Anda di halaman 1dari 6

Korosi Pada Bahan Metal

Korosi Pada Bahan Metal

LAPORAN PANDANGAN MATA TERHADAP OBYEK


Di alam atau pada bumi ini dikenal 105 elemen bahan bangunan yang
dapat dipergunakan untuk membangun sarana dan prasarana serta
fasilitas lainnya.
Dari 105 elemen bahan bangunan tersebut di atas, 80 diantaranya
merupakan bahan metal logam.
Penggunaan bahan bangunan seperti tersebut di atas dibatasi dengan
adanya suatau proses alam yaitu pelapukan,pembusukan,perubahan
sifat yang terjadi pada 105 elemen bahan bangunan tersebut. Elemen
logam/ metal mengalami pelapukan dengan nama ilmiahnya korosi.
Pada makalah ini dititik beratkan pada elemen metal logam dimana
agar penggunanaan bahan metal logam ini dapat berfungsi secara
optimal, kita harus mengetahui pengetahuan dasar tentang korosi agar
pada nantinya diharapakan kita dapat menganilisa bagaimana proses
korosi terjadi dan upaya pencegahannya. Upaya ini dilakukan sematamata agar penggunaan bahan metal logam tidak menyimpang dari
fungsi/rencana awalnya yang digunakan untuk memenuhi aktifitas
manusia.
Untuk mengetahui sifat korosi dan penyebabnya dilakukan suatu
analisa kasus, dalam hal ini fenomena yang diambil adalah korosi yang
terjadi pada Pintu Gerbang suatu pagar yang mengelilingi lapangan
tenis UGM.
Pada gambar terlihat dengan jelas korosi yang dialami pintu gerbang
tersebut.

Secara teori tidak ada metal (khususnya besi) yang bebas dari kotoran
didalam materialnya (Impuritis) yang berupa oksida dari metal besi
tersebut akan bereaksi dengan zat asam di udara,perbedaan struktur
molekuler dari material itu sendiri,serta perbedaan tegangan di dalam
bagian- bagian metal besi tersebut.

KONDISI LINGKUNGAN
Pintu gerbang (pagar) yang dijadikan analisa kasus ini berada pada
dipinggir jalan dan langsung dipengaruhi oleh suhu yang berbeda
antara siang dan malam (tidak ada yang melindungi dari panas,hujan
dan embun).
Proses pelapukan atau korosi pada metal erat kaitannya dengan
kondisi metal itu sendiri, tempat (lingkugan), perlakuan sewaktu metal
dalam proses perubahan fungsi atau bentuk.Proses korosi tersebut
akan berhubungan langsung dengan udara terbuka yang mengandung
zat asam.Jika udara basah dan dingin,maka akan terbentuk bintikbintik embun dipermukaan metal besi yang dingin.
Dan apabila hujan,permukaan metal menjadi basah.Di dalam udara
terdapat banyak sekali sampah,debu sebagai pencemar dengan
partikel- partikel air embun.Sewaktu bintik- bintik embun / air hujan
kering, proses ini berhenti dan terjadi lagi jika ada air.

DUGAAN JENIS KOROSI


Dari pengamatan di lapangan dapat dilihat pada sampel besi gerbang

pada pagar terjadi korosi hampir di seluruh permukaannya. Dimana


pada awalnya korosi terjadi pada satu bagian permukaan yang lamakelamaan berkembang ke seluruh permukan besi gerbang tersebut.
Pada besi gerbang terbentuk rust (selaput tipis kerak) dan dalam waktu
lama akan menjadi kerak tebal yang berlapis- lapis,kemudian akan
terjadi perapuhan dan pengeroposan.Semakin lama semakin menipis
sehinnga dapat patah / keropos.
Besi gerbang ini terbuka dan tanpa ada pelindung dan langsung
dipengaruhi oleh suhu yang berbeda antara siang dan malam.Korosi
yang paling dominan adalah korosi atmosfir.Korosi atmosfir terjadi
karena proses elektrokmia diantara dua bagian benda padat,khususnya
metal besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan
udara terbuka.
Pada pintu gerbang tersebut, korosi yang terjadi disebabkan oleh korosi
atmosfir, dimana syarat terjadinya korosi atmosfer disebabkan oleh
proses elektokimia antara dua logam yang berbeda jenisnya (berbeda
potensialnya) dan dipengaruhi langsung oleh udara terbuka.Pada
material besi pintu gerbang tersebut terdapat kotoran didalamnya.
Pada dasarnya tidak ada besi yang bebas dari kotoran didalam
materialnya (Impuritis). Perbedaan struktur molekuler antara kotoran
besi dan besi murni mengikabatkan adanya perbedaan tegangan
didalam bagian-bagian metal/logam tersebut. Kotoran besi yang
berupa oksida akan bereaksi dengan zat asam di udara. Perbedaan
tegangan antara kotoran besi/oksida dan besi murni dapat
mengakibatkan munculnya beda potensial.
Dimana beda potensial menyebabkan sebagian dari metal yaitu
kotoran/oksida tadi bersifat katoda dan metal/logam besi murni
bersifat anoda.
Beda potensial akan bereaksi dengan zat asam di udara ditambah lagi
kandungan zat kimia yang banyak macamnya dan cukup tinggi dari
asap buang kendaraan yang ada di sekitar obyek. Jika udara dingin dan
lembab maka akan terbentuk bintik-bintik embun di permukaan besi
gerbang dan ditambah lagi dengan adanya kotoran yang menempel
yang berasal dari asap kendaraan. Kondisi lingkungan yang seperti ini
dimana kadar PH nya sangat rendah dapat berfungsi sebagai
electrolite yang sangat baik sehingga terjadi sel korosi didalam titik
embun yang menempel pada permukaan yang memilki beda
potensial .

URAIAN PROSES KOROSI


A. Korosi

Korosi adalah proses pembusukan suatu bahan atau proses perubahan


sifat suatu bahan akibat pengaruh atau reaksinya dengan lingkungan
Sel korosi adalah suatu proses pengkorosian yang terjadi dalam ukuran
kecil namun mandiri. Prinsip-prinsip terjadinya sel korosi ini mewakili
untuk korosi yang sejenis dalam ukuran yang jauh lebih besar, apalagi
dipacu oleh pengaruh-pengaruh luar (lingkungan) yang terus menerus
terbaharui sehingga menjadi stimulan (penggiat) yang
berkesinambungan.Setiap jenis logam tidak ada yang kebal terhadap
korosi.
B. Jenis Korosi
Jenis korosi yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh :
1. Korosi yang terjadi melalui proses elektrokimia.
Contohnya : Korosi Atmosfir, Korosi Galvanis, Korosi Arus Liar, Korosi Air
Laut, Korosi Tanah, dan lain-lain.
2. Korosi yang terjadi melalui proses kimia.
Contohnya : Korosi Pelarutan Selektif, Korosi Merkuri, Korosi Asam,
Korosi Titik Embun. Korosi Gravitasi, dan lain-lain.
3. Korosi yang terjadi melalui proses kombinasi elektrokimia, kimia dan
fisik.
Contohnya : Korosi Tegangan, Korosi erosi, dan lain-lain.
4. Korosi yang terjadi karena kerusakan mekanis.
Contohnya : Fretting (Korosi Gesekan), Fatique Corrosion(Korosi
Kelelahan), Impengement Corrosion (Serangan Tumbukan Partikel),
Kavitasi, Erosi Abrasi, dan lain-lain.
5. Korosi yang terjadi pada suhu tinggi.
Contohnya : Korosi Oksidasi, Korosi Metal Cair, dan lain-lain.
6. Korosi yang terjadi karena faktor biologis.
Contohnya : Korosi karena bakteri .
7. Korosi yang tejadi karena pencemaran zat kimia sewaktu
dioperasikan dalam lingkungan yang kaya dengan zat pencemar
tertentu.
Contohnya : Penggetasan Hidrogen, Penggetasan Sulfer, Hydrogen
Bliste, Hidrogen Attack, dan lain-lain.
8. Korosi yang terjadi di batas Kristal Metal.
Contohnya : Intergranular dan Transgranular Corrosion.
C. Akibat / Kerusakan karena Korosi
1. Terbentuknya Takik-takik yang merata di permukaan metal/logam.
2. Terbentuknya Rust (Selaput tipis kerak).
3. Terbentuknya kerak tebal yang berlapis-lapis.
4. Terbentuknya penipisan yang merata.
5. Perapuhan atau pelapukan metal.
6. Pengeroposan.

7. Penggetasan.
8. Keretakan dan perforasi.
9. Metal atau logam menjadi hancur berkeping-keping.
Korosi Atmosfir :
Paling dominan, terjadi karena proses elektrokimia antara dua bagian
benda padat,khususnya metal besi yang berbeda potensial dan
langsung berhubungan dengan udara terbuka.
Mekanisme terjadinya :
1. Tidak ada metal, khususnya besi yang bebas dari kotoran didalam
materialnya,yang disebut impuritis yang berupa oksida dari metal besi
tersebut akan bereaksi dengan zat asam di udara, perbedaan struktur
molekuler dari material itu sendiri,serta perbedaan tegangan dalam
bagian bagian metal besi tersebut.
2. Hal-hal tersebut akan mengakibatkan perbedaan potensial antara
bagian-bagian.
3. Perbedaan potensial menyebabkan sebagian dari metal bersifat
katodis(yakni kotoran,oksida,dan struktur molekuler yang katodis)
serta bagian anodis (yakni bagian metal besi yang murni)
4. Jika udara dingin dan basah,maka akan terbentuk bintik-bintik
embun di permukaan metal besi yang dingin.Juga apabila hujan,maka
permukaan metal menjadi basah.
5. Di dalam udara terdapat banyak sekali sampah,debu sebagai
pencemar dgn partikel- partkel air embun.
6. Larutan yang PH-nya sangat rendah inilah yang berfungsi sebagai
bahan penghantar (electrolyte) yang sangat baik,sehingga terjadi sel
korosi di dalam titk embun yang menempel pada permukaan yang
memiliki beda potensil tersebut.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat korosi atmosfir :
1. Jumlah zat pencemar di udara
2. Suhu
3. Kelembaban kritis
4. Arah dan kecepatan angin
5. Radiasi sinar matahari
6. Jumlah curah hujan

PENCEGAHAN
Agar metal-metal tersebut dapat seoptimal mungkin, diperlukan suatu
pengetahuan tentang korosi yang terjadi sehingga elemen-elemen
bangunan yang dipakai dapat diperkirakan umurnya dan dapat
dilakukan usaha pencegahan korosi tersebut sebelum atau setelah
dipergunakannya bahan material metal besi tersebut..Setiap jenis
logam tidak ada yang kebal terhadap korosi.
Ada beberapa prinsip pencegahan terhadap korosi,tergantung pada
alat, tempat serta jenis lingkungan yg korosif :
1. Prinsip perbaikan lingkungan. yang korosif
2. Prinsip netralisasi zat koroden sedemikian sehingga tdk berbahaya
lagi
3. Prinsip perlindungan permukaan dengan cara :
a. pelapisan dengan cat (organis coating)
b. pelapisan dengan metal coating, lining, overlay dan cladding
c. pelapisan anorganis
d. pembalutan (wrapping)
4. Prinsip penggunaan bahan yang tahan terhadap jenis korosi tertentu
5. Perlindungan katodik dan perlindungan anodik
6. Penggunaan zat pelambat korosi (corrosion inhibitor)
Diposkan oleh Edy Patrawijaya di 20.42 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
Facebook
http://edypatrawijaya.blogspot.com/

Kamis, 20 Mei 2010

Anda mungkin juga menyukai