PENDAHULUAN
bahasa baku, pengertian bahasa Tidak Baku, pengertian bahasa Indonesia baku,
fungsi pemakaian bahasa baku dan bahasa Tidak Baku. Terakhir, akan dibahas
tentang ciri-ciri bahasa baku dan bahasa Tidak Baku, serta berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
2.
3.
4.
5.
6.
Bagaimana pemakaian bahasa Indonesia baku dan tidak baku dengan baik
dan benar?
2.
3.
4.
5.
6.
Untuk mengetahui cara pemakaian bahasa Indonesia baku dan tidak baku
dengan baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas,
tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
fungsi, yaitu:
Fungsi pemersatu. Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika
setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat
berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku
memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian,
bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bangsa.
Fungsi pemberi kekhasan. Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa
yang lain. Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian
nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa
atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha orang
mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan
bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang mahir berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di mata orang lain.
Fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa dengan
adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas. Norma dan kaidah itu
menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau
golongan.
tiga, yaitu:
Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan
aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan
bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang
teratur, logis, dan masuk akal.
Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan sampai
taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan ragam
bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
Ciri-ciri lain bahasa baku adalah:
tidak terpengaruh bahasa daerah,
tidak dipengaruhi bahasa asing,
bukan merupakan ragam bahasa percakapan sehari-hari,
pemakaian imbuhannya secara eksplisit,
2.7 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan
Benar
Bahasa Indonesia baku dan tidak baku mempunyai kode atau ciri bahasa
dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam
bahasa itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri
bahasa Indonesia tidak baku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah
bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa
Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia
baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa atau
gramatikal bahasa baku.
Sebaliknya, pemakaian bahasa Indonesia tidak baku dengan benar adalah
pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku,
melainkan kaidah gramatikal Tidak Baku. Pemakaian bahasa Indonesia baku
dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai
dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia tidak baku
dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan
fungsi pemakaian bahasa Indonesia Tidak Baku.
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku
maupun tidak baku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada
pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada
pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep yang
benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian
bahasa yang benar atau sebaliknya.
Kata Baku
1
2
Aktif
Alquran
aktip, aktive
Al-Quran, Al-Quran, Al Quran
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
provinsi
objek
nasihat
Apotek
napas
mukjizat
makhluk
maaf
lubang
Lembap
kreatif
karismatik
karena
propinsi, profinsi
Obyek
Nasehat
Apotik
Nafas
mujizat
Mahluk
maaf
Lobang
Lembab
kreatip, creative
Kharismatik
Karna
9
No
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kata Baku
Jumat
jadwal
izin
Ijazah
hakikat
fotokopi
foto
Februari
e-mail
elite
efektif
doa
Daftar
Cabai
Azan
Jumat
Jadual
Ijin
ijasah, izajah
Hakekat
foto copy, photo copy, photo kopi
Photo
Pebruari, February
email, imel
Elit
efektip, efektive, epektip, epektif
doa
Daptar
cabe, cabay
Adzan
Kalimat Baku
10
BAB III
PENUTUP
11
3.1 Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan.
Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain.
Pada bahasa terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa tidak baku.
Bahasa baku merupakan bahasa standar atau pokok yang digunakan oleh
masyarakat pada suatu negara. Sedangkan bahasa tidak baku adalah bahasa yang
berbeda dengan struktur atau gaya baku, dan biasanya digunakan pada lingkungan
atau keadaan tidak resmi.
Bahasa Indonesia juga memiliki bahasa baku dan Tidak Baku. Bahasa
Indonesia baku pada umumnya sesuai dengan pola SPOK dan biasanya dipelajari
di sekolah dan digunakan pada lingkungan dan keadaan yang resmi. Begitupun
dengan bahasa Indonesia Tidak Baku.
Masing-masing bahasa baku dan Tidak Baku memiliki fungsi dan ciri yang
berbeda. Baik itu bahasa Indonesia baku dan Tidak Baku sebaiknya digunakan
dan dipakai dengan benar.
3.2 Saran
Diharapkan pada pembaca mampu mengetahui cirri-ciri kata baku dan tidak
baku, baik dalam bentuk, makna cara penulisan, dan pengucapanya. Dengan memilih kata
dengan cermat dapat dipastikan seseorang akan menempatkan kata dalam kalimat dengan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
12
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, Hasan. Dkk. 1999. Tata bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Cavi. 2007. Linguistik. (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2139737kata-baku-dan-tidak-baku/#ixzz2LAFl0NSl) dilihat pada hari Sabtu, 19
Oktober 2013
Chaniago, Amran, Y.S. 1997. Peribahasa Indonesia untuk Pendidikan Pasar,
Menengah dan Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1999 kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, G. 1991. Tatabahasa Indonesia Rujukan Bahasa Indonesia untuk
Pendidikan Menengah. Jakarta: Gramedia.
Keraf, G.1994. Terampil Berbahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan
dan kebudayaan.
Keraf, G. 1981. diksi dan gaya bahasa Ende. Flores : nusa indah
Keraf, G. 1980. Tata Bahasa Indonesia untuk SLTA Ende. Flores : Nusa Indah
Marmoet.
2010.
Bahasa
Baku
dan
Tidak
Baku.
(http://marmoet5.blogspot.com/2010/10/bahasa-baku-dan-tidak-baku.html)
dilihat pada hari Sabtu, 19 Oktober 2013.
Syafiee, Imam dan Subana. 1995. terampil berbahasa Indonesia 3. Jakarta:
Depdikbud.
13