Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL RANGKAIAN ELEKTRINIKA

(DIODA, LASER, DAN SPEKTRUM CAHAYA)

OLEH
RIZZA ADE FRATAMA
NIM :1241170002

POLITEKNIK NEGERI MALANG

DIODA
Dioda berasal dari kata DI = dua dan ODA = elektroda atau dua elektroda, dimana
elektroda-elektrodanya tersebut adalah ANODA yang berpolaritas positif dan KATHODA yang
berpolaritas negatif.

Simbol Dioda :

Simbol Dioda

Bentuk Fisik Dioda :

Bentuk Fisik Dioda

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi Cahaya
(LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.

Jenis Dioda
1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau mengubah
arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya
2. DIODA ZENER
Dioda Zener adalah diode yang memiliki karakteristik menyalurkan arus listrik mengalir
ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas "tegangan tembus"
(breakdown voltage) atau "tegangan Zener". Ini berlainan dari diode biasa yang hanya
menyalurkan arus listrik ke satu arah.

Simbol Dan Bentuk Fisik Dioda Zener


Dioda yang biasa tidak akan mengalirkan arus listrik untuk mengalir secara berlawanan jika
dicatu-balik (reverse-biased) di bawah tegangan rusaknya. Jika melampaui batas tegangan
operasional, diode biasa akan menjadi rusak karena kelebihan arus listrik yang menyebabkan
panas. Namun proses ini adalah reversibel jika dilakukan dalam batas kemampuan. Dalam kasus
pencatuan-maju (sesuai dengan arah gambar panah), diode ini akan memberikan tegangan jatuh
(drop voltage) sekitar 0.6 Volt yang biasa untuk diode silikon. Tegangan jatuh ini tergantung dari
jenis diode yang dipakai.
Sebuah diode Zener memiliki sifat yang hampir sama dengan diode biasa, kecuali bahwa
alat ini sengaja dibuat dengan tegangan tembus yang jauh dikurangi, disebut tegangan Zener.
Sebuah

diode

Zener

memiliki

p-n

junction

yang

memiliki

doping

berat,

yang

memungkinkan elektron untuk tembus (tunnel) dari pita valensi material tipe-p ke dalam pita
konduksi material tipe-n. Sebuah diode Zener yang dicatu-balik akan menunjukan perilaku
tegangan tembus yang terkontrol dan akan melewatkan arus listrik untuk menjaga tegangan jatuh
supaya tetap pada tegangan Zener. Sebagai contoh, sebuah diode Zener 3.2 Volt akan
menunjukan tegangan jatuh pada 3.2 Volt jika diberi catu-balik. Namun, karena arusnya
terbatasi, sehingga diode Zener biasanya digunakan untuk membangkitkan tegangan referensi,
untuk menstabilisasi tegangan aplikasi-aplikasi arus kecil, untuk melewatkan arus besar
diperlukan rangkaian pendukung IC atau beberapa transistor sebagai output.
Tegangan tembusnya dapat dikontrol secara tepat dalam proses doping. Toleransi dalam 0.05%
bisa dicapai walaupun toleransi yang paling biasa adalah 5% dan 10%. Efek ini ditemukan oleh
seorang fisikawan Amerika, Clarence Melvin Zener.
Mekanisme lainnya yang menghasilkan efek yang sama adalah efek avalanche, seperti di
dalam diode avalanche. Kedua tipe diode ini sebenarnya dibentuk melalui proses yang sama dan
kedua efek sebenarnya terjadi di kedua tipe diode ini. Dalam diode silikon, sampai dengan 5.6

Volt, efek Zener adalah efek utama dan efek ini menunjukan koefisiensi temperatur yang negatif.
Di atas 5.6 Volt, efek avalanche menjadi efek utama dan juga menunjukan sifat koefisien
temperatur positif.
Dalam diode Zener 5.6 Volt, kedua efek tersebut muncul bersamaan dan kedua koefisien
temperatur membatalkan satu sama lainnya. Sehingga, diode 5.6 Volt menjadi pilihan utama di
aplikasi temperatur yang sensitif.
Teknik-teknik manufaktur yang modern telah memungkinkan untuk membuat diode-diode yang
memiliki tegangan jauh lebih rendah dari 5.6 Volt dengan koefisien temperatur yang sangat kecil.
Namun dengan munculnya pemakai tegangan tinggi, koefisien temperatur muncul dengan
singkat pula. Sebuah diode untuk 75 Volt memiliki koefisien panas yang 10 kali lipatnya
koefisien sebuah diode 12 Volt.
Semua diode di pasaran dijual dengan tanda tulisan atau kode voltase operasinya ditulis
dipermukaan kristal diode , biasanya dijual dinamakan diode Zener.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga Optoelectronic. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti
dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator, - Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu
jarak tertentu, - Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan
ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya
infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna
TABEL WARNA LED DAN TEGANGANNYA
Warna

Tegangan Maju

Merah

1.8 volt

Orange

2.0 volt

Kuning

2.1 volt

Hijau

2.2 volt

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan dengan
sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan
elektrodanya.\

4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)


Secara umum dioda-cahaya ini mirip dengan PN-Junction, perbedaannya terletak pada
persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk padanya.

Gambar Foto Dioda


Dioda cahaya ini bekerja pada
bocor saja yang melewatinya. Dalam

daerah reverse, jadi hanya arus


keadaan

gelap,

arus

yang

mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan
silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat
mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai
resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor
dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak
diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi, maka
cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam
bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya
(Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika
disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai
sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

5. DIODA VARACTOR
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas
yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip dioda
Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat
kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya

semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat penerima
radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).

Gambar

bentuk

fisik dan

symbol

diode

varactor

Fungsi Dioda :
1.

Penyearah, contoh : dioda bridge

2.

Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener

3.

Pengaman /sekering

4.

Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal yang ada di
atas atau di bawah level tegangan tertentu.

5.

Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada suatu sinyal
ac

6.

Pengganda tegangan.

7.

Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode)

8.

Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier

9.

Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo

10.

Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor

Laser
Laser (singkatan dari

bahasa Inggris: Light Amplification by Stimulated Emission

of Radiation) merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik,


biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat lihat dengan mata normal,
melalui

proses pancaran

terstimulasi.

Pancaran

laser

biasanya

tunggal,

memancarkan foton dalam pancaran koheren. Laser juga dapat dikatakan efek dari mekanika
kuantum.
Dalam teknologi laser, cahaya yang koheren menunjukkan suatu sumber cahaya yang
memancarkan panjang gelombang yang diidentifikasi dari frekuensi yang sama, beda fase yang
konstan[1] dan polarisasinya. Selanjutnya untuk menghasilkan sebuah cahayayang koheren dari
medium lasing adalah dengan mengontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Keluaran yang
berkelanjutan dari laser dengan amplituda-konstan (dikenal sebagai CW atau gelombang
berkelanjutan), atau detak, adalah dengan menggunakan teknik Q-switching, modelocking,
atau gain-switching.
Dalam operasi detak, dimana sejumlah daya puncak yang lebih tinggi dapat dicapai. Sebuah
medium laser juga dapat berfungsi sebagaipenguat optik ketika di-seed dengan cahaya dari
sumber lainnya. Sinyal yang diperkuat dapat menjadi sangat mirip dengan sinyal input dalam
istilah panjang gelombang, fase, dan polarisasi; Ini tentunya penting dalam telekomunikasi serat
optik.
Sumber cahaya umum, seperti bola lampu incandescent, memancarkan foton hampir ke seluruh
arah, biasanya melewati spektrum elektromagnetik dari panjang gelombang yang luas. Sifat
koheren sulit ditemui pada sumber cahaya atau incoherens; dimana terjadi beda fase yang tidak
tetap antara foton yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Secara kontras, laser biasanya
memancarkan foton dalam cahaya yang sempit, terpolarisasi, sinar koheren mendekati
monokromatik, terdiri dari panjang gelombang tunggal atau satu warna.

Beberapa jenis laser, seperti laser dye dan laser vibronik benda-padat (vibronic solid-state lasers)
dapat memproduksi cahaya lewat jangka lebar gelombang; properti ini membuat mereka cocok
untuk
cahaya,
Banyak

penciptaan

detak

dalam

jangka

singkat sangat pendek dari


femtodetik

(10-15 detik).

teori mekanika

kuantum dan termodinamik

a dapat digunakan kepada aksi

laser, meskipun nyatanya

banyak jenis laser ditemukan

dengan cara trial and error.

Sinar laser di atas kabut udara dan di kaca mobil

Simbol laser untuk peringatan/pemberitahuan


Sejak diperkenalkannya laser pada tahun 1960, sebagai sebuah penyelesaian suatu masalah[2],
maka dalam perkembangan berikutnya laser telah digunakan secara meluas, dalam bermacammacam aplikasi modern, termasuk dalam bidang optik, elektronik, optoelektronik, teknologi
informasi,sains, kedokteran, industri, dan militer. Secara umum, laser dianggap suatu pencapaian
teknologi yang paling berpengaruh dalam abad ke-20.
Umumnya laser beroperasi dalam spektrum tampak pada frekuensi sekitar 1014 Hertz-15 Hertz
atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro. Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser
masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat
rendah.

Sinar

laser

yang

dihasilkan belum terpancar

lurus. Pada kondisi cahaya

sangat

pancarannya gampang meliuk-

liuk mengikuti kepadatan

atmosfer. Waktu itu, sebuah

pancaran laser dalam jarak

1 km, bisa tiba di tujuan akhir

pada banyak titik dengan

simpangan

hitungan meter.

jarak

hingga

cerah

pun,

Peragaan peralatan Laser Helium-Neon di Laboratorium Kastler-Brossel dariUniversitas Pierre


and Marie Curie.
Beberapa kelebihan laser diantaranya adalah kekuatan daya keluarannya yang amat tinggi sangat
diminati untuk beberapa applikasinya. Namun demikian laser dengan daya yang rendah
sekalipun (beberapa miliwatt) yang digunakan dalam pemancaran, masih dapat membahayakan
penglihatan manusia, karena pancaran cahaya laser dapat mengakibatkan mata seseorang yang
terkena mengalami kebutaan dalam sesaat atau tetap.

Daftar Kekuatan Laser Dan Kegunaan Laser

Kekuatan

Kegunaan / Fungsinya

1-5 mW

Laser Penunjuk

5 mW

Perangkat CD-ROM

510 mW

DVD Player Atau Perangkat DVD-ROM

100 mW

Kecepatan Tinggi Pembakaran Citra CD-RW

250 mW

Pemakai Pembakaran DVD-R 16x

Membakar Kotak Perhiasan Dengan Diska Didalamnya Selama 4 Detik[3]


400 mW
Percetakan DVD Piringan Ganda 24x[4]

1W

Laser Hijau Digunakan Didalam Piringan Holographic Versatile Disc (HVD)

120 W

Tidak Dijual Umum, Tetapi Ada Dan Digunakan Untuk Mesin Kecil

30100 W

Pembedahan CO2

1003000
W

5 kW

Pembedahan CO2 Dan Laser Ini Digunakan Untuk Pemotongan Di Pabrik

Daya Pengeluarannya Mencapai 1 Cm/Bar

100 kW

Digunakan Dalam Bidang Persenjataan Dan Didistribusikan Oleh Northrop


Grumman

Spektrum
Spektrum merupakan penamaan untuk warna cahaya berdasarkan urutan-urutan tertentu,
spectrum cahaya didasarkan pada frekuensi dan panjang gelombang cahaya.

Pengamatan tentang spectrum cahaya pertama kali dilakukan oleh Sir Isaac Newton
(1642-1727) dengan cara melewatkan cahaya matahari melalui lubang kecil, kemudian pada
pada arah rambat berkas cahaya diletakkan sebuah prisma segitiga. Setelah diamati ternyata
dinding di belakang prisma tampak bayangan pita warna-warna cahaya seperti pada pelangi. Dari
eksperimen ini Newton menyimpulkan bahwa cahaya putih merupakan gabungan dari warna-

warna cahaya yang saling tumpang tindih. Eksperimen yang dilakukan oleh Newton tersebut
menjadi dasar bagi diciptakannya suatu alat bernama spektroskop. Melalui spektroskop ini
Joseph von Fraunhofer (1787-1826) mengamati beberapa objek panas bersinar dan mandapati
beberapa garis spectrum tertentu yang ada pada spectrum cahaya matahari tidak terdapat pada
sumber panas lain selain cahaya matahari. Percobaan yang serupa dilakukan oleh Gustav Robert
Kirchhof (1824-1887) dan Robert Wilhem Bunsen (1811-1899) pada cahaya yang dipancarkan
nayala api yang ke dalamnya dimasukkan senyawa berbagai logam. Dari percobaan ini mereka
menemukan bahwa setiap unsur logam menghasilkan garis spectrum warna tertentu sebagai cirri
khas dari setiap logam. Garis-garis spectrum yang merupakan cirri khas dari setiap unsur ini
tersusun dalam deretan yang makin lama makin mengumpul rapat pada daerah panjang
gelombang pendek, daerah ungu.
Dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan, memunculkan fakta bahwa susunan
spectrum garis cahaya yang berwarna-warni ini mengesankan bahwa frekuensi cahaya masingmasing garis spectrum berhubungan langsung dengan frekuensi. Selanjutnya pengamatan pada
gas hydrogen menghasilkan empat garis spectrum dalam daerah cahaya tampak. Garis-garis
spectrum ini membentuk suatu deretan yang berturut-turut diberi nama H, H, H, dan H
dengan masing-masing memiliki panjang gelombang tertentu. Dari data penjang gelombang ini
Johann Jakob Balmer (1825-1898) menyusun persamaan sederhana;

Dengan n adalah bilangan bulat 3, 4, 5, dan 6. untuk n=3 diperoleh , untuk n=4; ,
n=5;, dan n=6; . Dan L = 3645,6 x 10-10. kemudian pada tahun 1900 Johannes Rydberg
(1854-1919) merumuskan persamaan yang lebih sederhana;

Dimana m = 1, 2, 3, 4,.., dan seterusnya. Bilangan bulat n harus lebih besar daripada
m, sedangkan R = 4/L selanjutnya dinyatakan sebagai konstanta Rydberg. Untuk m = 2, dengan n

= 3, 4, 5, 6 dinyatakan sebagai spectrum Balmer yang merupakan spectrum cahaya tampak.


Untuk m = 1, dengan n = 2, 3, dan seterusnya dinamakan deret Lyman yang berada pada daerah
Ultraviolet. Dan untuk m = 3, dengan n = 4, 5 dan seterusnya dinamakan deret Paschen yang
berada pada daerah inframerah.
Selanjutnya Lorentz menemukan bahwa pancaran cahaya oleh suatu unsur zat bersumber
dari getaran electron di dalam atom unsur pemancarnya. Begitu pula dengan benda yang
dipanaskan akan meradiasikan cahaya (energi elektromagnetik) karena partikel (electron)
bermuatan bergetar dalam benda. Cara radiasi benda panas yang bergantung pada suhunya
dikenal sebagai hubungan benda hitam (Black-Body Relationship). Joseph Stefan dan Ludwig
Boltzman mengemukakan: Energi radiasi elektromagnetik total per detik yang dipancarkan
benda hitam adalah berbanding lurus dengan pangkat empat suhu mutlaknya.
Ditemukannya teori kuantum radiasi oleh planck, kenyataan bahwa cahaya sebagai
pertikel oleh Einstein, dan ditemukannya model atom Bohr yang berupa miniatur alam semesta
merubah cara pandang dan berpikir dari yang semula menggunakan teori elektromagnetik
Maxwell-Lorentz menjadi konsep teori kuantum. Bohr mengemukakan bahwa: (1) Terdapat orbit
electron yang stabil tertentu pada electron. Dimana di sana electron samasekali tidak
memancarkan radiasi elektromagnetik. (2) bila electron berpindah dari satu orbit stabil dengan
enrgi E1 ke orbit stabil lain dengan energi E2 yang berjari-jari lebih kecil, maka electron tersebut
akan memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi f berbanding lurus dengan
selisih energi kedua orbit

Dengan demikian diketahui bagaimana sebenarnya asal mula pembentukan spectrum


cahaya yang dipancarkan berbagai unsur.

Anda mungkin juga menyukai