 0 .............................................................................................. 6.3

PUIL 2000-3.19.1.4 : Apabila hasil pengukurannya belum mencapai 5 , Maka Ground


rood ditambah, dengan jarak 2 x panjangnya.

Standar besar R-tanah untuk electrode pentanahan 5 Ohm. Apabila belum


mencapai nilai 5 Ohm, maka electrode bisa ditambah dan dipasang diparalel. Pentanahan
paling ideal apabila elektroda bisa mencapai kedalaman tanah dengan sumber air yang
konsisten nilainya atau R-tanah = 0.

6.2.2 Elektroda Pentanahan


Menurut PUIL 2000 [3.18.11] elektroda adalah penghantar yang ditanam kedalam
tanah dan membuat kontak langsung dengan tanah. Yang bertujuan agar diperoleh pelaluan
arus yang sebaik-baiknya apabila ada gangguan, sehingga arus tersebut tersalurkan ke tanah.
Jenis-Jenis elektroda yang digunakan dalam pentanahan antara lain :
6.2.2.1 Elektroda Batang
Elektroda batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logam
lainnya yang dipancangkan kedalam tanah secara dalam.
6.2.2.2 Elektroda Plat
Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Pada pemasangannya elektroda ini
dapat ditanam tegak lurus atau mendatar tergantung dari tujuan penggunaannya. Bila
digunakan sebagai elektroda pembumian pengaman maka cara pemasangannya adalh
tegak lurus dengan kedalaman kira-kira 1 meter dibawah permukaan tanah dihitung
dari sisi plat sebelah atas.
6.2.2.3 Elektroda Pita

Elektroda ini merupakan logam yang mempunyai penampang yang berbentuk pita atau
dapat juga berbentuk bulat, pita yang dipilin atau dapat juga berbentuk kawat yang
dipilin. Elektroda ini dapat ditanam secara dangkal pada kedalaman antara 0,5 sampai
1 meter dari permukaan tanah, tergantung dari kondisi dan jenis tanah.
6.2.2.4 Elektroda lain.
Bila persyaratan dipenuhi jaringan air minum dari logam dan selubung logam kabel
yang tidak diisolasi yang langsung ditanamkan kedalam tanah. Besi tulang beton atau
kontruksi baja bawah tanah lainnya boleh dipakai untuk elektroda.

6.2.3 Penghantar Pentanahan


Penghantar pentanahan ialah penghantar yang menghubungkan bagian yang harus
ditanahkan dengan elektroda pentanahan.
d. Untuk penghantar yang diberi perlindungan mekanis yang kuat :
a. Penghantar tembaga

= 1,5 mm2

b. Penghantar aluminium

= 2,5 mm2

e. Untuk penghantar yang tidak diberi perlindungan mekanis yang kuat :


a.
b. Penghantar tembaga

= 4 mm2

c. Pita baja/tebal 2,5

= 50 mm2

Penghantar alumunium tanpa perlindungan mekanis tidak boleh digunakan sebagai


penghantar pentanahan.

6.2.4 Resistans pembumian


Resistans pembumian dari elektrode bumi tergantung pada jenis dan keadaan tanah serta pada
ukuran dan susunan elektrode.

6.2.5

Pemasangan Elektroda Bumi


Untuk memelih elektode bumi yg akan dipakai, harus diperhatikan kondisi setempat,

sifat tanah dan resistansi pembumian yg diperkenankan.


Permukaan elektrode bumi harus berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu dan

kerikil yg langsung mengenai elektrode bumi memperbesar resistansi pembumian


Jika keadaan tanah mengizinkan, elektrode pita harus ditanam sedalam 0,5- 1,0 m.

6.3 DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN

Earth Tester lengkap dengan perangkat pendukung :


Meteran
:
Elektroda bantu
:

1 set
1 buah
2 buah

6.4 GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN


Sesuai dengan petunjuk pengoperasian Earth Tester

6.5 LANGKAH PERCOBAAN


1. Pisahkan terlebih dahulu pengetanahan (grounding) yang akan diukur dari sistem
lainnya
2. Buatlah rangkaian percobaan sesuai dengan diagram rangkaian yang terdapat pada
peralatan Earth Tester tersebut
Terminal E adalah ujung atas dari elektroda pengetanahan yang akan diukur
tahanannya
Terminal

C1

dan

P1

adalah ujung atas elektroda-elektroda bantu

Terminal E, C, dan P adalah terminal yang bersusaian terdapatpada panel Earth Tester,
yang pada saat melakukan pengukuran tahanan pengetahanan akan saling
dihubungkan dengan terminal E,

E1

, dan

P1

tersebut di atas.

Gunakan warna penghantar yang sesuai dengan warna terminal terminal yang terdapat
di panel alat ukur Earth Tester tersebut.
3. Sebelum melakukan penyambungan sebagaimana yang dimaksud pada langkah
percobaan 2 di atas. Lakukan pemeriksaan terhadap tegangan bateray dari Earth Tester
terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan dengan menekan tombol BATT, CHECK pada
Earth Tester. Pahami terlebih dahulu petunjuk pengunaanya yang tertulis pada Earth
Tester tersebut.
(perhatian : bahwa pemeriksaan baterey boleh di lakukan hanya bila terminal E,
C, dan P dalam keadaan tidak tersambung).

4. Ukurlah tahanan dari pengetanahan pengaman tersebut dengan cara dan urutan proses
sebagai berikut :
Mula-mula tekan tombol x10 dan kemudian tekan tombol MEAS.
Bila defleksi dari penunjuk meter berada pada skala penuh sehingga melampui
batas ukurnya, tekan tombol x100 dan lihat pembacaan meter tersebut.
Jika nilai tahanan yang terukur kurang dari 10, tekan x1 , untuk mendapat
kan pembacaan meter yang lebih teliti
Selama pengukuran ini, lampu yang bertanda O.K. akan menyala, yang
menandakan bahwa pengukuran terlaksana dengan baik.
Jika keadaan tidak normal terjadi, maka lampu tersebut akan padam, dan untuk
itu lakukan pemeriksaan terhadap penyambungan ke terminal C dan P.
5. Catat nilai tahanan pengetanahan terukur dan masukkan dalam tabel percobaan. Lakukan
percobaan pengukuran untuk jarak-jarak E, C, dan P terhadap
sesuai dengan tabel percobaan yang disediakan.

E1

C1

, dan

P1

6.6 ANALISA DATA


Setelah melakukan praktek pengukuran pentanahan, berdasarkan data yang didapat
maka terukur nilai tahanan dengan berbagai variasi jarak pengukuran.

Data percobaan pengukuran yang pertama adalah mengukur dengan variasi jarak
untuk E-C1(tetap) = 2, 3, 7, 9, 11 dan 12 meter dengan mengatur dengan variasi
jarak untuk C1-P1 = 1-13 meter untuk tiap-tiap nilai jarak E-C1.
Berdasarkan data yang didapat untuk jarak E-C1 dengan nilai tetap dan jarak C1-P1
yang bervariasi, nilai tahanan yang terukur untuk C1-P1 = 1 meter, nilainya hampir
selalu lebih besar, sedangkan untuk C1-P1 = 2-13 meter yang nilainya relatif
konstan (perubahannya kecil) yaitu sekitar 8-8,4 .
Jadi semakin jauh jarak antara C1-P1 nilai tahanannya semakin kecil dan
semakin dekat jarak antara E-C1 dengan C1-P1 maka nilai tahanan

terukurnya semakin besar.


Data percobaan pengukuran yang kedua adalah mengukur dengan variasi jarak
untuk C1-P1(tetap) = 1, 3, 7 dan 9 meter dengan variasi jarak untuk E-C1 = 1-12
meter untuk tiap-tiap nilai jarak C1-P1.
Berdasarkan data yang didapat untuk jarak C1-P1 tetap dan jarak E-C1 yang
bervariasi. Untuk C1-P1 = 1 meter nilai tahanan terukurnya lebih besar sekitar 9,6
. dibanding untuk C1-P1 = 3-9 meter nilainya relatif konstan sekitar 8,5-8,8 .
Semakin jauh jarak antara E-C1 untuk jarak C1-P1 = 1 meter nilai
tahanannya semakin kecil, tetapi untuk C1-P1 = 3 s/d 9 meter nilainya akan
semakin besar.

6.7 JAWABAN TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Unsur unsur yang mempengaruhi nilai tahanan pentanahan suatu sistem pengetanahan
ialah :

1. Bentuk elektroda.
Ada bermacam-macam bentuk elektroda yang banyak digunakan, seperti jenis batang,
pita dan pelat. Bentuk elektroda tersebut tergantung kebutuhan pemakaian.
2. Jenis bahan dan ukuran elektroda.
Elektroda dipilih dari bahan-bahan tertentu yang memiliki konduktivitas sangat baik
dan tahan terhadap sifat-sifat yang merusak dari tanah, seperti korosi. Ukuran
elektroda dipilih yang mempunyai kontak paling efektif dengan tanah, dan memiliki
kekuatan mekanis yang baik.
3. Jumlah/konfigurasi elektroda.
Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang dikehendaki dan bila tidak cukup
dengan satu elektroda, bisa digunakan lebih banyak elektroda dengan bermacammacam konfigurasi pemancangannya didalam tanah.
4. Kedalaman pemancangan/penanaman di dalam tanah.
Pemancangan ini tergantung dari jenis dan sifat-sifat tanah. Ada yang lebih efektif
ditanam secara dalam, namun ada pula yang cukup ditanam secara dangkal.
Faktor-faktor alam.
1. Jenis tanah : tanah gembur, berpasir, berbatu, dan lain-lain.
2. Moisture tanah
semakin tinggi kelembaban atau kandungan air dalam tanah akan memperendah
tahanan jenis tanah.
3. Kandungan mineral tanah
airtanpa kandungan garam adalah isolator yang baik dan semakin tinggikandungan
garam akan memperendah tahanan jenis tanah, namun meningkatkan korosi.
4. Suhu tanah
suhu akan berpengaruh bila mencapai suhu beku dan di bawahnya. Untuk wilayah
tropis seperti Indonesia tidak ada masalah dengan suhu karena suhu tanah ada di atas
titik beku.
2. Prinsip kerja dari pengukuran tahanan pengtanahan pengaman yang digunakan pada
saat percobaan adalah berdasarkan metode tiga titik, yang menggunakan tiga buah
batang pentanahan dengan kegunaan yang berbeda. Di mana pada batang pentanahan
tersebut ada yang digunakan sebagai tahanan yang akan di ukur dan ada pula yang

digunakan sebagai batang pentanahan bantu, dan pada saat hasil pengukuran akan
berdasarkan hukum ohm, dimana untuk mendapatkan sebuah nilai tahanan

mengunakan rumus

R=

V
I . Earthtester memberikan tegangan pada elektroda

pentanahan dan bumi. Amperemeter yang ada di dalam earth tester dipasang secara
seri dengan elektroda pentanahan dan bumi dan voltmeter pada earth tester dipasang
pararel dengan elektroda pentanahan dan bumi. Kemudian hasil dari kedua alat ukur
diatas akan dikalkulasikan sesuai dengan hukum ohm dan didapatlah nilai tahanan
pentanahan yang diukur.
3. Kriteria yang digunakan untuk menentukan baik tidaknya suatu instalasi pentanahan
adalah sebagai

berikut:

Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu


keperluan pemakaian. Semakin kecil nilainya,semakin baik.
Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :
Bahan Konduktor yang baik
o Tahan Korosi
o Cukup Kuat (kekuatan mekanisnya).
Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.

4. Berdasarkan hasil pengukuran nilai tahanan pentanahan ini adalah 8,4 Ohm karena
nilai ini paling banyak muncul dan dianggap nilai yang stabil pada pengukuran. Dan
pada saat E-C1 (pada tabel ketiga) adalah 7 meter.
Berdasarkan satuan dari tahanan jenis tanah maka nilai tahanan jenis tanahnya adalah
8,4 x 7 = 58,8 -meter, maka tahanan jenis tanahnya ialah 58,8 -meter.

6.8 KESIMPULAN
Tujuan Utama Sistem Pentanahan
Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan
rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage.

Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab
umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif
akan meminimalkan efek tersebut.
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan juga dapat disimpulkan bahwa :
Dapat mempelajari dan mengerti pengukuran tahanan jenis tanah dan manfaat
pentanahan.
Berdasarkan pada data yang didapat tahanan jenis tanah pada sistem
pentanahan ,pada gedung laboratorium mempunyai nilai tahanan pentanahan cukup
baik,semakin

kecil

tahan

jenis

tanah

maka

semakin

baik

pula

sistem

pentanahannya,sedangkan kelembaban dan temperatur tanah bervariasi,dan jenis tanah


yang diukur adalah tanah pasir dan kerikil.
Kemudian dalam pengukuran dengan metode tiga titik dengan berbagai
penagturan variasi jarak didapat nilai tahanan yang cukup bervariasi juga. Selain itu,
menentukan atau mengetahui kondisi baik tidaknya suatu pentanahan yaitu pada
pengukuran yang pertama dengan jarak antara E-C1(tetap) = 2 meter dengan jarak antara
C1-P1 = 1 s/d 13 meter mendapatkan nilai tahanan terukur paling kecil (baik) yaitu R=
7,6 . Dan juga dapat menghitung tahanan jenis tanah pada hasil pengukuran yang telah
dilakukan dengan nilai = 58,8 -m.

6.9 Referensi :

PUIL 2000.
Modul Instalasi listrik 3. Sistem pentanahan listrik dan bangunan.
http://goo.gl/ZnzdIw

Anda mungkin juga menyukai