NIM
: 140151600228
Off
: A4/PGSD
Itulah yang dialami belasan siswa di SDN 23 Tugu Utara, Koja, Jakarta
Utara. Bocah-bocah kecil itu memilih bolos sekolah karena takut jadi korban
pemukulan Ibu R yang menjadi guru kelas di kelas 3.
Kepada wartawan yang berkunjung ke sekolah yang terletak di Jalan
Kramat Jaya, Tugu Utara, Koja, Selasa (4/9), beberapa siswa kompak berteriak
kalau gurunya kerap memukuli mereka saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
"Saya pernah dipukul di bagian pipi dan kepala," cerita Ajeng yang duduk di
kelas 3.
Selain kekerasan secara fisik, Ajeng mengaku juga mendapatkan kekerasan
secara mental. Gurunya pernah merobek buku catatan pelajaran miliknya.
"Gara-garanya, aku pernah salah salah menulis catatan pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di buku catatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)," tambahnya.
Jika Ajeng salah mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan guru
kelasnya itu, maka dia akan dipukul sebagai hukuman.
"Pernah dipukul karena salah mengerjakan satu soal dari 15 soal pelajaran
matematika," keluhnya.
Tidak hanya Ajeng, Fadli (8) yang juga siswa kelas 3 membenarkan
kejadian itu. Karena trauma dengan ulah guru kelasnya itu, Fadli tidak dapat
mengingat hafalan perkalian yang diinstruksikan gurunya.
"Saya lupa hafalan karena takut," katanya.
Mereka berdua mengaku sebenarnya ingin kembali bersekolah, asalkan ibu
guru R itu tidak lagi berbuat semena-mena dengan mereka.
"Kita inginnya bu R tidak mengajar kelas 3 lagi," ucap kedua bocah SD itu
dengan kompak.
Sampai berita ini diturunkan, pihak kepala sekolah maupun Ibu R belum
bisa ditemui dan memberikan penjelasan.
"Pihak kepala sekolah belum bisa menanggapi masalah itu karena belum
jelas," kata salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya saat wartawan
mendatangi sekolah itu.
Analisis Kasus
Hak asasi merupakan hak mendasar yang dimiliki setiap manusia semenjak
dia lahir. Hak pertama yang kita miliki adalah hak untuk hidup seperti di dalam
Undang Undang No. 39 tahun 1999 pasal 9 ayat (1) tentang hak asasi manusia,
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan
taraf hidupnya, ayat (2) Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai,
bahagia, sejahtera, lahir dan bathin, dan ayat (3) Setiap orang berhak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Di Indonesia hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang
Undang No. 39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan
tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan
demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahtera-an, kebahagiaan, dan
kecerdasan serta keadilan.
Meskipun di Indonesia telah di atur Undang Undang tentang HAM, masih
banyak pula pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
Pelanggaran HAM yang baru-baru ini sedang marak adalah pelanggaran hak asasi
perlindungan anak. Padahal di dalamnya sudah terdapat Undang Undang yang
mengatur di dalamnya, antara lain Undang Undang No. 4 tahun 1979 diatur
tentang kesejahteraan anak, Undang Undang No. 23 tahun 2002 diatur tentang
perlindungan anak, Undang Undang No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak,
Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 diatur tentang ratifikasi konversi hak anak.
Apabila kita melihat kasus yang terjadi diatas dimana seorang anak yang
seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak bukan malah di pukul yang
mengakibatkan anak jadi takut untuk pergi kesekolah untuk menimba ilmu, hal ini
tentu saja melangar peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana
yang terdapat dalam Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia yang
tercantum di dalam Pasal 28 B ayat (2), yang berbunyi Setiap orang berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminas, Pasal 28 C ayat (1) Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia. Ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya. Dan sebagaimana yang diatur didalam
Undang-undang Khusus Tentang Hak Asasi Manusia, yaitu Undang-undang No.
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 11 yang berbunyi Setiap orang
berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan berkembang secara
layak.
Pasal 12 yang berbunyi Setiap orang berhak atas perlindungan bagi
pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya,
dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai
dengan hak asasi manusi,
Pasal 58 (1)Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum
dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan
pelecehan seksual selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak
lain maupun yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak tersebut.