Anda di halaman 1dari 60

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan
bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan
pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia (SDM). Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU
No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk
berkembangnya potensi untuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan yang mulia pada saat ini tampaknya sulit tercapai apabila
pelajar-pelajar di Indonesia sering berbuat curang dan tidak jujur dalam tes.
Kenyataan yang sering terjadi pada banyak murid di sekolah-sekolah atau
mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi atau universitas baik swasta
maupun negri, yang melakukan perbuatan menyontek pada saat tes untuk
mendapatkan nilai bagus sangat banyak. Menyontek dilakukan bukan hanya
karena ingin mendapat prestasi yang baik disekolah, tetapi banyak juga yang

melakukan perbuatan ini karena terpengaruh teman bergaulnya atau karena


takut ditinggalkan kelompok teman sebayanya.
Mengingat peranan akuntansi yang penting dan bertitik tolak pada
kenyataan yang ada di SMU dan SMK nilai rata-rata masih rendah sehingga
masih perlu ditingkatkan. Berkaitan dengan hal itu, siswa tidak dapat
disalahkan sepenuhnya apabila nilai akuntansinya rendah, karena mungkin
saja faktor penyebab rendahnya nilai akuntansi tidak saja dari siswa itu sendiri
tetapi ada faktor-faktor lain. Maka dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
akuntansi siswa tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
akuntansi siswa perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Motivasi belajar mempunyai peranan yang penting dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi bisa
gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada
motivasi yang tepat.
Herlina Ari Arnayanti (2004:4), mengatakan bahwa :
Rendahnya motivasi berprestasi pada remaja merupakan gejala yang
kurang menguntungkan karena rendahnya motivasi berprestasi pada
mereka menunjukkan adanya sikap acuh tak acuh terhadap kehidupan
sosial, termasuk terhadap masa depan bangsanya. Keberhasilan
ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya motif
berprestasi warganya, dengan kata lain pembangunan suatu bangsa
akan sukses bila motif berprestasi warganya tinggi.
Dalam proses pembelajaran tentu ada kegagalan dan keberhasilannya.
Kegagalan belajar siswa tidak sepenuhnya berasal dari diri siswa tersebut

tetapi bisa juga dari guru yang tidak berhasil dalam memberikan motivasi
yang mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Keberhasilan
belajar siswa tidak lepas dari motivasi siswa yang bersangkutan, oleh karena
itu pada dasarnya motivasi berprestasi merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan siswa. Siswa juga akan lebih termotivasi jika dari
hasil

belajarnya

tersebut

mendapatkan

penghargaan

(reward)

yang

memuaskan dari guru atau pihak pengajar sebagai tanda penghargaan atas
hasil belajarnya tersebut.
Guru tentu tidak bisa lepas dari murid, dengan perkembagan teknologi
yang pesat kadang-kadang mereka lebih cepat tahu tentang bentuk kehidupan
yang jauh disana maupun sekitarnya. Adanya ketergantungan satu sama lain
membuat kita perlu menghargai karya orang lain. Apresiasi didunia
pendidikan penting adanya dan harus dilakukan untuk memberikan nuansa
baru yang bersemangat mencari prestasi demi masa depan.
Permasalahannya adalah bagaimana membujuk siswa atau peserta
didik

untuk

berusaha

mengembangkan

motivasi

belajarnya

supaya

mendapatkan hasil belajar yang optimal. Motivasi bisa timbul dari dalam
maupun dari luar individu.
Dari uraian diatas timbullah suatu kesimpulan bahwa motivasi
berprestasi tidak bisa dilihat hanya dari pemberian penghargaan (reward) saja,
sehingga diperlukan suatu penelitian agar dapat memberikan solusi yang tepat
bagaimana menumbuhkan motivasi yang dapat mendukung tercapainya
prestasi belajar yang maksimal (diinginkan).

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka


peneliti mengambil judul PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI
BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA
KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR TAHUN
AJARAN 2007 / 2008

B. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang komplek diatas peneliti membatasi masalah agar
permasalahan yang dianalisa dapat terarah, sesuai sasaran dan tujuan yang
diharapkan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Reward dalam penelitian ini berupa pemberian bonus nilai dalam mata
pelajaran akuntansi.
2. Motivasi berprestasi siswa pada bidang studi akuntansi.
3. Data prestasi belajar siswa diambil dari daftar nilai semester ganjil bidang
studi akuntansi.
4. Peneliti hanya memilih siswa kelas XI jurusan akuntansi pada SMK
Muhammadiyah 2 Karanganyar.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul, pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap
motivasi berprestasi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar.

2. Adakah pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap


prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar.
3. Adakah pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar.

D. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang
dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap motivasi
berprestasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap prestasi belajar
akuntansi.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
akuntansi.

E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Memberi sumbangan pemikiran bagi para guru dan lembaga pendidikan
pada umumnya tentang pengaruh pemberian reward terhadap motivasi
berprestasi siswa.

2. Mengembangkan wawasan peneliti dalam perkembangan proses belajar


mengajar.
3. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang sejenis
4. Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya agar dalam penelitian
lebih memfokuskan kepada pemberian reward terhadap motivasi
berprestasi dan prestasi belajar akuntansi siswa.

F. Sistematika Skripsi
Dalam penyusunan sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian antara
lain :
Bagian awal meliputi : halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto,
prakata, daftar isi, daftar tabel, abstraksi.
Bagian Utama :
BAB I

PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
skripsi.

BAB II

LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai pengertian prestasi belajar, motivasi
berprestasi, reward, mata pelajaran akuntansi, sekolah menengah
kejuruan, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan pengertian metode penelitian, tempat dan


waktu penelitian, populasi, sample, dan sampling, variabel
penelitian, teknik pengumpulan data, uji prasarat analisis, teknik
analisis data.
BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN


Meliputi latar belakang SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar,
struktur organisasi, deskripsi data, analisis data dan pembahasan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Meliputi kesimpulan dan saran-saran dari penelitian.

Bagian akhir terdiri dari :


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritik
1. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Pada hakekatnya prestasi adalah hasil dari sebuah evaluasi
terhadap individu yang dinilai. Bentuk dari penilaian bisa berupa data
kualitatif ataupun kuantitatif.
Beberapa pengertian prestasi belajar :
Menurut Muhibbin Syah (2001:192), prestasi adalah hasil
belajar meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa. Menurut Witherington
(2003:155), prestasi adalah hasil yang dicapai individu melalui usaha
yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas kecakapan
dalam situasi tertentu.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102):
Prestasi adalah hasil belajar yang merupakan penekanan dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang, sedangkan indikasinya dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,
ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik.
Dari pengertian diatas prestasi adalah hasil yang telah dicapai
atau didapat dari proses belajar.
b. Pengertian Belajar Akuntansi

Belajar merupakan masalah setiap orang, sehingga tidak


mengherankan bahwa belajar merupakan istilah yang tidak asing bagi
kita. Begitu sangat terkenalnya istilah belajar, sehingga seolah-olah
setiap orang sudah dengan sendirinya mengerti akan istilah belajar.
Beberapa pengertian belajar menurut para ahli :
Menurut Oemar Hamalik (2000:36), belajar adalah modifikasi
atau memperteguh pengetahuan, kelakuan melalui pengalaman yang
merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Menurut pendapat Nasution (2001:91), belajar diartikan sebagai
perubahan dalam kelakuan seseorang sebagai akibat pengaruh usaha
pendidikan.

Menurut

Sumadi

Suryabrata

(2004:249),

seorang

dikatakan belajar jika membawa perubahan, baik aktual maupun


potensial berupa kecakapan baru yang terjadi karena usaha secara
sengaja.
Menurut Muhibbin Syah (2001:90):
Belajar pada dasarnya sebagai titipan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri
siswa.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:141):
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Menurut Slameto (2003:28), belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

10

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya


sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Pendapat yang senada
juga dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2003:85), belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan
atau pengalaman dimana perubahan yang terjadi relatif menetap serta
menyangkut kepribadian baik fisik maupun psikis.
Belajar adalah suatu proses perubahan, namun tidak setiap
perubahan yang terjadi dalam individu merupakan hasil dari proses
belajar. Suatu perubahan dapat dikatakan sebagai suatu proses belajar
apabila memiliki ciri-ciri tertentu.
Menurut Slameto (2003:3) ciri-ciri proses belajar adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Perubahan terjadi secara sadar


Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional
Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Untuk lebih memperjelas ciri-ciri belajar, penulis menguraikan sebagai


berikut :
1) Perubahan terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan yang
terjadi pada dirinya. Ia akan menyadari bahwa pengetahuan yang
ada dalam dirinya bertambah dan perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut timbul karena adanya suatu usaha yang dilakukan
individu tersebut.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional

11

Perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung secara


berkesinambungan atau terjadi terus menerus. Perubahan yang
terjadi bersifat dinamis, artinya perubahan yang dialami akan
mengakibatkan perubahan-perubahan yang lainnya dimana hal ini
akan berguna bagi proses belajar yang selanjutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif
Dalam perbuatan belajar perubahan-perubahan tersebut senantiasa
bertambah dan menuju pada sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Sehingga semakin banyak kegiatan belajar yang
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh. Perubahan yang tejadi dalam proses belajar juga bersifat
aktif, artinya perubahan yang terjadi tidak dengan sendirinya tetapi
ada keterlibatan individu dalam aktifitas belajar.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Hasil dari proses belajar adalah terjadinya suatu perubahan,
perubahan yang terjadi sebagai akibat belajar tidak bersifat
sementara waktu atau temporer tetapi bersifat tetap atau permanent.
Kecakapan yang diperoleh dari belajar tidak akan hilang begitu
saja tetapi akan terus dimiliki dan akan berkembang apabila terus
digunakan dan dilatih.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

12

Perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan adanya tujuan


yang akan dicapai, sehingga setiap kegiatan yang dilakukan
diarahkan untuk mencapai tujuan.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang dialami seseorang selalu melalui proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Perubahan yang
dialami meliputi sikap, ketrampilan, pengetahuan, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan diatas maka suatu
kegiatan dikatakan sebagai proses belajar harus memenuhi dari ciri-ciri
tersebut, apabila tidak dipenuhi maka kegiatan yang dilakukan bukan
termasuk kegiatan belajar.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:123),
aktivitas dalam belajar antara lain mendengarkan, memandang,
meraba, membau, menulis, membaca, mengamati, mengingat, berfikir,
dan latihan.
Menurut Sardiman (2002:24) prinsip-prinsip yang berkaitan
dengan belajar antara lain :
a) Belajar pada hakekatnya menyangkut potensi manusiawi
dan kelakuannya.
b) Belajar

memerlukan

proses

dan

kematangan diri para peserta didik.

penahapan

serta

13

c) Belajar akan lebih mantap dan efektif bila didorong dengan


motivasi, terutama motivasi dari dalam, lain halnya belajar
dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan
menderita.
d) Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan
(dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau
pembiasaan.
e) Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan
dalam rangka menentukan isi pelajaran.
f) Belajar dapat melakukan cara yaitu : diajar secara langsung,
control, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti
anak belajar bicara, sopan santun dan lain-lain), pengenalan
dan atau peniruan.
g) Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung
akan lebih efektif mampu membina sikap, ketrampilan, cara
berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan
belajar hafalan saja.
h) Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak
mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.
i) Bahan pelajaran yang bermakna atau berarti, lebih mudah
dan menarik untuk dipelajari, dari pada bahan yang kurang
bermakna.

14

j) Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan


serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan
gairah belajar.
k) Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka
ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam
dirinya atau mengalaminya sendiri.
Menurut Depdiknas (2001:07) akuntansi merupakan bahan
kajian mengenal suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan
dengan transaksi keuangan.
Pengertian lain menurut Haryono (1994:23) :
Akuntansi ditinjau dari sudut pemakaiannya adalah disiplin
ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sudut pandang yang kedua
ditinjau dari kegiatannya akuntansi adalah proses pencatatan,
pengelolaan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data
keuangan suatu organisasi.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar akuntansi adalah suatu proses untuk melakukan
perubahan tingkah laku dalam mengenal suatu sistem untuk
menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan.
Suratinah Tirtonegoro (2001:43), berpendapat bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam
periode tertentu.

15

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi


belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai seseorang dalam upaya
memperoleh perubahan ketrampilan maupun sikap yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan yang sudah dicapai oleh anak atau peserta didik dalam
periode tertentu mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi
berkenaan dengan transaksi keuangan.
c. Akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK)
Menurut Zaki Baridwan (2004:1):
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya
menyediakan data kuantitatif terutama yang mempunyai sifat
keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam
memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.
Mata pelajaran akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran
yang terdapat di SMK. Adapun tujuan dari program mata pelajaran
akuntansi adalah menyiapkan tamatan yang memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan nilai serta sikap berintegrasi dan kecakapan kerja
dalam bidang akuntansi dengan menerapkan kewiraswastaan serta
mampu mengadaptasi perkembangan masyarakat yang sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi serta dapat memenuhi tuntutan dunia
kerja masa sekarang dan masa yang akan datang.
Menurut Depdikbud Dikmenjur (1996:8) pelajaran akuntansi
diharapkan mampu menghasilkan tamatan yang mampu bekerja pada
bidang pekerjaan / jabatan yang dapat diisi oleh tamatan program studi

16

akuntansi antara lain adalah : (1) pemegang buku, (2) kasir teller, (3)
juru penggajian, (4) operator mesin hitung, (5) operator komputer, (6)
administrasi gudang, (7) menyusun laporan keuangan.
Menurut Soeharto (1998:9) pendidikan kejuruan adalah sebagai
persiapan memasuki dunia kerja, dengan sedikit mengenyampingkan
asumsi-asumsi yang lain. Pendidikan kejuruan hendaknya tidak hanya
merupakan penyiapan memasuki dunia kerja, tetapi juga ditinjau
sebagai upaya pendidikan berkelanjutan (pendidikan seumur hidup)
dan pendidikan kejuruan sebagai aspek pendidikan pada umumnya.
Menurut Thomas H. Arcy (dalam Soeharto, 1998:2) pendidikan
kejuruan adalah program pendidikan yang terorganisasi yang
berhubungan langsung dengan persiapan individu untuk bekerja
mendapatkan upah ataupun bekerja tanpa upah atau persiapan
tambahan suatu karier yang memerlukan.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut pendidikan kejuruan
sebenarnya telah nampak adanya tuntutan adanya pendidikan tersebut
untuk mempersiapkan tenaga terampil tingkat menengah. Keberadaan
lembaga

pendidikan

pemersiap

tenaga

kerja selaras

tuntutan

masyarakat akan adanya kerja.


Menurut Frans Thamura, ada 11 bidang keahlian di SMK, antara
lain:
1)
2)
3)
4)

Teknik Elektronika
Teknik Pemesinan
Teknik Otomotif
Bisnis dan Manajemen

17

5) Pariwisata
6) Tata Boga
7) Tata Kecantikan
8) Tata Busana
9) Pelayaran
10) Telekomunikasi
11) Kesehatan
Dari bidang-bidang keahlian di atas, ada program keahlian dan
peneliti memaparkannya beberapa saja, yaitu:
1) Teknik Elektronika,jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Teknik Audio-Video
b) Teknik Elektronika Industri
c) Teknik Mekatronika
2) Teknik Permesinan,jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Teknik Mesin Produksi
b) Teknik Pengelasan
c) Teknik Fabrikasi Logam
d) Teknik Gambar Mesin
e) Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
f) Teknik Pengecoran Logam
3) Teknik Otomotif, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Kendaraan Ringan
b) Sepeda Motor Kecil dan Besar
c) Perbaikan Bodi dan Cat
d) Teknik Alat Berat
e) Ototronik

18

4) Bisnis dan Manajemen, jurusan yang ditawarkan antara lain :


a) Administrasi Perkantoran
b) Akuntansi
c) Pemasaran
d) Perbankan
e) Asuransi
f) Usaha Kecil Menengah
5) Pariwisata, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Usaha Jasa Pariwisata
b) Akomodasi Perhotelan
6) Tata Boga,jurusan yang ditawarkan antara lain :
a) Jasa Boga
b) Patiseri
7) Tata Kecantikan, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Tata Kecantikan Kulit
b) Tata Kecantikan Rambut
c) Terapi Spa dan Kebugaran
8) Tata Busana, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Tata Busana
b) Garmen
9) Pelayaran, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Nautika Pelayaran Niaga
b) Teknika Pelayaran Niaga

19

c) Neutika Kapal Penangkapan Ikan


d) Teknika Kapal Penangkapan Ikan
10) Telekomunikasi, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Teknik Transmisi
b) Teknik Suitsing
c) Teknik Jaringan Akses
11) Kesehatan, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Keperawatan
b) Keperawatan Gigi
c) Analis Kesehatan
d) Farmasi
e) Farmasi industri
Berdasarkan penjelasan diatas akuntansi hanya ada pada SMK
Bisnis dan Manajemen serta mata pelajaran akuntansi hanya ada dalam
jurusan akuntansi saja.
d.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi


Menurut Muhibbin Syah (2001:132-139), faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar akuntansi antara lain :
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Ada
2 yaitu :
a) Faktor fisiologis adalah faktor kondisi jasmani dan rohani
siswa.

20

1) Kondisi jasmani dan rohani, meliputi postur tubuh,


kekurangan gizi atau tidak, kemudahan dalam menerima
pelajaran.
2) Kondisi panca indera meliputi kondisi penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan lain-lain.
b) Faktor psikologis adalah faktor rohaniah / mental / tingkah laku
siswa
1) Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa
Intelegensia adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi
rangsangan / menyesuaikan diri dengan cara yang tepat.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi / merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
3) Bakat siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi
untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai
dengan kapasitas masing-masing.
4) Minat siswa

21

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi


atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
5) Motivasi berprestasi siswa
Motivasi berprestasi adalah keadaan internal organisme
(baik manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu untuk mencapai keberhasilan atau prestasi.
Motivasi juga berarti pemasok daya untuk bertingkah laku
secara

terarah.

Motivasi

berprestasi

sangat

besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa.Siswa


yang

mempunyai

motivasi

berprestasi

rendah

akan

cenderung tidak bersemangat belajar atau malas belajar


sehingga

mengakibatkan

prestasi

belajarnya

jelek,

sedangkan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi


tinngi cenderung lebih bersemangat atau rajin belajar
sehingga mengakibatkan prestasi belajarnya bagus.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yaitu
kondisi lingkungan disekitar siswa
1) Lingkungan sosial adalah lingkungan yang mencakup keluarga,
sekolah, masyarakat dan kelompok.
2) Lingkungan non sosial adalah lingkungan selain atau diluar
lingkungan sosial, seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

22

3. Faktor pendekatan belajar


Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan
siswa

dalam

menunjang

efektivitas

dan

efisiensi

proses

pembelajaran materi tertentu.


Menurut E. L. Thorndike dalam Sri Esti Wuryani Djiwandono
(2002:127) dari teorinya The Law of Effect (hukum pengaruh)
menyatakan bahwa faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar
adalah reward atau pernyataan kepuasaan dari suatu kejadian.
Thorndike menghapuskan bagian negatif yang mengganggu dari
hukum law of effect karena dia menemukan bahwa hukuman tidak
penting. Hukuman akan memperlemah ikatan dan tidak mempunyai
efek apa-apa, berbeda dengan hadiah (reward) yang mempunyai efek
penting dalam belajar.
Pemberian reward mempunyai pengaruh yang penting dalam
menentukan prestasi belajar siswa. Siswa cenderung lebih bersemangat
belajar

apabila

hasil

belajarnya

nanti

diberi

suatu

penghargaan.Pemberian penghargaan (reward) itu baik berupa


hadiah,pujian atau bonus nilai merupakan tingkat kepuasan tersendiri
bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar,baik berasal dari guru
maupun oarangtua karena dengan hal itu siswa merasa dihargai atas
hasil usaha mereka dalam belajar.Sebaliknya siswa yang tidak
diberikan penghargaan (reward) merasa tidak dihargai dan cenderung
kurang bersemangat dalam belajar.Apalagi siswa yang sering

23

mendapat hukuman dari guru mereka akan cenderung tidak peduli


terhadap prestasi belajarnya.Pemberian reward dapat menyebabkan
meningkatnya prestasi belajar siswa,sedangkan pemberian hukuman
dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa,dengan
demikian sebaiknya pemberian hukuman yang berlebihan bagi siswa
dihilangkan.
Menurut Muhibbin Syah (2001:132-139),salah satu faktor internal
yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi berprestasi.Pendapat
tersebut diperkuat dengan penelitiannya Tri Wahyuni yang menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar ditunjukkan dengan t hitung =3,806 > t tabel = 1,96 pada taraf
signifikansi 5% dan terdapat pengaruh antara kepuasan reward terhadap
prestasi belajar ditunjukkan dengan t hitung = 2,352 > t tabel = 1,96.
2.

Motivasi Berprestasi
a. Pengertian Motivasi Berprestasi
Motivasi biasanya didefinisikan sebagai sesuatu yang memberi
energi dan mengarahkan perilaku. Tentu saja, ini merupakan definisi
umum, definisi yang dapat diaplikasikan untuk banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku. Semua perilaku termotivasi, bahkan perilaku
siswa yang memandang keluar jendela dan menghindari tugas.
Kesediaan siswa untuk belajar adalah hasil dari banyak faktor. Mulai
dari kepribadian siswa dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan

24

tugas-tugas sekolah, hadiah yang didapat karena telah belajar, situasi


belajar mendorong siswa untuk belajar dan sebagainya.
Menurut Poerwadarminto (1995:705), motivasi diartikan
sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Menurut Gibson (1995:94), motivasi ialah konsep yang menguraikan
tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri siswa yang memulai
dan mengarahkan perilaku.
Menurut Biggs dan Tufler yang dikutip dari Sutama (2000:36):
Motivasi ialah dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dalam motivasi terkandung keinginan yang mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar.
Menurut Muhibbin Syah (2008:136):
Motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia
ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.
Menurut Mc. Clelland dalam Sri Esti Wuryani Djiwandono
(2002:135), berprestasi adalah mencapai prestasi, kesuksesan atau
keberhasilan

dibidang

tertentu.

Menurut

Falahy

dalam

www.goocities.com, motivasi berprestasi adalah dorongan yang


berasal dari dalam diri seseorang untuk berusaha mencapai prestasi
dalam upaya mencapai tujuan karena adanya kebanggaan pribadi yang
akan diperolehnya kelak.

25

Dalam kegiatan belajar, motivasi berprestasi dapat disebut


sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dalam
kegiatan belajar dan memberi arah sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subyek dapat tercapai dengan hasil sebaik-baiknya. Dengan
adanya motivasi berprestasi, maka individu yang belajar akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi individu akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi dalam belajarnya.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri siswa untuk
melakukan kegiatannya sendiri yang berhubungan dengan proses
belajar mengajar guna meraih keberhasilan setinggi-tingginya dalam
prestasi akademiknya.
b. Teori Motivasi Berprestasi
Menurut Wlodkoski dalam Sri Esti Wuryani Djiwandono
(2002:330-342), macam-macam teori motivasi berprestasi antara lain :
1) Motivasi dan penguat (reinforcer)
Konsep motivasi berkaitan erat dengan prinsip-prinsip bahwa
tingkah laku yang telah diperkuat pada waktu yang lalu barangkali
diulang, misalnya siswa yang rajin belajar dan mendapat nilai
bagus diberi hadiah. Sedangkan tingkah laku yang tidak diperkuat
atau dihukum tidak akan diulang.
2) Hadiah dan penguat (reward dan reinforcer)

26

Sebagian besar potensi reinforcer (penguat) ditentukan oleh pribadi


dan situasi. Nilai reinforcer dari reward (hadiah) tidak begitu saja
diterima karena semua itu tergantung pada banyak faktor.
Contohnya, ketika guru mengatakan kepada siswa supaya
mengumpulkan pekerjaanya karena akan dinilai dengan maksud
nilai merupakan reinforcer bagi hampir semua siswa. Beberapa
siswa mungkin tidak peduli dengan nilai mereka karena orangtua
mereka tidak peduli dengan nilai anaknya atau karena mereka
pernah gagal mendapatkan nilai bagus di sekolah dan menganggap
nilai bukan hal yang penting, tetapi hal tersebut akan dianggap
berbeda pada beberapa anak yang lain yang menganggap nilai
merupakan hal yang penting dan merupakan motivasi berprestasi
yang baik dalam belajar. Mereka percaya bahwa dengan memiliki
motivasi berprestasi dapat meningkatkan prestasi belajar mereka.
3) Teori atribusi (attribution theory)
Teori atribusi menyebutkan ada 4 penjelasan untuk sukses dan
gagal dalam prestasi yaitu (a) kemampuan, (b) usaha, (c) tugas
yang sulit, (d) keberuntungan atau nasib. Teori atribusi penting
dalam pengertian bagaimana siswa-siswi menginterprestasi dan
menggunakan umpan balik atas prestasi akademi mereka dan
menyarankan

kepada

guru-guru

bagaimana

mereka

harus

memberikan umpan balik yang dapat menimbulkan motivasi yang


sangat besar bagi siswa.

27

4) Covingtons theory of self worth


Teori self worth (menghargai dirinya sendiri) adalah salah satu
teori motivasi berprestasi yang menggabungkan komponen
motivasi dengan persepsi yang menyebabkan sukses dan gagal.
Menurut teori ini, seorang individu belajar dari persepsi
masyarakat bahwa seseorang dinilai karena prestasinya.
5) Expectancy theories of motivation
Teori ini bergantung pada harapan seseorang untuk mendapatkan
reward (hadiah). Teori ini mengatakan bahwa motivasi manusia
untuk mencapai sesuatu tergantung pada hasil perkiraan mereka
akan adanya kesempatan untuk sukses dan nilai yang mereka
tempatkan pada sukses.
Menurut Weiner dalam Sri Esti Wuryani Djiwandono
(2002:355), mengatakan bahwa siswa-siswa yang termotivasi untuk
berprestasi akan tetap melakukan tugas lebih lama daripada siswasiswa yang kurang berprestasi bahkan sesudah mereka mengalami
kegagalan dan menghubungkan kegagalannya itu dengan tidak atau
kurang berusaha dalam belajar, dengan kata lain siswa yang
termotivasi untuk mencapai prestasi ingin dan mengharapkan sukses,
sedangkan siswa yang tidak termotivasi untuk berprestasi cenderung
mengalami kegagalan dalam belajar atau sulit mencapai prestasi yang
baik.
c. Indikator Motivasi Berprestasi

28

Motivasi dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan


suatu kegiatan tertentu. Beberapa orang dimotivasi untuk berprestasi,
untuk bekerja sama dengan orang lain dan mereka mengekspresikan
motivasi ini dengan banyak cara yang berbeda. Motivasi berprestasi
sebagai suatu sikap yang stabil adalah suatu konsep yang berbeda
dengan motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik atau khusus
dalam situasi tertentu. Meskipun motivasi berprestasi itu merupakan
suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat
kita amati. Yang dapat kita lakukan adalah mengidentifikasi indikatorindikator motivasi berprestasi itu sendiri.
Menurut Sardiman (2002:82-83) indikator motivasi berpestasi
adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Tekun dalam menghadapi tugas


Ulet dan tidak mudah putus asa
Menerima pelajaran dengan baik untuk mencapai prestasi
Senang belajar mandiri
Senang, rajin dalam belajar dan penuh semangat
Berani mempertahankan pendapat bila benar
Suka mengerjakan soal-soal latihan

Untuk

lebih

mempejelas

tentang

indikator-indikator

motivasi

berprestasi Sardiman menguraikannya sebagai berikut:


1) Tekun dalam menghadapi tugas
Tekun adalah bersungguh-sungguh.Tekun dalam menghadapi tugas
berarti bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas atau tidak
mudah menyerah dalam mengejakan tugas.Siswa yang tekun dalam
belajar lama - kelamaan akan berhasil sedangkan siswa yang tidak

29

tekun bisa mengalami kegagalan dalam belajar.Tekun dalam


menghadapi tugas dapat diukur dari hasil ketekunan mengerjakan
tugas tersebut berupa tingkat kepuasan siswa. Selain itu faktor
hukuman dari guru dapat meningkatkan ketekunan siswa. dan juga
sifat ingin mendalami pelajaran dapat menambah ketekunan siswa.
2) Ulet dan tidak mudah putus asa
Ulet adalah tidak mudah menyerah atau bisa dikatakan tekun.Ulet
dapat diwujudkan dengan cara melalui bantuan orang lain maupun
dengan belajar sendiri.Siswa yang ulet dan tidak mudah putus asa
dalam belajar nantinya akan mencapai keberhasilan dalam belajar
atau prestasi yang baik,sebaliknya siswa yang mudah putus asa
dalam belajar akan kurang bersemangat dalam belajar sehingga
mengakibatkan prestasi belajarnya turun.
3) Menerima pelajaran dengan baik untuk mencapai prestasi
Faktor ini termotivasi oleh ingin mendapatkan pujian karena jika
ada motif tersebut maka seorang siswa akan merasa puas bila
berprestasi dengan nilai baik atau dipuji orang lain.Menerima
pelajaran dengan baik contohnya,rajin mendengarkan penjelasan
guru dengan baik dan mencatatnya serta mengulanginya di
rumah.Siswa yang dapat melakukan kegiatan tersebut dengan baik
dan rutin akan lebih mudah dalam belajar sehingga berhasil dalam
mencapai prestasi belajarnya.
4) Senang belajar mandiri

30

Senang belajar mandiri bermanfaat untuk mengembangkan


kreatifitas

serta

juga

dapat

menambah

pengetahuan

dan

ketrampilan karena dengan senang belajar mandiri maka akan


mengasah otak siswa untuk berfikir lebih variatif.Senang belajar
mandiri dapat diwujudkan dengan mempelajari materi sebelum
dijelaskan oleh guru dan mengerjakan soal-soal latihan sebelum
disuruh oleh guru.Siswa yang melakukan kegiatan belajar mandiri
akan menjadi terlatih untuk tidak bergantung kepada orang lain dan
menjadi lebih bersemangat dalam belajar sehingga berdampak
pada meningkatnya prestasi belajar siswa tersebut.
5) Senang, rajin dalam belajar dan penuh semangat
Senang berarti merasa puas sedang rajin berarti giat, tidak malas
melakukan sesuatu kegiatan.Siswa yang sudah menyenangi suatu
mata pelajaran merka akan tetap bersemangat belajar meskipun
pelajarannnya itu jatuh pada jam terakhir,dan mereka akan selalu
giat atau tidak malas belajar.Siswa yang dalam belajarnya selalu
penuh semangat dan rajin walaupun tidak ada ulangan mereka
tetap belajar,karena mereka menganggap belajar bukan sebagai
beban melainkan suatu kewajiban,sehingga akan lebih mudah
dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
6) Berani mempertahankan pendapat bila benar

31

Dapat dilihat dari tingkat kepekaan siswa terhadap kesalahan baik


dalam pelajaran maupun pergaulan di kelas. Serta juga melatih
kemandirian dalam berbicara.
7) Suka mengerjakan soal-soal latihan
Dapat diukur melalui sikap siswa terhadap tugas dan juga cara
siswa mengerjakan tugas yang berupa soal latihan. Siswa yang
suka mengerjakan soal-soal latihan, mereka akan lebih mudah
dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
sehingga lebih mudah dalam mencapai prestasi belajarnya,
sebaliknya siswa yang tidak suka mengerjakan soal-soal latihan
mereka menjadi malas belajar dan akan sulit dalam memahami
materi pelajaran sehingga mereka susah mencapai keberhasilan
dalam belajar.
d. Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi berprestasi
dalam kegiatan belajar di sekolah, menurut Sardiman (2002:89),
adalah sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Memberikan angka
Hadiah
Memberi ulangan
Mengetahui hasil
Pujian
Hukuman

Untuk memperjelas tentang cara menumbuhkan motivasi berprestasi


peneliti menguraikannya sebagai berikut:
a)

Memberikan angka

32

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya,
dalam penelitian ini angka yang dimaksud adalah bonus nilai /
tambahan nilai dari siswa yang telah mengerjakan tugas di depan
kelas. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai
angka / nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan

motivasi

yang

sangat

kuat,

sehingga

akan

mempengaruhi meningkatnya prestasi belajar siswa.


b)

Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin
tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak
berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Contohnya hadiah yang
diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik
bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
Pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa,
sehingga dengan motivasi berprestasi itu prestasi belajar siswa
akan meningkat juga.

c)

Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi, yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu
sering (setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
Dalam hal ini guru harus juga terbuka maksudnya, kalau ada

33

ulangan

harus

diberitahukan

kepada

siswa.Ulangan

harian

merupakan motivasi yang baik dalam meningkatkan prestasi


belajar siswa.
d)

Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada
motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan
hasilnya terus meningkat.

e)

Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi,yang
baik sehingga pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat
akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi
gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri siswa
sehingga mengakibatkan prestasi belajarnya ikut meningkat.

f)

Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian
hukuman,karena

pemberian

hukuman

yang

tepat

meningkatkan motivasi berprestasi serta pestasi belajar siswa.

dapat

34

Dari pendapat Sardiman (2002:89), yang menyatakan bahwa


hadiah (reward) merupakan salah satu cara menumbuhkan motivasi
berprestasi serta menurut Wlodkoski dalam Sri Esti Wuryani
Djiwandono (2002:330-342) salah satu teori motivasi berprestasi
adalah hadiah dan penguat (reward dan reinforcer), menunjukkan
bahwa ada hubungan atau pengaruh antara motivasi berprestasi dengan
reward. Sedangkan menurut Weiner dalam Sri Esti Wuryani
Djiwandono(2002:355)

yang

menyatakan

bahwa

siswa

yang

termotivasi untuk mencapai prestasi ingin dan mengharapkan sukses,


serta siswa yang motivasi berprestasinya tinggi cenderung sukses
dalam mencapai prestasi belajarnya menunjukkan bahwa ada pengaruh
antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar.
Pendapat diatas diperkuat lagi dengan penelitiannya Yusuf yang
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar bahasa Indonesia
ditunjukkan oleh koefisiensi korelasi sebesar 0,904.
3. Reward
a. Pengertian Reward
Menurut kamus bahasa inggris reward berarti penghargaan atau
hadiah. Menurut Dumyati Mahmud (1998:58), reward (hadiah) adalah
bentuk penghargaan yang diberikan oleh guru atas keberhasilan siswa
dalam melakukan susuatu. Menurut Sardiman (2002:92) penghargaan
adalah salah satu bentuk motivasi yang dapat diberikan oleh guru.

35

Menurut Ibn Miskawaih reward adalah hadiah berupa materi


dan non materi atau verbal dan non verbal dengan tujuan untuk
memotivasi terjadinya pengulangan dan memperbaiki perilaku
yang salah. (http://sas.ilbn.info/gdl.php?mod=browse 8op.com)
b. Tujuan pemberian reward
Pemberian hadiah atau reward sangat berarti bagi anak yaitu :
1. Memberikan semangat baru untuk melakukan kegiatan yang akan
diberikan
2. Menghargai karya orang lain
3. Membentuk jiwa professional siapa yang kerja akan mendapatkan
jasa
4. Meningkatkan daya saing siswa
5. Membesarkan hati anak
c. Tempat pemberian reward
Dalam memberikan hadiah sebaiknya dapat dilakukan di :
1. Di ruang kelas
Setiap anak melakukan keberhasilan mengerjakan sesuatu harus
mendapatkan hadiah / reward dari guru dan temannya. Tepuk
tangan, ucapan selamat, bagus, seratus untuk si Pulan, memberikan
poin kegiatan / aktivitas pada daftar nilai, dapat meningkatkan
semangat dan keberanian serta rasa percaya diri untuk meraih
keberhasilan lagi. Tetapi bagi mereka yang kurang beruntung
jangan langsung dihakimi, alangkah baiknya mendapat saran dan
harapan serta dorongan sehingga tidak mematahkan semangat anak
untuk mengerjakan kembali.

36

2. Di luar kelas
Dimana saja kita menemui anak yang melakukan keberhasilan kita
perlu memberikan hadiah pada saat itu juga. Namun juga bisa kita
berikan pada waktu-waktu tertentu seperti : upacara, kenaikan
kelas, perpisahan, dll. Alangkah bijaksananya setiap anak
melakukan

keberhasilan

mengerjakan

sesuatu

mendapatkan

hadiah / reward dari guru, walaupun hanya dengan ucapan


bagus.
d. Macam-macam reward antara lain :
Menurut Sardiman (2002:89), macam-macam reward adalah sebagai
berikut:
1)
2)
3)
4)

Pemberian angka atau nilai


Pemberian hadiah
Pemberian pujian
Pemberian penghargaan

Untuk lebih jelas Sardiman menguraikannya sebagai berikut:


1. Pemberian angka atau nilai
Angka sebagai simbol kegiatan belajar,dalam penelitian ini angka
yang dimaksud berupa bonus nilai/tambahan nilai bagi siswa yang
mengerjakan tugas dengan baik. Salah satu contohnya adalah pada
saat siswa mengerjakan tugas dengan baik, guru memberikan
bonus nilai kepada siswa tersebut. Secara tidak langsung hal
tersebut dapat memotivasi siswa yang lain untuk mengerjakan
tugas juga, supaya mendapat bonus nilai. Selain sebagai motivasi

37

berprestasi bonus nilai secara tidak langsung juga dapat


meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Pemberian hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi berprestasi.
Sebagian siswa merasa senang dan bangga apabila dia diberikan
hadiah atas prestasinya yang baik atau nilai yang baik disekolah
oleh guru mereka maupun orangtua.
3. Pemberian pujian
Pemberian pujian disini adalah bentuk reinforcement yang positif
dan sekaligus merupakan motivsi berprestasi maka pemberiannya
harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus
akan membangkitkan harga diri siswa sehingga prestasi belajar
siswa ikut meningkat.
4. Pemberian penghargaan
Semua hal yang dilakukan oleh siswa harus dihargai agar siswa
tidak merasa perbuatannya sia-sia. Penghargaan yang bisa
diberikan kepada siswa dapat berupa piagam, piala atau sertifikat.
Menurut Edy Siswanto dalam. blogspot. com ada 2 macam reward,
yaitu :
1. Berupa ucapan
Guru dalam menyampaikan ilmunya tidak luput dari kesalahan,
demikian juga siswa di kelas. Perlunya guru meminta maaf disetiap

38

akhir pelajaran tentunya membuat murid juga akan merasakan


pentingnya ucapan tersebut. Lebih penting lagi untuk diperhatikan
adalah penghargaan terhadap setiap tindakan / aktivitas anak.
Contohnya : baik, pekerjaanmu bagus, perlu ditingkatkan, seratus
untuk anda, coba mari kita kerjakan bersama, hal ini perlu sekali
dilakukan baik berupa pujian maupun harapan dan saran.
2. Berupa tindakan
a) Pemberian poin atau nilai
b) Menepuk punggung siswa dengan berkata bagus-bagus
c) Membubuhkan tanda tangan
d) Memberikan secarik tulisan berupa saran dan kritik yang
membangun serta harapan
e) Memberikan pengumuman bagi pemenang disertai tepuk
tangan temannya
f) Memberikan hadiah berupa buku / pensil atau uang dsb
. Dalam penelitian ini reward yang diberikan oleh guru kepada
siswa berupa bonus nilai / angka.
Berdasarkan pendapat Sardiman (2002:89), tentang macam-macam
reward diatas yaitu pemberian angka atau nilai dijelaskan bahwa angka
merupakan

motivasi

berprestasi

yang

sangat

kuat,

siswa

yang

mendapatkan angka bagus akan bersemangat dalam belajar sedangkan


siswa yang mendapatkan angka atau nilai jelek mereka juga akan terpacu
untuk memperbaiki nilai tersebut menjadi bagus dengan rajin belajar. Hal

39

ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara reward dengan motivasi


berprestasi. Siswa merasa senang dan bangga apabila diberikan hadiah atas
prestasinya yang baik disekolah, dengan memberikan hadiah bagi siswa
yang berprestasi maka akan mendorong siswa yang lain untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan antara reward dengan prestasi belajar.
Penghargaan (reward) dalam berprestasi merupakan dorongan
untuk memotivasi siswa belajar. Dorongan intelektual adalah keinginan
untuk

mencapai

suatu

prestasi

yang

hebat.

(http://

pakdesefa.

blog2.plasa.com)
Menurut Wasty Soemanto (1998:123) bahwa tingkah laku manusia
itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement)
dari lingkungan. Sedangkan menurut Skinner dalam teori Skinners
Operant Conditioning menganggap bahwa reward atau reinforcement
sebagai faktor terpenting dalam proses belajar untuk mencapai prestasi
belajar yang bagus.
Pendapat-pendapat dari teori-teori diatas lebih menguatkan lagi
bahwa ada pengaruh antara reward dengan motivasi berprestasi dan
reward dengan prestasi belajar.

B. Kerangka Pemikiran
Prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai seseorang untuk
memperoleh perubahan ketrampilan maupun sikap yang dinyatakan dalam

40

bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh anak atau peserta didik dalam periode tertentu
mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan
transaksi keuangan. Menurut Thorndike (2002:127), faktor penting yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah reward. Sedangkan menurut Muhibbin
Syah (2001:132-139), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri siswa untuk
melakukan kegiatannya sendiri yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar guna meraih keberhasilan setinggi-tingginya dalam prestasi
akademiknya. Menurut Sardiman (2002:89), hadiah dan angka (reward)
mempengaruhi motivasi berprestasi.
Dimyanti Mahmud (1998:58), reward (hadiah) adalah bentuk
penghargaan yang diberikan oleh guru atas keberhasilan siswa dalam
melakukan sesuatu.
Dari uraian diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :

Motivasi berprestasi
(y1)
Reward
(x)
Prestasi belajar
akuntansi (y2)

41

C. Hipotesis
Menurut Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo (1994:183), hipotesis
adalah pernyataan mengenai sesuatu hal yang harus diuji kebenarannya /
dugaan sementara.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap motivasi
berprestasi.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap prestasi
belajar akuntansi.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar akuntansi.

42

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Hadari Nawawi (2005:4), Metode adalah cara utama yang
digunakan untuk mencapai tujuan.
Menurut Sutrisno Hadi (1997:3) Penelitian adalah suatu usaha untuk
membuka, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha
mana yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah, ilmu yang
membicarakan tentang ilmiah untuk penelitian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka
mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung tercapainya
tujuan penelitian.

B. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2003:10) penelitian yang berdasarkan tingkat
eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Penelitian diskriptif
Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri
tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan

43

diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun


suatu teori yang dapat berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan
mengontrol suatu gejala.
Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Asosiatif karena penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apa ada pengaruh pemberian reward terhadap
motivasi

berprestasi

dan

prestasi

belajar

akuntansi

dengan

jalan

mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang terkumpul.

C. Tempat Penelitian
Tempat atau objek penelitian adalah variabel tentang masalah yang
akan diteliti. Subjek adalah sumber data yang dijadikan sasaran pengumpulan
dan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI jurusan Akuntansi
tahun ajaran 2007 / 2008 dan objek penelitiannya adalah pemberian reward
terhadap motivasi berprestasi dan prestasi belajar akuntansi.

D. Populasi, Sampel, dan Sampling


1. Populasi
Menurut

Suharsimi

Arikunto

(1998:15),

populasi

adalah

keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah


seluruh siswa / siswi kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar sebanyak 122 siswa.
Dengan rincian sebagai berikut :

44

Tabel I
Distribusi Populasi
No.
1.

Kelas
XI Ak-1

Jumlah Siswa
40

2.

XI Ak-2

41

3.

XI Ak-3
Jumlah

41
122

2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:117), sampel adalah sebagian
dari populasi yang dipandang representatif terhadap populasi yang
diteliti. Pada prinsipnya semakin besar sampel-sampel yang diambil akan
semakin baik. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:120) menyatakan
bahwa, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil 10%-15% atau 20%-25%.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 80 siswa
dari 122 siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar yang menjadi anggota populasi. Jumlah tersebut dipandang
representatif, karena sudah melampaui jumlah batas minimal sample yaitu
25% dari populadi dengan jumlah sampel minimal sebanyak 31 subjek.

3. Sampling

45

Menurut Sutrisno Hadi (1993:74-78), sampling adalah cara yang


digunakan untuk pengambilan sampel. Sedangkan menurut Sugiyono
(2003:73), teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel.
Menurut Sugiyono (2003:74-78), ada dua cara pengambilan sampel yaitu :
a. Random sampling
Adalah pengambilan sampel dengan cara tidak memilih-milih individu
yang akan dijadikan sampel.
Cara pengambilan random sampling ada 3 yaitu :
1) Undian
Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian.
2) Ordinal
Cara ini dilakukan dengan jalan mengambil jumlah subjek yang
diperlukan dengan mengambil urutan dari atas ke bawah.
3) Menggunakan tabel bilangan random
Cara ini dilakukan dengan bantuan tabel random yang umumnya
terdapat pada buku-buku statistik.
b. Non ramdom sampling
Adalah suatu cara pengambilan sampel apabila tidak memberikan
kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan anggota
sampel, macam-macam non random sampling adalah sebagai berikut :
1. Quota sampling
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan.
2. Purposive sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk
penelitian kualitatif.
3. Accidental sampling
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Proporsional sampling
Merupakan teknik yang digunakan bila populasi mempunyai
unsur / anggota yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.
5. Stratified sampling
Merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional atau

46

populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkattingkat.


6. Double sampling
Penggambilan sampel yang menggunakan adanya sampel kembar.
Dari beberapa jenis sampling tersebut, dalam penelitian ini
digunakan teknik proporsional random sampling dengan cara undian.
Dalam random sampling semua kelas dalam populasi diberikan
kesempatan untuk dijadikan sampel dengan cara diundi. Proporsional
digunakan untuk memperoleh jumlah sampel masing-masing kelas.
Adapun prosedur teknik proporsional random sampling adalah
sebagai berikut :
a) Menggunakan proporsional sampling, yaitu pengambilan sampel
dengan mempertimbangkan proporsi dan pertimbangan jumlah
siswa disetiap kelas XI yang ada di SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar tahun ajaran 2007 / 2008.
No
1.

Kelas
XI Ak-I

2.

XI Ak-II

41
x 80 = 27
122

3.

XI Ak-III

41
x 80 = 27
122

Jumlah
Rumus:
n
x jumlah sampel
k

Keterangan :
n = jumlah siswa tiap kelas

Distribusi dan Jumlah Sampel


40
x 80 = 26
122

80

47

k = jumlah seluruh siswa (populasi)


b) Menggunakan random sampling, yaitu langkah yang menentukan
siapa-siapa

individu

yang

menjadi

anggota

sampel

yang

penentuannya dilakukan dengan cara undian.


Menurut Sutrisno Hadi (1996:70), langkah-langkah random
sampling dengan cara undian sebagai berikut :
1) Membuat daftar nama siswa kelas dua termasuk anggota
populasi
2) Memberi nomor-nomor undian yang berwujud angka-angka
untuk tiap-tiap subjek
3) Menggulung kertas kecil-kecil
4) Memasukkan gulungan kertas tersebut ke dalam kaleng lalu
dikocok
5) Satu persatu gulungan kertas dikeluarkan dari kaleng
6) Mengambil kertas gulungan itu sebanyak yang dibutuhkan
Berdasarkan rambu-rambu diatas maka prosedur yang
dilakukan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :
1) Membuat daftar nama siswa kelas XI termasuk anggota
populasinya
2) Memberi nomor-nomor undian yang berwujud angka-angka
untuk tiap-tiap subjeknya yaitu XI Ak-I, XI Ak-II, dan XI Ak-III
3) Menggulung kertas kecil-kecil
4) Memasukkan gulungan kertas tersebut ke dalam kaleng lalu
dikocok
5) Satu persatu gulungan kertas dikeluarkan dari kaleng
6) Mengambil kertas gulungan itu sebanyak 80 untuk kelas XI
Ak-I = 26, XI Ak-II = 27, dan XI Ak-III = 27

48

4. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian yaitu keterangan langsung yang diperoleh dari objek
penelitian sekolahan.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah hasil angket
kepada siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar yaitu angket motivasi berprestasi, data yang berasal dari
pegawai TU dan guru SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar berupa
jumlah siswa, daftar nama siswa dan nomor induk siswa, daftar nilai
ujian mid akuntansi siswa dan daftar bonus nilai akuntansi siswa.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari
buku-buku, literature atau majalah-majalah ilmiah yang berhubungan
dengan penelitian. Dalam penelitian ini data sekundernya yaitu teoriteori yang berasal dari buku-buku bacaan, jurnal, internet, majalah, dan
sebagainya.

E. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2003:31), variabel penelitian adalah sesuatu hal
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.

49

Dalam penelitian ini variabelnya antara lain :


a. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah
(x) : reward
b. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependen adalah
(y1) : motivasi berprestasi
(y2) : prestasi belajar

F. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian dengan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1) Metode dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:132), Dokumentasi adalah
mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda, notulen rapat
dan sebagainya.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari TU (tata
usaha) SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar untuk data nama siswa dan
nomor induk siswa, nilai akuntansi mid semester ganjil diperoleh dari guru
bidang studi akuntansi kelas XI serta bonus nilai (reward) akuntansi.
2) Metode angket (questionnaire)
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:124), Angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

50

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang


diketahui.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan angket tertutup
secara langsung yaitu terdiri atas pertanyaan dengan sejumlah jawaban
sebagai pilihan dengan kata lain orang yang dikenai angket harus memiliki
jawaban yang telah disediakan dalam angket. Mengenai bentuk angket
yang digunakan adalah sistem pilihan ganda. Alasan penulis menggunakan
angket adalah :
a) Hemat tenaga
b) Hemat biaya karena tidak banyak memerlukan peralatan
c) Menghemat waktu, maksudnya dengan waktu yang singkat dapat
memperoleh data yang banyak
Penilaian angket menggunakan skala likert 1 sampai 4, hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
(a) jawaban a (sangat setuju) diberi nilai 4
(b) jawaban b (setuju) diberi nilai 3
(c) jawaban c (tidak setuju) diberi nilai 2
(d) jawaban d (sangat tidak setuju) diberi nilai 1
Berikut ini kisi-kisi pembuatan angket :

Variabel
Motivasi

Indikator
a. Ulet dalam menghadapi tugas

Berprestasi

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa) dan

51

tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai


c. Menerima pelajaran dengan baik untuk mencapai
prestasi
d. Lebih senang belajar mandiri
e. Senang, rajin dalam belajar dan penuh semangat
f. Berani mempertahankan pendpat bila benar
g. Suka mengerjakan soal-soal latihan
3) Metode observasi
Observasi atau pengamatan langsung atau objek penelitian
dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang keberadaan
objek penelitian dan kegiatan yang dilakukan.
Menurut

Sukandar

Rumidi

(2002:6),

observasi

adalah

pengamatan dan pencatatan objek dengan sistematika fenomena yang


diselidiki.
Metode ini hanya untuk mengetahui profil sekolah SMK
Muhammadiyah 2 Karanganyar dan siswanya secara umum untuk
membantu dalam penelitian.

G. Uji Instrument
a. Uji validitas
Uji validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test
melakukan fungsi ukurannya. Validitas alat ukur uji dengan menghitung
korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan
keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Metode yang

52

digunakan adalah Product Moment Person. Pengujian validitas butir soal


dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS for Windows
11.0
b. Uji reliabilitas
Uji rehabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrument dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran
dilakukan berulang-ulang. Pengujian uji reliabilitas butir soal dalam
penelitian ini menggunakan bantuan Program SPSS for Windows 11.0

H. Uji Prasarat Analisis


Sebelum data diolah dan dianalisa menggunakan regresi linier
sederhana, maka perlu dilakukan uji persyaratan statistik terlebih dahulu.
Menurut Sudjana (2001:15) uji prasarat analisis yang dilakukan untuk regresi
linier adalah.
a. Uji normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran
data. Dalam hal ini dilakukan dengan cara menggunakan uji lilliefors
menurut Sudjana (2002:466-467), langkah-langkahnya :
1) Hipotesis
H0 = sampel dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel tidak dari populasi berdistribusi normal
2) Prosedur
a) x1,x2,x3,,xn dijadikan bilangan baku z1,z2,z3,,zn dengan rumus :

53

i =

xi x
dimana
S

i = bilangan baku
x

= rata-rata

S = simpangan baku sampel

Data dari sampel tersebut diurutkan dari skor terendah ke skor


tertinggi.
b) Dengan data distribusi normal baku, dihitung peluang :
F Zi 0 p Zi Z

c) Menghitung proporsi Z1,Z2,,Zn Z dinyatakan dengan : S Zi

banyakZ 1 , Z 2 ,..., Z n yang Z i


N

d) Menghitung selisih F (Zi) S (Zi) dan menentukan harga


mutlaknya
e) Mengambil harga yang terbesar diantara harga mutlak selisih
tersebut
f) Kesimpulan
(1)

Jika L0 < Ltabel maka H0 diterima berarti distribusi


sebaran normal

(2)

Jika L0 > Ltabel maka H0 + ditolak berarti distribusi


sebaran data tidak normal

Pengujian normalitas butir soal dalam penelitain ini menggunakan


bantuan Program SPSS for Windows 11.0
b. Uji linearitas

54

Digunakan untuk menguji linieritas yang diambil betul-betul cocok


atau tidak dengan keadaan. Langkah-langkah uji linieritas sebagai berikut :
1) Statistik uji
F1

s
reg 2
TC 2
,
F

2
s
s
reg 2
E2

2) Prosedur
a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (b/a) atau Jk (b/a)

Jk

xy

x y

Keterangan :
N : banyaknya data
a : konstanta
b : koefisien regresi untuk variabel x

b:

N N i Yi xi y i
N xi xi
2

b) Jumlah kuadrat residu abu Jkres


Jk res y Jk (b / a )
2

c) Jumlah kuadrat error atau JkE

Jk res y1
2

y
1

d) Jumlah kuadrat tidak cocok atau JkTC


Jk TC Jk res Jk res

e) Rerata jumlah kuadrat regresi atau Sres2

55

S reg Jk (b / a )

f) Rerata jumlah jumlah kuadrat tuna cocok (Sres2)


2

S reg

Jk res
n2

g) Rerata jumlah kuadrat kurang cocok (STC2)


2

S TC

JkTC
k 2

Rerata jumlah kuadrat error atau SE2


2

SE

Jk E
nk

h) Menghitung F1

S reg

S res

, F2

S TC
SE

Pengujian linieritas butir soal dalam penelitian ini menggunakan


bantuan Program SPSS for Windows 11.0

I. Teknik Analisis Data


a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam
Sugiyono (2003:204) dijelaskan analisis regresi linier sederhana
menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = a + bX
Dimana :
x

= pengaruh reward

56

y1 = motivasi berprestasi
y2 = prestasi belajar akuntansi
a

= konstanta

= koefisien korelasi
Pengujian analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini

menggunakan bantuan Program SPSS for Windows 11.0


b. Uji Parsial (Uji t)
Digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masingmasing variabel bebas (pengaruh reward terhadap motivasi berprestasi dan
prestasi belajar akuntansi) secara sendiri-sendiri, sehingga bila diketahui
apakah dugaan yang sudah ada dapat diterima atau tidak :
Langkah-langkah :
1. Menentukan formulasi H0 dan H1
H 0 1 0 Berarti tidak ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap

prestasi belajar akuntansi


H 1 1 0 Berarti ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap

prestasi belajar akuntansi


H 0 2 0 Berarti tidak ada pengaruh pemberian reward terhadap

prestasi belajar akuntansi


H 1 2 0 Berarti ada pengaruh pemberian reward terhadap prestasi

belajar akuntansi
2. Level of significant
3. Kriteria pengujian

= 5%

57

Daerah ditolak

Daerah ditolak
Daerah diterima

Ho diterima apabila t / 2; n 2 t t / 2; n 2
Ho ditolak apabila t t / 2; n 2 atau t t / 2; n 2
4. Pengujian nilai t
t

b
SEb

Keterangan :
b

= koefisien regresi

SEb = standard error of b

5. Kesimpulan
Analisis Uji-t dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program
SPSS for Windows 11.0

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo S. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud Dikmenjur. 1996. Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta : Balai
Pustaka.

58

Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi


Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta : Depdiknas.
Dumyati Mahmud. 1998. Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Terapan.
Yogyakarta : BPFE.
Djarwanto dan Pangestu Subagyo. 1996. Statistik Induktif. Jakarta : BPFE.
Edy Siswanto. 2008. Reward atau hadiah dapat meningkatkan motivasi belajar.
http://www.wajah pendidikan kita.blogspot.com.
Elazar J. Pedharuz and Fred N. Kerlinger. 1987. Korelasi dan Analisis Regresi
Ganda. Yogyakarta : Nurcahaya.
Gibson. 1995. Organisasi Perilaku, Struktur, dan Proses. Jakarta : Bina Rupa
Aksara.
Hadari Nawawi. 2005. Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Haryono. 1994. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta : STIE YKPN.
Herlina Ari Arnayanti. 2004. Pengaruh Strategi Pembelanjaan dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi Belajar. Akuntansi pada Siswa kelas II SMP N I
Jogonalan Klaten. Surakarta : FKIP UMS.
Komarudin. 2008. Konsep reward dan punishment. http://sas.ilbn.info/gdl.php?
mod= browse8op.com
M. Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Guru. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nasution. 1988. Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.

59

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.


Poerwodarminto. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
. 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Rumindi Sukandas. 2002. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk
Penelitian Pemula. Yogyakarta : UGM Press.
Sardiman AM. 2002 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Soeharto. 1998. Desain Instruksional Sebuah Pendekatan Praktis untuk
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta : Depdikbud.
Soemarso SR. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Bumi Aksara.
Stephen Robbin. 2001. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi.
Jakarta : Prehalindo.
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2003. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung : Alfa Beta.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grasindo Persada.
Sutrisno Hadi. 1993. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Tri Wahyuni. 2007. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kepuasan Reward
terhadap Prestasi Belajar Matematika pada siswa kelas VIII SMP N 26
Surakarta. Surakarta : UMS
Winkel. 1996. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grasindo Persada.
Yusuf. 2006. Hubungan Motivasi Berprestasi, Minat terhadap Pelajaran Bahasa
Indonesia dan Penguasaan Sintaksis dengan Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia kelas XI SMA Al-Kautsar tahun ajaran 2004 / 2005. Lampung :
Unila.

60

Anda mungkin juga menyukai