Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Teknik Pemboran 2014

BAB II
PEMBORAN EKSPLORASI
2.1.

Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
tentang keadaan endapan batubara yang meliputi bentuk dan pola sebaran,
kualitas dan sumberdaya batubara tersebut agar dapat dikembangkan hinga ke
tahap penambangan.

2.2.

Dasar Teori
Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian yang
akan di tambang, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan
hidup. Dalam upaya untuk memperoleh bukti nyata yang rinci dan
menyakinkan, maka harus mampu mengambil contoh dari endapan bahan
galian yang berada di tanah. eksplorasi prospek seharusnya dilakukan secara
berurutan disesuaikan dengan tingkatan perolehan data yang terdefinisi dan
kegiatan tersebut sebaiknya melibatkan tim gabungan yang terdiri dari
geologis dan explorer, mining enginering, chemist (untuk preparasi conto).
Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan
eksplorasi di bedakan atas eksplorasi langsung dan eksplorasi tak langsung.
1. Eksplorasi langsung
a. Eksplorasi langsung permukaan
Cara eksploitasi langsung di permukaan yang sering di gunakan
adalah penyelidikan singkapan (outcrop), penjejakan (tracing float),
pembuatan parit (trenching), pembuatan sumur uji (tes pit) dan
pemboran inti.

b. Eksplorasi langsung bawah permukaan


Cara eksploitasi langsung bawah permukaan yang sering di
gunakan adalah pemboran inti dan adit tes. Eksplorasi bawah
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


permukaan dilakukan bila keadaan permukaan memungkinkan tidak
mudah ambruk. Eksplorasi bawah permukaan di lakukan dengan
cara membuat terowongan (adit dan tunnel), shaft, raise, winze,
drift, cross cut.
2. Eksplorasi geofisika
Penyelidikan ini pada prinsipnya hanya menggunakan sifat fisika
dari endapan bahan galian yang akan dicari terutama yang berada di bawah
permukaan. Untuk suatu endapan yang tersingkap di permukaan cara ini
tetap di perlukan untuk mengetahui bentuk geometri endapan bahan galian
tersebut secara keseluruhan.
(Anonim. 2014)
Salah satu keputusan penting di dalam kegiatan eksplorasi adalah
menentukan kapan kegiatan pemboran dimulai dan diakhiri. Pelaksanaan
pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan
zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian
kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran
geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.1
Pemboran Eksplorasi
Pemboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari
beberapa endapan dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


berfungsi untuk perhitungan cadangan. Metode pemboran yang akan
digunakan bergantung kepada akses permukaan. Pada daerah yang tidak
mengalami kendala akses pola pemboran yang digunakan adalah persegi
panjang dengan bentuk teratur. Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi
dip dari anomali bawah permukaan atau interpretasi pusat anomali geofisika
(atau anomali geokimia) di bawah permukaan.
Program berikutnya direncanakan setelah melihat hasil dari sejumlah
lubang bor pada daerah target. Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi
ukuran target, atau pengalaman sebelumnya terhadap endapan yang sejenis
dan dari sejumlah kegiatan pemboran di lokasi tersebut. Lokasi pemboran dan
orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses pemboran pada lubang
pertama. Jika pemboran pada lubang pertama tidak memberikan keyakinan
geologi yang pasti maka daerah target lain harus dicoba.
Suatu endapan paling tidak sudah didefinisikan arah kemenerusan
dan zona mineralisasinya. Spasi antar lubang bor bergantung pada tipe
mineralisasi dan kemenerusannya. Contoh kasus seperti endapan urat, lubang
bor pertama digunakan untuk mengidentifikasikan struktur, dan tidak banyak
digunakan untuk penentuan kadar karena hal tersebut biasanya ditaksir secara
akurat dengan sampel bawah permukaan.
Pola pemboran dalam kegiatan eksplorasi bergantung dari data yang
diperoleh. Pada tahap pengenalan dimana seorang geologist belum
mengetahui secara jelas lokasi maka lubang bor pertama dapat digunakan
untuk orientasi. Untuk eksplorasi endapan uranium, batubara dan borat
lubang pengamatan dapat dibuat pada jarak 10 km dari formasi sedimen yang
diamati. Lubang berikutnya terletak beberapa kilometer dari target dengan
spasi 100200 m. Namun demikian spasi pemboran dapat juga ditentukan
dari peta geologi, geokimia, geofisika dan hasil geostatistik (Anonim. 2014).
Penentuan pola pemboran secara normal dilakukan dengan grid yang
teratur pada suatu zona mineralisasi. Hal ini akan memberikan data statistik
yang baik dan penampang geologi dengan proyeksi minimum. Pagaran sangat
baik dibuat pada jarak 200400 m dengan interval lubang antara 100200 m
sehingga memberikan ruang untuk pengisian kembali. Letak lubang khusus
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


sangat penting dan biasanya dibor dengan sudut siku-siku terhadap arah
kemiringan rata-rata.
Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :
1. Identifikasi struktur geologi,
2. Sifat fisik batuan samping dan badan bijih,
3. Mineralogi batuan samping dan badan bijih,
4. Geometri endapan,
5. Sampling.
Sebelum membor sebuah lubang, disarankan untuk membuat
penampang memanjang hal ini bertujuan untuk deviasi lubang jika
memungkinkan. Pemboran sangat mahal dan memerlukan waktu yang banyak
dalam kegiatan eksplorasi karena obyeknya adalah jumlah lubang yang pasti
dan dilengkapi dengan data kadar dan tonase tiap level dari zona mineralisasi.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam perhitungan cadangan adalah zona
pengaruh tiap conto belum dapat diketahui sampai setengah perkerjaan
selesai.
Sebagai

contoh,

dapat

dilihat

beberapa

tahapan

pemboran

berdasarkan anamoli geokimia :


1. Titik bor ke-1 dan ke-2 ditujukan untuk memastikan (membuktikan)
adanya zona mineralisasi (secara vertikal) pada pusat anomali.
2. Selanjutnya

pemboran

pada

titik

bor ke-3 bersifat

memastikan

kemenerusan zona mineralisasi tersebut (ke arah kemiringan).


3. Sedangkan titik bor ke-4 dan ke-5 merupakan titik bor yang ditujukan
untuk melihat kemenerusan zona mineralisasi ke arah jurus dari hasil
pemboran pada titik ke-1 dan ke-2.
4. Begitu juga dengan titik bor ke-6 dan ke-7, ditujukan untuk mengetahui
kemenerusan searah jurus hasil pemboran pada titik bor ke-3.
5. Dan selanjutnya dilanjutkan dengan titik bor ke-8 dan ke-9, yang ditujukan
untuk mengetahui kemenerusan titik bor sebelumnya, dan seterusnya
dengan pola yang sama sampai diperkirakan zona mineralisasi telah
tercakup secara keseluruhan.
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Dalam melakukan perencanaan pemboran, hal-hal yang perlu
diperhatikan dan direncanakan dengan baik adalah :
1. Kondisi geologi dan topografi,
2. Tipe pemboran yang akan digunakan,
3. Spasi pemboran,
4. Waktu pemboran, dan
5. Pelaksana (kontraktor) pemboran.
Monitoring geologi dan mineralisasi yang dipotong selama
pemboran sangat penting dalam rangka pengontrolan harga atau biaya. Pada
tahap awal dari pemboran dibutuhkan seorang engineer disamping alat bor
sehingga kegiatan pemboran dapat berjalan dengan cepat. Data mineralisasi,
litologi, dan struktur dapat direkam dan diplot pada grafik log sesegera
mungkin setelah data diperoleh. Data ini umumnya diperoleh dari kepingan
material yang dibor yang biasanya menyatu dengan permukaan alat bor.
Informasi mengenai assay dapat diperoleh beberapa hari kemudian tetapi
lokasi dan kedudukan mineralisasi harus segera diplot pada log litologi.
Dengan pemboran dapat diketahui kontrol struktur dan stratigrafi dari suatu
zona mineralisasi. Adanya pengambilan asumsi pada saat interpretasi
pemboran sering tidak dapat dilokalisasi sampai adanya data yang valid
tentang kondisi bawah permukaan.
Beberapa

metode

yang

digunakan

untuk

memplot

atau

mengekspresikan data lubang bor, antara lain :


1. Kontur struktur.
2. Peta isopach.
3. Kontur kadar.
4. Peta ketebalan.
5. Peta kombinasi antara kadar dan ketebalan.
Peta-peta tersebut biasanya digunakan untuk memperkirakan letak
bijih dan juga membantu dalam pemboran lanjut. Salah satu kunci dalam
kegiatan pemboran adalah kemenerusan zona mineralisasi, hal ini
menentukan spasi lubang bor serta ketelitian dalam perhitungan cadangan.
Dalam beberapa kegiatan eksplorasi kemenerusan ini dapat dilihat dengan
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


membandingkan endapan tersebut dengan endapan yang sejenis, uji
kemenerusan ini dilakukan dengan jalan menguji titik-titik terdekat atau
pengujian terhadap suatu lokasi kecil dengan spasi rapat.
Salah satu keputusan yang paling sulit dalam kegiatan pemboran
adalah memutuskan kapan pemboran tersebut diakhiri. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengambil keputusan adalah :
1. Tidak adanya mineralisasi yang dijumpai.
2. Mineralisasinya dapat dilokalisasi tetapi tidak ekonomis atau terlalu dalam.
3. Pemboran yang dilakukan menghasilkan beberapa zona mineralisasi yang
ekonomis tetapi penyebaran kadarnya terbatas atau perhitungan cadangan
menunjukkan bahwa endapan tersebut terlalu kecil.
4. Tubuh kadar yang ekonomis sudah diketahui pasti.
5. Biaya pemboran sudah habis.
Keputusan pada langkah pertama relatif lebih mudah, namun
demikian penyebab anomali permukaan atau bawah permukaan yang
menentukan letak lubang bor tidak dapat dihindari. Langkah kedua lebih sulit
dan dalam hal ini kemungkinan mineralisasi kadar tinggi harus dapat
dieliminasi.
Adanya beberapa perpotongan pada saat prospeksi memberikan
gambaran bahwa proses penentuan kadar yang ekonomis berlaku tetapi tidak
pada skala yang memungkinkan dalam suatu endapan yang besar. Adanya
kadar mineralisasi yang tinggi sering menghasilkan beberapa tahap pemboran
untuk menguji semua hipotesis dan lokasi di sekitarnya.
Pemboran dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sendiri
atau dengan mengontrak perusahaan konsultan pemboran. Permasalahan
menyangkut kondisi pemboran, jumlah lubang yang diminta, dan harga akan
dijelaskan dalam surat kontrak. Tujuan pemboran adalah untuk memperoleh
data yang representatif dari target yang ada dengan biaya yang tersedia.
Konsekuensinya pemilihan alat bor sangat penting dan bergantung kepada
pemimpin proyek. Disamping kondisi pemboran yang harus diperhatikan kita
juga harus dapat membandingkan beberapa metode pemboran yang berbeda
sebelum kegiatan lain dilakukan.
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


Beberapa hal penting dari kontrak pemboran adalah :
1. Mobilisasi dan transportasi peralatan ke lokasi bor.
2. Tatanan lokasi dan pergerakan antar tiap lubang bor.
3. Harga satuan tiap meter lubang yang akan dibor.
4. Perolehan inti bor (%) jika digunakan pemboran inti.
5. Biaya konstruksi lubang (penyemenan, casing dan survei).
6. Pengangkutan dan mobilisasi kembali peralatan bor.
Setiap hal tersebut harus dapat dideskripsikan secara detail didalam
kontrak. Dalam hal pembayaran tenaga kerja juru bor biasanya dibayar per
shift dan sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor, sedangkan wellsite
geologist dibayar sesuai dengan perjanjian mulai dari kegiatan eksplorasi
sampai target tercapai.
Setelah semua tahapan dan semua persiapan tempat pemboran
selesai maka alat-alat pengeboran dan alat pendukung lainya di setting di
tempat tersebut sehingga jalan pengeboran dapat berlangsung dengan lancar,
setelah semua persiapan selesai maka sesuai dengan planning awal apakah
pemboran akan dilakukan dengan metode full core atau coring maupun open
hole dan apakah pemboran dilakukan dengan model miring atau vertikal.
1. Open Hole
Drilling open hole merupakan pengeboran yang dilakukan untuk
mendapatkan data-data bawah permukaan tanah sehingga menjadi data
geologi. Pengeboran ini menghasilkan lubang terbuka dengan kedalaman
sesuai dengan target kedalaman yang diinginkan.
Selama proses pengeboran berlangsung, diperoleh data cutting yang
merupakan material hasil gerusan mata bor (bit) yang mengalir keluar ke
permukaan bersama fluid. Cutting tersebut diambil setiap interval 1,5 meter
yang menjadi representasi jenis litologi yang sedang dibor pada kedalaman
interval tersebut.
2. Coring
Drilling coring merupakan pengeboran yang dilakukan untuk
mengambil contoh sampel (coring) pada lapisan litologi di bawah
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


permukaan sebagai data geologi. Coring dilakukan pada interval
kedalaman tertentu berdasarkan dari interpretasi data logging geofisika
atau data cutting yang diperoleh melalui drilling open hole sebelumnya.
Drilling coring dapat juga dilakukan dengan metode touch coring (single
hole), artinya pengeboran coring yang tidak didahului drilling open hole.
Touch coring dilakukan diawali dengan drilling open hole kemudian
ketika menemukan cutting batubara telah muncul kemudian langsung
dilakukan coring atau dengan menggunakan data model atau korelasi titik
di sekitarnya, kemudian diprediksikan bahwa batubara berada di
kedalaman tertentu sehingga ketika sudah mendekati perkiraan posisi roof
batubara selanjutnya langsung dilakukan coring.
Beranekaragam metode pemboran memiliki tujuan tertentu dalam
eksplorasi, jika kondisi dimana dana tidak mencukupi maka kita dapat
menggunakan metode pemboran yang agak murah seperti :

1. Pemboran Auger
Auger adalah bor tangan dengan tangkai yang dilengkapi spiral
untuk membawa material halus ke permukaan, biasanya digunakan untuk
endapan plaser. Kelebihan alat bor ini adalah dapat digunakan untuk
sampling dalam jika sumuran uji tidak praktis. Dengan auger kita dapat
mencapai kedalaman 60 m tapi biasanya cukup sampai 30 m. Pada tanah
yang halus pemboran dengan auger biasanya cepat sehingga conto yang
keluar harus dapat diorganisasikan dengan baik. Auger adalah bor ringan
dan tidak cocok digunakan untuk tanah atau material yang keras dan
berbongkah.

2. Rotary Drilling
Rotary drilling adalah metode pemboran non-coring dan tidak
sebanding jika pemboran dilakukan pada batuan dengan kekerasan halussedang seperti batugamping atau batulumpur. Tipe mata bor (bit) pada
jenis pemboran ini menggunakan tricone atau roller rock bit yang ditutupi
oleh tungsten karbida. Potongan atau kepingan batuan akan ditekan keluar
oleh fluida bor yang rata-rata kecepatannya 100 m/jam. Tipe alat bor ini
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


biasanya digunakan oleh industri minyak dengan diameter lubang besar
(>20 cm) dan kedalaman ratusan sampai ribuan meter dengan fluida bor
berupa lumpur.

3. Reverse Circulation
Reverse circulation (RC) drilling mulai digunakan pada
pertengahan tahun 70-an dan biasanya digunakan untuk material sedimen
yang tidak terkonsolidasi seperti pada endapan aluvial. Air atau udara
dapat digunakan sebagai fluida bor dan inti bor atau sludge dapat diperoleh
semua. Media fluida dialirkan ke sludge lewat dua dinding pada stang bor
dan kembali ke permukaan lewat pusat stang bor. Pada percussive drilling
kepingan batuan juga tertransport ke permukaan lewat tengah stang bor
kemudian menuju ke cyclon dimana disana ditampung conto bor.
(Anonim. 2014)
Berdasarkan Berdasarkan mekanisme pemboran, pemboran dapat
dapat dibagi dibagi lagi, yaitu :
1. Pemboran Tumbuk (Percussive Drilling Percussive Drilling)
Pemboran Tumbuk, memanfaatkan gaya tubukan atau impact,
dioperasikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat
secara berulang berulang-ulang kedalam lubang bor sehingga lubang bor
terbentuk akibat mekanisme tumbukan dan beban rangkaian bor.
2. Pemboran Putar (Rotary Drilling)
Lubang bor dibentuk dari pemboran dengan mekanisme putar dan
disertai pembebanan.
3. Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)
Dimana lubang bor dibentuk dari Dimana lubang bor dibentuk
dari kombinasi antara mekanisme putar, tekanan hidraulik dan beban
setang bor.
Kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk dibandingkan mesin bor
putar, yaitu:
Kelebihannya antara lain :
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


1. Ekonomis (murah, biaya operasi rendah, biaya transportasi murah,
persiapan rig cepat).
2. Menghasilkan contoh pemboran yang lebih baik.
3. Lebih mempermudah pengenalan lokasi.
4. Tanpa sistem sirkulasi.
5. Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relatif kecil
Kekurangannya antara lain :
1. Kecepatan laju pemboran rendah.
2. Sering terjadi putusnya sling.
2.3.

Data hasil pengamatan


Sebelum melakukan pemboran eksplorasi diperlukan data-data
pendukung untuk menunjang kegiatan pemboran eksplorasi. Adapun datadata pendukung sebelum kegiatan pemboran ekplorasi dilakukan, yaitu :
1. Data Penyelidikan Geologi
Survey geologi

terutama untuk membuat

pemetaan geologi

permukaan. Pemetaan geologi permukaan dilakukan untuk mendapatkan


gambaran umum mengenai keadaan geologi suatu cekungan atau daerah
yang sedang diselidiki. Dalam tahap ini penyelidikan yang dilakukan
adalah pengukuran penampang stratigrafi pada daerah yang tersingkap,
biasanya terdapat pada jalur sungai atau lereng-lereng bukit.
2. Foto Udara
Foto udara merupakan suatu gambaran perspektif dari sebagian
permukaan bumi yang dipotret dengan sumbu kamera vertikal maupun
miring tanpa memepersoalkan warna maupun kemampuan manusia untuk
dapat mengetahui perbedaan-perbedaannya. Foto udara adalah gambaran
sebenarnya dari medan, seperti mata kalau melihatnya dari titik
pemotretan. Foto udara vertikal adalah dokumen yang sangat berharga
untuk mendapatkan keterangan mengenai topografi maupun geologi.
3. Peta Kontur
Peta kontur merupakan peta yang menggambarkan sebagian
bentuk permukaan bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garisgaris kontur. Pengertian kontur adalah merupakan garis yang digambarkan
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


dalam peta yang menunjukkan titik-titik yang sama tingginya dari suatu
bidang referensi tertentu. Umumnya bidang referensi yang dipakai disini
adalah permukaan laut.
Bentang alam yang digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur
ini dapat berupa bentuk-bentuk kubah morphologis, bentuk cekungan,
lereng-lereng yang landai, lereng-lereng yang curam, lembah-lembah yang
telah mengalami erosi, serta kombinasi dari bentuk-bentuk diatas.
4. Data Metode Gravity (Gravitasi)
Apabila bumi benar-benar bulat dan tidak bergerak, serta terdiri
dari batuan yang homogen, maka besarnya tarikan gaya berat akan
sama disemua titik

permukaan bumi. Oleh karena itu metode grafity

(gaya berat) dirancang untuk medeteksi variasi-variasi medan gravitasi


bumi

yang disebabkan

penyimpangan-penyimpangan

oleh perbedaan berat jenis batuan dan


yang terletak beberapa

mil

dibawah

permukaan.
Atas dasar pengaruh gravitasi dari benda-benda dibumi yang
sebanding dengan selisih density antara suatu

batuan dengan

sekelillingnya, maka metode ini sangat sesuai untuk mencari perangkap


hidrocarbon. Data yang diperoleh dari metode ini, sebelum dipergunakan
dikoreksi terhadap pengaruh : air pasang, beda ketinggian daerah sekitar,
garis lintang, isostatik dan bouger effect.
5. Data Metode Magnetic.
Metode ini adalah metode yang paling tua di dalam eksplorasi
bahan tambang dan hidrocarbon. Khusus dalam eksplorasi metode
magnetic digunakan untuk mengetahui kedalaman serta konfigurasi
batuan dasar, cara ini dimungkinkan karena adanya perbedaan sifat
magnetic sedimen (lapisan penutup) dengan batuan dasar yang biasanya
terdiri dari beku atau batuan metamorf.
Dari pengukuran laboratorium ternyata

batuan

beku dan

metamorf mempunyai "magnetic susceptibility" yang jauh lebih besar dari


batuan sedimen. Dalam praktek besarnya pengaruh batuan dalam
medan

magnet

Iqbaluddin Permana
H1C112043

bumi (lokal) hanya tergantung pada batuan dasar

Praktikum Teknik Pemboran 2014


(basement rock) baik terutama batuan sedimen ataupun tidak. Maka sifat
inilah yang dimanfaatkan dalam eksplorasi dengan metode magnetic.
6. Data Metode Seismic
Prinsip metode ini adalah bedasarkan suatu kenyataan,
gelombang-gelombang elastis yang

ditimbulkan

bahwa

oleh suatu ledakan

didekat permukaan bumi dapat merambat kedalam batuan. Dengan jalan


perambatan bunyi ini kedalam batuan, maka gelombang-gelombang
elastis tersebut sampai pada batas formasi dan menimbulkan gelombang
elastis

yang

lain, yang kemudian dipantulkan kembali kepermukaan

bumi. Dimana gelombang yang dipantulkan tadi ditangkap oleh alat


khusus yang dinamakan "geophone".
Saat antara ledakan dan tibanya suatu gelombang-gelombang
elastis dipermukaan merupakan suatu interval waktu
pada kecepatan merambat dan kedalaman

yang bergantung

dari lapisan batuan yang

memantulkan dapat dihitung.


Metode

seismic ada dua macam, yaitu metode

refraksi dan

refleksi. Untuk metode refraksi pengukuran didasarkan pada pembiasan


gelombang seimik, dimana waktu rambat yang datang pertama kali
diamati sepanjang penampang. Variasi waktu rambat dengan jarak
memungkinkan ditentukannya kecepatan sebenarnya dan kedalaman dari
formasi refraksi. Dalam metode refleksi yang diukur adalah waktu
yang

diperlukan oleh impul-impul elastis untuk mencapai

lapisan

refleksi dan kembalinya. Dari waktu rambat dapatlah dihitung secara


langsung kedalaman dari bidang refleksi.
Dengan metode seismic dapatlah diperkirakan bentuk-bentuk
geometris

perangkap reservoir,

perangkap stratigrafi

dan

seperti

struktur antiklin,

patahan,

lain-lain. Diperlihatkan hasil survey dari

metode seismic yang menampakkan adanya patahan.


7. Data Logging
Perekaman data logging menggunakan software wellcad. Data
logging yang telah diperoleh kemudian dicetak dalam lembaran data
logging dimana terdapat nama perusahaan, nomor lubang bor, lokasi
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


pengeboran, jenis log, kedalaman pengeboran, kedalaman alat logging,
batas atas logging mulai dieksekusi, batas bawah logging selesai
dieksekusi, nama perekam log, nama geologis penanggung jawab serta
kedalaman penggunaan chasing. Selain itu lembar data logging juga
memuat informasi mengenai grafik hasil pembacaan log gamma dan log
densitas yang kemudian dilakukan interpretasi jenis lapisan batuan.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.2
Data hasil logging

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.3
Ilustrasi Pengerjaan Logging di darat.
8. Data Cutting
Analisa cutting ini sangat penting bagi penentuan
lokasi pemboran karena analisa cutting adalah awal atau
dasar dalam proses eksplorasi minyak bumi atau biasa
Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014


disebut sebagai penilaian formasi. Dalam analisa cutting ini
tidak hanya ilmu tentang perminyakan saja yang kita
gunakan tetapi kita harus mengetahui ilmu mengenai
batuan seperti yang biasa dilakukan oleh geologis. Proses
analisa cutting ini dilakukan dengan cara melihat bentuk
fisik atau dilihat
mengindikasi

ada

lithologinya dan juga dengan cara


atau

tidaknya

hidrokarbon

yang

terkandung dalam cutting. Maka dari itu sangat penting


untuk memahami keduanya. Analisa cutting diteliti dengan
cara memahami lithologi

batuan seperti, dilihat dari

pemilahan, bentuk butiran, warna dan ukuran butiran.

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.4
Data hasil cutting
9. Data Corring
Suatu operasi pengambilan contoh batuan formasi (core) dengan
menggunakan peralatan khusus. Operasi ini dapat dilakukan pada saat
pemboran berlangsung maupun setelah pemboran selesai. Hal inilah yang
kemudian membedakan operasi pengambilan core menjadi dua, yakni
Bottom Hole Corring dan Side Wall Coring. Dari analisa core ini, kita akan
mendapatkan parameter parameter dari sifat fisik batuan.
(Anonim. 2014)

Iqbaluddin Permana
H1C112043

Praktikum Teknik Pemboran 2014

Sumber : Anonim, 2014

Gambar 2.5
Data hasil corring

Iqbaluddin Permana
H1C112043

Anda mungkin juga menyukai