1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelompok F
Anggota:
Emilia Annisa
Rosalin Gloria Valentine
Indri Febriana Rosa
Istiqlaliatul Islamiyah
Ovi Triyulianti
Trisla Isliani
(1506801372)
(1506802091)
(1506801580)
(1506801624)
(1506801946)
(1506802311)
PENDAHULUAN
ialah kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta penyakit yang
mempengaruhi kesehatan mental kita, seperti depresi ke Alzheimer. Sedangkan
PM ialah penyakit yang dapat ditularkan dari orang ke orang atau dari spesies lain
ke manusia contohnya HIV/AIDS. Berdasarkan kedua jenis kelompok penyakit
tersebut, terdapat beberapa intervensi yang dapat dilakukan meliputi usaha untuk
menghambat penyebaran penyakit, untuk mencegah penyebaran penyakit mulai
dari mencuci tangan, imunisasi yang dirancang untuk melindungi individu, serta
skrining, dan pengobatan pencegahan yang dirancang untuk menyembuhkan
penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
Topik 1
PRINSIP KESEHATAN MASYARAKAT
masyarakat dapat dan memang berasal dari batas-batas negara luar dan
yang menanggapi isu-isu kesehatan masyarakat sekarang memerlukan
perhatian risiko kesehatan lintas batas, termasuk akses ke produk
berbahaya dan perubahan lingkungan.
hal ini karena dalam penyampaikan promosi dalam bidang kesehatan perlu
suatu media agar penyampaian informasi menjadi efektif dan menyeluruh.
Sedangkan menurut Notoatmodjo S (2012). Kesehatan masyarakat memiliki
fungsi :
a. Utama yaitu untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Pencegahan terhadap
penyakit merupakan salah satu upaya agar penyakit tidak menyerang
dirinya maupun menular kepada orang lain, pencegahan juga merupakan
hal yang lebih baik dilakukan dibanding dengan melakukan upaya setelah
terjadinya penyakit. Hal tersebut dikarenakan, apabila seseorang telah
mengalami sakit, pasti terdapat dampak yang negatif dari penyakit tersebut
baik dampak kecil ataupun dampak besar. Contohnya ialah terganggunya
aktifitas ataupun kematian. Sehingga tim kesehatan memainkan peran
penting dalam hal pencegahan penyakit.
b. Fungsi dari tim kesehatan masyarakat ialah memperpanjang usia hidup
seseorang atau masyarakat hal tentunya dapat dilakukan berdasarkan
upaya mencegahan penyakit seperti yang telah disebutkan.
c. Fungsi yang terakhir yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat yang
dilakukan dengan penerapan sistem hygiene hal tersebut dilakukan untuk
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup manusia.
E. Perbedaan kesehatan masyarakat dan kedokteran
a. Kesehatan Masyarakat
1) Sasaran adalah masyarakat bukan perorangan dan merupakan orang
sehat.
2) Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah
datang tetapi mencari masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat
mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan.
3) Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan
holistik. Terjadinya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem
biologis tapi aspek bio-psiko-sosial.
4) Intervensi berbasis kelompok dan masyarakat diarahkan pada promosi
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif).
5) Tenaga terdiri atas Kesmas, sanitarian, perawat kesmas, Bidan di
Desa, Kader Kesehatan, dan sebagainya.
b. Kedokteran
1) Dilakukan terhadap sasaran individu dan merupakan orang sakit.
2) Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang), misal dokter
menunggu pasiendatang di Puskesmas/tempat praktek.
3) Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis
manusia/ pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri
dari bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya.
pada tahun 1980. SKN digagas sebagai falsafah dasar dan dapat memberi
arah pembangunan kesehatan di Indonesia yang ideologinya tidak lepas
dari Pancasila dan UUD 1945 yang bertujuan menciptakan kesejahteraan
umum bagi rakyat Indonesia.
Dr. Soewardjono adalah pelaksana program nasional KB yang
merupakan agenda utama gerakan pembangunan orde baru. Program
nasional tersebut tak lepas dari masalah kependudukan di Indonesia yang
harus dikendalikan pola penyebaran, tingkat kepadatan, dan struktur umur
penduduknya. Pada 17 Oktober 1968 dibentuklah Lembaga Keluarga
Berencana Nasional (LKBN). Komitmen pemerintah untuk menjadikan
program KB sebagai bagian dari pembangunan menuntut penyempurnaan
LKBN. Atas dasar itulah, pada 1970 memlalui Keputusan Presiden No.
8/1970 lembaga ini diubah menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). (Sejarah Pembangunan Kesehatan Indonesia 19732012, 2012).
Perkembangan selanjutnya mengenai Pekan Imunisasi Nasional
(PIN) yang didasari oleh jumlah kasus polio yang masih tetap ada di
Indonesia dan berpotensi menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa.
PIN terselenggara pada tahun 1995, 1996 dan 1997 secara serentak
diberikan kepada semua anak di bawah lima tahun setiap bulan September
dan Oktober.
Seiring bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi, bertambah
pula kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Di awal tahun
2000an, umur harapan hidup masyarakat Indonesia meningkat dari 66,2
tahun pada tahun 2004 menjadi 70,7 tahun 2009, menurunnya angka
kematian ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, dan
berkurangnya angka kematian bayi dari 35 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2002 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (Sejarah
Pembangunan Kesehatan Indonesia 1973-2012, 2012).
Genetik
Lingkungan
Status
kesehatan
Pelayanan
kesehatan
Perilaku
Konsep BIG GEMS
Konsep BIG GEMS merupakan alat atau cara yang digunakan untuk
memudahkan dalam mengingat faktor determinan yang mempengaruhi
kesehatan. BIG GEMS merupakan singkatan dari faktor-faktor tersebut yaitu:
Behavior
Infection
Genetic
Geography
Environment
Medical care
Sosio-economic-cultural
Ini merupakan faktor dari teori blum yang diperluas sehingga terdapat
beberapa penambahan dari 4 faktor menjadi 7 faktor yaitu infection,
Geography, dan Sosio-economic-cultural.
a. Infection: infeksi sering menjadi penyebab langsung sebuah penyakit.
Penanganan/pencegahan dini pemaparan suatu infeksi dapat berpengaruh
terhadap perkembangan penyakit atau cara pencegahan penyakit tersebut.
b. Geography : lokasi geografi berpengaruh terhadap frekuensi dan adanya
suatu penyakit. Misalnya penyakit yang disebabkan karena infeksi malaria
hanya terjadi di wilayah tertentu. Geografi juga menunjukan kondisi
geologi wilayah, contohnya tempat/daerah yang memiliki kadar radiasi
dalam level yang tinggi berdampak pada perkembangan penyakit kanker
paru-paru.
c. Sosio-economic-cultural : di amerika serikat, faktor sosial ekonomi
mencakup pendidikan, pemasukan dan status pekerjaan. Ukuran-ukuran ini
semuanya telah terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi berbagai
penyakit yang bervariasi seperti kanker payudara, tuberculosis, dan
kecelakaan kerja. Faktor agama dan budaya termasuk juga kedalam faktor
yang mempengaruhi suatu penyakit karena keyakinan terkadang
mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan untuk perawatan yang
akan mempengaruhi perkembangan penyakit pula. Walaupun kebanyakan
penyakit lebih sering terjadi pada kelas tang sosial ekonominya rendah,
beberapa seperti kanker payudara kebanyakan dan lebih sering terjadi pada
masyarakat kelas sosial ekonominya tinggi.
H. Contoh upaya kesehatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
a. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari
orang atau hewan sakit, dari resevior ataupun dari benda benda yang
mengandung bibitr penyakit lainnya ke manusia manusia yang sehat.
Penyakit infeksi dapat berupa virus, bakteri,dll. Pencegahanya dapat
berupa imunisasi pada balita maupun orang dewasa.
b. Kesejahteraan Ibu dan Anak
Contoh usaha usaha peningkatan kesehatan Ibu:
Perawatan ante partum ( waktu hamil )
Perawatan intra partum ( saat melahirkan)
Perawatan post partum ( setelah melahirkan)
Sedangkan usah untuk meningkatkan kesehatan anak adalah dengan rutin
datang ke posyandu, memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan
menyusu sampai usia 2 tahun.
c. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan
Hygiene dan Sanitasi Lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik,
biologi, kimia, social, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan
manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan atau diperbanyak,
sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dimusnahkan.
Contoh usaha usaha peningkatan kesehatan pada lingkungan :
Penyediaan air bersih
Perawatan atau penanaman pohon di sekitar pekarangan rumah agar
dapat menghasilkan oksigen atau udara yang bersih
Melakukan pembersihan di lingkungan sekitar, baik itu selokan, tempat
sampah, jamban, dll.
d. Pendidikan Kesehatan Kepada Masyarakat
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam
bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan adalah suatu proses
belajar yang berarti di dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan kea rah yang lebih dewasa.
Contoh usaha usaha peningkatan kesehatan dalam pendidikan kesehatan
kepada masyarakat, yaitu:
Penyuluhan tentang pentingnya kesehatan kepada masyarakat
Mengajarkan perilaku hidup yang sehat kepada masyarakat
e. Usaha Kesehatan Gigi
Penyakit Gigi dan mulut, khususnya penyakit caries Dentis merupakan
suatu penyakit yang tersebar luas pada sebagian besar penduduk di seluruh
Topik 2
KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN EVIDEN
Kedokteran
Kesehatan masyarakat
Kualitas Bukti
Studi Eksperimental
Volume Bukti
Waktu Intervensi hingga
outcome muncul
Pelatihan profesional
Lebih Kecil
Lebih pendek
Pembuatan Keputusan
Tim
Pertama, dalam hal kualitas bukti yang dimiliki oleh kedokteran yaitu
didapatkan dari hasil studi eksperimental atau percobaan misalnya hasil
laboratorium. Sedangkan kesehatan masyarakat mendapatkan kualitas bukti
dari hasil observasi quasi eksperimental contohnya melakukan aksi turun
kejalan untuk mengetahui kondisi masyarakat dalam rangka observasi
ataupun dapat menggunakan kuasioner.
Kedua, dalam hal volume bukti kedokteran memiliki volume lebih kecil.
Hal tersebut terkait studi eksperimental yang digunakan. Karena kedokteran
hanya melakukan studi tentang penyakit suatu individu maka bukti atau data
mengenai hasil studi yang dilakukan akan lebih kecil jika dibandingkan
dengan volume bukti yang dimiliki petugas kesehatan masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan, kesehatan masyarakat melakukan observasi dengan
objek masyarakat yang tentunya akan memiliki karakteristik yang lebih
beragam dibanding dengan objek individu.
Ketiga, jika ditinjau dari waktu intervensi mka kedokteran akan memiliki
waktu intervensi lebih pendek dibandingkan dengan kesehatan masyarakat.
Intervensi pada kedokteran akan lebih pendek waktunya karena objek yang
digunakan ialah individu sehingga intervensi yang dilakukan akan lebih cepat
nenunjukan hasil dibandingkan dengan hasil intervensi yang dilakukan
kepada masyarakat. Hal tersebut dikembalikan lagi karena karekteristik yang
dimiliki masyarakat akan jauh lebih beragam dibanding dengan seorang
individu sehingga output dari intervensi yang dilakukan oleh kesehatan
masyarakat akan lebih lama.
Keempat, dalam hal pelatihan kedokteran bersifat lebih formal yang
dilengkapi dengan sertifikat atau lisensi yang diakui sedangkan untuk petugas
kesehatan pelatihan professional yang dilakukan bersifat kurang formal serata
tidak ada standar sertifikasi seperti kedokteran. Hal ini berhubungan dengan
tujuan yang berbeda antara kedokteran dengan kesehatan masyarakat.Karena
kedokteran memiliki tujuan kuratif dan rehabilitative yang dilakukan pada
sasarn individu yang telah mengalami sakit, sehingga pelatihan yang lebih
professional dibutuhkan dalam hal penanganan penyakit pada individu.
Sedangkan kesehatan masyarakat memiliki tujuan preventif dan promotif
b.
maksud dengan tarif dan kemudian kita akan kembali ke tiga pertanyaan yang
harus ditangani saat menjelaskan masalah kesehatan.
E. Ukuran-Ukuran Epidemiologi yang Digunakan untuk Mengukur
Masalah Kesehatan Masyarakat
Istilah "tingkat" akan digunakan untuk menggambarkan jenis pengukuran
yang memiliki pembilang dan penyebut mana pembilang adalah bagian dari
penyebut -yaitu, pembilang hanya mencakup individu yang juga termasuk
dalam penyebut. Ada dua tipe dasar tarif yang merupakan kunci untuk
menggambarkan penyakit. Ini disebut tingkat insiden dan prevalensi. Tingkat
insiden mengukur kemungkinan terkena penyakit selama periode waktu biasanya satu tahun. Yaitu, tingkat insiden adalah jumlah kasus baru penyakit
yang berkembang selama satu tahun dibagi dengan jumlah orang dalam
populasi berisiko, seperti pada persamaan berikut:
darikasus baru penyakit dalam satu tahun
Insiden tingkat =
dari orang dalam populasi berisiko
Kita sering mengungkapkan tingkat insiden sebagai jumlah kejadian per
100.000 penduduk di penyebut. Misalnya, tingkat kejadian kanker paru-paru
mungkin 100 per 100.000 per tahun. Kesehatan masyarakat berbasis bukti,
membandingkan tingkat insiden sering titik awal yang berguna ketika
mencoba untuk menentukan penyebab masalah.
Angka kematian adalah jenis khusus dari tingkat kejadian yang mengukur
kejadian kematian karena penyakit selama tahun tertentu. Ketika kebanyakan
orang yang mengembangkan penyakit mati dari penyakit ini, seperti situasi
dengan kanker paru-paru, angka kematian dan angka kejadian yang sangat
mirip. Dengan demikian, jika tingkat kejadian kanker paru-paru adalah 100
per 100.000 per tahun, angka kematian mungkin 95 per 100.000 per tahun.
Ketika tingkat kematian dan tingkat kejadian serupa dan tingkat kematian
yang lebih mudah atau lebih andal diperoleh, ahli epidemiologi dapat
mengganti angka kematian untuk tingkat insiden.
Hubungan antara tingkat kejadian dan tingkat kematian sangat penting
karena memperkirakan kemungkinan kematian akibat penyakit setelah
didiagnosis. Kita sebut ini kasus kematian. Dalam contoh kita, kemungkinan
kematian akibat kanker paru-paru -tingkat moralitas dibagi dengan tingkat
kejadian- adalah 95 persen, yang berindikasi bahwa hasil kanker paru-paru di
prognosis yang sangat buruk setelah didiagnosis.
Prevalensi adalah jumlah individu yang memiliki penyakit pada waktu
tertentu dibagi dengan jumlah individu yang berpotensi memiliki penyakit.
Dapat diwakili oleh persamaan berikut:
Hidup dengan penyakit tertentu
Prevalensi =
pada populasi berisiko
No
.
Pembeda
Informasi kesehatan
1.
Definisi
metode untuk
mengumpulkan,
menyusundan
mempresentasikan informasi
kesehatan
2.
Ruang
Lingkup
Mengumpulkan data
Menyusun data
Mempresentasikan data
3.
4.
5.
Tujuan
Fokus
Konsep
Komunikasi Kesehatan
cara untuk menerjemahkan,
menggabungkan, dan
menggunakan informasi
untuk membuat sebuah
keputusan dalam hal
kesehatan
Mempresentasikan Data
Menerjemahkan data
Menggabungkan data
Membuat keputusan
Umpan balik yang positif
Transaksi
Mengolah dan
menyebarkan informasi
Health Informatics
Collect
Compile
Health Communications
Present
Perceive
Combine
Decision Making
Tipe
Contoh
Manfaat
Keuntungan/Kerugian
Satu kasus
atau sedikit
Laporan yang
menyatakan satu
atau beberapa kasus,
seperti SARS,
anthrax, mad cow
disease dan penyakit
lainnya.
Penanda untuk
penyakit barudan
menjadi peringatan
untuk wilayah
penyebarannya.
informasinya
2.
Data
statistic dan
laporan
penyakit
Data Statistik
penting : kematian,
kelahiran,
perkawinan,
perceraian, laporan
tentang penyakit
menular dan tidak
menular
Memerlukan
pengacara :
terkadang terdapat
hukuman jika status
kelahiran dan
kematian tidak
memenuhi dalam
menentukan sebuah
penyebab penyakit,
3.
Surveyssampling
Menggambarkan
kesimpulan
mengenai garis besar
populasi dan
subgroup yang
diwakilkan oleh
sample
Penyelenggaraan survey
yang baik menghasilkan
kesimpulan yang
nenggambarkan tentang
populasi yang lebih
besar /
Sering terlambat dalam
melaporkan data
4.
Laporan
Mandiri
Monitoring efek
samping obat dan
vaksin menurut
laporan orang-orang
yang telah
menggunakannya
Mungkin membantu
mengidentifikasi hal
yang tidak dikenal
atau event yang tidak
biasa.
Bermanfaat ketika
kejadian yang tidak
biasa mengikuti
penggunaan obat atau
vaksin / cenderung
tidak lengkap, sulit
untuk mengevaluasi
maksud karena prosess
pelaporan yang selektif
5.
System
pengamatan
Memonitor
influenza untuk
mengidentifikasi
awal terjangkitnya
dan perubahan tipe
virus
6.
Pengawasan
sindrom
Menggunakan pola
gejala seperti sakit
kepala,
Memungkinkan
untuk mendeteksi
perubahan yang
Mungkin bermanfaat
untuk peringatan awal
meskipun tidak ada
batuk/demam atau
gejala
gastrointestinal
untuk meningkatkan
kewaspadaan
terhadap penyakit
baru.
tidak terprediksi,
seperti bioterorisme
atau wabah baru
yang terjadi karena
gejala yang sama
penyakit yang
terdiagnosa / tidak ada
penyakit yang
terdiagnosa dan ada
kemungkinan salah
DALY
Penulis
Informasi
Link
Keleluasan Pribadi
dengan jelas?
Apakah iklan dan penjualan terpisah
dari informasi kesehatan?
Apakah penulis informasi diidentifikasi
dengan jelas?
Apakah penulis memiliki kredensial
kesehatan?
Apakah informasi kontak yang
disediakan?
Apakah situs mendapatkan informasi
dari sumber terpercaya?
Apakah informasi berguna dan mudah
dimengerti?
Apakah mudah untuk membedakan
antara fakta dan opini?
Apakah ada jawaban untuk pertanyaan
spesifik Anda?
Dapatkah Anda memberitahu ketika
informasi itu ditulis?
Apakah itu saat ini?
Apakah link internal bekerja?
Apakah ada link ke situs terkait untuk
informasi lebih lanjut?
Apakah privasi Anda dilindungi?
Anda dapat mencari informasi tanpa
memberikan informasi tentang diri
Anda?
Topik 4
ILMU SOSIAL, ILMU PERILAKU DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Ilmu Perilaku.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
marah, tertawa, menulis, tidur, ke sekolah, kuliah, membaca, dan sebagainya.
Perilaku manusia adalah semua kegiatan dan aktivitas manusia, baik yang
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmodjo, 2003).
Beberapa ringkasan teori perilaku dapat dikemukakan misalnya teori:
Burrhus Frederic (B. F.) Skinner (Maret 20, 1904 Agustus 18, 1990)
seorang Amerika dan lebih merupakan teroretisi induksi ketimbang deduksi,
seorang ahli psikologi, ahli ilmu perilaku, filsuf Profesor Psikologi pada
Harvard University dari 1958 dan pensiun hingga 1974. Teori yang
dikemukakan antara lain bahwa perilaku dapat diprediksi dan dikontrol. Salah
satu teorinya, perilaku merupakan Respons (R) seseorang terhadap
rangsangan atau stimulus (S) pada lingkungan tertentu.
Berbasis masyarakat
b.
c.
d.
e.
2.
3.
Biostatistik/Statistik Kesehatan.
4.
Kesehatan Lingkungan.
5.
Gizi Masyarakat.
6.
Kesehatan Kerja.
7.
Epidemiologi.
Tabel 4.1
Contoh Kontribusi Dari Ilmu-Ilmu Sosial Dan Perilaku Kesehatan
Masyarakat
Disiplin Ilmu Sosial
Psikologi
Sosiologi
Antropologi
Ilmu Politik/Kebijakan
Publik
Ekonomi
Komunikasi
Demografi
Geografi
dengan status sosial yang lebih tinggi dengan gradien meningkatkan umur
panjang dari rendah ke tinggi pada skala sosial ekonomi.
Hal ini juga penting untuk menyadari bahwa dampak sosial ekonomi tidak
semata-mata terkait dengan pendapatan seseorang di atas tingkat pendapatan
ambang batas tahunan sekitar $ 10,000 per orang, asosiasi umur panjang
dengan pendapatan terbaik dijelaskan oleh perbedaan pendapatan, daripada
tingkat absolut. Dengan demikian, negara-negara maju dengan kesenjangan
yang lebih kecil dari pendapatan, seperti Jepang, Swedia, dan Kanada,
memiliki umur panjang rata-rata lebih besar dan kesenjangan yang lebih kecil
dalam umur panjang antara warga terkaya dan termiskin mereka daripada
dibandingkan dengan negara seperti Amerika Serikat. Di Amerika Serikat,
kesenjangan yang lebih besar dalam pendapatan dan umur panjang ada antara
terkaya dan termiskin warga. Namun, keragaman yang sangat besar dari
populasi Amerika Serikat dalam hal budaya dan agama serta tingkat sosial
ekonomi juga dapat membantu menjelaskan perbedaan dalam umur panjang.
Kekayaan ekonomi yang lebih besar biasanya berarti akses ke kondisi
hidup sehat. Sanitasi, kurang berkerumun, akses yang lebih besar ke
perawatan kesehatan, dan metode yang lebih aman untuk memasak dan
makan semua sangat terkait dengan status yang lebih tinggi ekonomi di
dikembangkan, serta negara-negara berkembang.
Individu dari status sosial ekonomi rendah lebih mungkin untuk terkena
bahaya kesehatan di tempat kerja dan di lingkungan fisik melalui paparan
racun di udara yang mereka hirup, di air yang mereka minum, dan dalam
makanan yang mereka makan.
Faktor-faktor ini, sementara penting, menjelaskan hanya sekitar setengah
dari perbedaan diamati dalam harapan hidup antara individu-individu dari
status sosial ekonomi yang berbeda. Misalnya, tingkat penyakit jantung
koroner yang jauh lebih tinggi di antara orang-orang dari status sosial
ekonomi rendah, bahkan setelah memperhitungkan merokok akun rokok,
tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, dan jumlah gula darah.
Penelitian yang cukup sekarang sedang diarahkan untuk lebih memahami
ini dan lainnya efek status sosial ekonomi. Satu teori menunjukkan bahwa
kontrol sosial dan partisipasi sosial dapat membantu menjelaskan perbedaanperbedaan substansial dalam kesehatan. Ini menyatakan bahwa kontrol atas
pengambilan keputusan individu dan kelompok jauh lebih besar di antara
individu dari status sosial ekonomi yang lebih tinggi. Teori ini menyatakan
bahwa kemampuan untuk mengendalikan hidup seseorang mungkin terkait
dengan perubahan biologis yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Penelitian tambahan diperlukan untuk mengkonfirmasi atau menolak teori ini
dan / atau memberikan penjelasan yang memadai untuk perbedaan ini
penting, namun dijelaskan, dalam kesehatan berdasarkan status sosial
ekonomi.
Contoh:
Tipe
Contoh
Pajanan
Ukuran keluarga
Lingkungan
kesehatan dan kesejahteraan, tidak kelebihan berat badan atau kondisi negatif
lainnya.
Budaya secara langsung mempengaruhi kebiasaan hidup sehari-hari.
Pilihan makanan dan metode persiapan makanan dan pelestarian semua
dipengaruhi oleh budaya, serta status sosial ekonomi.
Budaya juga terkait dengan respon individu untuk gejala dan penerimaan
intervensi. Dalam banyak budaya, perawatan medis secara eksklusif untuk
orang-orang dengan gejala dan bukan merupakan bagian dari pencegahan.
Banyak budaya tradisional telah mengembangkan sistem canggih perawatan
diri dan pengobatan sendiri didukung oleh keluarga dan penyembuh
tradisional. Tradisi ini sangat mempengaruhi bagaimana seorang individu
merespon gejala, bagaimana mereka berkomunikasi gejala, dan jenis intervensi
medis dan kesehatan masyarakat bahwa mereka akan menerima.
Banyak budaya memungkinkan dan bahkan mendorong penggunaan
pendekatan tradisional bersama pendekatan kesehatan medis dan masyarakat
Barat. Dalam beberapa budaya, dukun dianggap sesuai untuk masalah
kesehatan yang menyebabkan tidak dianggap biologis, tetapi berkaitan dengan
spiritual dan lainnya fenomena. Studi terbaru dari alternatif, atau pelengkap,
obat telah memberikan bukti bahwa intervensi tradisional tertentu, seperti
akupunktur dan osteopathic spesifik dan manipulasi chiropractic, memiliki
manfaat yang terukur. Dengan demikian, perbedaan budaya tidak harus dilihat
sebagai masalah yang harus ditangani, tetapi lebih sebagai praktik untuk
dipahami.
Contoh
Budaya terkait dengan respon terhadap penyakit Perbedaan budaya dalam tindak lanjut,
dan intervensi
kepatuhan terhadap pengobatan, dan penerimaan
hasil yang merugikan
Agama
Faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan termasuk agama bersama
dengan budaya. Agama dapat memiliki dampak besar pada kesehatan terutama
untuk praktik tertentu yang didorong atau dikutuk oleh kelompok agama
tertentu. Misalnya, kita sekarang tahu bahwa sunat laki-laki mengurangi
kerentanan terhadap HIV / AIDS. Sikap keagamaan yang membenarkan atau
mengutuk penggunaan kondom, alkohol, dan tembakau memiliki dampak
langsung dan tidak langsung pada kesehatan juga.
Beberapa agama melarang praktek penyembuhan tertentu, seperti transfusi
darah atau aborsi, atau benar-benar menolak intervensi medis sama sekali,
seperti yang dilakukan oleh ilmuwan christian. Individu agama bisa melihat
intervensi kesehatan medis dan masyarakat sebagai gratis untuk praktik agama
atau mungkin mengganti doa untuk intervensi medis dalam menanggapi gejala
penyakit.
Cara agama mempengaruhi kesehatan
Contoh
individu secara aktif berpikir tentang manfaat dan hambatan untuk berubah.
Pada tahap ini, informasi difokuskan pada keuntungan jangka pendek dan,
serta manfaat jangka panjang, yang dapat sangat berguna. Selain itu, tahap
kontemplasi cocok untuk mengembangkan dasar. Menetapkan titik berat
masalah untuk mengukur tingkat kemajuan masa depan.
Tahap ketiga disebut persiapan. Selama fase ini individu mengembangkan
sebuah rencana tindakan. Pada titik ini, individu akan menetapkan tujuan,
mengingat berbagai strategi, dan mengembangkan jadwal. Membantu dalam
mengenali dan mempersiapkan hambatan yang tak terduga dapat sangat
berguna untuk individu selama fase ini.
Tahap keempat adalah tahap tindakan bila perubahan perilaku terjadi. Ini
adalah waktu untuk mempertemukan semua kemungkinan dari luar untuk
memperkuat dan menghargai perilaku baru dan membantu masalah atau
kemunduran yang terjadi.
Tahap kelima dan diharapkan sebagai tahab akhir- adalah tahap
pemeliharaan dimana perilaku baru menjadi bagian permanen dari gaya hidup
seseorang. Tahap pemeliharaan memerlukan pendidikan tentang bagaimana
mengantisipasi sifat jangka panjang dari perubahan perilaku, terutama
bagaimana untuk menolak godaan untuk tidak melanjutkan perilaku lama.
I. Perubahan Dalam Perilaku Kelompok
Merubah perilaku kelompok dapat dilakukan dengan cara pendekatan
pemasaran untuk mencoba untuk lebih memahami dan mengubah perilaku
kesehatan kelompok. Pemasaran sosial, penggunaan dan perluasan pemasaran
produk tradisional, telah menjadi komponen kunci dari pendekatan kesehatan
masyarakat dengan perubahan perilaku. Kampanye pemasaran sosial yang
berhasil pertama kali digunakan di negara berkembang untuk
mempromosikan berbagai produk dan perilaku, termasuk perencanaan
keluarga dan terapi rehidrasi anak. Pemasaran sosial memasukkan "4 Ps",
yang secara luas digunakan sebagai struktur upaya pemasaran tradisional. Ini
adalah :
Produk: mengidentifikasi perilaku atau inovasi yang sedang dipasarkan.
Harga: mengidentifikasi manfaat hambatan serta biaya keuangan.
Tempat: mengidentifikasi sasaran dan bagaimana untuk menjangkau
mereka
Promosi: mengorganisir kampanye atau program untuk mencapai target
audiens
Pemasaran sosial telah memasukkan konsep dari difusi teori inovasi. Teori
ini, seperti tahap perubahan perilaku, berpendapat bahwa adopsi perilaku baru
memerlukan serangkaian fase.
J. Pemasaran Sosial
Dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan masyarakat sudah mulai
menerapkan pendekatan pemasaran untuk mencoba untuk lebih memahami
dan mengubah perilaku kesehatan kelompok orang-terutama mereka perokok
seperti yang berisiko tinggi dampak kesehatan dari perilaku mereka.
Pemasaran sosial, penggunaan dan perpanjangan pemasaran produk
tradisional, telah menjadi komponen kunci dari pendekatan kesehatan
masyarakat untuk merubah perilaku. Kampanye pemasaran sosial pertama
kali berhasil digunakan di negara berkembang untuk mempromosikan
berbagai produk dan perilaku, termasuk keluarga berencana dan terapi
rehidrasi anak. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya pemasaran sosial telah
banyak dan berhasil digunakan di negara-negara maju, termasuk upaya
seperti:
Truth Kampanye - Dikembangkan oleh Amerika Legacy Foundation, hal
ini bertujuan untuk mengarahkan merokok dari dilihat sebagai
pemberontakan remaja.
Kampanye -Nasional Pemuda Anti- Narkoba menggunakan upaya sosial
pemasaran diarahkan pada orang-orang muda, termasuk orang tua. Antinarkoba.
Pemasaran sosial menggabungkan "4 Ps," yang banyak digunakan untuk
struktur upaya pemasaran tradisional. Ini adalah:
Produk: Mengidentifikasi perilaku atau inovasi yang sedang dipasarkan
Harga: Mengidentifikasi manfaat, hambatan, serta biaya keuangan
Tempat: Mengidentifikasi khalayak sasaran dan bagaimana untuk
menjangkau mereka.
Promosi: Menyelenggarakan kampanye atau program untuk mencapai
target audiens (s).
Pemasaran sosial telah memasukkan konsep dari teori difusi inovasi. Teori
ini, seperti tahapan perubahan perilaku, berpendapat bahwa adopsi perilaku
baru memerlukan serangkaian tahapan atau langkah-langkah. Ini bergerak
dari pengetahuan inovasi, untuk persuasi dari manfaatnya, keputusan untuk
beradaptasi, untuk implementasi, dan konfirmasi. Difusi inovasi teori telah
memberikan kontribusi konsep dari berbagai jenis pengadopsi termasuk:
pengadopsi awal-orang yang mencari untuk bereksperimen dengan ide-ide
inovatif; Mayoritas pengadopsi-sering awal pemimpin opini yang status sosial
sering mempengaruhi orang lain untuk mengadopsi perilaku; dan pengadopsi
akhir (atau lamban) -mereka yang membutuhkan dukungan dan dorongan
untuk membuat adopsi semudah mungkin. Sebuah pendekatan yang berbeda
sering dibutuhkan untuk terlibat masing-masing kelompok. Misalnya, upaya
pemasaran mungkin awalnya menargetkan pengadopsi awal dengan
Contemplation
Menilai kesiapan
untuk berubah dan
menawarkan
bantuan masa depan
Marketing social
membidik grup yang
lebih spesifik.
Informasi bahaya
dari rokok dan
keuntungan dari
Lebih menerima
pada marketing
social yang terarah
Pembatasan
merokok di tempat
bekerja
berhenti merokok
Persiapan
Dukungan teman
dan keluarga dalam
persiapan individu
Usaha National,
seperti American
Cancer Society
National Quit Day
Mengumumkan pada
public, seperti
keluarga, teman dan
rekan kerja
Penanggungan biaya
pengobatan dan jika
berhenti mendapat
asuransi
Dukungan secara
kontinyu di tempat
bekerja dari rekan
kerja dan kelompok
sosial
Dukungan secara
kontinyu dari
marketing social,
pajak, dan
pembatasan
merokok di tempat
umum
Obat-obatan
mungkin membantu
Aksi
Menghilangkan
hubungan antara
merokok dan
kegiatan yang
menyenangkan.
merokok di tempat
umum, dan label
peringatan
Edukasi mengenai
efek ketagihan
jangka panjang dan
berpotensi kambuh
kembali
Topik 5
ETIKA HUKUM DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
dan kesehatan masyarakat dan berfokus pada penerapan moral atau nilai-nilai
ke daerah-daerah yang potensi konflik.
Hukum kesehatan, kebijakan dan etika mempengaruhi berbagai masalah
yang kita hadapi dalam kesehatan penduduk. Mereka mengatasi hal seperti
akses ke kualitas dan biaya perawatan kesehatan. Mereka juga membahas
struktur organisasi dan profesional yang dirancang untuk memberikan
perawatan kesehatan. Hukum kesehatan, kebijakan, dan etika juga alat kunci
untuk mencapai tujuan kesehatan masyarakat tradisional mulai dari keamanan
penggunaan obat, keselamatan lalulintas, kontrol penyakit menular , tidak
menular dan penyakit lingkungan.
Bioetika terletak di persimpangan hukum kesehatan dan kebijakan dan
upaya untuk menerapkan nilai-nilai dan moral individu dan kelompok untuk
masalah kontroversi, seperti aborsi, penelitian sel induk, dan kehidupan akhir
perawatan.
Ruang lingkup hukum kesehatan, kebijakan, dan etika begitu luas. Yang
meliputi definisikan prinsip-prinsip kunci dan filosofi yang mendasari
pendekatan masyarakat. Kemudian, kita akan fokus pada tiga contoh yang
menggambarkan bahwa isu utama dihadapkan pada kesehatan itu, kesehatan
masyarakat, dan arena bioetika. Ini adalah:
1. Adakah hak untuk perawatan kesehatan?
2. Bagaimana kesehatan masyarakat menyeimbangkan hak individu dan
kebutuhan masyarakat?
3. Bagaimana bisa prinsip bioetika diterapkan pada individu melindungi
yang berpartisipasi dalam penelitian?
B. Prinsip-Prinsip Hukum Yang Mendasari Kesehatan Masyarakat Dan
Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka untuk lebih mengerti isu kebijakan kesehatan dan hukum,
penting untuk memahami beberapa prinsip hukum utama yang mendasari
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan di Amerika Serikat. 1 Pertama,
Konstitusi AS merupakan dokumen dasar yang mengatur masalah kesehatan
masyarakat dan hukum kesehatan. Namun, Konstitusi AS tidak menyebutkan
kesehatan. Sebagai akibatnya, kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
diantara isu-isu yang tersisa terutama untuk otoritas negara kecuali
dilimpahkan oleh negara untuk yurisdiksi lokal, seperti kota atau kabupaten.
Penggunaan otoritas ini, yang dikenal sebagai kebijakan kekuasaan/kekuatan
polisi, memungkinkan negara untuk lulus undang-undang dan mengambil
tindakan untuk melindungi kepentingan umum. Kewenangan untuk
melindungi kepentingan umum dapat membenarkan berbagai tindakan negara
termasuk: Peraturan perawatan kesehatan profesional dan fasilitas;
Pembentukan standar kesehatan dan keselamatan di pasaran, serta pengaturan
kerja lainnya; dan pengendalian bahaya mulai dari yang membutuhkan
Aturanyang mengatur
perawatan kesehatan
Struktur organisasi dan
profesional untuk pemberian
perawatan
Kesehatan Masyarakat
Hukumdan prosedur
makanan dan obat, hukum
dan prosedur lingkungan,
peraturan untuk pengendalian
penyakit menular
Bioetika
Penerapannilai-nilai dan
moral individu dan kelompok
untuk daerah kontroversial
Market Justice
Karakteristik
Social Justice
Implikasi
Market Justice
Social Justice
Kesehatan tanggung jawab individu
Kesehatan tanggung jawab bersama
Manfaat berdasarkan daya beli individu
Solusipublikuntukmasalahsosial
Social justice
Social Justice
dan kedua yaitu hak kesehatan individu serta kewajiban pemerintah untuk
memberikannya. Pada bagian pertama lebih mengarah kepada pubic health
care yang pengaturannya masih dalam perkembangan sedangkan dalam
menentukan kewajiban yang mempunyai kaitan dengan hak dasar manusia
atas kesehatan, diprioritaskan pada aturan-aturan untuk kesehatan masyarakat
(Katarina T 2001).
Pengaturan tentang hak atas kesehatan dalam sejumlah instrumen hukum
dapat dilihat dalam pasal 25(1) Universal Declaration of Human Rights, yaitu
: everyone has the right to a standard of living adequate for health of
himself and of his family, including food, clothing, housing and medical care
and necessary social service. Hak atas kesehatan sangat mendasar bagi tiap
individu dalam hal melaksanakan hak asasinya yang lain termasuk dalam
pencapaian standar hidup yang memadai. Mata rantai dari Universal
Declaration of Human Right adalah:
a) The right to health care
b) The right to information
c) The right to self determination
a) The right to health care
Hak atas kesehatan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas,
tidak hanya menyangkut masalah individu, tetapi meliputi semua faktor
yang memberi kontribusi terhadap hidup yang terhadap individu, seperti
masalah lingkungan, nutrisi, perumahan, dan lain-lain. Sementara hak
atas pelayanan kesehatan dan hak atas pelayanan kedokteran, merupakan
hak-hak pasien yang lebih spesifik dari hak atas kesehatan.
Di negara-negara maju yang mempunyai sistem kesehatan yang
sudah mapan the right to health care tidak menjadi masalah besar dalam
pemenuhannya, terutama bagi beberapa negara Eropa yang sudah
mewajibkan asuransi kesehatan bagi setiap penduduknya, lain halnya
dengan negara yang sedang berkembang, karena ternyata di Amerika hal
ini masih menjadi persoalan karena sampai sekarang lebih dari 40 juta
penduduk Amerika tidak mempunyai asuransi kesehatan. Sedangkan
untuk pelayanan kesehatan dalam peraturan perundang-undangan
Indonesia sebenaranya telah memiliki peraturan tentang hak pelayanan
kesehatan. Tetapi, pada kenyataannya hak tersebut belum sepenuhnya
tercapai. Karena dalam pelaksanaannya banyak terjadi pelayanan
kesehatan yang buruk akibat pergeseran orientasi yang terjadi disarana
pelayanan kesehatan. Maksudnya ialah, pada mulanya sarana pelayanan
berorientasi kepada upaya memberikan yang terbaik bagi kepentingan
pasien, tapi sekarang bergeser kepada orientasi bisnis. Dengan demikian
Topik 6
PENYAKIT TIDAK MENULAR
1.
2.
3.
4.
bahwa tes skrining awal diikuti oleh satu atau lebih tes definitif atau
diagnostik.
Akhirnya tes skrining yang ideal harus diterima dalam hal kerugian, biaya
dan penerimaan pasien. Bahaya yang harus dinilai dengan melihat seluruh
strategi pengujian tidak hanya tes awal. Pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes
urine sering digunakan sebagai tes awal. Tes ini hampir tidak berbahaya.
Penerimaan pasien adalah kunci untuk keberhasilan skrining. Banyak
masalah kecil strategi skrining hadir dengan penerimaan pasien. Namun,
skrining kanker usus besar telah memiliki tantangan dengan penerimaan
kesabaran karena banyak menganggapnya prosedur invasif dan tidak nyaman.
Jauh lebih sedikit dari setengah orang-orang yang memenuhi syarat untuk
screening berdasarkan rekomendasi saat ini sedang mengejar dan menerima
skrining kanker usus. Hal ini bertentangan secara dramatis dengan mamografi
di mana sebagian besar sekarang menerima skrining yang dianjurkan.
G. Strategi Identifikasi dan Intervensi pada Faktor Resiko dalam
Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Identifikasi faktor resiko berpengaruh terhadap hasil atau outcome yang
dihasilkan. Pengelompokan beberapa faktor resiko menjadi kelas-kelas
tertentu dapat memudahkan dalam menentukan penyakit yang akan timbul,
dan golongan yang lebih mudah terserang/rentan terhadap penyakit tersebut
sekaligus dapat digunakan dalam rencana intervensi penyakit. Dan hal ini
juga memudahkan identifikasi dan pengendalian penyakit saat ada 2 atau
lebih faktor resiko yang muncul sehingga dapat memperkirakan dampak lebih
besar yang akan timbul.
Dari identifikasi dan pengelompokan faktor resiko dapat diambil beberapa
strategi intervensi yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit yaitu :
1. Substansi mortalitas dan morbiditas : seberapa suatu faktor resiko tersebut
dapat menyebabkan kesakitan ataupun kematian
2. Early detection possible and alter outcome : memungkinkan deteksi
dini/awal suatu penyakit sehingga dapat mengurangi/ mengubah hasil
ataupun tingkat resiko dari suatu penyakit.
3. Screaning is feasible (can identify a high risk population and a testinng
strategy) : menentukan Screaning/ pemeriksaan yang dapat dilakukan
dengan mudah yang dapat mengidentifikasi populasi berisiko tinggi dan
strategi pengujian intervensi.
4. Screening acceptable in terms of harms, costs, and patien acceptance :
dapat menentukan pemeriksaan yang dapat diterima oleh pasien dalam hal
kerugian, dan keuntungan bagi pasien tersebut bila melakukan screening.
H. Intervensi Cost Effective Dalam Mengendalikan Penyakit Tidak
Menular
TOPIK 7
Penyakit Menular
Di dunia:
Sejarah TB kembali ke zaman kuno, tapi dimulai pada abad ke-18 itu
menjadi pusat di sebagian besar Eropa dan Amerika. Diperkirakan bahwa
dalam dua abad 1700-1900, TBC bertanggung jawab atas kematian sekitar
Di Indonesia:
Indonesia masih masuk dalam 10 negara dengan beban Tuberkulosis (TB)
terbanyak di dunia. Total kasus baru TB dilaporkan sebanyak 450 ribu per
tahun dan prevalensi sekitar 690 ribu per tahun, seperti dilaporkan oleh
Organisasi PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) dalamGlobal Report 2011.
"Sejak tahun 2010, WHO tidak lagi menyebutkan ranking negara, tetapi
Indonesia memang masih termasuk 10 besar negara dengan beban
permasalahan TB terbesar dari total 22 negara dengan beban TB terbesar,"
kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Berikut adalah data penyakit menular yang terjadi di DKI Jakarta dari tahun
2007 - 2010:
Tahun
2007
2007
2007
2007
2007
2008
2008
2008
2008
2009
2009
2010
2010
2010
2010
Jenis penyakit
Malaria
Gastro enteritis
Kholera
Kusta
TBC
Malaria
Gastro enteritis
Kusta
TBC
Malaria
Gastro enteritis
Malaria
Gastro enteritis
Demam Berdarah DHF
TBC
Jumlah
77
213247
1028
489
35240
68
9593
0
22506
71
10349
103
184341
21151
5788
Imunisasi
Perawatan/pengobatan
1. Barrier Protections
Barrier protection memiliki tujuan untuk memisahkan individu dan
populasi yang sehat dari penyakit dengan cara mencegah ataupun
menguangi paparan terhadap penyakit.
Contoh dari perlindungan barrier yang paling sederhana yaitu
dengan mencuci tangan, dan contoh lainnya adalah
a.
b.
c.
d.
e.
2. Imunisasi
Untuk
Memungkinkan
Terlaksananya
2.
3.
Tidak membawa virus dalam waktu lama. Ketika seseorang sembuh dari
smallpox, dia tidak lagi membawa virus tersebut dan tidak dapat
menularkannya pada orang lain. Berbeda dengan HIV/AIDS atau
hepatitis B yang pengidapnya membawa virus dalam waktu lama dan
dapat menularkannya pada orang lain.
4.
5.
6.
7.
8.
Berikut ini adalah tabel penyakit yang tereradikasi, menurut buku Public
Health, 2009
Tidak bisa
ditularkan lewat
hewan
Ketahanan yang
singkat di
lingkungan
Tidak membawa
virus dalam waktu
lama
Smallpox
Ya
Polio
Ya
Measles
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya, kemungkinan
absen terjadi pada
immune
compromise
individu
Ya, tapi mungkin
tidak di pertahankan
di kekebalan tubuh
individu
Ya, tapi mungkin
tidak di pertahankan
di kekebalan tubuh
individu
Virus memiliki
potensial untuk
menginfeksi
Ya
Ya, kemungkinan
absen terjadi pada
immune
compromise
individu
Ya, tapi mungkin
tidak di pertahankan
di kekebalan tubuh
individu
Ya, tapi mungkin
tidak di pertahankan
di kekebalan tubuh
individu
Tidak.
Memungkinkan
Memproduksi
imunitas jangka
panjang
Ya
Imunisasi membuat
imunitas jangka
panjang.
Ya
Kekebalan kawanan
melindungi mereka
yang rentan
Mudah diidentifikasi
Ya
Ya
Ya
untuk diidentifikasi,
tapi banyak infeksi
tanpa gejala
Tidak. Tidak efektif
sama dengan
penyakit lain yang
serupa
Tidak. Tidak effektif
Imunisasi efektif
Ya
setelah terpajan
D. Berbagai Bentuk Intervensi yang Tersedia Dalam Usaha Pengendalian
Epidemi HIV/AIDS
Rute transmisi
Tranfusi darah.
Darah dan produk
darah yang
sebelumnya
digunakan di US
oleh pasien
hemofilia
Kontak seksual-anal
lebih berpotensi
daripada vagina dan
lebih berptensi dari
oral
Transmisi dari ib ke
anak
Menyusui
Paparan jarum
suntik
Resiko pekerja
pelayanan kesehatan
Penggunaan obat
Intervensi
Screening darah untuk
deteksi HIV dini.
Menggunakan darah
sendiri untuk operasi
Kurang dari 1%
Kondom karet
Penyunatan
Hanya dengan 1 pasangan
Monogami
Sesar
Treatmen obat selama
kehamilan
Konsmsi obat
berkelanjutan merupakan
treatmen mengurangi
tetapi tidak
menghilangkan transmisi.
Treatmen setelah terpapar
dengan obat merupakan
pencegahan yg efektif
injeksi
yg telah digunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu kesehatan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan berbagai
bidang yang mendukung terciptanya masyarakat yang sejahtera dan sehat
secara holistic. Masyarakat sehat secara holistic merupakan tujuan dari semua
jenis program kesehatan masyarakat yang ada. Ilmu kesehatan masyarakat itu
sendiri memiliki keunikan yang khas, yakni programnya lebih ditekankan
pada promotive dan preventif, dimana sasaran program tidak melulu orang
yang sudah sakit, namun juga manusia sehat yang perlu terus ditingkatkan
taraf sehatnya.
Kesehatan masyarakat bukanlah ilmu yang kaku dan tertutup, melainkan
sebuah konsep manajemen yang terpadu dan melibatkan berbagai aspek
dalam pelaksanaan programnya. Hal ini dikarenakan sehat dapat tercipta jika
berbagai pihak terkait bersama-sama mengkondisikan demikian. Sebagai
mahasiswa yang kelak akan mengabdi pada masyarakat, harus paham dan
menguasai berbagai bidang terkait tersebut. Hal ini berhubungan dengan taraf
kesehatan masyarakat di masa depan yang diharapkan semakin membaik.
Berikut ini merupakan aspek dasar yang wajib kami pahami, antara lain
1. Prinsip Kesehatan Masyarakat
2. Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Eviden
3. Komunikasi dan Informasi Kesehatan
4. Ilmu sosial dan perilaku
5. Etika Hukum dan Kebijakan Kesehatan
6. Penyakit Tidak Menular
7. Penyakit Menular
Dengan mempelajari semua aspek tersebut, kami menjadi paham
perbedaan antara kesehatan masyarakat dengan kedokteran juga fungsi dan
sejarah dari kesehatan masyarakat. Kami juga menguasai kesehatan
masyarakat berdasarkan evidence based, perbedaan komunikasi dan informasi
kesehatan serta tipe dasar data kesehatan masyarakat. Tak lupa juga ilmu
social dan perilaku serta budaya yang harus kami mengerti. Undang-undang
kesehatan, kebijakan dan etik juga wajib kami pahami untuk mengaplikasikan
ilmu kesehatan masyarakat di masa datang. Dan kami pun tentunya harus
mengetahui dan mengerti segala aspek mengenai penyakit tidak menular dan
penyakit menular bersamaan dengan perbedaan keduanya.
3.2 Saran
Sebagai manusia yang sedang menuntut ilmu, tentulah kami masih banyak
memiliki kekurangan, terutama dalam pembuatan makalah ini. Namun kami
harapkan manfaat yang sebesar-besarnya dapat diambil pula dari hasil
pekerjaan kami ini. Seiring dengan bertambahnya ilmu kami, bertambah pula
tanggung jawab dan kewajiban kami dalam mengamalkannya untuk masa
depan kesehatan masyarakat yang lebih baik. Berbagai tantangan dan
rintangan pasti selalu ada mengiringi perjalanan kami menuju kesana, namun
dengan tekad yang kuat kami pasti mampu terus belajar dan berdoa demi
terciptanya kesejahteraan masyarakat di mayapada.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Fahmi Umar. 2013. Kesehatan Msyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Alhamda, Syukra dan Yustina Sriani.Ebook : Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Budiarto, Eko, dan Anggraeni, Dewi. 2003. Pengantar Epidemiologi Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chandra B. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. EGC: Jakarta
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Online.
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi/kbbi.php?
keyword=implikasi&varbidang=all&vardialek=all&varragam=all&varkelas
=all&submit=kamus (09 Oktober 2015).
Katarina T. 2001. Hak atas kesehatan dalam hak ekonomi, sosial, budaya. Elsam :
Jakarta.
Kemenkes. 2013. BALITBANGKES Paparkan Hasil The Global Burden Disease,
[Online]. Melalui: http://www.depkes.go.id/article/print/2292/balitbangkespaparkan-hasil-the-global-burden-of-disease.html.
Kesmas. 2015. Pengertian dan Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat, [Online].
Melalui: http://www.indonesian-publichealth.com/2014/12/ilmu-kesehatanmasyarakat.html, diakses pada tanggal 30-09-2015.
Kompas. 2013. Indonesia Hadapi Beban Ganda, [Online]. Melalui:
http://health.kompas.com/read/2013/05/01/03433582/indonesia.hadapi.beba
n.ganda.
Muhajier, Ahmad. 2012. Hubungan Antara Ilmu Perilaku Dan Kesehatan,
[Online]. Melalui:
https://ranykacamata.wordpress.com/2012/05/14/hubungan-antara-ilmuperilaku-dengan-kesehatan/, diakses pada tanggal 02-10-2015.
N, Sora. 2014. Mengenal Pengertian Ilmu Sosial Dan Menurut Para Ahli,
[Online]. Melalui: http://www.pengertianku.net/2014/11/mengenal-