Oleh :
Nama
NIM
: 1308105022
Kelompok
: V.B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
Kata kunci: Diagram terner, campuran tiga komponen, kurva kelarutan, titrasi, fasa
PENDAHULUAN
memiliki
batas
maksimum
dalam
membentuk
jenuh).
endapan
(dalam
keadaan
campuran
berbagai
ekstraksi.
yang
diperlukan
untuk
menghindari
kelarutan
dapat
cara
dilakukan
salah
Ektraksi
komponen
satunya
merupakan
campuran
dengan
dengan
suatu
pada
derajat
cair,misalnya
dituliskan menjadi:
komponen
dicampurkan
tidak
A&B
saling
kebebasan
melarutkan
diturunkan
=C-P+2
Dimana,
= derajat kebebasan
C = jumlah komponen
komponen
dalam
campuran
melalui
tersebut.
P = jumlah fasa
dalam
molekul
untuk
dilarutkan
air
menghidrasi
akan
partikel
terpakai
yang
hanya
kesetimbangan,
Dalam
sebagaimana
ungkapan
diatas,
dinaikan
kelarutannya
dengan
yang
derajat
kebebasan
untuk
sistem
tiga
F = 3 P
keadaan
ditentukan
komponennya.
sistem
sistem
dengan
konsentrasi
Sedangkan
terdapat
dua
tepat
perlu
dari
dua
bila
dalam
fasa
dalam
satu komponen
yang
keberadaan
harus
dipilih
agar
atas
Diagram
terner.
sistem
komponen,
Terner.
komposisi
Komposisi
dapat
komponen
bebas,
Jadi
menggambarkan
masing-masing
simetris
sebagai berikut
contohnya
tiga
tiga
X2
terhadap
dan
X3.
ketiga
komponen,
jumlah
kadar
komponen
dari
dilakukan
sama
sisi
dengan
tiap-tiap
menggambarkan
suatu
sedangkan
Titik
mengukur
jarak
terdekat
ketiga
sisi
segitiga.
titik
P menyatakan
suatu
EKSPERIMENTAL
Bahan
didalam
komponen,
segitiga
campuran
Bahan-bahan
yang
digunakan
Peralatan
setiap labu.
ml
Tahap 3.
thermometer (10-100oC).
Prosedur Pengerjaan
sebagai titran.
Tempat Pengerjaan
Keseluruhan
dilakukan
berikut :
ke -...
1
2
3
4
5
Tahap 1.
Aquades
CCl4
1 ml
3 ml
5 ml
7 ml
9 ml
9 ml
7 ml
5 ml
3 ml
1 ml
dilakukan
yang
ini
eksperimen
dalam
dilakukan
Semua
pengukuran
suatu
Tahap 2.
cairan
yang
terdapat
dalam
ditambahkan
sempurna.Pemisahan
dilakukan
tetapi
satu
campuran
ini
juga
dari
dengan
dapat
komponen
tersebut.
melarutkan
(solute)
Teknik
berkaitan
dapat
salah
dalam
pemisahan
dengan
komponen-komponen
kepolaran
zat
itu,
seperti
etanol
aquades
yang
berfungsi
dilakukan,
terjadi
hal
ini
dikarenakan
etanol
cairan
air
Pada
tersebut
hasil
suatu
semakin
bersifat semipolar.
yang
(aquadest)
yaitu
digunakan
adalah
etanol
CCl4.
etanol
kecendrungan
.Adapun
bahwa
Perbanding
an volume
zat
A:C
Massa
Erlenmeyer
kosong
(g)
Massa
Erlenmeyer
+Zat A (air)
(g)
1:9
3:7
5:5
7:3
9:1
109,69
125,33
106,24
128,96
127,87
110,66
128,33
111,21
135,94
136,76
Massa Erlenme
+ Zat A (air) +
C (CCl4) (g)
124,60
139,15
118,98
140,53
139,71
Tabel 1. Hasil pengamatan percobaan 1 cairan yang digunakan adalah air etanolCCl4.
Perbandingan
volume zat
A:C
Massa
Erlenmeyer
kosong
(g)
Massa
Erlenmeyer
+Zat A (Air)
(g)
Massa Erlenmeyer
+ Zat A (Air) + Zat
C (aseton)
(g)
Vol.Titran
(zat B)
(etanol)
(ml)
Massa
Erlenmeyer
setelah titrasi
(g)
1:9
97,65
98,50
105,38
120
225,38
3:7
98,20
99,85
106,73
83
189,73
5:5
105,26
110,40
114,11
50
164,11
7:3
89,75
96,83
99,21
18
117,21
9:1
126,93
136,22
137,22
3,8
140,02
Tabel 2. Hasil pengamatan percobaan 2 cairan yang digunakan adalah air etanol
aseton.
Percobaan kedua cairan yang digunakan
Kekeruhan
praktikan.
Pengolahan Data
Dari
dilakukan
cairan
variasi
perbandingan
volume
bahwa
semakin
banyak
yang
dimasukkan
kedalam
(etanol)
yang
diperlukan
untuk
hasil
dapat
percobaan
dicari
dapat
dengan
ditentukan
persamaan
berikut:
nA
mC
mA
mB
; nB
; nC
MrA
MrB
MrC
XA
nA
100% ;
n A nB nC
XB
nB
100% ;
n A nB nC
Xc
nC
100%
n A nB nC
Keterangan :
Mr
(gram/mol).
polar.
Setiap
penambahan
air
pada
Erlenmeyer
Perbandingan
A:C
Massa A (g)
Massa C (g)
Massa B (g)
nA (mol)
nB (mol)
nC (mol)
nA + nB + nC
(mol)
XA ( % )
XB ( % )
XC ( % )
1:9
3:7
5:5
7:3
9:1
0,97
13,94
1,44
0,053
0,04
0,09
3
10,82
0,82
0,16
0,023
0,07
4,97
10,82
0,05
0,28
0,001
0,05
6,98
4,59
0,39
0,39
0,01
0,03
8,89
2,95
0,72
0,49
0,02
0,02
0,183
0,253
0,331
0,43
0,53
29
22
49
63
9,1
28
85
0,3
15
91
2,3
6,98
92
3,7
3,7
tersebut..Dengan
menggabungkan
Erlenmeyer
Perbandingan
A: C
Massa A (g)
Massa B (g)
Massa C (g)
nA (mol)
nB (mol)
nC (mol)
nA + nB + nC
(mol)
XA ( % )
XB ( % )
XC ( % )
1:9
3:7
5:5
7:3
9:1
0,85
20
6,88
0,047
3,3
0,12
1,65
83
6,88
0,092
2,30
0,12
5,14
50
3,7
0,285
1,38
0,064
7,08
18
2,38
0,393
0,5
0,04
9,29
2,8
1
0,516
0,08
0,017
3,467
2,512
1,729
0,933
0,613
1,35
95,1
3,46
3,66
91,56
3,46
16,5
79,8
3,70
42,12
53,59
4,29
84,18
13,05
2,77
berbeda,
perubahan
daya
sehingga
saling
larut
terjadi
antara
campuran
menunjukkan
melihat
diagram
homogen
perbandingannya
terner.Pencampuran
zat
dari
akan
larutan
yang
bahwa
telah
menandakan
terpisahnya
melebihi
pencampuran
maka
heterogen.
akan
terjadi
Pencampuran
Daftar Pustaka
Bird, Tony. 1993.
Jakarta: PT Gramedia
Dogra,S.K.1990.Kimia
Soal.UI-Press:Jakarta
Cair
semakin
sedikit
dimasukkan
Fisik
Komponen.
dan
Jurusan
Soal-
Fisika,
etanol
yang
Erlenmeyer
maka
volume
kedalam
Tiga
Pustaka Utama
Kimia,
Fakultas
MIPA,
Universitas
LAMPIRAN LAMPIRAN
1. Percobaan 1 : Komponen A = aquades
B = etanol
C = CCl4
Percobaan 2 : Komponen A = aquades
B = etanol
C = aseton
2. Konsentrasi ketiga komponen dalam % mol untuk tiap campuran ketika terjadi perubahan
fase adalah sebagai berikut:
Percobaan 1 (campuran A dan C sebagai pelarut)
Untuk Pelarut A : C = 1 : 9
MA
= (Massa Erlemeyer + A) - erlemeyer kosong
= 110,66 gram 109, 69 gram = 0,97 gram
MB
= (Massa Erlemeyer + A + B + C) (Massa Erlemeyer + A + C)
=126,04gram 124,60gram = 1,44 gram
MC
= (Massa Erlemeyer + A + C) (Massa Erlemeyer + A)
= 124,60 gram 110,66 gram = 13,94 gram
Dengan cara yang sama maka didapatkan massa masing-masing zat pada :
Erlenmeyer
Perbandingan
A: C
Massa A (g)
Massa C (g)
Massa B (g)
1:9
3:7
5:5
7:3
9:1
0,97
13,94
1,44
3
10,82
0,82
4,97
10,82
0,05
6,98
4,59
0,39
8,89
2,95
0,72
Perhitungan mol
= 0,97 g : 18 g/mol = 0,053 mol
= 1,44 g : 36 g/mol = 0,04 mol
= 13,94 : 154 g/mol = 0,09 m0l
Dengan cara yang sama maka di dapatkan mol masing masing zat yaitu
Erlenmeyer
Perbandingan
A: C
nA (mol)
nB (mol)
nC (mol)
nA + nB + nC
(mol)
1:9
3:7
5:5
7:3
9:1
0,053
0,04
0,09
0,16
0,023
0,07
0,28
0,001
0,05
0,39
0,01
0,03
0,49
0,02
0,02
0,183
0,253
0,331
0,43
0,53
Fraksi mol
= 0,289 mol
= 29 %
= 0,22 mol
= 22 %
= 0,49 mol
= 49 %
Dengan cara yang sama maka di dapatkan mol masing masing zat yaitu
Erlenmeyer
Perbandingan
A: C
XA ( % )
XB ( % )
1:9
3:7
5:5
7:3
9:1
29
22
63
9,1
85
0,3
91
2,3
92
3,7
XC ( % )
49
28
15
6,98
3,7
1:9
3:7
5:5
7:3
9:1
0,85
20
6,88
1,65
83
6,88
5,14
50
3,7
7,08
18
2,38
9,29
2,8
1
Perhitungan mol
= 0,85 g : 18 g/mol = 0,047 mol
= 20 g : 36 g/mol = 3,3 mol
= 6,88 : 58 g/mol = 0,12 mol
Dengan cara yang sama maka di dapatkan mol masing masing zat yaitu
Erlenmeyer
nA (mol)
nB (mol)
nC (mol)
nA + nB +
nC (mol)
1
0,047
3,3
0,12
2
0,092
2,30
0,12
3
0,285
1,38
0,064
4
0,393
0,5
0,04
5
0,516
0,08
0,017
3,467
2,512
1,729
0,933
0,613
Fraksi mol
= 0,0135 mol
= 0,951 mol
= 0,0346 mol
= 1,35 %
= 95,1 %
= 3,46 %
Dengan cara yang sama maka di dapatkan fraksi mol masing masing zat yaitu
Erlenmeyer
XA ( % )
XB ( % )
XC ( % )
1
1,35
95,1
3,46
2
3,66
91,56
3,46
3
16,5
79,8
3,70
4
42,12
53,59
4,29
5
84,18
13,05
2,77