Anda di halaman 1dari 2

Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Cimanggung,

Kabupaten Sumedang)
oleh: Nurasia, S.Pd.
Model pembelajaran bermain peran dalam pembelajaran apresiasi drama merupakan salah satu
masalah yang perlu menjadi perhatian para pendidik karena guru yang kreatif akan selalu mencari model
pembelajaran yang baru dalam proses pemecahan masalah pembelajaran. Selama ini, khususnya
kemampuan siswa dalam apresiasi drama sangat rendah sehingga menyebabkan rendahnya kualitas
pembelajaran. Faktor penyebabnya antara lain (1) belum dimanfaatkannya bahan pengajaran drama secara
maksimal, (2) aspek afektif siswa yang cenderung diabaikan dalam pembelajaran apresiasi drama, (3)
pembelajaran apresiasi drama lebih mementingkan hasil sebagai produk daripada proses, (4) peserta didik
selalu merasa bosan dan jenuh dalam belajar apresiasi drama, dan (5) terbatasnya pemahaman guru bahasa
dan sastra Indonesia dalam apresiasi drama. Masalah-masalah itu perlu dicarikan solusinya, dengan
menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, kreatif,
demokratis, kolaboratif dan konstruktif.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu
bentuk penelitian yang dilakukan atau difokuskan pada situasi kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerja guru, sehingga hasil belajar peserta didik semakin meningkat.Berdasarkan hasil penelitian,
diperoleh beberapa simpulan bahwa (1) penerapan model bermain peran meningkatkan kinerja guru dengan
indikasi membaiknya cara guru dalam melaksanakan proses pembelajaran; mulai dari membuka
pembelajaran, mempersiapkan entry behaviour, mengelola kelas, memberi reward, menjadi motivator dan
fasilitator, maupun melaksanakan sistem evaluasi; (2) penerapan model bermain peran mampu
meningkatkan apresiasi drama dan pengalaman ekspresif siswa, dalam hal peningkatan aktivitas dan
kreatifitas dalam proses pembelajaran, siswa memiliki keberanian bermain peran, mengemukakan
pendapat, menghargai pendapat teman, etika bermain peran, memimpin diskusi, bekerja sama, tanggung
jawab, mencari dan mengolah informasi, menganalisis dan membuat simpulan, serta tumbuhnya sikap
kritis, demokratis dan kreatif dalam menyikapi persoalan yang dihadapi pada saat pembelajaran; (3)
penerapan model bermain peran mampu meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu semakin membaiknya
nilai rata-rata sesudah penerapan model bermain peran dibandingkan dengan nilai sebelumnya.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran bermain peran dapat dijadikan salah satu alternatif model
pembelajaran apresiasi drama khususnya di Sekolah Menengah Pertama.

Anda mungkin juga menyukai