Anda di halaman 1dari 4

Faktor-Faktor dalam Pengambilan Keputusan

Abstrak
Sebuah tindakan dalam pengambilan keputusan yang kita hadapi itu bergantung
pada apa kata suara hati kita. Dapat dilihat dari contoh sederhana seperti dilemma,
dilemma adalah suatu keadaan di mana kita harus memilih sebuah keputusan di antara
dua pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan bagi kita. Suara hati membuat kita
berpikir tentang sebuah penyimpulan dari kondisi-kondisi yang ada, dalam proses
berpikir atau penalaran (silogisme) inilah akan lahir sebuah jalan atau langkah yang
harus kita lakukan. Selain itu, untuk menentukan keputusan dari masalah realitas
(ontologi) apa yang kita hadapi tentunya kita membutuhkan pengetahuan (epistemologi)
terlebih dahulu terhadap apa yang kita hadapi dari situ akan muncul asas pemikiran
terhadap apa yang kita ketahui dan cara serta etika (aksiologi) yang harus kita perlu
perhatikan.
Pendahuluan
Pengambilan keputusan sering kali dibutuhkan oleh kita dalam mengambil sikap
terhadap situasi dan kondisi. Di dalam berbagai kondisi yang kita hadapi baik dalam
kondisi menguntungkan atau pun merugikan, kita juga tetap membutuhkan sebuah
pengambilan langkah keputusan di antara 2 kondisi tersebut. Tidak bisa kita memilih
untuk mengambil keputusan dalam kondisi menguntungkan saja, karena kita tidak tahu
apa yang akan kita alami nanti dalam kehidupan kita. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi kita dalam mengambil keputusan karena keputusan sendiri ialah pilihan
sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif yang memungkinkan dalam suatu posisi
tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan. 1 dan pengambilan ialah bagian
dari suatu peristiwa yang meliputi diagnose, seleksi tindakanTujuan dari tinjauan
pustaka ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kualitas sebuah pengambilan keputusan.
Asas Pemikiran

Dalam aktivitas berpikir kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh
Logika disebut Asas berpikir. Asas sebagaimana kita ketahui adalah pangkal atau asal
dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti. Maka Asas Pemikiran adalah
pengetahuan di mana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas ini bagi
kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu pemikiran tergantung
terlaksana tidaknya asas-asas ini. Ia adalah dasar daripada pengetahuan dan ilmu.

Asas ini dibedakn menjadi beberapa pemikiran antara lain, Asas identitas (principium
identitatis = qanun zatiyah).Ia adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas
pemikiran yang lain. Kita tidak mungkin dapat berpikir tanpa asas ini. Prinsip ini
mengatakan bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan lainnya. Jika kita mengakui
bahwa sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A, B atau C. Bila kita beri perumusan
akan berhunyi: Bila proposisi itu benar maka benarlah ia. 1 Jadi yang dimaksud ialah
sesuatu adalah sebagaimana adanya dan yang bukan nilai. Asas kecukupan penalaran
(principle of sufficient reason / PSR) segala yang ada memiliki alas an yang cukup
untuk adanya dan karena itu segala yang ada dapat dijelaskan oleh nalar.
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
(syllogism dilafalkan sill-owe-jizz-um) memuat dua premis, atau pernyataan yang
harus kita asumsikan benar, ditambah suatu konklusi. Silogisme meliputi kuantitas,
sehingga menggunakan kata-kata; semua, untuk setiap, ada, tak satupun, atau istilahistilah sinonim lainnya. Dalam penalaran kondisional, pernyataan sering dinyatakan
dengan huruf-huruf p dan q. Sedangkan, dalam silogisme menggunakan simbol-simbol
tradisional A, B, dan C.2 Pengertian silogisme juga bisa sebagai proses jalannya
penyimpulan atau cara kerja penyimpulan dari 2 keputusan yang disimpul menjadi
keputusan yang baru. Keputusan yakni nalar manusia yang melaluinya manusia
mengambil suatu pilihan secara sadar dan teliti untuk merealisasikan tujuan yang ia
harapkan terhadap suatu posisi dan kenyataan yang dihadapinya. 2
Dari skenario kasus yang kita dapat skenario F, dua orang kakak-beradik yang
bernama Reinhold Messner dan Gunther Messner mengadakan pendakian gunung lalu
mereka mendapat sebuah bencana dari cuaca sekitar dan sang adik yang tidak dapat
melanjutkan perjalanan. Hal ini membuat si kakak mengalami dilemma akan keputusan

yang harus diambil. Dapat diketahui bahwa Reinhold Messner menghadapi dilemma di
mana keputusan yang harus dia ambil antara turun atau tidak. Dalam keputusan yang
dia hadapi, Reinhold Messner menarik sebuah penyimpulan, yaitu bahwa kalau dia
tidak turun, dia akan mati berdua bersama adiknya tapi kalo dia turun kemungkinan
besar adiknya meninggal. Silogisme yang terdapat di skenario ini, dengan pilihan yang
ada Reinhold Messner memutuskan untuk turun.
TIga dasar dalam aktivitas mengetahui yaitu, ontologi yang berasal dari
bahasa Yunani yang merupakan dua rangkain kata yaitu ; onto dan logi. Kata onto atau
onta berarti yang ada. Logos berarti ilmu pengetahuan dengan demikian ontologi
adalah ilmu pengetahuan tentang sesuatu yang ada sejauh itu ada. 4 epistemologi
berasal dari bahasa Yunani, gabungan kata episteme dan logos. Episteme berarti
pengetahuan sedangkan logos lazimnya menunjukkan teori atau pengetahuan secara
sistemik. Epistemologi adalah cabang ilmu yang menengarai masalah-masalah filosofis
yang mengitari teori ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, epistemology adalah bagian
filsafat yang meneliti asalusul, asumsi dasar, sifatsifat, dan bagaimana memperoleh
pengetahuan.5 Aksiologi adalah nama lain dari filsafat nilai. Aksiologi termasuk cabang
dari etika bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Nilai dan implikasi aksiologi di
dalam pendidikan ialah pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai
(nilai tindakan moral, nilai ekspresi keindahan dan nilai kehidupan sosio-politik) di dalam
kehidupan manusia 6
Tentunya semua perbuatan, tindakan serta keputusan yang kita lakukan berasal
dari suara hati kita sendiri. Hati dan perasaan kita sendiri lah yang mengacu kita untuk
memikirkan apa yang harus kita lakukan. Suara hatilah yang menuntun kita dalam
bertindak. Suara hati ialah kesadaran moral kita dalam situasi konkret. Bila suatu
tindakan yang kita pilih tidak sesua atau cocok dengan apa kata hati kita, pasti akan
timbul penyesalan, rasa bersalah dan ketidakpuasan. 7 Pada akhirnya akan berdamoak
pada kinerja kita dalam pekerjaan yang kita pilih, apabila keputusan yang diambil di
bidang karir. Bisa juga berdampak negatif terhadapa pemikiran orang lain tentang diri
kita apabila kita keliru dalam mengambil keputusan. Hati nurani adalah keputusan akal
budi, di mana manusia mengerti apakah satu perbuatan konkret yang ia rencanakan,
sedang laksanakan, atau sudah laksanakan. Baik atau buruk secara moral yang

terungkap dalam tindakan lahiriah (moralitas) dan tindakan yang didasari oleh suatu
aturan tetapi ada maksud atau motivasi tertentu dalam tindakannya (legalitas) 8
Dalam skenario, Reinhold Messner memutuskan untuk turun untuk mencari
bantuan, meskipun dia tahu peluang adiknya meninggal lebih besar dibandingkan
peluang dia untuk berhasil mencari bantuan. Tetapi Reinhold Messner menggunakan
suara hati dia untuk mengambil keputusan yang dia anggap baik tersebut secara sadar
Penutup
Pengambilan keputusan yang dapat dilihat dari scenario kasus F yang dilakukan
oleh sang kakak Reinhold Messner ini adalah menurut suara hati, karena Reinhold
melakukannya sesuai kesadaran dia terhadap situasi konkret yang dia hadapi.
Keputusan yang diambilnya baik menurut dia meskipun Reinhold Messner tahu resiko
yang dapat terjadi.
Daftar pustaka
1. Wiriaatmadja, R. (2000). Sejarah dan Pendidikan Sejarah Menghadapi
Tantangan Abad ke-21. Jurnal Pendidikan Sejarah No. 1, Vol. I.
2. Moordiningsih, Faturochman. Proses pengambilan keputusan dokter
(physician decision making). Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Mada 2008; 33(2): 115
3. Jacob C. Logika informal : pengembangan penalaran logis 2010; 2(5): 2-5
4. Iskandar. Ontologi, ilmu, dan wahyu. Jurnal Hunafa 2004; 1(1): 1-6
5. Ghufrom MN. Hubungan antara kepercayaan epistemologi dan pendekatan
belajar: studi metaanalisis Des 2009;36(2): 130 143
6. Sandono T. Aksiologi. Jurnal HMJ aqidah dan filsafat UIN SGD Bandung April
2013; 1(1): 1-7
7. Putri SAP. Karir dan pekerjaan di masa dewasa awal dan dewasa madya. Majh
Ilmi Infor Sept 2012; 3(3):194
8. Listiati I. Tentang suara hati Jun 2010. Diunduh dari
http://katolisitas.org/5160/tentang-suara-hati, 28 Okt 2013

Anda mungkin juga menyukai