Anda di halaman 1dari 3

SOLUSI MENGATASI KEMACETAN

DI JATINGALEH SEMARANG

NAMA

: Adhi Wicaksono

NIM

: 10.12.0021

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KATOLIK SORGIJAPRANATA
SEMARANG
2013

Kemacetan sering terjadi di kawasan Jatingaleh terutama pada saat pagi dan sore hari. Pagi
hari adalah waktu ketika para pengendara yang didominasi oleh siswa, mahasiswa dan
pekerja kantoran untuk berangkat ke tempat tujuan mereka, sedangkan sore hari adalah waktu
dimana mereka pulang dari berkegiatan. Jalan Jatingaleh adalah jalan utama pengendara
kendaraan bermotor dari arah banyumanik untuk menuju ke kota begitupun sebaliknya.
Jatingaleh juga merupakan jalan utama dari para pengendara kendaraan roda empat atau pun
lebih untuk keluar dari jalan tol. Belum lagi kendaraan yang keluar dari arah pasar jatingaleh
yang menerobos ke arah keluar tol dimana di sebelah jalur keluar tol itu ada jalan menuju
pemukiman warga. Kemacetan juga disebabkan karena perpindahan mahasiswa Undip
Pleburan ke kawasan Tembalang. Para pengemudi dari arah Unika Soegijapranata yang
melaju ke arah jatingaleh dan akan menuju ke gombel juga menambah parahnya kemacetan
di jatingaleh. Kemacetan ini berlangsung setiap harinya. Sudah banyak warga yang mengeluh
tentang kemacetan jatingaleh. Bukannya malah membaik, tapi dari tahun ke tahun kemacetan
ini semakin parah. Ditambah lagi masalah kendaraan bermotor yang setiap tahunnya
bertambah banyak

Pemerintah telah berencana akan membuat Underpass untuk mengatasi masalah ini. Namun
menurut saya hal ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak terlalu efektif mengingat
kemacetan yang semakin hari semakin bertambah parah dan belum lagi saat proses
pembangunan Underpass yang menelan biaya banyak dan waktu yang tidak sebentar.
Beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan Jatingaleh ini menurut saya adalah

Segera membuka koridor baru, yakni jalan tembus dari UNDIP


menuju Jangli. Mengingat Fisibility Study (FS) dan Detail
Engineering Design (DED) yang sudah selesai dilakukan.

Memperbanyak angkutan umum yang tertata rapi dan harganya


terjangkau oleh masyarakat. Sebuah angkutan umum seperti bis
misalnya, bis dapat menampung 20-30 orang, bayangkan jika 2030 orang yang setiap orang memakai satu mobil / motor berpindah
haluan menjadi penumpang bis maka akan jelas terlihat
perbedaanya di jalan raya. Pemerintah seharusnya harus bertindak
lebih tegas dalam masalah kendaraan bermotor yang semakin
mudah didapatkan dengan sistem kredit dan dp yang murah dan
gampang. Kendaraan bermotor itu perlu dibatasi, selain
menyebabkan polusi, bertambahnya volume kendaraan juga
menyebabkan kemacetan.

Anda mungkin juga menyukai