Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
leukimia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih
dan haima yang berarti darah. jadi leukemia dapat diartikan sebagai suatu
penyakit yang disebabkan olehsel darah putih. Proses terjadinya leukemia
adalah ketika seldarah yang bersifat kanker membelah secara tak
terkontrol dan meganggu pembelahan sel darah normal.
Di indonesia kasus leukemia pada anak sebanyak 7000 kasus
pertahun dengan angka kematian mencapai 83,6% ( Herningtyas,2004).
Data dari International Cancer Parent Organization (ICPO)
menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak terdapat 120 anak yang
mengidp kanker dan 60 % iantaranya disebabkan oleh leukemia
( sindo,2007). Data dari WHO menunjukkan bahwa angka kematian di
Amerika Serikat karena leukemia meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1991
(Katrin,1997).

Di

Amerika

Serikat

setiap

menitnyaseseoramg

terdiagnosa menderita leukemia .Pada akhir tahun 2009 diperkirakan


53.240 orang akan meninggal dikarenakan leukemia (TLLS, 2009).
Di Indonesia menurut data Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI)
melaporkan bahwa pada tahun 2005 terdapat 17 juta kematian dari 27 juta
orang anak yang terdiagnosis Leukemia.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Asuhan keperawatan pada anak dengan Leukimia ?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan

perawat

mampu

menganalisa

penyakit

Leukimia pada anak karena sangat rentan terhadap infeksi yang


2.

terjadi saat pemotongan tali pusat.


Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat :
a. Mengetahui definisi dari penyakit Leukimia pada anak.
b. Mengetahui etiologi dari penyakit Leukimia pada anak.
c. Mengetahui patofisiologi dari penyakit Leukimiapada anak.
d. Mengetahui pemeriksaan diagnostik dari penyakit Leukimia
pada anak.

e. Mengetahui pengkajian dari penyakit Leukimia pada anak.


f. Mengetahui diagnosa dari penyakit Leukimia pada anak.
g. Mengetahui intervensi dari penyakit Leukimia pada anak.

BAB II
PEMBAHASAN
LEUKIMIA
1.

PENGERTIAN
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur
dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah
putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang
normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah
berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh
adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal

dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk,
2002 : 495).
Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka penulis
berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan
terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.
Leukimia Merupakan penyakit akibat terjadinya poliferasi sel
leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit
jumlah berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
trombositopenia. Kemudian leukimia limfoid atau limfosik akut ini
merupakan kanker jaringan yang menghasilkan leukosit yang imatur
dan berlebihan sehingga jumlahnya yang menyusup keberbagai organ
seperti sumsum tulang belakang dan mengganti unsur sel yang normal
sehingga mengakibatkan jumlah eritrosit kurang untuk mencukupi
kebutuhan sel. Trombositpun berkurang sehingga timbul pendarahan.
Proses masuknya leukosit yang berlebihan dapat menimbulkan
hepatomegali apabila terjadi pada hati, splenomegali dan lain lain.
2.

ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia, yaitu :
a. Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen (Tcell Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV).
b. Radiasi
c. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti
diethylstilbestrol.
d. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
e. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita
Yuliani, 2001 : hal. 177)
f. Leukimia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
g. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
h. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu
(misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan
resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik
tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga
lebih peka terhadap leukemia.

3.

KLASIFIKASI
Berdasarkan morfologi terdapat 5 golongan besar leukemia sesuai
dengan lima macam sistem hemopoetik dalam sumsum tulang
belakang, yaitu :
a. Leukimia sistem eritropoetik : mielosis eritremika atau penyakit di
guglielmo.
b. Leukimia sistem granulopoetik : leukemia granulositik atau
mielositik.
c. Leukimia sistem trombopoetik : leukemia megakariositik.
d. Leukimia sistem limpopoetik : leukemia limpositik
e. Leukimia sistem RES : Retikuloendoteliosis yang dapat berupa
leukimia monosisitik, leukemia plasmositik (penyakit kahler),
histisitosis dan sebagainya.
Disamping itu mungkin masih ditemukan ploriferasi
campuran dari dua sistem hemopoetik tepatnya pada eritroleukemia
yang merupakan leukemia sistem granulopoetik dan ertiropoetik,
dan masih ada lagi penggolongan pada jenis jenis leukemia sesuai
sel yang menderita :

leukemia mieloblastik, eyosinofinik dan

sebagainya.
Pada anak yang sering ditemukan adalah leukimia
limfositik akut (LLA). Jenis lain seperti lekemia mieloblastik akut
(LMA), lekemis limfositik kronik (LLK), leukemia mielositik
kronik (LMK) dari kesemuanya itu LLA yang terbanyak.
(Ngastiyah.1997 ).

MANIFESTASI KLINIS
1. Terjadinya
tanda
dan
gejala leukemia
Faktor ras
dan
keluarga
Virus onkogenik yang memiliki struktur antigen tertentu
Tidak diketahui

Leukemia

Peningkatan leukosit imatur / abnormal

Masuk sumsum tulang belakang

Masuk ke organ :
Pembesaran kanker limfe
Pembesaran hati, limfa
Nyeri tulang dan persendian
Penigkatan tekanan intrakranial

Gagal/ terganggunya produksi sel

Sel darah merah menurun

perdarahan gusi
5

Anemia

Proliferasi sel kanker

Sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi

4.

PATOFISIOLOGI

( Corwin, Elizabeth J.2009.Patofisiologi: Buku Saku Edisi 3. Jakarta :Infiltrasi


EGC )

Sel normal digantikan dengan sel kanker

Depresi sumsum tulang

Infiltrasi ekstra medular

Infiltrasi SSP

metabolisme

Meninginitis leukimia Sel kekurangan makanan


Eritrosit menurun leukositFaktor pembekuan Meningkatnya
menurun
tekanan
jaringan
Pembesaran
limpa, liver, nodus limfe, tulang

Anemia

infeksi

perdarahan
Tulang mengecil dan lemah
Nyeri tulang dan persendian

Demam

trombositopenia

Fraktur fisiologis

5.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Darah tepi
Gejala yang terlihat ada darah tepi berdasarkan pada kelainan
sumsum tulang berupa adanya pansitopenia, limpositosis yang kadangkadang menyebabkan gamabaran darah tepi monoton dan terapat sel
blas. Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patogonik
untuk leukimia
b. Kimia darah
Kolesterol rendah, asam urat meningkat, hipogamaglobinemia.
c. Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton, yaitu hanya terdiri dari sel limfoetik patologis sedangkan
sistem lain terdesak (aplasia sekunder). Pada LMA selain gambaran
yang monoton terlihat pula adanya hiatus leukimia ialah keadaan yang
memperlihatkan banyak sel blas (mieoloblas), beberapa sel tua
(segmen) dan sangat kurang bentuk pematangan sel yang berada
diantaranga (promielosit, mielosit, metamielosit dan sel batang).
(Sudarti.2010.).
6.

PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
b. Identitas orang tua

Ayah : Nama, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Alamat.

Ibu

: Nama, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Alamat.

c. Keluhan utama / alasan masuk RS

d. Riwayat kesehatan sekarang


e. Riwayat kesehatan masa lalu ( ANC, PNC).
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Riwayat imunisasi
h. Riwayat tumbuh kembang
i. Riwayat nutrisi
j. Riwayat psikososial
k. Riwayat spiritual
l. Reaksi hospitalisasi
m. Pemberian ASI
n. Pemberian susu formula
o. Pemberian makanan tambahan
p. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
q. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan umum klien
2) Tanda tanda vital
3) Antropometri
4) Sistem pernafasan : Dyspneu asfiksia dan sianosis akibat kontaksi
otot pernafasan.
5) Sistem kardiovaskuler : Disritmia, takikardia, hipertensi dan
6) perdarahan, suhu tubuh awal 38 40 derajat.
7) Sistem pencernaan : Konstipasi akibat tidak adanya gerakan usus.
8) Sistem indra

9) Sistem muskuluskeletal: Otot otot kaku yang bilaberkelanjutan


akan terjadi status konvulsi dan kejang umum.
10) Sistem integumen

: Hiperhidrasi

11) Sistem endokrin


12) Sistem reproduksi
13) Sistem perkemihan

: Retensi urin (distensi kandung kencing dan

urin output tidak ada).


14) Sistem imun
15) Sistem syaraf

: ( Awal) irritability, (Akhir) konvulsi, kelumpuhan

satu atau beberapa saraf otak.


7.

DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilaian klinis
tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan diamana perawat bertanggung gugat
(Wong,D.L, 2004 :331)
Menurut Wong, D.L (2004 :596 610) , diagnosa pada anak dengan
leukemia adalah :
1. Infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia.
3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan
penurunan jumlah trombosit.
4. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah.
5. Kerusakan

integritas

kulit

berhubungan

dengan

pemberian

kemoterapi dan radiotherapi.

6. Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostik,


efek fisiologis leukimia.
7. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak
dengan kondisi yang mengancam kehidupan.
8. Berduka berhubungan dengan kehilangan aktual atau potensial.
9. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan ketidakmampuan
8.
No
1

keluarga mengenal dampak hospitalisasi.


PERENCANAAN
Diagnosa Keperawatan

Infeksi berhubungan dengan

Tujuan
Setelah

Intervensi

dilakukan 1. Pantau suhu dengan teliti

menurunnya sistem

tindakan keperawatan

pertahanan tubuh

diharapkan :
Anak
mengalami
gejala infeksi.

2. Tempatkan

anak

dalam

rua

khusus.
tidak
gejala-

3. Anjurkan semua pengunjung dan


rumah

sakit

untuk

menggun

teknik mencuci tangan dengan bai

4. Gunakan teknik aseptik yang ce


untuk semua prosedur invasif
5. Evaluasi

keadaan

tempat-tempat
seperti

anak

munculnya

tempat

penusukan

terh

in

ja

ulserasi mukosa, dan masalah gigi


6. Inspeksi membran mukosa m
Bersihkan mulut dengan baik

7. Berikan antibiotik sesuai ketentua

8. Berikan diet lengkap nutrisi sesua


9. Berikan

periode

gangguan

10

istirahat

Intoleransi aktivitas

Setelah

dilakukan 1. Evaluasi

berhubungan dengan

tindakan keperawatan

perhatikan

kelemahan akibat anemia

diharapkan :

untukberpartisipasi

terjadi

sehari-hari.

peningkatan

toleransi aktifitas

laporan

kelema

ketidakmam
dala

akt

2. Berikan lingkungan tenang dan

istirahat tanpa gangguan.


3. Berikan

bantuan

dalam

akt

sehari-hari dan ambulasi.

4. Kaji kemampuan untuk berpartis

pada aktifitas yang diinginkan


dibutuhkan
3

Resiko terhadap cedera : Setelah


perdarahan
berhubungan

dilakukan 1. Gunakan semua tindakan untuk

yang tindakan keperawatan


dengan diharapkan :

penurunan jumlah trombosit

klien
menunjukkan

mencegah perdarahan khususnya


daerah ekimosis.

tidak 2. Cegah ulserasi oral dan rektal


bukti-

bukti perdarahan.

3. Gunakan jarum yang kecil pada sa

melakukan injeksi

4. Menggunakan sikat gigi yang luna

dan lembut
5. Laporkan setiap tanda-tanda

perdarahan (tekanan darah menuru


denyut nadi cepat, dan pucat)

6. Hindari obat-obat yang mengandu

aspirin

11

7. Ajarkan orang tua dan anak yang

besar ntuk mengontrol perdarahan


hidung
4

Resiko kekurangan volume Setelah

dilakukan

cairan berhubungan dengan tindakan keperawatan


mual dan muntah

diharapkan klien :

1. Berikan antiemetik awal sebe

dimulainya kemoterapi.
2. Berikan antiemetik secara tera
pada waktu dan program
kemoterapi.

1. Tidak terjadi

3. Kaji respon anak terhadap ant

kekurangan
volume cairan.
2. Pasien
tidak
mengalami

mual

emetik.

4. Hindari memberikan makanan

yang beraroma menyengat.

dan muntah

5. Anjurkan makan dalam porsi

tapi sering.

6. Berikan cairan intravena sesu

ketentuan.
5

Kerusakan integritas kulit Setelah


berhubungan

dilakukan

1. Berikan perawatan kulit yang

dengan tindakan keperawatan

cemat, terutama di dalam mul

pemberian kemoterapi dan diharapkan


radiotherapi.

dapat
mempertahankan
integritas

klien

dan daerah perianal


2. Ubah posisi dengan sering

3. Mandikan dengan air hangat d

sabun ringan

4. Kaji kulit yang kering terhada

efek samping terapi kanker.

5. Anjurkan pasien untuk tidak

menggaruk dan menepuk kuli


12

yang kering.

6. Dorong masukan kalori protei

yang adekuat.

7. Pilih pakaian yang longgar da

lembut diatas area yang teradi

Nyeri berhubungan dengan


dilakukannya

pemeriksaan

diagnostik, efek fisiologis

1. Berikan obat-obat anti nyeri

Setelah dilakukan
diharapkan klien tidak

leukemia.

secara teratur

tindakan keperawatan,

2. Jika mungkin, gunakan prosed

mengalami nyeri atau

prosedur (misal pemantauan s

nyeri menurun sampai

non
3. Evaluasi efektifitas penghilan

tingkat yang dapat


diterima anak.

nyeri dengan derajat kesadara


dan sedasi

4. Lakukan teknik pengurangan

nyeri non farmakologis yang

5. Mengkaji tingkat nyeri denga

skala 0 sampai 5
7

Perubahan proses keluarga Setelah


berhubungan
memiliki
kondisi

dengan tindakan keperawatan


anak

yang

kehidupan

dilakukan

dengan diharapakan

mengancam terjadi

tidak
perubahan

proses keluarga dan


pasien atau keluarga
menunjukkan
pengetahuan
prosedur

1. Jelaskan alasan setiap prosedu

yang akan dilakukan pda anak


2. Jadwalkan waktu agar keluarg

dapat berkumpul tanpa gangg

dari staff
3. Bantu keluarga merencanakan

masa depan, khususnya dalam


tentang

diagnostik

membantu anak menjalani


kehidupan yang normal.
4. Dorong keluarga untuk
13

atau terapi
mengespresikan perasaannya
mengenai kehidupan anak

sebelum diagnosa dan prospek


anak untuk bertahan hidup.
5. Diskusikan bersama keluarga

bagaimana mereka memberita

anak tentang hasil tindakan da

kebutuhan terhadap pengobat


dan kemungkinan terapi
tambahan.

6. Hindari untuk menjelaskan ha


yang tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada.
8

Antisipasi

Berduka Setelah

berhubungan
kehilangan
potensial.

dilakukan

dengan tindakan keperawatan


aktual

atau diharapkan
atau

1. Kaji tahapan berduka terhadap


anak dan keluarga

pasien
keluarga

menerima

dan

mengatasi
kemungkinankematian
anak

2. Berikan kontak yang konsisten


pada keluarga
3. Bantu keluarga merencanakan

perawatan anak, terutama pada


tahap terminal
4. Fasilitasi anak untuk
mengespresikan perasaannya
melalui bermain
9

Gangguan tumbuh

Jj Setelah dilakukan tindakan Sasaran

kembang berhubungan

keperawatan

diharapkan

1. k

dengan ketidakmampuan

gangguan tumbuh kembang

keluarga mengenal

dapat teratasi

d
a

14

dampak hospitalisasi.

15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leukimia berasal dari baasa yunani yaitu leukos ang berarti puti dan haima
yang berarti darah. Jadi leukimia dapat diarikan sebagai suatu penyakit yang
diebabkan ole sel darah putih. Proses terjadinya leukimia adala ketika sel darah
yang bersifat kanker membela secara tak tekontrol dan menggangg pembelaan sel
dara normal.
Leukimia ada 4 jenis berdasarkan asal dan kecepatan perkembagan sel
kanker yaitu Lukimia Mieloblastik Akut, Lekimia Limfoblastik Kronik
(Medicastore 2009).
Gejala gejala yang dirasakan antara lain anemia, waja pucat, sesak nafas,
pendarahan gusi, mimisan, mudah memar, penurunan berat badan, nyer tulang dan
nyeri sandi.
Di indonesia kasus leukemia pada anak sebanyak 7000 kasus pertahun
dengan angka kematian mencapai 83,6% ( Herningtyas,2004).
B. Saran
Adapun saran yang dapat kelompok berikan adalah :
1. Bagi perawat yang akan memberikan asuhan keperawatan pada bayi dengan
penyakit Leukimia pada anak harus lebih memperhatikan dan tahu pada
bagian -bagian mana saja dari asuhan keperawatan pada bayi yang perlu
ditekankan.
2. Perawat juga memberikan pendidikan kesehatan kepada orang tuadan
keluarga dari anak tentang bahaya Leukimia dan penyuluhan untuk
melakukan persalinan dirumah sakit, puskesmas, klinik bersalin atau
pelayanan kesehatan lainnya agar terhindar dari penyakit leukimia.
3. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit, kedua orang tua
pasien yang bayinya menderita tetanus perlu diberi penjelasan bahwa
bayinya menderita sakit berat, maka memerlukan tindakan dan pengobatan
khusus, keberhasilan pengobatan ini tergantung dari daya tahan tubuh bayi .
16

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J.2009.Patofisiologi: Buku Saku Edisi 3. Jakarta : EGC
Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495
Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248

17

Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175

18

Anda mungkin juga menyukai