Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini angka kematian bayi di Indonesia adalah tertinggi dibandingkan Negara ASEAN
lainnya. Data Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia walaupun masih jauh dari angka
target MDGs yaitu AKB tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi tercatat
mengalami penurunan yaitu dari sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002) menjadi
sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dan terakhir menjadi 32 per 1000
kelahiran hidup (SDKI 2012). namun angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tetap
tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura (3 per
1000 kh), Brunei Darussalam (8 per 1000 kh), Malaysia (10 per 1000 kh), Vietnam (18 per
1000 kh), dan Thailand (20 per 1000 kh). Target AKB dalam MDGs adalah 23 per 1000 kh.
Masa Neonatus adalah masa dimana saat bayi dilahirkan sampai dua minggu. Tahap ini
sangat berbahaya karena merupakan masa penyesuaian radikal dari bayi itu dimana ia harus
menyesuaikan dengan perubahan suhu, belajar bernapas, menelan dan membuang kotoran.
Hal ini sangat berbeda saat bayi masih dalam kandungan, sehingga pada masa ini orang
tua harus sangat teliti terhadap perkembangan bayinya karena bayi mulai mengalami tingkah
laku yang tidak teratur, berat badan berkurang karena masih menyesuaikan diri untuk
menelan ASI agar bayi lebih dapat berkembang dan terhindar dari peristiwa kematian bayi.
Masa infant (hingga 1 tahun) merupakan periode growth spurt atau masa paling cepat
pertumbuhan si kecil baik BB atau TB serta semua parameter perkembangan. Bayangkan
saja, perkembangan ketika empat bulan pertama terjadi pertambahan BB 150-200 gram
perminggunya, lalu penambahan 100-150 gram perminggu dari bulan keempat hingga akhir
bulan ke-6. Selama enam bulan pertama (ketika masa ASI ekslusif), rerata si kecil mengalami
2x lipat penambahan BB dan hingga tahun pertama kehidupannya BB si kecil 2,5 kali dari
BB lahirnya.
Dalam hal ini, masa infant pun perlu perhatian khusus karena masa ini pertumbuhan dan
perkembangan bayi sangat pesat, masa ini termasuk dalam masa emas pertumbuhan anak dan

juga masa rentan terhadap masalah kesehatan karna system imun dari anak masih belum
terbentuk dengan matur.
Sehingga penting untuk kita sebagai calon perawat untuk menguasai konsep dan praktek
dari asuhan keperawatan pada neonatus dan infant
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian neonatus dan infant!
2. Bagaimana Ciri-Ciri Neonatus?
3. Jelaskan pembagian Masa Bayi Neonatus dan Infant!
4. Sebutkan Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir!
5. Bagaimana Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir?
6. Apa Masalah yang Sering Muncul pada Neonatus dan Infant?
7. Bagaimana Askep pada Usia Neonatus dan Infant?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian neonatus dan infant
2. Mengetahui Ciri-Ciri Neonatus
3. Menyebutkan pembagian Masa Bayi Neonatus dan Infant
4. Menyebutkan Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir
5. Memahami Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
6. Mengetahui Masalah yang Sering Muncul pada Neonatus dan Infant
7. Memahami Askep pada Usia Neonatus dan Infant

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neonatus dan Infant
1. Neonatus
2

Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir
biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan
2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama
jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas
pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan
pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uteri ke kehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat
2.500-4.000 gram.
2. Infant
Fase Infancy adalah periode pertama kehidupan sesudah kelahiran ketika individu
yang bersangkutan relatif sangat tidak berdaya dan bergantung sekali pada orang tuanya.
Istilah ini biasanya diterapkan hanya pada tahun yang pertama. Skinner mengemukakan
bahwa fase infancy adalah masa dua tahun pertama setelah kelahiran.
(Infant) adalah bayi yang berumur 1-12 bulan, pertumbuhan dan perkembangan
terjadi secara cepat. Pada umur 5 bulan, berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,
sementara pada umur 1 tahun, beratnya sudah menjad 3 kali lipat. Sedangkan untuk untuk
panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir.
Pertambahan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu, di perlukan pemberian
gizi yang baik dan memenihi prinsip menu gizi seimbang.

B. Ciri-Ciri Neonatus
Adapun ciri-ciri neonatus antara lain :
a. Bayi Aterm
1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48 - 52 cm
3

3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan - 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggam sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan
b. Umur kehamilan < 37 minggu (Bayi Prematur)
1. Berat badan kurang dari 2499 gram
2. Organ-organ tubuh imatur
3. Umur kehamilan 28-36 minggu
c. Bayi Postmatur
1. Biasanya lebih berat dari bayi aterm
2. Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
3. Verniks kaseosa dibadan kurang
4. Kuku-kuku panjang
5. Rambut kepala agak tebal
6. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
7. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu
C. Pembagian Masa Bayi Neonatus dan Infant
1. Neonatus
Periode partunate (mulai saat kelahiran sampai antara lima belas dan tiga puluh menit
sesudah kelahiran). Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir
setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai dilakukan, bayi masih
merupakan pascamatur yaitu lingkungan diluar tubuh ibu.
Periode Neonate ( dari pemotongan dan pengkatan tali pusar sampai akhir mingggu kedua
dari kehidupan pascamatur). Sekarang bayi adalah inidividu yang terpisah, mandiri dan tidak
lagi merupaakan parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan penyusuaian pada
lingkungan baru diluar tubuh ibu.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai
berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar
antara 3000-3500 gram, tinggi badan sekitar 50 cm, dan berat otak sekitar 350 gram. Selama
sepuluh hari pertama biasanya berat badan bayi akan menurun sekitar 10% dari berat badan
4

lahir, kemudian berat badan berangsur-angsur akan meningkat. Pada masa ini fungsi
pendengaran dan penglihatan sudah mulai berkembang.
2. Infant
Perkembangan masa bayi (infant ) adalah 29 hari-1 tahun. Tahap tumbuh kembang dapat
dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Usia 1-4 Bulan
Tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan perubahan berat badan. Bila gizi anak
baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1.000 g/bulan.
Perkembangan motorik kasar ditunjukkan dengan kemampuan mengangkat kepala
saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, dapat duduk dengan kepala tegak,
jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna,
mengangkat kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi
lengan dan tungkai kurang fleksi, serta berusaha untuk merangkak.
Perkembangan motorik halus ditandai dengan dapat melakukan usaha yang bertujuan
untuk memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang benda
dan memasukkan ke dalam mulut, memegang benda tetapi terlepas, memperhatikan tangan
dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, menahan benda di tangan walaupun hanya
sebentar.
Perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum,
dapat membunyikan huruf hidup, berceloteh, mulai mampu mengucapkan kata ooh atau
ahh, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan, atau bereaksi dengan mengoceh.
Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan adanya kemampuan untuk mengamati
tangan, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum; mengenal sang ibu
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak; waktu tidur malam sehari lebih
sedikit daripada waktu terjaga, membentuk siklus tidur-bangun; mampu membedakan wajah
yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah yang dikenal, dan diam saja bila ada
orang asing.
b. Usia 4-8 Bulan
Pertumbuhan pada usia ini ditandai dengan perubahan berat badan menjadi dua kali
berat badan pada waktu lahir. Rata-rata kenaikan berat badan adalah 500-600 g/bulan, apabila
mendapatkan gizi yang baik. Sedangkan pertumbuhan tinggi badan tidak mengalami
kecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur.
Perkembangan motorik kasar yang terjadi pada permulaan fase ini ditandai dengan
perubahan aktivitas seperti mencoba telungkup pada a;as dan mengangkat kepala dengan
5

melakukan gerakan menekan kedua tangan. Pada bulan keempat biasanya sudah mampu
berguling ke kanan dan ke kiri, duduk dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki, dada
terangkat dan menumpu pada lengan, berayun ke depan dan ke belakang, berguling dari
telentang ke tengkurap, dan dapat duduk dengan bantuan dalam waktu singkat.
Perkembangan motorik halus ditandai dengan mulai mengamati benda, menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang,
mengambil objek dengan tangan, mampu menahan benda dengan kedua tangan secara
simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan objek
dari satu tangan ke tangan yang lain.
Perkembangan bahasa ditandai dengan dapat menirukan bunyi atau kata-kata,
menoleh ke arah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit, penggunaan vokalisasi semakin
banyak, penggunaan kata-kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi
vokal yang bersamaan seperti ba-ba.
Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan adanya perasaan takut akan kehadiran
orang asing, mulai bermain dengan mainan, mudah frustasi, dan memukul-mukul lengan dan
kaki jika sedang kesal.
c. Usia 8-12 Bulan
Pada usia ini pertumbuhan berat badan dapat mencapai tiga kali berat badan lahir,
pertambahan berat badan per bulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram
pada usia 10-12 bulan, bila memperoleh gizi yang baik. Pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5
kali tinggi badan pada saat lahir. Pada usia satu tahun, pertambahan tinggi badan masih stabil
dan diperkirakan mencapai 75 cm.
Secara umum, perkembangan bayi pada tahun pertama adalah ditandai dengan
peningkatan ukuran beberapa organ fisik/ biologis, seperti ukuran panjang badan pada tahun
pertama mencapai penambahan sekitar 25-30 cm, peningkatan jaringan subkutan, penutupan
fontanel anterior pada usia 9-18 bulan, serta perubahan lingkar kepala dan lingkar dada. Pada
akhir tahun pertama berat otak anak menjadi 25 persen berat otak orang dewasa.
Pertumbuhan gigi susu terjadi pada usia 5-9 bulan.
D. Adaptasi Fisiologis
Pada Bayi Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1.

Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta.

Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong).
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada
6

toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan
karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan
dengan

menjerit

sehingga

oksigen

tertahan

di

dalam.

Fungsi

surfaktan

untuk

mempertahankan ketegangan alveoli.


Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya
pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat kelahiran
yaitu 30 60 x / menit.
2.

Jantung dan Sirkulasi Darah


Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk

ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior
melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh
dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis,
demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian
paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru,
dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3.

Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat

menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui
mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan
adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama
yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4.

Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat

arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen
cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar.

Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur
(belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim
GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering
kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5.

Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari

kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus
pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar
gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6.

Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu

terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran Brown
Fat (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara
penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke
udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan
cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap
dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih
dingin dengan kontak secara langsung.
7.

Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir

kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina
yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir
dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8.

Keseimbangan Air dan Ginjal


Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih

besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal
belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
8

ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal
blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang
dewasa.
9.

Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa

janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi
pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan
enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih
sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan.
Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.

10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan
baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris
kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak
dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih
bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang
menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur kulit ada
pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat
tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung
dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
12. Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari nilai normal
orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 22,5 gr/dl, Ht 44 72%, SDM 5 7,5 juta/mm3 dan
Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.
Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.
9

13. Sistem Skelet


Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang
daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih
besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan
sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan
pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis
telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

E. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir


Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru
lahir ialah :
a. Pencegahan Infeksi
1. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
2. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi,
sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur,
termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian
Kriteria

Nilai 0

Appearance
(warna kulit)

seluruhnya
atau pucat

Nilai 1
biru warna

Nilai 2
kulit

tubuh warna kulit tubuh ,

normal merah muda , tangan , dan kaki


tetapi

kepala

dan normal

merah

ekstermitas kebiruan muda , tidak ada


(akrosianosis)

sianosis

10

Pulse
(denyut

tidak teraba

<100 kali/menit

>100 kali/menit

jantung)
Grimace
(respons

tidak ada respons meringis/menangis


terhadap stimulasi

refleks)

lemah

ketika

meringis/bersin/batu
di k

saat

stimulasi

stimulasi

saluran napas

Activity
(tonus otot)

lemah/tidak ada

sedikit gerakan

bergerak aktif

Respiration
(pernapasan)

tidak ada

Lemah, tidak teratur

menangis

kuat,

pernapasan baik dan


teratur

Dan kriteria keberhasilannya adalah sebagai berikut :


1 Hasil skor 7-10 pada menit pertama menunjukan bahwa bayi berada dalam kondisi
2

baik atau dinyatakan bayi normal.


Hasil skor 4-6 dinyatakan bayi asfiksia ringan sedang , sehingga memerlukan
bersihan jalan napas dengan resusitasi dan pemberian oksigen tambahan sampai bayi

dapat bernafas normal .


Hasil skor 0-3 dinyatakan bayi asfiksia berat , sehingga memerlukan resusitasi

segera secara aktif dan pemberian oksigen secara terkendali .


Penatalaksanaan pada bayi baru lahir
1 Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3) :
- Kolaborasi dalam pemberian suction .
- Kolaborasi dalam pemberian O2 .
- Berikan kehangatan pada bayi .
- Observasi denyut jantung , warna kulit , respirasi .
- Berikan injeksi vit K , bila ada indikasi perdarahan .
2 Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6) :
- Kolaborasi dalam pemberian suction .
- Kolaborasi dalam pemberian O2 .
- Observasi respirasi bayi .
- Beri kehangatan pada bayi .
3 Bayi normal (nilai APGAR 7-10) :
- Berikan kehangatan pada bayi .
- Observasi denyut jantung , warna kulit , serta respirasi pada menit selanjutnya
sampai nilai Apgar menjadi 10
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

11

a. Keringkan bayi dengan seksama : Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi,
juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat : Ganti handuk atau kain
yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat,
bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi : Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya : Pelukan ibu pada tubuh bayi
dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya
pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir : Karena bayi baru lahir
cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan,
terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan
bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi
dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam
setelah lahir.
d. Membebaskan Jalan Nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah
lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus
dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar.
5. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
6. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
7. Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
8. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
e. Merawat tali pusat
1. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem
plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
2. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin
0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
3. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
12

4. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan
kering.
5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang
disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau
steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
6. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi
yang berlawanan.
7. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
8. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala
bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
f. Pencegahan infeksi
1. Memberikan vitamin K
2. Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3
hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg
IM.
3. Memberikan obat tetes atau salep mata
4. Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu
diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata
eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5
jam setelah bayi lahir.
5. Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi
selesai dengan perawatan tali pusat
6. Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung
diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir
g. Identifikasi bayi
1. Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca
persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru
lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
2. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
3. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
4. Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
5. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir,
nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002).
h. Tes diagnostic

13

1. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm 3, neutrofil meningkat sampai 23.00024.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau
hemolisis berlebihan).
3. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).
4. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan
12mg/dl pada 3-5 hari.
5. Golongan darah dan RH.
F. Masalah yang sering Muncul pada Neonatus dan Infant
1. Oksigenasi
Pada proses persalinan ketika kepala melewati jalan lahir, banyak cairan amnion
yang masuk kesaluran napas, reflek menghisap dan menelan belum sempurna, terjadi
akumulasi secret pada jalan napas mengakibatkan bersihan jalan napas dan pola napas
tidak efektif.
2. Cairan dan Elektrolit
Peningkatan pengeluaran cairan melalui insisible loss (IWL) dan reflek
menghisap dan menelan belum sempurna merupakan resiko tinggi terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan.
3. Sirkulasi
Adaptasi terhadap perubahan suhu tubuh dari suhu intra uterin yang stabil ke
suhu ruangan dan adanya pengeluaran suhu tubuh melalui proses konveksi, radiasi
dan evaporasi merupakan faktor resiko tinggi terjadinya hipothermi.
4. Nutrisi
Reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna, merupakan faktor resiko
tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .
5. Rasa Aman
Adanya luka pemotongan tali pusat yang belum kering merupakan faktor resiko
tinggi terjadinya infeksi.
G. Asuhan Keperawatan pada Neonatus dan Infant
1. Pengkajian padan Neonatus dan Infant
a

Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi
koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.

Pernapasan dan peredaran darah

14

Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi
baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari
ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
c

Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran
suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.

Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama
di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.

Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas


Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.

Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.

Refleks

Pemeriksaan
Refleks
Berkedip

Cara

Kondisi Normal

Kondisi Patologis

Pengukuran
Sorotkan cahaya

Dijumpai pada tahun

Jika tidak di jumpai

ke mata bayi.

pertama

menunjukkan
kebutaan.
15

Tanda

Gores telapak

Jari kaki

Bila pengembangan

Babinski

kaki sepanjang

mengembang dan ibu

jari kaki dorsofleksi

tepi luar, di ulai

jari kaki dorsofleksi,

setelah umur 2 tahun

dari tumit

di jumpai sampai

adanya tanda lesi

Ubah posisi

umur 2 tahun.
Lengan Ekstensi, jari-

ekstrapiramidal.
Refleks yang

dengan tiba-tiba

jari mengembang

menetap lebih 4

atau pukul

kepala terlempar ke

bulan adanya

meja/tempat

belakang, tungkai

kerusakan otak,

tidur.

sedikit ekstensi,

respon tidak simetris

lengan kembali ke

adanya hemiparesis,

tengah dengan tangan

fraktur klavikula, atau

menggenggam tulang

cidera fleksus

belakang dan

brachialis. Tidak ada

ekstermitas bawah

respons ekstermitas

ekstens. Lebih kuat

bawah adanya

selama 2 bulan

dislokasi pinggul atau

menghilang pada

cidera medulla
spinalis.
Fleksi yang tidak

Moros

Mengenggam

Letakkan jari di

umur 3-4 bulan.


Jari-jari bayi

(palmar

telapak tangan

melengkung di sekitar

simetris menunjukkan

graps)

bayi dari sisi

jari yang di letakkan

adanya paralysis,

ulnar, jika refleks

di telapak tangan bayi

refleks menggenggam

lemah atau tidak

dari sisi ulnar, refleks

yang menetap

ada berikan bayi

ini menghilang dari

menunjukkan

botol atau dot,

umur 3-4 bulan.

gangguan serebral

refleks.
Gores sudut

Bayi memutar kea rah

Tidak adanya reflek

mulut bayi garis

pipi yang di gores,

menunjukkan adanya

tengah bibir.

refleks ini

gangguan neurology

menghilang pada

berat

karena mengjisap
akan
mengeluarkan
Rooting

16

umur 3-4 bulan.


Tetapi bias menetap
sampai umur 12 bulan
khususnya selama
Kaget (startle)

Bertepuk tangan

tidur.
Bayi mengekstensi

Tidak adanya refleks

dengan keras.

dan memfleksi lengan

menunjkkan adanya

dalam berespon

gangguan

terhadap suara yang

pendengaran

keras tangan tetap


rapat, refleks ini akan
menghilang setelah
Menghisap

Berikan bayi

umur 4 bulan.
Bayi menghisap

Reflek yang lemah

botol dan dot.

dengan kuat dalam

atau tidak ada

berespons terhadap

menunjukkan

stimulasi, reflek ini

kelambatan

menetap selama masa

perkembangan atau

bayi dan mungkin

keadaan neurologi

terjadi selama tidur

yang abnormal

tanpa stimulasi

17

Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami penurunan berat badan
fisiologis. Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat
badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.

Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap
hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam
pertama.

Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala frontooccipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.

Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan
rugae, fimosis biasa terjadi.

Diagnosa keperawatan yang sering muncul


a

Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan refleks hisap tidak adekuat.

Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan


lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.

Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan


tali pusat), tali pusat masih basah.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air


(IWL), keterbatasan masukan cairan.

Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya


informasi.

18

Intervensi keperawatan
a

Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan
nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
-

Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.

Intake dan output makanan seimbang.

Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.

Rencana tindakan :
1

Pantau intake dan out put cairan

Kaji payudara ibu tentang kondisi putting

Lakukan breast care pada ibu secara teratur

Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian
dextrosa dan PASI

Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri

Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui

Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih

Rasional :
1

Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat
untuk metabolisme tubuh yang tinggi

Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi


puting inverted menggangu proses laktasi

Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air


susu pada ibu menyusui

Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan,


khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24
jam

Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi,
sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar

Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi


adekuat

19

Kehilangan

cairan

dan

kurangnya

masukan

oral

dengan

cepat

menghabiskan cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran


urin
b

Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan


lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan
suhu tubuh tidak terjadi.
Kriteria hasil :
-

Suhu tubuh normal 36-370 C.

Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.

Rencana tindakan :
1

Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural yang ditetapkan


dengan mempertimbangkan berat badan neonatus, usia gestasi

Pantau aksila bayi kulit, suhu timpatik dan lingkungan sedikitnya setiap 3060 mnt

Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi > 60/mnt)

Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50 C

Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak kedinginan

Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk, pelambatan berkemih,


membrane mukosa kering )

Lakukan pemberian makan oral dini

Rasional :
1

Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag rendah, bayi cukup bulan
meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan aktivitas
motorik karena banyak mengkonsumsi oksigen

Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir
kecepatan konsumsi oksigen dan metabolisme minimal bila suhu kulit
dipertahankan diatas 36,50 C

Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan


oksigen yang dihubungkan dengan stres dingin

Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi

Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui evaporasi dan konveksi


dan membantu menghemat energi

20

Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer dan melalui augmentasi


pendinginan dengan evaporasi dan penigkatan kehilangan air kast mata

Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme dan kebutuhan


cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan menggantikan kehilangan
cairan selanjutnya memperberat status dehidrasi

Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan


tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada
tali pusat tidak terjadi.
Kriteria hasil :
-

Bebas dari tanda-tanda infeksi.

TTV normal : S : 36-370C, N :70-100x/menit, RR : 40-60x/menit

Tali pusat mongering

Rencana tindakan :
1

Observasi tanda-tanda infeksi

Pertahankan teknik septic dan aseptic.

Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.

Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.

Rasional :

1 Mengetahui adanya indikasi infeksi


2 Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial
3 Potensial entri organisme kedalam tubuh
4 Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air
(IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan
volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
a. Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan
output kurang dari 1-3ml/kg/jam.
b. Membran mukosa normal.
c. Ubun-ubun tidak cekung.
d. Temperature dalam batas normal.

Rencana tindakan :
21

Pertahankan intake sesuai jadwal

Monitor intake dan output

Berikan infuse sesuai program

Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata

Monitor temperatur setiap 2 jam

Rasional :
1

Memantau keefektifan aturan terapeutik

Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan pemasukan dan kebutuhan


cairan

Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada perkiraan kebutuhan bayi.

Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga cairan tubuh

Peningkatan

suhu

tubuh

merupakan

faktor

resiko

meningkatnya

pengeluaran cairan tubuh melalui mekanisme konveksi, radiasi dan


evaporasi.
e

Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya


informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam orang tua
mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Kriteria hasil :
-

Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi

Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi

Rencana tindakan :
1

Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang tua tentang kebutuhan


fisiologis bayi dan adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterus

Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang tua ada. Berikan informasi
tentang variasi normal dan karakteristik seperti : pseudomentruasi,
pembesaran payudara

Demonstrasikan dan awasi aktivitas perawatan bayi yang berhubungan


dengan posisi menyusui dan menggendong

Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, variabilitas napsu makan dari satu


pemberian makan ke berikutnya dan cara mengkaji keadekuatan hidarasi
dan nutrisi

Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk tindak evaluasi degan pemberi
pelayanan kesehatan
22

Rasional :
1

Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang memerlukan


informasi tambahan atau demonstrasi aktivitas perawatan

Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat menurunan


ansietas

Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan tekhnik perawatan


bayi baru lahir

Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila masukan bayi


bervariasi dari pemberian makan ke pemberian makan selanjutnya.
Membantu menjamin persiapan dan pemberian formula yang tepat

Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan pertumbuhan dan


perkembangan

Implementasi

Setelah rencana disusun , selanjutnya diterapkan dalam tindakan yang nyata untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Tindakan harus bersifat khusus agar semua perawat dapat
menjalankan dengan baik, dalam waktu yang telah ditentukan. Dalam implementasi
keperawatan perawat langsung melaksanakan atau dapat mendelegasikan kepada perawat lain
yang dipercaya.
5

Evaluasi

Merupakan tahap akhir dimana perawat mencari kepastian keberhasilan yang dibuat dan
menilai perencanaan yang telah dilakukan dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien
teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang
ditetapkan belum tercapai dalam proses keperawatan

23

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Usia neonatus yaitu usia 0-28 hari. Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan
dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulai berfungsinya organ-organ, sedangkam
(Infant) adalah bayi yang berumur 1-12 bulan, pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara
cepat.
Ciri-ciri neonatus normal diantaranya lahir dengan usia gestasi 38-42 minggu, BB 25004000 gr, Panjang badan 48 - 52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm. Lingkar kepala 33 - 35 cm,
Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit, Pernafasan - 60 40 kali/menit, Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup, Rambut lanugo tidak terlihat, rambut
kepala biasanya telah sempurna. Masa Neonatus terdiri dari periode partunate, dan periode
neonate. Sedangkan masa infant terdiri dari usia 1-4 bulan, usia 4-8 bulan, dan usia 8-12
bulan.
Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir adalah melakukan pencegahan infeksi, melakukan
penilaian APGAR, pencegahan kehilangan panas, membebaskan jalan nafas, merawat tali
pusat, identifikasi bayi, dan test diagnostic. Masalah yang sering muncul pada neonatus dan
infant adalah oksigenasi, cairan dan elektrolit, sirkulasi, nutrisi dan rasa aman. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka dilakukan askep pada anak usia neonatus dan infant dengan
proses pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi.
1.2 Saran
Sebagai seorang perawat yang professional, kita harus bisa memahami tentang asuhan
keperawatan pada anak usia neonatus dan infant. Karena dengan mempelajari tentang hal
tersebut, kita bisa memahami bagaimana cara melakukan atau menerapkan asuhan
keperawatan pada anak usia neonatus dan Infant. Sehingga proses keperawatan yang
dilakukan bisa berjalan dengan dengan baik.

24

Anda mungkin juga menyukai