Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB III
GRAVITY CONCENTRATION
3.1. Dulang
3.1.1. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Memahami mekanisme dan prosedur kerja alat.
b. Menghitung kadar dan recovery.
3.1.2. Dasar Teori
Metode sederhana yang dapat digunakan untuk mengolah
bahan galian adalah dengan gravity concentration atau pengolahan
berkaitan dengan konsentrasi berat jenis, salah satu alat yang dapat
digunakan adalah dulang. Dalam proses pendulangan pada
prinsipnya

memisahkan

antara

konsentrat

dengan

material

pengotornya (tailing) melalui aliran air horizontal, dimana material


konsentrat memiliki berat jenis yang lebih besar dari pada material
pengotornya, sehingga konsentratnya akan tertahan di dasar alat
dulang, dan material yang lebih ringan akan terbawa atau
terlarutkan bersama aliran air.
Sedangkan metoda pemisahan (pengolahan) mineral yang
umum diterapkan untuk jenis endapan emas placer adalah dengan
cara konsentrasi graviti, yakni pemisahan mineral berharga (emas)
atau disebut konsentrat terhadap mineral pengotornya (tailing)
berdasarkan perbedaan berat jenis (specific gravity) dan media
aliran air. Mekanisme dasar pemisahan emas dari material
pengotornya adalah perbedaan berat jenis (specifig gravity) dan
aliran atau putaran air ketika dulang digoyang-goyangkan dengan
arah memutar. Material pengotor dengan berat jenis lebih ringan
dibandingkan butiran emas (berat jenis 14 - 19) akan terlempar
keluar, sedangkan butiran emas tetap tertinggal pada dasar dulang
(pan). Kelemahan cara ini adalah tingkat perolehan yang masih
rendah, walaupun proses ini sangat ditentukan oleh keterampilan
pendulang. Namun demikian, pada umumnya masih banyak butiran
emas yang halus dan berbentuk pipih ikut terbuang dengan material
pengotornya. Cara penambangan ini dapat dilakukan baik secara

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
individu maupun secara berkelompok, yang pada umumnya
dilakukan oleh masyarakat setempat.
Konsentrat merupakan material berharga yang diperoleh dari
proses ekstraksi kumpulan material-material dengan kata lain
konsentrat adalah material yang dicari dalam proses pengolahan
bahan galian. Mineral konsentrat pada umumnya memiliki berat
jenis yang lebih besar dari pengotornya. Sedangkan middling
merupakan

kumpulan mineral-mineral

berharga dari hasil

pengolahan yang memiliki kadar tidak terlalu tinggi atau ditengahtengah antara konsentrat dengan pengotornya (tailing). Konsentrat
dulang adalah fraksi bernilai/berharga berupa bijih (mineral berat)
yang tertinggal pada alat dulang dalam suatu proses pendulangan.
Panning atau mendulang
dalampengambilan

sampel

merupakan
dalam

salah satu cara

eksplorasi.

Panning

memiliki keterbatasan dalam jumlah konsentrat yang dapat terambil


sehingga metode panning tidak digunakan dalam skala besar atau
skala perusahaan. Panning digunakan untuk mengetahui jumlah
penyebaran mineral berharga yang tertransportasi oleh aliran
sungai dari batuan induknya. Peta aliran sungai sangatlah penting
dalam menentukan tempat penyebaran mineral berharga. Setiap
lokasi aliran sungai akan diambil sampel dengan menggunakan
panning. Apabila hasil yang ditemukan terdapat adanya mineral
berharga maka akan terus dilakukan penyelidikan menuju ke arah
hulu sungai untuk menemukan mineral induknya. Apabila hasil dari
pengambilan

sampel

menggunakan panning mulai

berkurang

mineral berharganya maka akan dihentikan proses pencariannya..


Mendulang biasanya dilakukan secara berkelompok. Satu kelompok
biasanya terdiri dari 3-5 orang ataupun lebih. Hal ini dilakukan
karena setiap orang mempunyai tugas masing-masing yang
berbeda-beda. Ada yang bertugas membuat/menggali lubang. Ada
yang lain bertugas mengangkut material galian ke lokasi.
Untuk menghilangkan mineral pengotor tersebut sehingga
hasil tambang dapat dimanfaatkan atau diperdagangkan, maka
dilakukan dengan pengolahan bahan galian. Proses pemisahan
antara
Khairul Akbar
H1C112035

mineral

berharga

dengan

mineral-mineral

pengotor

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
didasarkan kepada perbedaan, baik fisik maupun sifat kimia antara
mineral berharga dengan mineral pengotornya.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.1.
Kegiatan Mendulang
Parameter pengolahan bahan galian secara mendasar
adalah:
a. Recovery adalah perbandingan jumlah metal yang terambil
dalam pengolahan dengan berat atau metal secara keseluruhan.
b. Ratio Of Concentration adalah perbandingan besar feed dengan
besar konsentrat.
c. Kadar.
Pengenalan jenis mineral dapat dilakukan dengan berbagai
cara berdasarkan sifat fisik, diantaranya sifat optik, fluoresen, berat
jenis dan sifat kemagnetan. Dari pengamatan secara mikroskopis
akan diketahui jenis mineral, ukuran butir, bentuk butir dan
kelimpahannya. Hasil analisis ini selanjutnya digunakan untuk
memprediksi sumber mineral (genesa dan tempat) dan menentukan
kegiatan tindak lanjut dalam eksplorasi. Selain itu, di dalam suatu
kegiatan eksplorasi endapan aluvial, preparasi dan analisis
diperlukan sebagai data pendukung dalam penghitungan sumber
daya dan cadangan.
Analisa mineral analisis kimia dilakukan, karena material
tailing merupakan hasil proses penggilingan batuan, dimana
diperkirakan material tailing yang tidak terhancurkan secara baik
masih

Khairul Akbar
H1C112035

mengandung

mineral.

Analisis

butir

dilakukan

untuk

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mengetahui kandungan emas atau mineral lainnya yang telah
terlepas dari batuan asal dan berbentuk butiran
Secara prinsip, kegiatan dulang merupakan pemisahan
konsentrat dari tailingnya, dimana material konsentrat yang
mempunyaiberat jenis lebih besar akan tertahan di bagian dasar
alat dulang,sedangkan yang lebih ringan berat jenisnya dan
dianggap sebagai tailing ikut larut bersama aliran air.
Selama ini, acuan yang digunakan dalam preparasi dan
analisis mineral butir berasal dari berbagai sumber seperti literatur,
pelatihan

dan

pengalaman

yang

belum

dibakukan.

Untuk

memperoleh kemudahan dan kesamaan pemahaman dalam


melakukan preparasidan analisis mineral butir, perlu dibuat suatu
pedoman yang bersifat teknis sebagai acuan dalam melakukan
preparasi dan analisis mineral butir.
Analisa mineral analisis kimia dilakukan, karena material
tailing merupakan

hasil

proses

penggilingan

batuan,

dimana

diperkirakan material tailing yang tidak terhancurkan secara baik


masih

mengandung

mineral.

Analisis

butir

dilakukan

untuk

mengetahui kandungan emas atau mineral lainnya yang telah


terlepas dari batuan asal dan berbentuk butiran.
Tailing adalah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan tambang, dan kehadirannya dalam dunia pertambangan
tidak bisa dihindari. Sebagai limbah sisa pengolahan batuan-batuan
yang mengandung mineral, tailing umumnya masih mengandung
mineral-mineral berharga. Kandungan mineral pada tailing tersebut
tidak bisa dihindari, karena pengolahan bijih untuk memperoleh
mineral yang dapat dimanfaatkan pada industri pertambangan tidak
akan mencapai perolehan (recovery) 100%.
Kehadiran tailing dalam dunia pertambangan tidak bisa
dihindari, dari pengolahan yang dilakukan hanya < 3% bijih menjadi
produk dan sisanya menjadi tailing. Secara fisik komposisi tailing
umumnya terdiri dari 50% fraksi pasir halus dengan diameter 0,075
0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung dengan diameter
0,075 mm.

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Hal ini dapat disebabkan oleh kekerasan batuan bijih yang
menyebabkan

hasil

giling

cenderung

lebih

kasar

dan

mengakibatkan perolehan (recovery) menurun disertai semakin


rendahnya kandungan mineral didalam konsentrat. Kehalusan
ukuran butiran mineral juga dapat menyebabkan sulitnya tercapai
liberasi (liberation).
Proses preparasi pemisahan mineral butir merupakan suatu
rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh untuk dianalisis,
yang

metodenya

disesuaikan

dengan

keadaan

contoh

dan

kepentingan.
Macam-macam dulang yang diketahui adalah sebagai
berikut.
a.Dulang Emas

*Sumber: www.adventure.howstuffworks.com, 2015

Gambar 3.1.1.
Dulang Emas
Dulang emas adalah salah satu peralatan pertama yang
digunakan dalam mendapatkan emas dan adalah salah satu dari
yang terakhir, bahkan dipekerjaan tambang komersil untuk
memeriksa nilai bijih yang sedang diproses. Dulang Emas
digunakan di mana saja emas terjadi kira-kira 75% dari semua
negara-negara di dunia.
Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan
sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari
emas native, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan
senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas native, hanya
kandungan perak di dalamnya > 20 % .
b. Dulang Batea
Dulang Batea adalah jenis lain dari dulang yang bagian
bawahnya datar atau kadang-kadang bercekungan kecil-kecil
dengan dimeter bagian atasnya 40-75 cm, sedangkan ukuran
lainnya sama dengan dulang. Dulang dan batea dapat terbuat dari
kayu, logam plastik tebal atau gelas fiber (fiberglass).

*Sumber www.tedabroad.wordpress.com, 2015

Gambar 3.1.2.
Batea
c. Dulang Plastik
Dulang yang paling efisien untuk pemula adalah yang
dibentuk dari plastik. Dulang plastik lebih baik dari dulang baja
1)

dengan beberapa pertimbangan yaitu :


Dalam dulang baja terdapat karat

2)

menghancurkan.
Dulang plastik lebih ringan daripada dulang baja sehingga

3)

lebih nyaman digunakan.


Dulang plastik dapat dibuat hitam permanen sehingga
butir emas yang paling kecil dapat terlihat.

Khairul Akbar
H1C112035

yang

bersifat

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: www.akmining.biz , 2015

Gambar 3.1.3.
Dulang Plastik
d. Dulang Cowhorns
Cowhorns juga digunakan untuk mendulang emas. Yang
mempunyai celah panjang, dan kemudian steamed sampai itu
adalah cukup lembut untuk dikerjakan, horn berbentuk terbuka
dengan pinggan dangkal yang sesuai untuk mendulang. Di zaman
dulu pinggan emas adalah satu-satunya alat yang tersedia untuk
penyelidik dan penambang kecil untuk memisahkan emas.
Yang mana pertimbangan diatas adalah cukup untuk
menguasai dulang plastik. Tetapi masih ada keuntungan lain. Yang
dibuat dengan suatu proses injection mold, riffles dapat dengan
mudah dibentuk ke dalam suatu dulang plastik. Riffles ini dapat
menjerat banyak emas dalam suatu sluice box, dengan begitu
akan mempercepat proses pendulangan. Pekerja yang sudah
berpengalaman

sering

mengacu

pada

mengijinkan pemula untuk mendulang


tingkat efisiensi yang sama.

Khairul Akbar
H1C112035

ini

sebab

mereka

dengan hampir derajat

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber www.treasurenet.com, 2015

Gambar 3.1.4.
Dulang Cowhorns
e. Dulang Intan
Pendulangan intan salah satunya berada di Kabupaten
Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Tepatnya berada di Desa
Pumpung, Kecamataan Cempaka. Intan di daerah ini sudah
diketahui sejak abad ke- 8 oleh orang-orang Belanda yang datang
ke tanah Banjar.

*Sumber: dapurtambang.blogspot.co.id, 2015

Gambar 3.1.5.
Dulang Intan
Analisis kualitatif terhadap tipologi penambangan dalam
rangka perolehan emas menunjukkan bahwa penambangan
dengan cara pendulangan (panning) pada umumnya mempunyai
kapasitas rendah dan kurang efisien dalam menangkap emas
berbutir halus. Hanya dalam pengoperasiannya sangat sederhana,
tidak

Khairul Akbar
H1C112035

mahal

(murah)

biayanya

dan

praktis

konstruksinya.

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pendulangan (panning) secara luas digunakan sebagai metoda
perolehan utama dalam awal penambangan. Namun dalam
pengoperasiannya sangat terbatas, karena hanya emas berbutir
kasar saja yang dapat diperoleh, sedangkan partikel emas yang
sangat halus pada umumnya lolos bersama kerikil. Hanya
sejumlah gravel yang mengandung emas dapat diproses, ini juga
tergantung pengalaman pendulang (panners). Pans (dulang)
sesungguhnya hanya cocok untuk digunakan untuk pekerjaan
yang berhubungan dengan: prospecting (pencarian emas awal
dalam penyelidikan umum), proses cleaning terhadap konsentrat
hasil roughing.
Dalam melakukan kegiatan pendulangan tentunya akan
memiliki beberapa kekurangan maupun kelebihan, diantaranya
adalah :
a. Kekurangan Metode Mendulang
Kekurangan-kekurangan dalam metode pendulangan
ini, yaitu :
1) Terhadap tanah karena dapat menimbulkan kerusakan
tanah berupa penurunan nilai potensial biologis dari tanah,
hilangnya lapisan tanah yang subur, dan limbah (tailing)
yang akan berpengaruh pada reaksi tanah dan komposisi
tanah.
2) Pada aktivitas pendulangan semi-mekanis di sepanjang
sungai

selain

memacu

percepatan

pendangkalan,

mengakibatkan pencemaran air sungai

di daerah hulu

yang selama ini menjadi satu-satunya sumber air bersih, tak


bisa lagi dimanfaatkan.
3) Memerlukan waktu yang lama serta tenaga yang besar
untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Kelebihan Metode Dulang
Kelebihan-kelebihan dalam aktifitas pendulangan, yaitu :
1)

Biaya operasionalnya murah, karena hanya memerlukan

peralatan yang sederhana.

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2) Membuka lapangan kerja bagi warga sekitar wilayah
pendulangan, karena akan menambah penghasilan seharihari.
Dalam mendulang, terdapat beberapa bahan galian yang
dapat

dicari

ataupun

didulang,

diantaranya

adalah:

a. Emas
Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam
mulia dan komoditas yang sangat berharga sepanjang sejarah
manusia. Elemen ini memiliki nomor atom 79 dan nama
kimia aurum atau Au. Emas termasuk golongan native element,
dengan

sedikit

kandungan

perak,

tembaga,

atau

besi.

Warnanya kuning keemasan dengan kekerasan 2,5-3 skala


Mohs. Bentuk kristal isometric octahedron atau dodecahedron.
Specific gravity 15,5-19,3 pada emas murni. Makin besar
kandungan perak, makin berwarna keputih-putihan.
Emas

terbentuk

dari

proses

magmatisme

atau

pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk


karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal,
sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan
endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi
dua yaitu endapan primer dan endapan plaser.
b. Intan
Intan

terutama

ditambang

dari pipa-pipa

vulkanis,

tempat kandungan intan yang berasal dari bahan-bahan yang


dikeluarkan

dari

temperaturnya
di Indonesia intan

dalam Bumi karena

sesuai
telah

untuk

tekanan

pembentukan

lama

dan
intan.

ditambang

di

kawasan Martapura, Kalimantan Selatan.


Intan terdapat dari dalam perut bumi yang digali baik
secara

manual

maupun

dengan

mekanisasi.

Sekarang

kebanyakan para penambang intan sudah menggunakan


mekanisasi, yaitu dengan mesin penyedot untuk menyedot
tanah yang sudah digali.

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tanah yang disedot bersama air, dipilah melalui tapisan.
Dengan keterampilannya, si penambang bisa membedakan
batu biasa, pasir, atau intan. Intan yang baru didapat ini disebut
"galuh" di daerah Martapura. Intan ini masih merupakan intan
mentah. Untuk menjadikannya siap pakai, intan harus digosok
terlebih dahulu. Penggosokan intan yang ada di masyarakat
sebagian besar masih dengan alat tradisional.
c. Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang
bercampur dengan butiran-butiran dari mineral non logam
seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan
tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous
magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit
adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari
magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal
dari batuan basaltik dan andesitik volkanik.
Kegunaannya pasir besi ini selain untuk industri logam
besi

juga

telah

banyak

dimanfaatkan

pada

industri

semen. Pasir besi ini terdapat seperti di Sumatera, Lombok,


Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perolehan
recovery dalam kegiatan panning antara lain:
a.
b.
c.
d.

3.1.3

Lokasi pemilihan pendulangan


Jenis bahan galian yang akan didulang
Keterampilan atau kemampuan para pendulang
Kesalahan saat proses perhitungan

Alat dan Bahan


a. Alat

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1)

Dulangan
Fungsinya

adalah

alat

yang

digunakan

untuk

memisahkan konsentrat dengan pengotornya (tailing).

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.6.
Dulangan
2) Bak air
Fungsinya sebagai tempat penampungan air dan
tempat proses dulang dilakukan.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.7.
Bak Air
3) Timbangan
Fungsinya untuk menimbang berat sampel sebelum
dan sesudah dulang (panning) sehingga dapat menentukan
recovery dulang.
Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian,


2015

Gambar 3.1.8.
Timbangan
4) Cawan
Fungsinya sebagai tempat untuk menaruh puya
sebelum dilakukan pengeringan.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.9.
Cawan

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
5) Oven
Fungsinya untuk mengeringkan konsentrat setelah
proses pendulangan.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.10.
Oven
6) Alat tulis
Fungsinya untuk mencatat hasil pengamatan.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.11.
Alat Tulis

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
8) Sendok
Berfungsi untuk memindahkan material.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.12.
Sendok
9) Penjepit Cawan
Berfungsi untuk menjepit cawan pada saat pemindahan
dari dalam oven menuju tempat lain atau sebaliknya

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.13.
Penjepit Cawan

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

10) Neraca Digital


Berfungsi menimbang berat material yang digunakan
biasanya untuk menimbang recovery.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.14.
Neraca Digital
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1) Pasir kuarsa, fungsinya sebagai material tailing.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.15.
Pasir Kuarsa

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2) Pasir besi, fungsinya sebagai material konsentrat.

*Sumber: Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015

Gambar 3.1.15.
Pasir Besi

Khairul Akbar
H1C112035

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.1.4. Prosedur Kerja


a. Konsentrat (pasir besi) ditimbang
b. Material lain (pasir kuarsa) disiapkan di tempat terpisah
c. Setelah berat konsentrat diketahui, campurkan konsentrat
dengan pasir.
d. Bak penampungan disiapkan dan diberi lapisan terpal agar air
dapat tertampung dengan baik.
e. Bak diisi dengan ketinggian air kira-kira 50 cm..
f. Terpal dicek kembali dan pastikan tidak ada air yang keluar
dalam jumlah cukup besar.
g. Alat dulang disiapkan.
h. Campuran konsentrat dengan material lain dimasukkan ke dalam
alat dulang.
i. Penetrasi memutar dilakukan dengan memberikan campuran air
yang telah tersedia pada bak penampungan.
j. Penetrasi dilakukan sampai ada proses pemisahan antara
material dengan konsentrat.
k. Material yang sudah terpisah dengan konsentrat disisihkan agar
tidak mengganggu proses pemisahan material lain yang belum
terpisahkan.
l. Setelah

konsentrat

bersih

dari

material

pengotor

maka

konsentrat diambil dan dikeringkan.


m. Berat hasil dari aliran konsentrat ditimbang untuk analisa.
n. Hasil analisa dicatat, selanjutnya dengan rumus yang ada
dilakukan perhitungan recovery.

Khairul Akbar
H1C112035

Anda mungkin juga menyukai