LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
BAB III
SISTEM PERENCANAAN
DESAIN
3.1.
PENGAMANAN SUNGAI
Pengendalian aliran dan pengamanan sungai adalah suatu masalah yang banyak
dijumpai oleh para pengelola sungai dalam usahanya untuk memanfaatkan sumber
daya alam guna kepentingan manusia.
Dengan adanya berbagai ragam pemanfaatan fungsi dan potensi sungai yang
mungkin dapat dikembangkan di dalam satu jaringan sungai, dengan maksud agar
kelestarian fungsi sungai dan potensinya dapat dipertahankan, maka diperlukan
adanya kegiatan pengamanan dari hal-hal yang sifatnya mengganggu/merusak
kelestarian lingkungan sungai. Untuk itu diperlukan adanya panduan dan acuan
mengenai tata cara pengamanan sungai yang sesuai dengan kondisi daerah masing
masing keseluruhan daerah.
Pengamanan sungai merupakan upaya penanggulangan dan tata cara pengamanan
sungai agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah, meliputi perlindungan
secara vertikal dan horizontal.
3.2.
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
sungai,
adalah
upaya
yang
dilakukan
untuk
meningkatkan
III - 2
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
3.2.2
Penanganan masalah banjir merupakan aspek utama dari seluruh kegiatan dalam
pekerjaan pengelolaan sumber daya air di Daerah Pengaliran Sungai (DPS)
Cibanten yang sering mengalami banjir harus dilakukan secara seksama, sehingga
misi pengendalian banjir harus terpadu dan membentuk satu kesatuan sistem
dengan misi perlindungan (konservasi) dan pendayagunaan sumber daya air.
3.2.3
Kriteria Desain
Genangan yang terjadi pada lahan untuk periode 1 hari, 2 hari dan 3
hari yang disebabkan oleh curah hujan periode 5 tahunan berturut-turut
tidak melebihi ketinggian 30 cm, 20 cm, dan 10 cm.
2. Fasilitas Drainase
Pembuatan saluran drainase kolektor untuk men-drain lahan diatasnya, air
banjir dapat dibilas ke arah hilir bangunan pelindung banjir. Kemudian, untuk
mendrain lahan tanaman padi dibuatkan fasilitas pintu pada tanggul
penanggulangan banjir.
III - 3
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
Tahap Akhir
5 tahun
10 tahun
10 tahun
25 tahun
25 tahun
25 tahun
50 tahun
100 tahun
Catatan :
1.
2.
3.
III - 4
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
4.
III - 5
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
Tinggi Jagaan
(m)
Q 200
200 Q 500
200 Q 500
200 Q 500
200 Q 500
500 Q
0.50
0.80
1.00
1.20
1.50
2.00
1:
3m
1 : 1,5
1 : 1,5
> 50 m
III - 6
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
3.00 m
1 : 1.50
1 : 1.50
III - 7
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
b.
c.
Apabila besarnya debit banjir dipekirakan dari data hujan dan data
karakteristik DPS, maka besarnya debit banjir desain dapat
dilakukan dengan Metode Empiris, Metode Rasional atau Metode
Analisis Regresi (I0H).
d.
Jika ada data hidrograf banjir dan data hujan durasi pendek pada
saat yang sama dengan hidrograf banjir, maka dapat digunakan
Metode Hubungan Hujan Limpasan dengan Unit Hidrograf. Kedua
jenis data jumlahnya cukup memadai dapat digunakan unit hidrograf
pengamatan, jika tidak perlu digunakan unit hidrograf sintetis
dengan parameter hasil kalibrasi dari hidrograf pengamatan.
2)
III - 8
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
a.
b.
b.
c.
3)
Verifikasi
Verifikasi sebaiknya dilakukan apapun metode yang digunakan dan
minimnya data yang diperoleh dengan cara mencari data lapangan
sebanyak mungkin. Informasi lapangan dapat diperoleh dari penduduk di
tempat kejadian yang sudah tinggal cukup lama di daerah tersebut
(biasanya orang yang sudah tua) atau dari instansi pemetintah baik
kelurahan, kecamatan maupun dinas terkait. Informasi yang dapat
digunakan antara lain:
a)
frekuensi
tinggi
(tahunan),
atau
banyaknya
III - 9
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
b)
c)
Kalau
memungkinkan
mempunyai
data
pengukuran
penampang
B.
umumnya
ditentukan
berdasarkan
persamaan
Manning
atau
persamaan Chezy.
C.
III - 10
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
buluh, kelongsoran dan erosi yang besar yang akan mengganggu kestabilan
bangunan.
D.
2)
kekuatan
b.
III - 11
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
c.
d.
e.
Standar debit banjir desain dan atau debit banjir desain optimum.
Untuk mencegah luapan air dari sungai misainya : tanggul dan normalisasi sungai,
sedangkan untuk mengurangi besarnya volume air dapat dilakukan dengan
membuat waduk di hulu sekaligus dapat digunakan untuk penyediaan air berbagai
kepentingan. Upaya mengatasi banjir lokal dapat dilakukan dengan bangunan atau
sistem misainya:
a.
b.
Waduk penampungan
c.
Polder
d.
e.
Water
Management)
Parameter-parameter yang pedu ditinjau dalam menetapkan sistem pengendalian
banjir pada suatu sungai meliputi
a.
b.
c.
d.
e.
Standar debit banjjr desain dan atau debit banjir desain optimum
III - 12
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
3.2.9
Saluran Penyalur Banjir adalah saluran buatan yang dibuat atau dibangun untuk
menyalurkan sebagian atau seluruh debit banjir dari suatu sungai yang melewati
suatu daerah yang harus diamankan dari bencana banjir, dengan percabangan
saluran penyalur banjir dan sungai terletak di sebelah udik dari daerah yang
diamankan dan muara dari saluran penyalur banjir tersebut bisa terletak di sungai
itu sendiri di bagian hilir dari daerah yang diamankan ( Saluran Bypass), di sungai
lain, di rawa/danau, atau dipantai (Banjir Kanal)
Pada percabangan sungai dengan saluran penyalur banjir (Saluran Banjir atau
Banjir Kanal) harus dilengkapi dengan bangunan pembagi debit banjir yang
penempatannya dapat di bagian hulu dari saluran penyalur banjimya atau di sungai
aslinya pada lokasl tidak jauh di hilir percabangan. Pada umumnya Saluran
Penyalur Banjir dibuat apabila kapasitas dari sungai alam yang melewati daerah
III - 13
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
perkotaan / kawasan industri / daerah yang harus terhindar dari banjir, tidak lagi
mampu melewatkan debit banjir tanpa menggenangi daerah yang dilaluinya.
3.2.10 Tampungan Banjir Sementara
Tampungan Banjir Sementara (Retarding Basin), dibangun memanfaatkan dataran
banjir/rawa di kiri/kanan sungai untuk menampung sebagian atau seluruh debit
banjir untuk sementara waktu. Tujuannya mengamankan daerah di hilir yang
kemudian apabila banjir di sungainya telah surut maka air dari waduk tersebut
dapat dialirkan kembali ke sungai.
Pada bagian inlet waduk perlu dibuat bangunan pelimpah untuk memasukkan air
banjir dari sungai ke waduk tersebut dan pada bagian outletnya di sebelah hilir
dari lokasi inlet dipasang pintu air yang dapat berupa pintu sorong atau pintu klep
untuk mengeluarkan air tampungan waduk kembali ke sungai. Pada musim kemarau
areal waduk tersebut apabila terletak dalam kawasan perkotaan dapat
dimanfaatkan antara lain sebagai lapangan parkir, taman bermain atau sarana olah
raga yang tidak memerlukan bangunan (Out Door) : lapangan tenis, sepak bola,
atau apabila areal terletak di kawasan perdesaan, dalam musim hujan areal waduk
tersebut dapat dimanfaatkan untuk tambak dan dalam musim kemarau dapat
dimanfaatkan untuk pertanian.
3.2.11
III - 14
LAPORAN ANTARA
PENANGANAN SUNGAI CIBANTEN
KEGIATAN PERENCANAAN NORMALISASI SALURAN SUNGAI
3.2.13
III - 15