Anda di halaman 1dari 26

BAYI RESIKO TINGGI

DAN PERAWATANNYA
PENDAHULUAN
Bayi resiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
menderita sakit atau kematian. Istilah bayi resiko tinggi digunakan bahwa bayi
memerlukan perawatan dan pengawasan yang ketat. Sejak lahir sampai usia 28 hari
(neonatus), disebabkan kondisi bayi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan
dan penyesuaian kehidupan diluar rahim. Penilaian sangat penting karena mencegah
terjadinya gangguan pada bayi yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
Klasifikasi Berdasarkan Berat Badan :
1. Bayi berat badan amat sangat rendah yaitu yang lahir dengan B B kurang dari
1000 gram.
2. Bayi B B lahir sangat rendah yang lahir dengan B B kurang dari 1500 gram.
3. Bayi B B, lahir cukup rendah yang lahir dengan B B 1501 2500 gram.
Klasifikasi Berdasarkan Umur Kehamilan :
1. Bayi premature bayi dengan umur kehamilan < 37 mg.
2. Bayi cukup bulan yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 mg.
3. Bayi lebih bulan yang lahir dengan umur kehamilan lebih 42 mg.
Klasifikasi Berdasarkan Umur Kehamilan dan B B.
a. Bayi lahir untuk masa kehamilan (K M K) atau small For date. Bayi yang dengan
keterlambatan pertumbuhan Intra uterin dengan b b rendah.
b. Bayi lahir sesuai untuk masa kehamilan (SMK) dengan b b sesuai dengan masa
kehamilan.
c. Bayi besar untuk masa kehamilan, bayi lahir dengan berat badan lebih besar untuk
masa kehamilan.
Tanda dan Gejala Bayi Prematur
1. B badan kurang dari 2500 mg dan panjang kurang dari 45 cm.
2. Lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang daru 33 cm.
3. Masa gestasi kurang dari 37 mg.
4. Kulit tipis, kepala lebih besar dari badan.
5. Rambut lanugo banyak pada dahi, pelipis, telinga, dan lengan.
6. Jumlah lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar.
7. Anak wanita labio minora belum tertutup labia mayora, anak laki testis belum
turun.
8. Tulang rawan dan daun telinga imatur.

9. Pergerakan dan tangis lemah.


10. Pernafasan belum teratur, sering apnea.
11. Reflek mengisap, menelan serta reflek batuk belum sempurna.
Tanda dan Gejala Bayi KMK
1. Kulit berselubung VERNIKS KASEOSA tipis atau tidak ada.
2. Kulit pucat atau bernoda mekanium.
3. Kulit kering, keriput tipis.
4. Jaringan lemak dibawah kulit tipis.
5. Bayi nampak gesit, aktif, dan kuat.
6. Tali pusar berwarna kuning kehijauan.
7. Tanda lain seperti pada premature.
Penatalaksanaan
1. Pengawasan dan perawatan khusus in utero dan selama persalinan.
2. Pernafasan memerlukan perhatian utama.
3. Pertahankan suhu tubuh normal.
4. Berikan nutrisi yang sesuai.
5. Cegah sedini mungkin penyakit/infeksi yang timbul.
6. Laksanakan perawatan bayi dalam Inkubator tertutup sesuai berat badan. Maupun
Inkubator terbuka atau caufise.
Perawatan Bayi dalam Inkubator Tertutup
1. Inkubator harus selalu tertutup. Dibuka dalam keadaan tertentu seperti apnea,
membuka Inkubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan O 2 harus selalu
disediakan.
2. Tindakan keperawatan dan pengobatan diberikan melalui slang.
3. Bayi telanjang untuk memudahkan observasi.
4. Pengaturan panas disesuaikan dengan b b dan kondisinya.
5. Pengaturan O2 selalu diobservasi.
6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat dengan suhu 27 derajat
celcius.

Inkubator Terbuka
1. Inkubator boleh keadaan terbuka pada waktu pemberian perawatan.

2. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan


kehangatan.
3. Membungkus bayi dengan selimut.
4. Bila memakai tempat tidur kecil dinding tempat tidur diberi kain untuk mencegah
aliran udara.
5. Kepala bayi harus ditutup atau pakai topi karena banyak panas hilang melalui
kepala.
6. Pengaturan suhu disesuaikan dengan b b dan ketentuan.

Keterangan ;
Bila suhu kamar 28-29 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat setiap minggu
dan bila bayi sudah mencapai 2000 gram, bayi boleh dirawat diluar incubator dengan
suhu 27 derajat.

Bayi Berat Lahir Rendah/BBLR


Def. BBLR Bayi yang B B lahir kurang atau sama 2500 gr. Tak ada kaitannya
dengan umur kehamilan.
Dapat cukup bulan ( aterm ) dapat juga premature.
A. Bayi kurang bulan Premature.
Bayi yang dilahirkan dengan umur kehamilan < 37 > mg.
B. Bayi kecil untuk masa kehamilan K.M.K ( Desmature Small For date =
Small For Gastational Age )
Bayi K.M.K : Bayi yang menderita malnutrisi BBnya tidak sesuai
dengan umur kehamilan aterm ( BB 2500 gr ).
BBLR ada 2 kelompok :
1. Yang kurang bulan atau umur kehamilan < dari 37 mg.
2. Yang kurang bulan atau umur kehamilan > 37 mg.
Ad. 1. BBLR yang kurang bulan.
Tanda tanda :
a. Bentuk Tubuh

Luas permukaan tubuh relative besar dibandingkan dengan BB


Kehilangan panas lebih banyak dehydrasi
Kehilangan ari lebih banyak

Jaringan lemah bawah kulit tipis


Mudah kedinginan
Makanan cadangan sedikit hipoglikemi

b. Daya Tahan Tubuh


Sangat kecil infeksi
c. Fungsi Organ Tubuh
Bayi < 34 mg. kehamilan F. Organ tubuh sangat kurang.
d. Sistem Pernafasan
Sering apnoe, RDS, terjadi sumbatan sekret pada jalan nafas karena
reflaks batuk tak ada.
e. Saluran pencernaan
Enzim belum sempurna sering peristaltik usus tak cukup kuat
kembung, retensi minuman banyak sehingga sering muntah.
f. Hati enzim belum sempurna sering
g. Ginjal belum sempurna
Pemberian cairan + cliklrolit harus hati-hati.
h. Sistem syaraf pusat

Pembuluh darah rapuh pendarahan di otak


i. Mata
Jaringan mata belum matang bila pemberian O2 berlebihan buta
(retraletal febra plasia).
j. Metabolisme
Obat-obatan yang diberikan pada ibu sebelum partus, dan
Obat-obatan diberikan pada bayi baru lahir tidak dapat
dimetabolisasi dengan baik perlu diperhatikan.
Ad. 2. BBLR yang cukup bulan.
Tanda-tanda :
1. Bentuk tubuh
Sama dengan BBLR kurang bulan
Perhatikan keseimbangan suhu tubuh.
Makanan cadangan yang kurang.
2. Daya tahan tubuh lebih tahan terhadap infeksi
3. Fungsi organ tubuh
Sifat fungsi organ tubuh sudah matang.
4. Sistem Pernafasan
Tidak terjadi R.D.S karena sudah matang.
Aspirasi miconium akibat asphyxia intra uterin.
5. Saluran Pencernaan
Bayi K.M.K sudah matang boleh diberikan minuman sesuai bayi
cukup bulan.
6. Hati enzim sudah sesuai tapi sering timbul polycytemia (HB) 20 mi/dl,
sehingga sering menderita hiperlailirubin.
7. Ginjal
Fungsi sudah matang.
8. Susunan syaraf pusat
Perkembangan baik.
9. Mata
Bahaya Rebraletal kecil
10. Metabolisme
Pemberian obat-obatan tetap harus hati-hati persoalan tidak terlalu
rumit.

PENYEBAB HIPOTERMI
PADA BAYI PREMATUR
Yang mempermudah perubahan suhu tubuh premature Hypothermi
1. Permukaan tubuh relatif lebih luas pelepasan panas >
2. Kekurangan jaringan subkutan yang mengatur suhu.
3. Aktifitas otot yang minimal hanya meningkatkan basal metabolisme 40%
4. Respon metabolik terhadap pendingin kurang.
PENGARUH SUHU LINGKUNGAN DAN KELEMBABAN

Bayi yang dirawat dalam kelembaban 30% dan 60% dalam waktu 2 minggu akan
timbul : diare, suhu tubuh tidak stabil, BB , angka

Yang dirawat dalam kelembaban 60% + suhu udara 25% dapat menjaga
keseimbangan suhu tubuh.

Untuk bayi BB 1360 2270 gr bila kelembaban 30% temperature suhu di


menjadi 26,7% untuk mempertahankan suhu tubuh keadaan ini disebut
Neutral Themal Environment atau Environmetal Zone dimana suhu tubuh
dapat dipertahankan.

Menurut :
Selvia

N. Thernal Z dimana metabolisme secara basal bila suhu rectal


36,2C 36,8C suhu axiler 36,5C - 37C.

Stern

N. Thernal Z bayi baru lahir 32C - 34C kelembaban 50%.

Jonxiz

N. Thernal Z premature telanjang suhu axiler 36C suhu


ruangan 32C - 36C.

Kesimpulan :
N. Thernal Z jadi setiap bayi tergantung :
1. Umur, BB.
2. Kondisi bayi saat itu.

Pada bayi premature pelepasan panas akan terjadi dengan cepat, keadaan ini
akan diimbangi dengan pe metabolisme secara maximal. Yang menimbulkan efek
samping :
a. Gangguan keseimbangan as.basa asidosis akibat penimbunan as.lemak.
b. resiko kern icterus meningkat akibat persaingan mengikat albumin antara
as.lemak bebas dengan bilirubin yang mengakibatkan kadar bilirubin bebas dalam
darah .
c. Gangguan fungsi otak dan jantung akibat hyphothermi karena pemecahan
glucose yang berlebihan.
d. Resiko hipoksia, apnea akibat hyphothermi.
e. Gangguan fungsi otak dapat memperberat hypothermi bila terjadi pada pusat
pengatur suhu.
f. Gangguan fungsi jantung mengakibatkan perfusi perifer, ischemia pada
jaringan lemak dibawah kulit selerem.
g. Keadaan lanjut hyphothermi trauma dingin Neonatal Cold Injuri dengan
gejala :
Bayi tampak apatis.
Tangis lemah.
Pedema dengan konsistensi keras.
Wajah, tangan, kaki tampak Erythematos.
Tidak mau minum.
Badan terasa dingin dalam perabaan.
prognose jelek.

TABEL. NEUTRAL THERNAL ZONE PADA BAYI PREMATUR


Umur + BB
0 6 jam
1200 gr

Suhu (C)
35

Range (C)
34 35,4

1200 1500 gr

34,1

33,9 34,4

1501 2500 gr

33,4

32,8 33,8

2500 ( u.k 36 minggu ) gr

32,9

32 33,8

Umur + BB
6 12 jam

Suhu (C)

Range (C)

1200 gr

35

33 35,4

1200 1500 gr

34

33,5 34,4

1500 2500 gr

33,1

32,2 33,8

2500 ( u.k 36 minggu ) gr

32,8

31,4 33,8

Kesimpulan :
1. Hypothermi dimana suhu tubuh > dari 35.5 C
2. Hypothermi pada premature permukaan tubuh lebih luas, aktifitas yang
minimal, metabolik, respon terhadap dingin yang kurang
3. Hypothermi membahayakan kelangsungan hidup bayi harus segera ditangani
4. Bayi tempatkan pada NEUTRAL THERNAL ZONE dengan memperhatikan
komplikasi yang timbul.

ASUHAN PERAWATAN PADA BAYI PREMATUR


Bayi premature : bayi yang lahir umur kehamilan < 37 mg.
Pengkajian

Bentuk tubuh

PB

: < 47 cm

Proporsi kepala

: 33 cm

Dada
Vitalitas

: < 29 cm
: kurang aktif
tangis lemah
mengisap kurang

Kulit

: merah, lembek
lemah subcutan tipis

Papilla mammae

: datar

Rambut

: lembut

Telinga

: pipih lembek

Telapak kaki

: halus hanya beberapa garis

Kuku

: lembut tak sampai ujung jari

Genitalia

: P. testis didalam abdomen .// Canal


W. labia major melum menutup

Daya tahan tubuh

: sangat rendah mudah infeksi

Fungsi organ tubuh

: sangat kurang

Sistem pernafasan

: sering apnoe, RDS, terjadi sumbatan jalan nafas

Saluran pencernaan

: enzim belum sempurna sering peristaltik usus tak cukup


kuat

Hati

: enzim belum sempurna

Ginjal

: belum sempurna
Pemberian cairan+eliktrolit harus hati2

Sistem syaraf pusat

: pembuluh darah rapuh


( pendarahan di otak )

Mata

: jaringan mata belum matang bila pemberian O2 berlebihan


terjadi buta (Retraletal Pebra Plasia)

Metabolisme

: obat yang diberikan pada ibu sebelum partus dan obat yang
diberikan pada bayi baru lahir tidak dapat dimetabolisasi

Diagnose perawatan :
1. Tidak efektifnya termoregulasi B/D jaringan lemak subkutan yang kurang
2. Intoleransi aktifitas B/D prematuritas dan susunan syaraf yang imatur
3. Resti gangguan integritas kulit B/D imaturitas pada kulit

4. Resti infeksi B/D sistem imunitas yang imatur


Diagnose 1 :
Tidak efektifnya termoregulasi B/D jaringan lemak subkutan kurang
Tujuan

: Termoregulasi dapat efektif

KH

: Temperatur bayi normal pernafasan baik bayi tidak kedinginan

Intervensi :
1. Keringkan bayi, dibungkus, jangan dimandikan.
R/. mencegah terjadi evaporasi konduksi konveksi
2. Letakkan bayi pada tempat yang dihangatkan (inkubator)
R/. mencegah terjadinya hypothermi
3. OBS suhu, usahakan suhu rectal 37C dengan suhu ruangan 30 - 34C (sesuai
berat dan umur bayi) dengan kelembaban 60%
R/. dengan memperhatikan suhu diatas, bayi akan terhindar dari bahaya
hypothermi. OBS pernafasan tiap 4 jam
R/. mempertahankan kestabilan kebutuhan oksigen
Diagnose 2 :
Intoleransi aktifitas B/D premature, sistem susunan yang imatur.
Tujuan

: intoleransi aktivitas teratasi.

KH

: bayi dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan.

Intervensi :
1. Berikan O2 sesuai advis dokter.
R/.

Dengan menstabilkan O2 diharapkan fungsi syaraf berangsur2 matang.

2. OBS tanda2 vital ( nadi, pernafasan )


R/.

Tanda2 vital salah satu indicator dalam menentukan K U bayi.

3. Kondisikan lingkungan yang nyaman


R/.

Lingkungan yang nyaman dapat merangsang untuk bergerak.

4. OBS aktivitas bayi yang telah dicapai


R/.

Menilai hasil tindakan serta menentukan tindakan selanjutnya.

Diagnose 3 :
Resti GG integritas kulit B/D imaturitas pd kulit.
Tujuan

: tidak terjadi integritas kulit.

KH

: kulit tetap halus tidak ada tanda2 dikubitus.

Intervensi :
1. OBS tanda2 integritas kulit : (merah, lecet)

10

R/.

Bila didapat tanda2 awal supaya dapat segera dilakukan tindakan yang tepat.

2. Atur posisi tidur tiap 24 jam


R/.

Menghindari tekanan terlalu lama pada kulit.

3. Hindari penggunaan lotion yang berlebihan


R/.

Kulit akan lekas lecet dengan lengketnya lotion yang lama (tidak lekas
kering).

Diagnose 4 :
Resiko tinggi terjadi infeksi
Tujuan

: infeksi dapat terhindar

KH

: bayi tetap sehat tidak ada tanda2 infeksi ( panas, merah, suhu naik,
pernafasan cepat )

Intervensi :
1. OBS tanda2 vital2 ( S H, nadi, pernafasan )
R/.

Tanda2 vital salah satu indicator dalam menentukan kondisi bayi.

2. Perhatikan kebersihan lingkungan pakaian alat minum


R/.

Bakteri lebih senang pada tempat yang kotor.

3. Pertahankan prinsip aseptik sebelum kontak dengan bayi


R/.

Prinsip aseptic merupakan pencegahan infeksi.

11

ASUHAN PERAWATAN BAYI LAHIR BERAT BADAN RENDAH


K M K, DISMATUR SMOL FOR DATE
K M K ; B B LAHIR RENDAH CUKUP BULAN DISEBABKAN KURANG
GIZI SEHAT DALAM KANDUNGAN
Pengkajian :
PB

: 50 52 cm

Proporsi : Kepala 35,5 cm


Dada 33 cm
Vitalitas :
Tangis kuat
Mengisap kuat
Kulit merah muda

: Segar

Lemak subkutan

: Kurang

Papilla mammae

: Positif

Rambut

: Panjang kokoh

Telinga

: Tegak keras

Telapak kaki penuh

: Garis garis

Kuku

: Keras melebihi jari-jari

Genitalia

: P. Testis di dalam scrotum


W. Labia major menutupi labia minor

Fungsi organ tubuh sudah matang :


Sistem pernafasan

: tidak terjadi RDS

Saluran pencernaan

: boleh diberikan minuman sesuai bayi cukup bulan

Hati

: enzim sudah sesuai tapi kadang2 menderita hiper bilirubin.

Ginjal

: fungsi sudah matang

Susunan syaraf pusat : perkembangan baik


Mata

: bahaja retraletal kecil

Metabolisme : pemberian obat2an tetap harus hati2.


Diagnose Keperawatan
1. Resiko terjadi hipotermi B/D lemak subkutan masih tipis.
2. Resiko terjadi hipotermi B/D makanan cadangan dalam tubuh kurang.
1.a.

Resiko

terjadi

hipotermi

B/D

lemak

subkutan

masih

tipis

Tujuan : tidak terjadi hipotermi.


Kriteria hasil : - Suhu tubuh dalam batas normal (36 37,5)
-

Warna kulit tidak pucat

Bayi tenang

12

Interversi :

Cuci tangan
R/: Tangan alat yang efektif memindahkan bakteri
Berikan kehangatan ;bungkus dengan selimut,

Tudung kepala K/P dimasukkan inkubator.


R/: Mepertahankan suhu tubuh tetap stabil.
Berikan lampu extra 75 100 watt bila perlu
R/: Membantu mempertahankan suhu lingkungan
Ganti secepatnya bila pakaian basah
R/: Mencegah terjadinya evaporasi konveksi, dan koduksi.
Observasi suhu setiap 2 4 jam
R/: Dengan diketahuinya perubahan suhu dapat segeran dilakukan tindakan
Observasi gejala cardinal, pernafasan dan K U.
R/: Gejala2 tersebut merupakan indikator dalam menentukan tindakan
selanjutnya.

2.b. Resiko terjadi hipoglicemi : B/D cadangan makanan dalam tubuh kurang.
Tujuan

: Tidak terjadi hypoglikemi


Dapat diketahui sedini mungkin tanda2 terjadi hypoglikemi

KH

: Tidak ada tanda2 hypoglikemia, lacral dingin, kebiruan cyanosis,


gemeteran, keringat dingin.

Intervensi :

Beri minum sedini munhkin 1/2 jam setelah lahir


R/: Memberikan minum secepatnya dapat mencegah hypoclikemi.
OBS tanda2 kemungkinan hypoclikemi.
R/: Diketahui sedini mungkin tanda2 dapat segera dilakukan tindakan yang
tepat.
OBS tanda2 vital
R/: Tanda2 vital merupakan salah satu indikator dalam menentukan K U
bayi, selanjutnya diberilah minum secara teratur sesuai aturan.
R/: Dengan terpenuhinya nutrisi akan terhindar terjadi hypoclikemi,
timbang B B sesuai program
R/: B B merupakan indikator dalam menentukan status gizi.

13

ASKEP PADA ASPHYXIA NEONATUS


I.

Asphyxia N :
Keadaan bayi lahir yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur karena fungsi
paru belum berkembang.
Tandanya ; hypoksia, hiperkapnea sampai asidosis.
Faktor penyebab :
1. Penyakit ibu sewaktu hamil, hipertensi, penyakit paru, gangguan kontraksi
uterus.
2. Ibu yang kehamilannya beresiko.
3. Factor plasenta, Solutio plasenta.
4. Factor janin; kelainan pada tali pusat, tali pusat melilit pada leher.
5. Pada factor persalinan, partus lama, partus dengan tindakan.

II.

Pertukaran zat
Janin diatur oleh plasenta
Lahir proses penyesuaian dengan cara ;
1. Proses cepat ;
-

Bayi harus mampu mengambil O2 dan mengeluarkan Co2 harus segera bila
tidak bayi berbahaya.

Sistem cardio vascular dalam rahim

Darah ke paru sedikit; sisa darah kembali keduktus botali, ke aorta

Lahir
Paru berkembang darah ke paru mengambil O2 mengeluarkan Co2; duktus
botali dan foramen ovale menutup; bila tidak bayi cianosis,
2. Lambat;
Rahim; janin dapat makanan siap pakai
Lahir, memerlukan; reflek menelan, dan mengisap.
Akibat gangguan pertukaran O2 dan Co2 ;
1. O2 tidak cukup dalam darah atau hypoksia
2. Co2 tertimbun dalam darah atau hyperkapnea, akibatnya bayi asidosis
Penilaian A.S :
A.S : Sangat bermanfaat mengenal bayi resiko tinggi yang potensial cacat neuralagik
yang panjang / kematian
A.S : 1 (menit) pertama perubahan biokimia (asam basa) dalam tubuh bayi.
A.S : 5 (menit) kemudian pragnase/marbiditas martalitas.
A.S : Erat hubungannya dengat derajat asam basa dalam darah.
A.S : 1-3 PH <7,1 Asphyxia berat.
A.S : 4-6 PH 7,1 Asphyxia sedang.

14

A.S : 7-10 PH 7,2 normal.


Penatalasaan :
1. Pantau gas darah, TTv, perpusi jaringan, resusitasi, pemberian O2.
2. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bersih, oksigenasi cukup, sirkulasi darah
tetap baik.
Cara mengatasi asfiksia ringan APGAR skor (7-10) :
1. Bayi dibungkus dengan kain hangat.
2. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lender pads hidung kemudian mulut.
3. Bersihkan badan dan tali pusat.
4. Lakukan obervasi tanda vital, pantau APGAR skor dan masukkan ke dalam
incubator.
Cara mengatasi asfiksia sedang APGAR skor (4-6) :
1. Bersihkan jalan nafas.
2. Berikan oksigen 2 liter per menit.
3. Rangsang pernafasan dengan menepuk telapak kaki. Apabila belum ada
reaksi, bantu pernafasan dengan masker (ambubag).
4. Bila bayi sudah mulai bernafas tetapi masih sianosis, berikan natrium
bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. dektrosa 40% sebanyak 4 cc disuntikkan
melalui vena umbilicus secara perlahan.
Lahan untuk mencegah tekanan intracranial meningkat.
Cara mengatasi asfiksia berat APGAR skor (0-3) :
1. Bersihkan jalan nafas sambil pompa melalui ambubag.
2. Berikan oksigen 4-5 liter per menit.
3. Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube).
4. Bersihkan jalan nafas melalui ETT.
5. Apabila bayi sudah mulai bernafas tetapi masih sianosis berikan natrium
bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. selanjutnya berikan dekstrosa 40% sebanyak
4 cc.

15

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan didapatkan.
Biodata : Asfiksia sering terjadi pada bayi baru lahir.
Tanda-tandanya ; - pernafasan cepat,
- Pernafasan kuping hidung,
- Sianosis nadi cepat, reflek lemah
- Warna kulit biru atau pucat
- Penilaian Apgar skor menunjukkan adanya Asfiksia ringan,
sedang dan berat.
Diagnosa Keperawatan ;
1. Gg pertukaran gas b/d penyempitan pad arteri pulmonal ;
Penurunan aliran paru; peningkatan pembuluh darah di paru.
2. Penurunan Kardiac b/d adanya edema paru, penyempitan arteri pulmonal.
3. Intoleransi Ativitas b/d gg pada sistem syaraf pusat yang sangat terangsang dalam
kondisi Asfiksia,
4. Gg perfusi jaringan Renal b/d kemungkinan hipovolemi.
5. Resiko tinggi terjadi Infeksi b/d infeksi nosokomial; respons imun yang
terganggu.
Intervensi
1. Gangguan pertukaran gas b/d penyempitan arteri pulmonal, peningkatan tahanan
pembuluh darah di paru, penurunan aliran darah pada paru.
Tujuan ; setelah dilakukan asuhan keperawatan gg pertukaran gas dapat teratasi.
K.H ; - Hasil pemeriksaan gas darah baik.
- Tanda-tanda vital normal.
- Bayi tidak sesak / sesak berkurang.
- Resusitasi dihentikan
- Dosis O2 dikurangi/ dihentikan.
Intervensi ;

Lakukan monitoring gas darah


R/ : hasil gas dapat menentukan tindakan selanjutnya.

Monitoring tanda 2 vital (nadi, pernafasan)


R/ : tanda tanda vital salah satu indicator dalam menentukan kondisi bayi

Lakukan resusitasi
R/ : meningkatkan fungsi jantung dan paru2.

Berikan O2 sesuai program dokter.


R/ : O2 yang cukup dalam cirkulasi dapat membantu mempercepat penyembuhan
asfiksia dengan mengobservasi pernafasan dan warna kulit bayi biru atau
pucat.

16

2. Intoleransi aktivitas b/d gg sistem syaraf pusat sangat terangsang dalam kondisi
asfiksia.
Tujuan; setelah dilakukan asuhan perawatan intolerasi aktivitas dapat teratasi.
K.H ; - Bayi mulai dapat menggerakan tangan dan kakinya.
- Reflek mengisap / menelan mulai Nampak,
- Bayi mulai mau minum sedikit demi sedikit,
Intervensi ;
1. Sediakan stimulasi lingkungan.
R/ : lingkungan yang baik membantu dalam menstimulasi gg saraf
2. Monitoring jantung, dan paru.
R/ : fungsi jantung dan paru yang baik dapat menentukan berhasilnya tindakan
3. Kurangi sentuhan pada bayi.
R/ : istirahat yang baik mempengaruhi pemakaian metabolisme
4. Observasi tanda-tanda vital,
R/ : TTV salah satu indicator dalam menentukan k.u bayi
5. Berikan posisi tidur yang nyaman.
R/ : tidur bayi dapat terpenuhi sesuai kebutuhan
6. Latih bayi minum.
R/ : merangsang saraf-saraf pengisap dan menelan
7. Kolaburasi dengan Medis mempercepat mengatasi gg yang terjadi

17

PENATALAKSANAAN PADA BAYI IKTERUS


( ICTERUS NEONATORUM)
Definisi :
Warna kuning dikulit, konjungtiva dan mukosa yang terjadi karena
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.

IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR :


a. Ikterus Fisiologis.
Tampak pada hari ke 3 4
Bayi tampak sehat / normal
Kadar bilangan < 12 mg % pada bayi aterm.
< 10 mg % pada bayi kurang bulan.
Menghilang paling lambat 10 14 hr.
Tidak ada faktor resiko.
b. Ikterus Patologis.
Timbul dalam waktu 24 jam atau 36 jam.
Cepat berkembang.
Bisa disertai anemia.
Menghitung lebih lama > 2 mg.
Kadar bil. > 12 mg pada aterm.
Kadar bil. > 10 mg pada premature.
Ada factor resiko.
bil. > 5 mg % dalam 24 jam.
Kadar bil. Direct melebihi 1 mg %.

Catatan :

Bilirubin dalam darah.

Bil. Direct < 1,0 mg %.

Bil. Indirect < 2 mg %.

Patologis :

Bil. Bayi aterm > 12 mg %.

Bil. Bayi premature >10 mg %.

kadar bil. 0,2 mg / jam atau 4 mg / 24 jam.

18

Metabolisme Bilirubin Pada Janin


( 1 ) PRODUKSI
75 80 % : terbentuk dari pemecahan Hb sumber primer ( 1 gr Hb 35 mg,
bil. Diproduksi di hati, limfa dan R.E ).
15 20 % : Pemecahan mioglobin sekunder disebut shunt bil.
Didalam hepar bilirubin diikat oleh enzim glukoronil transverase menjadi
bil. Direct (larut dalam air) kemudian diexcresi ke sistem empedu masuk
kedalam usus menjadi sterkobilin.
Sebagian bil. Direct keluar melalui urine sebagai urobilinogen,
sebagaian diserap kembali dalam usus dan diubah menjadi bil. Indirect oleh
enzim betaglocoronidase kemudian masuk kembali ke hepar intragepati.
( 2 ) TRANSPORTASI.
Bilirubin indirect diikat oleh albumin ke hati dikonjugasi menjadi
bilirubin direct oleh protein y dan z lalu diekskresi ke empedu.
( 3 ) KONJUGASI.
Dalam hati bil. Indirek dikonjugasi bil. Direct yang larut dalam air
( berperan enzim glukoronil transferase ) diekskresi ke empedu selanjutnya
dikeluarkan ke duodenum.
( 4 ) EKSKRESI.
Di usus sebagian bil. Dihidrolisis menjadi bil. Indirek kembali ke
sirkulasi ke hati untuk dikonjugasikan disebut siklus enterohepatis.

MENILAI TINGGI BILIRUBIN CARA KREMER


Derajat

Daerah atau lokasi

Perkiraan

IKT

IKTERUS

tinggi

Daerah kepala dan leher

IKT
5,0 mg %

Sampai dengan daerah

9,0 mg %

badan atas
3

Sampai dengan daerah


badan bawah hingga tungkai.

12,4 mg %

Sampai dengan daerah


lengan, kaki bawah lutut.

11,4 mg %

16,0 mg %

Sampai dengan daerah

19

tangan + kaki

Penyebab / Fakter resiko :


1. Faktor produksi yang berlebihan melampaui pengeluaran Hemolisis yang
meningkat pada golongan darah yang tidak cocok Rh, ABO
2. Gangguan transportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin hepar.
Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas
dalam darah dan mudah melekat pada otak Kenriktrus
3. Gangguan dalam kongjugasi hepar ( imarunitas hepar, kurangnya substrat
untuk kongjugasi bilirubin, gangguan fingsi hepar akibat asidosis, hepoksia
dan infeksi atau tidak terdapat enzim glokoronil tansverase ( G6 PD ).
4. Gangguan dalam ekskresi akibat sumbatan dalam hepar, obstruksi saluran
empedu ( cholestasis ), obstruksi usus ( sirkulasi enterohepatiki ).

PENGOBATAN
PRINSIP :
1. Menghilangkan penyebab.
2. Mencegah me kadar bilirubin.
CARANYA :
1. Me kerja enzim phenobartibal 1 2 mg / kg / dosis 2 3 / hr (3 hari).
2. Merubah bil. Tidak larut dalam air menjadi larut : (pototerapi
diharapkan ekskresi bertambah).
3. Bilirubin darah dibuang : transfuse tukar.

PENCEGAHAN
Pengawasan anternatal yang baik.
Mencegah dan mengobati hipoksia janin dan neonates.
Menghindari obat yang dapat icterus.
Penerangan yang baik pada bayi baru lahir.
Pemberian makanan dini pada bayi baru lahir.
Mencegah infeksi mengatasi hiperbilirubinemis . PENCEGAHAN KERN
ICTERUS .
Mempercepat proses kongjugasi.
Melakukan dekompensasi bil. Dengan foto terapi.

20

Iranfusi tukar.

KOMPIKASI
Peningkatan kadar bil. Indirek dalam darah kerusakan otak yang disebut KERN
IKTERUS .

Kren Ikterus : kerusakan otak akibat perlengketan bil. Indirek pada otak pada
korpus triatum, thalamus dan pada dasar ventrikulus ke IV.

Tanda tanda :
Mata yang berputar.
Letargi, kejang.
Tak mampu menghisap.
Tonus otot meninggi.
Leher kaku dan epistotonus.

Bila, bayi hidup gangguan bicara dan retardasi mental.

PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian.
a. Tanyakan saat timbulnya kuning.
b. Lihat dan raba.
Periksa tanda tanda bahaya :

Tidak bias minum atau menetek.

Muntah.

Kejang.

Tidak sadar.

Lihat daerah lokasi :

Kepala dan leher ( 5 mg % )

s/d badan atas ( 9 mg % )

s/d badan bawah tungkai ( 11,4 mg % )

s/d lengan, lutut, kaki bawah ( 12,4 mg % )

s/d tangan dan kaki ( 16 mg % )

21

TINDAKAN PADA IKTERUS


A. Hiperbilirubinemia berat PHOTO TERAPY.
Selama persiapan beri ASI / PASI.
Jaga bayi tetap hangat.
Ganti pakaian bayi bila basah.
B. Hip : Sedang.
Beri ASI sesering mungkin.
Jaga bayi tetap hangat.
Ganti pakaian bayi bila basah.
Letakkan bayi pada ruangan yang cukup sinar matahari.
Lakukan pemeriksaan lab. Tiap 2 hari.
Observasi tanda tanda ikterus.
C. Ikterus Fisiologik.
Beri ASI / PASI sesering mungkin.
Jaga bayi tetap hangat.
Baringkan bayi didalam ruangan yang cukup sinar matahari selama 30 menit
( 3 4 hari ).
Bila bayi pulang nasehatkan cara merawatnya ;
-

Pencegahan hipotermi.

Menyusui secara eksklusif.

Pencegahan infeksi.

Anjurkan control setelah 2 hari.

22

ASKEP PADA PHOTO THERAPY

TUJUAN :
Menurunkan kadar bilirubin indirek dalam serum sehingga tidak terjadi
Kren Ikterus

PRINSIP :
Bilirubin dipecah, menjadi dipyrole yang tidak toksik dan segera
dikeluarkan lebat urin.

INDIKASI ;
a. Dimana kadar bil. Serum 10 mg % atau lebih.
b. Pra transfusi tukar.
c. Pasca transfusi tukar.

CARA KERJA PHOTO THERAPY :


1. Menimbulkan dikomposisi bil. Dari suatu senyawa tetrapirol (sulit larut)
menjadi senyawa dipirol (mudah larut) dikeluarkan lewat urin tinja
kadar bilirubin
2. Juga diketemukan peningkatan konsentrasi bil indirek dalam cairan empedu,
duodenum yang menyebabkan bertambahnya cairan empedu kedalam usus
hingga peristaltic usus meningkat bil keluar bersama faeces.

ALAT :
1. Lampu neon warna putih 7 buah adalah 20 watt.
2. Lampu hanya dipergunakan 200 jam penyinaran.

23

PENGKAJIAN

CARANYA :
1. Bayi ditidurkan telanjang.
2. Mata ditutup benda tidak tembus cahaya.
3. Posisi bayi diubah tiap 4 6 jam.
4. Temperature bayi pertahankan 36 37 C
5. Observasi intake cairan.
6. Mata boleh dibuka di luar cahaya waktu minum.
7. Hb periksa secara teratur.
8. Kadar bilirubin diperiksa tiap 2 hr 1 x.
9. Lama penyinaran 24 jam istirahat.
12 jam pasang lagi kadar bil. 7 mg %.

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
a. Potensial terjadinya malas minum b/d K.U lemah, reflek menghisap lemah.
b. Potensial terjadinya gangguan pe suhu tubuh b/d photo therapy.
c. Potensial terjadi gangguan keseimbangan cairan / dehydrasi b/d photo therapy.

24

ICTERUS NEONATORUM
Pengertian :
Warna kuning pada kulit bayi yang disebabkan adanya peningkatan kadar bilirubin
dalam darah :
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Potensial terjadi malas minum dengan K.U bayi yang lemah mengakibatkan
reflek menghisap lemah.
PERENCANAAN :

Tujuan :
Bayi dapat minum dan kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam waktu 3 hari.

Kriteria Hasil :
-

Reflek menghisap baik ( bayi dapat minum perspeen / netek ibu ).

Bayi tidak rewel.

Tidak ada penurunan berat badan yang bermakna.

Rencana Tindakan :
-

Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.

Latih netek pada ibu setiap kali waktunya netek atau coba laith minum
perspeen / persenok K.P personde.

Beri minum sesuai kebutuhan.

Usahakan ASI bila tidak ada dapat PASI.

Beri penyuluhan pada ibu tentang manfaat ASI.

Observasi intake, output.

Gejala cardinal dan KU.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Potensial terjadinya gangguan peningkatan suhu tubuh / hypercemi sehubungan
dengan pemberian terapi sinar / foto terapi.
PERENCANAAN :

Tujuan :
Diharapkan selama foto terapi tidak terjadi hypertemi dalam jangka waktu 24
jam.

Kriteria Hasil :
Suhu badan normal (36 - 37 C).
Rencana Tindakan :
-

Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.

Ukur suhu sebelum pasang foto terapi.

25

Observasi suhu setiap 3 jam.

Ganti posisi tidur setiap 6 jam sekali.ukur jarak bayi dan lampu therapy 40
45 cm.

Tutup mata dengan penutup mata tak tembus.

Observasi intake output dan KU.

Kolaborasi dengan dokter.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Potensial terjadinya gangguan keseimbangan cairan atau dehidrasi dehubungan
dengan pemberian foto therapy.
PERENCANAAN :

Tujuan :
Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan / dehydrasi selama 24 jam.

Kriteria Hasil :
-

Bayi tenang tidak gelisah.

Tidak ada penurunan berat badan yang bermakna.

Tidak ada tanda tanda dehydrasi a.l : mata cowong, ubun ubun besar
cekung, turgor menurun.

Rencana Tindakan :
-

Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan.

Berikan minum sesuai dengan kebutuhan, baik ASI / PASI, KP, extra
minum.

Observasi intake, output dan K.U.

Observasi tanda tanda dehydrasi.

Cek / kontrol berat badan.

Kolaborasi dengan dokter.

26

Anda mungkin juga menyukai