Anda di halaman 1dari 1

Hepatitis B

Infeksi virus HBV pada liver dapat bersifat


akut atapun kronis
Epidemiologi : Indonesia
negara endemis Hepatitis B

merupakan

Etiologi dan Faktor Resiko :

Transmisi vertikal : Infeksi perinatal


(paling banyak)
Transmisi horizontal : Cairan tubuh
(darah,
saliva,
CSF,
cairan
peritoneum, cairan pleura, cairan
amnion, semen, cairan vagina)

Tanda dan Gejala


Anamnesis

Fase
pre-ikterik
:
gejala
konstitusional
demam
subfebris,
anorexia, mual, muntah, malaise,
letih,
arthralgia,
myalgia,
sakit
kepala, fotofobia, faringitis, dan
batuk.
Fase ikterik : gejala prodromal
berkurang, sclera ikterik, penurunan
berat badan
Fase perbaikan (konvalesens) :
gejala menghilang

Pemeriksaan Fisik

Fase pre-ikterik :
Fase Ikterik : Sklera ikterik,
hepatomegali, nyeri tekan RUQ
abdomen,
dapat
ditemukan
splenomegali, gambaran kolestatik,
hingga adenopati cervical
Fase
konvalesens
:
masih
ditemukan hepatomegaly

Pemeriksaan penunjang

Serologi
o HBsAg
o Anti-HBs
o Anti-HBc
o HbeAg
o Anti-HBe
o DNA-VHB
Biokimia hati
o ALT
o AST

(biasanya ALT> AST, seiring berkembang


menuju sirosis, ratio akan berbalik)
(ketika
sirosis
terbentuk
->
terjadi
penurunan progresif albumin, peningkatan
globulin, protrombin time meningkat, dan
penurunan jumlah trombosit)
(pada pasien Hep-B kronis, dilakukan
pemeriksaan -fetoprotein -> deteksi Ca)

USG & Biopsi : untuk melihat


nekrosis dan fibrosis pada
kasus
infeksi kronis dan sirosis hati

Diagnosis
Akut

Anamnesis, pemfis, HBsAg (+) dan


IgM anti-HBc (+)

Kronis

HbsAg (+) > 6 bulan


Serum DNA VHB >20.000 IU/mL ;
dapat juga <20.000 pada kasus
HBeAg (-)
Peningkatan ALT persisten/intermiten
Biopsi hepatitis kronis dengan
derajat nekroinflamasi sedang-berat

Anda mungkin juga menyukai