Anda di halaman 1dari 1

Kajian Hidrodinamika terhadap Fluktuasi Kualitas Air Laut

di Pantai Teupin Layeu, Kota sabang


Musa Alalaa, Arif Rahmanb, Syamsidikc
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl. Syeh Abd
Rauff, No.7, Banda Aceh, 23111, email : musaalala@gmail.com
bMahasiswa Program Sarjana Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl. Syeh Abd
Rauff, No.7, Banda Aceh, 23111, email : dyafterlive@gmail.com
cWakil Direktur Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), dan Dosen
Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Jl. Syeh Abd Rauff, No.7, Banda Aceh, 23111,
email : syamsidik@tdmrc.org
a

Pendahuluan
Pantai Teupin Layeu merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kota
Sabang, Provinsi Aceh yang terkenal sebagai tempat wisata dengan terumbu
karang. Pantai ini tak hanya sebagai daya tarik wisata, namun berfungsi juga
sebagai pelindung pantai alami untuk area wisata serta pemukiman warga
setempat. Oleh sebab itu keberadaan terumbu karang sangat penting dan
perlu dijaga keberlangsungan hidup dan tumbuh kembangnya. Selain itu
lokasi ini akan dimanfaatkan sebagai jalur distribusi listrik PT PLN. Titik
pengamatan berlokasi pada koordinat 552'19.83" LU dan 9515'32.40" BT.
Daerah perairan selat diantara Pulau Weh dan Pulau Rubiah memberikan
kondisi arus pasang surut yang cukup besar karena dibantu oleh angin
dominan yang bertiup dari timur. Kondisi dasar perairannya yang ditumbuhi
terumbu karang (coral and reef) menghasilkan reduksi gerusan yang terjadi
akibat tegangan geser arus, tetapi tegangan geser gelombang masih bekerja
signifikan sehingga mempengaruhi fluktuasi kualitas air laut dan tegangan
geser dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hidrodinamika
yang bekerja dan seberapa besar pengaruhnya terhadap fluktuasi kualitas air
laut dengan mengacu pada kondisi ideal lingkungan hidup terumbu karang.
1.

METHODOLOGI

Pengaturan Parameter Pengukuran


Pengaturan perlu terlebih dahulu dilakukan pada alat pengukuran. Keempat alat ukur
merupakan alat dengan sensitifitas dan frekuensi data pengukuran yang tinggi. Data yang akan
diperoleh dapat disetting maksimal 50 Hz dengan batas burst time dan frekuensi pengukuran.
Pada penelitian ini frekuensi yang digunakan adalah 10 Hz untuk Waterlevel Recorder dan
Current Meter, sedangkan untuk Turbidity Meter 2 Hz dan burst time (rentang pengukuran)
setiap 10 menit.. Sekali burst time terdiri dari 1 menit pembacaan data aktif dan 9 menit istirahat.
Penelitian dilakukan dengan mengamati pengaruh hidrodinamika pada 4 komponen pasang surut
yaitu M2, S2, K1, dan O1. Untuk mendapatkan data pasang surut dengan frekuensi komponen
harmonik pasang surut tersebut maka dilakukan pengukuran selama 15 hari (355 jam).. Untuk
lebih jelas spesifikasi alat dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Spesifikasi Alat

Analisis Data dan Filtering


Data yang telah diperolah akan dianalisa dan diolah lebih lanjut untuk memperoleh hasil.
Dalam proses untuk memperoleh hasil akhir data akan dianalisa dan difiltering. Filtering yang
dimaksudkan adalah digital filtering.
Analisis data
Data-data yang telah dikumpulkan dianalisis mewakili interval waktu tertentu dengan
bantuan bahasa pemograman Fortran. Semua variabel akan dimasukkan ke dalam persamaan DFT
untuk melihat persaman tren gelombang data dan difiltering sesuai dengan frekuensi pasang surut
dengan persamaan IDFT. Proses analisis data terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut.
2.

Analisis ukuran dan distribusi sedimen

Analisa data ukuran butiran sedimen meliputi perhitungan rata-rata (mean), sortasi, kemiringan
(skewness), dan kurtosis.
3.

Kalibrasi derajat kekeruhan

Kalibrasi derajat kekeruhan dilakukan dengan menggunakan sampel sedimen dasar. Hal ini
dilakukan atas asumsi konsentrasi sedimen melayang.
4.

Discrete Fourier Transform (DFT) dan filtering

Data yang sudah dirata-ratakan kemudian dianalisa lebih jauh. Masing-masing data dimasukkan
kedalam persamaan DFT untuk melihat amplitudo maksimum Cp yang terjadi dan nilai amplitudo
pada frekuensi M2 (0,0805 siklus/jam) dengan periode 12,42 jam dan S2 (0,0833 siklus/jam)
dengan periode 12,00 jam. Frekuensi S2 dijadikan batasan filtering dengan jenis Low Pass Filter
(LPF) yang hanya melewatkan data dengn frekuensi rendah. .Selanjutnya data kembali di Inverse
Discrete Fourier Transform (IDFT) untuk mendapatkan data dengan pengaruh komponen
harmonik pasang surut S2.
5.

Analisa data gelombang

Data gelombang diperlukan untuk menghitung tegangan geser akibat gelombang dan tegangan
geser kombinasi arus dan gelombang. Untuk mendapatkan data gelombang, data gelombang
dipisahkan dari data pasang surut dan selanjutnya digunakan metode zero down crossing untuk
mendapatkan tinggi dan periodanya.
6.

Perhitungan tegangan geser

Perhitungan tegangan geser akibat arus magnitudo (pasang surut) dihitung dengan persamaan dari
Soursby (1997 : 53)
o=CDU2..............................................................................(1)
dimana o tegangan geser dasar, massa jenis air, CD kekasaran dasar, dan U2 kecepatan rerata
dititik pengamatan. Selanjutnya untuk tegangan geser akibat gelombang arus dihitung dengan 4
metode yaitu Soulsby, Myrhaug, Nielsen dan Swart yang dibedakawan dengan fwr. Tegangan geser
gelombang dapat dihitung dengan rumus:
w=

................................................................................(2)

dimana w tegangan geser dasar, massa jenis air, fw kekasaran dasar, dan Uw2 kecepatan orbital
bagian bawah.

Anda mungkin juga menyukai