Anda di halaman 1dari 14

MATEMATIKA SEBAGAI PEMECAH MASALAH

Sitti Mardiyah

ABSTRAK
Pemecahan masalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan yang ditemukan.Pemecahan masalah adalah mutlak dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kenyataan, sebagian besar pekerjaan membutuhkan suatu
jenis pemecahan masalah,apakah kita sebagai guru, dokter, menager perusahaan, mekanik
mobil, atau beberapa jabatan lainnya. Proses pemecahan masalah merupakan aktivitas
mental yang membentuk suatu inti yang disebutberfikir. Selanjutnya dalam pemecahan
masalah sangat dibutuhkan cara berfikir yang sistematis, logis, kritis , matematis, kreatif,
dan konstruktif. Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum
matematika yang sangat penting, karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaian siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman, menggunakan pengetahuan
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin. Pemecahan masalah matematika adalah proses yang menggunakan
kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah yang juga merupakan
metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah .
Kata kunci : Pemecahan masalah, Algoritma, dan heuristic

PENDAHULUAN
Pada suatu pertemuan informal, seorang ilmuan sosial bertanya kepada
seorang profesor matematika, Apakah tujuan utama dari mengajar matematika?.
Profesor matematika itu menjawab,pemecahan masalah, kemudian matematis
itu balik bertanya, Apakah tujuan utama dari mengajar sosial?sekali lagi,
jawabannya adalah pemacahan masalah(Problem Solving).
Semua matematis, insinyur, ilmuan sosial, ahli hukum, doktor, menager
perusahaan

dan

jabatan

lainnya

adalah

pemecah

masalah

terbaik.Meskipun,masalah yang dihadapi setiap orang berbeda,tetapi ada elemenelemen yang sama dan struktur utama yang dapat membantu untuk mendukung
pemecahan masalah.
Pada dasarnya masalah bersifat subyektif dan tergantung dari waktu.
Artinya, suatu masalah bagi seseorang belum tentu merupakan masalah bagi orang
lain. Demikian pula suatu masalah bagi seseorang pada saat ini mungkin saja tidak
menjadi masalah pada saat yang lain. Dari pengertian tersebut, sesuatu disebut

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

masalah jika sesuatu itu membutuhkan penyelesaian tetapi belum ada langkah
yang

jelas

atau

contoh

penyelesaian

yang

dijadikan

pedoman

untuk

menyelesaikannya.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan
usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai diperoleh penyelesaian. Sedangkan
pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong
siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan
mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut
Penyelesaian masalah dalam matematika adalah penyelesaian dari suatu
situasi dalam matematika yang dianggap masalah bagi orang lain yang
menyelesaikannya. Penyelesaian masalah merupakan suatu proses mental yang
tinggi dan kompleks yaitu melibatkan visualisasi, imajinasi, abstraksi, dan asosiasi
informasi-informasi yang diberikan. Karena itu, penyelesaian masalah melalui
proses belajar mengajar matematika dapat membantu siswa dalam meningkatkan
dan mengembangkan kemampuannya pada aspek penerapan, analisis, sistesis, dan
evaluasi.
1. CIRI-CIRI MATEMATIKA
Apakah pemecahan masalah, penalaran, dan pengomunikasian memainkan
peranannya dalam kurikulum matematika? Bagaimana pertanyaan ini dijawab
bergantung pada keyakinan kita tentang ciri matematika
Pandangan

Tradisional.

Sebagian

besar

orang

berpikir

bahwa

matematika hanya sebagai suatu kumpulan informasi. Banyak menyamakan


matematika dengan aritmetika: Suatu kumpulan sejumlah fakta-fakta, aturanaturan aritmetika, formula-formula, dan prosedur komputasional. Matematisi yang
dikenal luas, dipandang sebagai bakat individu yang diatur sebagai pemilik
cabang pengetahuan ini, dan yang dapat memiliki cabang pengetahuan ini,
misalnya, melakukan kalkukasi dengan keahlian yang luar biasa.
Pandangan Reflektif. Dalam kenyataan, matematika lebih banyak lagi
daripada banyaknya mata pelajaran. Matematika pada dasarnya adalah suatu
metode penyelidikan (method of inquiry): Suatu cara berpikir tentang
dunia, mengorganisasikan pengalaman kita, dan pemecahan masalah. Matematika

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

dalam batinnya (at heart), suatu upaya untuk menentukan pola-pola. Malahan,
matematika telah digambarkan sebagai ilmu (science) dan bahasa pola-pola .
Seperti setiap ilmu, mengerjakan matematika membutuhkan penalaran dan
pengomunikasian.

Pengomunikasian

penting,

karena

matematika

dalam

kenyataannya, suatu aktivitas usaha sosial, matematisi membangun masingmasing karya lainnya dan seringkali berkarya dalam tim untuk menyelesaikan
suatu masalah. Singkatnya, pemecahan masalah, penalaran, dan pengomunikasian
merupakan alat yang sangat mendasar untuk penyelidikan matematisilmu dan
bahasa pola-pola.
2 . PENGEMBANGAN BERFIKIR MATEMATIS
Bagaimana pengajaran meningkatkan keterampilan pemecahan masalah,
penalaran, dan pengomunikasian? Bagaimana pertanyaan ini dijawab bergantung
pada keakinan kita tentang proses belajar .
Pandangan Tradisional. Sebagian besar orang, termasuk banyak guru,
yakin bahwa belajar pada dasarnya merupakan suatu proses menerima atau pasif.
Siswa dipandang sebagai tidak mengetahui dan belajar dipandang sebagai suatu
proses informasi yang diperlukan yang sangat mengasyikkan. Peranan siswa
adalah untuk menunggu tugas-sukar -mendengarkan dan sangat rajin
mempraktikkan apa yang telah mereka butuhkan untuk diketahui. Dalam suatu
pandangan tradisional, bagaimanapun, untuk menyelesaikan masalah, alasan, dan
komunikasijika diajarkan semuadibutuhkan sebagai informasi yang siswa
perlukan untuk diingat.
Pandangan Reflektif. Penelitian kognitif masa kini mengusulkan bahwa
pengetahuan bermakna dan dapat digunakan adalah bukan hanya yang
mengasyikkan, tetapi secara aktif dikonstruksi. Dalam pandangan ini, suatu
pengertian matematika dan cara berpikir matematis tidak dapat dibebankan pada
siswa, tanpa dari siswa, tetapi harus secara aktif dibangun dari dalam diri siswa itu
sendiri dan oleh siswa itu sendiri. Penelitian masa kini juga menyatakan bahwa
siswa bukan sama sekali tidak mengerti atau bukan sebagai daftar kosong apabila
mereka mulai sekolah. Khususnya, semua siswa remaja dapat dipertimbangkan

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

memiliki pengetahuan matematis melalui kehidupan sehari-hari. Implikasi untuk


pengajaran adalah siswa perlu secara aktif dalam pemecahan masalah, penalaran,
dan pengomunikasian, dianjurkan untuk menggunakan pengetahuan informasi
yang merupakan kemampuan kuantitas yang mengagumkan dari belajar berpikir
sendiri secara regular.

3. PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH


Apa tujuan siswa belajar matematika? Sebagai guru di Sekolah Menengah
Pertama (SMP), pernahkah Anda berpikir untuk apa hakikatnya siswa belajar
matematika?Apakah agar siswa mampu menyelesaikan soal-soal matematika
sehingga mereka mendapat nilai yang tinggi dalam ujian? Ataukah tidak sekedar
hal itu, karena siswa perlu juga mampu memecahkan masalah matematika,
sehingga nantinya mereka mampu berpikir sistematis, logis dan kritis serta gigih
dalam memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya?
Kemampuan memecahkan masalah menjadi tujuan utama di antara
beberapa tujuan belajar matematika. Mengapa demikian? Menurut Holmes (dalam
Dhurori: 2010), latar belakang atau alasan seseorang perlu belajar memecahkan
masalah matematika adalah adanya fakta bahwa orang yang mampu memecahkan
masalah akan hidup dengan produktif dalam abad dua puluh satu ini. Menurut
Holmes, orang yang terampil memecahkan masalah akan mampu berpacu dengan
kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan memahami isu-isu
kompleks yang berkaitan dengan masyarakatglobal. Apakah siswa Anda sudah
dilatih kemampuannya dalam memecahkan masalah matematika secara optimal?6
Pernahkah Anda membaca tujuan mata pelajaran matematika di SMP?
Tujuan

tersebut dimuat dalam SI Mata Pelajaran Matematika SMP pada

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Dalam SI tersebut dinyatakan lima tujuan


mata pelajaran matematika. Salah satu dari lima tujuan tersebut adalah agar siswa
mampu memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika,menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh. Oleh karena itu setiap guru SMP yang mengelola

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

pembelajaran matematika perlu memahami maksud dari memecahkan masalah


matematika dan melatih ketrampilannya dalam membantu siswa belajar
memecahkan masalah matematika.
Banyak ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah
merupakan
pertanyaan yang harus dijawab atau direspon, namun mereka juga menyatakan
bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan
akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu
tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah
diketahui oleh pemecah masalah.
Menurut Polya (dalam Dhurori: 2010), ada dua macam masalah yaitu (1)
menemukan (bilangan,lukisan, dan sebagainya), dan (2) membuktikan. Untuk
memecahkan kedua masalah tersebut strategi pemecahan dapat berbeda,
tergantung pada jenis atau substansi masalahnya. Masalah menemukan kadangkadang bersifat terbuka atau investigatif, maka yang perlu dimiliki pemecah
masalah adalah kreativitas melalui latihan.Dalam memecahkan masalah, Polya
menyarankan 4 langkah utama sebagai berikut:
1. Memahami masalah
a. Apa yang diketahui dan yang ditanyakan?
b. Apakah datanya cukup untuk mememecahkan masalah itu? Atau datanya
tidak cukup sehingga perlu pertolongan? Atau bahkan datanya berlebih
sehingga harus ada yang diabaikan?
c. Jika perlu dibuat diagram yang menggambarkan situasinya.
d. Pisah-pisahkan syarat-syaratnya jika ada. Dapatkah masalahnya ditulis
kembali dengan lebih sederhana sesuai yang diperoleh di atas?
2. Menyusun rencana memecahkan masalah
a. Apa yang harus dilakukan? Pernahkah Anda menghadapi masalah tersebut?
b. Tahukah Anda masalah lain yang terkait dengan masalah itu? Adakah teorema
yang bermanfaat untuk digunakan?
c. Jika Anda pernah menghadapi masalah serupa, dapatkah strategi atau cara
memecahkannya digunakan di sini?
d. Dapatkah masalahnya dinyatakan kembali dengan lebih sederhana dan jelas?

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

e. Dapatkah Anda menarik sesuatu gagasan dari data yang tersedia?


f. Apakah semua data telah Anda gunakan? Apakah semua syarat telah Anda
gunakan?
3. Melaksanakan rencana
a. Melaksanakan rencana pemecahan masalah dengan setiap kali mengecek
kebenaran di setiap langkah.
b. Dapatkah Anda peroleh bahwa setiap langkah telah benar?
c. Dapatkah Anda buktikan bahwa setiap langkah sungguh benar?
4. Menguji kembali atau verifikasi
a. Periksalah atau ujilah hasilnya. Periksa juga argumennya.
b. Apakah hasilnya berbeda? Apakah secara sepintas dapat dilihat?Contoh 1
Sebagai contoh perhatikan soal lomba MIPA SLTP Tingkat Nasional Tahun
2003 berikut.
Untuk menarik minat pelanggannya, manajer suatu restoran makanan cepat
saji memberikan kupon berhadiah kepada setiap orang yang membeli
makanan di restorantersebut dengan nilai lebih dari Rp25.000,00. Di balik
setiap kupon tersebut, tertera salah satu dari bilangan-bilangan berikut: 9, 12,
42, 57, 69, 21, 15, 75, 24, atau 81.Pembeli yang berhasil mengumpulkan
beberapa kupon dengan jumlah bilangan bilangan di balik kupon tersebut
sama dengan 100 akan diberi hadiah TV 21 inci.
Kalau pemilik restoran tersebut menyediakan sebanyak 10 buah TV 21 inci,
berapa banyak TV yang harus diserahkan kepada pelanggannya?
Untuk menyelesaikan masalah di atas dapat dilakukan langkah-langkah,
yaitu:
1. Memahami masalahnya
Apa yang diketahui dan yang ditanyakan, sehingga masalah yang terdiri dari
beberapa kalimat dapat diubah menjadi inti persoalan yaitu.
Diketahui sepuluh bilangan, yaitu: 9, 12, 15, 21, 24, 42, 57, 69, 75, dan 81
Ditanyakan gabungan satu atau beberapa bilangan di atas yang jumlahnya 100
2. Menyusun rencana memecahkan masalah

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

Misalnya. Ani memperoleh sebuah kupon, memiliki bilangan yang tertera


pada kupon tersebut adalah 81. Bila ia ingin memperoleh jumlah bilanganbilangan
dari kupon yang ia miliki menjadi 100, maka orang tersebut harus mendapat
bilangan berapa yang tertera pada kupon lain? Apa yang harus dilakukan?
Dengancara mencoba-coba memasukkan ke dalam tabel ataukah dengan cara
lain berfikirlogis dengan menggunakan sifat-sifat bilangan?
3. Melaksanakan rencana
Berdasar rencana di atas, dapat dilaksanakan pengisian tabel untuk mengisi
bilangan yang jumlahnya 100 dapat disajikan sebagai berikut
Tabel 2. Rencana Pengisian

TM : Tidak Mungki

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

4. Menguji kembali atau verifikasi


Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin ada gabungan satu
atau beberapa nilai berikut: 9, 12, 15, 21, 24, 42, 57, 69, 75, dan 81; yang
menghasilkan nilai 100. Jadi pengusaha makanan cepat saji tersebut tidak
akan
mungkin memberikan TV 12 inci kepada pelanggannya.
4. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
Untuk memecahkan masalah, ada beberapa cara, langkah, tata kerja,
pemikiran,penalaran,

bahkan

akal

yang

perlu

digunakan

dalam

merencanakan tindakan pemecahan masalah. Cara yang biasa digunakan dan


sering berhasil pada proses pemecahan masalah, yang disebut dengan strategi
pemecahan masalah.
Adapun beberapa strategi yang sering digunakan menurut Polya dan Pasmep
(dalam Dhurori: 2010) diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mencoba-coba
Biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan
masalahnya dengan mencoba-coba (trial and error). Proses mencoba-coba ini
tidak akan selalu berhasil, adakalanya gagal. Karenanya, proses mencoba-coba
dibutuhkan analisis yang tajam.
2. Membuat diagram
Strategi ini berkait dengan pembuatan sketsa atau gambar untuk mempermudah
memahami masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum
penyelesaiannya.
3. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
Strategi ini berkait dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih
mudah
dan lebih sederhana, sehingga gambaran umum penyelesaian masalahnya akan
lebih mudah dianalisis dan akan lebih mudah ditemukan.
4. Membuat tabel
Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan atau jalan

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak hanya dibayangkan oleh otak
yang kemampuannya sangat terbatas.
5. Menemukan pola
Strategi ini berkait dengan pencarian keteraturan-keteraturan. Dengan
keteraturan yang sudah didapatkan akan lebih memudahkan kita menemukan
penyelesaian masalahnya.
6. Memecah tujuan
Strategi ini berkait dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai
menjadi dua atau lebih tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan
sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.
7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini berkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh
pemecah masalah selama proses pemecahan masalah berlangsung, sehingga
dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan.
8. Berpikir logis
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran ataupun penarikan
kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.
9. Bergerak dari belakang
Dengan strategi ini, kita memulai dari proses pemecahan masalahnya dari yang
diinginkan atau yang ditanyakan lalu menyesuaikan dengan yang diketahui.
10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang sudah jelas tidak mungkin
agar diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal
yang tersisa dan masih mungkin saja.
Sementara Suherman dkk (2001:92-94) menjabarkan strategi pemecahan
masalah yang mungkin diperkenalkan kepada siswa sekolah dasar,adalah ;
1).Strategi Act It Out ,2). Membuat gambar atau diagram 3). Menemukan pola, 4).
Membuat tabel, 5). Memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik,6).
Tebak dan periksa (Guess and Check),7). Strategi kerja mundur, 8). Menentukan
apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan,9).

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

Menggunakan kalimat terbuka, 10). Menyelesaikan masalah yang mirip atau


masalah yang lebih mudah 11). Mengubah strategi pandang
Dari beberapa strategi di atas, tidak semuanya disarankan oleh para pakar
dalam pemecahan masalah harus muncul sebagai strategi. Beberapa yang harus
dilakukan adalah memahami masalahnya secara teliti, membedakan mana yang
merupakan hal yang diketahui dan mana yang merupakan masalah yang harus
dipecahkan. Seseorang akan dengan lebih mudah memecahkan masalah hanya
jika sering menghadapi masalah yang beragam dan mampu memecahkan
permasalahannya. Karena itu bekal utama yang diperlukan dalam memecahkan
masalah adalah keuletan yang dilandasi pengetahuan dasar yang luas.
Strategi pemecahan masalah tersebut perlu dilatihkan kepada siswa dalam
pembelajaran, karena dapat digunakan atau dimanfaatkan ketika mereka
mempelajari matematika atau mata pelajaran lain. Adapun cara meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah matematika dapat Anda lakukan dalam
pembelajaran dengan beberapa cara antara lain adalah sebagai berikut.
1. Memulai dari masalah yang sederhana.
2. Memberikan masalah berupa open-ended problem dan investigasi.
3. Menggunakan sebanyak mungkin strategi pemecahan masalah yang relevan.11
4. Mencari kesesuaian antara kemampuan berpikir dan strategi pemecahan
masalah
5. Memberikan

kesempatan

yang

cukup

untuk

memformulasikan

dan

memecahkan masalah, kemudian mencoba untuk menyelesaikan dengan cara


lain
6. Menggunakan pemodelan untuk menjelaskan dan menganalisis proses
berpikir
7. Memberikan kesempatan untuk merefleksikan dan mengklarifikasi serta
melihat kembali kemungkinan lain, mengatakan dengan bahasa sendiri dan
mencoba untuk mencari strategi pemecahan masalah yang lebih baik
8. Memperbolehkan untuk berekspresi dengan maksud untuk memperkuat
konseptualisasi dan pengembangan dari kebiasaan berpikir kritis

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

10

5. KONSEP DASAR PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS


Di antara banyak konsep dasar yang muncul dalam literatur pemecahan
masalah adalah: (a) komponen suatu masalah; (b) algoritma dan heuristic; dan (c)
masalah terdefinisi- baik dan masalah tak terdefinisi-baik.
Komponen suatu Masalah. Setiap masalah paling sedikit ada tiga komponen:
(1) diberikan (given)suatu informasi yang ditentukan apabila masalah itu
disajikan; (2) tujuan (goal)tujuan akhir yang ingin dicapai; dan (3) operasi
((operation) tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai atau mendekati
tujuan . Selain itu, ada juga yang menyajikan empat komponen dasar dalam
menyelesaikan suatu masalah: (1) tujuan, atau deskripsi yang merupakan suatu
solusi terhadap masalah; (2) deskripsi objek-objek yang relevan untuk mencapai
suatu solusi sebagai sumber yang dapat digunakan, pemecah masalah, dan setiap
perpaduan atau pertentangan yang dapat tercakup; (3) himpunan operasi, atau
tindakan yang diambil untuk membantu mencapai solusi; dan (4) himpunan
pembatas yang tidak harus dilanggar dalam menyelesaikan masalah .
Algoritma dan Heuristic. Ada masalah yang didekati dengan
menggunakan suatu himpunan operasi spesikasi yang selalu berperan untuk suatu
solusi yang benar. Misalnya,masalah membagi 1024 dengan 32 dapat diselesaikan
dengan menggunakan satu dari dua prosedur: (1) menggunakan metiode
pembagian panjang sesuai perintah, atau (2) menggunakan kalkulator. Salah satu
prosedur pendekatan itu menghasilkan solusi yang benar, yaitu, 32. Prosedur
khusus, prosedur langkah demi langkah untuk menyelesaikan masalah itu,disebut
algoritma. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan algoritma. Dalam
situasi seperti itu, orang menggunakan pendekatan lain untuk menyelesaikan
masalahdikenal sebagai heuristic, termasuk strategi penyelesaian masalah
umum, aturan menonjol dan terkaan terbaik yang didasarkan pada pengalaman
lalu dengan masalah serupa.
Masalah Terdefinisi-baik lawan Masalah Takterdefinisi-baik. Masalahmasalah besar perlu didefinisikan. Banyak teorist telah menemukan perbedaan
yang sangat berguna antara masalah terdefinisi-baik dan masalah takterdefinisibaik . Hasil temuan mereka antara lain, bahwa pembedaan yang secara aktual

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

11

merefleksikan suatu kontinum dari struktur masalah terdefinisi-baik, tujuan


diberikan dinyatakan secara jelas; semua informasi yang diperlukan adalah untuk
menyelesaikan masalah yang disajikan, dan algoritma yang ada berperan untuk
suatu solusi yang benar. Sedangkan, masalah yang takterdefinisi-baik, tujuan yang
ditentukan bermakna ganda, informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah adalah kurang, tidak ada algoritma yang relevan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Selanjutnya, masalah yang terdefinisi-baik sering hanya
memiliki satu solusi yang benar, sedangkan masalah yang takterdefinisi-baik
sering memiliki beberapa solusi yang dapat diterima. Misalnya, masalah membagi
1024 dengan 332 adalah masalah terdefinisi-baik, sedangkan masalah pembatasan
militer adalah masalah takterdefinisi-baik.
6. PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI TUJUAN
Pemecahan masalah memiliki suatu kepentingan dalam studi matematika.
Tujuan

utama

dari

belajar

dan

mengajar

matematika

adalah

untuk

mengembangkan kemampuan menyelesaikan berbagai masalah matematika


kompleks yang mendalam (Jacob, 2010:2).Kemampuan pemecahan masalah
merupakan tujuan utama pengajaran matematika dan bahkan sebagai jantungnya
matematika.
The National Council of Teachers of Mathematics (Jacob, 2010)
merekomendasikan bahwa pemecahan masalah merupakan fokus dari matematika.
Hal ini didukung oleh Wilson (Jacob, 2010:9) bahwa pemecahan masalah
seharusnya

merupakan

suatu

tujuan

pembelajaran

matematika. Apabila

pemecahan masalah dipandang sebagai suatu pertimbangan penting di sini adalah


belajar bagaimana untuk menyelesaikan masalah merupakan alasan utama untuk
mempelajari matematika.
Jacob (2010:13) mengungkapkan bahwa studi matematika dengan
menekankan pemecahan masalah sedemikian sehingga siswa:
a. Dapat menggunakan pendekatan masalah dalam matematika untuk
menyelidiki dan memahami konten matematis,

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

12

b. Dapat memformulasikan masalah dari situasi dalam kehidupan seharihari dan situasi matematis,
c. Dapat mengembangkan dan menggunakan strategi untuk menyelesaikan
suatu masalah yang beraneka ragam secara luas,
d. Dapat menguji dan menginterpretasikan hasil terhadap masalah asli, dan
e. Mendapatkan keyakinan dalam menggunakan matematika secara
bermakna.
Artinya, seseorang dikatakan memiliki kemampuan/kompetensi pemecahan
masalah matematis jika memenuhi lima kriteria di atas.

PENUTUP
Pada hakekatnya kemampuan menyelesaikan masalah merupakan salah
satu tujuan utama pengajaran matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
proses mengajar belajar tidak perlu bertumpu kepada banyaknya materi yang
harus diajarkan, tetapi lebih kepada materi-materi esensial yang dapat diolah
sedemikian sehingga dapat mendorong tumbuhnya kemampuan menyelesaikan
masalah pada diri siswa.
Pada hakekatnya membentuk peserta didik menjadi manusia yang
berkemampuan menyelesaikan masalah, itulah yang seharusnya menjadi hasil
akhir dari proses mengajar belajar, di samping tujuan belajar yang lainnya. Karena
pada dasarnya peserta didik adalah seorang manusia yang senantiasa mempunyai
dan menghadapi suatu masalah. Dengan demikian bahwa pentingnya kemampuan
menyelesaikan masalah ditumbuhkan pada diri siswa melalui proses mengajar
belajar untuk lebih mempersiapkan mereka dalam menghadapi kehidupan dunia
yang dinamis dan perkembangan masyarakat yang meningkat terus dengan
berbagai macam permasalahan.

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

13

DAFTAR PUSTAKA
Anita.2005. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Matematik melalui
Pendekatan Problem Posing Siswa Kelas IA SMP Khadijah
Makassar.Skripsi. Makassar: FMIPA UNM
Dhurori Armini,dkk.2010.Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
dalam kajian Aljabar di SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika
Jacob, C. Matematika sebagai Pemecahan Masalah. Makalah. Email:
jacob@upi.edu
Jacob, C. (2010). Pemecahan Masalah Matematis: Suatu Telaah Perspektif
Teoretis dan Praktis. Makalah disajikan pada Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Matematika dengan Tema Peningkatan Kualitas Pemberdayaan
Guru Matematika 8-15 Juli 2010, Subang.
Wiroro Sri Wardhani,dkk.2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika di SMP. Yogyakarta : PPPPTK Matematika

Sitti Mardiyah, S.Pd


SMPN 3 Satap Total

14

Anda mungkin juga menyukai