Anda di halaman 1dari 3

Secara umum metode geofisika dibagi menjadi dua:

1. Metode aktif: metode geolistrik, elektromagnetik,


dan seismik yang dilakukan dengan memberikan
gangguan berupa arus listrik ataupun getaran ke
bawah permukaan bumi.
2. Metode pasif: metode magnetik, gaya berat, dan
radioaktif yang dilakukan dengan mendeteksi
anomali-anomali yang terdapat di alam.
Anomali merupakan suatu fungsi dari:
Kontras dari sifat fisik antara background dan
anomali material.
Ukuran dan bentuk benda geologi yang
menyebabkan anomali.
Kedalaman dari anomali yang sebenarnya, atau
jarak antara lokasi pengukuran yang diambil terhadap
benda anomali.
Metode magnetik
Penyelidikan ini bertujuan untuk mengukur intensitas
medan magnetik bumi.
Deviasi lokal dari medan tersebut disebabkan oleh
kehadiran batuan dan mineral
yang bersifat magnetik atau magnetismenya diinduksi
oleh medan magnet bumi.
Penyelidikan ini berguna untuk deteksi langsung
misalnya terhadap endapan Fe, Ni, atau Cu-Pb-Zn
yang mengandung mineral magnetit atau pirotit,
dan untuk
pemetaan geologi.
Penyelidikan ini berguna untuk deteksi langsung
misalnya terhadap endapan Fe,
Ni, atau Cu-Pb-Zn yang mengandung mineral
magnetit atau pirotit, dan untuk
pemetaan geologi.
Metode Radioaktif
Peluruhan isotop-isotop radioaktif uranium, torium,
dan potasium atau kalium
yang terkandung dalam batuan menyebabkan radiasi
EM gelombang pendek atau
radiasi
gamma
yang
dapat
diukur
dengan
spektrometer.
Penyelidikan radiometrik dapat diterapkan secara
langsung untuk mendeteksi endapan uranium, juga
dapat diterapkan secara tidak langsung untuk
membantu
pemetaan
geologi
batuan
yang
mengandung potasium, misalnya granit atau batuan

ubahan potasik yang berasosiasi dengan endapan


bijih hidrotermal.
Radiasi gamma, yang terukur oleh spektrometer
adalah jumlah radiasi (satuan count/detik), atau
radiasi dari U, Th, dan K secara terpisah dengan
ketelitian masing-masing sebesar 1 ppm U, 1 ppm
Th, dan 0,1% K dalam batuan.
Hasil penyelidikan radiometrik dapat ditampilkan
dalam bentuk profil atau peta
kontur dari jumlah count, count masing-masing dari U,
Th, dan K, atau rasio spektrum antara radiasi
elemen-elemen tersebut.
Metode Gaya Berat (Gravitasi)
penyelidikan
gaya
berat
digunakan
untuk
menggambarkan bentuk (struktur) geologi bawah
permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi
bumi yang ditimbulkan oleh perbedaan densitas
(rapat massa) antar batuan.
Pada dasarnya metode tersebut digunakan karena
kemampuannya dalam membedakan densitas dari
satu sumber anomali terhadap densitas lingkungan
sekitarnya.
Dari kontras densitas diharapkan dapat diketahui
bentuk struktur bawah permukaan suatu wilayah.
variasi gaya berat di setiap titik permukaan bumi
dapat dipengaruhi oleh:
(a) lintang, yang dikarenakan oleh ketidakteraturan
bentuk bumi dan variasi gaya
sentrifugal dari ekuator menuju kutub bumi,
(b) pasang naik-surut air laut,
(c) perbedaan elevasi atau ketinggian,
(e) topografi, dan
(d) densitas batuan bawah permukaan pada titik
pengukuran.
Anomali gaya berat yang terukur oleh gravimeter
disebut dengan anomali Bouguer.
Anomali gaya berat tergantung pada beberapa faktor
termasuk kontras densitas, ukuran dan bentuk
badan anomali, serta kedalaman sehingga dapat
menimbulkan berbagai interpretasi.

Jika suatu material ferromagnetik berada dalam


suatu medan magnet H yang dapat diubah dari 0 ke
+ atau -, maka hubungan perubahan H dan B
diberikan oleh suatu loop.
Titik a dan d adalah kedudukan saturasi dimana jika
medan H dinaikkan atau diturunkan, induksi B
konstan.
Kemudian titik b dan e adalah magnetik remanen
dari material tsb., artinya setelah B mencapai titik
saturasi b, lalu H diturunkan hingga sama dengan 0, B
tidak kembali ke 0, tetapi berada pada suatu harga b.
Luas bagian dalam kurva menggambarkan energi
yang hilang per satuan periode dan per satuan
volume akibat hasil histeresis.
H=0 yang merupakan intersep pada sumbu B
adalah magnetik remanen yang berarti juga
mengukur polarisasi magnetik induksi pada material
tsb. Atau merupakan ukuran polarisasi magnetik yang
tertinggal bila H=0
Sedangkan B=0 yang terjadi pada H reversed
menunjukkan besar medan reverse (berlawanan) H
yang dibutuhkan untuk menghilangkan magnetik
induksi/imbasan B.
Gaya koersif digunakan untuk menghilangkan
magnetik remanen, yang besarnya berkisar antara
103-105 A/m = 10-103 Oe.

Apapun bentuk inti, sumber magnetis berupa


dinamo dapat timbul sendiri, dengan fluida
konduktif yang bergerak mekanis, dan dengan arus
listrik yang timbul dari gerakan ini (berasal dari
perubahan kimia dan panas).
Gabungan gerakan dan arus menimbulkan medan
magnet

Medan Geomagnetik
Medan geomagnetik terbagi atas 3 bagian:
1. Medan Utama berasal dari dalam bumi, berubah
lambat terhadap perubahan waktu.
2. Medan Luar merupakan bagian kecil (sekitar 1%)
dibanding dengan medan utama, berasal dari luar
bumi, berubah agak cepat.
3. Variasi Medan Utama umumnya jauh lebih kecil
daripada medan utama, relatif tetap terhadap
perubahan waktu, dan tak pindah, muncul akibat
anomali magnetik lokal (yang dangkal) .
Teori asal medan utama
Arus listrik mengalir di dalam inti luar bumi yang
diketahui berupa cairan (dari data seismik) pada
radius 1300-3500 km dengan komposisi Fe-Ni untuk
inti yang merupakan konduktor baik.
Bila inti bukan konduktor yang baik, maka tekanan
yang besar pada inti (106 bar) dapat memeras
keluar elektron-elektron dan membentuk gas yang
bebas elektron yang cukup konduktivitasnya.

. Magnetisme Batuan
1. Bahan Diamagnetik
Bahan ini memiliki k negatif sehingga < 1.
Dicirikan oleh shells elektron yang lengkap, terdiri
atas elektron positif dan negatif. Momen magnetik
dari elektron spin-nya berlawanan dengan medan
luarnya, sehingga medan totalnya menjadi berkurang.
Contoh: grafit (-8x10-6 emu), gipsum (-1 emu),
marmer, kuarsa, garam (-1 emu).
2. Bahan Paramagnetik
Bahan ini memiliki k positif sehingga > 1. Shells
elektron pada bahan ini tidak yang lengkap, bisa
hanya positif atau negatif. Momen magnetik dari
elektron spin memiliki arah yang sama dengan medan
luarnya, sehingga medan totalnya menjadi meningkat.
Tapi pengaruh paramagnetik menjadi berkurang
terhadap kenaikan temperatur. Contoh: pirit, seri
unsur 22Ca 28Ni, biotit, piroksen, 41Nb 45Rh, 57La
78Pt, 90Th 92U.
3. Bahan Ferromagnetik
Spin elektron pada bahan berpasangan secara
spontan, sehingga bahan ini memiliki magnetisasi
spontan tanpa medan luar.
Kerentanan magnetik (k) dari bahan paramagnetik
maupun diamagnetik < 10-3 emu, sementara k untuk
bahan ferromagnetik 103 x 10-3 emu >> 1.
Ferromagnetisme
berkurang
pada
kenaikan
temperatur dan hilang pada titik Curie (temperatur
Curie). Contoh: mineral-mineral yang memiliki unsur
murni kristalin.
4. Bahan Anti-Ferromagnetik
Bila momen magnetik total (resultan) dari sub-domain
yang sejajar dan tidaksejajar meniadakan satu sama
lain pada bahan yang dianggap ferromagnetik,
sehingga k resultan menjadi kecil dibandingkan bahan
ferromagnetik. Contoh: hematit, ilmenit, troilit (FeS).
5. Bahan Ferrimagnetik
Bila orientasi momen magnetiknya berselang-seling
dengan magnitude yang berbeda. Bahan ini secara
mikroskopik serupa dengan bahan anti-ferromagnetik,
tetapi secara makroskopik serupa dengan bahan
ferromagnetik.
Contoh: magnetit, maghemit, pirotit, ulvospinel
(Fe2TiO4).

6. Magnetisasi sisa atau remanen


Umumnya magnetisasi suatu batuan tergantung pada
kuat medan luar sekitarnya (T) dan kandungan
mineral magnetit (Fe3O4).
Kenyataan menunjukkan bahwa magnetisme sisa
dapat
membentuk
adanya
arah
dan
besar
magnetisasi pada batuan.
Magnetisasi sisa tsb. Disebut magnetisasi remanen
normal (NRM) dan terbagi atas sebab-sebab sbb.:
a. CRM (magnetisasi remanen kimiawi)
b. DRM (magnetisasi detrital)
c. IRM (magnetisasi remanen isotermal)
d. TRM (magnetisasi termoremanen)
e. VRM (magnetisasi remanen viscous)
Fluxgate Magnetometer
Didesain dan dikembangkan selama PD II sebagai
alat deteksi dikapal selam terhadap pesawat yang
terbangrendah.
Dibuat berdasarkan sirkuit kejenuhan magnetik.
Terdiri dari 2 batang ferromagnetik berdekatan yang
memiliki suseptibilitas cukup tinggi, sehingga dapat
menghasilkan kejenuhan magnetik (induksi medan
magnet) walaupun medan magnet bumi yang terukur
relatif rendah.
Dapat mengukur semua komponen medan magnetik
bumi dengan sensitivitas pengukuran 0,5 1,0 nT.

Proton-Precession Magnetometer
Merupakan magnetometer yang paling banyak
digunakan pada survei darat.
Mengukur medan magnet total bumi dengan
sensitivitas mencapai 0,1 nT.
Proton terpolarisasi pada arah tegak lurus medan
magnet bumi dan berputar pada kecepatan sudut
(Larmor precession frequency) yang berbanding
lurus dengan medan magnet F

Optically Pumped Magnetometer


Bahan utama adalah alkali yang memiliki energi
magnetik yang sesuai dalam mengukur medan
magnet bumi yang lemah cesium, rubidium,
sodium, dan helium.a

Anda mungkin juga menyukai