Anak : Ibu ... tadi kata Ayah , seharusnya aku punya tiga ibu, karena sekarang baru 1, jadi
masih kurang 2
Ibu : Nak ... kamu tahu ini sayur apa yang sedang ibu masak ?
Anak : Terong, Bu ....
Ibu. : Bagaimana caranya agar 1 terong ini bisa dinikmati oleh 3 orang ? ...
Anak : Di potong-potong Bu....
Ibu : Anak Pintar... , Nanti bilang sama Ayahmu ya.... =))
Jadi, tata cara shalat jenazah itu sedikit beda dengan shalat pada umumnya! kata
guru menerangkan.
Kenapa bisa begitu, pak? tanya Joko.
Karena di dalam shalat jenazah tidak ada rukuk, sujud dan lainnya.
Kenapa bisa begitu, pak? kembali Joko menimpali.
Ya, coba ada yang tahu jawabannya? guru sedikit bingung, mengalihkan pertanyaan
ke santri.
Murid-murid pun terdiam. Bingung... tiba-tiba Mahmud nyeletuk.
Soalnya kalau pakai rukuk, takut mayitnya kabur, pak! Pas bangun, sudah hilang!
Gerrr.. seluruh kelas pun menjadi riuh... Pak guru, mencoba menenangkan kelas,
antara ingin meluruskan jawaban dan tersenyum sendiri.
..
Kamu Siapa?
Melamar Anak Gadis Kiai
Malam itu tiga pemuda datang bertamu ke rumah seorang kiai. Mereka mempunyai hajat yang
sama, yaitu hendak melamar anak gadis Pak Kiai.
"Siapa namamu?" tanya si kiai kepada pemuda pertama.
"Anas, Kiai."
"Namamu bagus itu. Maksud kedatangan?"
"Mau melamar putri njenengan, Kiai"
"Oh iya? Kalau gitu saya tes dulu ya.. Coba kamu baca surat an-Nas sesuai dengan namamu."
"Baik, Kiai.... "
Lalu dia membaca surat an-Nas dengan lancar. Pak Kiai manggut-manggut.
"Kamu... Siapa namamu?" Pak Kiai menatap pemuda kedua.
" Thoriq, Kiai."
"Hmmm, nama yang bagus. Sekarang tesnya sama ya... Kamu baca surat At-Thoriq."
Baik, kiai... "
Lalu pemuda kedua itu pun membaca surat At-Thoriq dengan lancar. Pak kiai manggutmanggut sambil menatap pemuda ketiga yang tampak pucat.
"Nah, kamu! Siapa namamu?"
Si pemuda ketiga berkeringat dingin. Dengan gemetar dia jawab, Imron, Kiai... tapi biasa
dipanggil Qulhu."
"Hah?!!"