1.
2.
3.
4.
Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang penerapan baku mutu
lingkungan adalah : masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy atau
komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau
proses alam, sehingga kualaitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (pasal 1).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunan/peruntukkannya digolongkan
menjadi:
Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku air untuk diolah
sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan listrik Negara.
Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang termasuk
dalam katagori A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran
dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industry maka katagori sumur tadi bukan
lagi golongan A tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah tidak dapat
digunakan langsung sebagai air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dengan
demikian sumur tersebut menjadi kurang berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Sumber Pencemaran dan Jenis-Jenis Bahan Pencemar
Setelah Perang Dunia II telah terjadi pertumbuhan yang mengejutkan dalam dunia industry
yang menggunakan bahan-bahan kimia sintetik. Banyak dari bahan-bahan kimia ini telah
menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan air. Seperti limpasan (run off) dari
pestisida dan herbisida yang berasal dari pertanian atau perkebunan dan buangan limbah
industry ke permukaan air. Yang lebih serius lagi adalah terjadinya rembesan ke dalam air
tanah dari bahan-bahan pencemar yang berasal dari penampungan limbah kimia dan
landfills, kolam penampungan atau kolam pengolahan limbah dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Untuk mempelajari lebih jauh dari pencemaran air dan sumber-sumbernya perlu
mengetahui siklus dari bahan pencemar dalam lingkungan.
Bahan pencemar air secara umum dapat diklasifikasikan seperti terlihat dalam table 1.
Tidak semua perairan mengandung bahan pencemar yang sama atau semua bahan
pencemar seperti terlihat pada table 1 karena terjadinya pencemaran ditentukan oleh
banyak factor.
Tabel 1. Klasifikasi Umum dari Bahan Pencemar Air
JENIS BAHAN PENCEMAR
Unsur-unsur renik
Senyawa organo logam
PENGARUHNYA
Kesehatan, biota akuatik
Transport logam
Polutan anorganik
Asbestos
Hara-ganggang
Radionuklida
Asiditas, alkalinitas, salinitas tinggi
Zat pencemar organic renik
Pestisida
PCB
Karsinogen
Limbah minyak
Pathogen
Detergen
Sedimen
Rasa, bau dan warna
Sumber
Efek / Pengaruh
Cadmium
Buangan industri,
limbah pertambangan,
pengelasan logam,
pipa-pipa air.
Arsen
Hasil samping
pertambangan,
bilangan kimia.
Batubara, tanaga
nuklir dan industri
ruang angkasa
Batubara,, detergen,
limbah industri
Pengelasan logam, zat
aditif pada neraca air
sebagai Cr (VI)
Pengelasan logam,
limbah industri dan
domestic,
penambangan,
Berilium
Boron
Khrom
Tembaga
Batas USPHS *)
(mg/L)
0,01
Tidak diberikan
Toksik terhadap
beberapa tanaman
Unsure renik pokok,
karsinogenik sebagai
Cr (VI)
Unsure renik pokok,
tidak terlalu toksik
terhadap hewan,
toksik terhadap
1,0
0,05
1,0
pencucian mineral.
Fluor (ion fluoride)
Sumber-sumber
geologi alam, limbah
industri, zat aditif
pada air.
Mangan
Pertambangan, limbah
industri, saluran
tambang atom, kerja
mikroba terhadap
mineral Mn pada pH
rendah
Merkuri
Limbah industri,
industri pestisida,
batubara dan
pertambangan
Limbah industri,
sumber alam
Molibder
Selenium
Perak
tanaman dan
ganggang dalam
konsentrasi sedang.
mencegah kerusakan
gigi pada kira-kira 1
mg/L dan
pembentukan karat
gigi/kerusakan gigi
pada kira-kira 5 mg/L
dalam air
Mencegah gondok,
natrium pokok Hb,
tidak selalu toksik,
merusak perabotan
kamar mandi dan
pakaian
Relative tidak toksik
terhadap hewan,
toksik terhadap
tanaman pada
konsentrasi tinggi,
perkaratan perabotan
kamar mandi dan
pakaian
Toksisitas akut dan
kronik.
Kemungkin racun
pada hewan, penting
untuk tanaman
Sumber geologi alami, Penting pada
belerang, batubara
konsentrasi rendah,
toksik pada
konsentrasi tinggi dan
kemiungkinan
karsinogenik
Sumber geologi alami, Menyebabkan kulit
penambangan, las
berwarna biru abulistrik, buangan
abu, merusak
prosesing film,
membrane mucous
disinfeksi air
dan mata
0,8 17
(Tergantung pada
suhu)
Tidak diberikan
0,05
Tidak di berikan
Tidak diberikan
0,01
0,05
Dari table 2 beberapa unsur renik dikenal sebagai hara untuk tanaman dan nutrisi untuk
hewan. Dalam table tersebut banyak unsure yang merupakan unsure pokok pada
konsentrasi rendah dan toksik pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini merupakan
fenomena dari beberapa zat dalam lingkungan perairan.
Beberapa dari unsure logam berat merupakan logam yang paling berbahaya dari unsureunsur zat pencemar. Seperti Timbal (Pb), Kadmium (Cd) dan Merkuri (Hg), kebanyakan
dari logam-logam tersebut mempunyai afinitas yang sangat besar terhadap belerang.
Logam-logam ini menyerang ikatan-ikatan belerang dalam enzim-enzim sehingga enzim
yang bersangkutan menjadi tidak berfungsi. Gugus-gugu protein, asam karboksilat dan
amino juga diserang oleh logam-logam berat. Ion-ion Cd, Cu dan Hg (II) terikat pada selsel membrane yang menyebabkan terhambatnya proses-proses transport melalui dinding
sel. Logam-logam berat juga dapat mengendapkan fosfat organic atau mengkatalisis
pengurainya.
Unsur-unsur yang terdapat pada garis batas antara logam dan bukan logam yaitu metalloid,
beberapa diantaranya merupakan zat pencemar air yang berbahaya. Arsen (As), Selenium
(Se) dan Antimon (Sb) merupakan contoh-contoh penting yang pengaruhnya seperti pada
table 2.
Arsen, Kadmium, Timbal dan Merkuri Bahan Pencemar Sangat Berbahaya di
Perairan
Arsen telah dikenal sebagai zat kiimia yang sangat berbahaya. Keracunan arsen yang akut
dapat berasal dari makanan yang jumlahnya lebih dari 100 mg unsure tersebut. Keracunan
kronis dapat terjadi melalui makanan dalam jumlah arsen yang sedikit dalam periode waktu
yang lama. Dari bermacam-macam kejadian diketahui bahwa arsen bersifat karsinogenik.
Dalam kerak bumi, As terdapat pada konsentrasi rata-rata 2 5 ppm. Pembakaran bahan
bakar fosil terutama batu bara, mengeluarkan sejumlah arsen ke Lingkungan, dimana
sebagian besar akan masuk ke dalam perairan alami. Arsen terdapat di alam bersama-sama
dengan mineral fosfat dan dilepaskan ke lingkungan bersama-sama dengan senyawa fosfor.
Beberapa pestisida mengandung senyawa arsen yang sangat toksik. Sumber utama lain dari
arsen adalah hasil akhir penambangan logam. Arsen yang dihasilkan sebagai hasil ikatan
dari pertambangan tembaga, emas dan limbah terakumulasi sebagai limbah.
Sama halnya dengan merkuri, oleh beberapa proses dapat terjadi pada arsen sehingga
terbentuk senyawa-senyawa metil yang sangat toksik.
H3AsO4 + 2H+ + 2eH3AsO3 + H2O
H3AsO3
Metil Kobalamin
CH3AsO(OH2)2
Metil Kobalamin
(CH3)2AsH
Bahan pencemar Cadmium dalam air berasal dari pembuangan limbah industry dan
limbah pertambangan. Cadmium secara luas dipergunakan dalam proses pelapisan logam.
Sifat kimia dari cadmium sangat mirip dengan seng dan kedua metal tersebut sering terlibat
bersama-sama dalam proses-proses geokimia. Kedua logam tersebut dalam air dengan
bilangan oksidasi +2.
Pengaruh manusia sangat serius. Diantaranya adalah menyebabkan tekanan darah tinggi,
kerusakan ginjal, kerusakan jaringan testikuler dan kerusakan sel dari sel-sel darah merah.
Keracunan cadmium menyebabkan penyakit di Jepang yang dinamai hai-hai atau aduhaduh. Hal ini dialami oleh sebagian penduduk dimana sungai Jitusu sumber dari bahan
pencemar ini berasal dari kegiatan pertambangan.
Lapisan permukaan air yang bersifat aerobic mengandung cadmium terlarut dalam
konsentrasi relative tinggi terutama dalam bentuk ion CaCl+. Dilapisan tengah perairan
dimana kondisinya anaerob airnya hanya sedikit mengandung cadmium karena terjadinya
proses reduksi oleh mikroba yang mereduksi sulfat menjadi sulfida yang kemudian
mengendapkan CaCl+ menjadi CdS
Timbal, terdapat dalam air dengan bilangan oksidasi +2 dan dikeluarkan oleh sejumlah
industry dan pertambangan. Timbal yang berasal dari bahan bakar bertimbal merupakan
sumber utama dari timbale di atmosfer dan daratan yang kemudian dapat masuk ke
perairan alami. Timbal yang berasal dari batuan kapur dan galena (PbS) merupakan sumber
timbal pada perairan alami.
Daya racun timbal yang akut pada perairan alami menyebabkan kerusakan hebat pada
ginjal, system reproduksi, hati dan otak serta system syaraf sentral dan bisa menyebabkan
kematian. Pengaruh proses pelapisan kertas-kertas timbale atau cat-cat dengan kandungan
timbal tinggi diperkirakan telah menyebabkan hambatan perkembangan mental pada anak.
Timbal digunakan sebagai bahan untuk solder dan untuk penyambung pipa air, sehingga air
untuk rumah tinggi kemungkinan dapat kontak dengan timbal. Air yang tersimpan dalam
alat-alat yang terbuat dari hasil pematrian untuk jangka waktu lama dapat mengakumulasi
sejumlah timbal yang sangat tinggi.
Merkuri atau raksa merupakan alih bahasa dari bahasa Latin Hydragyrum yang berarti
perak cair, dilambangkan Hg. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, merkuri
berarti mudah menguap. Merkuri adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada
suhu biasa dan mempunyai rapatan 13,534 g/ml pada suhu 25 0C. Merkuri adalah unsur
dengan nomor atom 80, berat atom 200,5 g. Titik lebur -34,87 0C, titik didih 358,58 0C dan
masuk dalam golongan IIB dalam periodik unsur memiliki dua valensi yaitu Hg+ sama
dengan ion merkuro dan Hg++ sama dengan ion merkuri. Secara alami Hg dihasilkan dari
biji Sinabar, HgS, yang mengandung unsur Hg antara 0,1 % - 4 %.
HgS
O2
Hg
+ SO2
misalnyasphelarit (ZnS), chalcophyrite (CuFeS) dan galena (PbS) juga mengandung Hg.
HgS sukar larut dalam air, namun pelapukan bermacam-macam batuan dan erosi tanah
dapat melepaskan Hg ke dalam lingkungan.
Merkuri terdapat di lingkungan sebagai senyawa anorganik melalui oksidasi dan kemudian
menjadi unsur Hg kembali lewat proses reduksi. Merkuri anorganik dapat menjadi merkuri
organik melalui kerja bakteri anaerobik tertentu misalnya Metil kobalamin dan senyawa ini
secara lambat berdegradasi menjadi merkuri anorganik.
Beberapa jenis aktifitas manusia dapat meningkatkan kadar merkuri dalam lingkungan
antara lain adalah pertambangan, peleburan (untuk menghasilkan logam dari bijih tambang
sulfidanya), pembakaran bahan bakar fosil dan produksi baja, semen serta fosfat.
Sianida dan Bahan Anorganik Lainnya Dalam Air
Sianida merupakan suatu senyawa yang secara kimia sangat bersifat toksik dan berada
dalam air dalam bentuk Hidrogen Sianida (HCN). Sianida dapat ditemukan secara alamiah
seperti pada tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan sianida terikat pada glukosa
(gula) yang disebut amygdalin.
Bangsa Romawi kuno memperoleh CN dari sumber biji-bijian alami seperti biji apel,
apricot dan ceri. Sianida dapat larut dalam air karena hanya sianida alkali yang terikat pada
logam yang memiliki sifat kelarutan tersebut. Dalam larutan murni, CN- adalah bentuk
yang paling stabil diatas pH kira-kira 10,5. Sianida bersifat toksik yang letal dan sub letal
terhadap organisme. Sianida dalam air bersih yang akan digunakan untuk minum tidak
boleh melewati batas 0,05 ppm karena dapat mengganggu metabolisme.
Sianida dalam bentuk ion sianida (CN-) membentuk berbagai ikatan kompleks dengan ionion transisi logam misalnya emas (Au(CN)2), perak (Ag(CN)2) dan besi (Fe(CN)6). Alasan
karakteristik inilah sehingga sianida digunakan secara komersil. Sianida juga banyak
digunakan secara luas dalam industri terutama pembersih logam dan pengelasan listrik.
Sianida juga banyak digunakan dalam prosessing mineral-mineral tertentu.
Sianida yang terdapat di perairan berasal dari limbah industri, misalnya industri pelapisan
logam, pertambangan emas, pertambangan perak, pupuk dan besi dan baja. Kadar sianida
yang digunakan dalam pertambangan emas dan perak dapat mencapai 250 ppm.
Amonia merupakan produk utama dari penguraian limbah nitrogen organic yang
keberadaannya menunjukkan bahwa sudah pasti terjadi pencemaran oleh senyawa tersebut.
Ammonia kadang-kadang ditambahkan ke dalam bahan air untuk minum atau sumber air
dengan pH rendah yang kemudian akan bereaksi dengan klor untuk menyediakan sisa klor
(pada proses penjernihan air minum). Ketika pKa dari ion ammonium, NH4+, kebanyakan
dari ammonia dalam air terdapat sebagai NH4+ daripada NH3.
Hydrogen Sulfida, H2S, dihasilkan dari proses pembusukan bahan-bahan organic yang
mengandung belerang oleh bakteri anaerob, juga sebagai hasil reduksi dengan kondisi
anaerob terhadap sulfat oleh mikroorganisme dan sebagai salah satu bahan pencemar gas
yang dikeluarkan dari air panas bumi. Biahan-bahan pencemar dari industry kimia, pabrik
kertas, pabrik tekstil dan penyamakan kulit dapat mengandung H2S yang merupakan asam
lemak dengan harga pKa (1)= 6,99 dan pKa (2)= 12,92. Ion S-2 tidak pernah ditemukan
dalam perairan alami yang bersifat normal.ion sulfide mempunyai afinitas yang
menakjubkan dengan banyak logam berat dan pengendapan dari logam-logam sulfide
seringkali menyertai terbentuknya H2S.
Karbon Dioksida bebas, CO2, seringkali terdapat dalam air konsentrasi tinggi sehubungan
dengan terjadinya pembusukan bahan-bahan organic, CO2digunakan untuk melunakkan
air, pada proses rekarbonisasi dalam pengolahan air. Kandungan CO2 yang cukup tinggi air
akan bersifat korosif dan akan membahayakan kehidupan akuatik.
Ion Nitrit, NO2- terdapat dalam air sebagai an intermediate Oxidation State dari nitrogen.
Kadang kala nitrit ditambahkan pada beberapa proses industry untuk mencegah terjadinya
korosi. Jarang terdapat pada air minum pada konsentrasi lebih dari 0,1 mg/L
Ion Sulfit, SO3-2 ditemukan dalam beberapa air limbah industry. Natrium sulfit biasa
ditambahkan to Boiler feed waters sebagai perangkap oksigen:
2 SO3-2 + O2
2SO4-2
Bila pKa (1) dari asam belerang 1,76 dan pKa (2) = 7,20 sulfit terdapat sebagai HSO3- atau
SO3-2 dalam perairan alami tergantung pada pH. Perlu dicatat bahwa hidrazin, N2H4, juga
dapat berfungsi sebagai perangkap oksigen.
Ganggang dan Eutrofikasi
Istilah eutrofikasi berasal dari bahasa Yunani yang berarti nutrisi/hara baik, yang meni air
buangan jelaskan suatu kondisi dari suatu danau atau penampungan/sumber air yang
menyebabkan kemerosotan dari kualitas airnya. Langkah pertama dari Eutrofikasi dari
badan-badan air adalah adanya masukkan dari hara-hara tanamanyang berasal dari air
buangan hara atau nutrirn yang mencapai badan air yang kemudian menghasilkan sejumlah
besar biomassa tanaman melalui fotosintesis.
Biomassa yang mati terakumulasi di dasar danau yang sedikit demi sedikit mengalami
pembusukan dan menghasilkan kembali gas CO2, fosfor, nitrogen dan kalium. Bila danau
tidak terlalu dalam, akar-akar tanaman di dasar danau mulai tumbuh, meningkatkan
akumulasi dari material padat dalam danau atau kolam.
Eutrofikasi merupakan suatu fenomena yang sering terjadi, yang merupakan dasar dari
pembentukan deposil yang berlimpah dari batubara dan tanah-tanah yang subur, dimana
kegiatan manusia dapat meningkatkan dengan cepat proses tersebut. Hal ini dapat dipahami
bila kita melihat table 3 yang memperlihatkan bahwa unsur-unsur kimia dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Kebanyakan unsur-unsur tersebut terdapat di rata-rata sumber air
atau danau dalam jumlah yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan tanaman.
Detergen yang berasal dari rumah tangga merupakan sumber fosfat yang umum dalam air
limbah dan untuk mengontrol eutrofikasi dikonsentrasikan pada eliminasi fosfat dalam
detergen, mengeluarkan fosfat pada proses pengolahan air buangan limbah dan mencegah
termuatnya fosfat dalam aliran air buangan dari berbagai badan air.
Seluruh fenomena eutrofikasi merupakan suatu yang kompleks dan dibutuhkan penelitianpenelitian untuk memecahkan permasalahan ini. Sungguh sangat ironis dalam dunia yang
miskin akan tanaman, bahan buangan kaya akan nutrient yang berasal dari proses
pemupukan lahan yang berlebihan atau dari air buangan yang sangat meningkat dalam
banyak danau dan waduk-waduk air.
Tabel 3. Sumber dan Fungsi Hara Esensial Bagi Tanaman
Hara
Hara makro
Karbon (CO2)
Hidrogen
Oksigen
Nitrogen (NO3)
Fosfor
Kalium
Sulfur
Magnesium
Kalsium
Hara Mikro
B, Cl, Ca, Cu, Fe, Mo, Mn,
Na, Si, U, Zn
Sumber
Fungsi
Atmosfer, pembusukan
Air
Air
Pembusukan, atmosfer, bahan
pencemar
Pembusukan, mineral, bahan
pencemar
Mineral-mineral bahan
pencemar
Mineral-mineral
Mineral-mineral
Mineral-mineral
Penyusun Biomas
Penyusun biomas
Penyusun biomas
Penyusun protein
Mineral-mineral, bahan
pencemar
{ CH2O } + O2
mikroorganisme
CO2 + H2O
Dengan tidak adanya reaerasi yang cukup, seperti adanya arus turbolensi dari suatu sungai
yang dangkal, sungai dengan cepat akan kekurangan oksigen dan tidak dapat mendukung
kehidupan akuatik yang lebih baik.
Dengan adanya mikroorganisme yang berfungsi sebagai perantara oksidasi bahan organic,
oksigen dalam air mungkin digunakan oleh biooksidasi dari bahan-bahan bernitrogen.
NH4+ + 2 O2
2 H+ + NO3- + H2O
Dan selanjutnya dengan oksidasi kimia atau biokimia dari bahan pereduksi, terjadi reaksi :
4 Fe+2 + O2 + 10 H2O
2 SO3-2 + O2
4 Fe(OH)3(s) + 8 H+
2 SO4-2
Sumber Potensial
Efek Dalam Air
Bahan-bahan organic terutama Mengurangi oksigen terlarut
feces.
Menyebabkan penyakit
estetika, menghambat
penghilangan minyak, toksik
Fosfat
Detergen
Garam-garam
Meningkatnya salinitas
Masalah besar lainnya dari lingkungan air limbah adalah terbentuknya banyak lumpur dari
proses pengolahan air limbah. Lumpur yang dihasilkan ini mengandung bahan-bahan
organic yang mengalami penguraian perlahan-lahan, bahan organic tidak terdegradasi dan
logam-logam berat jumlah lumpur yang dihasilkan makin meningkait. Hal ini disebabkan
setiap industry diwajibkan untuk mengolah air limbahnya berarti lumpur yang dihasilkan
dari proses pengolahan air akan makin bertambah banyak sesuai dengan semakin
banyaknya industry yang didirikan.
Pestisida Di Dalam Air
Pestisida merupakan penyebab pencemaran lingkungan yang utama, baik untuk
pencemaran tanah, udara dan air. Banyak pestisida sangat beracun seperti DDT (sekarang
sudah tidak boleh digunakan dan diproduksi) dan menjadi lebih tinggi konsentrasinya di
dalam rantai makanan.
Makhluk hidup terutama manusia banyak menarik keuntungan dari adanya pestisida. Suatu
kenyataan tanpa pestisida, bidang pertanian tidak akan menghasilkan produk yang sesuai
dengan yang diperkirakan. Dari pengalaman sejarah masa lalu, keracunan tanaman
pertanian oleh hama dan penyakit telah menyebabkan kelaparan penduduk di dunia dalam
jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu pestisida akan terus digunakan, yang perlu
diperhatikan dalam hal ini adalah harus dicari pestisida yang lebih aman dan lebih mudah
terurai dalam lingkungan setelah digunakan.
Pestisida dapat digolongkan sebagai herbisida, insektisida dan fungisida. Herbisida,
meskipun sangat beracun tarhadap tanaman yang peka, umumnya tidak menghambat
pertumbuhan microbial bila digunakan pada konsentrasi yang diinginkan. Herbisida
digunakan untuk mematikan tanaman yang tidak diinginkan. Insektisida, biasanya tidak
membahayakan mikroorganisme meskipun penggunaannya dengan kondisi yang lebih
tinggi dari herbisida. Fungisida digunakan untuk membasmi cendawan-cendawan
berbahaya.
Insektisida dan fungisida merupakan pestisida yang paling penting karena penggunaannya
yang dekat sebelum atau sesudah panen sehingga dapat menyebabkan asupan terhadap
bahan makanan. Potensi adanya sejumlah besar pestisida masuk kedalam perairan bisa
secara langsung seperti kegiatan membasmi nyamuk dan serangga lainnya, atau yang tidak
langsung terutama berasal dari saluran pertanian.