Pembimbing:
dr. Iqbal Pahlevi Nst, Sp.BA
Definisi
Suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus
tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis
ani, agenesis rektum dan atresia rektum.
Epidemiologi
Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal
di seluruh dunia adalah 1 dalam 5000 kelahiran.
Lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada
perempuan.
Fistula rektouretra: kelainan yang paling banyak
ditemui pada bayi laki-laki, diikuti oleh fistula
perineal.
Atresia ani diikuti fistula rektovestibular dan
fistula perineal yang paling banyak pada bayi
perempuan.
Embriologi
Secara embriologi, saluran pencernaan berasal dari
foregut, midgut dan hindgut.
Foregut akan membentuk faring, sistem pernafasan
bagian bawah, esofagus, lambung sebagian
duodenum, hati dan sistem bilier serta pankreas.
Midgut membentuk usus halus, sebagian duodenum,
sekum,
appendik,
kolon
asenden
sampai
pertengahan kolon transversum.
Hindgut meluas dari midgut hingga ke membrana
kloaka, membrana ini tersusun dari endoderm
kloaka, dan ektoderm dari protoderm atau analpit.
Usus terbentuk mulai minggu keempat disebut
sebagai primitif gut.
Etiologi
Atresia ani dapat disebabkan karena:
1. Putusnya saluran pencernaan di atas dengan
daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang
dubur.
2. Gangguan organogenesis dalam kandungan.
3. Berkaitan dengan sindrom down.
Patofisiologi
Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan
septum anorektal pada kehidupan embrional.
Manifestasi klinis diakibatkan adanya obstruksi
dan adanya fistula. Obstruksi ini mengakibatkan
distensi abdomen, sekuestrasi cairan, muntah
dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir
melalui fistel menuju rektum, maka urin akan
diabsorbsi
sehingga
terjadi
asidosis
hiperkloremia, sebaliknya feses mengalir kearah
traktus urinarius menyebabkan infeksi berulang.
Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula
antara rektum dengan organ sekitarnya.
Klasifikasi (Wingspread)
Laki-Laki
Perempuan
Manifestasi KLinis
Gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani
terjadi dalam waktu 24-48 jam.
Gejala itu dapat berupa :
1. Perut kembung.
2. Muntah.
3. Tidak bisa buang air besar.
4. Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi
tegak serta terbalik dapat dilihat sampai dimana
terdapat penyumbatan
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang teliti.
1. anamnesis dapat ditemukan :
a. Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir.
b. Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga
ditemukan adanya fistula.
c. Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum
(+) dan kemungkinan kelainan adalah letak rendah
2. Pemeriksan Fisik
Pemeriksaan klinis segera setelah lahir dengan inspeksi
daerah perianal dan dengan memasukkan termometer
melalui anus.
Mekonium biasanya tidak terlihat pada perineum pada
bayi dengan fistula rektoperineal hingga 16-24 jam.
Inspeksi perianal sangat penting. Flat "bottom" atau flat
perineum, ditandai dengan tidak adanya garis anus dan
anal dimple mengindikasikan bahwa pasien memiliki
otot-otot perineum yang sangat sedikit. Tanda ini
berhubungan dengan atresia ani letak tinggi dan harus
dilakukan colostomy
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan atresia ani tergantung klasifikasinya.
Atresia ani letak tinggi dan intermediet dilakukan
sigmoid kolostomi atau TCD dahulu untuk dekompresi
dan diversi, setelah 6 12 bulan baru dikerjakan
tindakan definitif Postero Sagital Anorektoplasti
(PSARP).
Atresia ani letak rendah dilakukan perineal anoplasti,
dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan
stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter
ani ekternus.
Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion.
Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin,
berbeda dengan Pena dimana dikerjakan minimal
PSARP tanpa kolostomi.
Laporan kasus
Anamnesis
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Alamat
Agama
Tgl masuk
Anamnesis
: By. FT
: 14 jam
: Laki-laki
:: Dusun 13
: Islam
: 7 Juni 2013
: Alloanamnesis
Anamnesis
KU : Tidak ada lubang anus
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak lahir 14
jam SMRS. Pasien merupakan anak ketiga.
Riwayat Riwayat persalinan PSP, ditolong
bidan, cukup bulan, BBL 3300 grm, lahir segera
menangis. ANC tidak jelas
RPT : RPO : -
Vital sign
Kesadaran
Nadi
Frek. Nafas
Temp
: Compos mentis
: 176 x/menit
: 46 x/menit
: 37.0 C
BB : 3300 gram
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Konj. Palpebra inferior pucat (-/-)
ikterik (-/-) , pupil isokor (3 mm)
T/H/M : dalam batas normal
Leher : Pemb. KGB (-)
Toraks
Inspeksi
: simetris fusiform, retraksi (-)
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : SP = Vesikuler, ST (-)
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (+), venektasi (-)
Palpasi : Soepel
Perkusi : Hipertimpani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Ekstremitas : dalam batas normal
AnoGenital : laki-laki, anus (-)
Value
Nilai Normal
Hb
18.10
13.4-19.8
Eritrosit
5.19 x 106
5.33-5.47 x 106
Leukosit
22.94 x 103
6.0-17.5 x 103
Hematokrit
42.10
51-65
Trombosit
288.000
217.000-497.000
PT
16.2
13.10
INR
1.26
APTT
33.2
30.3
TT
18.2
17.9
KGD ad Random
128
<200
Albumin
4.0
2.8-4.4
Ureum
22.90
<50
Kreatinin
0.56
0.24 0.85
Na
137
135-155
4.4
3.6-5.5
Cl
106
96-106
Pemeriksaan Radiologis
Hasil: Jantung ukuran normal.
Tidak tampak perselubungan
di kedua paru. Tampak
distensi usus. Udara di kavum
pelvic masih tampak.
Preperitoneal fat line kanankiri baik.
Kesan: Cor dan pulmo tidak
tampak kelainan. Distensi
usus ec?
Saran: Barium enema
Diagnosis:
Atresia Ani
Penatalaksanaan
IVFD D5% dan NaCl 0,225% 15 gtt/i mikro
Inj. Ceftazidine 150 mg/12 jam
Inj. Gentamicin 15 mg/12 jam
Planning
Pre Op
Post Op
Terima Kasih