Penyakit Systemik
Penyakit Systemik
PENYAKIT SISTEMIK
OLEH:
JOAO ZITU E M M VIANA
10612104
PENDAHULUAN
Pada tindakan ekstraksi gigi, pertama-tama operator harus memastikan keadaan umum
pasien, siap atau tidak untuk dilakukan tindakan. Kesiapan itu, dapat dinilai dari keadaan psikis
(tegang, takut, atau biasa), keadaan sistemik (terkontrol atau tidak), riwayat penyakit, dan juga
riwayat pengobatan.
Pemeriksaan awal tersebut, sangat menentukan tingkat keberhasilan perawatan. Karena
kondisi pasien yang tidak normal, akan dapat mempersulit tindakan eksodonsi. Salah satunya
adalah adanya kelainan sistemik yang tidak terkontrol, maka dapat memici timbulnya komplikas
perioperatif maupun pasca operatif. Beberapa penyakit sistemik yang dapat menjadi penyulit
dalam tindakan eksodonsia, antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
I.
Penyakit jantung
Diabetes
Haemophilia
Hepatitis
Dan penyakit lainnya seperti:
1. Hipertensi
2. Hipertiroidisme
3. Asma
4. Gagal ginjal kronis
PENYAKIT JANTUNG
Jantung (bahasa latin : cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah
lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Jantung adalah salah satu organ
manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali tidak
berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak dan sering di sebut gagal jantung. Penyebabnya
bervariasi, namun penyebab utamanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot jantung oleh
karena itu pembuluh- pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot- otot jantung
tersebut tersumbat atau mengeras yang bisa disebabkan oleh lemak dan kolesterol atau pun oleh
karena zat- zat kimia seperti penggunaan obat yang mengandung Phenol Prophano Alanin (PPA)
yang banya di temukan dalam obat obat seperti Decolgen, dan Nicotin (Guyton,1994).
Ada berbagai macam penyakit jantung yaitu :
Gagal Jantung
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak bisa memasok aliran darah
untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan berpotensi mematikan. Penyakit jantung jenis ini
memiliki gejala antara lain : pembengkakan pada kaki dan tangan, penambahan atau
pengurangan berat badan sebelum terjadi pembengkakan karena kelebihan cairan, napas pendek,
kelelahan yang terus menerus, angina atau ketidak nyamanan pada dada dan lengan karena
penyumbatan arteri koroner.
Gagal jantung (heart failure) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume
diastolic secara abnormal (Mansjoer, 2001)
Serangan Jantung (heart valve disease)
Serangan jantung adalah suatu kondisi penyempitan/blokade pada sebagian pembuluh darah
sehingga aliran darah ke jantung terhambat, dan terjadi penurunan suplai oksigen dan zat makanan yang
dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung. Kondisi penghambatan tersebut terjadi secara
tiba-tiba atau mendadak yang umumnya menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan di tengah dada dalam
beberapa menit.
Serangan jantung umumnya diawali dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan di tengah
dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau hilang timbul. Ketidaknyamanan yang
terjadi bisa berupa rasa tertekan, seperti diremas-remas. Rasa sakit dan ketidaknyamanan juga
terasa di telapak tangan, bahu kiri, siku, rahang atau punggung. Gejala lainnya adalah:
Pusing
Keringat dingin
Pucat
Aritmia
Aritmia yang pada umumnya dikenal sebagai desiran jantung, adalah kondisi di mana laju
detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur. Takikardia adalah kondisi di mana
jantung berdetak terlalu cepat. Bradikardia terjadi ketika detak jantung terlalu lambat. Aritmia
tidak berbahaya, yang lainnya dapat mengancam nyawa.
Aritmia adalah penyakit jantung yang mengganggu yakni gangguan irama atau detak
jantung. Detak jantung bisa lebih cepat, lebih lambat, dan tidak teratur. Faktor utama penyakit
aritmia adalah kurangnya kalsium dalam tubuh dan terjadinya penyumbatan pembuluh darah
jantung.
Gejala Aritmia mencakup:
Palpitasi
Kecemasan
Berkeringat
Napas terengah-engah
Nyeri dada
Perikarditis
Perikarditis adalah peradangan pada kantong jantung atau perikardium sehingga
menimbulkan penimbuna cairan dan penebalan. Peradangan ini disebabkan oleh beberapa hal,
seperti infeksi virus dan terapi penyinaran untuk kanker payudara.
Gejala
Kelelahan, Kelemahan
Takikardia, Disritmia
Nyeri pada dada anterior diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan,
berbaring.
Demam karena infeksi virus, bakteri, jamur.
Napas terengah-engah
Merasa berat
DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan terapi medis
secara berkelanjutan. Penyakit ini semakin berkembang dalam jumlah kasus begitu pula dalam
hal diagnosis dan terapi. Dikalangan masyarakat luas, penyakit ini lebih dikenal sebagai penyakit
gula atau kencing manis. Dari berbagai penelitian, terjadi kecenderungan peningkatan prevalensi
DM baik di dunia maupun di Indonesia. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik
yang dikarakteristikkan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya.
Klasifikasi Diabetes Melitus
DM adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Secara
etiologi DM dapat dibagi menjadi DM tipe 1, DM tipe 2, DM dalam kehamilan, dan diabetes tipe
lain:
a) DM Tipe 1
DM tipe 1 atau yang dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi
karena kerusakan sel pankreas (reaksi autoimun). Sel pankreas merupakan satu-satunya sel
tubuh yang menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam tubuh.
Bila kerusakan sel pankreas telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai muncul.
b) DM Tipe 2
DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM). Bentuk DM ini bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin, defisiensi
insulin relatif sampai defek sekresi insulin. Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan
insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel . Akibatnya, pankreas
tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistance. Kedua
hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Kegemukan sering berhubungan dengan
kondisi ini.
c) DM dalam kehamilan
DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan yang disertai
dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).3 Pada
umumnya mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga.4 Faktor risiko GDM
yakni riwayat keluarga DM, kegemukan dan glikosuria.
d) DM Tipe lain
DM lainnya yakni individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik
fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushings, akromegali), penggunaan obat yang
mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (badrenergik) dan infeksi atau sindroma genetik (Downs, Klinefelters).
III.
HAEMOPHILIA
Hemofilia adalah gangguan perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi herediter dan
faktor darah esensial untuk koagulasi (Wong, 2003). Hemofilia merupakan penyakit pembekuan
darah kongenital yang disebabkan karena kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII
dan faktor IX. Faktor tersebut merupakan protein plasma yang merupakan komponen yang
sangat dibutuhkan oleh pembekuan darah khususnya dalam pembentukan bekuan fibrin pada
daerah trauma (Hidayat, 2006).
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
a) Hemofilia A yang dikenal juga dengan nama:
Hemofilia klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan
faktor pembekuan pada darah Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan
faktor 8 (Factor VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan
darah.
b) Hemofilia B yang dikenal juga dengan nama:
Christmas disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven
Christmas asal Kanada Hemofilia kekurangan Faktor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9
(Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
IV. HEPATITIS
Hepatitis adalah peradangan atau inflamasi pada hepar yang umumnya terjadi akibat infeksi
virus, tetapi dapat pula disebabkan oleh zat-zat toksik. Hepatitis berkaitan dengan sejumlah
hepatitis virus dan paling sering adalah hepatitis virus A, hepatitis virus B, serta hepatitis virus C
(Sue hanclif, 2000: 105)
Klasifikasi virus hepatitis
Menurut Price dan Wilson (2005: 485) Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus.
Beberapa virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini:
1) Virus hepatitis A (HAV)
2) Virus hepatitis B (HBV)
3) Virus hepatitis C (HCV)
4) Virus hepatitis D (HDV)
5) Virus hepatitis E (HEV)
6) Hepatitis F (HFV)
7) Hepatitis G (HGV.
V.
1. Hipertensi
Hipertensi disebut sebagai tekanan darah tinggi (HTN atau HPN) adalah suatu
kondisi medis di mana tekanan darah tinggi yang berkesinambungan atau menurut JNC-7
(Joint National Comitte) hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri yang tetap, yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan.
Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa:
Klasifikasi
SISTOL (mmHg)
< 130
DIASTOL (mmHg)
< 85
Normal Tinggi
130-139
85-89
140-159
90-99
160-179
100-109
180-209
110-119
Normal
Gelisah
Mudah marah
Wajah kemerahan
Lambat
Obesitas
Sering tremor
Sukar tidur
Mudah lelah
Mimisan
Telinga berdengung
Mata berkunang-kunang
Pembesaran ginggiva dan
xerostomia
(karena
konsumsi
antihipertensi)
2. Hipertiroidisme
Kerja kelenjar tiroid yang berlebihan. Sehingga produksi tiroksin jadi berlebihan.
Gejala:
obat
Heat intolerance
Gelisah
Tremor
Keringat berlebihan
Kelemahan otot
Diare
Peningkatan nafsu makan
3. Asma
Asma diartikan sebagai penyakit radang kronis dari saluran pernafasan yang
ditandai dengan meningkatnya respons cabang tracheobronchial terhadap stimulus yang
berulang. Asma merupakan penyakit yang hilang timbul, dengan eksaserbasi akut
menyebar. Umumnya waktu serangan pendek, terjadi antara beberapa menit hingga beberapa
jam, dan secara klinis pasien dapat pulih sempurna setelah serangan. Walaupun jarang terjadi,
serangan akut dapat menimbulkan kematian.
Klasifikasi:
Asma dibedakan jadi dua jenis, yakni asma bronkial dan kardial. Penderita asma
bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu
binatang, asap, dan bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak,
sehingga gangguan asma bisa datang secara tibatiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan
secepatnya, risiko kematian bisa datang.
Sedangkan asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung disebut asma
kardial. Gejala asma kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang
hebat. Kejadian ini disebut nocturnal paroxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat
penderita sedang tidur.
Gejala dan Tanda Klinis:
Gejala dan tanda klinis sangat dipengaruhi oleh berat ringannya asma
yang diderita. Bisa saja seorang penderita asma hampir-hampir tidak menunjukkan
gejala yang spesifik sama sekali, di lain pihak ada juga yang sangat jelas gejalanya.
Gejala dan tanda tersebut antara lain:
Batuk
Nafas sesak (dispnea) terlebih pada saat mengeluarkan nafas (ekspirasi)
Wheezing (mengi)
Nafas dangkal dan cepat
Ronkhi
Retraksi dinding dada
Pernafasan cuping hidung (menunjukkan telah digunakannya semua
otot-otot
bantu pernafasan dalam usaha mengatasi sesak yang terjadi)
Hiperinflasi toraks (dada seperti gentong)
4. Gagal ginjal kronis
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia
tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.
Gejala dan tanda-tanda klinis:
Hipertonia
Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing
berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab.
lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A. C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 7. Jakarta : EGC
Herdin, sibuea. 2005. Ilmu penyakit dalam, cetakan kedua. Jakarta : PT Rineka Cipta
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita selekta kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius
FKUI
Nadesul, H. 2009. Resep mudah tetap sehat. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara
Robbins dan kumar. 1995. Patologi II, Edisi 4. Jakarta : EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 4. Jakarta : EGC
Sylvia. 1994. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC
Abdurahmat, Asep S. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Gorontalo: UNG
Anderson, Clifford R. 2007. Petunjuk Modern kepada Kesehatan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Azis, Sriana. 2002. Kembali Sehat dengan Obat. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Tetsch, Peter and Wilfried Wagner. 1992. Operative Extraction of Wisdom Teeth. Jakarta:
EGC
Pedersen, GW. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC
Rylander R, Dahlberg C, Rubenowitz E. Magnesium supplementation decreases airway
responsiveness among hyper-reactive subjects. Magnesium-Bulletin 1997;19:46.