Anda di halaman 1dari 5

Tentang Poligami

Sepulang sholat Jum'at


Ayah : Nak, tadi dengerin khotbahnya?
Anak : Dengerin donk Yah...
Ayah : Sekarang Ayah tes, sebagai anak harus berbakti pada siapa?
Anak : Ibu...
Ayah : Kemudian siapa lagi?
Anak : Ibu...
Ayah : OK, selanjutnya siapa?
Anak : Ibu...
Ayah : Bagus, abis itu siapa?
Anak : Ayah....
Ayah : Pinter, jadi Ibunya ada berapa tadi?
Anak : ada 3
Ayah : Ayahnya berapa?
Anak : 1
Ayah : Ibu kamu berapa?
Anak : 1
Ayah : Berarti kurang berapa?
Anak : 2
Ayah : Sip, nanti sampe rumah bilang sama Ibu ya.....
Sesampai dirumah si anak pun menghampiri si ibu yang sedang memasak di dapur

Anak : Ibu ... tadi kata Ayah , seharusnya aku punya tiga ibu, karena sekarang baru 1, jadi
masih kurang 2
Ibu : Nak ... kamu tahu ini sayur apa yang sedang ibu masak ?
Anak : Terong, Bu ....
Ibu. : Bagaimana caranya agar 1 terong ini bisa dinikmati oleh 3 orang ? ...
Anak : Di potong-potong Bu....
Ibu : Anak Pintar... , Nanti bilang sama Ayahmu ya.... =))

Bencong itu Laki-laki Apa Perempuan?


Ada seorang santri bertanya kepada kiainya.
Pak kiai, saya bingung, kenapa kok di jaman saat ini ada laki-laki yang berpakaian
perempuan?
Ya sekarang ini memang sudah mendekati zaman akhir nak, kata kiainya.
emm.. terus sebenarnya dia itu laki-laki apa perempuan pak kiai? tanya udin lebih lanjut.
Kamu mau tahu bagaimana membedakan apakah dia laki-laki apap erempuan? kiai balik
nanya.
Njeh pak kiai (iya pak kiai) sambil menganggukkan kepala.
Kamu ikutin aja, kalau dia sholat. Dia berada di shof laki-laki apa perempuan.
"Bener juga," (kata udin dalam hati).

Takut Si Mayit Kabur


Suatu hari di dalam kelas fiqih. Pak guru sedang menerangkan bab shalat jenazah.

Jadi, tata cara shalat jenazah itu sedikit beda dengan shalat pada umumnya! kata
guru menerangkan.
Kenapa bisa begitu, pak? tanya Joko.
Karena di dalam shalat jenazah tidak ada rukuk, sujud dan lainnya.
Kenapa bisa begitu, pak? kembali Joko menimpali.
Ya, coba ada yang tahu jawabannya? guru sedikit bingung, mengalihkan pertanyaan
ke santri.
Murid-murid pun terdiam. Bingung... tiba-tiba Mahmud nyeletuk.
Soalnya kalau pakai rukuk, takut mayitnya kabur, pak! Pas bangun, sudah hilang!
Gerrr.. seluruh kelas pun menjadi riuh... Pak guru, mencoba menenangkan kelas,
antara ingin meluruskan jawaban dan tersenyum sendiri.
..

Shalat Dzuhur dan Ashar di Makkah


tanpa Fatihah
Suatu hari KH Syaroni Ahmadi Kudus, Jawa Tengah ketamuan seseorang yang baru
datang dari Mekah. Sang tamu bercerita bahwa Imam shalat rawatib di Masjidil Haram,
khususnya pada shalat maghrib, isya dan shubuh tidak membaca basmalah pada
saat membaca surat Al Fatihah. Tampaknya sang tamu ingin menegaskan kepada Kiai
Syaroni bahwa membaca Al Fatihah tanpa basmalah itu lebih utama.
Mendengar cerita sang tamu KH Syaroni bertanya, Memangnya sampeyan nggak
denger bacaan basmalah dari imam shalat? Ya, saya tidak mendengar? jawab sang
tamu.
Secara spontan Kiai Syaroni berkata, Lho, kalau shalat dzuhur dan ashar, mereka
malah tidak membaca surat Al Fatihah sama sekali.
Sang tamu pun keheranan, Lha kok bisa kiai?

Ya karena saya tidak mendengarnya. Ya, kesimpulannya begitu, kalau tidak


mendengar digunakan dalil untuk menyebut tidak baca.
.

Kamu Siapa?
Melamar Anak Gadis Kiai
Malam itu tiga pemuda datang bertamu ke rumah seorang kiai. Mereka mempunyai hajat yang
sama, yaitu hendak melamar anak gadis Pak Kiai.
"Siapa namamu?" tanya si kiai kepada pemuda pertama.
"Anas, Kiai."
"Namamu bagus itu. Maksud kedatangan?"
"Mau melamar putri njenengan, Kiai"
"Oh iya? Kalau gitu saya tes dulu ya.. Coba kamu baca surat an-Nas sesuai dengan namamu."
"Baik, Kiai.... "
Lalu dia membaca surat an-Nas dengan lancar. Pak Kiai manggut-manggut.
"Kamu... Siapa namamu?" Pak Kiai menatap pemuda kedua.
" Thoriq, Kiai."
"Hmmm, nama yang bagus. Sekarang tesnya sama ya... Kamu baca surat At-Thoriq."
Baik, kiai... "
Lalu pemuda kedua itu pun membaca surat At-Thoriq dengan lancar. Pak kiai manggutmanggut sambil menatap pemuda ketiga yang tampak pucat.
"Nah, kamu! Siapa namamu?"
Si pemuda ketiga berkeringat dingin. Dengan gemetar dia jawab, Imron, Kiai... tapi biasa
dipanggil Qulhu."

"Hah?!!"

Anda mungkin juga menyukai