Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MASA MANFAAT
Pada umumnya masa manfaat aset tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun
sejak tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang menyakinkan bahwa masa
manfaat suatu aset tidak berwujud melebih 20 tahun. Faktor yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan masa manfaat suatu aset tidak berwujud, antara lain:
1. Perkiraan pemakaian aset oleh perusahaan dan efisiensi pengelolaannya oleh tim
manajemen lain;
2. Siklus hidup produk yang lazin bagi aset tersebut dan informasi yang beredar
mengenai estimasi masa manfaat aset sejenis yang digunakan dengan cara yang
sama;
3. Keusangan teknis, teknologi, atau jenis-jenis keusangan lainnya;
4. Stabilitas industri tempat aset tersebut beroperasi dan perubahan-perubahan
dalam permintaan pasar atas produk dan jasa yang dihasilkan oleh aset tersebut;
5. Perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing;
6. Tingkat/jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan manfaat ekonomu masa depan dari aset dan kemampuan serta
maksud perusahaan untuk mencapai tingkat tersebut;
7. Periode pengendalian aset dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang
dikenakan atas penggunaan aset tersebut, seperti tanggal berakhirnya sewa guna
usaha yang terkait; dan
8. Ketergantungan masa manfaat aset tersebut atas masa manfaat aset lainnya dari
perusahaan.
NILAI SISA
Nilai sisa suatu aset tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol,
kecuali:
1. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa
manfaatnya, atau
2. Ada pasar aktif bagi aset tersebut dan:
3. Nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di
pasar tersebut; dan
4. Terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa yang aktif tersebut akan tetap
ada pada akhir masa manfaat aset.
suatu
aset
tidak
berwujud selama masa manfaatnya. Harga perolehan aset tidak berwujud dibebankan
secara periodik ke dalam perhitungan laba rugi perusahaan. pembebanan harga perolehan
aset ini disebut amortisasi. Jumlah yang dapat diamortisasi dari suatu aset tidak berwujud
harus dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya.
Aset tidak berwujud umumnya diamortisasi menggunakan metode garis lurus.
Ketika aset tidak berwujud diamortisasi, beban harus ditunjukkan sebagai beban dan
kredit dilakukan ke akun akumulasi secara terpisah. Jurnal yang harus dibuat adalah:
Beban Amortisasi
Akumulasi Amortisasi
Xxxxx
Xxxxx
1. Aset tidak berwujud dalam bentuk berbagai hak yang menyertai berbagai produk
intelektual dam pemanfaatan fasilitas pihak lain, baik yang diperoleh dari proses
internal maupun yang diperoleh dengan cara membeli atau proses pertukaran.
a. Hak cipta (Copyright)
Adalah hak yang diberikan kepada pengarang, pencipta, aransemen untuk
menerbitkan, menjual atau mengawasi karyanya. Hak cipta dapat dijual
untuk diberikan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian-perjanjian yang
telah disepakati.
Harga perolehan hak cipta mencakup keseluruhan pengeluaran mulai saat
penyusunan atau penelitian sampai pengurusan ijin hak cipta hingga
sertifikat hak cipta diterima. Harga perolehan hak cipta diamortisasi
sepanjang masa manfaatnya.
b. Hak paten
Adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan hal baru
untuk memproduksi, menjual atau mengawasi penemuannya dalam
jangka waktu tertentu. hak paten bisa digunakan sendiri oleh penemunya
atau diserahkan kepada pihak lain berdasarkan kesepakatan.
Harga perolehan hak paten adalah mencakup keseluruhan pengeluaran
yang meliputi biaya penelitian, biaya pengembangan, pembuatan gambar
dan model, biaya percobaan-percobaan, dan lain-lain termasuk biaya
pengurusan hak paten hingga sertifikat hak paten diterima.
Contoh soal:
Harcott Co. mengeluarkan biaya hukum sebesar $200.000 pada tanggal 1 Januari
2009 untuk mempertahankan paten. Paten itu memiliki masa manfaat 20tahun dan
diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Jurnal untuk mencatat biaya hukum dan
amortisasi setiap akhir tahun, yaitu:
Tanggal
Hak Paten
1 Januari 2009
Tanggal
$200.000
Kas
31 Desember 2009
$200.000
$10.000
$10.000
Kas
Tanggal
Xxxxx
Xxxxx
31 Desember 20xx
Xxxxx
Xxxxx
d. Hak franchaise
Adalah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu yang dimiliki
oleh suatu pihak (franchisor) kepada pihak lain sebagai pengguna
fasilitas (franchisee). Franchisee hanya berhak untuk menggunakan hak
franchaise untuk kepentingannya sesuai dengan perjanjian yang
disepakati, tidak mempunyai hak untuk menjual atau mengalihkan hak
franchaise kepada pihak lain. Bagi franchisor harga perolehan hak
franchaise adalah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mengurus ijin hak
franchaise hingga sertifikat franchaise diterima. Sedangkan harga
perolehan hak frainchisee adalah sebesar harga yang dibayarkan kepada
franchisor.
f.
Hak eksklusif
Adalah hak khusus yang diberikan oleh negara untuk mengelola fasilitas
publik atau sumber daya alam yang dimiliki negara. Harga perolehan hak
eksklusif meliputi biaya survei, biaya riset, biaya pemetaan, biaya
eksplorasi, biaya pengadaan/pembangunan berbagai fasilitas, biaya
perijinan dan biaya-biaya lain terkait dengan uapaya perolehan hak
tersebut hingga hak eksklusif tersebut dinyatakan siap untuk memberikan
dalam
menentukan
periode yang
tepat
untuk
$10.500
$7.500
$18.000
Nilai wajar sebesar $12.000 adalah basis baru untuk aset tidak berwujud.
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat untuk mengakui suatu perbaikan pada
nilai aset yang terjadi berikutnya. Amortisasi pada tahun-tahun
berikutnya akan didasarkan pada nilai buku yang baru, yaitu $12.000
adan perkiraan masa manfaat yang tersisa, yaitu tiga tahun. Dalam
catatan atas laporan keuangan untyk tahun 2010, Alfa Company wajib
mengungkapkan jumlah beban amortisasi yang diharapkan untuk diakui
pada semua aset tidak berwujudnya setiap tahun selama lima tahun
kedepan.
diterima. Maka tidak ada batas akhir dari masa manfaat suatu lisensi
penyiaran.
Ilustrasi:
Apple Company memiliki suatu lisensi penyiaran yang tidak memiliki batas akhir masa
manfaat yang dapat diketahui. Lisensi penyiaran ini dicatat pada harga perolehan awalnya
sebesar $60.000. Di masa lalu, lisensi penyiaran diperkirakan akan menghasilkan arus kas
sebesar $7.000 per tahun. Data Apple Company menyatakan walaupun masa manfaat dari
lisensi tersebut tetap tidak pasti, arus kas masa depan yang mungkin akan turun menjadi
$2.000 per tahun (dengan kemungkinan 70%) atau menjadi $4.000 per tahun (dengan
kemungkinan 30%). Tingkat bunga risiko yang digunakan dalam penghitungan nilai
sekarang dengan pembobotan adalah 5%. Perkiraan nilai wajar dari aset tidak berwujud
dihitung sebagai berikut:
Nilai Sekarang
Present Value *
dengan
Pembobotan
kinan
Kemungkinan
Skenario 1
$40.000
70%
$28.000
Skenario 2
$8.000
30%
$42.000
$52.000
Perkiraan nilai wajar dari lisensi penyiaran kurang dari nilai bukunya ($52.000 <
$60.000), nilai aset tidak berwujud menjadi berkurang. Kerugian penurunan nilai diakui
yang jurnalnya:
Kerugian penurunan nilai
Lisensi Penyiaran
($60.000 - $52.000)
8.000
8.000
Aset tidak berwujud merupakan proporsi yang sedang meningkat dalam aset dari
banyak (jika tidak sebagian besar) perusahaan. secara teoritis, penetapan biaya yang dapat
diidentifikasikan dengan aset tidak berwujud harus diakui secara terpisah dalam laporan
keuangan.
FASB mengeluarkan Statement No. 141 dan Statement No. 142 adalah upaya
meningkatkan usaha perusahaan untuk mengidentifikasikan aset tidak berwujud dengan
karateristik ekonomi berbeda dan memperbaiki perincian laporan keuangan yang
disediakan untuk aset tidak berwujud. Beberapa macam aset tidak berwujud dan proses
pengakuannya, adalah sebagai berikut:
1. Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Sendiri
Satu hal yang tidak dijelaskan oleh FASB dalam Statement No. 141 dan
Statement No. 142 adalah meminta perusahaan mengidentifikasikan dan menilai
aset tidak berwujud yang dihasilkan sendiri atau dibuat oleh perusahaan. dalam
banyak kasus, aset tidak berwujud adalah aset yang bernilai yang dimiliki
perusahaan. Contohnya adalah hak merk dagang yaitu merk The Coca-cola
Company.
Selama bertahun-tahun perusahaan tersebut berhasil memasarkan produknya ke
berbagai belahan dunia sehingga memiliki nilai merk dagang yang tinggi. Jika
suatu saat nanti perusahaan tersebut akan dibeli oleh perusahaan lain maka
pencatatan transaksi yang penting dalah pengalokasian total harga beli pada
berbagai aset ekonomi yang diakuisisi, termasuk aset tidak berwujud yang
sebelumnya tidak dicatat.
2. Aset Tidak Berwujud Diperoleh Melalui Pembelian secara Paket
Ilustrasi:
Alfa Company mungkin membayar $700.000 untuk membeli hak paten berikut
pabrik yang berfungsi dan peralatan khusus untuk memproduksi produk yang
dipatenkan. Informasi yang cukup membantu akan hilang apabila keseluruhan
harga beli sebesar $700.000 hanya dicatat sebagai suatu aset. Oleh karena itu,
pembelian secara paket tersebut meliputi aset tidak berwujud, total harga beli
sebesar $700.000 dialokasikan pada seluruh aset berwujud dan tidak berwujud
menurut nilai wajarnya. Berikut adalah nilai wajar masing-masing aset:
Hak Paten
$200.000
Pabrik
$450.000
Peralatan
$100.000
Perolehan
Ditetapkan
untuk
Wajar
Perkiraan Relatif
Masing-masing Aset
Hak Paten
$200.000
$ 186.667
Pabrik
$450.000
$ 420.000
$ 93.
Peralatan
$100.000
333
$750.000
$ 700.000
Berdasarkan APB Opini No.16 yaitu FASB Statement No. 141, paragraph 39
mendifinisikan bahwa Aset tidak berwujud harus diakui sebagai aset yang
terpidah dari goodwill jika aset itu berasal dari hak kontraktual atau hak hukum.
Jika aset tidak berwujud bukan berasal dari hak kontraktual atau hak hukum
lainyya, maka harus diakui sebagai aset yang terpisah darigoodwill hanya jika
dapat dipisahkan yaitu aset tersebut dapat dipisahkan atau dibagi dari entitas yang
diakuisisi dan dijual, ditransfer, disewakan, atau ditukar.
sebuah
kombinasi
bisnis
diakui
sebagai
aset
yang
menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain
yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak
didefinisikan
secara
metode
ini
diamortisasi dan mengakibatkan penurunan laba yang dilaporkan pada tahun berikutnya.
Menurut FASB Statement No. 142, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk tujuan
pelaporan keuangan.
1. Goodwill yang diciptakan secara internal
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi dalam akun,
karena pengukuran komponen goodwill terlalu kompleks dan menghubungkan
setiap biaya dengan manfaat masa depan yang sulit. Goodwill bida saja muncul
tanpa biaya khusus untuk mengembangkannya.
2. Goodwill yang dibeli
Goodwill hanya
dicatat
jika
keseluruhan
perusahaan
dibeli,
karena goodwill merupakan suatu penilaian going concern dan tidak dapat
dipisahkan dari perusahaan secara keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai
pasar wajar dari aset berwujud bersih dan aset tidak berwujud yang dapat
diidentifikasi dibandingkan dengan harga beli perusahaan yang diperoleh.
Tiga pendekatan dasar yang disarakan untuk mengamortisasi goodwill, yaitu:
1. Membebankan goodwill dengan segera ke ekuitas
Perlakuan akuntansi goodwill yang dibeli dan goodwill yang dihasilkan
secara internal harus dikonsisten. Goodwill yang dihasilkan secara internal
langsung dibebankan dan tidak tampak sebagai suatu aset: perlakuan yang
sama juga harus diberikan untuk goodwill yang dibeli.
2. Mempertahankan goodwill untuk jangka waktu tidak terbatas kecuali terjadi
penurunan nilai
Goodwill dapat memiliki umur yang tidak terbatas dan harus dipertahankan
sebagai aset hingga terjadi penurunan nilai.
3. Mengamortisasi goodwill selama masa manfaat
Nilai goodwill pada akhirnya akan menghilang dan sudah sewajarnya jika
aset tersebut dibebankan sebagai beban selama periode yang dipengaruhi.
Prosedur ini menyediakan penandingan biaya dan pendapatan yang lebih
baik.
Ilustrasi: Laba bersih Alfa Company adalah sebagai berikut:
2004
Rp 6.000.000
2005
Rp 5.000.000
2006
Rp 4.500.000
2007
Rp 2.000.000
2008
Rp 3.000.000
2009
Rp 4.000.000
Jumlah
Rp 24.500.000
= Rp 4.500.000
= Rp 45.000.000
: Rp50.000.000 Rp 5.000.000
Goodwill
= Rp 49.500.000
: 10% x Rp 45.500.000
Taksiran penghasilan
= Rp 4.500.000
=Rp 5.000.000
Goodwill
= Rp 1.000.000
: Rp 50.000.000 Rp 4.500.000
Nilai goodwill
= Rp 45.500.000
: Rp 1.000.000 x 100 / 20
= Rp 5.000.000
= Rp 50.500.000
Nilai Wajar
Kas
$ 50
Piutang Bersih
150
140
Persediaan
200
250
Tanah
50
100
Bangunan-bersih
300
500
Peralatan-bersih
250
350
Paten
50
$ 1.000
$ 1.440
$ 60
$ 60
Aset
Total Aset
50
Liabilitas
Utang Usaha
Wesel Bayar
150
135
Kewajiban Lain
40
45
Total Liabilitas
$ 250
$ 240
Aset Bersih
$750
$1.200
50
Piutang Bersih
140
Persediaan
250
Tanah
100
Bangunan
500
Peralatan
350
Paten
50
Goodwill
200
Utang Usaha
60
Wesel Bayar
135
Kewajiban lain
45
1.400
Untuk membebankan biaya Dolphin Corporation ke aset yang dapat identifikasi yang
diperoleh dan kewajiban yang ditanggung atas dasar nilai wajarnya dan ke goodwill.
Jumlah yang dibebankan ke aset dan liabilitas didasarkan pada nilai wajar,
kecualigoodwill. Goodwill ditentukan dengan mengurangkan nilai wajar aset bersih yang
dapat diidentifikasi yang diperoleh sebesar $1.200.000 dari harga beli aset bersih Dolphin
Corporation sebesar $1.400.000.
Pengakuan goodwill dipandang
sebagai
sesuatu
yang
harus
dihindari
sehubungan
dengan
akuisisi
dialokasikan pada suatu unit pelaporan. Jika nilai buku melebihi nilai wajar goodwill,
perusahaan harus mengakui kerugian penurunan nilai sebesar perbedaan atau selisih
tersebut.
FASB Statement No. 142 (paragraf 28) mengharuskan penetepan penurunan nilai
yang lebih sering jika setiap peristiwa berikut terjadi:
a. Perubahan signifikan yang tidak diinginkan dalam faktor hukum atau iklim
b.
c.
d.
e.
usaha;
Tindakan atau penilaian yang tidak diinginkan oleh regulator;
Persaingan yang tidak diantisipasi;
Kehilangan karyawan kunci;
Ekspektasi yang mungkin terjadi bahwa unit pelaporan atau bagian unit
f.
1. Hitunglah nilai wajar dari tiap unit pelaporan ke mana goodwill ditetapkan.
Caranya dilakukan dengan menggunakan nilai sekarang dari arus kas masa depan
yang diharapkan, laba, atau kelipatan pendapatan;
2. Jika nilai wajar dari unit pelaporan melebihi nilai buku bersih aset
(termasuk goodwill)
dan
liabilitas
dari
unit
pelaporan, goodwill diasumsikan tidak mengalami penurunan nilai dan tidak ada
kerugian penurunan nilai yang diakui;
3. Jika nilai wajar dari unit pelaporan kurang dari nilai buku bersih aset dan
liabilitas dari uni pelaporan, maka suatu nilai wajar goodwill yang baru akan
dihitung. Nilai goodwill tidak dapat langsung dihitung. Nilai goodwill selalu
merupakan suatu jumlah residu, yaitu jumlah dari nilai wajar suatu unit pelaporan
yang tersisa setelah diperhitungkan. Oleh karena itu, nilai wajar semua aset dan
liabilitas unit pelaporan diperkirakan, kemudian jumlah tersebut dibandingkan
dengan keseluruhan nilai wajar dari unit pelaporan dan jumlah goodwill yangh
dimaksud akan dihitung; dan
4. Jika jumlah goodwill yang dihitung kurag dari jumlah yang awalnya dicatat,
suatu kerugian dari penurunan nilai goodwill diakui sebesar selisih tersebut.
Ilustrasi:
Seed Company mengakuisisi Candle Company pada 1 Januari 2007. Sebagai bagian dari
akuisisi, goodwill diakui sebesar $1.000; goodwill ini ditetapkan untuk unit pelaporan
Seeds Manufacturing. Pada tahun 2007, laba dari unit pelaporan sebesar $3.300.
Perusahaan lain yang diperdagangkan secara terpisah dan operasi serupa dengan unit
pelaporan. Produksi memiliki nilai pasar kurang lebih sama dengan enam kali labanya.
Nilai buku dan nilai wajar aset per 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Nilai Buku
Nilai Wajar
$2.500
$ 3.000
Goodwill
2.000
Liabilitas
1.500
2.500
Prosedur 1
Dengan menggunakan kelipatan laba, nilai wajar dari unit pelaporan Produksi
diperkirakan sebesar $3.000 ($500 x 6). Perkiraan nilai wajar juga dapat dicari dengan
menggunakan perkiraan arus kas dan teknik nilai sekarang.
Prosedur 2
Nilai buku aset dan liabilitas dari unit pelaporan Produksi adalah:
Aset ($3.000 + $2.000) liabilitas ($1.500) = Rp 3.500
Karena perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan ($2800) kurang dari nilai buku unit
pelaporan ($3.500), penghitungan lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan jumlah
kerugian penurunan nilai goodwill jika penurunan nilai tersebut ada.
Prosedur 3
Dengan menggunakan perkiraan nilai wajar sebesar ($2.800) dari unit pelaporan
produksi, bersamaan dengan perkiraan nilai wajar dari aset dan kewajiban yang dapat
didefinisikan, nilai wajar goodwill dihitung sebagai berikut:
Perkiraan nilai wajar dari unit pelaporan produksi $2.800
Nilai wajar dari aset yang dapat diidentifikasikan
Nilai wajar liabilitas ($3.000 - $1.500) .
$2.500
Nilai wajar goodwill $ 500
Prosedur 4
Nilai wajar goodwill kurang dari jumlah goodwill yang tercata ($ 5.00 < $ 1.000).
jadi, goodwillmengalami penurunan. Jurnal yang dibuata adalah:
Kerugiaan penurunan nilai goodwill
1.500
Goodwill
1.500
($2.0000 - $500)
Jumlah total kerugian nialai goodwill dilaporkan sebagai suatu unsur yng tepidah dalam
laporan keuangan.
Ilustrasi:
Lerch Inc. memiliki hak paten bagaima mengestraksi minyak dari serpihak batu. Harga
minyak yang turun membuat teknologi serpihan minyak ini menjadi tidak
menguntungkan, dan hak paten hanya menyediakan sedikit laba hingga saat ini. Arus kas
bersih masa depan yang diharapkan dai hak paten ini adalah $30 juta. Hak paten Lerch
memiliki nilai tercatat $50 juta. Karen arus kas bersih yang diharapkan di masa depan
sebesar $30juta lebih kecil dari nilai tercatat sebesar $50 juta maka kerugian penurunan
nilai harus diukur. Dengan mendiskontokan arus kas bersih masa depan yang diharapkan
pada suku bunga pasarnya, Lerch menentukan nilai wajar hak patennya sebesar $15 juta.
Perhitungan keruguan penurunan nilai, adalah:
Nilai tercatat hak paten
$ 50.000.000
$ 35.000.000
35.000.000
35.000.000
$ 15.000.000
Setelah penurunan nilai diakui, nilai yang tercatat dikurangi dari hak paten merupakan
dasar biaya yang baru. Biaya hak paten baru harus diamortisasi selama masa manfaat atau
umur hukumnya.
Dari berbagai uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aset tidak berwujud
adalah aset nonmoneter yang keberadaannya sangat bernilai dan diperhitungkan oleh
perusahaan. Kini, kedudukan goodwill sangat istimewa karena goodwill harus dinilai dan
dicatat sebesar harga perolehannya baik goodwill yang diperoleh secar pertukaran,
membeli ataupun atas hasil akuisisi. Goodwill akan diamortisasi selama keberadaan masa
manfaatnya.
Salah satu jenis aset tidak berwujud yang banyak dilakukan perdebatan diantara
ahli-ahli akuntansi adalah goodwill. Karena keberadaanya sangat penting didalam suatu
perusahaan. Ketika suatu perusahaan melakukan penggabungan usaha, maka akan timbul
selisih dari harga pertukaran dengan di neraca perusahaan dengan nilai pasar, maka selisih
itulah yang diakui sebagai goodwill. Goodwill akan dialokasikan kepada aset tetap
lainnya jika terdapat selisih positif karena di lain pihak, goodwill juga harus dilakukan
penilaian penurunan kerugian jika memang terjadi kerugian dalam kejadian
mendapatkannya.