Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
A. Pengertian Indra
Setiap makhluk hidup berhubungan dengan dunia luarnya. Untuk
mengenalidunia itu, setiap makhluk hidup dilengkapi dengan alat indra. Sistem indra
padamanusia juga dikenal dengan nama panca indra. Panca indra adalah lima buah
organyang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut
saraf.merupakan alat perantara yang membawa rangsangan dari indra menuju otak
tempatrangsangan tersebut ditafsirkan. Beberapa rangsangan timbul dari luar tubuh
antaralain sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara. Rangsangan
lainnyayang berasal dari dalam tubuh antara lain rasa haus, lapar dan rasa
sakit.Panca
indra
meliputi
mata
sebagai
indra
penglihatan
yang
peka
B. Kulit
Kulit merupakan indera peraba yang memiliki reseptor khusus untuk
rangsangan panas, dingin, sentuhan, sakit, dan tekanan. Kulit memiliki beberapa
lapisan :
1. Epidermis
Epidermis adalah lapisan bagian terluar kulit yang tersusun dari jaringan
epitel, dimana pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan sel syaraf.
Epidermis tersusun dari beberapa lapisan tipis (epitel skuamosa) yang mengalami
tahap diferensiasi pematangan (keratinisasi), dari luar ke dalam lapisan tersebut
adalah :
Stratum korneum
Stratum lusidum
Stratum granulosum
Selain sebagai alat indra kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagian dalam
seperti otot dan tulang, sebagai alat ekskresi, dan berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh. Sebagai indera peraba kulit memiliki reseptor- reseptor khusus yang berada
pada dermis kulit. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah
epidermis. Reseptor tekan berada di dermis jauh dari epidermis. Rangsangan untuk
sentuhan panas berada di dekat dermis. Turgo reseptor dalam kulit ada :
1. Ruffini peka terhadap rangsangan suhu panas
2. Krause peka terhadap rangsangan suhu dingin
3. Paccini peka terhadap rangsangan tekan dan sentuhan
4. Meissner peka terhadap rangsangan tekanan dan sentuhan
5. Ujung saraf bebas, peka terhadap rangsangan tekanan ringan dan rasa sakit.
Ujung saraf bebas merupakan serat saraf sensorik aferen berakhir sbagai
2
ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik
utama pada kulit. Serat saraf ini merupakan serat saraf tak bermielin atau nermielin
berdiameter kecil yang di lanjutkan dengan serat saraf terbuka yang berjalan di
antara sel epidermis. Beberapa berhubungan dengan epitel khusus, sedangkan pada
epidermis berhubungan dengan folikel rambut dan mukosa oral, akar saraf
membentuk diskus.
Korpuskula peraba (Ujung saraf sekeliling rambut) terletak pada papilla
dermis khususnya ujung jari, bibir, puting, dan genetalia. Memiliki bentuk silindris,
tegak lurus dengan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya 40 mikron.
Korpuskula ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi dua titik.
Korpuskulus berlamel (vater pacini) di temukan di jaringan subkutan pada
telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen
dan genetalia eksterna. Bentuk bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan
diameter 0,5 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat di lihat dengan mata
telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus di suplai oleh sebuah
serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi
korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini di kelilingi
oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun
bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk
menerima rangsangan tekanan yang dalam.
Korpuskulus gelembung (krause) di temukan di daerah mukokutis (bibir dan
genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpus ini
berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah
kapsula tebal yang menyatu dengan endonerium. Di dalam korpuskulus, serat
bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap di selubungi dengan sel
schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir
saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpus ini jumlahnya semakin berkurang
dengan bertambahnya usia. Korpus ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka
terhadap dingin.
Kerja kelima saraf tersebut dapat di kelompokkan menjadi tiga tipe reseptor, yaitu :
a. Termoreseptor
Terdiri dari Ruffini dan Krause.
b. Mekanoreseptor
Terdiri dari Meisner dan Paccini.
c. Reseptor rasa sakit
Merupakan ujung saraf bebas.
Mekanoreseptor banyak terdapat di ujung jari, bibir, telapak kaki dan alat
kelamin. Ujung-ujung reseptor rabaan juga terdapat pada folikel rambut di dalam
lapisan dermis. Reseptor rasa sakit atau nyeri dibedakan dari mekanoreseptor karena
memang mempunyai mekanisme kerja yang berbeda.
Reseptor rasa sakit dapat dikatakan sebagai reseptor kimia yang berbeda di
luar hidung dan lidah. Reaksi kerja yang terjadi akibat sensasi rasa sakit di kulit
diciptakan oleh pelepasan enzim dari jaringan yang rusak atau terluka sehingga akan
mengubah protein tertentu di dalam darah menjadi suatu zat kimia yaitu bradikinin
yang mengaktifkan reseptor rasa sakit.
Penyebaran ujung-ujung saraf tidak merata pada seluruh permukaan kulit.
Bagian ujung jari, telapak tangan, dan telapak kaki memiliki ujung-ujung saraf lebih
banyak dibandingkan bagian tubuh yang lain sehingga kita dapat merasakan
permukaan yang halus dan kasar. Sel-sel saraf peraba juga terdapat pada pangkal
rambut.
Bila rambut muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda asing
maka sel-sel saraf akan terangsang. Karena kulit memiliki beberapa macam reseptor
4
khusus dan setiap reseptor menanggapi satu rangsangan seperti reseptor sentuhan,
panas, dingin, tekanan, sedangkan rasa sakit dan nyeri disebabkan oleh rangsangan
dari salah satu atau beberapa reseptor.
C. Klasifikasi Reseptor
Reseptor sensorik berperan untuk mentransduksikan stimulus lingkungan
menjadi impuls saraf. Reseptor ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber
stimulus yang mempengaruhi ujung reseptor , jenis sensasi yang terdeteksi reseptor,
distribusi reseptor atau ada-tidaknya lapisan pada ujung reseptor.
Distribusi Reseptor
a. Pengindraan umum mengacu pada informasi dari tubuh sebagai satu kesatuan
b. Pengindraan khusus mengacu pada organ indra yang terletak dalam kepala
4.
terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah,
mereka semua di deteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu satunya perbedaan di
antara ketiganya adalah sensasi raba umumnya di sebabkan oleh reseptor taktil di
dalam kulit atau di dalam jaringan tepat di bawah kulit, sensasi tekanan biasanya di
sebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan
beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang di gunakan untuk raba dan tekan.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, karena akhiran syaraf
yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil sehingga kita dapat
membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah
reseptor kinasthesi. Bentuk dan berat benda dapat di bedakan dengan reseptor
tekanan yang di gesekkan. Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan
kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil dan corpuscullum tactus.
1.2. Tujuan
Mahasiswa mampu mengerti dan mempelajari dua golongan mekanisme sensoris
yang dapat dirasakan menurut filogenesisnya, yaitu jalur jalur saraf spinalnya dan
daerah korteks serebral.
BAB II
METODE KERJA
2.1 Paleo-sensibilitas :
2.1.1.
Pada percobaan dengan alkohol atau eter pada kulit. Mula mula di timbulkan
perasaan dingin dahulu kemudian di susul dengan perasaan pana ? Terangkan!
2.
Apakah rasa -rasa panas atau dingin itu di rasakan terus menerus ?
saraf yang terpisah, yang menghubungkan titik di kulit. Kepadatan titik titik rasa
di berbagai tempat di kulit tidaklah sama.
1.
Letakkanlah telapak tangan kiri di atas meja dan tandailah suatu daerah 3 x 3
cm dengan menggunakanstempel yang tersedia.
2.
Selidikilah secara teraturmengikuti garis garis sejajar titi titik panas dengan
menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air panas
bersuhu 50oC ( sebelum di letakkan pada telapak tangan, keringkan dahulu
kerucut itu dengan handuk). Berilah tanda pada titik titik itu dengan tinta hitam.
3.
4.
Buatlah gambar tangan di atas kertas putih dan tuliskan titik rasa itu ke
dalamnya.
5.
Lakukan percobaan tersebut ( no. 2 s/d 3 ) untuk daerah daerah lengan bawah,
kuduk, dan pipi.
Pertanyaan :
2.2. Sensibilitas
2.2.1.
Tutuplah mata manusia coba, kemudian tekanlah ujung pensildengan kuat pada
ujung jarinya.
2.
3.
4.
Ambillah mula mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga manusia coba
belum dapat membedakan dua titik. Kemudian perbesarlah jarak ujung jangka
setiap kali dengan 2 mm, hingga tepat dapat di bedakan 2 titik oleh orang
percobaan.
3.
Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian
di kecilkan setiap kalidengan 2 mm sampai ambang diskriminasi. Ambillah
jarak rata rata dari tindakan no 2 s/d 3.
4.
5.
Tentukanlah dengan cara cara tersebut di atas ambang diskriminasi dua titik
untuk daerah daerah kuduk, pipi, bibir, dan lidah.
6a. Ambilah sekarang jarak terbesar antara ujung ujung jangka yang masih di
rasakan sebagai satu titik oleh kulit depan telinga
6b.
Gerakkanlah jangka tersebut mulai dari kulit depan telinga ke arah pipi, bibir
atas dan bibir bawah. Catatlah yang di alami.
Pertanyaan :
2.2.3
11
1.
2.
3.
4.
Pertanyaan :
2.2.4.
Kemampuan Diskriminasi
Dalam melakukan praktikum ini seringkali timbul kesukaran karena yang di
pakai adalah orang orang sehat dan normal diskriminasinya. Oleh sebab itu di
lakukan perbandingan kemampuan diskriminasi antara tangan ( yang normal ) dengan
lengan bawah atau kuduk
Pertanyaan :
-
Gambarlah jalur jalur dari semua rasa rasa sensoris : raba, tekan, nyeri,
13
BAB III
HASIL PERCOBAAN
A.
Stimulus
Uraian Rasa
Kanan
Es
Dingin
Kiri
Air 40oC
Panas
Kanan Kiri
Air 30 C
Normal kembali
Punggung tangan
B.
Lokasi
Keterangan
Stimulus
Uraian Rasa
Punggung tangan
Hembusan/tiupan
Hangat
Pungung tangan
Hembusan/tiupan
Dingin
Pungung tangan
Hembusan/tiupan
PD
PD
PD
PD
PD
PD
PD
Telapak Tangan
Lengan Bawah
14
PD
PD
PD
PD
PD
Pipi
Kuduk
N
O
Perlakuan
Telapak
Tangan
Lengan
Bawah
Kuduk
Pipi
Suhu Dingin
Suhu Panas
Keterangan :
P : Panas
D : Dingin
X : Tidak terasa panas/dingin
C.
Lokasi
II
III
Rata Rata
Ujung jari
1 mm
0,3 mm
Telapak tangan
8 mm
7 mm
5 mm
6,7 mm
Lengan bawah
3 mm
5 mm
4 mm
5 mm
Lengan atas
12 mm
18 mm
13 mm
14,3 mm
Pipi
11 mm
12 mm
11 mm
11,3 mm
Kuduk
19 mm
7 mm
17 mm
14,3 mm
15
2.
No
Lokasi
Ujung jari
Kuduk
Pipi
Jarak
Diskriminan
rasa tekan
Jarak
Diskriminan rasa
tekan
0 mm
1 titik
4 mm
2 titik
2 mm
1 titik
2 mm
2 titik
4 mm
2 titik
0 mm
1 titik
0 mm
1 titik
12 mm
2 titik
2 mm
1 titik
10 mm
1 titik
4 mm
1 titik
8 mm
1 titik
6 mm
1 titik
6 mm
1 titik
8 mm
1 titik
4 mm
1 titik
10 mm
1 titik
2 mm
1 titik
12 mm
2 titik
0 mm
1 titik
0 mm
1 titik
10 mm
2 titik
2 mm
1 titik\
8 mm
1 titik
4 mm
1 titik
6 mm
1 titik
6 mm
1 titik
4 mm
1 titik
8 mm
1 titik
2 mm
1 titik
10 mm
2 titik
0 mm
1 titik
Rata - rata
3 mm
6 mm
5 mm
16
Lokasi
Ujung jari
Kuduk
Pipi
C.
3.
Jarak
Diskriminan
rasa tekan
Jarak
Diskriminan
rasa tekan
0 mm
1 titik
4 mm
2 titik
2 mm
1 titik
2 mm
1 titik
4 mm
2 titik
0 mm
1 titik
0 mm
1 titik
12 mm
2 titik
2 mm
1 titik
10 mm
1 titik
4 mm
1 titik
8 mm
1 titik
6 mm
1 titik
6 mm
1 titik
8 mm
1 titik
4 mm
1 titik
10 mm
1 titik
2 mm
1 titik
12 mm
2 titik
0 mm
1 tiik
0 mm
1 titik
4 mm
2 titik
2 mm
1 titik\
2 mm
1 titik
4 mm
2 titik
0 mm
1 titik
Rata - rata
2 mm
6 mm
2 mm
No.
Lokasi
Depan Telinga
1 titik
Pipi
2 titik
Bibir atas
2 titik
Bibir bawah
2 titik
Beban awal
Beban akhir
5 gram
50 gram
10 gram
100 gram
50 gram
200 gram
100 gram
300 gram
17
4.
Kemampuan Diskriminasi
A. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
No
1
Lokasi
Kertas Penggosok
Perasa
Halus
Sedang
Kasar
Halus
Sedang
Kasar
Kertas Penggosok
Perasa
Kecil
Sedang
Besar
Kecil
Sedang
Besar
Ujung jari
Lengan bawah
No
1
Lokasi
Telapak tangan
Lengan bawah
18
Lokasi
Telapak tangan
Lengan bawah
Bentuk
Perasaan
Lingkaran
Segitiga
Persegi panjang
Setengah lingkaran
Persegi
Lingkaran
Segitiga
Persegi panjang
Setengah lingkaran
Persegi
19
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
4.1.1.
4.1.2.
4.1.3.
20
Setelah melakukan percobaan ini dapat diketahui bahwa kulit memiliki jumlah
dan penyebaran reseptor penerima rangsang pada kulit tidak merata. Berdasarkan
percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa kepadatan titik reseptor rasa diberbagai
tempat dikulit tidak sama.
Pada percobaan menggunakan air panas, dapat dibandingkan bahwa dari kotakkotak berjumlah sembilan yang telah diberikan pada daerah telapak tangan, lengan
bawah, pipi, dan kuduk, diketahui bahwa telapak tangan dan lengan bawah lebih
peka dibandingkan pipi dan kuduk. Hal ini disebabkan karena kepadatan titik-titik
reseptor pada telapak tangan dan lengan bawah terhadap panas lebih padat
dibandingkan pipi dan kuduk sehingga telapak tangan dan lengan bawah lebih peka.
Kepekaan yang berbeda ini juga dirasakan saat tubuh diberi air dingin. Pada
pemberian air dingin terhadap daerah telapak tangan, lengan bawah, pipi, dan kuduk,
menunjukkan pipi lebih peka dibandingkan dengan telapak tangan, lengan bawah
dan kuduk. Hal ini dapat dijelaskan karena kepadatan titik reseptor di pipi terhadap
dingin lebih padat pada daerah tersebut.
4.2.
Neo-sensibilitas
4.2. 1. Lokalisasi Rasa Tekan
Pada praktikum ini, kedua mata orang coba ditutup kemudian ujung pensil
ditekan dengan kuat pada ujung jari. Lalu, orang coba diminta untuk menunjukkan
titik rangsangan tersebut dengan menggunakan ujung pensil. Percobaan dilakukan di
beberapa tempat seperti ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi
dan kuduk. Rata-Rata jarak yang didapat antara lain, 0,3 mm ; 6,7 mm ; 5 mm ; 14,3
mm ; 11,3 mm ; 14,3 mm.
Perbendaan antara lokasi penekanan dan lokasi yang ditunjuk orang coba
dipengaruhi oleh lapangan reseptif yang berada di bawah bagian tengah ujung pensil
tempat rangsangan paling kuat segera terangsang, namun lapangan reseptif yang
berada disekitarnya juga terangsang, walaupun dengan tingkat yang lebih rendah
karena lapangan-lapangan tersebut tidak perlu terdistorsi. Saat informasi dari seratserat aferen yang terangsang secara marginal di bagian tepi daerah rangsangan ini
sampai ke korteks, lokalisasi ujung pensil akan menjadi kabur. Hal ini yang
menyebabkan pada percobaan ini terdapat jarak antara tempat ditekankannya pensil
dan tempat yang ditunjuk oleh orang coba.
Berdasarkan rata-rata pada hasil percobaan yang telah kita lakukan bagian
yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada ujung jari. Hal ini ditunjukan
21
dengan hasil rata-rata pada daerah ujung jari yang paling kecil yaitu sebesar 0,3 mm.
Hal ini dikarenakan reseptor badan meissner terdapat di daerah tubuh tidak berambut
serta ujung jari. Lokalisasi rasa tekan secara otomatis dipengaruhi oleh reseptor
tersebut.
4.2.2. Diskriminasi Rasa Tekan
Apabila dua titik yang ditekankan oleh sebuah jangka yang ditempelkan ke
permukaan kulit memiliki lapangan perspektif yang berbeda maka akan dirasakan 2
titik yang terpisah. Sebaliknya, jika dua titik pada jangka yang ditekankan memiliki
lapangan perspektif yang sama maka akan dianggap sebagai satu titik. Percobaan ini
memiliki nilai ambang dua titik, dimana meskipun menggunakan cara simultan atau
serentak jika melewati nilai ambang dua titik maka orang coba akan merasakan
bahwa ada dua titik yang ada. Saat menggunakan cara successif orang akan lebih
merasakan bahwa dua titik, karena jangka ditekankan ke permukaan kulit secara
bergantian tidak bersama. Sebaliknya, jika menggunakan cara simultan orang akan
merasakan satu titik, namun jika jaraknya sudah melewati ambang dua titil maka
tetap akan dirasakan dua titik.
Pada percobaan dapat terlihat pada bagian ujung jari dan pipi terjadi perbedaan
diskriminasi antara simultan dan successif dengan rata -rata simultan pada ujung jari
3 mm dan successif 2 mm, sedangkan simultan pada pipi 5 mm dan successif 2 mm.
Sedangkan tingkat diskriminasi terendah terjadi di daerah kuduk dengan rata-ratanya
simultan dan successif 1 mm.
Pada percobaan berikutnya menggunakan jarak terbesar di rasakan 1 titik oleh
kulit depan telinga yaitu 2 mm. Hasil percobaan yang di dapat pada jarak 2 mm
tersebut pada pipi, bibir bawah, dan bibir atas percobaan mencapai nilai ambang 2
titik, yang artinya pada kulit depan telinga memiliki rangsangan yang lebih peka atau
sensitiv di bandingkan di daerah pipi, bibir atas dan bibir bawah.
4.2.3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner
Pada percobaan yang dilakukan sesuai dengan hukum Weber-Frechner. Saat
orang coba melakukan percobaan ini ia harus mengenali kenaikan berat benda pada
kotak penimbang. Saat awal orang coba belum dapat mengenali kenaikan beban
yang ada pada kotak penimbang. Namun setelah ditambahkan beberapa beban lagi,
orang coba mengerti penambahan beban yang diberikan pada kotak penimbangnya.
4.2.4. Kemampuan Diskriminasi
4.2.4.1.
4.2.4.3.
4.3.
Pada percobaan dengan alkohol atau eter pada kulit. Mula mula di timbulkan
perasaan dingin dahulu kemudian di susul dengan perasaan pana ? Terangkan!
Jawaban :
Setelah punggung tangan dibasahi dengan alkohol lalu dalam jarak 10 cm
ditiup maka akan terasa dingin kemudian panas. Hal ini disebabkan karena
alkohol akan menyerap energi panas tubuh dan energi panas itu digunakan
untuk mengubah fase cair alkohol menjadi uap dan menguapkan alkohol ke
udara luar. Alkohol yang dioleskan pada tubuh akan dengan cepat menguap.
Saat proses penguapan, tubuh akan melepaskan energi panas yang dimiliki
untuk penguapan tersebut sehingga menyebabkan tangan terasa dingin, namun
penguapan alkohol yang sangat cepat mengakibatkan perubahan suhu dan
menyebabkan tangan terasa panas.
2.
Apakah rasa -rasa panas atau dingin itu di rasakan terus menerus ?
Jawaban :
Rasa panas dan dingin yang dirasakan oleh tubuh saat mencelupkan tangannya
ke dalam air panas ataupun air dingin tidak akan dirasakan secara terus
23
menerus. Hal ini disebabkan karena indera suhu berespons terhadap perubahan
suhu. Bila dengan tiba-tiba reseptor dingin mengalami penurunan suhu, maka
mula-mula reseptor akan terangsang dengan kuat sekali, namun selama
beberapa detik pertama rangsangan ini dengan cepat akan memudar dan
selama 30 menit atau lebih berikutnya secara progresif akan melambat. Ini
berarti, bila suhu kulit secara aktif menurun, maka orang itu akan merasa lebih
dingin daripada bila suhu itu tetap tingginya. Sebaliknya bila suhu secara aktif
naik maka orang itu akan merasa lebih hangat daripada bila suhu tetap konstan.
Dengan kata lain reseptor akan mengalami adaptasi.
4.3.2. Reaksi-reaksi di kulit
1. Di daerah manakah dari tubuh masing masing rasa itu terpadat ?
Jawaban
Telapak tangan adalah salah satu daerah kulit yang paling sering
mendapatkan rangsangan sehingga daerah ini menjadi sangat sensitif.
Ujung saraf bebas adalah yang paling banyak ditemui persebarannya.
Karena serat saraf sensoris banyak yang berakhir sebagai ujung saraf bebas.
Hal ini mengakibatkan hampir di seluruh daerah kulit peka terhadap rasa
nyeri atau sakit. Berbeda dengan paccini, mereka banyak ditemukan di
daerah lapis retikuler dermis, terutama di bawah ujung-ujung jari. Sehingga
daerah ini peka terhadap tekanan. Namun badan paccini hanya berespon
terhadap perubahan cepat dalam tekanan, dan tidak dalam tekanan yang
berkepanjangan. Badan meissner terdapat pada papila dermis tertentu pada
daerah kulit yang terutama sensitif ---telapak tangan, telapak kaki, ujung jari
tangan dan kaki, bibir, dan genitalia externa.
Telah dijelaskan pula bahwa kulit sebagai alat indra yang peka
rangsang memiliki jumlah dan penyebaran reseptor penerima rangsang pada
kulit tidak merata. Pada hasil percobaan di atas juga terbukti bahwa masingmasing daerah di kulit memiliki kepekaan yang berbeda. Misal, daerah yang
peka terhadap rasa panas (ruffini) adalah telapak tangan dan pipi. Daerah
yang peka terhadap rasa dingin (krause) adalah telapak tangan dan kuduk.
Daerah yang peka terhadap rasa nyeri adalah hampir semua memiliki
kepadatan yang hampir sama. Karena reseptor rasa nyeri hampir tersebar
merata di seluruh daerah kulit.
4.3.4.
maka
dampaknya
mungkin
menjadi
semakin
25
4.3.6.
Signaling transduction
RECEPTOR
SENSORIC
afferent
SENSORIC AREA
ASOSIATION
Cortex cerebri
PERCEPTION
NERVE
MOTORIC AREA
MOTORIC
Cortex cerebri
NERVE
efferent
RESPONS
output
EFECTOR
26
27
BAB V
KESIMPULAN
Kulit merupakan salah satu alat indera manusia, yakni indera peraba. Kulit merupakan
indera peraba yang memilki reseptor khusus untuk rangsangan panas, dingin, sentuhan, sakit, dan
tekanan. Kulit memilki lapisan-lapisan, lapisan luar disebut epidermis dan lapisan dalam disebut
dengan epidermis. Sebagai alat indra kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagian dalam semisal
otot, dan tulang, alat ekskresi, dan pengatur suhu tubuh. Sebagai indera peraba kulit memilki
resptor-reseptor khusus, antara lain ujung saraf bebas, korpuskulus peraba, korpuskulus berlamel,
korpuskulus gelembung, korpuskulus ruffini, dan spindel neuromuskular. Kulit memilki reseptor
lain yang terklasifikasi yakni termoreseptor, mekanoreseptor, kemoreseptor, dan osmoreseptor.
Diskriminasi titik merupakan kemampuan membedakan rangsan kulit oleh satu ujung benda
dari dua ujung benda. Tubuh memilki variasi dalam membedakan diskriminasi dua titik ini.
Pada tempat tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap
stimulus taktil, terdapat banyak corpusculum tractus. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi
perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus.
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, karena akhiran syaraf
yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil sehingga kita dapat
membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya .
28
DAFTAR PUSTAKA
1. CAHYA, SURYANA (2012) TRAINER DISPENSER HOT AND COOL UNIT PROYEK
AKHIR. Other thesis, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2. Barrett, K. E , Barman, S. M, Boitano, S, & Brooks,H. L. Ganongs Review of Medical
Physiology. 23rd edn, USA: The McGraw-Hill Companies; 2010: 177.
3. Guyton & Hall.Textbook of Medical Physiology, 11st. Jakarta : EGC; 2007: 585, 594.
4. Sherwood, L. Human Physiologi: From Cells to Systems, 7th edn, USA: Yolanda Cossio;
2010: 191-192.
5. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisisologi. Jakarta:EGC; 2003.
6. Fawcett, Don W. Buku ajar histologi. Jakarta:EGC; 2002
29