Anda di halaman 1dari 41

BAB VI

PENERAPAN DIFFERENSIASI

1 Persamaan garis singgung

ntuk umum persamaan garis adalah y = mx + n, dima


alah koeffisien arah atau kemiringan garis dan n adala
nggal garis. Sekarang perhatikan Gambar 6.1.
y

dy
f(x + x)

l1

f(x)

l
0

Gambar 6.1

f(x)

x=d
x
x
x+x

dapat disimpulkan bahwa kemiringan garis yang


nyinggung titik (x,y) pada f(x) adalah

garis tersebut menyinggung titik P(x1,y1) maka


miringannya adalah

Contoh 6.1
Tentukan persamaan garis yang menyinggung
kurva
y = x2 + x -3 di titik P(2,3)
Penyelesaian

Kemiringan garis singgung yang


menyinggung titik P(2,3) adalah
Persamaan garis : y = mx + n.
Karena menyinggung titik P(2,3) maka 3 =
5(2) + n n = 7.
Jadi garis singgung yang menyinggung titik
P(2,3) adalah
y = 5x 7

.2 Persamaan garis normal

is normal adalah garis yang tegak lurus terhadap gari


ggung. Dari pembahasan terdahulu kita telah mengeta
wa dua garis dikatakan saling tegak lurus jika perkali
miringan garisnya sama dengan -1; atau dalam bentuk
at ditulis menjadi,

ana m1 adalah kemiringan garis singgung dan m2 adal


ringan garis normalnya.

Contoh
6.2
kan
persamaan garis singgung dan garis normal di titi
kurva y = 3x2 2x + 5
Penyelesaian

Jadi,

Contoh 6.3

ukan persamaan garis singgung, garis normal dan


singgung pada t = 2
Penyelesaian

tik singgung untuk t = 2 adalah (2,12)

ersamaan garis singgung y = 12x + 36

Kelengkungan (Curvature)

arnya kelengkungan suatu kurva di titik tertentu dipen


rapa cepatnya perubahan arah dari kurva di titik ters
Jika perubahan arah suatu kurva di titik
tertentu terjadi secara
berangsur-angsur
harga
Sebaliknya jika perubahanmaka
arah kurva terjadi
kelengkungannya
secara mendadak besar.
maka kelengkungannya kecil.

.3.1 Jari-jari kelengkungan


y

R
Q

R
S

P
0

Gambar
6.2

a Gambar 6.2 dapat dilihat bahwa garis normal CP


CQ berpotongan di titik C. Panjang busur PQ = s.

Jika jarak titik P dan titik Q sangan kecil,


maka CP = CQ = R
dan panjang busur s 0. Telah diketahui
bahwa panjang busur suatu lingkaran yang
Sehingga panjang busur,
dibatasi oleh sudut adalah R.

s
y
x

Gambar
6.3
Perhatikan Gambar 6.3

i jari-jari kelengkungan di titik (x,y) adalah

angkan jari-jari kelengkungan di titik (x 1 ,y1) adalah

Contoh 6.4
Tentukan jari-jari kelengkungan dari hiperbola xy
= 9 di titik (3,3)
Penyelesaian

5.3.2 Pusat kelengkungan ( Center of


Curvature )
Dari Gambar 6.4 didapat
y
C

LC = R cos
LP = R sin
h = x1 LP
k = y1 + LC

R
k
L

P(x,y)

x1

Gambar 6.4
(6.7)

Contoh 6.5

ukan pusat kelengkungan dari kurva pada contoh 6.4


Penyelesaian

Jadi pusat kelengkungan adalah

6.4 Nilai ekstrim

al terdapat suatu hasil pengukuran seperti yang situn


da Gambar 6.5.
Pengukuran
tersebut
dapat
berupa
pengukuran
temperatur,
tekanan
atau
pertumbuhan suatu jenis bakteri terhadap
waktu atau pengukuran lainnya.
Jika kita perhatikan
Gambar 6.5, harga
pengukuran meningkat pada [x0 ,x1], menurun
pada [x1 ,x2 ] dan seterusnya hingga
konstan
pada selang [x6 , x7]
Definisi
6.4.1

al suatu fungsi terdefinsi pada selang I. Jika x1 dan x2


lah dua buah bilangan yang terletak pada selang I, m
fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan
fungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan
fungsi f konstan selang I jika f(x1) = f(x2) untuk setia

Definisi 6.4.1

suatu fungsi terdefinsi pada selang I. Jika x1 dan x2


h dua buah bilangan yang terletak pada selang I, mak
ungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan
f(x1) < f(x2)
ungsi f naik pada selang I, jika x1 < x2 menghasilkan
f(x1) > f(x2)
ungsi f konstan selang I jika f(x1) = f(x2) untuk setiap
harga x1 dan x2

x0=a
x4
x5

x1
x6 x7

x2

x3

Gambar 6.5

Teorema 5.4.2

uatu f kontinu pada selang tertutup [a,b] maka f setid


nya mempunyai satu nilai maksimum dan minimum [a

Contoh 6.6
Jika diketahui f(x) = x2 + 5x + 6, tentukan nilai
ekstrim f untuk
selang-selang berikut a) [-2,0] ; b) (-3, 1) ; c)
[-3,-2) ; d) (-1,1]
Penyelesaian
y

y
a

Pada selang [2,0]


Maksimum
=f(0)=6
Minimum = f(-2)
=0
Pada selang (-3,1)
Maksimum
tidak
ada
(tak kontinu pada
x=-3)
x Minimum tidak ada
3
0
(f tak kontinu pada

0 1

c) Pada selang [-3,-2)


Maksimum =f(3)=0

x
1 1
d) Pada selang (-1,1]
0
Maksimum tidak
ada
(f tak kontinu
pada x=-1)
Minimum = f(1) =

4.1 Nilai Ekstrim Lokal

lah nilai ekstrim lokal sering digunakan apabila terdap


tu selang terbuka yang mengandung bilangan c sedem
a sehingga f mempunyai nilai terbesar (maksimum) a
kecil (minimum). Setiap harga f yang mempunyai har
ksimum atau minimum disebut ekstrim lokal.
Definisi 6.4.3
Jika c adlah bilangan yang terletak dalam
daerah definisi
(domain) fungsi, maka
i)
f(c) adalah maksimum lokal f jika
terdapat suatu selang
terbuka (a,b) yang mengandung c
sedemikian rupa
sehingga f(x) f(c) untuk setiap x pada
(a,b).
ii) f(c) adalah minimum lokal f jika terdapat

Maksimu
m
lokal

0
x1

Minimu
m
lokal
b

Gambar
6.7

ma 6.4.4
c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (
fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik
c) = 0.

ma 6.4.5
c adalah bilangan yang terletak pada selang terbuka (
fungsi f dikatakan tidak mempunyai ekstrim lokal pad
jika f(c) ada dan tidak sama dengan 0.

ma 6.4.6
c adalah bilangan yang terletak pada selang tertutup [
fungsi f dikatakan mempunyai ekstrim lokal pada titik
c) = 0.

ma 6.4.7
merupakan daerah definisi dan merupakan bilangan k
(c)= 0

ai Ekstrim Mutlak
ika f(c) adalah nilai maksimum mutlak dari fungsi f, m
kita dapat menyimpulkan bahwa titik (c, f(c)) merupak
itik tertinggi pada garafik f. Sebaliknya f(c) adalah mi
mutlak dari fungsi f, maka titik (c,f(c)) merupakan titik
erendah pada grafik f. Nilai maksimum dan/atau minim
sering disebut juga dengan nilai ekstrim fungsi f.

orema 6.4.8
sal fungsi f terdefinisi pada suatu himpunan bilangan
a c terletak pada S, maka :
) f(c) adalah nilai maksimum mutlak f jika f(x) f(c)
untuk setiap nilai x yang terletak dalam S.
) f(c) adalah nilai minimum mutlak f jika f(x) f(c)
untuk setiap nilai x yang terletak dalam S.

an untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang


pada selang tertutup [a,b]:
kan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b)
ukan titik ujung
ka fungsi f terletak pada selang tertutup [a,b] maka t
ujungnya adalah a dan b.
ka fungsi f terletak pada selang terbuka (a,b) maka f
mempunyai titik ujung.
ika fungsi f terletak pada selang setengah terbuka (a
maka titik ujungnya adalah b.
ka fungsi f terletak pada selang setengah terbuka [a,
titik ujungnya adalah a.

3. Hitung nilai f(c) untuk setiap bilangan kritis c


yang didapat dari
nomor 1 diatas.
4. Hitung harga f pada setiap titik ujung.
5. Nilai maksimum dan minimum dari fungsi f
adalah nilai terbesar
dan terkecil
yang dihitung
nomor
3 dan
4
an untuk
medapatkan
nilai-nilaipada
ekstrim
fungsi
f yang
diatas.
u pada
selang terbuka (a,b):
tukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).
ng nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
i maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai te
terkecil yang dihitung pada nomor 2 diatas.

nan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang


u pada selang setengah terbuka [a,b) :
tukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).
ung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
ung nilai f(a)
ai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai te
terkecil yang dihitung pada nomor 2 dan 3 diatas.

nan untuk medapatkan nilai-nilai ekstrim fungsi f yang


u pada selang setengah terbuka (a,b] :
ukan seluruh nilai kritis f pada selang terbuka (a,b).
ung nilai f(c) untuk seluruh nilai kritis.
ung nilai f(b)
ai maksimum dan minimum dari fungsi f adalah nilai te
terkecil yang dihitung pada nomor 2 dan 3 diatas.

ntoh 5.7
a diketahui f(x) = 2x3 3x2 12x + 10, tentukan nilai
ksimum dan minimum f pada selang tertutup [ 4,3]
nyelesaian:
nentukan bilangan kritis (lihat teorema 5.4.7)
(x) = 2x3 3x2 12x + 10
(x) = 6x2 6x 12 = 0
6x2 6x 12 = 0 6(x2 x 2) = 0 6(x2)(x+1) = 0
1 = 2 ; x2 = 1
(x1 ) = f(2) = 16 12 24 + 10 = 10
(x2 ) = f(1) = 2 3 + 12 + 10 = 17
Titik ujung : 4 dan 3
f( 4) = 64 48 + 48 + 10 = 54
f(3) = 54 27 36 + 10 = 1

f(2) adalah minimum lokal


f(-1) adalah maksimum lokal dan maksimum mutlak
f(-4) adalah minimum mutlak
y
17
-4
-3
-2
1
2 3

-1

Gambar
6.8

Kecekungan dan kecembungan

terdapat sebuah persamaan lingkaran x2 + y2 = r2, m


amaan tersebut dapat ditulis menjadi,
atau

y
y

-r

0
r

-r

r(a)
(b)
Gambar 6.9

Jika kita perhatikan Gambar 6.7 (a) maka akan


terlihat bahwa garis singgung yang
menyinggung kurva pada sembarang titik selalu
berada pada bagian atas kurva pada selang
Sedangkan pada Gambar 6.7 (b) garis singgung
terbuka (r,r).
yang menyinggung kurva selalu berada bagian
bawah kurva pada selang terbuka (r,r).
Bentuk Gambar 6.7 (a) biasanya disebut
cembung keatas atau cekung kebawah dan
Gambar 6.7 (b) biasanya disebut cembung
kebawah atau cekung keatas.

Definisi 6.5.1

f dikatakan cembung ke bawah (cekung keatas) pada


(a,b) jika garis singgung yang menyinggung kurva pa
rang titik pada selang (a,b) selalu terletak pada bagia
kurva f.
Sebaliknya kurva f dikatakan cembung keatas
(cekung kebawah)
jika garis singgung yang menyinggung kurva
pada sembarang
Kurvapada
f pada
Gambar
cembung
titik
selang
(a,b) 6.10
selalu
terletakkeatas
pada
pada selang
(a,b) f.
bagian
atas kurva
dan cembung kebawah pada selang (b,c).

y
cembung ke
bawah

cembung
keatas
0

Gambar
6.10
Definisi 6.5.2
Jika pada selang (a,b) terdapat sembarang
bilangan ril xo dan harga turunan kedua f
pada x = xo atau f(xo) < 0 maka kurva f
pada selang tersebut cekung kebawah atau
cembung keatas. Jika pada
selang (a,b)

Definisi 6.5.3
Misal kurva f mempunyai persamaan y =
f(x) dan kontinu di titik x = xo. Jika f(xo)
= 0 dan disekitar x = xo berlaku f(x)>0
untuk x<xo dan f(x) < 0 untuk x>xo atau
berlaku f(x)<0 untuk x<xo dan f(x) > 0
untuk
x>xo,
maka
titik
(xo,f(xo))
merupakan titik belok dari kurva tersebut.

h 6.8
kan daerah cembung keatas dan cembung kebawah ji
ahui :
6 5x + x2.
elesaian :
) = 6 5x + x2 ; f(x) = -5 + 2x ; f(x) = 2
a f(x) > 0 untuk sembarang bilangan ril xo, maka ku
bung kebawah.

h 6.9
iketahui persamaan f(x) = 2+x+3x2-x3, tentukan
h pada kurva f yang merupakan daerah cembung
wah, daerah cembung keatas dan titik belok dari kurva
dimaksud !
elesaian :
x) = 2+x+3x2-x3
(x) = 1 + 6x 3x2
(x) = 6 6x
ah cembung keatas : f(x) = 6 6x < 0 x>1
ah cembung kebawah : f(x) = 6 6x > 0 x<1
belok : f(x) = 6 6x = 0 x=1

cepatan dan percepatan sesaat


6.1 Kecepatan
Sebelum kita membahas kecepatan dan percepat
sesaat, kiranya kita perlu mengetahui apa yang
dimaksud dengan kecepatan dan percepatan rat
Kecepatan rata-rata
pada bidang datar dide
sebagai

dimana s2 dan s1 adalah masing-masing posisi akhi


dan awal terhadap titik acuan. Sedangkan t 2 dan
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai po
akhir dan posisi awal.

Untuk selisih waktu (t) yang cukup besar,


maka persamaan 6.8
hanya dapat digunakan untuk menentukan
kecepatan rata-rata
saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung
Sebetulnya persamaan 6.8 dapat digunakan
kecepatan untuk
untuk menentukan kecepatan untuk suatu saat
suatu saat tertentu.
tertentu, dengan catatan t sangat kecil atau
dalam bentuk rumus,

na v adalah kecepatan sesaat dan ds/dt adalah turuna


ama dari lintasan. Lintasan (s) adalah fungsi waktu ata
t ditulis dalam bentuk s = s(t).

a v2 dan v1 adalah masing-masing posisi akhir dan aw


dap titik acuan. Sedangkan t2 dan t1 adalah waktu ya
uhkan untuk mencapai posisi akhir dan posisi awal.
Untuk selisih waktu (t) yang cukup besar,
maka persamaan 6.8
hanya dapat digunakan untuk menentukan
percepatan rata-rata
saja; tidak dapat digunakan untuk menghitung
Sebetulnya persamaan 6.10 dapat digunakan
percepatan untuk suatu saat tertentu.
untuk menentukan percepatan untuk suatu
saat tertentu, dengan catatan t sangat kecil
atau dalam bentuk rumus,

na a adalah kecepatan sesaat dan dv/dt adalah turuna


ama dari kecepatan.

h 6.10

an sebuah partikel ditunjukkan oleh persamaan


5t + 2, dimana t dalam detik dan s dalam satuan m
kan panjang lintasan, kecepatan dan percepatan pada
detik.
lesaian

Untuk t = 15 detik
Didapat : s = 15(45 5) = 600 meter
v = 90 5 = 85 m/detik
a = 6 m/detik2

Anda mungkin juga menyukai