Sedd Dss
Sedd Dss
html
d. Fungsi Emosi
Emosi merupakan perasaan yang kompleks (menyenangkan/tidak
menyenangkan) pada organisme. Fungsi emosi berada dibawah control sitem
saraf otonom. Komponan dan proses terjadinya emosi adalah sebagai berikut.
Stimulus (nyata/khayal)
Afek/Perasaan
http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/emosidanimplikasinya.pdf
Fungsi
Emosi
Berhubungan dengan fungsi emosi, Coleman dan Mammen (1974, dalam
Rakhmat
, 1994) menyebutkan, setidaknya ada empat fungsi emosi;
1.
E
mosi adalah sebagai pembangkit energi (
energizer
)
.
Tanpa emosi, kita tidak
sadar atau mati. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak
.
Emosi membangkitkan dan memobilis
ai energi kita; marah menggerakkan
kita untuk menyerang, takut menggerak
kan kita untuk lari,
dan cinta
mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.
2.
Emosi adalah pembawa informasi (
messe
n
ger
).
Bagaimana keadaan diri kita
dapat diketahui dari emosi kita.
Jika marah, kita
m
engetahui bahwa kita
dihambat atau diser
a
ng orang lain,
sedih berarti kita kehilangan sesuatu yang
kita senangi, bahagia berarti memperoleh ses
ua
tu yang kita senangi, atau
menghindar dari hal yang dibenci.
3.
Emosi
bukan saja pembawa informasi
dalam komunikasi intr
a
personal,
tetapi
juga membawa pesan dalam komuni
kasi interpersonal. Ungkapan emosi
dapat diketahui secara universal. Dalam retorika diketahui bahwa
3
pembicaraan yang menyertakan
seluruh emosi dalam pidato dipandang lebih
hidup, dinamis, dan lebih m
e
nyenangkan.
4.
Emosi
juga merupakan sumber informasi tent
ang keberhasilan kit
a.
Kita
mendambakan kesehatan dan mengetahuinya ketika kita merasa sehat
walafiat. Kita mencari keindahan dan mengetahui bahw
a
kita
memperolehnya ketika kita merasakan kenikmatan estetis dalam diri kita
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/197710132005012EUIS_HERYATI/FUNGSI_LUHUR_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
Fungsi emosi
1. Perasaan kompleks (menyenangkan atau tidak
Menyenangkan) pada organisme
2. Melibatkan perubahan aktivitas organ tubuh
Terutama organ visceral
3. Berada di bawah kontrol sistem saraf otonom
4. Berada di bawah kontrol sistem saraf otonom
5. Mendorong munculnya respon atau perilaku
Tertentu
Komponen emosi :
- stimulus (real atau khayalan)
- afek atau perasaan
- perubahan aktivitas otonom organ visceral
- dorongan aktivitas atau perilaku tertentu
Emosi dasar
Rasa senang
Marah
Takut
Kasih sayang
Mempertahankan hidup dan jenis
Suatu organisme
Struktur anatomi otak untuk emosi
1. Bagian otak yang berkaitan dengan emosi adalah sistEm Limbik
2. Sisitem limbik merupakan batas antara diensefalon (batang otak) dengan cerebrum
3. Bangunan utama sistem limbik :
Amigdala
Amigdala
- septum (dinding)
- hipokampus
- girus singulatus
- thalamus anterior dan hipotalamus
FUNGSI VISUOSPATIAL
FUNGSI HEMISFER KANAN, BERHUBUNGAN DENGAN
FUNGSI :
- PENGAMATAN
- PERLINDUNGAN DIRI DAN LINGKUNGAN
GANGGUAN PERSEPSI VISUAL:
GANGGUAN PERSEPSI VISUAL:
HEMISPATIAL NEGLECT
(Pengabaian Ruang)
- ANOSOGNOSIA
GANGGUAN GERAKAN VISUAL (integrasi visuo-motor):
- GANGGUAN KONSTRUKSI (apraksia konstruksional)
- GANGGUAN BERPAKAIAN (apraksia berpakaian)
http://abi-asmana.blogspot.co.id/2015/07/fungsi-emosi-bagi-kehidupan-manusia.html
Fungsi emosi bagi manusia, adalah :
1. Untuk mempertahankan hidup (survival). Emosi sebagai survival berarti bahwa emosi
berfungsi sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Emosi memberikan kekuatan
pada manusia untuk membedakan dan mempertahankan diri terhadap adanya gangguan
atau rintangan atau rintangan. Adanya rasa cinta, sayang, cemburu, marah, atau benci
membuat manusia dapat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia lain.
2. Sebagai pembangkit energi (energizer). Emosi sebagai energizer menjadikan emosi
sebagai pembangkit energi. Emosi dapat memberikan kita semangat dalam bekerja dan
hidup, misalnya perasaan cinta dan sayang. Di sisi lain emosi juga bisa memberikan
dampak negatif yang membuat kita merasakan hari-hari suram dan tidak bersemangat
dalam hidup, seperti perasaan sedih dan benci.
3. Sebagai pembawa pesan (messenger). Emosi sebagai messenger artinya bahwa emosi
yang terjadi dalam diri seseorang dapat membawa pesan atau informasi. Emosi
- Psikologi Online
- See more at: http://abi-asmana.blogspot.co.id/2015/07/fungsi-emosi-bagi-kehidupanmanusia.html#sthash.OKN94kxN.dpuf
3. Fungsi Emosi
Yang termasuk emosi yaitu rasa senang, marah, sedih, takut, kasih sayang, dll. Emosi penting
a.
b.
c.
d.
Emosi marah dan takut perlu untk mempertahankan diri. Seeokor binatang, anak, marah bila
a.
b.
c.
d.
e.
makanannya direbut oleh binatang lain. Anatomi yang terlihat pada emosi yaitu :
Hipokampus
Fosniks
Korpus mamilare
Nukleus anterior, talamus
Gyrus singuli
http://efikurniyawati61.blogspot.co.id/2014/11/fungsi-luhur-dan-kognitif.html
Fungsi emosi Yang termasuk emosi yaitu rasa senang, marah, sedih, takut, kasih
sayang, dll. Emosi penting untuk mempertahankan aktivitas yang penting untuk
kehidupan individu seperti : a. Makan (feeding) b. Berkelahi (fight) c. Melarikan diri
(flight) d. Mempertahankan jenis (perkawinan, merawat, dan mengurus anak)
Anatomi yang terlihat pada emosi yaitu : a. Hipokampus b. Fosniks c. Korpus
mamilare d. Nukleus anterior, talamus e. Gyrus singuli Copy the BEST Traders and
Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
http://abraham-berbagi.blogspot.co.id/2014/11/pemeriksaan-neurologi-fungsi-luhur.html
Fungsi Luhur
1. Definisi
Fungsi luhur adalah fungsi yang memungkinkan manusia dapat
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sesuai dengan nilai moral yang
berlaku.
2. Elemen-elemen
a. Kognisi
b. Memori
c. Bahasa
d. Emosi
e. Visuospasial
Semua elemen-elemen diatas merupakan hasil pengolahan fungsi kortikal
(korteks), dalam tiap bagian korteks berintegrasi baik antar lobus dalam satu
hemisfer maupun antar hemisfer.
a. Fungsi Kognisi (Pengenalan/Pengertian)
1. Definisi
Adalah suatu proses mental untuk memperoleh pemahaman/pengertian
terhadap sesuatu.
2. Rangkaian proses kognisi
b. Fungsi Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bahasa Verba
Adalah ungkapan hasil pemikiran/konsep/opini dengan menggunakan
symbol dan tata bahasa melalui bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa verbal
merupakan hasil aktivitas hemisfer dominan.
2. Bahasa Non-Verbal
Adalah ekspresi emosi untuk memperjelas bahasa verbal dengan intonasi,
gerakan mata/kepala/badan, isyarat, body language/nahasa isyarat. Bahasa
non-verbal merupakan aktivitas hemisfer non-dominan.
Secara anatomis ada tiga daerah utama otak untuk fungsi bahasa, yaitu:
1. Dua daerah reseptif
a. Area Wernicke (area 22) pada girus temporo-superior, untuk bahasa yang
didengar
b. Area girus angularis (area 39) untuk bahasa yang dilihat
2. Satu daerah ekspresif
Area Broca (area 44) pada girus fronto-inferior
Proses Bahasa Lisan
Diterima alat dengar pusat otak primer & sekunder (area 41&42)
pusat asosiatif area Wernicke (area 22) kata yang didengar akan
dipahami girus angularis (area 39) tempat pola kata-kata dibayangkan
area Broca (area 44&45) lewat fasikulus arkuatus; gerakan motorik
pembicaraan area motorik primer (area 4) otot-otot lidah untuk
uvapan area motorik suplementer (area6) agar ucapan/gerakan lidah
menjadi jelas.
Proses Bahasa Visual
Diterima alat visual pusat otak primer penglihatan (area 17) pudat
otak asosiasi penglihatan (area 18&19) terjadi pengenalan informasi
girus angularis area Wernicke area Broca (gerakan pembicaraan)
area motorik primer & suplementer, sehingga pada akhirnya tulisan
dapat dimengerti.
Terdapat dua spek afektif dalam bahasa, yaitu intonasi dan ekspresi
emosi. Pusat afektif afektif bahasa terdapat pada hemisfer non-dominan. Bila
terjadi kerusakan pada daerah frontal non-dominan yang homolog dengan
area Broca menyebabkan gangguan ekspresi emosi dalam bahasa. Bila
terjadi kerusakan daerah temporal non-dominan yang homolog dengan area
Afek/Perasaan
Dengan fungsi luhur memungkinkan seseorang untuk memberikan respon atau tanggapan atas
segala rangsang/stimulus baik dari luar maupun clan dalam tubuhnya sendiri sehingga dia
mampu mengadakan hubungan intra maupun interpersonal.
Termasuk di dalam fungsi luhur adalah:
1. Fungsi bahasa
2. Fungsi memori (ingatan)
3. Fungsi orientasi (pengenalan)
Pemeriksaan fungsi bahasa
Gangguan fungsi bahasa disebut afasia atau disfasia yaitu kelainan berbahasa akibat kerusakan di
otak, tetapi bukan kerusakan/gangguan persarafan perifer otot-otot bicara, artikulasi maupun
gangguan penurunan inteligensia.
Ada 2 jenis afasia:
Afasia motorik
Adalah gangguan bahasa dimana penderita tidak mampu mengeluarkan isi pikirannya.
Afasia motorik kortikalis : Penderita tidak dapat mengeluarkan isi pikirannya baik secara
verbal, tulisan, maupun isyarat. Letak lesi di cortex cerebri dominan.
Afasia motorik subkortikalis (afasia motorik murni) : Penderita tidak dapat mengeluarkan
isi pikirannya secara verbal namun masih dapat dengan tulisan maupun isyarat. Letak lesi
di subcortex hemispher dominan.
Afasia motorik transkortikalis : Penderita tidak dapat mengeluarkan isi pikirannya tetapi
masih dapat membeo. Letak lesi ditranskortikalis kartek Broca dan Wernicke.
Cara pemeriksaan:
Mengajak penderita berbicara mulai dari hal yang sederhana sampai hal-hal yang
sukar yang pernah diketahui penderita sebelumnya. Bila tidak bisa disuruh
menuliskan jawaban atau dengan isyarat.
Syarat pemeriksaan:
Penderita dalam keadaan sadar penuh dan bahasa yang dipakai saling dimengerti.
Afasia sensorik
Adalah gangguan bahasa dimana penderita tidak dapat mengerti isi pikiran orang lain
walaupun alat bicara dan pendengarannya baik.
Afasia sensorik kortikalis
Penderita tidak dapat mengerti isi pikiran orang lain yang disampaikan balk secara
verbal, tulisan, maupun isyarat. Letak lesi di area cortex Wernicke (sensorik).
Afasia sensorik subkortikalis
Penderita tidak dapat mengerti isi pikiran orang lain yang disampaikan secara verbal,
sedangkan tulisan dan isyarat dapat dimengerti. Letak lesi di subcortex Wernicke.
"Buta kata-kata" (word Blindness)
Penderita masih mengerti bahasa verbal namun tidak lagi bahasa visual. Hal ini jarang
terjadi.
Cara pemeriksaan:
o
Penderita diberi perintah untuk melakukan sesuatu tanpa contoh. Bila tidak bisa
baru diberikan secara tulisan atau isyarat. Syarat pemeriksaan sama dengan afasia
motorik.
7. Asomatognosia
Penderita tidak mampu menunjukkan bagian-bagian tubuhnya kiri atau kanan.
Pemeriksaan fungsi memori Secara klinis gangguan memori (daya mengingat) ada 3 yaitu:
1. Immediate memory (segera)
2. Short term memory/recent memory (jangka pendek)
3. Long term memory/remote memory (jangka panjang)
Cara pemeriksaan :
1. Immediate memory
Yaitu daya mengingat kembali suatu stimulus yang diterima beberapa detik lalu seperti
mengingat nomor telepon yang baru saja diberikan.
Cara: penderita disuruh mengulang deret nomor yang kita ucapkan. Seperti di bawah ini: (disebut
digit span)
3-7
2-4-9
8-5-2-7
2-8-6-9-3
5-7-1-9-4-6
8-1-5-9-3-6-7
dikatakan masih normal jika seseorang dapat mengulang sebanyak 7 digit.
2. Recent memory
Yaitu daya mengingat kembali stimulus yang diterima beberapa menit, jam, hari yang lalu.
Cara: penderita disuruh menceritakan pekerjaan/peristiwa yang dikerjakan/dialami beberapa
menit/jam/hari yang lalu.
3. Remote memory
Yaitu daya mengingat kembali stimulus atau peristiwa yang telah lama berlalu (bertahun-tahun).
Cara: penderita disuruh menceritakan pengalaman atau teman-teman masa kecilnya. (Tentunya
pemeriksa telah mendapat informasi sebelumnya).
Ketiga pemeriksaan di atas adalah untuk audio memory (yang didengar) sedangkan memori yang
dilihat (visual memory) dapat diperiksa sebagai berikut.
Cara: penderita disuruh mengingat nama-nama benda yang diperlihatkan kepadanya
kemudianbenda - benda tersebut disimpan. Beberapa waktu kemudian penderita disuruh
mengulang nama-nama benda tersebut.
Pemeriksaan fungsi orientasi
Secara klinis pemeriksaan orientasi ada 3 yaitu: Personal, tempat, waktu.
Cara: penderita disuruh mengenali orang-orang yang berada di sekitarnya yang memang
dikenalnya (seperti istrinya, anak, teman, dll), Penderita juga disuruh mengenali tempat dimana
ia berada atau tempat-tempat lainnya. Penderita juga disuruh menyebutkan waktu/saat penderita
diperiksa seperti siang/malam/sore.
Catatan:
Kesemua pemeriksaan fungsi luhur ini baru dapat diperiksa pada penderita yang mempunyai
kesadaran penuh atau baik dan tidak mengalami gangguan mental, kemunduran inteligen
maupun kerusakan organ-organ atau persarafan perifer yang terkait. Harus diingat bahwa
pemeriksaan fungsi luhur adalah pemeriksan fungsi-fungsi cortex cerebri yang terkait.
Pemeriksaan status mental mini (MMSE) MMSE merupakan bagian penting dari setiap
pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan ini meliputi evaluasi kualitas dan kuantitas kesadaran,
perilaku, emosi, isi pikir, kemampuan intelektual dan sensorik. Bagian paling sensitif dan
penting adalah orientasi waktu, daya ingat, dan urutan angka. MMSE diperkenalkan sebagai
pemeriksaan standar fungsi kognitif dalam segi klinis maupun penelitian. Penilaian MMSE
sangat mudah, nilai maksimum adalah 30. Nilai kurang dari 24 ditafsirkan sebagai demensia.
Tabel Pemeriksaan status mini mental (MMSE)
No. Tes
Nilai
maks
ORIENTASI
1
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1
detik, pasien disuruh mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk
3
setiap nama benda yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
BAHASA
6
10
11
TOTAL
Skor
Tabel skor median pada MMSE berdasarkan usia dan tingkat pendidikan
30