https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/11/01/kerangka-dasarpenyusunan-dan-penyajian-laporan-keuangan-syariah-psak/
PENDAHULUAN
Proses akuntansi, yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga
penyajian dalam laporan keuangan, ,membutuhkan sebuah kerangka dasar
penyusunandan penyajian laporan keuangan. Kerangka dasar atau kerangka
konseptual akuntansi adalah suatu system yang melekat dengan tujuan
tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten dan
terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
Kerangka konseptual diperlukan agar dihasilkan standard an aturan yang
koheren yang disusun atas dasar yang sama sehingga menambah
pengertian dan kepercayaan para pengguna laporan keuangan, serta dapat
dibandingkan di antara perusahaan yang berbeda atau periode yang
berbeda.
Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun non muslim
yang menelaah teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka
dasar atas laporan keuangan syariah. Misalnya, AAOIFI ( Accounting And
Auditing Organization For Islamic Financial Institution), sebagai organisasi
yang mengembangkanakuntansi dan auditingbagi lembaga keuangan
syariah di tingkat dunia, telah mengeluarkan pernyataan akuntansi No. 1 dan
No. 2 tentang tujuan akuntansi keuangan untuk bank dan lembaga keuangan
syariah. Sementara itu, Dewan Standar Akuntansi Indonesia (DSAK)
menyusun psak syariah tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan syariah.
Untuk itu, dalam makalah ini kami membagi menjadi 2 bagian, Bagian
pertama menjelaskan tentang kerangka dasar dan laporan keuangan sesuai
dengan PSAK kemudian dilanjutkan dengan bagian kedua, tentang kerangka
dasar dan laporan keuangan menurut AAOIFI dan para pemikir akuntansi
Islam.
PEMBAHASAN
Seperti dijelaskan sebelumnya, dalam makalah ini, kami membagi menjadi
dua bagian pembahasan mengenai kerangka dasar dan laporan keuangan.
Namun yang akan kami bahas lebih dahulu yaitu,
I.
2.
1.
yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual
dan kolektif.
4.
dan spiritual, antara aspek privat dan public, antara sector keuangan dan rill,
antara bisnis dan social, serta antara aspek pemanfaatan serta pelestarian.
E.
Asumsi Dasar
Dasar akrual
usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya dimasa depan. Oleh
karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
I.
Dapat dipahami
Relevan
Keandalan
Dapat dibandingkan
Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai
berikut
1.
Tepat Waktu
yang terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus
kas, serta laporan perubahan ekuitas.
Posisi Keuangan
Unsure yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
a.
Asset, adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh entitas syariah.
b.
Kewajiban, utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu.
c.
jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas
syariah mempunyai hak hak untuk mengelolahdan menginvestasikan dana
tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
d.
Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas syariah setelah dikurangi
periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya asset
atau terjadinya kewajiban yang melibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanaman modal, termasuk di dalamnya
beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas syariah maupun kerugian yang
timbul.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil
Hak pihak ketiga atas bagi hassil dana syirkah temporer adalah bagian bagi
hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama
entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan.
2.
meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber
dan penggunaan dana kebajikan.
3.
Asset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asset tersebut
pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban atau dalam keadaan tertentu, dalam jumlah kas yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha
normal.
2.
Asset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar bila
asset yang sama atau setara diperoleh.
Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setar kas yang tidak
didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban sekarang.
3.
Asset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual asset dalam pelepasan normal (orderly disposal).
Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian : yaitu jumlah kas yang
tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibyrkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
M.
Neraca;
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
II.
PEMIKIR ISLAM
A.
Kerangka dasar akuntansi disadari begitu sangat penting, dan untuk itu
AAOIFI telah mengeluarkan pernyataan No.1 dan No. 2 . tujuan akuntansi
keuanganuntuk lembaga keuangan syariah menurut AAOIFI yaitu sebagai
berikut :
1.
konsisten.
B.
Pemegang saham
2.
Pemegang investasi
3.
Pemilik dana
4.
5.
6.
Pengelolah zakat
7.
C.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
E.
1.
yang dihasilkan
3.
lembag keuangan syariah lainnya dan dintara dua periode akuntansi yang
erbeda bagi lembaga keuangan yang sama.
4.
Konsep ini diartikan bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi
yang terpisah dan harus dibedakan dengan pemiliknya atau dengan
perusahaan lain (Belkout, 2000). Terdapat beberapa teori tentang
kepemilikan di antaranya adalah sebagai berikut.
perusahaan tercermin pada akun ekuitas sehingga persamaannya AsetKewajiban=Ekuitas atau Aktiva- Kewajiban= Modal .
komoditas tersebut memiliki nilai yang konsisten dan penentuan nisab zakat
juga menggunakan komoditas tersebut.
AAOFI menerima konsep ini berdasarkan hasil pertemuan The Islamic
Academy di Kuwait pada bulan Desember 1988 yang menyatakan bahwa
utang seharusnya dinilai pada jumlah uang tanpa melihat perubahan nilai
uangnya. Pemikir akuntansi yang menerima konsep ini, bersikap pragmatis
karena belumada metode yang lebih baik lagi mengatasi masalah ini.
1.
Konsep ini diartikan bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi
yng ter[pisah dan harus dibedakan dengan pemiliknya atau dengan
perusahaan lain. Terdapat bebrapa teori tentang kepemilikan diantarnya dlh :
a.
Periodisasi
5.
Koservatif
6.
Harga perolehan
7.
8.
Dasar akrual
9.
Pengungkapan penuh
10.
G.
Neraca yang menggunakan Nilai saat ini (current value balance sheet),
untuk mengatasi kelemahan dari historical cost yang kurang cocok dengan
pola perhitungan zakat yang mengharuskan perhitungan kekayaan dengan
nilai sekarang. Alasan lain, adalah dengan menggunakan nilai sekarang akan
mempermudah pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan
karena nilai yang disajikan lebih relevan dibandingkan nilai historical cost.
IFRS (International Financial Reporting Standard) juga telah
merekomendasikan nilai saat ini (current value) untuk aset yang disajikan
dalam laporan keuangan, dan negara-negara didunia sedang dalam proses
untuk mengadopsi IFRS sebagai standar pelaporan dinegara masing-masing.
Walaupun penggunaan current value lebih relevan, tetapi pihak yang kurang
setuju atas penerapan tersebut menganggaap penggunaan current value
lebih besar nuansa judgement khususnya untuk aset yang tidak memiliki
pasar sekaligus akan ada tambahan biaya bagi perusahaan dalam rangka
melakukan appraisal atas aset yang mereka miliki agar dapat disjikan
dengan current value.
b.
laporan laba atau sebagai laporan tambbah atas neraca dan laporan laba
rugi. Usulan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa unsur terpenting
didalam akuntansi syariah bukanlah kinerja operasional (laba bersih), tetapi
kinerja dari sisi pandang para stakeholders dan nilai sosial yang dapat
didistribusikan secara adil kepada sekelompok yang terlibat dengan dengan
perusahaan dalam menghasilkan nilai tambah.
c.
sosial dan lingkungan (Mook, 2003), dan dianggap sebagai jawaban atas
kelemahan akuntansi keuangan konvensional sehingga diusulkan sebagai
laporan tambahan.
d.
xxx
Bough in items
Revaluation
xxx
xxx
xxx
Distributions:
Beneficiaries
xxx
Govemment
xxx
Employess
xxx
Owners
Charities
xxx
Reinvested Fund
Profit Retained
Revaluation
Sub total Distributions
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Revenues xxx
Bought in items
xxx
Revaluation
xxx
xxx
xxx
Distributions:
Govemment
xxx
Employess
Owners
xxx
xxx
Infaq Shadaqah
xxx
Reinvested Fund
xxx
Profit Retained
Revaluation
xxx
xxx
untuk
menjaga
kemubahan
atau
kehalalan
transaksi
terdapat
transaksi
dalam
bentuk
gharar
adalah
jual-beli/
gadai/
sewamenyewa
hewan yang kabur: jual-beli buah yang belum nampak buahnya,
dan jual-beli al-hashah (jual beli dengan cara lempar batu) untuk penentuan
barang dan jumlah yang akan dibeli. Semua itu termasuk transaksi gharar
yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya. Dalam transaksi gharar, terdapat
kemungkinan memakan harta orang lain dengan cara batil7.
3. Maisir
Maisir, secara bahasa berasal dari yasara atau yusr yang maknanya
mudah; atau yusar yang bermakna kekayaan. Secara terminologis,
maisir merupakan suatu bentuk permainan yang mengandung unsur
taruhan. Pihak yang memenangkan permainan berhak mendapatkan
taruhan itu dengan mudah sementara yang lain merugi dan menyesal.
dibenarkan
dalam
Islam
karena
transaksi
ini
tidak
sewenangwenang
sehingga mengakibatkan kerugian pada salah satu pihak dan
menguntungkan pihak lain (Antonio, 2011:150).
adil
dan