Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kesehatan nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan
upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Dalam rangka mewujudkan derajat
kesehatan

masyarakat

yang

optimal,

berbagai

upaya

kesehatan

telah

diselenggarakan. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada upaya


penyembuhan penderita secara berangsur-angsur berkembangan ke arah
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan
kesehatan yang menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif)

harus

dilaksanakan

secara

menyeluruh,

terpadu

dan

berkesinambungan dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat.


UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 mengamanatkan bahwa pelayanan
kesehatan yang bermutu dan merata harus makin ditingkatkan. Upaya memperluas
jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah diwujudkan dengan
dibangunnya Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas yang tersebar diseluruh
pelosok tanah air. Dimana Puskesmas merupakan unit fungsional terdepan yang
mandiri dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus investasi untuk
mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta berperan penting dalam
upaya penanggulangan kemiskinan. Oleh karenanya, pembangunan kesehatan
bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun merupakan tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah


menetapkan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang harus
dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh memiliki visi
yaitu Aceh Sehat artinya seluruh masyarakat di Provinsi Aceh mempunyai
kesempatan dan kemandirian untuk hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
setinggi tingginya dan misi umum pembangunan kesehatan aceh adalah adanya
komitmen sektor kesehatan untuk menjamin pemerataan, keadilan, dan mutu
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Provinsi Aceh melalui mobilisasi
sumber daya yang dimiliki, khususnya bagi masyarakat miskin dan kelompok
masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan secara khusus.
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya
kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan melalui puskesmas. Puskesmas
merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting.
Dalam sistem pelayanan kesehatan, peranan dan kedudukan puskesmas adalah
sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan
karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia sebagai sarana pelayanan
kesehatan terdepan, sehingga puskesmas selain bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat

juga bertanggung jawab

dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran.


Adapun secara garis besar masalah yang dihadapi oleh suatu puskesmas
terdapat 2 jenis yaitu masalah internal dan eksternal. Masalah internal dapat
berupa kurangnya tenaga kesehatan, biaya operasional untuk pelayanan masih
cukup tinggi sedangkan dana yang dapat disediakan pemerintah masih kurang,
kepuasan pengguna jasa puskesmas belum optimal, kurangnya komunikasi dan
koordinasi antar bagian, bidang dan unit. Sedangkan masalah eksternal berupa
faktor sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat sekitar puskesmas serta citra
dan tingkat pelayanan yang mungkin kurang begitu baik sehingga mempengaruhi
angka kunjungan secara signifikan. Pada saat ini puskesmas telah didirikan di
hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta puskesmas keliling.

1.2 Pengertian Puskesmas


Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertangung jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas terdiri dari upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Yang termasuk kedalam
upaya kesehatan wajib adalah promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan.
Sedangkan upaya kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan
yangditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan antara lain upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatan
olah raga, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, kesehatan usia lanjut, pembinaan
kesehatan tradisional, perawatan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.
Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan
penunjang dari setiap upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi, yakni upaya lain diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Dalam menyelengarakan upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan harus menerapkan azas penyelengaraan puskesmas
secara terpadu yaitu azas pertanggung jawaban wilayah, pemberdayaan
masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
1.3 Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.
2.

Sebagai pusat pengembangan kesehatan di wilayah kerjanya


Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

3.

Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada


masyarakat di wilayah kerjanya.

1.4 Visi
Puskesmas Jeulingke mampu melindungi kesehatan penduduk di wilayah
kerjanya dan memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk menolong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta membudayakan hidup sehat dan
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
1.5 Misi
1. Menyelenggarakan upaya kesehatan esensial yang bermutu, merata dan
2.

terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


Meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dengan

3.

membina peran serta masyarakat.


Perkembangan kesehatan masyarakat dengan mengembangkan upaya

4.
5.

kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi tepat guna.


Memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasikan pada kepuasan pasien
Membina dan meningkatkan rasa tanggung jawab, kejujuran, kesetiaan dan
solidaritas bersama.

1.6 Tujuan pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) adalah bagian dari
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan
dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.
Tujuan pelayanan kesehatan oleh puskesmas adalah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya dan mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas.
Puskesmas Jeulingke mampu melindungi kesehatan penduduk di wilayah
kerjanya dan memacu peningkatan kemandirian masyarakat untuk menolong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan serta membudayakan hidup sehat dan
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
1.7 Tujuan Penulisan

Fakultas Kedokteran dalam sistem pendidikannya berorientasi kepada


masyarakat, dalam hal ini mahasiswa yang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada bagian family medicine, salah satu tugasnya adalah ditempatkan di
Puskesmas.
Tujuan penulisan laporan ini adalah:
1.

Merupakan pertanggungjawaban dan melengkapi tugas Kepaniteraan


Klinik Senior pada bagian family medicine.

2.

Melatih diri untuk mendapat pengalaman bila menjadi dokter yang


bertugas sebagai calon pemimpin di tingkat kecamatan yaitu puskesmas.

3.

Mengetahui secara aktual dan jelas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di


puskesmas.

BAB II
DATA PUSKESMAS JEULINGKE
2.1 Geografis
Secara geografis, Puskesmas Jeulingke terletak di Jalan Batee Timoh, desa
Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh yang mempunyai jarak 6 km
dari pusat kota dan berbatasan dengan:
a.

Sebelah Barat: dengan wilayah kerja Puskesmas Lampulo Kecamatan Kuta


Alam Kota Banda Aceh.

b.

Sebelah Timur: dengan Puskesmas Kopelma Kecamatan Darussalam Kota


Banda Aceh.

c.

Sebelah Selatan: dengan wilayah kerja Puskesmas Ulee Kareng Kecamatan


Ulee Kareng Kota Banda Aceh.

d.

Sebelah Utara: dengan Selat Malaka.


Puskesmas Jeulingke memiliki luas bangunan 1111,5 m2 dengan luas tanah

2558 m2 yang terdiri dari:


a.
b.
c.

Bangunan induk lantai dua sebanyak 1 (satu) unit.


Perumahan dokter sebanyak 1 (satu) unit rumah tipe 45
Perumahan paramedis sebanyak 1 (satu) unit rumah tipe 36

2.2 Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Jeulingke seluas 720,99 km2, yang meliputi 5
(lima) desa dengan jumlah jiwa 11026 jiwa dengan 2896 KK yang terdiri dari
penduduk laki-Iaki 5572 jiwa dan penduduk perempuan 5454 jiwa.
No
1
2
3
4
5

Nama Desa
Pineung
Prada
Jeulingke
Tibang
Alue Naga
Jumlah

Luas (km2)
61,5
31,79
154,4
230,7
242,6
720,99

KK
1155
986
1970
476
579
5166

Lk
2388
1577
3169
803
739
8676

Pr
2258
1667
3022
682
601
8230

Jiwa
3240
2161
3256
1095
1274
11026

Sumber: Statistik Kantor Camat Syiah Kuala Tahun 2014

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Jeulingke Tahun 2014
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Institusi Pendidikan
Pendidikan Anak Usia Dini
Taman kanak-kanak
Sekolah dasar
MIN
Sekolah Menengah Pertama
MTsN
Sekolah Menengah Atas
MAN
Akademi/ Perguruan Tinggi Negeri
Akademi/ Perguruan Tinggi Swasta
Jumlah

Jumlah
7
4
5
1
2
2
21

Sumber: Data Dasar Puskesmas Tahun 2014

Tabel 2.2. Data Jumlah Lembaga Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas


Jeulingke Tahun 2014
2.3 Keadaan Umum Puskesmas Jeulingke

Organisasi
Susunan pimpinan Puskesmas Jeulingke terdiri dari:
a. Unsur Pimpinan, yaitu Kepala Puskesmas
b. Unsur Pembantu Pimpinan, yaitu Tata Usaha
c. Unsur pelaksana yang dilaksanakan oleh 7 (tujuh) unit kegiatan yang
melaksanakan 21 kegiatan Pokok Puskesmas.
Struktur organisasi dan tata kerja Puskesmas Jeulingke mengacu pada SK
Walikota Banda Aceh No. 177 Tahun 2001, yaitu terdiri dari:
1.

Kepala Puskesmas

2.

Tata Usaha
a. Kepegawaian
b. Keuangan
c. SP2TP
d. Perlengkapan
e. Urusan Umum

3.

Unit Kesga
a. Kesehatan Ibu Anak (KIA)
b. Keluarga Berencana (KB)
c. Gizi
d. Kesehatan kerja
e. Usia Lanjut (Usila)

4.

Unit Pencegahan dan Penyakit Menular


a. Imunisasi
b. Kusta
c. Diare
d. ISPA

5.

Unit PK dan Rujukan


a. Pengobatan
b. Pelayanan Darurat
c. Kesehatan Gigi dan Mulut

6.

Unit Kesling, PSM dan PKM


a. Kesehatan lingkungan (Kesling)

b. Unit Kesehatan Sekolah (UKS)


c. Olah Raga
d. PKM
e. PHN
7.

Unit Penunjang
a. Laboratorium
b. Pengelola Obat

8.

Unit Pelayanan Khusus


a. Kesehatan Mata
b. Kesehatan Jiwa

9.

Puskesmas Pembantu (Pustu) : Pustu Tibang

Tenaga Kerja
Dari segi sumber daya manusia, Puskesmas Jeulingke memiliki tenaga kerja
(personalia) sebanyak 31 orang, yang terdiri dari:
a.

b.

c.

Medis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Paramedis
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
SPK
SPRG

: 3 orang (2 orang sedang tugas belajar)


: 1 orang
: 4 orang
: 7 orang
: 2 orang
: 1 orang

Paramedis Non Perawat


SAA/SMF

: 1 orang

SPPH

: 1 orang

AKFAR

: 1 orang

AKZI

: 1 orang

AKG

: 1 orang

D3 Kesling

: 2 orang

D3 Kesehatan Gigi

: 1 orang

S-1 KesMas

: 4 orang

d. Cleaning Service

: 1 orang

BAB III
UPAYA PELAYANAN PUSKESMAS JEULINGKE
Sesuai dengan tenaga dan fasilitas yang ada, maka pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan wajib terdiri dari promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan
Pengobatan.
Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas
Jeulingkeadalah kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan,
Kesehatan Jiwa, Usaha kesehatan gigi dan Mulut, Perawatan Kesehatan
Masyarakat, Bina Kesehatan tradisional, Bina Kesehatan Kerja, Laboratorium
Sederhana, Peran Serta Masyarakat, Usaha Kesehatan Masyarakat dan Pencacatan
dan Pelaporan.

3.1 Upaya Kesehatan Wajib


3.1.1. Promosi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan masyarakat bertujuan agar terjadi peningkatan
pengetahuan, perubahan sikap dan tindakan individu/masyarakat dalam bidang
kesehatan, sehingga mampu melaksanakan cara hidup sehat bagi diri sendiri
maupun lingkungannya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat


Pelatihan kader posyandu
Penyuluhan kesehatan ke sekolah-sekolah
Penyebaran media KIE
Berpartisipasi dalam pameran pembangunan
Pencatatan dan pelaporan

3.1.2. Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan melalui kegiatan sanitasi dasar. Kegiatan yang
dilakukan selalu mengikut sertakan peran serta masyarakat dan keterpaduan
pengelolaan melalui analisis dampak lingkungan yang bertujuan untuk merubah,
menanggulangi dan menghilangkan unsur fisik yang dapat memberikan pengaruh
jelek terhadap kesehatan masyarakat dengan harapan angka kesakitan terutama
penyakit menular dapat diturunkan atau dihilangkan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar tercapai tujuan seperti yang
disebutkan di atas adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Penyehatan air bersih


Penyehatan pembangunan kotoran
Penyehatan lingkungan pemukiman
Pengawasan peredaran dan penggunaan pestisida
Pengawasan pengelolaan sampah
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan tempat pembuatan penjualan

makanan minuman.
7) Pencatatan dan pelaporan
3.1.3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Termasuk Keluarga Berencana
Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarga untuk menuju
Norma Kecil Keluarga Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat

kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang


merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Adapun Kegiatan KIA yang telahdilaksanakan untuk mencapai tujuan
tersebut diatas adalah sebagaiberikut:
1.

KIA di dalam gedung, kegiatan yang dilakukan :

a. Pemeriksaan ibu hamil, bersalin, menyusui, bayi dan balita.


b. Pemeriksaan imunisasi terhadap ibu dan balita.
c. Penyuluhan gizi setiap kunjungan ibu hamil dan balita.
d. Pemberian Vitamin A dan tablet besi
e. Pendeteksian dan pemeliharaan ibu hamil dan balita resiko tinggi.
f. Pencatatan dan pelaporan
2. KIA di luar gedung
Di Posyandu, kegiatan yang dilakukan:
a.

Penyuluhan bagi ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu menyusui

b.

Pemeriksaan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.

c.

Pemberian imunisasi TT.

d.

Pemberian Tablet besi (Fe)

e.

Pembinaan Kader Posyandu

Di Taman Kanak-Kanak
a.

Deteksi dini perkembangan anak pra sekolah

b.

Kunjungan dan pemariksaan kesehatan anak pada taman kanak-kanak di


wilayah kerja Puskesmas.

Pelaksanaan kegiatan keluarga berencana dilaksanakan tidak hanya didalam


gedung puskesmas, tetapi juga di luar gedung puskesmas seperti posyandu.
Sasaran KB adalah PUS dan WUS yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Jeulingke.
3.1.4. Perbaikan Gizi Masyarakat
Program perbaikan gizi keluarga bertujuan untuk menurunkan angka
penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang
berpenghasilan rendah (baik di pedesaan maupun perkotaan), terutama pada anak
balita dan wanita. Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa
usaha antara lain melalui perbaikan pada konsumsi pangan yang makin beraneka

ragam, seimbang dan bergizi. Sasaran pelaksanaan program usaha peningkatan


gizi adalah:
a. Penurunan Prevalensi KKP pada balita
b. Penurunan Prevalensi kurang vitamin A di daerah rawan.
c. Penurunan Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dilakukan usaha-usaha sebagai
berikut:
a. Penyuluhan gizi
b. Penimbangan bayi/balita
c. Pemberian makanan tambahan (PMT)
d. Pemberian Vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu hamil setiap
bulan Februari dan Agustus
e. Pemberian tablet besi (Fe) untuk ibu hamil dan menyusui
f. Pelatihan dan pembinaan Posyandu
g. Pemantauan/survei konsumsi gizi
h. Melaksanakan PWS Gizi/Pemantauan Status Gizi (PSG)
3.1.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan penyakit menular berarti menghilangkan atau merubah cara
berpindahnya penyakit menular dan/atau infeksi yang dapat mengakibatkan
terjadinya kesakitan, kecacatan bahkan kematian.
Untuk mencapai tujuan tersebut P2M telah melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1. Kegiatan pencegahan penyakit yaitu imunisasi
2. Kegiatan pengobatan penyakit, yaitu pengobatan terhadap penyakit
ISPA, Diare, TB Paru, Penyakit Kusta dan penyakit akibat gigitan
3.

hewan (kera, anjing dan kucing).


Kegiatan pencegahan dan pemberantasan vektor, yaitu kegiatan berupa
penyuluhan, pemberantasan sarang nyamuk, pemberian abatisasi dan
penyemprotan/ fogging terhadap nyamuk demam berdarah dan nyamuk

malaria.
Dengan demikian usaha P2M adalah kegiatan yang menitikberatkan pada
kegiatan pencegahan dan penanggulangan berupa penyuluhan tentang penyakit
menular dan akibatnya serta pelayanan imunisasi bagi bayi, anak, calon pengantin

dan ibu hamil. Kegiatan penanggulangan adalah pengobatan terhadap penderita,


mengadakan kunjungan rumah dan rujukan untuk kasus-kasus yang memerlukan
penanganan yang lebih lengkap.
3.1.6. Upaya Pengobatan
Usaha pengobatan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan pengobatan
yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau gejalagejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara yang khusus untuk
keperluan tersebut. Di Puskesmas Jeulingke penanganan dan pengobatan yang
membutuhkan spesialisasi dan tindakan yang lebih lanjut akan di rujuk ke Rumah
Sakit. Pengobatan tersebut ditujukan untuk pasien umum, Askes Pegawai Negeri
dan pemegang Kartu Jaringan Pengaman sosial (JPS) dan Kartu Jaminan Aceh
(JKA).
3.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan yang dilaksanakan di Puskesmas Jeulingke
adalah:
3.2.1.

Kesehatan Usia Lanjut


Dalam rangka pemerataan pembangunan pelayanan kesehatan bagi seluruh

penduduk Indonesia maka dilakukan pembinaan kesehatan bagi yang berusia


lanjut (USILA), tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan para USILA
agar selama mungkin aktif, mandiri dan berguna.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada kelompok usia ini adalah :
1. Penyuluhan kesehatan/gizi
2. Pemeriksaan berkala setiap triwulan
3. Proteksi dan tindakan khusus Usila
4. Konseling
5. Pencatatan dan Pelaporan
3.2.2. Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
Upaya kesehatan mata dilaksanakan sebagai suatu usaha pengembangan
peningkatan bidang pelayanan kebutaan dasar dikaitkan dengan peningkatan
pencerdasan dan produktivitas masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Puskesmas Jeulingke melakukan kegiatan:


1. Penyuluhan tentang kesehatan mata
2. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk balita setiap bulan Februari
dan Agustus.
3. Pemberian vitamin A dosis tinggi untuk ibu bersalin/ibu nifas
4. Pengobatan penyakit ringan
3.2.3. Kesehatan Jiwa
Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan
ekonomi, dapat menimbulkan beberapa masalah psikososial yang mempengaruhi
taraf kesehatan jiwa masyarakat. Upaya kesehatan jiwa Puskesmas adalah upaya
kesehatan jiwa yangdilaksanakan di tingkat Puskesmas secara khusus dan
terintegrasi dengan program lainnya. Kegiatan-kegiatan usaha kesehatan jiwa
meliputi:
1. Pengenalan dini gangguan jiwa
2. Pemberian upaya pertolongan pertama
3. Rujukan ke Rumah Sakit Jiwa
4. Pencatatan dan pelaporan
3.2.4.

Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut


Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut adalah usaha kesehatan gigi dasar

paripurna yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat di wilayah


kerja Puskesmas Jeulingke dengan prioritas masyarakat berpenghasilan rendah,
khususnya masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut.
Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah ibu hamil, menyusui, anak-anak
dan usia lanjut. Usaha yang dilaksanakan meliputi:
1. Penyuluhan di sekolah dan di posyandu mengenai pentingnya

kesehatan gigi
2. Pemeriksaan dan pengobatan gigi anak sekolah (UKGS)
3. Pemeriksaan, perawatan dan pengobatan di Poliklinik gigi
4. Rujukan
5. Pencatatan dan pelaporan

3.2.5.

Perawatan Kesehatan Masyarakat


Usaha Kesehatan Masyarakat merupakan perpaduan antara keperawatan dan

Kesehatan masyarakat, dengan didukung peran serta masyarakat yang aktif dan
mengutamakan peningkatan pelayanan, pencegahan secara berkesinambungan
tanpa mengakibatkan pengobatan dan pemulihan.
Sasaran kegiatan ini ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat serta likungannya yang diprioritaskan di daerah rawan. Upaya ini
dilaksanakan terintegrasi dengan kegiatan kegiatan pokok puskesmas.
3.2.6. Bina kesehatan Tradisional
Pembinaan

upaya

pengobatan

tradisional

terutama

kepada

upaya

peningkatan mutu pelayanan tradisional. Sasaran program ini meliputi:


1. Pembinaan terhadap pengobatan tradisional
2. Pembinaan terhadap petugas kesehatan
3. Pembinaan terhadap masyarakat
4. Pembinaan terhadap kader dan tokoh masyarakat
5. Peningkatan dan pemanfaatan obat untuk keluarga

3.2.7. Bina Kesehatan Kerja


Program ini terutama ditujukan kepada masyarakat pekerja disektor
informal yang ada diwilayah kerja Puskesmas Jeulingke dalam rangka pencegahan
dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan
dan lingkungannya.
Dari program ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan tenaga kerja
untuk menolong dirinya sendiri, sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan
pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. Penyelenggaraan program
ini di puskesmas meliputi:
1. Penyuluhan sebagai tindakan preventif dan kuratif
2. Pelayanan kesehatan di puskesmas
3. Rujukan ke Rumah Sakit

3.2.8.

Laboratorium Sederhana
Upaya ini dilakukan untuk menunjang usaha pemberantasan penyakit

menular, penyelidikan, epidemiologi, dan pembinaan kesehatan. Kegiatankegiatan yang dilaksanakan adalah:
1.

2.

Di dalam gedung
a. Pemeriksaan urine, feces, darah rutin, sputum serta plano test
b. Pemeriksaan golongan darah
c. Pemeriksaan DDR untuk mendeteksi adanya malaria
d. Pemeriksaan jamaah haji
Di luar gedung
a. Pemeriksaan feces dan Hb murid di desa IDT
b. Pelacakan jamaah haji yang telah pulang dari tanah suci
c. Membantu kegiatan Posyandu

3.2.9. Peran Serta Masyarakat


Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dapat berperan
dalam menelaah masalah penentu rencana, pelaksanaan kegiatan dengan upaya
hidup sehat, penilaian hasil kegiatan kesehatan, serta pengembangan upaya
kesehatan selanjutnya.
Kegiatan masyarakat tersebut dapat bersifat pengobatan, pencegahan,
peningkatan maupun pemulihan sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang
dimiliki. Tujuan dari program PSM ini antara lain adalah :
1. Meningkatkan kemampuan pemimpin/tokoh masyarakat dalam
merintis menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat.
2. Meningkatkan

kemampuan

organisasi

masyarakat

dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan.


3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat
dalam menggali, menghimpun dan mengelola sarana dan masyarakat
untuk upaya kesehatan.
4. Merangsang dan memotivasi masyarakat untuk dapat menggali
potensiyang ada pada desa dan masyarakat setempat.
Sasaran program ini:
1. Individu yang berpengaruh, baik tokoh formal maupun informal
2. Keluarga
3. Kelompok Masyarakat

4. Organisasi Masyarakat
3.2.10. Usaha Kesehatan Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang
dilaksanakan dalam rangka pembinaan anak usia sekolah sebagai sasaran utama
untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membina dan mengembangkan nilai
sikap dan tingkah laku menuju hidup sehat.
Untuk melaksanakan kegiatan ini dilakukan upaya-upaya yang meliputi :
1. Meningkatkan Kesehatan Siswa (Upaya Promotif)
2. Upaya Pencegahan Penyakit (Upaya Preventif)
3. Pemulihan Kesehatan
4. Rehabilitasi
Dalam kegiatannya yaitu kunjungan ke sekolah-sekolah, tindakan yang
dilaksanakan adalah:
1. Pemeriksaan kesehatan umum dan gigi
2. Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
3. Penyulihan kesehatan dan penyelenggaraan pendidikan kesehatan
4. Penjaringan anak sekolah
5. Pengobatan
6. Kegiatan perbaikan gizi
7. Pemberian imunisasi DT dan TT
8. Rujukan
9. Pencatatan dan pelaporan
3.2.11. Pencatatan dan Pelaporan
Untuk mengamati dan menilai status Puskesmas, dilakukan suatu sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). Semua Kegiatan yang
dilaksanakan baik di dalam gedung dan di luar gedung, akan dicatat dan
dilaporkan.
Pelaporan

yang

diperlukan

dibuat

secara

terpadu

meliputi

kegiatan/program untuk monitoring dan perencanaan kegiatan selanjutnya.


Laporan-Iaporan kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Laporan Mingguan

data

2.
3.
4.
5.

Laporan Bulanan
Laporan Triwulan
Laporan Tahunan
Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB)

BAB IV
KARAKTERISTIK PASIEN
4.1 Distribusi umum penyakit pasien di Puskesmas Jeulingke
Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior bagian Family Medicine yang
dijalankan di Puskesmas Jeulingke dari tanggal 26 Mei - 3 Juni 2014. Selama
periode tersebut, 374 orang pasien telah mengunjungi Poli Umum Puskesmas
Jeulingke untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Distribusi jenis penyakit
pasien ditunjukkan dalam tabel di bawah.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
Jumlah

Jenis Penyakit
ISPA
Hipertensi
Penyakit Kulit dan alergi
Penyakit Otot dan Tulang
Dispepsia
THT
Diabetes mellitus
Saraf
Mata
Diare
Asma
Lain-lain

Jumlah
93
51
37
11
40
21
46
12
17
14
5
27
374

Persentase
24,8
13,6
9,8
2,9
10,6
5,6
12,3
3,2
4,54
3,74
1,3
7,2
100

Tabel 4.1. Distribusi Penyakit Pasien di Puskesmas Jeulingke Periode


26 Mei 3 Juni 2014

Gambar 4.1. Grafik Distribusi Persentase Penyakit Pasien di Puskesmas Jeulingke


Periode 21 April -3 Mei 2014
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa paling banyak pasien
berkunjung ke puskesmas Jeulingke dengan penyakik ISPA yaitu sebesar 93 orang
(24,8%). Perubahan cuaca yang tidak menentu dalam periode tersebut
berkemungkinan menjadi salah satu faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.
Musim pancaroba yang sudah mulai berubah polanya di daerah Banda Aceh.
Selanjutnya diikuti oleh penyakit Hipertensi, Diabetes Melitus dan
Dispepsia dengan persentase 13,6 %, 12,3 %, dan 10,6%. Penyakit ini merupakan
suatu penyakit sistemik yang berhubungan dengan pengaturan gaya hidup.
Keempat penyakit ini adalah penyakit yang paling sering di jumpai di puskesma
Jelingke diikuti dengan penyakit lain seperti Penyekit alergi dan kulit 9,8%, THT
5,6%, Mata 4,54%, Diare 3,74, Saraf 3,2%, Penyakit Otot dan Tulang 2,9% dan
7,2% penyakit lain-lain.
4.2 Distribusi Pasien Puskesmas Jeulingke Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Distribusi pasien berdasarkan jaminan kesehatan di Puskesmas Jeulingke
dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah.

No.

Jenis Jaminan
Jaminan
Kesehatan
1
Aceh
2 Askes
3 Jamkesmas
Jumlah

Jumlah Pasien

Persentase (%)

213

56,9

74
69
374

19,7
18,4
100

Tabel 4.2. Distribusi Pasien Berdasarkan Jaminan Kesehatan

Gambar 4.2. Grafik Distribusi Pasien Berdasarkan Jaminan Kesehatan


Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pasien yang berkunjung ke
puskesmas Jeulingke berdasarkan jaminan kesehatan sebagian besar adalah pasien
yang menggunakan jaminan kesehatan aceh (JKA) yaitu sebesar 56.9 %.
4.3 Distribusi Pasien Puskesmas Jeulingke Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi pasien berdasarkan jaminan kesehatan di Puskesmas Jeulingke
dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah.

No.
1
2

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah

Jumlah Pasien

Persentase

173
201
374

46,25
53,7
100

Tabel 4.3. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.3. Grafik Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pasien yang berkunjung ke
puskesmas Jeulingke berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah pasien yang
berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53,7%.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan pertama dalam
masyarakat, karena puskesmas berada di tengah-tengah masyarakat. Puskesmas
diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat dalam memberikan
semua pelayanan dasar kesehatan. Keberhasilan suatu puskesmas dalam
menjalankan program-programnya sangat ditentukan oleh manajerial puskesmas
sebagai top manager.
Seluruh kegiatan pokok di Puskesmas Jeulingke berjalan dengan baik secara
rutin, terorganisir dan lancar. Pengelolaan administrasi dan kepegawaian dapat
berjalan dengan baik bila dilakukan peningkatan disiplin, pengertian dan
kesadaran akan fungsinya sebagai seorang pelayan kesehatan masyarakat.
Kegiatan program kerja tahunan Puskesmas Jeulingke secara operasional
dilaksanakan oleh staf puskesmas yang terorganisir dalam struktur organisasi
Puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh.
Terlepas dari keberhasilan dalam pelaksanaan program, masih dijumpai
kendala-kendala yang memerlukan perbaikan untuk lebih meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat di masa yang akan datang.
5.2 Saran
1.

Kepada Dinas Kesehatan dan Pemda Kota Banda Aceh serta peran
masyarakat untuk memberikan dukungan agar program-program kesehatan di
Puskesmas Jeulingke dapat dilaksanakan dengan baik dan sebagaimana
mestinya sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerja puskesmas, terutama bidang promotif dan preventif.

2.

Kepada pihak terkait agar selalu memfasilitasi sarana dan dana yang memadai
untuk menjaga kelangsungan kegiatan operasional kesehatan di wilayah kerja
puskesmas.

3.

Sosialisasi kepada seluruh masyarakat Peserta ASKES, JAMKESMAS, dan


JKA proses rujukan ke rumah sakit yang lebih tinggi.

4.

Peningkatan disiplin, pengertian, sikap ramah dalam memberikan pelayanan


dan kesadaran petugas puskesmas akan fungsinya sebagai seorang pelayan
kesehatan masyarakat perlu terus diupayakan agar pengelolaan administrasi
dan kepegawaian dapat berjalan dengan baik.

5.

Kerjasama yang baik antara petugas di Puskesmas diperlukan demi


kelancaran pelayanan kesehatan yang dilaksanakan kepada masyarakat.

Banda Aceh, 22 Juni 2014


Disetujui Oleh,
Kepala Puskesmas

Dokter Pembimbing

drg. Juwairiyah Nst., M.Kes


Nip. 19690729 199803 2 007

dr. Asti Marningsih


Peg. 800/SPK/006/2014

Anda mungkin juga menyukai