Anda di halaman 1dari 30

Epidemiologi dan aspek

parasitologis malaria
Ingrid A. Tirtadjaja
Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti

Malaria

Sudah diketahui sejak jaman Yunani


Kutukan dewa wabah disekitar Roma
Daerah rawa berbau busuk
Mal area = bad air = udara busuk malaria
Gejala khas :

Demam naik turun, teratur, menggigil


Splenomegali
Anemia

Tahun 1880 Laveran mengidentifikasi parasit


malaria dengan mikroskop
Ross dan Grassi pada tahun 1897 vektor
malaria adalah nyamuk
Malaria termasuk dalam 3 besar penyakit
infeksi dengan mortalitas tinggi
Merupakan penyakit parasitik tropikal yang
menyebabkan mortalitas paling tinggi saat ini
( Sachs and Malaney, 2002 )

Distribusi geografis

64 lintang utara (Archangel di Rusia) sampai 32


lintang selatan (Cordoba di Argentina)
Dari daerah rendah 400 m dibawah permukaan laut
(Laut Mati) sampai 2600 m diatas permukaan laut
(Londiani di Kenya) atau 2800 m (Cochabamba di
Bolivia)
Daerah bebas malaria adalah daerah Pasifik Tengah
dan Selatan (Hawaii dan Selandia Baru)

Negara di Asia Tenggara yang termasuk


wilayah endemi malaria adalah Bangladesh,
Buthan, India, Indonesia, Maldives,
Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand
Di Indonesia tersebar diseluruh kepulauan
terutama di kawasan timur Indonesia dengan
derajat dan berat infeksi yang bervariasi

Malaria merupakan masalah kesehatan


terutama di daerah tropis dan subtropis
Sekitar 3,2 milyar jiwa mempunyai resiko
terkena malaria setiap tahunnya (WHO
2005)
Dengan sekitar 300 500 juta penderita
malaria klinis/tahun
Dan sekitar 2 - 3 juta meninggal dunia (
Snow et al, 2005 )

90 % kematian terjadi di sub Sahara, Afrika (


WHO , 2005 )
Presentase kematian terbesar terjadi pada
anak anak dibawah 5 tahun ( Gardner
1999 ) dan juga wanita hamil dengan parasit
di dalam placenta ( Rowe and Kyes, 2004 )
40 % populasi dunia tinggal di daerah
endemis malaria terutama daerah tropis dan
subtropis (Aultman et al., 2002 )

Di Indonesia malaria masih merupakan


masalah kesehatan masyarakat
Departemen Kesehatan (2001) terdapat 15
juta kasus malaria dengan 38.000 kematian
setiap tahunnya dengan 70 % penduduk
Indonesia tinggal di daerah beresiko tertular
malaria
Dari 484 kabupaten/kota di Indonesia, 338
endemis malaria (Survey Kesehatan Rumah
Tangga 2001)

Di Jawa dan Bali fluktuasi angka kesakitan


diukur dengan Annual Parasite Incidence
(API) , terlihat menurun dari 0,19 0/00 pada
tahun 2006 menjadi 0,16 0/00 pada tahun
2008 ( Dep.Kes gebrak Malaria 2009 )
Diluar Jawa Bali diukur dengan Annual
Malaria Index (AMI) menurun dari 24,75 0/00
pada tahun 2005 menjadi 17,7 0/00 pada
tahun 2008 (Dep. Kes, Gebrak Malaria 2009)

Data subdit malaria

Data subdit malaria

Endemisitas Malaria 2009/2010

Data subdit malaria

Grafik angka penemuan penderita dan prosentase


jumlah sediaan darah yang diperiksa
pada tahun 2000 - 2010

Tabel Distribusi Angka Kesakitan Malaria Tahun 2010


per Propinsi di Indonesia

Gambaran Annual Parasite Incidence Malaria di


Jawa Bali 2004-2009

Sumber : Ditjen PP&PL, Kemenkes RI 2010

Annual Malaria Incidence di luar Jawa


Bali tahun 2004 - 2009

Sumber : Ditjen PP&PL, Kemenkes RI 2010

Angka kematian karena malaria berhasil ditekan dari


0,92 % pada tahun 2005 menjadi 0,42 % pada tahun
2006 dan menurun lagi menjadi 0,2 % pada tahun
2007. sedangkan 2008 kasus kematian dilaporkan
19 orang (Dep.Kes, Gebrak Malaria 2009 )
2010 masih terjadi peningkatan kasus maupun KLB
di 6 kabupaten/kota dengan jumlah penderita 1294
dan jumlah kematian sebanyak 48 orang (Kemenkes
RI , 2010)

Tujuan umum pemerintah Indonesia dalam program


pemberantasan malaria :
Eliminasi di Jakarta tahun 2010, Bali dan Batam
dalam proses
Jawa, NAD dan Kepri tahun 2015
Sumatra, NTB, Kalimantan, Sulawesi tahun 2020
Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara,NTT
tahun 2030

Parasit malaria

Protozoa
Kelas Sporozoa : Haemosporidia
Genus Plasmodium
Species : pada manusia

Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale

Pada kera :

Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium
Plasmodium

cynomolgi
knowlesi
rhodaini
brasilianum

Plasmodium knowlesi :

Pertama kali dilaporkan di Malaysia ( 1965) menginfeksi


manusia
Kemudian di Muangthai
Di Indonesia kemungkinan dapat ditemukan

Masa Inkubasi Penyakit Malaria


Plasmodium
Plasmodium falciparum

Masa Inkubasi
(Hari )
9 14 ( 12 )

Plasmodium vivax

12 17 ( 15 )

Plasmodium ovale

16 18 ( 17 )

Plasmodium malariae

18 40 ( 28 )

Masa prapaten parasit malaria


Plasmodium
Plasmodium falciparum

Masa prapaten ( hari )


8 12

Plasmodium vivax

Plasmodium ovale

Plasmodium malariae

14

Diagnosis Malaria

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium

Diagnosis pasti :

Pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik


Tes diagnostik cepat ( RDT Rapid Diagnostic
test )

Pemeriksaan dengan mikroskop

Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis di


Puskesmas/lapangan/rumah sakit untuk
menentukan :
Ada tidaknya parasit malaria ( positif atau
negatif )
Species dan stadium Plasmodium
Kepadatan parasit

Kepadatan parasit

Semi kuantitatif :

= negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)


(+) = positif 1 (ditemukan 1 10 parasit dalam 100 LPB)
(++) = positif 2 ( ditemukan 11 100 parasit dalam 100 LPB)
(+++)= positif 3 ( ditemukan 1 10 parasit dalam 1 LPB)
(++++) = Positif 4 ( ditemukan > 10 parasit dalam 1 LPB)

Kuantitatif :

Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan


darah tebal ( leukosit ) atau sediaan darah tipis ( eritrosit )

Pemeriksaan dengan mikroskop


merupakan gold standard untuk
diagnostik parasitologik malaria

Kesimpulan

Malaria merupakan masalah kesehatan


masyarakat untuk Indonesia
Penting bagi kita mengetahui prevalensi dan
epidemiologi malaria untuk dapat
mensukseskan program pengendalian
malaria di Indonesia sehingga pada 2030
seluruh wilayah Indonesia sudah mencapai
eliminasi malaria

Menentukan species dan stadium parasit


serta meghitung kepadatan parasit penting
untuk pengobatan, untuk mencegah
terjadinya resistensi pengobatan
Tidak melupakan bahwa Plasmodium
knowlesi akhir-akhir ini dapat pula
menginfeksi manusia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai