Anda di halaman 1dari 7

SWOT & POACE: Mengenali dan peka terhadap diri sendiri untuk

mewujud nyatakan kesuksesan.


Oleh: Gading Aryo Putra, S.Ked

Most people have the will to success. But few have the will to prepare to success. Life is not
gambling, Learn please

Kehidupan merupakan sebuah bentuk kompleksitas yang ada, dan harus dihadapi oleh
manusia sebagai makhluk yang diberi hidup. Setiap makhluk ciptaan-Nya, baik manusia,
tumbuhan, dan hewan diberikan kesempatan untuk hidup dan menjalani kehidupannya. Namun
terdapat perbedaan yang sangat mendasar dari kehidupan yang dituliskan kepada manusia
ketimbang makhluk ciptaan Tuhan lainnya, yaitu Akal yang dimiliki manusia untuk
menjadikannya dasar kemampuan dalam memanaje diri dan hidupnya.
Sebagai manusia normal tentu kita menginginkan pencapaian sukses dalam kehidupan
kita, ketika kita dihadapkan pada kegagalan, sebenarnya itu adalah bentuk kesuksesan yang
tertunda. Tidak ada kesuksesan tanpa usaha: artinya kesuksesan memang bukan sesuatu yang
datang secara tiba-tiba dan instan, ia datang kepada kita melalui suatu perhitungan yang matang,
disertai dengan ketekunan dan keteguhan.
Kesuksesan ibarat kehidupan, adalah bentuk kompleksitas lainnya dalam hidup manusia,
kesuksesan sebenarnya merupakan ide-ide yang ada di kepala manusia yang berhasil
diwujudnyatakan secara tepat guna untuk mencapai tujuan. Dan ide yang berhasil
diwujudnyatakan itu adalah dengan cara Konsep Manajemen. Sukses atau tidaknya sesuatu hal
atau ide tergantung dari suatu konsep manajemennya. Perencanaan kita terhadap sesuatu hal akan
dapat tewujud tergantung dari cara kita mempersiapkan serta merealisasikannya. Perencanaan,
persiapan dan realisasi merupakan bentuk dari konsep manajemen. Konsep ini sangat berguna
dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menjalankan suatu kegiatan yang kita inginkan,
sehingga kegiatan dapat berjalan dengan sistematis, terkontrol dan sesuai dengan apa yang kita
harapkan.

Dalam tulisan kali, saya akan membahas tentang bagaimana konsep manajemen itu,
dimulai dari lingkup yang kecil dulu tentang bagaimana mengenal dan peka terhadap diri kita
sendiri, melalui Analisa SWOT dan setelah kita mengenal siapa kita, kemudian kita berlanjut
kepada langkah yang lebih luas, tentang bagaimana merangkai semua ide, gagasan, dan
kemampuan yang ada untuk mencapai tujuan kita melalui POACE.
Manajemen
Sebelum nya kita harus mengenal sedikit apa yang dimaksud dengan Manajemen.
Manajemen berasal dari kata to-manage yang artinya mengatur, mengurus, atau mengelola.
Banyak sekali definisi yang diberikan oleh para ahli terhadap istilah ini, tapi baiknya kita
menggunakan kata manajemen per definisi katanya, agar menjadi lebih fleksibel dalam
aplikasinya. Jadi manajemen kita gunakan sebagai mengatur, mengurus atau mengelola, siapakah
subjek dari manajemen ini, yaitu adalah diri kita sendiri sebagai pelaku dari usaha untuk
mencapai kesuksesan.
Kenali dan Peka terhadap diri sendiri. (Analisa SWOT)
Kenali dan peka terhadap diri sendiri adalah suatu langkah awal untuk menjejakkan kaki
di langkah besar lainnya. Setiap manusia itu unik, punya karakteristiknya sendiri, jadi jangan
biarkan diri lebih mengenali dan peka terhadap orang lain, sedangkan kita lupa untuk kenal dan
peka terhadap diri sendiri, untuk kasus ini, belajarlah sedikit egois sebelum kalian memulai
kebaikan yang lebih besar.
Mengenali dan peka terhadap diri sendiri adalah hal yang tidak mudah, banyak dari kita
belum menyadarinya secara langsung, atau masih menerawang tentang siapa sebenarnya diri
kita. Awali semua itu dengan pertanyaan apa. Apa sih yang aku punya? Apa sih yang mampu aku
lakukan? Apa potensi yang ada di dalam diri ku? Apa kelemahan dalam diri ku?. Pertanyaan itu
sering muncul dalam diri kita, dan sebaiknya kita jawab dan kita tegaskan dalam diri kita sendiri.
Dalam bagian ini, cara untuk mengenal dan peka terhadap diri sendiri dengan secara
mudah bisa kita lakukan dengan menerapkan metode analisis SWOT. Analisis SWOT adalah
metode perencanaan strateegis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Empat komponen
tersebutlah yang membentuk akronim SWOT.

Analisis SWOT diperkenalkan dan sebenarnya banyak digunakan dalam dunia bisnis,
proyek atau hal lainnya yang membutuhkan suatu penilaian di awal untuk mencapai tujuan besar
di akhirnya. Namun seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kesuksesan merupakan
kompleksitas besar lainnya dalam hidup manusia, jadi cukup adil ketika Analisa ini kita terapkan
pada diri kita sendiri, sebagai pemeran utama dari kesuksesan kita masing-masing.
Analisa ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dengan mengidentifikasi factor
internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT,
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (Strengths) mampu mengambil keuntungan dari
peluang (Opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang
mencegah keuntungan (advantage) dari peluang yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan
(Strengths)) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat acaman (Threats) menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru.

(Diambil dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT)

Langkah selanjutnya setelah kita mengenali dan peka terhadap diri kita sendiri, adalah
dengan mempersiapkan diri untuk mewujudnyatakan ide, gagasan dengan kemampuan yang ada

untuk mencapai tujuan dalam hidup kita melalui POACE. Pengaplikasin konsep manajemen ini,
umumnya sering digunakan pada lingkup organisasi. POACE merupakan suatu konsep yang
terdiri dari langkah-angkah yang digunakan sebagai acuan untuk menjalankan suatu kegiatan
sesuai yang dikehendaki. Tersusun atas akronim Perencanaan (Planning), Persiapan
(Organizing), Pelaksanaan (Actuating), Pengawasan (Controlling) serta Peninjauan atau evaluasi
(Evaluation). Berikut adalah pembahasan mengenai POACE.
Perencanaan (Planning)
sebuah kebaikan yang tidak terencana akan kalah dengan keburukan yang terencana dengan
baik
Layaknya ungkapan suatu kegiatan mustahil terwujud tanpa adanya sebuah perencanaan
yang dikemas dalam suatu program. Dimana untuk membuat sebuah program kerja pasti
diperlukan pertimbangan yang matang dari segi kelemahan, kelebihan, hambatan, serta tujuan
dan manfaat dari program tersebut. Untuk sebuah program yang nantinya dapat berjalan sukses
tentunya diperlukan perencanaan dengan segala pertimbangan yang matang.
Perencanaan diawali dengan munculnya ide atau alasan untuk mengadakan sebuah
kegiatan. Langkah berikutnya adalah mulai membuat konsep kegiatan atau draft rencana
kegiatan tersebut.
Perencanaan yang baik tidak dilakukan oleh banyak orang, tetapi hanya dilakukan oleh
mereka yang dalam posisi sebagai konseptor. Semakin banyak kepala yang berpikir, belum tentu
menjadi nilai lebih. Tetapi terkadang malah memperlama proses pengonsepan kegiatan karena
semakin banyak pihak yang terlibat, akan semakin sulit menyatukan pandangan. Hendaknya
yang menjadi konseptor adalah orang yang benar-benar memiliki kemampuan dan pemahaman
terhadap kegiatan yang akan diadakan.
Dalam tahap ini dihasilkan konsep kegiatan, personel yang dibutuhkan dan time
schedule. Sehingga dalam tahap berikutnya, tinggal membagi tugas kepanitiaan dan melakukan
persiapan sesuai tugas masing-masing.
Persiapan (Organizing)
If you failed to prepare, you prepare for failed

Jika langkah perencanaan telah selesai, kemudian hasilnya dibawa ke kelomok yang lebih
besar. Yakni mulai dengan langkah membentuk kepanitiaan (organizing committee). Semua
kegiatan tentu tidak lepas dari kepanitiaan baik panitia kecil maupun panitia yang membutuhkan
banyak SDM, dimana sebuah tim kepanitian tersebut dapat saling bekerja sama dan memiliki
satu tujuan yang jelas untuk mendukung kegiatan tersebut. Sehingga dengan adanya kepanitiaan
yang terstruktur, kegiatan dapat berjalan sistematis. Besar kecilnya orang yang terlibat dalam
kepanitiaan tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan. Disamping kekurangan SDM bisa menjadi
masalah, kelebihan yang terlalu banyak juga bisa menimbulkan masalah. Karena mengatur
banyak orang lebih sulit dari pada sedikit orang. Masalah juga bisa timbul dari sisi biaya, yang
seharusnya bisa lebih hemat jika yang terlibat tidak terlalu banyak.
Pada setiap jabatan yang ada dalam kepanitiaan pasti memiliki tugas, tanggung jawab,
wewenang dan uraian jabatan (Job Description) yang berbeda-beda. Semakin tinggi suatu jabatan
biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Dengan pembagian tugas
tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah
salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masingmasing.
Peran pemimpin dalam kepanitiaan sangat penting. Pemimpin yang baik, mampu
mengelola SDM yang dipimpinnya agar mempersiapkan setiap detail yang telah direncanakan.
Sehingga pada tahap berikutnya berjalan dengan lancar.
Pelaksanaan (Actuating)
Ribuan langkah besar tidak akan terwujud tanpa adanya satu langkah kecil yang pertama
Pelaksanaan dari sebuah kegiatan merupakan puncak dari hasil kerja sama sebuah
kepanitiaan, dengan harapan sebuah tim kepanitiaan dapat saling membantu dan memberikan
solusi terhadap suatu masalah yang terjadi antara panitia satu dengan yang lain. Sehingga, dalam
keadaan seperti apapun, kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sukses.
Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada
hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan

tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Pengawasan (Controlling)
Lelah itu pasti, namun menyerah adalah pilihan. Sesungguhnya banyak orang tidak tahu
betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka memutuskan untuk menyerah
Pengontrolan terhadap suatu kegiatan juga salah satu aspek yang amat penting saat
kegiatan tersebut berlangsung. Pengontrolan disini adalah tugas dari seorang pemimpin.
Pengontrolan dilakukan dari berbagai segi yaitu kerja serta emosi tim kepanitiaan, kondisi
kegiatan, kenyamanan peserta, waktu berlangsungnya tiap sesi dari susunan acara yang telah
dibuat, dsb. Tujuan dari adanya pengontrolan ini adalah agar kegiatan dapat berjalan sesuai
susunan acara dan konsep yang telah disepakati sebelumnya, sehingga kegiatan tersebut
membuahkan hasil yang maksimal.
Dan jika ada masalah akibat hambatan yang belum terduga sebelumnya, seorang
pemimpin harus mampu mengatasinya. Pada tahap ini diperlukan pemimpin yang mampu
mengambil keputusan dengan tepat dan cepat. Tugas pemimpin dalam tahap ini memang
cenderung lebih ringan daripada panitia pelaksana yang banyak bekerja. Tetapi tanggung jawab
terbesar tetap berada di pundak pemimpin.
Yang terpenting dalam pengontrolan adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
Peninjauan (Evaluating)
Guru yang paling baik adalah pengalaman, namun alangkah lebih bijak jika kita bisa belajar
dari pengalaman orang lain
Jika seluruh kegiatan telah selesai, maka yang dilakukan selanjutnya adalah evaluasi.
Mengapa hal ini diperlukan, karena dengan adanya setiap permasalahan atau kekurangan yang
terjadi dapat diketahui dan dikumpulkan sebagai arsip, sehingga pada kegiatan serupa yang
selanjutnya dapat dijadikan pelajaran dan diharapkan untuk kegiatan yang selanjutnya tidak
terulang permasalahan yang serupa. Evaluasi minimal dilakukan sekali di akhir kegiatan.

Namun, perlu juga dilakukan evaluasi dipertengahan pelaksanaan kegiatan, tanpa mengganggu
jalannya kegiatan. Evaluasi juga merupakan salah satu sarana controling ketika kegiatan
berlangsung.
Jika setiap tahap POACE di atas dilaksanakan dengan baik, maka tercapainya tujuan akan
lebih pasti. Pemimpin tentu saja tidak pernah meninggalkan satu tahappun. Dan memang setiap
tahap dari Planning hingga Evaluating menjadi tanggung jawab utama pemimpin.
(Pembahasan mengenai POACE dimodifikasi dari http://anotherday26.weebly.com/9/post/2012/04/poaceplanning-organizing-actuating-controlling-evaluating.html )

Anda mungkin juga menyukai