OLEH:
KELOMPOK 8
FAUZIAH RAMADHANTI (1202651)
LIA INDRIYANI (1202622)
MIRA MAYDA SAFITRI (1202609)
ANALISIS KREDIT
a. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau bisa juga diartikan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar dengan harta
lancarnya
Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki, dengan rumus :
aktiva lancar
kewajiban lancar
3
2
2.57
2.22
1.69
2.55
2.44
1.71
0.95
1,00
0
2009
2010
2011
PT Siantar Top
2012
Rata-rata Industri
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 setiap Rp. 1 hutang
lancar dapat dijamin dengan Rp. 1,69 aset lancar perusahaan. Kemudian pada
tahun 2010 rasio ini meningkat yaitu Rp. 1 hutang dapat dijamin oleh Rp. 1,71
aset lancar. Namun pada tahun 2011 terjadi penurunan sehingga Rp 1 hutan
lancar hanya dapat dijamin oleh Rp. 0,95 aset lancar, hal ini menunjukkan
bahwa adanya penurunan nilai aset, yang pada hal ini dipengaruhi oleh
penurunan nilai kas dalam perusahaan sebesar 23%. Pada tahun 2012 proporsi
hutang lancar dan aset lancar sama.
Kemudian apabila dibandingakan dengan rata-rata industri sejenis, kinerja
perusahaan ini terbilang tidak bagus karena berada di bawah rata-rata industri
lain.
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
aktiva lancar persediaan
kewajiban lancar
2.8
3
2
1
1.2
0.63
1.15
0.72
1.13
0.37
0.44
0
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata Industri
Dari grafik terlihat sangat jelas sekali bahwa kinerja perusahaan dalam rasio ini
masih jauh di bawah rata-rata industri sejenis lainnya, lihat saja pada tahun
2009 setiap Rp. 1 utang lancar hanya dapat dijamin oleh Rp. 0,63 aset lancar
yang lebih likuid, begitu juga hingga tahun 2012 aset lancar yang lebih likuid
dari perusahaan belum mampu menjamin Rp 1 hutang lancar dengan Rp. 1 aset
lancar yang lebih likuid.
Rasio Kas (Cash Ratio)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang
disimpan di Bank. Cash Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:
kas + sekuritas
kewajiban lancar
1
0.8
0.84
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.79
0.65
0.07
2009
0.05
2010
0.02
0.09
2011
2012
Rata-Rata Industri
Dari grafik, rasio kas ini terlihat bahwa kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia tidak bagus
karena pada tahun 2009 hingga 2011 rasio ini terus menurun, begitu juga
dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis lainnya. Namun pada tahun 2012
rasio kas perusahaan terlihat membaik yaitu Rp 1 hutang lancar dapat dijamin
denga Rp. 0,09, tetai tetap saja masih jauh berada dibawah rata-rata indusri
sejenis lain.
34.86
31.73
24
23
34.86
22
20
0
2009-2010
2010-2011
2011-2012
Rata-Rata Industri
Pada rasio ini kemampuan perusahaan dalam menagih piutang terbilang bagus,
baik dilihat dari perusahaan sendiri maupun dibandingkan dengan rata-rata
industri sejenis lainnya. Karena dari tahun 2009-2012 angka rasio ini semakin
mengecil yang berarti bahwa hari penagihan piitang dalam setahun semakin
cepat. Untuk tahun 2009-2010 piutang dapat berputar 24 hari dalam setahun,
kemudian ditahun 2010-2011 piutang memerlukan 23 hari untuk berputar
dalam setahun, begitu juga tahu 2011-2012 piutang hanya membutuhkan waktu
22 hari untuk berputar dalam setahun.
Rasio Hari Perputaran Persediaan (Days Sales In Inventory)
Yaitu rasio yang menunjukan jumlah hari perputaran persediaan dalam satu
tahun, dengan rumus :
365
Hpp rata rata persediaan
100
74
70
81
65
70
77
50
0
2009-2010
2010-2011
2011-2012
Rata-Rata Industri
88
80
60
40
20
0
31
54
42
2009-2010
44
2010-2011
44
2011-2012
Rata-Rata Industri
Pada rasio ini kemampuan PT. Siantar Top dalam membayar hutang
dagangnya terlihat tidak bagus, hal ini karena dari tahun 2009-2012 rasio ini
terus meningkat. Kemudian apabila ditinjau ke laporan keuangan PT. Siantar
Top tahun 2012 jumlah hutangnya memang meningkat 2x lipat dari hutang
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan rasio ini dipengaruhi
oleh bertambahnya hutang perusahaan pada tahun bersangkutan, ini berarti
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang dagangnya terbilang tidak
bagus baik ditinjau dari kinerja perusahaan sendiri maupun dibandingkan
dengan rata-rata industri sejenis lainnya.
68
73
60
64
60
35
40
20
0
2009-2010
2010-2011
2011-2012
Rata-Rata Industri
Tahun 2009-2010 siklus perdagangan bersih perusahaan ini terjadi 68x dalam
setahun, kinerja ini dapat dinilai cukup baik karena siklus perdagangan bersih
terbilang sangat lancar. Apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis
lainnya PT. Siantar Top berada diatas rata-rata kinerja industri lain yang hanya
mencapai 60x dalam setahun. Kemudian kinerja ini semakin menurun hingga
tahun 2012 yang mana siklus perdagangan bersih perusahaan hanya terjadi 6x
dalam setahun, ini terbilang sangat tidak lancar, hal ini sangat dipengaruhi oleh
hari pembayaran hutang yang cukup besar proporsinya pada tahun ini
dikarenakan jumlah hutang perusahaan yang cukup besar pula.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang, rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan
dari para pemberi pinjaman atau bank.
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.66
0.55
0.5
0.26
2009
0.48
0.65
0.54
0.31
2010
2011
2012
Rata-Rata Industri
Pada grafik di atas terlihat bahwa dari tahun 2009 hingga tahun 2012 rasio ini
semakin meningkat pada PT. Siantar top. Lihat saja pada tahun 2009, 26% aset
dibiayai atau dijamin oleh hutang kemudian sampai tahun 2012, 54% aset
dibiayai oleh hutang. Sedangkan semakin tinggi rasio, akan semakin besar
resiko terkait dengan operasi perusahaan. Selain itu, hutang yang tinggi
terhadap aset dapat menunjukkan kapasitas pinjaman rendah dari sebuah
perusahaan, yang pada gilirannya akan menurunkan fleksibilitas keuangan
perusahaan.
Namun demikian persentase rasio perusahaan masih lebih baik dari pada ratarata industri sejenis lainnya.
Long Term To Total Asset
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk
menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
hutang jangka panjang
total aset
0.38
0.35
0.4
0.4
0.35
0.3
0.2
0.1
0.06
0.12
0.05
0.08
0
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata Industri
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa analisis Long Term Debt To total Asset
pada PT. Siantar Top Tbk mengalami fluktuasi. Yang mana tahun 2009 ini
berarti bahwa dari semua total aset 6%-nya di biayai oleh hutang jangka
panjang, yang berarti perusahaan tidak terlalu beresiko besar dalam
memperoleh aset asetnya. Begitu juga dengan tahun berikutnya angka rasio ini
hanya mengalami perubahan yang wajar dan tidak begitu berarti. Dan bila
dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis lainnya perusahaan ini terbilang
jauh lebih baik dan tidak beresiko yang mana pada industri lainnya total asetnya
dibiayai oleh hutang hingga mencapai 40% yaitu pada tahun 2012.
Debt Equity Ratio
Merupakan perbandingan antara hutang dengan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya.
Rasio ini dapat dihitung denga rumus :
total hutang
ekuitas pemegang saham
1.94
2
1.22
1.5
1
0.5
1.86
0.36
0.91
1.16
0.45
0
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata Industri
Dari tahun 2009-2012 rasio ini terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun
2009 setiap Rp. 1 modal sendiri dapat menjamin 36% hutang, kemudian pada
tahun 2010 setiap Rp. 1 modal sendiri digunakan untuk menjamin 45% hutang
seterusnya hingga tahun 2012 proporsi hutang yang dibiayai oleh modal sendiri
menjadi 116%. Ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam melunasi
kewajibannya semakin baik walaupun masih jauh berada di bawah rata-rata
industri sejenis lainnya.
Long Term Debt Equity Ratio
Yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang jangka panjang
dengan modal sendiri atau kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang
jangka panjang dengan modal sendiri
Rasio ini dapat dicari dengan rumus :
hutang jangka panjang
ekuitas pemegang saham
1.5
0.78
1.12
1.03
0.76
0.5
0.08
0.07
0.23
0
2009
2010
2011
0.17
2012
Rata-Rata Industri
20
15
10
17
15
10
6
0
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata Industri
dari garfik dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar bunga
mengalami fluktuasi, yakni pada tahun 2009 kemampuan laba operasi dalam
membayar beban bunga adalah 6x lipat, sedangkan pada tahun 2010 terjadi
peningkatan menjadi 8x liapat, namun pada tahun 2011 dan 2012 kemampuan
perusahaan dalam melunasi bunga mengalami penurunan menjadi 7x lipat dan
4x lipat. Kinerja ini pun masih jauh berada di bawah rata-rata industri sejenis
lainnya yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga laba operasi
yang dihasilkan mampu membayar bunga mencapai 21x lipat.
Kesimpulan : Dari analisis kredit ini dapat dinilai bahwa kinerja perusahaan terbilang
masih kurang baik, karena masih jauh berada di bawah rata-rata industri
lain, terutama dalam siklus perdagangan yang merupakan inti dari sebuah
perusahaan dagang, yang mana rasio ini semakin memburuk hingga tahun
2012. Kemudian bila dilihat dari segi resiko hutang perusahaan ini terbilang
mampu untuk melunasi hutangnya karena begitu kecil resiko hutang untuk
menjamin aset aset perusahaan. Namun kembai lagi pada perusahaan sendiri
yang mana telah kita ketahui bahwa resiko akan selalu sebanding dengan
pengembalian. Begitu juga dengan perusahaan ini yang dalam analisis kredit
dapat dinilai mengambil langkah aman dengan kecilnya resiko dan return yang
dimiliki perusahaan.
2) ANALISIS PROFITABILITAS
Analisis Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba
yang berhubungan dengan penjualan, aktiva dan modal sendiri.
Tingkat Pengembalian Investasi
ROA
11.74
12
11.65
10.01
10
8
6
4
2
0
1.27
2009-2010
1.3
1.18
2010-2011
2011-2012
Rata-Rata Industri
Kesimpulan : hasil analisis ROA dari tahun 2010-2012 dapat disimpulkan bahwa perusahaan
tidak mampu dalam memanfaatkan asset perusahaan dan juga ketidakefisienan
manajemen dalam menghasilkan laba dengan total keseluruhan aset yang tersedia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dalam tingkat pengembalian
aset terhadap laba PT. Siantar Top Tbk terbilang tidak baik
ROE
25
20
15
10
5
0
19.74
11
2009
23.48
20.01
10
2010
23.3
14
2011
2012
Rata-Rata Industri
Return On Equity atau ROE adalah analisis yang digunakan untuk mengukur
kinerja manajemen yang didasarkan pendanaan ekuitas. Grafik ROE PT. Siantar
Top Tbk dari tahun ke tahun cenderung stabil,pada tahun 2009 sebesar 11%, pada
tahun 2010 menunjukkan proporsi sebesar 10%, pada tahun 2011 sebesar 9% dan
pada tahun 2012 sebesar 14%. Sedangkan untuk rata-rata industri proporsi dalam
rentang tahun 2009-2012 sebesar 19,74%, 20,01%, 23,48% dan 23,3%. Pada tahun
2009 proporsi perusahaan adalah sebesar 11%, proporsi ini masih sangat jauh bila
dibandingkan dengan proporsi pada rata-rata industri makanan, yakni 19,74%. Ini
menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal PT. Siantar Top Tbk dinilai
kurang baik. Untuk tahun 2010 ROE perusahaan mengalami penurunan sebesar
9%, proporsi ini juga masih jauh dibandingkan dengan proporsi rata-rata indutri
makanan, sebesar 20,01% dan ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam tingkat
pengembalian modal PT. Siantar Top Tbk masih kurang baik .
Sedangkan untuk tahun 2011, pencapaian persentase ROE hanya mencapai
proporsi
Kinerja operasi
a.
Perspektif Laba
20
16.28
17.34
21.87
22.56
21.07
20.02
25
17.35
19.25
15
10
5
0
2009
2010
PT. Siantar Top
2011
2012
Rata-Rata Industri
Gross profit margin adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat
margin laba kotor yang diperoleh perusahaan. Dari grafik diatas dapat dilihat,
bahwa margin laba kotor perusahaan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada
tahun 2009 proporsi GPM sebesar 16,28%, proporsi ini merupakan proporsi
terendah dibandingkan tahun-tahun berikutnya. Apabila proporsi ini dibandingkan
dengan rata-rata industri makanan, yakni sebesar 20,02% proporsi ini masih jauh
dari rata-rata industri makanan. Pencapaian laba kotor yang rendah pada tahun ini
dikarenakan karena tingginya hpp yang dikeluakan perusahaan yang sangat tinggi,
sehingga laba kotor yang dihasilkan pun rendah.
Pada tahun 2010, proporsi GPM sebesar 17,34%, proporsi ini mengalami
peningkatan sebesar 1,06% dari tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan
dengan rata-rata industri makanan sebesar 21,07% proporsi ini masih terbilang
kurang baik dalam pencapaian laba kotor/GPM. Untuk tahun 2011, proporsi
GPM mengalami peningkatan sebesar 0,41% dengan proporsi 17,75%. Jika
dibandingkan dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 22,56%,
pencapaian GPM perusahaan masih terbilang kurang baik. Sedangkan pada
tahun 2012 proporsi GPM sebesar 19,25% yang merupakan proporsi terbesar jika
dibandingkan proporsi pada tahun-tahun sebelumnya, ini mencerminkan bahwa
perusahaan mampu dalam menekan dan mengendalikan biaya produksi setiap
tahunnya.Namun ,jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun
ini, yakni sebesar 21,87% kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba kotor
terbilang cukup baik.
Kesimpulan : dari analisis GPM tahun 2009 sampai pada tahun 2012, PT. Siantrar Top Tbk telah
mampu dalam meningkatkan laba kotor setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan telah mampu menekan biaya produksi ditengah lingkungan
persaingan yang tingi sehingga mampu meningkatkan laba kotor. Namun jika
dibandingkan dengan rata-rata industri makanan, pencapaian laba kotor
perusahaan masih terbilang cukup baik.
Operating Profit Margin
10.74
12
10
8
7.79
6.2
8.77
7.71
6.31
10.6
6.43
6
4
2
0
2009
2010
PT. Siantar Top
2011
2012
Rata-Rata Industri
Operating profit margin adalah margin laba dari operasi perusahaan . Dari grafik
diatas dapat dilihat, bahwa margin laba operasi perusahaan namun mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 merupakan proporsi OPM terendah
yakni sebesar 6,2%, jika proporsi ini dibandingkan dengan rata-rata industri
makanan, yakni sebesar 7,79% proporsi terbilang cukup baik.ini dikarenakan
perusahaan mampu mengendalikan biaya operasi. Pada tahun 2010, proporsi OPM
sebesar 6,31%, jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan sebesar 7,71%
proporsi ini terbilang cukup baik. Untuk tahun 2011, proporsi OPM hanya
mengalami peningkatan sebesar 0,14% dengan proporsi 6,45%. Jika dibandingkan
dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 10,74%, pencapaian ini masih
terbilang kurang baik karena masih jauh dari rata-rata industri makanan .
12
10.14
9.45
10
8
6.55
5.59
5.86
4.15
2.72
5.81
2
0
2009
2010
PT. Siantar Top
2011
2012
Rata-Rata Industri
Net profit margin adalah margin laba bersih perusahaan . Dari grafik diatas dapat
dilihat, Pada tahun 2009 merupakan proporsi NPM tertinggi yakni sebesar 6,55%,
jika proporsi ini dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun yang
bersangkutan, yakni sebesar 2,72% proporsi terbilang sangat bagus. Pada tahun
2010, proporsi NPM sebesar 5,59% proporsi ini mengalami penurunan dari tahun
2009 sebesar 0,96% dan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan
pada tahun 2010 yakni sebesar 5,86% proporsi ini terbilang cukup bagus namun
jika dibandingkan dengan kemampuan perusahaan dalam mencapai tingkat laba
pada tahun sebelumnya, prestasi ini jauh menurun karena ketidakmampuan
perusahaan dalam mengendalikan laba dan mengelola biaya.
Untuk tahun 2011, proporsi NPM kembali mengalami penurunan sebesar 1,44%
dengan proporsi 4,15% dan merupakan proporsi yang terendah. Hal ini disebabkan
karena beban pajak penghasilan dan beban keuangan pada tahun ini mengalami
kenaikan. Sehingga laba operasi yang diperoleh pun semakin menurun. Jika
dibandingkan dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 9,45%, maka
pencapaian ini terbilang pencapaian yang paling buruk, karena masih jauh dari
rata-rata industri makanan dan penurunan perusahaan dalam mencapai laba bersih.
Sedangkan pada tahun 2012 proporsi NPM mengalami sedikit peningkatan dengan
proporsi sebesar 5,81%, namun jika kembali dibandingkan dengan rata-rata
industri makanan pada tahun ini, yakni sebesar 10,14% kemampuan perusahaan
dalam mencapai laba bersih masih terbilang kurang bagus.
Kesimpulan : dari analisis NPM diatas, PT. Siantrar Top Tbk belum mampu dalam meningkatkan
laba bersih setiap tahunnya, ini dikarenakan perusahaan belum mampu dalam
mengelola biaya dan jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan,
perusahaan masih terbilang kurang bagus karena
pencapaian laba
ketidakmampuan
dalam
mempertahankan
atau
meningkatkan
laba
dan
mengendalikan biaya.
Pretax Profit Margin
13.16
14
12
10
8
6
4
2
0
9.84
9.96
6.35
2009
12.72
6.05
2010
PT. Siantar Top
7.25
5.88
2011
2012
Rata-Rata Industri
Pretax profit margin juga cebderung stabil tiap tahunnya. Pada tahun 2009
proporsi Pretax profit margin sebesar 6,35% dibandingkan dengan rata-rata
industri makanan pada tahun yang bersangkutan, yakni sebesar 9,96% proporsi ini
terbilang kurang bagus karena proporsi perusahaan masih jauh bila dibandingkan
rata-rata industri makanan. Pada tahun 2010 proporsi Pretax profit margin sebesar
6,05% proporsi ini mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 0,3% dan
apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun 2010 yakni
sebesar 9,84% proporsi ini masih terbilang kurang bagus.
Untuk tahun 2011 proporsi Pretax profit margin kembali mengalami penurunan
yang juga merupakan proporsi terendah dengan proporsi 5,88%. Jika dibandingkan
dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 13,16%, maka pencapaian ini
terbilang pencapaian yang paling buruk, karena masih jauh dari rata-rata industri
makanan dan penurunan perusahaan dalam mencapai laba sebelum pajak.
Sedangkan pada tahun 2012 proporsi Pretax profit margin mengalami peningkatan
dengan proporsi sebesar 7,25% ini merupakan proporsi tertinggi selama rentang
tahun 2009 sampai pada tahun 2012 ini, namun apabila dibandingkan dengan ratarata industri makanan pada tahun ini, yakni sebesar 12,72% kemampuan
perusahaan dalam mencapai laba sebelum pajak masih terbilang kurang bagus.
Kesimpulan : dari analisis NPM diatas, PT. Siantrar Top Tbk belum mampu dalam meningkatkan
laba sebelum pajak setiap tahunnya, ini dikarenakan perusahaan tidak mampu
dalam menekan biaya lain-lain dan jika dibandingkan dengan rata-rata industri
makanan, pencapaian laba sebelum pajak ini perusahaan terbilang kurang
bagus karena ketidakmampuan dalam mempertahankan atau meningkatkan laba
dan mengendalikan biaya.
b. Perspektif Beban
Cost of Goods Sold / HPP
83.72
82.65
82.57
84
82
80.75
79.98
78.93
80
78.13
77.44
78
76
74
2009
2010
PT. Siantar Top
2011
2012
Rata-Rata Industri
Pada grafik dapat dilihat, hpp pada tahun 2009-2012 berturut-turut sebesar 83,72%,
82,57%,82,65% dan 80,75%. Pada tahun 2009 proporsi yang dikeluarkan PT.Siantar
Top Tbk sebesar 83,72% terhadap 100% dari penjualan,ini merupakan proporsi
tertinggi yang terjadi selama rentang tahun 2009-2012. Kondisi ini dapat dikatakan
paling buruk karena perusahaan tidak mampu menekan biaya, bila dibandingkan
dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi 79,98% maka kinerja perusahaan
dinilai kurang baik. Pada tahun 2010 proporsi hpp turun 1,15% dengan proporsi
82,57% terhadap 100%dari penjualan. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri
makanan dengan proporsi sebesar 78,93% kinerja perusahaan masih dinilai kurang
baik. Untuk tahun 2011 sebesar 82,65% dikeluarkan perusahaan untuk hpp, proporsi
Selling Expense
10
8
6
4
2
0
8.76
8.5
5.79
2009
6.58
2010
8.12
6.61
2011
7.86
5.73
2012
Rata-Rata Industri
Selling expense atau biaya penjualan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
aktivitas operasinya. Pada grafik dapat dilihat, biaya penjualan dari tahun ke tahunjuga
terbilang stabil, dengan proporsi sebesar sebesar 5,79%, 6,58%, 6,61% dan 5,73%. Pada
tahun 2009 proporsi biaya penjualan yang dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk sebesar 5,79%
terhadap 100% dari penjualan, kondisi ini dapat dikatakansangat baik bila dibandingkan
dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi 8,5%. Pada tahun 2010 proporsi naik
dengan proporsi 6,58% terhadap 100% dari penjualan,namun apabila dibandingkan dengan
rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 8,76% kinerja perusahaan masih dinilai
sangat baik. Untuk tahun 2011 proporsi biaya penjualan kembali mengalami peningkatan
sebesar 6,61% ini merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan perusahaan dalam rentang
tahun 2009-2012 , jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi
sebesar 8,12% kinerja perusahaan dinilai sangat baik. Sedangkan pada tahun 2012
proporsi biaya penjualan yang dikeluarkan perusahaan sebesar 5,73% terhadap 100%
penjualan. Ini adalah kinerja paling baik perusahaan dibanding dengan tahun-tahun
sebelumnya karena mampu mekan biaya penjualan ditengah lingkungan persaingan yang
tinggi, apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar
7,86% kinerja perusahaan dinilai sangat baik karena biaya penjualan yang dikeluarkan
perusahaan tidak melampaui standar rata-rata industri .
Kesimpulan : kinerja PT. Siantar Top Tbk apabila dilihat dari besarnya biaya penjualan yang
dikeluarkan oleh perusahaan , kinerja perusahaan dinilai sangat baik karena telah mampu
mengendalikan biaya penjualan, apabila dibandingkan dengan rata-rata industri kinerja
perusahaan dinilai sangat baik karena tidak melampaui atau berada dibawah rata-rata
industri makanan.
4.16
4.6
3.73
4.06
3.88 3.7
3.75
3.41
3
2
1
0
2009
2010
PT. Siantar Top
2011
2012
Rata-Rata Industri
Pada grafik dapat dilihat, biaya adm dan umum dari tahun ke tahun mengalami
penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 proporsi biaya adm dan umum yang
dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk adalah sebesar 4,16% terhadap 100% dari penjualan,
kondisi ini dpat dikatakankurangt bagus bila dibandingkan dengan rata-rata industri
makanan dengan proporsi 3,73%. Pada tahun 2010 proporsi biaya adm dan umum
mengalami penurunan dengan proporsi 4,06% terhadap 100% dari penjualan, apabila
dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 4,6% kinerja
perusahaan dinilai bagus karena mampu menekan biaya adm dan umum sehingga
laba yang diperoleh pun semakin tinggi.
Untuk tahun 2011 proporsi biaya penjualan kembali mengalami penurunan dengan
proporsi sebesar 3,88%, jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan
proporsi sebesar 3,7% kinejja perusahaan dinilai kurang bagus. Pada tahun 2012
proporsi biaya adm dan umum yang dikeluarkan perusahaan sebesar 3,75% terhadap
100% penjualan ini adalah kinerja paling baik perusahaan dibanding dengan tahuntahun sebelumnya karena mampu menekan biaya adm dan umum,namun apabila
dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 3,41% pada
tahun ini kinerja perusahaan dinilai kurang bagus karena biaya adm dan umum
yang dikeluarkan perusahaan melampaui standar rata-rata industri.
Kesimpulan : kinerja PT. Siantar Top Tbk apabila dilihat dari besarnya biaya adm dan yang
dikeluarkan perusahaan, kinerja perusahaan dinilai cukup bagus karena mampu
menekan biaya ,namun apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan
kinerja perusahaan masih dinilai kurang bagus karena masih berada diatas ratarata industri makanan.
Financial Expense
1.72
1.44
2
1.5
1
0.5
0
0.46
0.2
2009
2010
2011
2012
1.72
1.25
2
1
4.33
3.67
1.44
0.46
0.2
0
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata Industri
Pada grafik dapat dilihat, proporsi beban pajak penghasilan dari tahun ke tahun
sebesar sebesar 0,2%, 0,46%, 1,72% dan 1,44%. Pada tahun 2009 proporsi beban
pajak penghasilan yang dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk sebesar 0,2% terhadap 100%
dari penjualan, kondisi ini dapat dikatakansangat bagus bila dibandingkan dengan
rata-rata industri makanan dengan proporsi 1,25%, namun kondisi ini mencerminkan
bahwa laba yang dihasilkan perusahaan kecil dibandingkan dengan rata-rata industri
dikarenakan total persentase pembayaran beban pajak tergolong sangat rendah. Pada
tahun 2010 proporsi naik dengan proporsi 0,46% terhadap 100% dari penjualan,
apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar
3,67% kinerja perusahaan masih dinilai sangat bagus.
Untuk tahun 2011 proporsi biaya penjualan kembali mengalami peningkatan dengan
proporsi sebesar 1,72% ini merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan perusahaan
dalam rentang tahun 2009-2012 , jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan
dengan proporsi sebesar 4,87% kinerja perusahaan dinilai sangat bagus. Selain
karena laba perusahaan mengalami peningkatan, persentase ini dikarenakan pada
tahun ini terjadi perubahan kebijakan atau perubahan undang-undang mengenai beban
pajak. Sedangkan pada tahun 2012 proporsi beban pajak penghasilan yang
dikeluarkan
perusahaan
sebesar
1,44%
terhadap
100%
penjualan
apabila
Pemanfaatan Aset
Perputaran kas
35
30
25
20
15
10
5
0
28.1
1.27
2009-2010
28.8
25.89
1.3
1.18
2010-2011
2011-2012
Rata-Rata Industri
Persentase Perputaran kas pada PT. Siatar Top Tbk cenderung stabil setiap tahunnya.
Pada tahun 2010 perputaran kas sebanyak 1,27 kali, bila dibandingkan rata-rata
industri dengan proporsi sebesar 28,1 kali maka perputaran kas perusahaan berada
jauh dibawah rata-rata karena perputaran kas yang terjadi dalam setahun hanya
sebanyak 1,27 kali. Pada tahun 2011 perputaran yang terjadi adalah sebanyak 1,3
kali,jika dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali perputaran masih sangat
jauh dibawah rata-rata industri. Pada tahun 2012 perputaran mengalami penurunan
dengan total 1,18 kali dalam setahun, jumlah kali perputran ini sangat jauh dari ratarata industri dengan jumlah 28,8 kali perputaran aset dalam setahun
Kesimpulan : perputaran aset pada PT. Siantar Top Tbk dinilai tidak baik, karena kas masuk dan
kas keluar tidak lancar, yang menunjukkan hanya rata-rata 1 kali perputaran setiap
tahunnya. Ini menyebabkan produktivitas yang sangat rendah karena tidak lancarnya
perputaran aset yang terjadi dalam menciptakan penjualan.
16.29
15.96
14.91
11.34
10.33
11.78
10
5
0
2009-2010
2010-2011
2011-2012
Rata-Rata Industri
Perputaran Piutang Usaha pada PT. Siatar Top Tbk mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2010 perputaran piutang sebanyak 14,91 kali, bila dibandingkan
rata-rata industri dengan proporsi sebesar 11,34 kali maka perputaran piutang usaha
perusahaan terbilang sangat baik, piutang dapat ditagih lebih cepat. Pada tahun 2011
perputaran yang terjadi naik menjadi 15,96 kali,jika dibandingkan dengan rata-rata
industri jumlah kali perputaran berada dibatas rata-rata industri sebanyak 10,33 kali.
Ini berarti manajemen piutang perusahaan sangat baik dalam mengelola perputaran
piutang, karena piutang dapat ditagih dalam jangka waktu kurang dari 30 hari.Pada
tahun 2012 perputaran mengalami peningkatan kembali dengan total 16,29 kali dalam
setahun, jumlah kali perputaran ini berada diatas rata-rata industri dengan jumlah
11,74 kali perputaran piutang dalam setahun. Ini menunjukkan bahwa kinerja
manajemen piutang terbilang sangat baik.
Kesimpulan : perputaran piutang pada PT. Siantar Top Tbk dinilai sangat baik apaabila
dibandingkan dengan rata-rata industri lainnya, karena total kali perputaran piutang
perusahaan berada diatas rata-rata industri. Ini menunjukkan piutang perusahaan
dapat segera ditagih dengan rata-rata jangka waktu kurang dari 30 hari setiap
tahunnya.
Perputaran Persediaan
6
5
4.88
5.12
5.52
5.13
4.43
4.66
4
3
2
1
0
2009-2010
2010-2011
PT. Siantar Top
2011-2012
Rata-Rata Industri
Perputaran persediaan pada PT. Siatar Top Tbk cenderung stabil setiap tahunnya.
Pada tahun 2010 perputaran persediaan sebanyak 4,88 kali, bila dibandingkan ratarata industri dengan jumlah kali perputaran sebanyak 5,12 kali maka perputaran
persediaan perusahaan dinilai cukup bagus berada dibawah rata-rata karena
perputaran persediaan yang terjadi dalam setahun hanya sebanyak 4,88 kali.
Pada tahun 2011 perputaran yang terjadi adalah sebanyak 5,52 kali, jumlah ini
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya,jika dibandingkan dengan rata-rata
industri jumlah kali perputaran ini berada diatas rata-rata industri.Ini berarti
persediaan tidak lama tertahan di gudang dan dinilai bagus. Pada tahun 2012
perputaran mengalami penurunan dengan total 5,13 kali dalam setahun, walaupun
jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun apabila dibandingkan
dengan rata-rata industri perputaran persediaan perusahaan berada diatas standar ratarata. Dapat dinilai perputaran persediaan perusahaan dalam kondisi bagus
Kesimpulan : perputaran persediaan pada PT. Siantar Top Tbk dinilai baik dan jumlah kali
perputaran ini masih berada diatas rata-rata industri. Dapat disimpulkan bahwa
perputaran persediaan perusahaan lancar, karena barang tidak lama berada
digudang. Sehingga persediaan tidak lama mengendap dalam gudang, dan biaya
yang dikeluarkan untuk biaya kerusakan dan biaya keamanan dapat diminimalisir.
3.87
4.9
3.88
3.14
2010-2011
2011-2012
0
-10
2009-2010
-20
-30
-40
-36.88
PT. Siantar Top
Rata-Rata Industri
Perputaran modal kerja pada PT. Siatar Top Tbk hanya terjadi pada tahun 2011 dan
tahun 2912. Pada tahun 2011 perputaran modal kerja terjadi sebanyak 4,9 kali, bila
dibandingkan rata-rata industri dengan proporsi sebesar 3,88 kali maka perputaran
modal kerja perusahaan berada diatas rata-rata dinilai bahwa perusahaan sangat baik
dalam perputaran modal kerjanya. Perputaran ini dikatakan baik, karena ini berarti ada
kelebihan aset lancar sebanyak 4 kali dibandingkan dengan utang lancarnya sehingga
perusahaan mempunyai cukup modal kerja untuk beroperasi dan tidak mempunyai
kesulitan keuangan. Pada tahun 2012 perputaran yang terjadi adalah sebanyak -36,88
kali jumlah ini sangat jauh mengalami penurunan dari tahun 2011. Ini disebabkan aset
lancar perusahaan lebih kecil dari kewajiban lancarnya sehingga perusaaan tidak
berinvestasi pada modal kerja,jika dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali
perputaran sangat jauh dibawah rata-rata industriyaitu sebanyak 3,14 kali .
Kesimpulan : perputaran modal kerja pada PT. Siantar Top Tbk dinilai tidak baik, karena
perputaran yang terjadi hanya pada tahun 2011 saja, sedangkan pada tahun 2012
perusahaan tidak berinvestasi pada modalkerja dikarenakan jumlah dari aset lancar
lebih kecil dari hutang lancarnya.
3.95
3.51
3.39
3.5
3
2.5
2.12
2.1
1.97
2
1.5
1
0.5
0
2009-2010
PT. Siantar Top
2010-2011
2011-2012
Rata-Rata Industri
Perputaran aset tetap pada PT. Siatar Top Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya.
Pada tahun 2010 perputaran aset tetap sebanyak 2,12 kali, bila dibandingkan rata-rata
industri dengan jumlah perputaran sebanyak 3,95 kali maka perputaran aset tetap
perusahaan berada dibawah rata-rata maka dapat dinilai perputaran aset kurang
baik. Pada tahun 2011 perputaran yang terjadi adalah sebanyak 2,1 kali,jika
dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali perputaran masih dibawah rata-rata
industri dengan total perputaran sebanyak 3,39 kali maka dinilai perputaran aset tetap
perusahaan kurang baik. Pada tahun 2012 perputaran mengalami penurunan
kembali dengan total 1,97 kali dalam setahun, jumlah kali perputran ini sangat jauh
dari rata-rata industri dengan jumlah 3,51 kali perputaran aset dalam setahun
Kesimpulan : perputaran aset tetap pada PT. Siantar Top Tbk dinilai kurang baik, karena
perputaran aset tetap mengalami angka penurunan setiap tahunnya dan jika
dibandingkan dengan rata-rata industri, perusahaan masih dibawah standar ratarata. Ini berarti aset tetap perusahaan kurang adanya pembaharuan dan penambahan
setiap tahunnya sehingga masih kurang efektif dalam meningkatkan laba dan
penjualan perusahaan.
Jika dinilai dari pemanfaatan aset, dapat disimpulkan bahwa kinerja manajemen
dikatakan cukup bagus walaupun jika dibandingkan dengan rata-rata industri
perusahaan masih dibawah rata-rata. Dari hasil analisis diatas, laba perusahaan bisa
ditingkatkan lagi apabila manajemen lebih memperhatikan bagaimana mengelola aset
dengan efisien dan efektif. Sehingga, jika kinerja maupun pemanfaatan aset
ditingkatkat lagi,maka laba yang dihasilkan pun akan lebih maksimal.
0.01
0.00
0.00
-0.02
2009
2010
2011
2012
-0.02
-0.04
ini
mengalami penurunan dai tahun sebelumnya,artinya hanya 10% dari arus kas
operasi bisa untuk menutupi hutang jangka panjang, pembelian aset dan
pembayaran dividen.
Kesimpulan : dari tahun ke tahun jumlah persentase Cash Flow adequacy untuk menutupi hutang
jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen sangatlah fluktuatif,
Cashn
Flow adequacy terburuk terjadi pada tahun 2010, dan Cash Flow
118.80
100.00
50.00
12.21
0.00
0.00
2009
2010
2011
2012
-50.00
-100.00
-62.22
PT. Siantar Top
LTD pada PT. Siantar Top Tbk mengalami peningkatan yang signifikan seperti
yang terlihat pada grafik diatas. Pada tahun 2010 Long Term Debt Payment
sebesar -62,22%, ini berarti tidak terdapat jumlah kas dari operasi terserap untuk
membayar hutang jangka panjangnya, karena jumlah dari kas operasi yang
mengalami angka minus. Pada tahun 2011 jumlah LTD sebesar 12,21%,artinya
12,21% dari arus kas operasi digunakan atau terserap untuk pembayaran hutang
jangka panjang. Jumlah ini mengalami peningkatan yang signifikan dibanding
tahun sebelumnya.
Sedangkan Pada tahun 2012 LTD sebesar 118,81% jumlah ini adalah jumlah
terbesar dari keseluruhan LTD pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012,artinya
118,8% dari arus kas operasi terserap untuk membayar hutang jangka panjangnya.
Kesimpulan : Long term debt payment perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Namun jumlah ini menunjukkan bahwa semakin besar berarti jumlah dari kas
operasi yang terserap oleh pembayaran hutang jangka panjang juga semakin
banyak. Sehingga arus kas operasi lebih banyak digunakan untuk pembayaran
hutang jangka panjang.
0.62
0.00
0.00
2009
-2.00
2010
2011
2012
-4.00
-6.00
-8.00
-7.75
-10.00
PT. Siantar Top
Dividend pay out adalah total dari arus kas operasi yang digunakan dalam rangka
pembayaran dividen, Dividend pay out pada PT. Siantar Top Tbk hanya terjadi
pada tahun 2012 saja. Pada tahun 2010 jumlah Dividend pay out sebesar -7,75%,
ini berarti arus kas operasi yang berada pada angka minus, sehingga arus kas yang
berasal dari operasi tidak mampu dalam pembayaran dividen. Untuk tahun 2011
tidak terdapat Dividend pay out,sedangkan pada tahun 2012 Dividend pay out
sebesar 62%, lebih dari setengah kas operasi perusahaan yang dapat digunakan
untuk pembayaran dividen.
Reinvestment
5.00
3.30
0.00
0.00
2009
4.31
0.00
2010
2012
Analisis reinvestment adalah ukuran atas persentase investasi dalam aset yang
mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam
perusahaan untuk mengganti aset dan pertumbuhan operasi. Jumlah standar yang
memadai dalam reinvestment ini berkiran antara 7%-11%. Dilihat dari grafik,
reinvestment hanya terjadi pada tahun 2011 dan tahun 2012 saja. Pada tahun 2011
sebesar 3,3% arus kas operasi digunakan dalam investasi aset tetap, sedangkan
pada tahun 2012 mengalami peningkatan dengan jumlah 4,31 %. Meskipun tingkat
pengembalian investasi belum memadai, namun pada 2 tahun terakhir
menunjukkan angka yang positif bagi perusahaan.
Debt Coverage
27.40
30.00
20.00
10.00
4.95
1.44
0.00
2009
2010
2011
2012
-10.00
-20.00
-14.93
PT. Siantar Top
Debt coverage digunakan dalam menganalisis seberapa besar arus kas operasi
untuk menutupi total utang keseluruhan.Dari grafik dapat disimpulkan bahwa
kemampuan arus kas operasi dalam menutupi total utang semakin baik. Pada tahun
2010 Debt coverage tidak dapat terpenuhi, karena total dari arus kas operasi yang
berada angka minus.sedangkan pada tahun 2011, perusahaan telah mampu
meningkatkan Debt coverage sebesar 4,95. Ini menunjukkan 4,95 dari arus kas
operasi dapat digunakan untuk menutupi total keseluruhan hutang perusahaan
Sedangkan pada tahun 2012 jumlah Debt coverage mengalami peningkatan yang
signifikan yakni sebesar 27,4%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan untuk menutupi total keseluruhan hutang dapoat terpenuhi dari arus kas
operasi.
Efficiency Ratio
1. Cash flow to sales
0.20
0.16
0.10
0.09
0.00
-0.10
-0.02
2009
2010
0.02
2011
2012
Cash flow to sales bertujuan utuk menganalisis seberapa besar pennjualan mampu
menghasilkan arus kas operasi. Pada tahun 2009 perusahaan dapat menghasilkan arus kas
operasi sebesar 16% dari total penjualan. Tahun 2010 penjualan yang dihasilkan tidak
mampu dalam menciptakan arus kas operasi, karena arus kas operasi ditunjukkan angka 20%. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 yakni sebesar 9%, dan
pada tahun 2012 jumlah dari arus kas operasi kembali mengalami penurunan yakni hanya
sebesar 2% dari penjualan mampu menghasilkan perusahaan.
2. Operation index
3.00
2.50
2.43
2.10
2.00
1.50
1.00
0.33
0.50
0.00
-0.50
2009
2010
-0.32
2011
2012
Operation index ini mengukur arus kas operasi yang mampu dihasilkan oleh perusahaan
dengan laba tahun berjalan atau pendapatan dari operasi yang dilanjutkan. Operation indek
pada PT. Siantar Top Tbk dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang signifikan.
Pada tahun 2009 kas yang dihasilkan dari laba tahun berjalan sebesar 24,3%, sedangkan
pada tahun 2010 arus kas operasi yang dihasilkan -32% dari total laba tahun berjalan. Pada
tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 210% dari total laba tahun berjalan. Pada
tahun 2012 kembali menurun menjadi 33%.
3. Cash flow to ROA
0.20
0.18
0.15
0.10
0.10
0.05
0.02
0.00
2009
-0.05
2010
-0.02
2011
2012
Cash flow to ROA digunakan untuk mengukur arus kas operasi yang dihasilkan dari total
aset yang tersedia. Pada tahun 2009 total aset yang tersedia mampu menghasilkan sebesar
18% arus kas operasi. Sedangkan pada tahun 2010 aset yang tersedia tidak mampu
menghasilkan arus kas operasi perusahaan, yakni sebesar -2%.
mengalami sedikit peningkatan dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 10% kas mampu
dihasilkan, dan pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan, karena hanya sebesar 2%
kas mampu dihasilkan dari keseluruhan total aset yang tersedia.
Dari keseluruhan analisis sufficiency ratio dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi dari
tahun ke tahun belum mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Namun, untuk tahun 2012
peningkatan kemampuan dari arus kas operasi semakin baik. Peningkatan ini seharusnya
dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar arus kas operasi yang dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan
Dari analisis efficiency ratio dapat ditarik kesimpulan bahwa arus kas yang dihasilkan
kurang bagus, namun pencapaian arus kas yang paling tinggi dicapai pada tahun 2011,
sebaiknya manajemen dapat mempertahankan dan lebih meningkatkannyya lagi.
1200000
1000000
903.900
800000
600000
400000
504.350
327.500
200000
0
2009
2010
2011
2012
Kapitalisasi pasar menunjukkan total nilai saham atas jumlah saham yang diedarkan dikali
dengan harga saham di pasaran. Jumlah saham PT.Siantar Top yang ditempatkan atau beredar
dari tahun 2009-2012 selalu sama,yaitu berjumlah 1.310.000.000. Sementara nilai pasar
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sehingga kapitalisasi pasar PT.Siantar Top
menunjukkan progres yang menakjubkan dimana pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
secara berurutan kapitalisasi pasar PT.Siantar Top yaitu Rp
504.350.000.000, Rp 903.900.000.000,dan Rp
327.500.000.000, Rp
beredar yang selalu sama setiap tahunnya. Dapat terlihat bahwa kenaikan kapitalisasi pasar
dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan dengan persentasi 79 %. Pencapaian ini
mencerminkan kinerja perusahaan yang baik sehingga pasar mempunyai ekspektasi yang
bagus terhadap PT.Siantar Top dan terbukti dari nilai kapitalisasi pasar yang sangat
mengesankan.
Dapat disimpulkan bahwa PT.Siantar Top mempunyai
meningkat setiap tahunnya sehingga memberikan efek positif bagi permodalan atau struktur
pendanaan perusahaan serta membuat gambaran yang lebih jelas untuk prospek ke depan
perusahaan.
2009
2010
2011
2012
Nilai Nominal
100
100
100
100
Nilai Buku
308,79
341,48
374,10
442,51
Nilai Pasar
250
384
690
1050
1200.00
1050
1000.00
800.00
690
600.00
400.00
308.79
341.48
384
374.10
442.51
250
200.00
0.00
2009
2010
Nilai Buku
2011
2012
Nilai Pasar
Dengan melakukan penilaian terhadap nilai saham,kita dapat membandingkan nilai buku dan
nilai pasar saham PT.Siantar Top. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2009 nilai
pasar PT.Siantar Top berada di bawah nilai bukunya. Hal ini terjadi karena nilai jual saham
PT.Siantar Top masih rendah yang disebabkan oleh kurangnya minat publik berinvestasi d
PT.Siantar Top. Tentu saja penyebabnya pembagian dividen yang tidak dilakukan pada
tahun 2009 sehingga membuat para investor jangka pendek tidak tertarik untuk menanamkan
saham di PT.Siantar Top. Namun kebijakan dividen perusahaan yang baik mampu menarik
investor dan dibuktikan dengan nilai jual saham di bursa efek menjadi meningkat dan jauh
berada di atas nilai bukunya. Perbandingan yang paling kontras antara nilai pasar dan nilai
buku terjadi pada tahun 2012 dimana nilai buku PT.Siantar Top hanya Rp 442,51 namun
nilai pasarnya mencapai Rp 1050.
Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai saham PT.Siantar Top
mengalami kenaikan yang berarti setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena perusahaan
mempunyai tingkat ekuitas yang tinggi sehinggga mampu menjual saham jauh di atas nilai
buku.
60.00
50.00
40.00
31.35
32.54
32.58
2009
2010
2011
30.00
20.00
10.00
0.00
2012
EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada pemegang
saham perusahaan. Perhitungan EPS yang dilakukan terhadap PT.Siantar Top
menunjukkan hasil bahwa
signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2009,laba per saham dasar PT.Siantar Top
mencapai Rp 31,35,kemudian pada tahun 2010 naik menjadi Rp 32,54. Tidak hanya
berhenti disitu,pada tahun 2011 EPS PT.Siantar Top menjadi Rp32,58 dan peningkatan
yang sangat kontras terjadi pada tahun 2012 dengan laba per saham dasar sebesar Rp 56,97
. Data kuantitatif tersebut mencerminkan bahwa perusahaan mampu memberikan laba yang
sangat menggiurkan bagi investor karena semakin besar EPS,maka semakin besar pula
laba yang disediakan untuk pemegang saham dan hal ini secara langsung akan menaikkan
harga saham PT.Siantar Top.
Jadi, PT.Siantar Top mampu menyediakan laba yang tinggi untuk para pemegang saham
karena nilai EPS PT.Siantar Top yang selalu mengalami kenaikan akibat peningkatan laba
bersih setiap tahunnya. Hal ini tidak hanya akan menarik investor melainkan juga akan
menaikkan harga saham perusahaan.
11.63
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0.15
0.19
2009
2010
2011
0.00
2012
Dividen per saham menunjukkan berapa dividen yang akan dinikmati oleh investor atas
aktiftas investasinya di perusahaan. Pada tahun 2009,tidak terdapat pembagian dividen oleh
PT.Siantar Top. Perusahaan lebih memilih untuk menjadikan keseluruhan laba bersih menjadi
laba ditahan sehingga DPS PT.Siantar Top pada tahun 2009 bernilai nol. Sedangkan pada
tahun 2010, PT.Siantar Top mengambil kebijakan untuk membagi dividen Rp 0.15 kepada
investor untuk menarik lebih banyak investor lain untuk menanamkan sahamnya d
perusahaan. Begitu juga pada tahun 2011 dan 2012, PT.Siantar Top meningkatkan persentasi
pembagan dividen kepada investor berturut-turut
perusahaan membagikan dividen secara besar-besaran disebabkan oleh perolehan laba yang
sangat besar sehngga memungkinkan untuk membagikan jumlah dividen dalam jumlah yang
sangat fantastis bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 perusahaan tidak melakukan pembagian
dividen,sehingga DPS bernilai nol. Sedangkan pada tahun 2010 PT.Siantar Top mengambil
kebijakan dividen untuk dibagikan kepada investor dan persentasi terbesar pembagian
dividen terjadi pada tahun 2012 mencapai Rp 11.63 . Besarnya laba yang diperoleh
perusahaan cenderung mempengaruhi pembagian divden kepada investor.
213.16
200.00
171.58
150.00
100.00
50.00
4.90
0.00
0.00
2009
2010
2011
2012
dengan dividen per saham. Cakupan dividen yang baik adalah jumlah EPS yang lebih besar
dari DPS. Cakupan dividen PT.Siantar Top menunjukkan nilai yang semakin rendah setiap
tahunnya. Hal ini terjadi karena pembagian dividen semakin besar sejak tahun 2010. Pada
tahun 2010 cakupan dividen masih menunjukkan nilai yang masih besar yaitu Rp 213.16.
Namun pada tahun 2011 mulai turun menjadi Rp 171.58. Keadaan tahun 2011 masih berada
pada titik yang aman karena penurunannya tidak begitu drastis. Pada tahun 2012, cakupan
dividen PT.Siantar Top anjlok menjadi Rp 4.9. Keadaan ini muncul karena perusahaan
melakukan pembayaran dividen besar-besaran sehingga cakupan dividen rendah dengan
rasio pembayaran yang tinggi.
Cakupan dividen PT.Siantar Top menunjukkan nilai yang kurang baik dimana terjadi
penurunan nilai cakupan dividen yang menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan dalam
bentuk dividen. Kondisi ini akan mengancam keamanan perusahaan jika terjadi rugi yang
tidak mampu ditutupi oleh saldo laba. Pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan sulit
diharapkan jika kondisi ini terus berlanjut. Cakupan dividen terburuk perusahaan terjadi
pada tahun 2012 dengan nilai Rp 490. Penurunan nilai cakupan dividen yang drastis ini
harus mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen agar lebih memperketat kebijakan
dividennya.
0.2
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
0.005
0.006
2009
2010
2011
0.000
2012
Rasio pembayaran merupakan kebalikan dari perhitungan cakupan dividen. Kondisi yang
terbaik untuk formula ini yaitu jika nilai rasio pembayaran rendah yang mengindikasikan laba
yang diperoleh perusahaaan mayoritas ditahan dan digunakan untuk produktifitas dan
pertumbuhan yang lebih tinggi untuk perusahaan. Sama-sama kita lihat, PT.Siantar Top
memiliki nilai yang semakin rendah untuk rasio pembayarannya. Hal ini tentu saja berdampak
dari besarnya laba ynag dikembalikan kepada investor dalam bentuk laba. Pada tahun 2010
dan 2011, rasio pembayaran masih dalam tahap aman yaitu 0,005 dan 0,006 dari EPS. Namun
pada tahun 2012 terjadi lonjakan yang cukup tinggi dimana besarnya pay out ratio 0,20 dari
EPS.
Kondisi PT.Siantar Top terkait dengan rasio pembayaran menunjukkan hasil yang cukup
mengkhawatirkan karena rasio pembayaran meningkat setiap tahunnya yang mengidikasikan
besarnya laba yang dibagikan dalam bentuk dividen. Pada tahun 2012 PT.Siantar Top
mempunyai rasio pembayaran 0,20 dari EPS. Hal ini akan mengancam kelangsungan usaha
perusahaan jika ekuitas mengalmi penurunan jumlah akibat proporsi saldo laba yang
berkurang dikarenakan pembagian dividen.
13%
8%
2009
2010
5%
5%
2011
2012
Hasil laba mengindikasikan besarnya pengembalian saham dalam bentuk laba. Pada grafik
terlihat bahwa hasil laba PT.Siantar Top mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun
2009,tingkat pengembalian saham dalam bentuk laba masih tinggi yaitu 13%. Namun pada
tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 8%. Penurunan juga terjadi pada tahun 2011
dengan nilai 5%. Pada tahun 2012 tetap berada pada persentase 5%. Hal ini terjadi karena EPS
PT.Siantar Top cenderung bernilai stabil. Namun kenaikan nilai pasar atas saham perusahaan
menyebabkan terjadi penurunan dari hasil laba.
Jika berkaca dari nilai pasar, hasil laba yang mampu berkontribusi bagi perusahaan dalam
bentuk laba malah mengalami penurunan setiap tahunnya walaupun nilai EPS mengalami
kenaikan setiap tahunnya.hasil laba yang tertinggi terjadi pada tahun 2009 senilai 13%
karena perusahaan tidak melakukan pembayaran dividen sehingga tingkat pengembalian
saham dalam bentuk laba lebih besar.
Hasil Dividen( Dividend Yield)
0.1
0.1
0.1
0.1
0.1
0.0
0.0
0.0
0.0
0.0
2009
2010
2011
0.0
2009
2010
2011
2012
2012
Hasil dividen menggambarkan tingkat pengembalian saham dalam bentuk dividen bila
dibandingkan dengan harga pasar sahamnya. Pada 3 tahun pertama hasil dividen PT.Siantar
Top bernilai nol. Hal ini terjadi karena DPS perusahaan sangat kecil bila dibandingkan dengan
harga sahamnya. Semetara harga saham perusahaan terus mengalami kenaikan. Namun,pada
tahun 2012,hasil dividen mengalami kenaikan menjadi 0,1. Hal ini terjadi karena perusahaan
mengambil kebijakan untuk membagikan sebagian besar labanya dalam bentuk dividen
dengan nilai Rp 11.63 per lembar saham.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar DPS,maka semakin besar pula hasil dividen.
Karena kebijakan dividen yang ketat cenderung menurunkan nilai DPS perusahaan. Kondisi
pada tahun 2012 mengindikasikan perusahaan membayara dividen dalam jumlah yang besar
sehingga tingkat pengembalian saham dalam bentuk dividen jika berpedoman dari nilai oasar
mengalami kenaikan menjadi 0,1.
Rasio Harga Terhadap Laba (Price earning Ratio)
25.00
21.18
18.43
20.00
15.00
10.00
11.83
7.97
5.00
0.00
2009
2010
2011
2012
PT.siantar Top mengalami kenaikan nilai pasar setiap tahunnya. Sehingga nilai PER
PT.Siantar Top mengalami kenaikan setip tahunnya. Pada tahun 2009 PER bernilai 7,97 %
dan tahun 2010 bernilai 11,83%. Namun pada tahun 2011meningkat tajam menjadi 21,18 %.
Hal ini disebabkan karena perusahaan mempunyai ekspektasi yang bagus di pasar. Pada tahun
2012, PER PT.Siantar Top mengalami penurunan menjadi 18,43%. Hal ini disebabkan karena
nilai pasar saham tumbuh tidak sebaik pertumbuhan nilai EPS perusahaan. Kejadian ini
mengindikasikan nilai pasar melemah pada tahun 2012 walaupun mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya.
PT.Siantar Top mengalami kenaikan PER hampir setiap tahunnya. Hanya saja pada tahun
2012 nilai pasar mulai melemah bila dibandingkan dengan kenaikan EPS yang meningkat
tajam pada tahun 2012 akibat kenaikan laba. Tahun 2012 PER PT.Siantar Top turun menjadi
18,43%. Dibandingkan dengan tahun 2011,PER mengalami kondisi terbaik pada tahun 2011.
Rasio Nilai Pasar Terhadap Nilai Buku (Market To Book Ratio)
2.37
2.50
1.84
2.00
1.50
1.00
1.13
0.81
0.50
0.00
2009
2010
2011
2012
Dari grafik dapat kita lihat rasio nilai pasar terhadap nilai buku mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Pencapaian yang bagus ini terjadi karena perusahaan mampu menjual saham
jauh di atas nilai buku disebabkan oleh besarnya ekuitas perusahaan. Pada tahun 2009 dan
2010 nilainya hanya 0,81 dan 1,13,namun pada tahun 2011 perusahaan mampu menaikkan
rasio nilai pasar terhadap nilai buku menjadi 1,84. Tidak sampai disitu saja,pada tahun
2012,kenaikan signifikan dapat dicapai perusahaan dengan nilai 2,37.
Rasio nilai pasar terhadap nilai buku menggambarkan berapa perbandingan nilai pasar
dengan nilai buku saham perusahaan. Pada grafik terlihat bahwa pencapaian perusahaan
sangat bagus yang ditandai dengan kenaikan rasio nilai pasar atas nilai buku setiap
tahunnya. Pada tahun 2012,perusahaan mampu menciptakan rasio nilai pasar terhadap
nilai buku sebesar 2,37.
Nilai perusahaan dipengaruhi oleh nilai saham perusahaan yang dilepas ke pasar.
Analisis valuation sangat terkait dengan analisis profitabilitas dan berimbas langung pada nilai
perusahaan yang tercermin dari analisis EVA. Kita perlu melakukan penilaian perusahaan
terkait dengan saham dan nilai pasarnya yang mencerminkan sejauh mana pencapaian prestasi
dan kinerja perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan dan memaksimalkan
kekayaan pemegang saham.
Analisis yang kami lakukan terhadap laporan keuangan PT.Siantar Top menunjukkan
hasil yang cukup menggembirakan. Dimana nilai saham perusahaan di mata masyarakat
cukup baik yang tergambar dari nilai pasar yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Kenaikan ini tentu saja mempengaruhi komponen-komponen analisis valuation yang ada.
Kapitalisasi pasar PT.Siantar Top mengalami kenaikan yang cukup tajam setiap tahunnya
yang mengindikasikan manfaat yang semakin besar setiap tahunnya yang
diperoleh
perusahaan walaupun dengan jumlah saham beredar yang sama setiap tahunnya yaitu
1.310.000.000. nilai pasar saham perusahaan juga berada jauh di atas nilai bukunya yang
menandai besanya jumlah ekuitas perusahaan yang bisa menjanjikan produktifitas perusahaan
dan menarik minat investor baru untuk berdatangan melakukan investasi.
Bila dilihat secara per item,Kebijakan dividen perusahaan pada tahun 2012 sebesar
11.63% cukup mengkhawatirkan karena pembagian dividen yang cukup besar sehingga
mengancam kelangsungan usaha perusahaan dan upaya pertumbuhan yang lebih tinggi
walaupun dengan laba yang fantastis. Namun bila dilihat secara keseluruhan kondisi ini masih
aman bila perusahaan melakukan pembayaran dividen untuk menarik investor. Pada tahun
2012 sepertinya perusahaan lebih mementingkan kepentingan investor jangka pendek yang
berburu dividen atau tingkat pengembalian dari sahamnya. Perbandingan antara kapitalisasi
pasar dengan nilai buku menggambarkan nilai yang semakin tinggi setiap tahunnya.
Kita perlu memperhatikan dengan seksama nilai saham perusahaan akan langsung
mempengaruhi nilai perusahaan. Secara keseluruhan penilaian terhadap saham perusahaan
sudah cukup baik. Hanya saja ada bagian-bagian yang harus dperhatikan secara terstruktur
seperti kebijakan dividen.
90000000000
80000000000
70000000000
60000000000
50000000000
40000000000
38.402.417.447
42.891.710.925
47.307.532.310
30000000000
20000000000
10000000000
0
2009
2010
2011
2012
Seperti yang terlihat di dalam grafik Analisis EVA PT.Siantar Top mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Hal ini mencerminkan perusahaan mempunyai kinerja yang baik dalam
meningkatkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan. Secara langsung kenakan
EVA ini akan menyebabkan perusahaan mampu memaksimalkan kekayaan pemegang
saham sehingga saham bisa dipertahankan oleh para investor karena PTSiantar Top telah
memberikan jaminan untuk keamanan aset yang diinvestasikan yang terbukti dari kenaikan
nilai perusahaan ini. Nilai EVA yang positif ini mengindikasikan perusahaaan mampu untuk
mencapai pertumbuhan yang tinggi dan kelangsungan usaha bisa lebih jelas dan terarah.
Produktifitas perusahaan cukup tinggi terutama di tahun 2012 perusahaan mampu
menciptakan laba yang tinggi,nilai pasar yang baik dan kewajiban membayar dividen telah
dikeluarkan dan dipenuhi perusahaan setelah sempat ditahan pada tahun 2009.
Berkaca dari laporan laba rugi PT.Siantar Top,perusahaan mampu mencetak penjualan yang
tinggi dengan kemampuan yang mumpuni dalam mengendalikan biaya. Pencapaian ini tentu
saja diperoleh dari pengalaman yang sudah bertambah oleh perusahaan sehingga bisa
menemukan cara yang efektif dan efisien dalam menghasilkan laba dengan pengorbanan
dalam bentuk beban yang bisa dikendalikan dengan baik.
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah membuktikan kapabilitas yang baik dalam
meningkatkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Laba perusahaan yang
meningkat setiap tahunnya mampu melebihi biaya modal sehingga terjadi surplus nilai yang
berkontribusi terhadap penambahan nilai perusahaan. Pada tahun 2012, EVA PT.Siantar Top
bernilai 87.993.936.731 dan mengindikasikan peningkatan yang lebih dari 100 %
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya separoh dari nilai EVA 2012.
Memperoleh lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal, caranya adalah
memotong biaya-biaya, bekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih
rendah agar diperoleh margin laba yang lebih besar. Hal ini dapat juga dicapai dengan
meningkatkan perputaran aktiva, baik dengan cara menaikan volume penjualan atau
bekerja dengan aktiva yang lebih rendah (lower assets).
Memperoleh pengembalian (return) yang lebih tinggi daripada biaya modal atas
investasi baru. Hal ini sesungguhnya menyangkut pertumbuhan perusahaan.
3.41
3.62
3.00
2.90
2.87
2011
2012
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
2009
2010
PT. Siantar Top
Jadi,PT.Siantar Top diprediksi hampir bangkrut pada tahun 2011 dan 2012 karena berada
dalam rentang nilai antara 1.81 -2.99 yang merupakan daerah kelabu. Untuk