Anda di halaman 1dari 5

A.

OBJEK EVALUASI PENDIDIKAN


Objek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu
yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang
dijadikan sebagai titik perhatian atau pengamatan, karena pihak
penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan
atau

proses

pendidikan

tersebut. 1

Salah

satu

cara

untuk

mengenal atau mengetahui objek evaluasi pendidikan adalah


dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu segi input,
transformasi, dan segi output.
Dari segi input, maka objek evaluasi pendidikan meliputi tiga
aspek, yaitu:
1. Aspek Kemampuan
Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik maka
para calon peserta didik itu harus memiliki kemampuan
yang sesuai atau memadai agar dapat mengikuti proses
pembelajaran

pada

program

mengalami banyak hambatan.


2. Aspek Kepribadian
Sebelum mengikuti program

pendidikan

dan

tidak

pendidikan,

para

calon

peserta didik mengikuti tes kepribadian agar diketahui


baik buruknya kepribadian pada peserta didik. Hal ini
dapat mempengaruhi keberhasilan calon peserta didik
dalam mengikuti program pembelajaran.
3. Aspek Sikap
Sikap adalah bagian dari tingkah laku manusia. Aspek
sikap perlu dinila terlebih dahulu dengan menggunakan
alat berupa tes sikap.
Dari segi transformasi, objek dari evaluasi pendidikan itu
meliputi sebagai berikut:
1. Kurikulum atau materi pelajaran
2. Metode mengajar dan teknik penilaian
1 Doni, Sindu, dkk, Evaluasi Pendidikan, hlm. 16.

3. Sarana atau media pendidikan


4. Sistem administrsi
5. Guru dan unsur-unsur personil lainnya yang terlibat
dalam proses pendidikan.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi
pendidikan

adalah

tingkat

pencapaian

atau

prestasi

yang

berhasil diraih oleh masing-masing peserta didik, setelah mereka


terlibat dalam proses pendidik selama jangka waktu yang telah
ditentukan. Alat yang digunakan adalah berupa tes belajar atau
tes hasil belajar yang dikenal dengan tes pencapaian.
B. SUBJEK EVALUASI PENDIDIKAN
Subjek atau pelaku pendidikan ialah orang yang melakukan
pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan. Dalam kegiatan
evaluasi pendidikan, dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi
belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang
mnegasuh mata pelajaran tertentu.
Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap
peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas
yang sebelum melakukan evaluasi tentang sikap itu, terlebih
dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan mengenai
cara-cara menilai sikap seseorang.
Jika sasaran yang dievaluasi kepribadian peserta didik, di
mana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan
menggunakan instrument

berupa

maka subyek evaluasinya

tes

yang

sifatnya

baku,

adalah seorang psikolog, karena

psikolog merupakan seseorang yang memang telah dididik


untuk menjadi

tenaga

ahli

yang

professional

psikologi.
C. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN

di

bidang

Prinsip adalah pernyataan yang mengandung kebenaran


hampir sebagian besar, jika tidak dikatakan benar untuk semua
kasus. Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti
penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi dapat
menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain
guna merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip dalam evaluasi
dapat dilihat seperti berikut:
1. Evaluasi harus masih daam kisi-kisi kerja tujuan yang telah
ditentukan.
2. Sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
3. Evaluasi diselenggarakan dalam proses kooperatif antara
guru dan peserta didik.
4. Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu.
5. Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai
yang berlaku.
Sedangkan menurut Slameto, evaluasi harus mempunyai
minimal 7 prinsip berikut: 1) terpadu, 2) menganut cara belajar
siswa aktif, 3) kontinuitas, 4) koherensi dengan tujuan, 5)
menyeluruh, 6) membedakan, dan 7) pedagogis.2
Adapun prinsip-prinsip umum evaluasi pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena
pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang
kontinu. Hasil evaluasi yang dihubungkan dengan hasilhasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh
gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan
peserta didik.
2. Komprehensif

2 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta


Timur: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 4-5.

Dalam melakukan evaluasi pada suatu objek, guru harus


mengambil seluruh objek itu untuk bahan evaluasi.
3. Adil dan objektif
Guru
sebaiknya
kepada
peserta
didik
harus
memberlakukan sama tanpa pandang bulu, bertindak
objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Evaluasi harus didasarkan pada kenyataan (data
dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau
rekayasa.
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama
dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik,
sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta
didik itu sendiri. Hal ini agar semua pihak merasa puas
dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa
dihargai.
5. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh
guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun
orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Untu
itu harus diperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan
soal.3
Dalam
pendapat

lain

disebutkan

bahwa

dalam

melaksanakan evaluasi terdapat prinsip yang perlu diperhatikan


diantaranya adalah:
1. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program
pembelajaran disamping tujuan intruksional dan materi
serta

metode

intruksional,

pengajaran

materi

dan

(segitiga

metode

Tyler).

pengajaran,

3 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2012), hlm. 31.

Tujuan
serta

evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak


bisa dipisahkan.
2. Keterlibatan siswa
Evaluasi bagi siswa merupakan kebutuhan bukan sesuatu
yang

ingin

dihindari.

Peyajian

evaluasi

oleh

guru

merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan


siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam
program belajar mengajar. Siswa akan merasa kecewa
apabila usahanya tidak dievaluasi.
3. Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus
berkaitan

dengan

materi

pengajaran

yang

sudah

disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang


hendak diukur.
4. Pedagogis
Evaluasi perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap
dan tingkah laku ditinjau dari pedagogis. Evaluasi dan
hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi
untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
5. Akuntabilitas
Sejauh mana keberhasilan program pengajaran perlu
disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban
(accountability).
keadaan

Pihak-pihak

kemajuan

belajar

ini

perlu

siswa

mengetahui
agar

dapat

dipertimbangkan pemanfaataannya.4

4 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1999),


hlm. 19-21.

Anda mungkin juga menyukai