KATARAK
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN:
Nama
: Ny. A
Umur
: 56 tahun
Alamat
: Randegan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Tanggal berobat : -
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
mengeluh pengelihatannya kabur seperti melihat kabut.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan kedua mata kabur mata kanan pasien di rasa lebih
kabur dibandingkan dengan mata kirinya. Kabur dirasa perlahan-lahan dan semakin
lama semakin memberat hingga mengganggu aktivitas pasien. Pasien merasa lebih
sulit melihat benda-benda yang terletak jauh di bandingkan dengan sebelumnya.
Pasien juga mengeluh silau dan ngeres pada kedua mata serta seperti melihat
kabut atau asap. Untuk mengurangikeluhannya, pasien telah menggunakan obat
tetes mata, namun keluhantersebut tidak berkurang.
3. Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Riwayat alergi, trauma,
penggunaan kaca mata dan penyakit sistemik seperti hipertensi dan dibetes melitus
disangkal oleh pasien.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dikeluarga disangkal
5. Riwayat Alergi
Riwayat alergi dingin, debu, obat, makanan, disangkal.
6. Riwayat psikososial
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
B. Kesadaran
C. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
: 110/70 MmHg
Nadi
Suhu
: 36.4C
Frekuensi Napas
: 20x/menit
Hidung
Sinus paranasal
IV.
Kavum nasi
Mukosa
Concha
: hipertrofi -/+
Septum
: Deviasi (-)
RESUME
Pasien mengeluh hidung sebelah kiri sering tersumbat sejak 4 bulan yang lalu.
Keluhan tersebut disertai rasa gatal di dalam hidung sebelah kiri kemudian pasien juga
mengatakan bahwa 2 minggu terakhir sulit mencium sesuatu di hidung sebelah kiri.
Selain itu juga pasien juga sering pusing terutama di bagian kepala sebelah kiri dan
mengganggu aktifitas. Setiap terkena debu pasien sering bersin. Pasien juga mengaku
terdapat gigi yang berlubang sejak SMA di sebelah kiri bagian atas.
Sinus paranasal
Kavum nasi
Concha
V. DIAGNOSIS
Diagnosis banding
- Kekeruhan badan kaca
- Endopthalmitis
- Glaukoma kronis
Diagnosis kerja
VI.
Pemeriksaan penunjang
-
Funduskopi
Slit lamp
VII.
Prognosis
-
Dubius ad bonam
Tinjauan Pustaka
Katarak
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan hampir
transparan sempurna. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang iris, lensa
digantung oleh zonula, yang menghubungkannya dengan korpus siliare. Di sebelah anterior
lensa terdapat humor aquaeus, di sebelah posteriornya, vitreus. Kapsul lensa adalah suatu
membran yang semipermeable (sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang akan
memperoleh air dan elektrolit masuk.
Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras
daripada korteksnya. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lameral subepitel terus
diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik. Nukleus
dan korteks terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang.
Masing-masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan
mikroskop, inti ini jelas dibagian perifer lensa di dekat ekuator dan bersambung dengan
lapisan epitel subkapsul.
Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal dengan zonula (zonula
zinni), yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip ke
dalam ekuator lensa.
Enam puluh lima persen terdiri dari air, sekitar 35 % protein (kandungan protein
tertinggi di antara jaringan-jaringan tubuh) dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di
jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada dikebanyakan
jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun
tereduksi. Tidak ada serta nyeri, pembuluh darah atau syaraf di lensa (Vaughan, 2000).
Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh,
tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan
lebih kuat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Seratserat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara
sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.
Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari serat-serat transparan. Kadangkadang serta-serat ini menjadi keruh (opak), sehingga berkas cahaya tidak dapat
menembusnya, suatu keadaan yang dikenal sebagai katarak. Lensa defektif ini biasanya
dapat dikeluarkan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan
atau kacamata kompensasi (Sherwood, 2001).
Definisi Katarak
Katarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi
Etiologi dan Faktor resiko
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Faktor-faktor yang dapat memicu
timbulnya penyakit katarak, diantaranya adalah sebagai berikut :
Gejala
Patogenesis Katarak
Konsep Penuaan
Lensa mata mempunyai bagian yang disebut pembungkus lensa atau kapsul lensa,
korteks lensa yang terletak antara nukleus lensa atau inti lensa dengan kapsul lensa. Pada
anak dan remaja nukleus bersifat lembek sedang pada orang tua nukleus ini menjadi keras.
Dengan menjadi tuanya seseorang, maka lensa mata akan kekurangan air dan menjadi lebih
padat. Lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya, sehingga kemampuannya
memfokuskan benda dekat berkurang. Dengan bertambahnya usia, lensa mulai berkurang
kebeningannya, keadaan ini akan berkembang dengan bertambah beratnya katarak.
keseragaman struktur ini menghilang dan serat-serat bukannya meneruskan cahaya secara
merata, tetapi menyebabkan cahaya terpencar dan bahkan terpantul. Hasilnya adalah
kerusakan penglihatan yang parah (Youngson, 2005).
Kerusakan protein akibat elektronnya diambil oleh radikal bebas dapat
mengakibatkan sel-sel jaringan dimana protein tersebut berada menjadi rusak yang banyak
terjadi adalah pada lensa mata sehingga menyebabkan katarak (Kumalaningsih, 2006).
Pandangan yang mengatakan bahwa katarak karena usia mungkin disebabkan oleh
kerusakan radikal bebas memang tidak langsung, tetapi sangat kuat dan terutama didasarkan
pada perbedaan antara kadar antioksidan di dalam tubuh penderita katarak dibandingkan
dengan mereka yang memiliki lensa bening.
Sinar Ultraviolet
Banyak ilmuan yang sekarang ini mencurigai bahwa salah satu sumber radikal bebas
penyebab katarak adalah sinar ultraviolet yang terdapat dalam jumlah besar di dalam sinar
matahari. Memang sudah diketahui bahwa radiasi ultraviolet menghasilkan radikal bebas di
dalam jaringan. Jaringan di permukaan mata yang transparan sangat peka terhadap sinar
ultraviolet. Pada mereka yang mempunyai riwayat terpajan sinar matahari untuk waktu lama
dapat mempercepat terjadinya katarak.
Merokok
Kerusakan lensa pada katarak adalah kerusakan akibat oksidasi pada protein lensa.
Rokok kaya akan radikal bebas dan substansi oksidatif lain seperti aldehid. Kita tahu bahwa
radikal bebas dari asap rokok dapat merusak protein. Dilihat dari semua ini, tidaklah
mengherankan bahwa perokok lebih rentan terhadap katarak dibanding dengan yang bukan
perokok.
Klasifikasi
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan, yaitu katarak kongenital, katarak
juvenil, dan katarak senil (Ilyas, 2004).
a.
Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah
lahir dan bayi berusia kurang dari satu tahun. Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi
yang
dilahirkan
oleh
ibu-ibu
yang
menderita
penyakit
rubella,
galaktosemia,
Katarak Juvenil
Katarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan.
Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan
penyakit lainnya seperti :
1. Katarak metabolik
a) Katarak diabetik dan galaktosemik (gula)
b) Katarak hipokalsemik (tetanik)
c) Katarak defisiensi gizi
d) Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe dan homosistinuria)
e) Penyakit Wilson
f) Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain.
2. Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
3. Katarak traumatik
4. katarak komplikata
Katarak Senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
Katarak senil biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, kekeruhan lensa
dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih
dari 60 tahun.
Katarak senil secara klinik dikenal empat stadium yaitu: insipien, intumesen, imatur,
matur, hipermatur morgagni.
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah
(air masuk)
Normal
Berkurang
(air+masa
lensa
keluar
Iris
Normal
Bilik mata
Normal
Terdorong
Dangkal
Normal
Normal
depan
Sudut bilik
Normal
Sempit
Normal
mata
Shadow test
Penyulit
Negatif
-
Positif
Glaukoma
Negatif
-
Tremulans
Dalam
Terbuka
Pseudopos
Uveitis +
Glaukoma
Katarak
Katarak Imatur. Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai
seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa
mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma
sekunder.
Katarak Matur. Pada keadaan matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau
intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada
ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila mana akan
mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal
kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris
negatif.
Katarak Hipermatur. Katarak hipermatur adalah katarak yang mengalami proses
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang
berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning
dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadangkadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendor.
Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk
sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa
karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.
Katarak Brunesen. Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra)
terutama pada lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan miopia
tinggi. Sering tajam penglihatan lebih baik dari dugaan sebelumnya dan biasanya ini
terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak
kortikal posterior (Ilyas, 2004).
Berdasarkan lokasi terjadinya, katarak terbagi atas: a.
Katarak Inti atau Nuklear
Katarak inti atau nuklear merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak
pada nukleus atau bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan. Keluhan yang
biasa terjadi :
1. Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat dan untuk melihat dekat melepas
kaca matanya.
2. Setelah mengalami penglihatan kedua ini (melihat dekat tidak perlu kaca mata) penglihatan
mulai bertambah kabur atau lebih menguning. Lensa lebih coklat.
3. Menyetir malam silau dan sukar.
4. Sukar membedakan warna biru dan ungu.
b. Katarak Kortikal
Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruh-an putih mulai
dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu peng-lihatan.
Banyak pada penderita diabetes mellitus. Keluhan yang
biasa terjadi :
1. Penglihatan jauh dan dekat terganggu.
2. Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra.
c.Katarak Subkapsular
Katarak Subkapsular dimulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat
pada lajur jalan sinar masuk. Adanya riwayat diabetes mellitus, renitis pigmentosa dan
pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dapat mencetuskan kelainan ini.
Biasanya dapat terlihat pada kedua mata.
Keluhan yang biasa terjadi :
1. Mengganggu saat membaca.
2. Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya.
3. Mengganggu penglihatan (Ilyas, 2006).
Pencegahan
Pencegahan utama penyakit katarak dilakukan dengan mengontrol penyebab yang
berhubungan
dengan
katarak
dan
menghindari
faktor-faktor
yang
mempercepat
Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh,
sehingga resiko katarak akan bertambah.
2.
3.
Atur makanan sehat, makan yang banyak buah dan sayur, seperti wortel.
Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar ultraviolet mengakibatkan katarak pada mata.
4.
Jaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya (Ilyas, 2006).