Anda di halaman 1dari 15

PROFIL

POTENSI KABUPATEN ACEH TENGAH


A. GAMBARAN UMUM
Aceh Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak
ditengah-tengah Provinsi Aceh. Secara geografis Kabupaten Aceh
Tengah berada pada posisi antara 4 010-4058 LU dan 96018 - 96022
BT. Wilayahnya yang seluas 431.839 Ha atau setara dengan 4.318,39
Km2, berbatasan langsung dengan Kabupaten Bener Meriah dan
Bireuen di sebelah utara, Kabupaten Gayo Lues di sebelah selatan,
Kabupaten Nagan Raya dan Pidie di sebelah barat, serta Kabupaten
Aceh Timur di sebelah timur.
Secara administrative, wilayahnya
terbagi menjadi 14 kecamatan yang meliputi 269 desa/ kampung
defenitif dan 27 kampung persiapan. Pada Triwulan I tahun 2011,
jumlah penduduknya mencapai 202.114 jiwa dengan kepadatan ratarata 47 jiwa/Km2. Keadaan pendududuk berdasarkan suku bangsa,
Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah yang majemuk dengan
komposisi penduduk bersuku Gayo 60%, suku Jawa 30%, Aceh Pesisir
5%, dan sisanya merupakan suku lainnya seperti Batak, Padang, Cina,
dsb dengan mayoritas penduduk beragama Islam yakni sebanyak 97%.
Mata pencaharian penduduknya didominasi oleh kegiatan pertanian
dengan tenaga kerja sebesar 80%, disusul lapangan pekerjaan disektor
perdagangan sebanyak 8%, sektor jasa sebesar 5% dan sektor lainnya
sebesar 7%. Berikut disajikan data Penduduk Kabupaten Aceh Tengah
berdasarkan kecamatan Tahun 2008.

Luas
Wilay
ah
(Km2)

Jumlah
Kampu
ng
(Desa)

2.075,
28
429,00

25

Lut Tawar

99,56

21

4.

Kebayakan

56,34

20

5.

Pegasing

99,00

31

6.

Bebesen

47,19

28

N
o

Kecamata
n

1.

Linge

2.

Bintang

3.

24

Jumla
h

4.47
6
4.55
6
9.20
3
6.94
7
8.97
6
17.3

4.58
2
4.65
2
9.97
1
6.85
1
9.29
5
18.6

9.058

Juml
ah
Rum
ah
Tang
ga
(KK)
3.287

9.208

2.198

887

19.17
4
13.79
8
18.27
1
35.95

4.259

911

3.336

995

3.914

1.602

8.198

1.647

Jumlah Penduduk
(Jiwa)

Jumlah
Rumah
Tangg
a Pra
Sejaht
era
1.097

7.
8.

Kute
Panang
Silih Nara

9.

Ketol

1
Celala
0.
1
Atu
1. Lintang
1
Jagong
2. Jeget
1
Bies
3.
1
Rusip
4. Antara
Jumlah

35,06

23

98,00

33

404,53

25

89,00

16

105,04

10

82,53

11

28,86

12

669,00

16

4.318
,39

295

19
3.67
4
10.9
64
5.93
8
4.34
1
3.64
5
4.83
5
3.32
1
3.66
3
91.8
58

37
3.52
9
10.9
37
5.90
2
4.34
6
3.54
1
4.33
5
3.60
1
3.36
7
93.5
46

6
7.203

1.871

786

21.90
1
11.84
0
8.687

5.371

2.057

3.072

784

2.137

990

7.186

1.662

642

9.170

2.375

824

6.922

1.699

367

7.030

1.620

927

185.4
04

44.9
99

14.516

Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka 2009, diolah


Kabupaten Aceh Tengah memiliki topografi wilayah bergunung
dan berbukit dengan ketinggian rata-rata bervariasi antara 200 2.600
meter diatas permukaan laut. Penggunaan lahannya didominasi oleh
kawasan hutan seluas 280.647 Ha atau 64,98% dari luas wilayah, dan
sisanya berupa tanah bangunan, sawah, tegal/ kebun, lading/huma,
padang rumput, rawa-rawa, kolam, tambak, perkebunan dan areal
peruntukan lainnya. Pada umumnya jenis tanahnya bervariasi, 68%
diantaranya terdiri dari tanah podsolik coklat dan merah kuning
dengan tekstur liat berpasir, struktur remuk, konsistensi gembur
permeabilitas sedang. Keadaan tersebut menjadikan Aceh Tengah
sebagai daerah yang subur dan menjadi pusat produksi hasil pertanian
dataran tinggi di Provinsi Aceh. Sesuai dengan letak geografisnya,
iklimnya termasuk iklim equatorial, dengan jumlah hari hujan rata-rata
137 hari/ tahun dan curah hujan rata-rata 1.822 m/tahun. Suhu udara
rata-rata berkisar pada 20 derajad celcius dengan kelembaban nisbi
antara 80 84%.
Kabupaten ini memiliki sebuah Danau yang diberi nama Danau
Laut Tawar. Danau tersebut dikelilingi oleh perbukitan yang ditumbuhi
pohon Pinus Merkusi. Luas Danau ini sekitar 5.472 Ha dengan air yang
bersumber dari sejumlah mata air dan 21 buah sungai kecil termasuk
sebuah sungai besar Krueng Peusangan yang saat ini sedang akan
dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Aceh
Tengah terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pada
tahun 2010, income perkapita sebesar Rp. 5,27 juta atau setara US$

620 (asumsi 1US$ = Rp. 8.550) dan laju pertumbuhan ekonomi ratarata sebesar 6,02 persen per tahun.
B. POTENSI EKONOMI
Kabupaten Aceh Tengah memiliki sumber daya alam yang cukup
beragam dan potensial bagi kegiatan investasi dan perdagangan.
Beberapa sektor unggulan yang prospektif untuk dikembangkan masih
diarahkan pada sektor pertanian sebagai sektor dominan, disamping
sektor lain yang juga cukup potensial seperti sektor perikanan,
peternakan, industri dan pariwisata. Beragamnya potensi yang dimiliki
ini, sebagaia besar belum dimanfaatkan secara optimal akibat
kurangnya sarana pendukung dan penguasaan tekhnologi termasuk
tenaga skill, sehingga memberikan peluang yang cukup besar untuk
pengembangan/ pemberdayaan ekonomi yang berbasis kerakyatan.

1. Perkebunan
Sektor perkebunan merupakan sektor unggulan di Kabupaten
Aceh Tengah yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Komoditi
perkebunan yang menjadi unggulan adalah kopi. Luas perkebunan kopi
di Kabupaten Aceh Tengah mencapai 47.854 ha atau 11% dari luas
wilayah kabupaten, dengan jumlah produksi kopi (biji hijau) rata-rata
sebesar 21.861,42 ton/ tahun. Untuk perluasan tanaman kopi, masih
terdapat potensi lahan seluas 58.744 ha yang tersebar hampir
diseluruh kecamatan, sehingga secara total proporsi ekspor kopi Aceh
Tengah mencapai 7% dari volume total ekspor nasional. Namun
keuntungan dari hasil produksi dan penjualan kopi belum berpihak
kepada petani secara langsung, melainkan, komoditi ini masih
dinikmati oleh para pedagang, akibat keterbatasan pengetahuan dan
informasi para petani.
Disamping tanaman kopi, komoditi lain pada sektor perkebunan
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sesuai dengan potensi
lahan dan budidaya serta prospek pasar baik lokal maupun ekspor
adalah tebu. Tanaman tebu di Kabupaten Aceh Tengah yang
diusahakan oleh penduduk adalah merupakan bahan baku untuk
membuat gula merah, yang diproduksi oleh masyarakat petani tebu di
daerah ini. Pada saat ini luas tanaman tebu mencapai 5.532 ha dengan
luas produksi sebanyak 31.118 ton per tahun. Secara keseluruhan,
tanaman perkebunan di Kabupaten Aceh Tengah meliputi 16 jenis
tanaman, jenis dan besar produksi tahunan seperti tersaji pada tabel
berikut :

N
o

Jenis
Tanaman

Luas
Tana
m
(Ha)

Jumla
h
Produ
ksi
(Ton)

N
o

Jenis
Tanaman

Luas
Tana
m
(Ha)

Jumlah
Produk
si (Ton)

1.
2.
3.

Kopi Arabika
Kopi
Robusta
Tebu

4.

Kakao

5.

Tembakau

22

6.

Lada

23

7.

Casia Vera

617

468

8.

Aren

148

31

56.32
7

61.19
5

JUMLAH

46.430
3.301

27.420
1.137

5.532

32.118

254

12

9.
10
.
11
.
12
.
13
.
14
.
15
.
16
.

Kemiri
Nilam

641
72

211
4

30

56

Pinang

119

41

Kelapa

65

Pala

21

953

324

57.2
80

61.519

Sere wangi
Jahe

Kapuk/Rand
u
JUMLAH
JUMLAH

Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka, 2009

2. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura


Selain tanaman perkebunan, Kabupaten Aceh Tengah juga kaya
dengan tanaman pangan dan hortikultura seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan. Produksi sayur-sayuran saat ini mencapai 14.855 ton
pertahun, yang didominasi oleh komoditas kol/ kubis sebesar 3.552 ton
(23,91%), disusul kentang sebesar 2.399 ton (16,15%), tomat 1.966
ton (13,23%), cabe sebanyak 1.896 ton (12,76%), dan sisanya berupa
cabe rawit, bawang, ketimun, wortel dan lain-lain. Sedangkan produksi
buah-buahan saat ini tercatat sekitar 11.621 ton, dengan produksi
terbesar adalah jeruk keprok, pisang, alpukat, jeruk siam, durian,
nenas dan jenis buah-buahan dataran tinggi lainnya.
Sebagai sentra tanaman hortikultura di Provinsi Aceh, Kabupaten
Aceh Tengah memiliki potensi lahan untuk pengembangan seluas
32.520 Ha. Berdasarkan luas tanam dan luas panen yang ada, peluang
perluasan lahan masih sangat memungkinkan. Adapun peluang
investasi
yang
dan
perdagangan
yang
ditawarkan
adalah
pembangunan industri pengolahan hasil pertanian, penyediaan alat
pertanian, pengembangan tekhnologi dan pemasaran hasil.

3. Peternakan

Meskipun masih dilakukan dalam skala terbatas dan


penggunaan tekhnologi yang sederhana, usaha peternakan baik ternak
besar maupun ternak kecil di Kabupaten Aceh Tengah telah banyak
diusahakan oleh petani. Dari berbagai jenis ternak yang
dikembangkan,
jenis
ternak
yang
cukup
prospektif
untuk
dikembangkan adalah kerbau, sapi, kambing/ domba, dan kuda.
Potensi ini didukung oleh ketersediaan lahan pengembalaan yang
cukup luas. Padang pengembalaan yang didaerah ini dikenal dengan
peruweren memiliki areal seluas 41.500 Ha. Areal tersebut
merupakan aset daerah yang diatur dalam Perda/ Qanun Kabupaten
Aceh Tengah. Disamping areal tersebut, 11,02% dari luas hutan
didaerah ini juga ditumbuhi padang rumput yang sangat cocok untuk
pengembangan usaha peternakan. Berdasarkan pada potensi tersebut,
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah saat ini sedang melaksanakan/
mengembangkan Proyek Sentra Penghasil Ternak yang berlokasi di
Ketapang dengan luas areal lebih kurang 3.000 Ha. Melalui program ini,
Peternakan Terpadu Ketapang nantinya akan menjadi pusat penjualan
ternak, industri dendeng sapi serta kawasan agrowisata yang indah.
Berikut disajikan populasi dan produksi hasil ternak di Kabupaten
Aceh Tengah pada Tahun 2009
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jenis Ternak

Populasi
(ekor)
Sapi Potong
5.666
Kerbau
21.472
Kuda
2.172
Kambing
6.580
Domba
2.597
Ayam Buras
133.965
Ayam Ras Pedaging
173.508
Itik/ Bebek
64.267
Sumber : Aceh Tengah Dalam Angka, 2009

4. Perikanan
Kegiatan perikanan di Kabupaten Aceh Tengah sebagian besar
berupa perikanan air tawar dengan memanfaatkan Danau Laut Tawar
dan daerah aliran sungainya serta budidaya melalui kolam/ tambak
dan minapadi. Sumber daya ikan memiliki peluang tinggi untuk
dikembangkan karena adanya dukungan air yang sangat melimpah.
Potensi lahan budidaya air tawar mencapai 5.811,20 Ha, yang
sebagian besar terdapat di Danau Laut Tawar. Dari luas tersebut, yang
telah dibudidayakan dan dimanfaatkan baru mencapai 504,70 Ha.
Sedangkan sisanya belum dimanfaatkan karena keterbatasan sarana
dan prasarana. Jumlah produksi ikan air tawar di Kabupaten Aceh
Tengah tercatat sebanyak 50% berasal dari penangkapan di danau,

25% hasil budidaya keramba/ jaring tancap, 13% budidaya kolam dan
sisanya sebanyak 12% bersumber dari penangkapan di sungai. Dari
keseluruhan produksi ikan tersebut masih belum mampu mencukupi
kebutuhan konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, selama ini sebagian
besar kebutuhan ikan dipasok dari Kabupaten Bireuen.
Peluang bisnis dan investasi yang masih cukup terbuka pada
sektor perikanan ini adalah pembudidayaan ikan air tawar yang dapat
dikembangkan dikolam-kolam masyarakat, atau dipinggiran Danau
Laut Tawar dengan cara membuat keramba tancap dan jaring apung.

5. Kehutanan
Kabupaten Aceh Tengah memiliki kawasan hutan seluas 280.647
Ha atau 64,98% dari luas kabupaten, yang terdiri dari hutan lindung
(142.490 Ha), suaka alam/ taman buru (85.381 Ha), dan hutan
produksi/ produksi terbatas (52.776 Ha). Sebagian besar hutan yang
ada merupakan hutan alam tropis heterogen dan hutan pinus
homogen, sehingga memiliki potensi yang sangat tinggi.
Hasil utama hutan Aceh Tengah adalah kayu pinus mercusii,
kayu rimba campuran, meranti, gerupel, jeumpa dan lain-lain, serta
hasil ikutan (hasil hutan non kayu) berupa rotan, sarang burung walet
dan sebagainya.
Potensi hutan digunakan untuk kepentingan pembangunan
daerah dan kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan hasil
hutan yang ada dengan prinsip tetap memelihara kelestarian dan
ekosistemnya, yaitu dengan upaya mencegah berbagai aktifitas seperti
penjarahan dan pengrusakan hutan penataan hutan sebagai sumber
daya alam memiliki potensi ekonomi terus ditempuh melalui
peningkatan penertiban penebangan hutan, penghijauan, reboisasi,
dan rehabilitasi lahan kritis.

6. Pertambangan dan Energi


Berdasarkan hasil survey, bahan galian/ tambang yang
terkandung diwilayah Kabupaten Aceh Tengah sangat bervariasi, mulai
dari bahan galian Golongan A (uranium, minyak bumi, timah hitam),
Golongan B (emas, tembaga, belerang, borax, firit, perak, pasir besi),
dan Golongan C seperti batu gamping, andesit, granit, marmer, batu
sabak, serpentit, lempung, dan trass. Seluruh bahan galian tersebut
sampai saat ini belum ada yang dieksplorasi kecuali bahan galian pasir
dan batuan.

7. Industri
Sektor industri merupakan salah satu lapangan usaha yang
cukup besar dalam membentuk PDRB Kabupaten Aceh Tengah.
Lapangan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 6,84% dan secara
perlahan terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Sesuai
dengan potensi alam, maka jenis industri yang berkembang didominasi
oleh industri kilang pengupasan/ penggilingan kopi dan industri kilang
tebu. Kedua jenis industri ini selalu dilakukan pembinaan dalam upaya
menjaga kualitas hasil produksi.
Disamping industri berbasis pertanian, industri pada sektor non
agraris sebagai industri yang paling kecil, keberadaannya juga dinilai
cukup memadai dalam penyediaan kebutuhan masyarakat. Melihat
pada potensi daerah yang begitu besar serta keadaan sarana dan
prasarana ekonomi yang semakin baik, pengembangan industri di
masa depan masih sangat memungkinkan, dengan beberapa peluang
yang dapat dimanfaatkan, antara lain peluang pasar untuk produk
industri kecil sangat luas, bahan baku termasuk dari sektor pertanian
sangat melimpah, pasar luar daerah semakin luas dengan terciptanya
perdamaian
dan
mulai
banyaknya
para
investor
untuk
menginvestasikan modalnya pada industri kecil dan menengah.

8. Pariwisata
Dalam pembagian Zona Pembangunan Daerah Istimewa Aceh
(sekarang Provinsi Aceh), Kabupaten Aceh Tengah ditetapkan sebagai
zona pertanian dan pariwisata. Hal ini didasarkan pada potensi alam
dan keadaan iklim yang sangat cocok sebagai daerah peristirahatan.
Kabupaten Aceh Tengah memiliki 36 objek wisata, diantaranya terdiri
dari agro wisata (2 jenis), wisata alam/ ekowisata (20 jenis), dan
wisata budaya (14 jenis), yang tersebar hampir diseluruh kecamatan.
Danau Laut Tawar adalah salah satu objek wisata unggulan yang cukup
dikenal baik bagi wisatawan local maupun regional. Selama ini, atraksi
wisata yang telah membudaya adalah lomba perahu, atraksi seni dan
budaya serta pagelaran pacuan kuda tradisional yang diadakan setiap
tahunnya pada bulan agustus.
Dilihat dari objek wisata yang ada, potensi Kabupaten Aceh
Tengah untuk dikembangkan sebagai daerah wisata masih sangat
cukup
prospektif.
Pengembangan
yang
diperlukan
adalah

pembangunan dalam bidang sarana dan prasarana serta pemugaran


dari masing-masing objek wisata.

C. SARANA DAN PRASARANA


1. Transportasi
Secara umum, kondisi sarana dan prasarana di Kabupaten Aceh
Tengah telah cukup memadai untuk mendukung investasi. Sejak
adanya program jalan yang dikembangkan dengan sistim jaring labalaba (Ladia Galaska) untuk menembus isolasi daerah, didaerah ini telah
terdapat 7 trace jalan yang menghubungkan Aceh Tengah dengan
daerah luar, antara lain : Takengon Bener Meriah Bireuen; Takengon
Iseise Belang Kejeren Kotacane; Takengon Celala Beutong
Ateuh Aceh Jaya; Takengon Genting Pameu Geumpang Pidie;
Takengon Bener Meriah Krueng Geukeuh Lhokseumawe; Takengon
Samar Kilang Alue iemirah Aceh Timur; dan Takengon Delung
Sekinel Penarun Peureulak.
Selain melalui darat, Kabupaten Aceh Tengah juga dapat
ditempuh melalui angkutan udara dalam waktu tempuh 45 menit
dari Bandar Polonia Medan ke Bandara Rembele (Kab. Bener Meriah)
dan 30 menit dari Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh.
Selanjutnya dari Bandara Rembele ke Takengon (Ibukota Kabupaten
Aceh Tengah) dapat ditempuh melalui perjalanan darat dalam waktu 20
menit.

2. Pos dan Telekomunikasi


Sampai dengan Tahun 2010, sarana pos dan telekomunikasi
telah menjangkau hampir seluruh wilayah kecamatan dalam
Kabupaten Aceh Tengah. Fasilitas ini melayani dengan baik hubungan
komunikasi baik local, SLJJ maupun SLI. Khusus untuk jaringan
telekomunikasi, disamping PT. TELKOM, telah hadir beberapa operator
jaringan selular (GSM) seperti Telkomsel, Indosat, Satelindo, dan Flexy
yang menjangkau hampir seluruh kawasan pemukiman penduduk.
Didaerah ini juga terdapat koneksi internet yang cukup baik untuk
diakses oleh masyarakat. Adapun untuk pengiriman barang dan jasa
(benda-benda pos) baik kedalam dan keluar daerah dilayani melalui
kantor PT. Pos Indonesia yang tersebar hampir disetiap kecamatan.

Selain itu, terdapat pula usaha kurir, jasa titipan, ekspedisi dan
angkutan yang menerima titipan surat dan barang.

3. Energi Listrik dan Air Bersih


Hampir seluruh wilayah kabupaten ini sudah terlayani dengan
fasilitas listrik khususnya dari PLN, yang dipasok melalui Gardu Induk di
Sumatera Utara. Untuk waktu kedepan, pasokan listrik didaerah ini,
seluruh Aceh dan sebagian wilayah Sumatera Utara akan dihasilkan
melalui PLTA Perusangan yang akan dibangun di Kabupaten Aceh
Tengah. Sementara itu, penyediaan kebutuhan air minum/ air bersih
untuk wilayah ibukota kecamatan dan desa-desa sekitar yang
terjangkau, sebagian besar telah dilayani oleh cabang-cabang
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tawar Takengon yang
memanfaatkan mata air pegunungan dengan sistim pendistribusian
secara grafitasi. Pada saat-saat kemarau, antara bulan mei sampai
dengan agustus, sebagian masyarakat diperkotaan mengalami krisis
air bersih akibat kekurangan pasokan air dari PDAM. Kondisi ini
menyebabkan masyarakat harus membeli air bersih dengan biaya
berkisar antara Rp. 40.000 s/d 50.000 per seribu liter.

4. Perbankan dan Lembaga Keuangan Mikro


Lembaga Perbankan (Bank Umum) yang beroperasi di
Kabupaten Aceh Tengah adalah Bank Rakyat Indonesia/BRI (Kantor
Cabang dan beberapa unitnya), Bank Aceh (Kantor Cabang dan
beberapa kantor kasnya), Cabang Bank Mandiri, Kantor Cabang Bank
Tabungan Pensiunan Negara (BTPN), USP Bank Danamon, ditambah
satu Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang didirikan oleh
Pemda Kabupaten Aceh Tengah. Disamping lembaga perbankan
tersebut, di Kabupaten Aceh Tengah juga terdapat beberapa Lembaga
Keuangan Mikro yang digerakkan oleh Koperasi, serta terdapat pula
LKM Grameen Bank Bangladesh.

Sumber Referensi :
1. Aceh Tengah Dalam Angka Tahun 2009
2. Profil Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2008
3. RPJM Kabupaten Aceh Tengah 2007 2012
4. Buku Indonesian Investment and Trading Opportunity, 2007
5. Buku Data dan Informasi Pembangunan Kabupaten Aceh Tengah,
2008

PROFIL POTENSI KABUPATEN ACEH TENGAH

PROGRAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA LOKAL DALAM


RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN ACEH
TENGAH
DIAJUKAN OLEH : IWAN MARDI HORAS. M, SE., MM.
Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis, dengan sasaran untuk dapat
mendukung
program pemberdayaan masyarakat Kabupaten Aceh Tengah. Melalui tulisan
ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam perumusan program dan
kebijakan pengembangan masyarakat oleh Yayasan Haji Sabih Goenadjaja
Dikoesumah

Pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi potensi


daerah merupakan opsi yang paling mungkin untuk dilakukan,
mengingat pendekatan ini mampu memberikan sumbangan
terhadap penciptaan sektor-sektor riil perekonomian daerah.
Namun demikian pemberdayaan masyarakat merupakan
pekerjaan yang sangat besar dan rumit untuk dilakukan, karena
berbagai masalah yang dihadapi saling berinteraksi menjadi
kendala yang akan sangat sulit untuk dapat dieleminir oleh
masyarakat itu sendiri tanpa adanya penyatuan kekuatan dari
berbagai kalangan khususnya pemerintah selaku pemangku
kebijakan dan kelompok swadaya masyarakat selaku kontrol atas
regulasi tersebut.
Kebijakan pemberdayaan masyarakat harus lebih luas
daripada sekedar membuat daftar program-program dukungan
finansial dan teknis yang berdiri sendiri tanpa adanya kaitan
antara satu dengan yang lain. Untuk meningkatkan efektifitas,
kebijakan pemberdayaan masyarakat memang diperlukan
adanya suatu konsepsi dasar yang dibangun berdasarkan suatu
pendekatan yang komprehensif. Isu sentral dalam pemberdayaan
masyarakat selama ini adalah tidak adanya kesinambungan
pelaksanaan program- program yang dilaksanakan atau
kebijakan program sebagian bersifat trial and eror. Untuk itu
maka
diperlukan
adanya
suatu
kebijakan
yang
berkesinambungan yang berkaitan langsung dengan perbaikan
keterampilan dan kesejahteraan masyarakat dengan jalan
memberdayakan rumah tangga menjadi produktif dan berdaya
saing.
Upaya strategis dalam memperkuat daya saing ekonomi
masyarakat tersebut dilakukan secara terpadu dengan

menstimulus iklim berusaha yang kondusif dan peluang usaha


yang seluas-luasnya, dengan bantuan fasilitas dari berbagai
pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun
lembaga donor yang diberikan secara selektif terutama dalam
bentuk pembinaan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan,
informasi bisnis, tekhnologi dan permodalan usaha. Dengan
melakukan berbagai upaya terpadu ini diharapkan dapat
mempercepat proses pengembangan masyarakat dalam
pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi
pengangguran.
Pemberdayaan masyarakat harus pula selaras dengan
perkembangan pelaksanaan otonomi daerah, sehingga yang
terjadi adalah betul-betul kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
pembangunan masyarakat, yang pada akhirnya menunjang
keberhasilan pembangunan daerah di semua sektor termasuk
bidang ekonomi. Oleh karena itu, pola pengembangan
masyarakat
haruslah
diprogramkan
berdasarkan
kondisi
geografis, demografis dan potensi daerah karena akan
memanfaatkan sumber daya lokal dan mampu merangsang
pertumbuhan usaha lokal serta optimalisasi pemanfaatan lahan.
Untuk
Kabupaten
Aceh
Tengah,
potensi
daerah
berdasarkan kondisi geografis dan demografis terdiri atas
beberapa sector; diantaranya Sektor Perkebunan, Sektor
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sektor Peternakan,
Sektor Perikanan, Sektor Kehutanan, Sektor Pertambangan dan
Energi, Sektor Industri dan Sektor Pariwisata. (Potensinya dapat
dilihat pada Profil Kabupaten Aceh Tengah).
Dari berbagai sektor-sektor tersebut, yang paling
memungkinkan untuk dijadikan prioritas utama kegiatan
pemberdayaan masyarakat adalah :

I.
PEMBERDAYAAN
EKONOMI

MASYARAKAT

DIBIDANG

A. Sektor Perkebunan
Kegiatan :
1. Pembinaan dan Bantuan Modal Pembuatan Pembibitan
Benih Kopi dan Cokelat
2. Bantuan Pembuatan demplot serta pelatihan pembuatan
pupuk organik sederhana
B. Sektor Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kegiatan :
1. Pembinaan dan Perkuatan Modal Pembudidayaan Tanaman
Stroberri melalui pemanfaatan pekarang rumah;
2. Program Kemitraan Pemasaran Nenas Gayo
3. Program Kelembagaan Kemitraan Agribisnis pada Komoditas
Sayuran
C. Sektor Peternakan
Kegiatan :
1. Pembinaan dan Perkuatan Modal Pembudidayaan Telur
Burung Puyuh
2. Pembinaan dan Bantuan Modal usaha pembuatan dendeng
sapi/ kerbau
3. Budidaya Peternakan Lebah Madu

D. Sektor Perikanan
Kegiatan :
1. Pembuatan Demplot serta Pelatihan Pembenihan Ikan Mujair
2. Pembinaan dan Bantuan Modal Pembuatan/ Pembudidayaan
benih ikan mujair
3. Pembinaan dan Bantuan Modal pembudidayaan belut
4. Pembinaan dan Bantuan Modal pembudidayaan ikan lele
5. Pendampingan dan Bantuan Sarana Penangkapan Ikan bagi
Nelayan Perikanan Tangkap
E. Sektor Industri
Kegiatan :
1. Pelatihan pembuatan wafer/dodol/permen yang berbahan
baku tebu, kopi dan cokelat.
2. Pembinaan, Pendampingan dan Bantuan Modal Pembuatan
wafer/dodol/permen yang berbahan baku tebu, kopi dan
cokelat.
3. Pelatihan mendesain motif kerawang gayo dengan cara
membatik atau menyablon

F. Sektor Pariwisata
Kegiatan :
1. Pemberian pinjaman bantuan modal untuk pedagang kaki
lima musiman pada event pesta rakyat seperti pacuan kuda
tradisional di Lapangan Pacuan Kuda dan Objek Wisata
Pantai Menye
2. Menciptakan lokasi/ membantu permodalan bagi usaha
penjualan jagung bakar pada beberapa tempat dipinggiran
danau laut tawar guna meningkatkan destinasi wisata

II. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIBIDANG


SOSIAL

A. Pendidikan dan SDM


1. Pengadaan pelatihan keterampilan/ seni bagi masyarakat
kurang mampu dan cacat fisik
2. Peningkatan minat baca melalui bimbingan dan pelatihan
jurnalistik dan pemanfaatan media lokal bagi Siswa SLTA dan
Pasantren
B. Keagamaan
1. Fasilitasi dan bantuan modal pembentukan Baitul Maal wat
Tamwil (BMT) Bagi Pasantren Salafiah
2. Pembinaan Keagamaan kelompok pengajian masyarakat
desa terpencil
3. Bantuan kesejahteraan guru TPA di desa
C. Sosial Kemasyarakatan
1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi pada desa
terpencil

YAYASAN HAJI SABIH GOENADJAJA


DIKOESOEMAH

YAYASAN HSGD
WILAYAH KERJA KABUPATEN ACEH
TENGAH
Koordinator Provinsi Aceh
DR. AMRI, SE. M.Si
0811 6803 178
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kabupaten Aceh Jaya


Kabupaten Aceh Besar
Kota Banda Aceh
Kabupaten Pidie Jaya
Kabupaten Pidie
Kabupaten Bireuen
Kabupaten Aceh Tengah

8. Kabupaten Bener Meriah


9. Kota Lhokseumawe
10.Kabupaten Aceh Utara
11.Kabupaten Aceh Timur
12.Kota Langsa
13.Kabupaten Aceh Tamiang
14.Kabupaten Aceh Tenggara

Ketua/ Koordinator Kabupaten Aceh Tengah


IWAN MARDI. HM, SE., MM
0811 67 5454

Sekretaris
ASPRIONO

Bendahara
SUPARMANTO. S

Ketua Bidang Pendidikan dan Kesra


JUFRIANTO
0852 7666 4098

Ketua BIdang Kemitraan


ACHYARUNA, SE
0853 6108 7220

Anda mungkin juga menyukai