Anda di halaman 1dari 10

Berkenalan dengan Gravitasi, Anomali Bouger

dan Metode Nettleton


Posted February 10, 2009 by geofisika42 in Gravitasi. 10 Comments

Oleh : Dedy Irjayanto

Jurusan Geofisika Angkatan 42,


Akademi Meteorologi dan Geofisika
Gravitasi itu Sir Isaac Newtonya legenda dari kita masih duduk di sudut-sudut kelas SD
sampai SMA. Yukk kita berkenalan lebih jauhyukkmarii
Metoda gravitasi merupakan metoda yang didasarkan pada pengukuran variasi medan
gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, dikapal maupun diudara.
Dalam penulisan ini yang akan diuraikan adalah pola dari harga anomali bouguer sebagai
akibat dari variasi massa batuan di bawah permukaan, sehingga pada pelaksanaannya yang
diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari satu titik obervasi terhadap titik observasi
lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi ini relative kecil maka alat yang digunakan harus
mempunyai ketelitian yang tinggi.

sumber gambar : sciencedaily.com

Anomali bouguer merupakan perbedaan harga gravitasi bumi sebenarnya (gravitasi


pengamatan di lapangan) dengan harga gravitasi model bumi homogen teoritis di suatu datum
referensi tertentu
Untuk menghitung harga anomali bouger, diperlukan informasi rapat massa lapisan-lapisan
dibawah permukaan di atas datum referensi. Informasi rapat massa dapat dihasilkan dari
pengukuran langsung di lapangan dengan berbagai metode yaitu metode sample, metode
nettleton dan metode parasmis. Pada tulisan ini yang akan membicarakan sedikit tentang
metode Nettleton.

Metode Nettleton ( metode grafik ) pendekatan ini mengganggap bahwa ada perbedaan antara
harga koreksi terrain dan bouger. Profil gravitasi observasi dan topografi dicocokkan dengan
profil anomaly bougernya.
Dasar metode ini adalah memilih rapat massa korelasi ( baik positif / negatif ) antara
timbulan topografi dengan anomaly bouger. Anomaly yang menunjukkan hubungan ( korelasi
) terkecil dengan topografi diambil sebagai rapat massa rata-rata yang sebenarnya.

eori lempeng tektonik diyakini oleh banyak ahli sebagai teori yang menerangkan proses dinamika
bumi, antara lain gempa bumi dan pembentukan jalur pegunungan. Menurut teori ini kulit bumi
(kerak bumi) yang disebut litosfer terdiri dari lempengan yang mengambang di atas lapisan yang
lebih padat yang disebut astenosfer. Ada dua jenis kerak bumi, yaitu kerak samudra dan kerak
benua. Kerak samudra tersusun atas batuan yang bersifat basa, sedangkan kerak benua tersusun
atas batuan yang bersifat asam.

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc Kenzie dan Robert Parker
(1967). Kedua ahli itu menjadikan teori-teori sebelumnya sebagai satu kesatuan konsep yang lebih
sempurna sehingga diterima oleh para ahli geologi.
Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi. Namun, akibat adanya aliran panas yang mengalir di
astenosfer menyebabkan kerak bumi pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bagian-bagian
itulah yang disebut lempeng kerak bumi (lempeng tektonik). Aliran panas tersebut untuk
selanjutnya menjadi sumber kekuatan terjadinya pergerakan lempeng. Lempeng tektonik;
merupakan dasar dari terbangunnya system kejadian gempa bumi, peristiwa gunung berapi,
pemunculan gunung api bawah laut, dan peristiwa geologi lainnya.

Teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic) juga suatu teori dalam bidang geologi yang menjelaskan
tentang sifat-sifat bumi yang mobil/dinamis karena adanya gaya endogen dari dalam bumi. Teori ini
dikembangkan untuk memberikan penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar
yang dilakukan oleh litosfer bumi.
Teori ini menggantikan teori lama yaitu: Teori Continental Drift yang lebih dahulu dikemukakan
pada pertengahan pertama abad ke 20 dan konsep Seafloor Spreading yang dikembangkan pada
tahun 1960 an.
Menurut Teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras
yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terusmenerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil
menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung
berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic
crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earths mantle). Kerak benua dan kerak
samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer yang terpecah ke dalam beberapa
lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya.
Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua.
Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemenelemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan
di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan
(fluid).

Pergerakan lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pergerakan lempeng yang saling
mendekat, saling menjauh, dan saling melewati.

a. Pergerakan lempeng saling mendekat


Pergerakan lempeng yang saling mendekat dapat menyebabkan terjadinya tumbukan yang salah
satu lempengnya akan menunjam ke bawah tepi lempeng yang lain. Daerah penunjaman tersebut
membentuk palung yang dalam dan merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Sementara itu di
belakang jalur penunjaman akan terjadi aktivitas vulkanisme dan terbentuknya cekungan
pengendapan. Contoh pergerakan lempeng ini di Indonesia adalah pertemuan Lempeng IndoAustralia dan Lempeng Eurasia. Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman
di selatan Pulau Jawa, jalur gunung api di Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara, serta berbagai
cekungan di Sumatra dan Jawa. Batas antar lempeng yang saling mendekat hingga mengakibatkan
tumbukan dan salah satu lempengnya menunjam ke bawah lempeng yang lain (subduct) disebut
batas konvergen atau batas lempeng destruktif.

b. Pergerakan lempeng saling menjauh


Pergerakan lempeng yang saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan peregangan kerak bumi
hingga terjadi aktivitas keluarnya material baru yang membentuk jalur vulkanisme. Meskipun saling
menjauh, kedua lempeng ini tidak terpisah karena di belakang masing-masing lempeng terbentuk
kerak lempeng yang baru. Proses ini berlangsung secara kontinu. Contoh hasil dari pergerakan

lempeng ini adalah terbentuknya gunung api di punggung tengah samudra di Samudra Pasifik dan
Benua Afrika. Batas antar lempeng yang saling menjauh hingga mengakibatkan terjadinya perluasan
punggung samudra disebut batas divergen atau batas lempeng konstruktif.

c. Pergerakan lempeng saling melewati


Pergerakan lempeng yang saling melewati terjadi karena gerak lempeng sejajar dengan arah yang
berlawanan sepanjang perbatasan antarlempeng. Pada pergerakan ini kedua perbatasan lempeng
hanya bergesekan. Oleh karena itu, tidak terjadi penambahan atau pengurangan luas permukaan.
Namun, gesekan antarlempeng ini kadang-kadang dengan kekuatan dan tegangan yang besar
sehingga dapat menimbulkan gempa yang besar. Contoh hasil dari pergerakan lempeng ini adalah
patahan San Andreas di Kalifornia. Patahan tersebut terbentuk karena Lempeng Amerika utara
bergerak ke arah selatan, sedangkan Lempeng Pasifik bergerak ke arah utara. Batas antar lempeng
yang saling melewati dengan gerakan yang sejajar disebut batas menggunting (shear boundaries).

Berlandaskan pada teori lempeng tektonik, kerak bumi terpecah-pecah menjadi lempenganlempengan yang mengapung di atas lapisan yang lebih cair. Lempeng tektonik tebalnya dapat
mencapai 80 km, tetapi ada juga yang lebih tipis dengan luas yang beragam. Jika lempeng-lempeng
tersebut bergerak saling bertumbukan, maka akan terjadi penunjaman. Sesuai dengan hukum fisika
sederhana, lempengan yang berat jenis atau massanya lebih besar akan menunjam dan menyusup
ke bawah lempeng yang lebih ringan. Pergerakan lempeng tektonik tersebut sangat lambat, yaitu
antara 1 dan 10 cm per tahun. Namun, pergerakan yang sangat lambat tersebut ternyata
mengumpulkan energi yang sangat kuat secara pelan-pelan di kedalaman sekitar 80 km. Apabila
tekanan dan regangan tumbukan lempeng mencapai titik jenuh, biasanya akan terjadi gerakan

lempeng tektonik secara tiba-tiba. Gerakan tersebut menimbulkan getaran di muka bumi yang
disebut gempa.

Jika lempeng tektonik saling memisah, maka terjadi aktivitas magmatis yang mengakibatkan
penambahan landas samudra. Di daerah pemisahan tersebut terdapat rekahan-rekahan yang
menjadi jalan untuk keluarnya cairan dari dalam bumi. Cairan yang keluar dari dalam bumi tersebut
kemudian mendingin menjadi batuan basalt. Banyaknya basalt yang terus terbentuk mendorong
lempeng tektonik ke arah yang saling berlawanan. Akibatnya, lempeng tektonik terpisah dengan
jarak yang makin jauh.

Pada setiap daerah penunjaman, kira-kira pada kedalaman 150 km, terjadi pelelehan batuan yang
disebut pelelehan sebagian (partial melting). Pelelehan terjadi karena adanya gesekan batuan
dengan massa yang sangat padat dan berat secara terus menerus. Melalui rekahan atau celah yang
ada, lelehan tersebut akan menyusup dan berusaha menembus kerak bumi. Jika lelehan tersebut
berhasil menembus kerak bumi berarti di tempat tersbut muncul gunung api. Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa gunung api dapat muncul di daerah terjadinya gesekan lempeng tektonik.

Lempeng kerak bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lempeng mayor (lempeng besar) dan
lempeng minor (lempeng kecil).
7 Lempeng Utama yaitu:
1.

Lempeng Pasific (Pasific Plate), Ini merupakan Lempeng Samudera yang meliputi Seluruh
Samudera Pasifik.

2.

Lempeng Eurasia (Eurasian Plate), Lempeng ini merupakan lempeng benua, meliputi Asia
dan Eropa.

3.

Lempeng India-Australia (Indian-Australian Plate), Lempeng ini merupakan lempeng benua


meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu).

4.

Lempeng Afrika (African Plate),Ini merupakan lempeng benua, meliputi seluruh Afrika.

5.

Lempeng Amerika Utara (North American Plate), Lempeng ini merupakan lempeng benua,
meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut.

6.

Lempeng Amerika Selatan (South American Plate), Ini merupakan lempeng benua yang
meliputi Amerika Utara.

7.

Antartika (Antartic Plate), Lempeng ini merupakan lempeng benua yang meliputi seluruh
Antartika.

Beberapa Lempeng Minor yaitu:


1.

Lempeng Nasca (Nasca plate), diapit oleh Pacific Plate, Cocos Plate, South American Plate,
Antartic Plate.

2.

Lempeng Arab (Arabian Plate), diapit oleh oleh African Plate, Iranian Plate dan Turkish
Plate

3.

Lempeng Karibia (Caribian Plate), diapit oleh South American Plate, North American Plate
dan Cocos Plate

4.

Lempeng Philippines (Phillippines Plate), diapit oleh Pacific Plate, Indian Australian Plate
dan Eurasian Plate .

5.

Lempeng Scotia (Scotia Plate), Lempeng ini terletak di antara Antartica plate dan South
American Plate .

6.

Lempeng Cocos (Cocosa Plate), diapit oleh Nazca Plate, Rivera Plat, Caribbean Plate dan
North American Plate.

Zona subduksi lempeng tektonik yang terkenal berada di Sirkum Pasifik. Kawasan ini dikenal dengan
sebutan lingkaaran api Pacific (Ring of Fire) karena di sepanjang kawasan ini muncul serangkaian
gunung api. Lingkaran api Pasifik membentang di antara subduksi dan pemisahan lempeng Pasifik
dengan lempeng-lempeng India-Australia, Eurasia, dan Amerika Utara, serta tumbukan lempeng
Nazca dengan lempeng Amerika Selatan.

Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu membentang mulai dari pantai barat Amerika
Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamchatka,
Kepulauan Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik Selatan.
Selain menjadi tempat munculnya gunung api, zona subduksi di lingkaran api Pasifik juga
merupakan tempat terjadinya gempa bumi. Menurut United State Geological Survey (USGS), sekitar
90% gempa bumi di dunia terjadi di sepanjang jalur lingkaran api Pasifik. Gempa bumi yang terjadi

di lingkaran api Pasifik lebih sering diakibatkan oleh gerakan lempeng tektonik daripada aktivitas
gunung apinya

Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu samudera
Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland
dan Laurasia. Gondwanaland kemudian terbelah membentuk benua afrika, antartika, australia,
Amerika Selatan, dan sub benua India.
Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelahbelah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk
membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.Pada awalnya hanya terbentuk satu benua

besar yang disebut Pangaea dan dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang
lalu benua ini terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian
terbelah membentuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub benua India.
Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada saat benua ini terbelahbelah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya. Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk
membentuk posisi daratan yang seperti sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai