BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan
bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan
pendidikan. Keberhasilan pendidikan akan dicapai suatu bangsa apabila ada
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya
manusia (SDM). Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut pasal 3 UU
No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk
berkembangnya potensi untuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan yang mulia pada saat ini tampaknya sulit tercapai apabila
pelajar-pelajar di Indonesia sering berbuat curang dan tidak jujur dalam tes.
Kenyataan yang sering terjadi pada banyak murid di sekolah-sekolah atau
mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi atau universitas baik swasta
maupun negri, yang melakukan perbuatan menyontek pada saat tes untuk
mendapatkan nilai bagus sangat banyak. Menyontek dilakukan bukan hanya
karena ingin mendapat prestasi yang baik disekolah, tetapi banyak juga yang
tetapi bisa juga dari guru yang tidak berhasil dalam memberikan motivasi
yang mampu membangkitkan semangat siswa untuk belajar. Keberhasilan
belajar siswa tidak lepas dari motivasi siswa yang bersangkutan, oleh karena
itu pada dasarnya motivasi berprestasi merupakan faktor yang sangat
menentukan keberhasilan siswa. Siswa juga akan lebih termotivasi jika dari
hasil
belajarnya
tersebut
mendapatkan
penghargaan
(reward)
yang
memuaskan dari guru atau pihak pengajar sebagai tanda penghargaan atas
hasil belajarnya tersebut.
Guru tentu tidak bisa lepas dari murid, dengan perkembagan teknologi
yang pesat kadang-kadang mereka lebih cepat tahu tentang bentuk kehidupan
yang jauh disana maupun sekitarnya. Adanya ketergantungan satu sama lain
membuat kita perlu menghargai karya orang lain. Apresiasi didunia
pendidikan penting adanya dan harus dilakukan untuk memberikan nuansa
baru yang bersemangat mencari prestasi demi masa depan.
Permasalahannya adalah bagaimana membujuk siswa atau peserta
didik
untuk
berusaha
mengembangkan
motivasi
belajarnya
supaya
mendapatkan hasil belajar yang optimal. Motivasi bisa timbul dari dalam
maupun dari luar individu.
Dari uraian diatas timbullah suatu kesimpulan bahwa motivasi
berprestasi tidak bisa dilihat hanya dari pemberian penghargaan (reward) saja,
sehingga diperlukan suatu penelitian agar dapat memberikan solusi yang tepat
bagaimana menumbuhkan motivasi yang dapat mendukung tercapainya
prestasi belajar yang maksimal (diinginkan).
B. Pembatasan Masalah
Dari masalah yang komplek diatas peneliti membatasi masalah agar
permasalahan yang dianalisa dapat terarah, sesuai sasaran dan tujuan yang
diharapkan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Reward dalam penelitian ini berupa pemberian bonus nilai dalam mata
pelajaran akuntansi.
2. Motivasi berprestasi siswa pada bidang studi akuntansi.
3. Data prestasi belajar siswa diambil dari daftar nilai semester ganjil bidang
studi akuntansi.
4. Peneliti hanya memilih siswa kelas XI jurusan akuntansi pada SMK
Muhammadiyah 2 Karanganyar.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul, pembatasan masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap
motivasi berprestasi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar.
D. Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian tujuan merupakan salah satu alat kontrol yang
dapat dijadikan petunjuk supaya penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap motivasi
berprestasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian reward terhadap prestasi belajar
akuntansi.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
akuntansi.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Memberi sumbangan pemikiran bagi para guru dan lembaga pendidikan
pada umumnya tentang pengaruh pemberian reward terhadap motivasi
berprestasi siswa.
F. Sistematika Skripsi
Dalam penyusunan sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian antara
lain :
Bagian awal meliputi : halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto,
prakata, daftar isi, daftar tabel, abstraksi.
Bagian Utama :
BAB I
PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
skripsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai pengertian prestasi belajar, motivasi
berprestasi, reward, mata pelajaran akuntansi, sekolah menengah
kejuruan, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB V
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritik
1. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar
Pada hakekatnya prestasi adalah hasil dari sebuah evaluasi
terhadap individu yang dinilai. Bentuk dari penilaian bisa berupa data
kualitatif ataupun kuantitatif.
Beberapa pengertian prestasi belajar :
Menurut Muhibbin Syah (2001:192), prestasi adalah hasil
belajar meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa. Menurut Witherington
(2003:155), prestasi adalah hasil yang dicapai individu melalui usaha
yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas kecakapan
dalam situasi tertentu.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:102):
Prestasi adalah hasil belajar yang merupakan penekanan dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang, sedangkan indikasinya dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,
ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik.
Dari pengertian diatas prestasi adalah hasil yang telah dicapai
atau didapat dari proses belajar.
b. Pengertian Belajar Akuntansi
Menurut
Sumadi
Suryabrata
(2004:249),
seorang
10
11
12
memerlukan
proses
dan
penahapan
serta
13
14
15
16
akuntansi antara lain adalah : (1) pemegang buku, (2) kasir teller, (3)
juru penggajian, (4) operator mesin hitung, (5) operator komputer, (6)
administrasi gudang, (7) menyusun laporan keuangan.
Menurut Soeharto (1998:9) pendidikan kejuruan adalah sebagai
persiapan memasuki dunia kerja, dengan sedikit mengenyampingkan
asumsi-asumsi yang lain. Pendidikan kejuruan hendaknya tidak hanya
merupakan penyiapan memasuki dunia kerja, tetapi juga ditinjau
sebagai upaya pendidikan berkelanjutan (pendidikan seumur hidup)
dan pendidikan kejuruan sebagai aspek pendidikan pada umumnya.
Menurut Thomas H. Arcy (dalam Soeharto, 1998:2) pendidikan
kejuruan adalah program pendidikan yang terorganisasi yang
berhubungan langsung dengan persiapan individu untuk bekerja
mendapatkan upah ataupun bekerja tanpa upah atau persiapan
tambahan suatu karier yang memerlukan.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut pendidikan kejuruan
sebenarnya telah nampak adanya tuntutan adanya pendidikan tersebut
untuk mempersiapkan tenaga terampil tingkat menengah. Keberadaan
lembaga
pendidikan
pemersiap
tenaga
kerja selaras
tuntutan
Teknik Elektronika
Teknik Pemesinan
Teknik Otomotif
Bisnis dan Manajemen
17
5) Pariwisata
6) Tata Boga
7) Tata Kecantikan
8) Tata Busana
9) Pelayaran
10) Telekomunikasi
11) Kesehatan
Dari bidang-bidang keahlian di atas, ada program keahlian dan
peneliti memaparkannya beberapa saja, yaitu:
1) Teknik Elektronika,jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Teknik Audio-Video
b) Teknik Elektronika Industri
c) Teknik Mekatronika
2) Teknik Permesinan,jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Teknik Mesin Produksi
b) Teknik Pengelasan
c) Teknik Fabrikasi Logam
d) Teknik Gambar Mesin
e) Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
f) Teknik Pengecoran Logam
3) Teknik Otomotif, jurusan yang ditawarkan antara lain:
a) Kendaraan Ringan
b) Sepeda Motor Kecil dan Besar
c) Perbaikan Bodi dan Cat
d) Teknik Alat Berat
e) Ototronik
18
19
20
21
terarah.
Motivasi
berprestasi
sangat
besar
mempunyai
motivasi
berprestasi
rendah
akan
mengakibatkan
prestasi
belajarnya
jelek,
22
dalam
menunjang
efektivitas
dan
efisiensi
proses
apabila
hasil
belajarnya
nanti
diberi
suatu
23
Motivasi Berprestasi
a. Pengertian Motivasi Berprestasi
Motivasi biasanya didefinisikan sebagai sesuatu yang memberi
energi dan mengarahkan perilaku. Tentu saja, ini merupakan definisi
umum, definisi yang dapat diaplikasikan untuk banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku. Semua perilaku termotivasi, bahkan perilaku
siswa yang memandang keluar jendela dan menghindari tugas.
Kesediaan siswa untuk belajar adalah hasil dari banyak faktor. Mulai
dari kepribadian siswa dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan
24
dibidang
tertentu.
Menurut
Falahy
dalam
25
26
kepada
guru-guru
bagaimana
mereka
harus
27
28
Untuk
lebih
mempejelas
tentang
indikator-indikator
motivasi
29
30
serta
juga
dapat
menambah
pengetahuan
dan
31
Memberikan angka
Hadiah
Memberi ulangan
Mengetahui hasil
Pujian
Hukuman
Memberikan angka
32
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya,
dalam penelitian ini angka yang dimaksud adalah bonus nilai /
tambahan nilai dari siswa yang telah mengerjakan tugas di depan
kelas. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai
angka / nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan
motivasi
yang
sangat
kuat,
sehingga
akan
Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah
selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin
tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak
berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Contohnya hadiah yang
diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik
bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
Pemberian hadiah dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa,
sehingga dengan motivasi berprestasi itu prestasi belajar siswa
akan meningkat juga.
c)
Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi, yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu
sering (setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas.
Dalam hal ini guru harus juga terbuka maksudnya, kalau ada
33
ulangan
harus
diberitahukan
kepada
siswa.Ulangan
harian
Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi
kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada
motivasi pada diri siswa untuk terus belajar dengan suatu harapan
hasilnya terus meningkat.
e)
Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi,yang
baik sehingga pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat
akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi
gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri siswa
sehingga mengakibatkan prestasi belajarnya ikut meningkat.
f)
Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh
karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian
hukuman,karena
pemberian
hukuman
yang
tepat
dapat
34
yang
menyatakan
bahwa
siswa
yang
35
36
2. Di luar kelas
Dimana saja kita menemui anak yang melakukan keberhasilan kita
perlu memberikan hadiah pada saat itu juga. Namun juga bisa kita
berikan pada waktu-waktu tertentu seperti : upacara, kenaikan
kelas, perpisahan, dll. Alangkah bijaksananya setiap anak
melakukan
keberhasilan
mengerjakan
sesuatu
mendapatkan
37
38
motivasi
berprestasi
yang
sangat
kuat,
siswa
yang
39
mencapai
suatu
prestasi
yang
hebat.
(http://
pakdesefa.
blog2.plasa.com)
Menurut Wasty Soemanto (1998:123) bahwa tingkah laku manusia
itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement)
dari lingkungan. Sedangkan menurut Skinner dalam teori Skinners
Operant Conditioning menganggap bahwa reward atau reinforcement
sebagai faktor terpenting dalam proses belajar untuk mencapai prestasi
belajar yang bagus.
Pendapat-pendapat dari teori-teori diatas lebih menguatkan lagi
bahwa ada pengaruh antara reward dengan motivasi berprestasi dan
reward dengan prestasi belajar.
B. Kerangka Pemikiran
Prestasi belajar akuntansi adalah hasil yang dicapai seseorang untuk
memperoleh perubahan ketrampilan maupun sikap yang dinyatakan dalam
40
bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh anak atau peserta didik dalam periode tertentu
mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan
transaksi keuangan. Menurut Thorndike (2002:127), faktor penting yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah reward. Sedangkan menurut Muhibbin
Syah (2001:132-139), faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah
motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri siswa untuk
melakukan kegiatannya sendiri yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar guna meraih keberhasilan setinggi-tingginya dalam prestasi
akademiknya. Menurut Sardiman (2002:89), hadiah dan angka (reward)
mempengaruhi motivasi berprestasi.
Dimyanti Mahmud (1998:58), reward (hadiah) adalah bentuk
penghargaan yang diberikan oleh guru atas keberhasilan siswa dalam
melakukan sesuatu.
Dari uraian diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Motivasi berprestasi
(y1)
Reward
(x)
Prestasi belajar
akuntansi (y2)
41
C. Hipotesis
Menurut Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo (1994:183), hipotesis
adalah pernyataan mengenai sesuatu hal yang harus diuji kebenarannya /
dugaan sementara.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap motivasi
berprestasi.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian reward terhadap prestasi
belajar akuntansi.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar akuntansi.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Hadari Nawawi (2005:4), Metode adalah cara utama yang
digunakan untuk mencapai tujuan.
Menurut Sutrisno Hadi (1997:3) Penelitian adalah suatu usaha untuk
membuka, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha
mana yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah, ilmu yang
membicarakan tentang ilmiah untuk penelitian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka
mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung tercapainya
tujuan penelitian.
B. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2003:10) penelitian yang berdasarkan tingkat
eksplanasinya (tingkat kejelasan) dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Penelitian diskriptif
Penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Disini variabelnya masih sama dengan variabel mandiri
tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian asosiatif
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau
lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan
43
berprestasi
dan
prestasi
belajar
akuntansi
dengan
jalan
C. Tempat Penelitian
Tempat atau objek penelitian adalah variabel tentang masalah yang
akan diteliti. Subjek adalah sumber data yang dijadikan sasaran pengumpulan
dan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI jurusan Akuntansi
tahun ajaran 2007 / 2008 dan objek penelitiannya adalah pemberian reward
terhadap motivasi berprestasi dan prestasi belajar akuntansi.
Suharsimi
Arikunto
(1998:15),
populasi
adalah
44
Tabel I
Distribusi Populasi
No.
1.
Kelas
XI Ak-1
Jumlah Siswa
40
2.
XI Ak-2
41
3.
XI Ak-3
Jumlah
41
122
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:117), sampel adalah sebagian
dari populasi yang dipandang representatif terhadap populasi yang
diteliti. Pada prinsipnya semakin besar sampel-sampel yang diambil akan
semakin baik. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:120) menyatakan
bahwa, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil 10%-15% atau 20%-25%.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 80 siswa
dari 122 siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar yang menjadi anggota populasi. Jumlah tersebut dipandang
representatif, karena sudah melampaui jumlah batas minimal sample yaitu
25% dari populadi dengan jumlah sampel minimal sebanyak 31 subjek.
3. Sampling
45
46
Kelas
XI Ak-I
2.
XI Ak-II
41
x 80 = 27
122
3.
XI Ak-III
41
x 80 = 27
122
Jumlah
Rumus:
n
x jumlah sampel
k
Keterangan :
n = jumlah siswa tiap kelas
80
47
individu
yang
menjadi
anggota
sampel
yang
48
4. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian yaitu keterangan langsung yang diperoleh dari objek
penelitian sekolahan.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah hasil angket
kepada siswa kelas XI jurusan akuntansi SMK Muhammadiyah 2
Karanganyar yaitu angket motivasi berprestasi, data yang berasal dari
pegawai TU dan guru SMK Muhammadiyah 2 Karanganyar berupa
jumlah siswa, daftar nama siswa dan nomor induk siswa, daftar nilai
ujian mid akuntansi siswa dan daftar bonus nilai akuntansi siswa.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari
buku-buku, literature atau majalah-majalah ilmiah yang berhubungan
dengan penelitian. Dalam penelitian ini data sekundernya yaitu teoriteori yang berasal dari buku-buku bacaan, jurnal, internet, majalah, dan
sebagainya.
E. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2003:31), variabel penelitian adalah sesuatu hal
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
49
50
Variabel
Motivasi
Indikator
a. Ulet dalam menghadapi tugas
Berprestasi
51
Sukandar
Rumidi
(2002:6),
observasi
adalah
G. Uji Instrument
a. Uji validitas
Uji validitas adalah untuk mengukur seberapa cermat suatu test
melakukan fungsi ukurannya. Validitas alat ukur uji dengan menghitung
korelasi antara nilai yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dengan
keseluruhan yang diperoleh pada alat ukur tersebut. Metode yang
52
53
i =
xi x
dimana
S
i = bilangan baku
x
= rata-rata
(2)
54
s
reg 2
TC 2
,
F
2
s
s
reg 2
E2
2) Prosedur
a) Menghitung jumlah kuadrat regresi (b/a) atau Jk (b/a)
Jk
xy
x y
Keterangan :
N : banyaknya data
a : konstanta
b : koefisien regresi untuk variabel x
b:
N N i Yi xi y i
N xi xi
2
Jk res y1
2
y
1
55
S reg Jk (b / a )
S reg
Jk res
n2
S TC
JkTC
k 2
SE
Jk E
nk
h) Menghitung F1
S reg
S res
, F2
S TC
SE
= pengaruh reward
56
y1 = motivasi berprestasi
y2 = prestasi belajar akuntansi
a
= konstanta
= koefisien korelasi
Pengujian analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini
belajar akuntansi
2. Level of significant
3. Kriteria pengujian
= 5%
57
Daerah ditolak
Daerah ditolak
Daerah diterima
Ho diterima apabila t / 2; n 2 t t / 2; n 2
Ho ditolak apabila t t / 2; n 2 atau t t / 2; n 2
4. Pengujian nilai t
t
b
SEb
Keterangan :
b
= koefisien regresi
5. Kesimpulan
Analisis Uji-t dalam penelitian ini menggunakan bantuan Program
SPSS for Windows 11.0
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo S. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud Dikmenjur. 1996. Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta : Balai
Pustaka.
58
59
60