Kasus Ujian Jiwa Ulin Raizsa
Kasus Ujian Jiwa Ulin Raizsa
Pembimbing
dr. Yulizar Darwis , Sp.KJ, MM.
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Tn. S
Usia
29 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Alamat
Jl.
HKSN
Komplek
Surya
II.
Pendidikan
SMA
Pekerjaan
Pengangguran
Agama
Islam
Suku
Banjar
Bangsa
Indonesia
Status Perkawinan
Belum menikah
Berobat Tanggal
9 Maret 2015
RIWAYAT PSIKIATRIK
Diperoleh dari alloanamnesa dengan ibu pasien pada hari kamis, tanggal 12 Maret
2015, pukul 17.00 WITA di Jl. HKSN Komplek Surya Gemilang Rt.31 Rw.2
No.61 Blok O, Banjarmasin dan autoanamnesis pada hari hari jumat tanggal 13
Maret 2015, pukul 14.30 WITA. Anamnesis dilakukan di rumah pasien Jl. HKSN
Komplek Surya Gemilang Rt.31 Rw.2 No.61 Blok O, Banjarmasin.
A.
KELUHAN UTAMA
Berbicara sendiri
B.
KELUHAN TAMBAHAN
C.
Marah-marah
Mengomel
Sulit tidur
Bicara kacau
Tertawa sendiri
Melamun
mencoba-coba.
Untuk
berapa
banyak
dan
seringnya
pasien
sejak tahun 2007 ketika pasien pertama kali menunjukkan gejala gangguan
kejiwaan, jika pasien tidak merokok atau dilarang untuk mengurangi rokok,
maka pasien akan merasa gelisah dan marah-marah kepada orang tuanya.
Kebiasaan ini berlanjut sampai sekarang (12 Maret 2015).
Menurut keterangan ibu pasien, ibu pasien sudah mencoba melarang
pasien mengkonsumsi koplo, dan menyarankan pasien untuk mengurangi
kebiasaan pasien merokok, tapi pasien akan merespon dengan hanya diam,
atau marah-marah kepada ibu pasien.
Menurut keterangan ibu pasien, pada saat pasien berusia 20 tahun
(lulus SMA), pasien mencoba untuk melanjutkan sekolah menjadi polisi, tetapi
pasien gagal saat tes penerimaan masuk, tidak hanya sekali pasien mencoba
untuk menjadi polisi, tapi berkali-kali dan terus gagal. Jika gagal pasien selalu
mendatangi kantor polisi, dan marah-marah dikantor polisi. Kemudian pada
tahun yang sama pasien gagal masuk polisi, pasien berkerja di hotel Barito dan
tidak bertahan lama, karena pasien mengaku kelelahan jika harus pulang selalu
tengah malam dan keesokan harinya berangkat subuh. Setelah berhenti
menjadi pagawaai di hotel Barito, pasien kemuadian berkerja di Restoran
Lima Rasa sebagai pengantar makanan, selama 1 tahun tetapi pasien tidak mau
berkerja lagi tanpa alas an yang jelas.
Pada tahun 2007 akhir ( ibu pasien lupa tanggal atau bulan yang tepat)
pasien mulai menunjukkan gejala gangguan kejiwaan yaitu berbicara sendiri
dan suka marah-marah, sehingga ibu pasien membawa pasien berobat
kedokter Sp.KJ, tetapi pasien tidak rutin meminum obat karena alasan merasa
tidak sakit lagi dan sudah bosan untuk terus minum obat, ibu pasien pun
menuruti kemauan pasien, karena merasa sakit pasien sudah tidak terlalu
parah, walau pun kadang-kadang gejala gangguan kejiwaan masih ada pada
pasien sampai dengan tahun 2010.
Pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, pasien masih dapat
berkerja, pasien berkerja di Tanjung ikut dengan kakak dari ayah pasien,
pasien jugapernah berkerja dikantor pembiayaan (ibu pasien lupa nama pasti
tempat pasien berkerja) tetapi tidak ada yang bertahan lama, karena kondisi
kejiwaan pasien yang terganggu, pasien selalu merasa emosi, pasien juga
selalu merasa bos dan lingkungan kerjanya tidak suka pada dirinya dan
bosnuya selalu marah pada dirinya. Setelah itu pasien banyak mengganggur
dirumah.
Menurut ibu pasien, ditahun 2010, pasien sering keluyuran tidak ada
arah, psien biasanya pulang pagi hari, atau pasien dicari oleh anggota keluarga,
pasien juga hanya diam, tidak berbicara apa bila diajak berbicara. Pasien
dibawa oleh ibu psien untuk berobat ke RS. Ansari Saleh, di Rs. Ansari Saleh,
pasien diberikan obat untuk rawat jalan, tetapi pengobatan sering terputus,
karena psien merasa sudah tidak sakit lagi dan merasa sudah bosan untuk
minum obat. pasien sudah bisa beraktivitas dan mencari perkerjaan, pasien
berkerja menjadi sales seuah produk elektronik di Banjarmasin dan
Palangkaraya, selama satu tahun, tetapi berhenti karena pasien sering marahmarah.
superman yang bisa terbang, kondisi pasien yang seperti sudah berlangsung
selama 7 hari sebelum pasien dibawa oleh ibu dan saudara pasien berobat ke
poliklinik jiwa di RSUD Ulin Banjarmasin. Saat di poliklinik jiwa RSUD Ulin
Banjarmasin, emosi yang diperlihatkan pasien sangat tidak stabil, pasien
marah-marah dan tidak ingin menjawab pertanyaan yang di ditanyakan oleh
dokter di poliklinik jiwa RSUD Ulin Banjarmasin. Pasien kemudian
mendapatkan pengobatan rawat jalan, pasien juga diminta konsul kembali jika
sudah dua minggu atau sebelum obat paien habis.
Autoanamnesis
Pasien diatanya kenapa dirinya, psien menjawabnnya ini karena takdir.
Pasien mwngakui bahwa dirinya pengguna koplo, tapi psien tidak
mmeberitahukan berapa banyak koplo yang dikonsumsi dalam seminggu.
Pasien mengaku bahwa pertama koplo dikonsumsi adalah dari pemberian
temannya.
Tentang pekerjaan, psien tidak mau menjawab, psien mengaku dia
berteman dengan firaun, psien juga merasa berteman baik dengan Nabi
Musa. Sehingga psien bisa menangkal semua gangguan gangguan sihir.
pasien juga mengaku sebagai pengawal soekarno. Psien juga mengaku
pertah bertemu dengan raja arab Saudi di rumah makan wong solo, dan raja
terssebut mengajari pasien cara berumroh dan berhaji.
Pasien merasa dirinya bisa terbang, saat ditanya bagaimana cara
terebang, pasienn tidak mau menjawab. Psien juga selalu merasa dirinya
didatangi oleh bidadari, iblis, dan malaikat, itulah alasan psien sering
berbicara sendiri. Pasien tidak bisa tertidur, karena memimikrkan banyaknya
jumlah iblis di dunia.
D.
E.
dikamar.
Pada
usia
ini
pasien
mulai
menunjukkan
karena ayah pasien juga memiliki hobi bermain gitar. Minat pasien
terhadap alat music pun dituruti oleh orang tua pasien, pasien
kemudian dibelikan gitar, pasien belajar bermain gitar dengan ayah
pasien, tapi kebanyakan pasien belajar dari otodidak (belajar
sendiri). Saat memasuki SMP, pasien masih merupaka orang yang
pendiam, tapi pasien sudah mempunyai lebih banyak teman,
10
RIWAYAT KELUARGA
Os adalah anak keempat dari empat bersaudara. Tidak terdapat
riwayat gangguan jiwa dalam keluarga. Pasien cenderung tertutup pada
11
Keterangan
:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: menderita gangguan jiwa
: tinggal serumah
G.
12
13
DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
pada saat diwawancara tanggal 13 Maret 2015 pukul 14.30 WITA
di rumah pasien, Jl.HKSN Komplek Surya Gemilang, RT.31 RW.2
No.61 Blok O, Banjarmasin, pasien berperawakan besar dan tegap,
dengan tinggi badan 170cm dan berat badan 70kg, penampilan tampak
sesuai dengan usianya. Rambut pendek, ikal dan hitam. Kulit coklat
tua. Bentuk wajah oval dengan rahang besar. Bibir pasien tampak
menghitam dibagian tepi.
Pasien mengenakan baju kaos berlengan pendek, berwarna hitam,
bertuliskan C.I.A dengan celana jeans biru panjang. Penampilan pasien
kurang terawat dengan semua kuku jari tangan panjang dan ada sedikit
kotoran hitam dibaliknya. Di kedua belah kaki pasien terdapat karet
gelang berwarna merah, yang dialaskan psien untuk menolak gangguan
dan menangkal sial. Pasien terus merokok dihadapan pemeriksa, dan
pasien mengaku jika tidak merokok pasien akan merasa gelisah.
Awal wawancara, pasien kurang kooperatif terhadap pemeriksa,
pada awal wawancara psien terlihat emosi dan selalu ingin pergi
keluar, tetapi setelah pemeriksaa mengenalkan diri pasien dan
mengajak pasien untuk berbicara, sifat pasien berubah menjadi
humoris. Pasien berbicara dengan leluasa dengan pemeriksa, pasien
14
pasien
menolak
melakukannya,
pasien
mampu
15
hiperthym
2. Ekspresi afektif
marah - gembira
3. Keserasian
Serasi (appropriate)
4. Empati
16
5. Hidup Emosi
Stabilitas
: tidak stabil
Pengendalian
: terganggu
Arus Emosi
: cepat
FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran
Kompos mentis
2. Orientasi
-
Waktu
Baik
Tempat
terganggu
Orang
Baik
Situasional
terganggu
Baik
Jangka pendek
Baik
Jangka panjang
Baik
Segera
SDE
6. Pengetahuan Umum
7. Pikiran abstrak
Baik
Auditorik
3. Konsentrasi
4. Daya Ingat
I.
GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi :
:
SDE
17
2. Ilusi
Visual
Olfaktorik :
Tidak ada
ada
Tidak ada
PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas
Spontan
b. Kontinuitas
c.Hendaya berbahasa
Flight of idea
: ada
Circumstantialy
: tidak ada
Inkoherensi
: tidak ada
Blocking
: tidak ada
Retardasi
: tidak ada
Perseverasi
: tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi
Tidak ada
b. Gangguan pikiran :
Over valued idea
: ada
Fobia
: tidak ada
Obsesi
: ada
Waham
: ada
18
K.
PENGENDALIAN IMPULS
Tidak terkendali
L.
DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial
baik
:
terganggu
3. Penilaian Realita
M.
terganggu
TILIKAN
Derajat 1 ( menyangkal dirinya sakit )
N.
1.
STATUS INTERNUS
Keadaan umum
baik
Gizi
Baik
Tanda vital :
TD = 140/100 mmHg
N
= 98 kali/menit
RR = 22 kali/menit
T
= 36,2oC
Kepala :
19
Mata
Telinga :
Hidung :
Mulut
Palpasi
Perkusi
-
Pulmo
Sonor
Cor
Auskultasi
-
Pulmo
Cor
S1~ S2 tunggal
Abdomen
Inspeksi
Cembung
20
Palpasi
Perkusi
Timpani
Auskultasi
Ekstemitas
STATUS NEUROLOGIKUS
V.
N I XII
Tidak ada
Tidak ada
Refleks fisiologis
Normal
Refleks patologis
Tidak ada
IKHTISAR
PENEMUAN
BERMAKNA
(FORMULASI
DIAGNOSTIK)
Anamnesis :
-
Jenis Zat
Pil koplo
Awal
Cara
Frekuensi
Penggunaan Penggunaan
2007
Ditelan
Hanya
dengan
mencoba
Jumlah
Terakhir
Konsumsi
2 butir
Menggunakan
Tahun 2015
(SDE)
bantuan air
putih
-
21
Pemeriksaan Psikiatri :
Kontak
dapat dipertahankan
Afek
: hiperthym
Ekspresi afektif
: marah - gembira
Reaksi emosional
: tidak stabil
Skala diferensiasi
: sempit
Empati
Arus emosi
: cepat
Isi pikir
: waham (+)
: baik
Penilaian realita
: terganggu
Tilikan
: Derajat 1
: dapat dipercaya
22
(F25.0)
Aksis II
Aksis III
: None
Aksis IV
disabilitas sedang)
VII. DAFTAR MASALAH
1.
2.
ORGANOBIOLOGIK
-
PSIKOLOGIK
Gejala
psikosis,
early
insomnia,
penyalahgunaan
zat,
SOSIAL/KELUARGA
Pasien hidup dalam lingkungan sosial yang kurang dan padat penduduk.
Lingkungan
VIII. PROGNOSIS
Diagnosa penyakit
Perjalanan penyakit
Ciri kepribadian
Stressor psikososial
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
23
IX.
Riwayat herediter
Usia saat menderita
Pola keluarga
Pendidikan
Aktivitas pekerjaan
Ekonomi
Lingkungan sosial
Organobiologik
Pengobatan psikiatrik
Ketaatan berobat
Kesimpulan
: malam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
RENCANA TERAPI
Psikofarmaka :
Psikoterapi
stelosi 3x5mg
Trihexilphenedil 3x2mg
Kalxetin 2x10mg
berbicara pada orang terdekat apabila merasa ada pikiran maupun masalah.
Keluarga diminta mendampingi dan mengajak pasien berbicara agar tidak
melamun lagi. Pasien juga dilatih untuk mengerjakan aktivitas-aktivitas
ringan hingga sedang untuk menjalankan fungsinya. Selain itu, pasien dan
keluarga juga diberikan edukasi mengenai penyakit pasien dan pentingnya
pengawasan untuk pasien.
Religius
: mengajak pasien untuk shalat dan mengaji
Rehabilitasi
: menyalurkan bakat pasien yang senang bermain
musi (giatar)
Usulan Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan Laboratorium Darah
- Pemeriksaan Laboratorium Urine
- Tes Psikologi
24
25
DISKUSI
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental, serta merujuk
pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus
ini dapat
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang
tunggal, maupun gangguan berulang dengan sebagian besar episode
memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelasa ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi
dua, gejala skizofenia yang khas (sebagimana ditetapkan untuk skizoprenia,
F20.-, pedoman diagnostic (a) sampai dengan (d) (1).
Gejala gejala gangguan kepribadian terletak diluar daerah rata-rata kurva
penyebaran normal. Perilaku seseorang lebih dapat dinilai dan dimengerti bila
dilihat sebagai suatu jawaban kepribadian dan kontinuitasnya terhadap tantangan
keadaan lingkungan yang memungkinkan timbulnya reaksi-reaksi.
Sifat-sifat gangguan kepribadian
kebiasaan
26
27
28
kesadaran
dan
tanpa
menyebabkan
aksitasi
paradoksikal.
Penggunaan panjang obat-obat ini memerlukan juga pemutusan obat secara hatihati. Pasien dapat kambuh kembali apabila prosedur pemutusan obatnya kurang
memadai. Sementara itu kambuhnya penyakit dapat terjadi beberapa minggu
kemudian sesudah pemutusan obat itu terjadi.
Mekanisme kerja obat antipsikosis adalah memblokade Dopamine pada
reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal sehingga efek samping obat anti psikosis adalah 1) sedasi dan
inhibisi psikomotor, 2) gangguan otonomik (hipotensi ortostatik, antikolonergik
berupa mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur;
3) gangguan endokrin 4) gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia, dan
sindrom Parkinson), 5) hepatotoksik. Sindrom Parkinson: tremor, bradikinesia,
rigiditas. Efek samping ini ada yang cepat dan ditolerir oleh pasien, ada yang
lambat, dan ada yang sampai membutuhkan obat simptomatis untuk meringankan
pasienan pasien. Bila terjadi sindrom Parkinson maka penatalaksanaannya:
hentikan obat anti psikosis atau bila obat antipsikosis masih diperlukan diberikan
trihexyphenidyl 3 x 2 mg/hari p.o. atau sulfas atropin 0,5 0,75 mg im. Apabila
29
30
menceritakan hal tersebut pada keluarga pasien sehingga keluarga pasien dapat
memberikan pengawasan serta motivasi untuk mencegah hal tersebut. Pasien juga
direhabilitas sesuai bakat dan minat berdasarkan pemeriksaan psikologi.
31
DAFTAR PUSTAKA
at
32