Anda di halaman 1dari 21

SISTEM EKSKRESI

Bahan Kuliah Fisiologi Vet II (Azhar M)

Latar Belakang
Berbagai reaksi kimia terjadi di dalam sel-sel tubuh kita untuk menjagakita tetap
hidup. Reaksi kimia tersebut menghasilkan beberapa zat sisa yang bersifat racun dan harus
dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebagai contoh, pemexahan glukosa dalam sistem pernafasan
menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida. Karbon dioksida bersifat racun bagi tubuh
sehingga dikeluarkan daridalam darah melalui paru-paru (Aryulina, 2007).
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme, seperti pencernaan,respirasi dan
sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya akanmenghasilkan limbah yang tidak
dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akanmenyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan
beraneka ragam bentuknya,mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk itu, kita memerlukan
organ pengeluaranyang berbeda-beda pula. Proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari
tubuhdisebut ekskresi. Kelebihan air, gas, garam-garam dan material-material organik
(termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan keluar tetapi substan yangesensial untuk
fungsi-fungsi tubuh disimpan. Material-material yang dikeluarkanini biasanya terdapat dalam
bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu prosesfilterisasi selektif. Alat-alat tubuh yang
berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi. Manusia dan
hewan memiliki sistemekskresi yang berbeda (Budiyanto, 2013).
Karena setiap spesies tidak sama proses metabolisme dan adaptasinya terhadap
lingkungan sehingga sistem eksresi tubuhnya pun berbeda. Pada makalah ini akan dibahas
mengenai anatomi perbandingan sistem ekskresi pada hewan yang menitik beratkan pada
ekskresi pada subfilum vertebrata yaitu pisces,amphibi, reptil, aves, dan mamalia. Tetapi
dalam bahan ajar ini kita kupas hanya pisces dan mamalia saja

Pengertian Ekskresi dan Fungsinya.


Sistem ekskresi merupakan hal pokok dalam homeostasis karena sistem tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidak seimbangan cairan tubuh
dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Sistem ekskresi sangat
beraneka ragam, tetapi semuanya memiliki kemiripan fungsional. Secara umum, sistem
ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh dan
penyulingan larutan cairan yang dihasilkan dari filtrasi itu (Campbell, dkk, 2004). Ekskresi

merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh,seperti CO2, H2O, NH3, zat
warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolismeyang tidak diperlukan oleh tubuh akan
dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alatekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbedabeda. Semakin tinggi tingkatanmahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa
istilah yang eratkaitannya dengan ekskresi:
Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat
yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang
dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba
usus.
Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan.
Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim.
Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik darirongga yang kecil
(saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara,yaitu melakukan


Osmo-regulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar
penyusun cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme
antara lain, CO2, H2O, NHS, zatwarna empedu, dan asam urat. Karbon dioksida dan air
merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat,
lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan.
Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapat (penjaga
kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan,
misalnya sebagai pelarut. Amonia (NH3), hasil pembongkaran /pemecahan
protein,merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari
tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan
dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu
adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada
kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi
warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan
amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.

Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupunalat
pengeluarannya berbeda-beda. Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa tugas pokok
sistem ekskresi adalah sebagai sistem yang berfungsi dalam pembuangan limbah nitrogen dan
CO2 serta menjaga keseimbangan air, garam, dan ion-ion organik. Dengan kata lain fungsi
sistem ekskresi adalah :
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh.
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi).
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis.
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal yang paling
primitiv adalah akrinefros atau holonefros. Pada prinsipnya, terdapat beberapa ginjal pada
vertebrata, yaitu pronefros, opistonefros, mesonefros, dan metanefros.
Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio atau larva. Selanjutnya pronefros
akan berubah menjadi mesonefros, kemudian setelah hewan dewasa berubah lagi menjadi
metanefros. Opistonefros terdapat pada kelompok hewan Anamniota (Cyclostoma, Pisces,
Amphibi), sedangkan mesonefros terdapat pada fase embrio Amniota (Repti, Aves, dan
Manusia). Namun, setelah dewasa mesonefros itu berubah menjadi metanefros (Ambeng,
2012)

Sistem Ekskresi pada Pisces.


Ikan merupakan vertebrata yang hidup di air sehingga zat sisa metabolismenya berupa
cairan. Alat pengeluaran pada ikan adalah sepasang ginjal yang berbentuk memanjang dan
berwarna cokelat. Pada ikan bertulang sejati(misal: ikan mas), saluran ginjal dan saluran
kelamin bermuara di satu tempat yang disebut lubang urogenitalia yang terletak di belakang
anus. Sebagian ikan bertulang rawan memiliki kelenjar pada permukaan kulitnya.
Kelenjar tersebut berfungsi untuk menghasilkan lendir untuk melicinkan tubuh ikan sehingga
memudahkan gerakan ikan di dalam air.
Secara umum, alat ekskresi pada ikan dapat dikelompokkan menjadi:
Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.
Kulit, kelenjar kulit mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan
gerak di dalam air.
Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.Insang yang berfungsi untuk
mengeluarkan CO2 dan HO. Sebagian besarikan memiliki 4 buah insang pada setiap
sisinya. insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu

berada dalam keadaan lembab. bagian terluar dari insang berhubungan erat dengan
kapiler-kapiler darah. Setiap insang terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
a)

Filamen insang (hemibranchia = gill filament), terdiri atas jaringan lunak, berbentuk
seperti sisir berwarna merah. Terletak melekat pada lengkunginsang. Pada bagian
filamen insang ini banyak mengandung kapiler darah sebagai cabang dari arteri
branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari dalam air.

b) Tulang lengkung insang (arcus branchialis = gill arch), memiliki warna putih.
Bagian ini berfungsi sebagai tempat melekatnya filamen dan tapisinsang. pada tulang
lengkung insang terdapat saluran darah (arteri afferent dan arteri efferent) yang
memungkinkan darah dapat keluar masuk kedalam insang)
c)

Tapis insang (gill rakers),berupa sepasang deretan batang tulang rawanyang pendek dan
sedikit bergerigi, terletak melekat pada bagian depan darilengkung insang. tapis insang
memiliki fungsi untuk menyaring air pernapasan yang berkaitan dengan fungsi insang
sebagai alat ekskresi. Ikan-ikan herbivora, memiliki tapis insang yang rapat dan
berukuran panjang yang berkaitan dengan fungsinya sebagai penyaring makanan,
berbeda dengan ikan-ikan karnivora yang memiliki tapis insang jarang- jarang dan
berukuran pendek.

Gambar: Struktur insang ikan


Pada larva, insangnya berupa insang luar yang merupakan penjuluran seperti benang
yang keluar dari sisi kepala dekat lubang celah-celah insang. Ikan dewasa memiliki insang
dalam yang terletak di dalam ruang insang. Pada spesies ikan bertulang sejati, ruang insang
tersebut tertutup oleh lipatan tubuh yang disebut operkulum, yang membentuk ruang
operkulum di sebelah lateral insang.operkulum ini bekerja dengan cara membuka dan
menutup ke arah posterior

sehingga air dapat mengalir keluar. Fungsi insang sebagai alat ekskresi berkaitan dengan
mekanisme ekspirasi pada sistem pernapasan ikan, yaitu saat ikan mengeluarkan
karbondioksida. karbondioksida yang dibawa darah dari jaringan akan bemuara ke insang.
Karbondiokasida akan dikeluarkan bersama air yang dikeluarkan ikan saat mekanisme
ekspirasi tersebut berlangsung. Saat ekspirasi,mulut ikan akan menutup, operkulum
mengempis, rongga faring menyempit dan membran brankiostega melonggar. adanya
kontraksi faring dan ruang operkulum menyebabkan tekanan di dalamnya lebih tinggi
daripada air di sekitarnya sehingga air yang mengandung karbondioksida keluar melalui
celah dari operkulum (Permatasari, 2013).
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang memanjang (opistonefros) dan
berwarna kemerah-merahan. Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas saluran ginjal
(kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin yang disebut saluran urogenital. Saluran
urogenital terletak dibelakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki
kloaka (Romansah, 2012). Sistem ekskresi pada ikan seperti halnya pada hewan kelas
vertebrata yang lain, yaitu berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme, terutama
yang mengandung nitrogen yang berasal dari metabolisme protein di dalam tubuh ikan.alat
ekskresi yang utama pada ikan adalah ginjal (ren). pada ikan berkembang dua tipe ginjal,
yakni :
1) Pronefros, merupakan tipe ginjal yang paling primitif. ginjal ini terdapat pada
perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat berkembang menjadi
ikan dewasa, ginjal ini menjadi tidak fungsional dan fungsinya digantikan mesonefros.
2) Mesonefros, memiliki fungsi fungsi seperti opistonefros yang terdapat pada embrio
amniota.
Ginjal ikan terdiri atas dua bagian, yaitu ginjal dan saluran-salurannya:
1) Ginjal (ren), yang merupakan tipe ginjal mesonefros. Berjumlah sepasang,memiliki
bentuk yang tidak begitu jelas. Ginjal terletak di luar ruang peritoneum, menempel
di bawah tulang punggung dan memanjang daridekat anus menuju ke arah depan hingga
mencapai ujung rongga perut.
2) Saluran-saluran ginjal,
a) Ureter (ductus mesonephridicus = saluran Wolffian), merupakan saluran yang
mengalirkan urin yang berasal dari ginjal. Terletak di bagian pinggir dorsal rongga
tubuh dan menuju ke belakang. Pada ikan jantan, kedua saluran ini
tampak berupa tabung (tubulus) yang pendek, terentang dari ujung belakang ginjal

sampai kantong urin,sedangkan pada ikan betina, saluran ini menuju ke sinus
urogenitalia.
b) Vesica urinaria, atau disebut juga dengan kantong urin yang merupakan lanjutan dari
ureter kiri dan kanan, terletak di dekat anus dan berbentuk seperti kantong kecil.
kantong urin ini berfungsi sebagai tempat penampungan urin sebelum dikeluarkan.
c) Urethra, berupa saluran pendekyang berasal dari vesica urinaria dan menuju ke porus
urogenitalia. urethra berfungsi sebagai saluran keluarnya urin dari dalam tubuh. Ginjal
ikan berjumlah sepasang yang memanjang sepanjang dinding dorsalabdomen, kanan
dan kiri linea mediana. tubulus ginjal pada ikan jantan telah mengalami modifikasi
menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus.
Kemudian, duktus mesonefridikus ini menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk
mengangkut sperma dan urin yang bermuara dikloaka.
Ginjal mesonefros pada ikan terdiri atas sekumpulan tubulus yang di awal
perkembangannya memiliki susunan yang bersegmen dan di akhir perkembangannya
tidak lagi bersegmen. Setiap tubulus, baik proksimal maupun distal berupa susunan yang
menggulung dan mengumpul arah longitudinal yang disebut dengan duktus arkinefridikus.
Setelah keluar melewati kantung penampungan sisa hasil sistem pencernaan atau sistem
urogenital, bagian proksimal yang berupa beberapa tubulus mengumpul di kapsul hemisfer
sebagai kapsul Bowman pada glomerolus yang kemudian kapsula dan glomerolus akan
membentuk kapsul renalis. Proses pengeluaran air, garam, dan sisa hasil metabolisme yaitu
mengikuti aliran darah masuk ke dalam kapsula dan mengalir ke dalam tubulus kemudian ke
duktus arkinefridikus dan berakhir ke luar tubuh di bagian kloaka.
Sistem ini tidak terjadi pada semua ikan, ada yang mengalami perubahan sesuai
kebutuhan hidup ikan, contohnya pada ikan hiu dimana fungsi duktus gonad dan ginjal telah
berkembang yang dilengkapi dengan duktus urinari.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi
antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses ekskresi. Keduanya memiliki cara yang
berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya. Air
garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah
dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk
menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus
renalis.

Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil
yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam
aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga
cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over difusi (agar cairan tubuh
tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak eperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus
renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Untuk
mempertahankan homeostasis tubuhnya ikan melakukan osmoregulasi. Sistem Osmoregulasi
ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan
tekanan osmotik habitat (perairan). Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada
larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan
melalui membran semi permeabel (proses osmosis). Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai
cara melalui:
1) Ginjal
2) Kulit
3) Membran mulut
Pada ikan air tawar konsentrasi zat terlarut pada cairan tubuhnya sangat berbeda dengan
konsentrasi zat terlarut yang ada di lingkungannya. Di dalam cairan tubuh ikan, konsentrasi
zat-zat terlarut lebih tinggi daripada konsentrasi zat terlarut yang ada di lingkungan.
Hal tersebut menyebabkan masalah osmotik bagi ikan-ikan air tawar, karena secara osmosis
air berpindah dari larutan yang konsentrasi zat terlarutnya rendah ke larutan yang konsentrasi
zat telarutnya lebih tinggi, sehingga secara konstan tubuh ikan akan kemasukan air dari
lingkungannya. Oleh karena itu, tubuh ikan diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air
ke dalam tubuh ikan secara berlebihan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga jika tubuh
ikan masih dapat kemasukan air dari lingkungan dan ion-ion di dalam tubuhnya keluar
melalui insang. Ikan air tawar memperoleh kelebihan air melalui permukaan tubuhnya,
khususnya melalui insang dan air yang terkandung di dalam makanannya, sehingga ikan air
tawar tidak banyak minum kecuali yang terkandung dalam makanan.
Selain kelebihan air, ikan air tawar juga mengalami kehilangan zat-zat terlarut yang
ada di dalam urin nya (urin merupakan sampah yang dihasilkan melalui sistem ekskresi).
Demi menjaaga kestabilan tekanan osmotik cairan di dalam tubuhnya, ikan air tawar secara
terus menerus mengekskresikan air dalam jumlah besar. dalam usaha mempertahankan
keadaan tersebut, di dalam tubuh ikan air tawar melibatkan kerja tiga sistem organ, antara
lain sistem pencernaan untuk mengambil ion-ion dari makanan;sistem respirasi yakni
menggunakan insang untuk mengambil ion-ion garam,khususnya Na+ dan Cl-; serta ginjal

yang merupakan organ utama dalam sistem ekskresi yang bekerja secara konstan
menghasilkan urin encer dalam jumlah banyak (kadar zat terlarut pada urin lebih rendah
dibandingkan dengan yang ada pada cairan tubuh).
Dengan cara tersebut, maka ikan air tawar membuang kelebihan air dan mempertahankan zatzat terlarut yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat dilakukan ikan air tawar karena ikan air
tawar memiliki ginjal dengan glomeruli nya yang berkembang dengan baik untuk melakukan
filtrasi dengan cara memproduksi urin yang bersifat encer serta reabsorpsi selektif terhadap
zat-zat terlarut kembali ke kapiler tubuler.

Gambar : Osmoregulasi ikan air tawar


Mekanisme osmoregulasi pada ikan air laut berkebalikan dengan ikan air tawar.
Cairan tubuh ikan air laut bersifat hipo-osmotik terhadap lingkungannya, yaitu memiliki
konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah dari pada yang ada dilingkungannya. Ikan air laut
ini kehilangan air karena proses osmosis yang terjadi melalui permukaan tubuhnya. Untuk
mengganti air yang hilang tersebut maka ikan air laut meminum banyak air laut (Permatasari,
2013). Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Ikan air laut memiliki
konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan
air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis melalui kulit. Untuk itu, insang ikan air
laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minum
air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan
meningkat dalam cairan tubuh. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti
Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya di sirkulasi. Kemudian
insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar.
Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air
senilebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi.

Sistem Ekskresi pada Mamalia.


Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang terdiri atasginjal, kulit,
hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsimengeluarkan zat sisa metabolisme
yang berbeda,kecuali air yang dapatdiekskresikan melalui semua alat ekskresi. Dalam proses
ekskresi ada beberapa bagian tubuh yang mempunyai fungsi penting antara lain :
Alat Ekskresi

Zat yang Diekskresikan

Ginjal Urine

(komposisi: air, garam,mineral, senyawa N)

Kulit

Keringat (komposisi: air, garam,mineral, senyawa N)

Paru-paru

CO2 dan H2O

Hati

Pigmen (bilirubin, urobilin)

1. Ginjal
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisametabolisme yang
mengandung nitrogen adalah ginjal.
a) Struktur ginjal
Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan
kiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah
dua buah and berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi dari
pada ginjal sbelah kanan. Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks,
sedangkan lapisan dalamdisebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa
rongga ginjalyang disebut pelvis renalis (Budiyanto, 2013). Saluran structural dan fungsional
ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari
kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu
tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung
henle yang terdapat dibagian medulla.
Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla
dan berhubungan dengan tubulus proksimalmaupun tubulus didaerah korteks. Pada orang
dewasa panjang seluruh tubuluskurang lebih 7,5 sampai 15 km.

Gambar : Anatomi Ginjal


b) Proses-proses di dalam Ginjal
Cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darahsehingga zat-zat
sisa yang terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin).
Penyaringan darah hingga terbentuk urin meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan
kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi) sebagai berikut:
a. Penyaringan (Filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui
pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan
masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat
permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecilsehingga dapat menyaring
molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman
disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air,
glukosa, asam amino, dan garam mineral.
b. Penyerapan Kembali (Reabsorbsi)
Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula,vitamin, asam
amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna tadi dimasukkan
kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitartubulus. Hasil reabsorpsi

berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea,
dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen, amonia,
kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh
terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yangtelah ditambahkan dengan
berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus
kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urinmenuju ke kantung kemih melalui
saluran ginjal (ureter ).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akantertekan.
Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasaingin buang ir
kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra).Pengeluaran air
melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melaluikeringat pada kulit.
Pada waktu dara dingin, badan kita tidak berkeringat.Pengeluaran air dari dalam tubuh
banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kitasering buang air kecil. Sebaliknya, pada
waktu udara panas, badan kita banyakmengeluarkan keringat dan jarang buang air
kecil. Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar terdiri atas (95%) air dan zat
yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa
perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat
warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang
berlebihan di dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon. Urin tidak
mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti terjadi
gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti
tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal,tetapi dapat pula disebabkan
oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah
yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen,
akibatnya produksi hormon insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit
kencing manis (diabetes mellitus). Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di
urin, dapat disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi
tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa

metabolisme,membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur


keseimbangan air dan garam di dalam darah.
e) Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin
Setiap hari 1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring dan membentuk 15170 liter urin primer. Akan tetapi hanya1-1.5 liter urin yang manusia keluarkan, kalau
hewan sangat tergantung pada spesiesnya. Banyak sedikitnya urin manusia yang
dikeluarkan tiap hari nya dipengaruhi oleh hal-hal berikut (Budiyanto, 2013) :
Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh dan alkohol akan menghamba tereabsorbsi ion Na+.
Sebagai akibatnya, konsentrasi ADH berkurang sehingga rebasorpsi air terhambat dan
volume urin meningkat. Itulah sebabnya jika mengkonsumsi teh atau kopi, maka kita
akan sering buang air kecil. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut diuresis.
Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik diatas normal, maka kecepatan respirasi
meningkat. Ini menyebabkan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh
berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume air menurun, ADH di
eksreksikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Disamping itu, peningkatan suhu
merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan
filtrasi menurun. Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran darah di
glomerulus mengurangi volume urin. Itulahsebabnya jika cuaca panas, manusia jarang
buang air kecil.
Volume larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin. Jika
manusia minum air seharian, maka konsentrasi air di daerah menjadi rendah. Hal ini
merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini meningkatkan reabsorbsi air di
ginjal sehingga volume urin turun.
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan atau penurunan volume urin.

f) Gangguan pada Ginjal


Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan karena berbagai hal
antara lain : bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal/karena pembentukan batu ginjal.
Jenis- jenis kelainan akibat kerusakan salah satu bagian ginjal adalah:

Nefritis
Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi
racunkuman biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan
mengalami uremia dan dedema.
Batu ginjal
Terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal,saluran
ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat terlalu banyak
mengkonsumsi garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.
Albuminuria
Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin merupakan
indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau karena iritasi
sel-sel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter,atau logam berat.
Glikosuria
Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin menunjukkan
bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal
Hematuria
Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan pada
organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
Ketosis
Adalah ditemukan keton didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang
melakukan diet karbohidrat.
Diabetes insipidus
Adalah suatu penyakit penderitanya mengeluarkan urin terlalu banyak.
Penyebab diabetes insipidus adalah kekurangan hormone ADH, hormon ADH (anti
diuretika) ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian balakang. Komposisi urin
berfariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urin normal
berwarna jernih transparan sedangkan warna kuning muda urin berasal dari zat warna
empedu. Urin normal pada manusia mengandung air, urea, asam urat, amoniak,
keratin, asam laktat, asam fospat, asam sulfat,klorida, garam-garam terutama garam
dapur, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah misalnya vitamin C dan obatobatan. Dilihat dari banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut,ginjal
merupakan alat pengeluaran utama.

Fungsi ginjal antara lain adalah sebagai berikut (Anonimous, 2013) :


1.

Membuang sisa-sisa metabolisme tubuh

2.

Mengatur keseimbangan air dan garam dalam darah

3.

Membuat zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri danzat warna.

4.

Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan zat-zatasam atau
basa. Selain itu juga untuk membuang kelebihan bahan makanantertentu seperti gula dan
vitamin.

2. Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Misalnya tebal kulit pada manusia
dewasa sekitar 0,01 cm hingga 0,5 cm. banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan
seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu, lingkungan, makanan, kondisi
kesehatan dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam, terutama
garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel,urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua
bagian, yaitu epidermis dan dermis (Budiyanto, 2013).

Gambar : Struktur Kulit Manusia


Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit
merupakan lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter. Organ ini terdiri atas
tiga lapisan, yaitu (Anonimous, 2013) :

a. Epidermis
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratumkorneum), lapisan
granula (stratum granulosum), dan stratum germi-nativum. Lapisan tanduk (stratum
korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan
terdiri atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh
jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan
mencegah masuknya kuman penyakit.Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di
bawah lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati
dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat
pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar
matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam,
sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang
tersebut dikenal sebagai orang albino. Stratum germinativum tersusun atas dua lapisan sel.
Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini akan terdorong ke atas
menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel
yang terus-menerus membelah (stratum basal).
b. Dermis
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat
pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak
(glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga ujung-ujungsaraf indera
yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula
paccini), peraba panas (korpuskula ruffinin), perabasentuhan (korpuskula meissner), dan
peraba nyeri.Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berguna untuk
meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat pembuluh
kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh.
Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot
rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak. Kelenjar keringat berbentuk pipa
terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya
menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah
inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan
urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat
dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh
cuaca (panas atau dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.

c. Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)


Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa). Jaringan lemak
berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh agar
tetap hangat. Kira-kira 2 juta kelenjar keringat yang tersebar diseluruh dermis manusia
dewasa dapat menghasilkan keringat 225 ml setiap harinya. Kerja kelenjar keringat berada
dibawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari sistem saraf pusat (hipotalamus)
dan enzim bradikinin. Pengaturan oleh saraf pusat inidirangsang oleh perubahan suhu di
pembuluh darah.
Fungsi hipotalamus
Adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalui
hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka saraf pusat pencapai panas akan
mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal itu
dilakukan dengan cara mengurangi aliran darah yang melewati pembuluh darah permukaan
dan mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya, jika darah yang melewati hipotalamus
suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan mengurangi kecepatan
metabolisme, menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas lewat
kulit. Pengeluaran keringat yang berlebihan pada pekerja berat mengakibatkan banyak garam
hilang dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan kejang dan pingsan. Keluarnya keringat
yang berlebihan akibatnya rangsangan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna
kulit akibat pelebaran pembuluh darah dilapisan dermis. Sebaliknya penyempitan pembuluh
darah menyebabkan kulit menjadi pucat, misalnya pada saat ketakutan. Selain sebagai alat
pengeluaran (ekskresi), kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat
penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air d
alam tubuh, melindungi tubuh darigesekan, penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kumankuman. Julit juga berperan sebagai alat indra peraba (Anonimous, 2013).

3. Paru-paru
Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran.
Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang
dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah mengeluarkan karbon
dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat
tersebut akan menjadi racun (Anonimous, 2013). Paru-paru berada di dalam rongga dada
manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri
dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang mempunyai tiga gelambir dan paru-paru kiri

yang mempunyai dua gelambir. Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan alveolus yang
terbungkus oleh selaput yang disebut pleura (Anonimous, 2013).

Gambar Paru
Ekskret paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pernafasan.
Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaituterlarut dalam plasma
darah (7-10%) berkaitan dengan hemoglobin (20%) dan dalam bentuk ion HCO3
(70%) melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai berikut (Budiyanto, 2013):
1. Darah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan.
2. Dalam jaringan, darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama HO2 yang dikeluarkan
dalam bentuk uap air. Reaksi kimia tersebut secara ringkas dapat kita tuliskan sebagai
berikut:CO2+ H2O> H2CO3> HCO3- + H+ Ion H+ yang bersifat racun diikat oleh
hamoglobin, sedangkan HCO3- keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma
darah. Sementara itu pula kedudukan HCO3- digantikan oleh ion Cl- (klorida) dari plasma
darah.

Pengangkutan CO2 sebagai hasil zat sisa metabolisme, diangkut oleh darah dapat
melalui tiga cara:
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonatdengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2)
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbominohemoglobin (23% dari
seluruh CO2)
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).

4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalamrongga perut
sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang lebih 2 kg
dan berwarna merah (Anonomous, 2013). Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan
empedu 1/2 liter setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 77,6. mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna
empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin (Anonimous, 2013). Hati mengeluarkan
empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung
kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu,dan zat warna empedu yang disebut
bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan.
Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan
hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus
menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisasisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa
oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan
bersama-sama dengan urin (Campbell, 2004).

Gambar : Anatomi Hepar


Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu(vesika felae) dan
dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan,misalnya (Budiyanto, 2013) :
a) Mencernakan lemak.
b) Mengaktifkan lipase
c) Mengubah zat yang larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air.
d) Membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus.
Kurang lebih 10 juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati
oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah menjadi zat
besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/ untuk membentuk Hb
baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru. Empedu
dikeluarkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin.
Urobilin berwara kuning coklat yang berperan memberi warna pada feses dan urin
(Budiyanto, 2013). Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang
mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi cokelat atau abuabu sedangkan darah akan berwarna kekunig-kuningan karena empedu masuk keperedaran
darah (disebut penyakit kuning). Organ hati merupakan satu-satunya kelenjar yang
menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin
menjadi asam amino ornitin dan urea.

Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifatracun. Dalam sel-sel
tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitrulin. Sitrulin berperan mengikat NH3
menjadi arginin yang dapat diuraikan dalam hati, sedangkan urea dan hati diangkut ke ginjal
untuk dikeluarkan bersama urin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat
penting bagi tubuh, yaitu:
1.

Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.

2.

Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein


albumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.

3.

Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak.. Hemoglobin dalam
eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin
dan biliverdin.

4.

Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu.

5.

Menetralkan obat dan racun.

6.

Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka disimpulkan sebagai berikut:
1.

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh,seperti CO2, H2O,
NH3, zat warna empedu dan asam urat. Tugas pokok sistem ekskresi adalah sebagai
sistem yang berfungsi dalam pembuangan limbah nitrogen dan CO2 serta menjaga
keseimbangan air, garam, dan ion-ion organik.

2.

Pisces (ikan) mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal opistonefros selain tu juga
terdapat insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O, dan kelenjarkulit yang mengeluarkan
lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.

3.

Sistem ekskresi pada mamalia terdiri dari ginjal yang menghasilkan urine,kulit yang
menghasilkan keringat, paru-paru yang menghasilkan CO2 dan H2O , serta hati yang
menghasilkan pigmen.

Referensi
Anonimaous, 2013. Sistem Ekskresi pada hewan, Jakarta
Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Budiyanto. 2013. Organ Sistem Ekskresi pada Hewan.
http:// budisma.web.id/organ-sistem-ekskresi-pada-hewan.html. Diakses pada 10
Oktober 2015
Campbell, N.A., dkk. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Penerbit Erlangga,Jakarta.
Hill, R. W., Wyse, G. A., Anderson, M., & Anderson, M. (2004). Animal physiology (Vol. 2).
Massachusetts: Sinauer Associates.
Permatasari, Ira. 2013. Osmoregulasi pada Ikan. Jakarta.
Permatasari, Ira. 2013. Sistem Ekskresi hewan Vertebrata: Sistem Ekskresi
Ikan(Pisces).Jakarta
Sato, H., Kusel, J. R., & Thornhill, J. (2004). Excretion of fluorescent substrates of
mammalian multidrug resistance-associated protein (MRP) in the Schistosoma
mansoni excretory system. Parasitology, 128(01), 43-52.

Anda mungkin juga menyukai