Asisten
: Ina Rotulhuda (G24110049)
Alfi Wardah F (G24110063)
Kelompok : 14
Anggota: Mega Fitria
(G24120008)
Anjias Yonatan (G24120045)
Dara Fiyanka K (G24120046)
Saeful Rakhman (G24120070)
Interval Bising
45.5-48.5
48.5-51.5
51.5-54.5
54.5-57.5
57.5-60.5
60.5-63.5
63.5-66.5
66.5-69.5
Nilai Tengah
47.0
50.0
53.0
56.0
59.0
62.0
65.0
68.0
Frekuensi
58
29
11
11
7
1
1
2
LTM
54.73
Hasil pengukuran tersebut dibagi kedalam 8 kelas interval bising dengan nilai
kebisingan minimum sebesar 45.5 dBA dan kebisingan maksimum sebesar 69.3 dBA.
Frekuensi kebisingan yang paling banyak terukur oleh SLM adalah kebisingan dengan
interval antara 45.5 sampai 48.5 dBA dan frekuensi kebisingan yang sedikit terukur berada
pada interval 60.5 sampai 66.5 dBA. Sehingga didapatkan nilai kebisingan sebesar 54.73
dBA, yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang melintas lokasi pengukuran tersebut
saat pengukuran berlangsung.
Pengukuran lainnya juga dilakukan pada jam yang sama namun pada lokasi yang
berbeda, yaitu di jalan raya depan BNI IPB. Tercatat nilai rentang nilai kebisingan yang
terdiri dari nilai kebisingan minimum sebesar 52.6 dBA dan kebisingan maksimum sebesar
91.1 dBA, sehingga didapatkan nilai kebisingan pada jam pengukuran tersebut sebesar
75.86 dBA. Hal ini menunjukan bahwa pada waktu pengukuran yang sama, lokasi
pengukuran di depan BNI IPB memiliki nilai kebisingan yang lebih besar dibandingkan
pengukuran di lapangan rektorat, dikarenakan jumlah kendaraan bermotor yang melintas
lebih banyak dan lokasi pengukuran tepat di depan jalan utama yang selalu ramai berlalu
lalang.
Kebisingan yang terjadi di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
antara lain intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan, waktu pemaparan bising, dan juga
sumber bisingnya (Rambe 2003). Setiap manusia memiliki kemampuan dalam mendengar
dan dari kemampuan mendengar tersebut terdapat tingkat tekanan minimum yang mampu
mensintesis pendengaran di telinga pendengar, hal inilah yang disebut dengan ambang
batas pendengaran (Wafiroh 2013). Bunyi yang tidak diharapkan didengar oleh telinga
tersebut kemudian akan disebut sebagai kebisingan yang tidak dapat ditoleransi lagi.
Menurut Peraturan KMLH Kep-48/MENLH/1996 25 November 1996 dalam Hidayati
(2007), ambang batas atau baku tingkat kebisingan yang dapat ditoleransi oleh peruntukan
kawasan kegiatan pendidikan, seperti sekolah, kampus, dan sejenisnya adalah 55 dBA.
Berdasarkan pengukuran pada dua lokasi sekitar kampus didapatkan hasil nilai kebisingan
lebih tinggi dari 55 dBA, sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi pengukuran tidak
termasuk dalam nilai ambang batas atau baku tingkat kebisingan.
Tabel 2. Tingkat kebisingan siang, malam, sehari semalam di ruas jalan BNI cabang
Dramaga (LA ) dan di ruas jalan rektoratm IPB (LB)
Jam
06.00-09.00
09.00-14.00
14.00-17.00
17.00-22.00
22.00-24.00
24.00-03.00
03.00-06.00
Ls
Lm
Lsm
LA (dBA)
76,04
76,67
70,49
80,14
79,98
72,89
75,86
77,52
76,69
79,38
LB (dBA)
74,59
72,42
70,46
68,46
69,92
70,33
54,73
71,80
68,20
72,32
hari menunjukkan volume kendaraan cenderung lebih banyak pada siang hari. Berdasarkan
hasil observasi tingkat kebisingan di daerah A dan B adalah sebesar 79,38 dBA dan 72,30
dBA, artinya daerah A lebih bising dibandingkan daerah B. Sehingga daerah A kurang
nyaman jika dijadikan tempat tinggal. Nilai tersebut berada di luar batas kenyamanan
menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Minimun yang
dianjurkan
A= penelitian,rumah sakit,
tempat perawatankesehatan
B= perumahan, tempat
pendidikan, rekreasi
C= perkantoran, pertokoan,
perdagangan, pasar
45 dB
35 dB
55 dB
45 dB
60 dB
50 dB
70 dB
ZONA
NO
1
2
3
60 dB
KESIMPULAN
Metoda pengukuran bising siang dan bising malam dapat dilakukan dengan metoda
sederhana menggunakan Sound Level Meter (SLM). Hasil yang didapat menunjukkan
bahwa baik di ruas jalan BNI cabang Dramaga dan rektorat IPB menyebabkan tingkat
kebisingan yang berada pada luar batas nyaman akibat volume kendaraan yang melintas.
Secara keseluruhan kebisingan di ruas jalan BNI cabang Dramaga lebih tinggi
dibandingkan kebisingan di ruas jalan Rektorat IPB.
DAFTAR PUSTAKA:
[Kepmen] Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 Tentang
Baku Tingkat Kebisingan Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Hidayati N. 2007. Pengaruh arus lalu lintas terhadap kebisingan (studi kasus beberapa zona
pendidikan di Surakarta). Dinamika TEKNIK SIPIL. 7(1):45-54.
Rambe AYM. 2003. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Medan (ID): Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Wafiroh AH. 2013. Pengukuran tingkat kebisingan di lingkungan SMPN 2 Jember
[skripsi]. Jember (ID): Universitas Jember.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Kebisingan di ruas Jalan Rekorat IPB Pukul 03.0006.00 WIB
Detik/Menit
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
59
47.5
54.6 56.8
48.9 48.2
47
48.2
46.8 48.6
58.7 57.2
60.4 58.5
47
47.4
51.3 49.5
50.9 48.4
48.9 47.9
50.3 55.5
Perhitungan LTM5
10
47.9
50
49.5
49.5
46.7
53.3
52.5
49.1
45.8
54.1
55.8
53.5
46.4
51.1
46.5
46.5
46
51.2
47.2
47.4
54.2
54.9
49.5
59.4
45.9
48.4
47.4
47.4
46.4
51.9
48.2
45.8
47.7
48
56.6
55.4
47.5
48.4
45.8
45.8
46.2
48.4
48.6
47.4
45.5
49.1
51
67.1
48.3
48.1
45.9
45.9
45.7
49.1
57.6
47.3
48
47.4
51.4
62.3
49.1
46.4
46.7
46.7
48.1
50.6
57.3
51.1
54
50.4
54.1
63.6
50.1
48.2
47.3
47.3
50.7
49.1
50.6
48.2
49.8
47.4
55
58.7
51.6
47.2
46.6
46.8
52.4
53.2
49.4
51.1
54.8
55.6
49.3
69.3
= 10 log 1 /n Tn.100,1Ln
= 10 log 1 /120 (55.100,1*4.70 + 31.100,1*5.00 +11.100,1*5.30 +12.100,1*5.60 +7.100,1*5.90 + 1.100,1*6.20
+ 1.100,1*6.50 + 2.100,1*6.80 )
= 10 log 1 /120 (35663057.1)
= 54,73 dBA
Pengukuran Di Ruas Jalan BNI cabang Dramaga
Perhitungan L
-