Sitti Mardiyah
ABSTRAK
Pemecahan masalah merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan yang ditemukan.Pemecahan masalah adalah mutlak dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kenyataan, sebagian besar pekerjaan membutuhkan suatu
jenis pemecahan masalah,apakah kita sebagai guru, dokter, menager perusahaan, mekanik
mobil, atau beberapa jabatan lainnya. Proses pemecahan masalah merupakan aktivitas
mental yang membentuk suatu inti yang disebutberfikir. Selanjutnya dalam pemecahan
masalah sangat dibutuhkan cara berfikir yang sistematis, logis, kritis , matematis, kreatif,
dan konstruktif. Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum
matematika yang sangat penting, karena dalam proses pembelajaran maupun
penyelesaian siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman, menggunakan pengetahuan
serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
bersifat tidak rutin. Pemecahan masalah matematika adalah proses yang menggunakan
kekuatan dan manfaat matematika dalam menyelesaikan masalah yang juga merupakan
metode penemuan solusi melalui tahap-tahap pemecahan masalah .
Kata kunci : Pemecahan masalah, Algoritma, dan heuristic
PENDAHULUAN
Pada suatu pertemuan informal, seorang ilmuan sosial bertanya kepada
seorang profesor matematika, Apakah tujuan utama dari mengajar matematika?.
Profesor matematika itu menjawab,pemecahan masalah, kemudian matematis
itu balik bertanya, Apakah tujuan utama dari mengajar sosial?sekali lagi,
jawabannya adalah pemacahan masalah(Problem Solving).
Semua matematis, insinyur, ilmuan sosial, ahli hukum, doktor, menager
perusahaan
dan
jabatan
lainnya
adalah
pemecah
masalah
terbaik.Meskipun,masalah yang dihadapi setiap orang berbeda,tetapi ada elemenelemen yang sama dan struktur utama yang dapat membantu untuk mendukung
pemecahan masalah.
Pada dasarnya masalah bersifat subyektif dan tergantung dari waktu.
Artinya, suatu masalah bagi seseorang belum tentu merupakan masalah bagi orang
lain. Demikian pula suatu masalah bagi seseorang pada saat ini mungkin saja tidak
menjadi masalah pada saat yang lain. Dari pengertian tersebut, sesuatu disebut
masalah jika sesuatu itu membutuhkan penyelesaian tetapi belum ada langkah
yang
jelas
atau
contoh
penyelesaian
yang
dijadikan
pedoman
untuk
menyelesaikannya.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan
usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai diperoleh penyelesaian. Sedangkan
pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong
siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan
mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut
Penyelesaian masalah dalam matematika adalah penyelesaian dari suatu
situasi dalam matematika yang dianggap masalah bagi orang lain yang
menyelesaikannya. Penyelesaian masalah merupakan suatu proses mental yang
tinggi dan kompleks yaitu melibatkan visualisasi, imajinasi, abstraksi, dan asosiasi
informasi-informasi yang diberikan. Karena itu, penyelesaian masalah melalui
proses belajar mengajar matematika dapat membantu siswa dalam meningkatkan
dan mengembangkan kemampuannya pada aspek penerapan, analisis, sistesis, dan
evaluasi.
1. CIRI-CIRI MATEMATIKA
Apakah pemecahan masalah, penalaran, dan pengomunikasian memainkan
peranannya dalam kurikulum matematika? Bagaimana pertanyaan ini dijawab
bergantung pada keyakinan kita tentang ciri matematika
Pandangan
Tradisional.
Sebagian
besar
orang
berpikir
bahwa
dalam batinnya (at heart), suatu upaya untuk menentukan pola-pola. Malahan,
matematika telah digambarkan sebagai ilmu (science) dan bahasa pola-pola .
Seperti setiap ilmu, mengerjakan matematika membutuhkan penalaran dan
pengomunikasian.
Pengomunikasian
penting,
karena
matematika
dalam
kenyataannya, suatu aktivitas usaha sosial, matematisi membangun masingmasing karya lainnya dan seringkali berkarya dalam tim untuk menyelesaikan
suatu masalah. Singkatnya, pemecahan masalah, penalaran, dan pengomunikasian
merupakan alat yang sangat mendasar untuk penyelidikan matematisilmu dan
bahasa pola-pola.
2 . PENGEMBANGAN BERFIKIR MATEMATIS
Bagaimana pengajaran meningkatkan keterampilan pemecahan masalah,
penalaran, dan pengomunikasian? Bagaimana pertanyaan ini dijawab bergantung
pada keakinan kita tentang proses belajar .
Pandangan Tradisional. Sebagian besar orang, termasuk banyak guru,
yakin bahwa belajar pada dasarnya merupakan suatu proses menerima atau pasif.
Siswa dipandang sebagai tidak mengetahui dan belajar dipandang sebagai suatu
proses informasi yang diperlukan yang sangat mengasyikkan. Peranan siswa
adalah untuk menunggu tugas-sukar -mendengarkan dan sangat rajin
mempraktikkan apa yang telah mereka butuhkan untuk diketahui. Dalam suatu
pandangan tradisional, bagaimanapun, untuk menyelesaikan masalah, alasan, dan
komunikasijika diajarkan semuadibutuhkan sebagai informasi yang siswa
perlukan untuk diingat.
Pandangan Reflektif. Penelitian kognitif masa kini mengusulkan bahwa
pengetahuan bermakna dan dapat digunakan adalah bukan hanya yang
mengasyikkan, tetapi secara aktif dikonstruksi. Dalam pandangan ini, suatu
pengertian matematika dan cara berpikir matematis tidak dapat dibebankan pada
siswa, tanpa dari siswa, tetapi harus secara aktif dibangun dari dalam diri siswa itu
sendiri dan oleh siswa itu sendiri. Penelitian masa kini juga menyatakan bahwa
siswa bukan sama sekali tidak mengerti atau bukan sebagai daftar kosong apabila
mereka mulai sekolah. Khususnya, semua siswa remaja dapat dipertimbangkan
TM : Tidak Mungki
bahkan
akal
yang
perlu
digunakan
dalam
pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak hanya dibayangkan oleh otak
yang kemampuannya sangat terbatas.
5. Menemukan pola
Strategi ini berkait dengan pencarian keteraturan-keteraturan. Dengan
keteraturan yang sudah didapatkan akan lebih memudahkan kita menemukan
penyelesaian masalahnya.
6. Memecah tujuan
Strategi ini berkait dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai
menjadi dua atau lebih tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan
sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya.
7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
Strategi ini berkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh
pemecah masalah selama proses pemecahan masalah berlangsung, sehingga
dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan.
8. Berpikir logis
Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran ataupun penarikan
kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada.
9. Bergerak dari belakang
Dengan strategi ini, kita memulai dari proses pemecahan masalahnya dari yang
diinginkan atau yang ditanyakan lalu menyesuaikan dengan yang diketahui.
10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang sudah jelas tidak mungkin
agar diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal
yang tersisa dan masih mungkin saja.
Sementara Suherman dkk (2001:92-94) menjabarkan strategi pemecahan
masalah yang mungkin diperkenalkan kepada siswa sekolah dasar,adalah ;
1).Strategi Act It Out ,2). Membuat gambar atau diagram 3). Menemukan pola, 4).
Membuat tabel, 5). Memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik,6).
Tebak dan periksa (Guess and Check),7). Strategi kerja mundur, 8). Menentukan
apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan,9).
kesempatan
yang
cukup
untuk
memformulasikan
dan
10
11
utama
dari
belajar
dan
mengajar
matematika
adalah
untuk
merupakan
suatu
tujuan
pembelajaran
matematika. Apabila
12
b. Dapat memformulasikan masalah dari situasi dalam kehidupan seharihari dan situasi matematis,
c. Dapat mengembangkan dan menggunakan strategi untuk menyelesaikan
suatu masalah yang beraneka ragam secara luas,
d. Dapat menguji dan menginterpretasikan hasil terhadap masalah asli, dan
e. Mendapatkan keyakinan dalam menggunakan matematika secara
bermakna.
Artinya, seseorang dikatakan memiliki kemampuan/kompetensi pemecahan
masalah matematis jika memenuhi lima kriteria di atas.
PENUTUP
Pada hakekatnya kemampuan menyelesaikan masalah merupakan salah
satu tujuan utama pengajaran matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
proses mengajar belajar tidak perlu bertumpu kepada banyaknya materi yang
harus diajarkan, tetapi lebih kepada materi-materi esensial yang dapat diolah
sedemikian sehingga dapat mendorong tumbuhnya kemampuan menyelesaikan
masalah pada diri siswa.
Pada hakekatnya membentuk peserta didik menjadi manusia yang
berkemampuan menyelesaikan masalah, itulah yang seharusnya menjadi hasil
akhir dari proses mengajar belajar, di samping tujuan belajar yang lainnya. Karena
pada dasarnya peserta didik adalah seorang manusia yang senantiasa mempunyai
dan menghadapi suatu masalah. Dengan demikian bahwa pentingnya kemampuan
menyelesaikan masalah ditumbuhkan pada diri siswa melalui proses mengajar
belajar untuk lebih mempersiapkan mereka dalam menghadapi kehidupan dunia
yang dinamis dan perkembangan masyarakat yang meningkat terus dengan
berbagai macam permasalahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anita.2005. Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Matematik melalui
Pendekatan Problem Posing Siswa Kelas IA SMP Khadijah
Makassar.Skripsi. Makassar: FMIPA UNM
Dhurori Armini,dkk.2010.Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
dalam kajian Aljabar di SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika
Jacob, C. Matematika sebagai Pemecahan Masalah. Makalah. Email:
jacob@upi.edu
Jacob, C. (2010). Pemecahan Masalah Matematis: Suatu Telaah Perspektif
Teoretis dan Praktis. Makalah disajikan pada Seminar dan Lokakarya
Pendidikan Matematika dengan Tema Peningkatan Kualitas Pemberdayaan
Guru Matematika 8-15 Juli 2010, Subang.
Wiroro Sri Wardhani,dkk.2010. Pembelajaran Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika di SMP. Yogyakarta : PPPPTK Matematika
14