JURNAL
PERIKANAN
JURNAL SAINS
SAINS PERIKANAN
ISSN. 2355-5521
19
10 19
20 29
30 38
39 49
50 58
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Alumni Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
2
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
* iskarnainh.suara@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat evektifitas dan efisiensi, usaha
penangkapan pole and line yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Panamboang Kabupaten Halmahera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
2013 sampai bulan Januari 2014, bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)
Panamboang, Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. Metode
pengambilan data dilakukan melalui metode observasi dan wawancara, sedangkan data
yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan
secara langsung di lokasi penelitian melalui observasi dan wawancara dengan
responden, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka serta
laporan dari instansi pemerintah atau instansi/lembaga terkait yang berhubungan dengan
penelitian ini. Analisis efektifitas dan efisiensi digunakan untuk mengetahui tingkat
efektifitas dan efisiensi dari usaha penagkapan pole and line. Penilaian terhadap analisis
efektifitas dilakukan untuk membandingkan output dengan input dari masing-masing
unit pole and line. Input dari unit penangkapan adalah gross tonnage (GT) kapal,
kekuatan mesin (PK), bahan bakar, jumlah ABK, dan jumlah alat tangkap pole and line.
Output yang digunakan untuk efektifitas adalah produksi kotor per tahun, sedangkan
output yang digunakan untuk efisiensi adalah nilai produksi kotor per tahun. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, tingkat efektifitas dan efisiensi usaha penangkapan
usaha pole and line di PPP Panamboang dihasilkan oleh unit penangkapan pole and line
yang memiliki skala usaha yang lebih kecil, sementara unit usaha dengan skala besar
cenderung memiliki nilai efektifitas dan efisiensi yang lebih kecil.
Kata Kunci : Efektifitas, efisiensi, pole and line.
Abstract
The research aimed to analyze the effectiveness and efficiency, also the sustainable
status of pole and line fisheries that based at Panamboang fishing port (PPP
Panamboang) South Halmahera regency. The research was conduct in June 2013 until
January 2014, located at Panamboang fishing port, South Halmahera regency, North
Maluku province. The data collected through the observation and interview methods,
where the data consist of primary and secondary data. Primary data collected directly
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
at the research area, while the secondary data collected from literature study and
government reports, or from related institution that related with the research. The
Effectiveness and efficiency analyze to know the level of effectiveness and level of
efficiency from the pole and line fisheries. The input from the catching unit is boat gross
tonnage, engine power, fuel, fishers, and fishing gears. The assessment for the
effectiveness was done to compare the output and input aspect from each pole and line
units, while the output used for effectiveness are gross production value per year. The
result showed that, the level of effectiveness and efficiency of pole and line fisheries at
Panamboang fishing port produce from small scale pole and line unit, while large scale
unit tend to produce small effectiveness and efficiency.
Keywords: Effectiveness, efficiency, pole and line.
PENDAHULUAN
Pembagunan sektor perikanan dan
kelautan
merupakan
bagian
dari
pembagunan ekonomi yang bertujuan
untuuk
meningkatkan
taraf
hidup
masyarakat pada umumnya serta para
nelayan dan petani ikan pada khususnya.
Sektor perikanan dan kelautan telah
memberikan kontribusi penting dan
strategis bagi perekonomian nasional dan
daerah,
sehingga
perlu
adanya
pengembangan secara optimal (Ahmad,
2011).
Arnason (2009) menyatakan bahwa,
secara global, perikanan merupakan
subjek yang selalu mengalami kesalahan
dalam
pengelolaan
ekonominya.
Meskipun kebanyakan stok ikan-ikan
komersial telah memberikan keuntungan
yang cukup besar (nilai profit), namun
hanya sebagian kecil dari pengelolaan
sumberdaya perikanan yang memberikan
hasil berkelanjutan.
Pembangunan perikanan yang telah
dilaksanakan
selama
ini,
telah
menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal
ini dilihat dari semakin luas dan
terarahnya
peningkatan
produksi
perikanan
yang
akhirnya
dapat
meningkatkan pula konsumsi ikan, ekspor
hasil perikanan, pendapatan petani ikan
dan nelayan, memperluas lapangan kerja,
memberikan
dukungan
terhadap
pembangunan bidang industri dan
menunjang
pembangunan
daerah
(Nikijuluw, 2002).
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
METODOLE PENELITIAN
Lokasi dan waktu
Penelitian ini bertempat di Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Panamboang,
Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi
Maluku Utara. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Juni 2013 sampai bulan Januari
2014.
Metode penelitian
Pengambilan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan metode observasi
dan wawancara, sedangkan data yang
dikumpulkan terdiri dari data primer dan
data sekunder.
Data primer dikumpulkan secara
langsung di lokasi penelitian melalui
observasi dan wawancara dengan responden,
sedangkan data sekunder dikumpulkan
melalui penelusuran pustaka serta laporan
dari
instansi
pemerintah
atau
instansi/lembaga terkait yang berhubungan
dengan penelitian ini.
V (x)=
(X-Xo)
(X1-Xo)
i=n
V A =
Vi (Xi)
i=1
Dimana:
V(x)
= Fungsi nilai dari variabel X
X
= Variabel X (hasil dari output
dan input)
Xo
= Nilai terburuk pada kriteria X
X1
= Nilai terbaik pada kriteria X
V(A)
= Fungsi nilai dari alternatif A
Vi(Xi) = Fungsi nilai dari alternatif
pada kriteria ke-i
Xi
= Kriteria ke-i
Analisis data
Analisis efektifitas dan efisiensi
digunakan untuk mengetahui tingkat
efektifitas dan efisiensi dari usaha
penagkapan pole and line. Analisis
dilakukan dengan menggunakan metode
scoring (Suharto, 2003).
Penilaian terhadap analisis efektifitas
dilakukan untuk membandingkan output
dengan input dari masing-masing unit pole
and line. Input dari unit penangkapan
adalah gross tonage (GT) kapal, kekuatan
mesin (PK), bahan bakar, jumlah ABK,
dan jumlah alat tangkap pole and line.
Output yang digunakan untuk efektifitas
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 1. Data produksi kotor/tahun, ukuran kapal, kekuatan mesin, bahan bakar,
jumlah ABK, jumlah alat tangkap, dan kunsumsi (jutaan rupiah/tahun) dari
usaha penangkapan pole and line di PPP Panamboang.
Kaziwi 01
Inka mina 280
589
407
Ukuran
Kapal
(GT)
48
33
473
33
180
Cakarida
440
27
280
Bekat usaha
297
24
Cakalang 016
253
Insan
303
Nama Kapal
Produksi
(ton/tahun)
Kekuatan
Mesin
(PK)
350
180
Bahan
Bakar
(TON)
121
88
20
15
Jumlah
Alat
Tangkap
60
60
88
16
50
80.52
55
15
50
79.64
220
99
17
60
74.36
24
220
66
13
60
85.8
20
290
44
14
50
68.2
Jumlah
ABK
Konsumsi (Jutaan
Rupiah/thn)
147.84
82.72
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 2. Hasil analisis efektifitas dari usaha penangkapan pole and line di PPP
Panamboang.
Nama Kapal
Kaziwi 01
Inka mina 280
Inka mina 282
Cakarida
Bekat usaha
Cakalang 016
Insan
X1
12.27
12.33
14.33
16.30
12.38
10.54
15.15
X2
1.68
2.26
2.63
1.57
1.35
1.15
1.04
X3
4.87
4.63
5.38
8.00
3.00
3.83
6.89
X4
29.45
27.13
29.56
29.33
17.47
19.46
21.64
X5
9.82
6.78
9.46
8.80
4.95
4.22
6.06
X6
3.98
4.92
5.87
5.52
3.99
2.95
4.44
Tabel
2
menunjukkan
hasil
perbandingan dari produksi masingmasing kapal pole and line dengan
kriteria-kriteria teknis yang dianalisis
seperti : Gross Tonage (GT) kapal,
kekuatan mesin (PK), bahan bakar, jumlah
ABK, dan jumlah alat tangkap pole and
line. Hasil penghitungan dari kelima
faktor
efektifitas
yang
dianalisis
menunjukkan bahwa usaha penangkapan
pole and line pada setiap unit
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 3. Penghitungan fungsi nilai efektifitas dan urutan prioritas dari usaha
penangkapan pole and line di PPP Panamboang.
Nama Kapal
Kaziwi 01
V (X1)
1.02
V(X2)
1.11
V(X3)
1.16
V(X4)
4.24
V(X5)
3.67
V(X6)
1.34
V(X)
12.55
UP
3
1.06
2.12
1.01
3.42
1.68
2.54
11.84
2.23
2.76
1.48
4.28
3.44
3.78
17.97
Cakarida
3.39
0.92
3.12
4.20
3.01
3.33
17.96
Bekat usaha
1.08
0.53
0.00
0.00
0.48
1.35
3.44
Cakalang 016
0.00
0.18
0.52
0.70
0.00
0.00
1.41
Insan
2.71
0.00
2.42
1.48
1.21
1.93
9.75
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 4. Kategori data output dan input yang digunakan dalam perhitungan nilai
efisiensi.
Nama Kapal
Kaziwi 01
Nilai
Ukuran Kekuatan Bahan
Jumlah
Jumlah
Konsumsi (Jutaan
produksi Kapal
Mesin
Bakar
Alat
ABK
Rupiah/thn)
kotor (Rp) (GT)
(PK)
(TON)
Tangkap
16,982,637 48
350
121
20
60
147.84
11,735,031
33
180
88
15
60
82.72
13,638,009
33
180
88
16
50
80.52
Cakarida
12,686,520
27
280
55
15
50
79.64
Bekat usaha
8,563,401
24
220
99
17
60
74.36
Cakalang 016
7,294,749
24
220
66
13
60
85.8
Insan
8,736,399
20
290
44
14
50
68.2
Tabel 5. Hasil analisis perbandingan nilai output terhadap input dari usaha
penangkapan pole and line di PPP Panamboang.
Nama Kapal
Kaziwi 01
Inka mina 280
Inka mina 282
Cakarida
Bekat usaha
Cakalang 016
Insan
X1
353,805
355,607
413,273
469,871
356,808
303,948
436,820
X2
48,522
65,195
75,767
45,309
38,925
33,158
30,126
X3
140,352
133,353
154,977
230,664
86,499
110,527
198,555
X4
849,132
782,335
852,376
845,768
503,729
561,135
624,029
X5
283,044
195,584
272,760
253,730
142,723
121,579
174,728
X6
114,872
141,864
169,374
159,298
115,161
85,020
128,100
Keterangan: X1 = Nilai Produksi/Gross Toneage (GT) Kapal; X2 = Nilai Produksi/Kekuatan Mesin (PK);
X3 = Nilai Produksi/Bahan Bakar (TON); X4 = Nilai Produksi/Jumlah ABK (orang); X5 = Nilai
Produksi/Jumlah Alat Tangkap; X6 = Nilai Produksi/Konsumsi (jutaan rupiah/thn).
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 6. Penghitungan fungsi nilai efisiensi ekonomis usaha penangkapan pole and
line di PPP Panamboang.
Nama Kapal
Kaziwi 01
V (X1)
1.02
V(X2)
6.86
V(X3)
1.16
V(X4)
156.43
V(X5)
3.67
V(X6)
1.34
V(X)
169.14
UP
3
1.06
13.07
1.01
126.18
1.68
2.54
143.00
2.23
17.01
1.48
157.90
3.44
3.78
182.06
Cakarida
3.39
5.66
3.12
154.90
3.01
3.33
170.08
Bekat usaha
1.08
3.28
0.00
0.00
0.48
1.35
4.84
Cakalang 016
0.00
1.13
0.52
26.00
0.00
0.00
27.65
Insan
2.71
0.00
2.42
54.48
1.21
1.93
60.83
Sementara
itu,
Dyah
(2005)
mengemukakan bahwa, efisiensi adalah
kemampuan untuk mencapai hasil yang
diharapkan (output) dengan mengorbankan
tenaga atau biaya (input) yang minimum
atau dengan kata lain, suatu kegiatan telah
dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan
kegiatan telah mencapai sasaran (output)
dengan pengorbanan (input) yang terendah.
Namun demikian, modernisasi dalam
kepemilikan asset perikanan seringkali
menyebabkan juga berbagai permasalahan,
antara lain : ketimpangan antar nelayan
(buruh dengan pemilik kapal) karena
kesempatan untuk memperoleh bantuan
teknologi dan modal seringkali bias pada
segelintir nelayan (Kusnadi, 2000). Oleh
karena itu pembangunan perikanan yang
diharapkan sebagai sumber pertumbuhan
baru, lebih diarahkan pada penyediaan
sarana dan prasarana produksi antara lain
modernisasi jenis alat tangkap dan
motorisasi armada penangkapan ikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa, kapal yang berukuran lebih kecil
(20-33 GT) memiliki nilai efektifitas
antara 1,41 17,97 dan nilai efisiensi
antara 4,84 182,06 yang lebih tinggi
dibandingkan kapal yang berukuran besar
(48 GT) yang hanya memiliki nilai
efektifitas 12,55 dan nilai efisiensi 169,14.
Kondisi ini menunjukan bahwa, tidak
selamanya usaha penangkapan yang besar
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
* inon_kair@yahoo.co.id
Abstrak
Informasi musim dan daerah penangkapan ikan sangat penting dalam kegiatan
penangkapan ikan layang di perairan Maluku Utara, karena memberikan gambaran saat
keberadaan ikan di suatu perairan dan dapat mengurangi biaya operasional bagi nelayan.
Penelitian ini bertujuan menentukan pola musim penangkapan dan daerah penangkapan
ikan layang di perairan Maluku Utara. Penelitian dilakukan bulan Januari 2008 hingga
Mei 2008 di sekitar perairan Maluku Utara. Parameter yang diamati adalah, produksi
penangkapan ikan layang bulanan, total upaya penangkapan ikan layang bulanan dan
data titik koordinat lokasi pemasangan rumpon. Musim penangkapan ikan layang di
perairan Maluku Utara berlangsung dari bulan Maret-Oktober dengan puncak
musimnya bulan Agustus (musim timur). Daerah penangkapan layang tersebar di
perairan tengah Maluku Utara (perairan Batang Dua, Ternate, Tidore, Mare, Moti,
Makian, Kayoa) dengan musim penangkapan bulan Februari-Mei dan Juli-September.
Perairan selatan Maluku Utara (perairan Obi, Bacan, laut Maluku), musim penangkapan
bulan AprilOktober. Perairan Utara Maluku Utara (perairan Utara Morotai dan Teluk
Kao) dengan musim penangkapannya bulan AprilSeptember.
Kata Kunci : Musim penangkapan, daerah penangkapan, ikan Layang.
Abstract
The information about the season and fishing ground is very important in fishing
capture activity of Scad in North Maluku Waters, because it can give information about
the fish abundance and can reduce the fishing cost for the fisherman. This research
aimed to determine the pattern of fishing season and the fishing ground for Scad in
North Maluku waters. The researches conduct on January until May 2008 and located
at North Maluku waters. The observation parameters are monthly catch production of
Scad, monthly total catching effort of Scad and the coordinate position for attractor
placement. The fishing season of Scad in North Maluku waters occupied on March until
October with high season appear on August, east monsoon. The highest fishing ground
spread in central region of North Maluku waters (Batang Dua, Ternate, Mare, Moti,
Makian and Kayoa waters) with fishing season on February-May and July-September.
At the southern region of North Maluku (Obi, Bacan and Maluku Sea) with fishing
season on April-October. At the northern region of North Maluku (North Sea of
Morotai and Gulf of Kao) the fishing seasons are in April-September.
Keywords: Fishing season, fishing ground, Scad.
10
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
PENDAHULUAN
Perikanan tangkap merupakan salah
sata kegiatan ekonomi yang sangat
penting di Provinsi Maluku Utara dan
konstribusinya cukup besar bagi produksi
perikanan dan kelautan secara umum.
Kegiatan perikanan tangkap menghasilkan
berbagai jenis hasil tangkapan berupa ikan
konsumsi ekonomis penting baik jenis
ikan pelagis maupun ikan demersal. Salah
satu jenis ikan pelagis yang dominan dan
memiliki nilai ekonomis penting adalah
ikan layang (Decapterus sp).
Ikan layang memiliki distribusi yang
luas hampir diseluruh perairan Maluku
Utara. Dalam pemanfaatannya dilakukan
oleh sebagian besar nelayan skala kecil dan
menengah dengan menggunakan teknologi
yang masih relatif tradisional dengan
mengandalkan pengetahuan yang diperoleh
secara turun temurun. Kondisi demikian
mengakibatkan setiap operasi penangkapan
yang dilakukan oleh nelayan selalu
berhadapan dengan situasi ketidakpastian
terhadap musim penangkapan dan fishing
ground
yang
mengakibatkan
biaya
operasional
yang
dikeluarkan
tidak
berimbang dengan hasil yang diperoleh.
Informasi mengenai musim penangkapan
ikan akan memberikan gambaran saat
keberadaan ikan tersebut di suatu perairan,
sehingga operasi penangkan dapat diarahkan
pada saat musim banyak ikan. Hal tersebut
akan memberikan peluang memperoleh hasil
yang tangkapan yang lebih besar.
Pemanfaatan potensi sumber daya
harus dilaksanakan secara terkontrol,
sehingga kelestarian sumber daya ikan di
setiap wilayah perairan senantiasa dapat
dipertahankan agar produktivitas optimum
dapat terjaga. Sebab sumber daya yang
cukup melimpah tidak mempunyai arti
dan sisi ekonomi apabila tidak ada upaya
yang sungguh-sungguh dan sistematis
untuk mendayagunakannya sehingga
manfaat secara berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan pengelolaan
sumber daya perikanan maka dalam
METODOLE PENELITIAN
Lokasi dan waktu
Lokasi penelitian sebagai tempat
pengumpulan data adalah sekitar wilayah
perairan Maluku Utara dan pada tempat
pendaratan ikan yang menjadi obyek
penelitian berada di empat Kabupaten/Kota
yaitu, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan,
Kabupaten
Halmahera
Selatan
dan
Kabupaten Halmahera Utara. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari sampai
dengan Mei 2008.
Metode penelitian
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode survey dan wawancara
mendalam dengan responden (nelayan)
pada setiap tempat pendaratan ikan (TPI).
Posisi titik koordinat daerah penangkapan
ikan di peroleh dengan mengikuti kegiatan
penangkapan kapal mini purse seine dan
di dukung oleh hasil wawancara dengan
responden.
Analisis data
Indeks Musim Penangkapan (%
IMP), menggunakan metode rata-rata
bergerak (moving average). Data hasil
tangkapan dari ikan layang dianggap
merupakan indikator keberadaannya pada
suatu daerah penangkapan. Data hasil
11
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
RGP
Dimana :
RGP
: Rata-rata bergerak CPU
terpusat ke-i
RG
: Rata-rata bergerak 12
bulan urutan ke-i
(3)
1 i i
RGi
2 i i
1 i 5
RG CPUE
12 i i 6
Dimana :
RG
: Rata rata bergerak 12
bulan urutan ke-i
CPUEi : CPUE urutan ke-i
(4)
(5)
1 n
RBBi RBij
n j 1
Dimana :
RBBi : Rata-rata Rbij untuk
bulan ke-i
Rbij
: Rasio rata-rata bulanan
dalam matriks ukuran i x
j
i
: 1,2, .., 12
j
: 1,2,3, .. ,n
b) Jumlah rasio rata-rata bulanan
(JRBB)
12
JRRB RRBi
i i
Dimana :
JRRB : Jumlah rasio rata-rata
bulan
12
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
RBBi
i
: Rata-rata Rbij
bulan ke-i
: 1,2, .., 12
c) Menghitung
1200 JRBB
FK
faktor
untuk
koreksi:
1200
JRBB
Dimana :
FK
: Nilai faktor koreksi
JRBB : Jumlah rasio rata-rata
bulanan
d) Indeks musim penangkapan
IMPi = RRBi x FK
Dimana :
IMPi
: Indeks musim penangkapan
bulan ke-i
RBBi : Rasio rata-rata untuk
bulanan ke-i
i
: 1,2,3, .., 12
Selanjutnya untuk pemetaan daerah
penangkapan dan musim penangkapan
ikan layang di perairan Maluku Utara
dilakukan dengan menggunakan data dan
informasi yang bersumber dari hasil
wawancara
dengan
nelayan
yang
berpangkaalan di PPP Bacan, PPI Dufadufa, PPP Tobelo dan PPN Ternate serta
data titik koordinat lokasi pemasangan
rumpon yang di catat secara langsung
dengan menggunakan GPS (Global
Position System) ketika mengikuti operasi
penangkapan.
Hasil dari kedua jenis data tersebut
kemudian di overlay dan membentuk
suatu peta tematik yang merupakan peta
daerah
penangkapan
dan
musim
penangkapan ikan layang di perairan
Maluku Utara. Hasil plot pada peta
tematik menggunakan perangkat lunak
AreView Gis 3.3.
13
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
bulan
Juli
(113,99%),
September
(111,55%), Juni (111,16%), Maret
(110,48%), April (109,94 %), Mei (102,52
%), dan Oktober (101,19%), sedangkan
nilai IMP dibawah 100% dicapai pada
bulan Nopember Februari dengan nilai
IMP terendah terjadi pada bulan
Desember (70,57%), selanjutnya pada
bulan Januari (71,18 %), Nopember
(72,62%) dan Februari (82,16%). Secara
rincin niali IMP ikan layang di Maluku
Utara disajikan pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan
sebagai musim penangkapan dan puncak
musimnya terjadi pada bulan Agustus yang
ditandai dengan nilai IMP tertinggi.
Sedangkan selain bulan-bulan yang
memiliki nilai IMP dibawah 100% bukan
merupakan musim penangkapan ikan
layang. Namun berdasarkan keseluruhan
nilai IMP terlihat bahwa pada setiap bulan
kisarannya diatas 50%, hal ini dapat
diduga bahwa ikan layang di Maluku
Utara tidak mengalami musim peceklik.
musim penangkapan ikan. Pada bulanbulan ini hanya sedikit perahu maupun
kapal penangkapan yang melakukan
kegiatan penangkapan ikan. Hal ini
disebabkan pada bulan-bulan tersebut
ditandai dengan adanya gelombang yang
cukup besar, sehingga dapat menghambat
jalannya proses mengoperasian alat
tangkap. Grafik pola musim penangkapan
ikan layang di perairan Maluku Utara
terdapat pada Gambar 1.
Berdasarkan grafik pola musim
penangkapan ikan layang (Gambar 1),
menunjukkan bahwa pada musim timur
yaitu bulan Juli - September, merupakan
musim yang sangat baik untuk melakukan
penangkapan ikan layang di perairan
Maluku Utara. Waktu penangkapan yang
baik ini juga didukung dengan adanya pola
musim yang memungkinkan ikan layang
hidup dan berkembang di perairan Maluku
Utara, sehingga hasil tangkapannya pun
menguntungkan.
Tabel 1. Indeks musim penangkapan (IMP) ikan Layang di perairan Maluku Utara,
Tahun 2003 2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Hasil
analisis
pola
musim
penangkapan, menunjukkan bahwa musim
penangkapan ikan layang terjadi pada saat
musim timur, musim peralihan timur-barat
dan musim
peralihan barat-timur.
Sedangkan pada musim barat barat (bulan
Desember - Pebruari) bukan merupakan
14
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
160
140
120
IMP (%)
100
80
60
40
20
0
Des
Jan
Feb
Barat
Mar
Apr
Mei
B-T
Jun
Bulan
Juli
Ags
Timur
Sep
Okt
Nov
T-B
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
16
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 2. Lokasi perairan dan titik koordinat penangkapan ikan Layang di perairan
Maluku Utara
Lokasi Perairan
Perairan Morotai
Perairan Morotai
Perairan Teluk Kao
Perairan Teluk Kao
Perairan Batang Dua
Perairan Batang Dua
Perairan Ternate - Tidore
Perairan Ternate - Tidore
Perairan Moti
Perairan Moti
Perairan Makian
Perairan Makian
Perairan Kayoa
Perairan Kayoa
Laut Maluku
Laut Maluku
Laut Maluku
Perairan P. Kasiruta
Perairan P. Kasiruta
02 31' 55''
02 01' 08''
01 33' 34,9''
01 44' 16,5''
01 29' 40,6''
01 12' 31,7''
00 35' 49,3''
00 35' 11,7''
00 23' 38,7''
00 25' 08,5''
00 19' 36,5''
00 20' 49,2''
00 36' 20''
00 18' 51''
01 16' 24''
01 34' 14''
00 52' 21''
00 24' 38''
00 47' 32''
Titik Koordinat
LU, 128 04' 47''
LU, 128 37' 10''
LU, 128 13' 45,8''
LU, 128 20' 17,8''
LU, 126 48' 59,4''
LU, 126 48' 59,4''
LU, 127 18' 00''
LU, 127 18' 27,8''
LU, 127 19' 22,7''
LU, 127 19' 27,4''
LU, 127 19' 28,5''
LU, 127 19' 27,3''
LU, 129 19' 30,57''
LU, 129 16' 39''
LU, 127 03' 04''
LU, 127 12' 23''
LS, 126 37' 11''
LS, 126 55' 47''
LS, 126 49' 36''
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
17
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
18
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
19
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Alumni Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
2
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
* herman.anha@gmail.com
Abstrak
Potensi sumberdaya perikanan di perairan Kota Ternate yang cukup melimpah
merupakan peluang bagi pengembangan skala usaha perikanan tangkap. Hal ini di
dukung dengan berdirinya PPI Dufa-Dufa di Kota Ternate. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis aspek biaya-manfaat usaha penangkapan alat tangkap pole and line yang
mendaratkan ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-Dufa Kota Ternate.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai bulan Januari 2014, bertempat
di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-Dufa Kota Ternate Provinsi Maluku Utara.
Metode pengambilan data dilakukan melalui metode survey dan wawancara terstruktur
secara langsung dengan menggunakan instrumen kuisioner. Analisis data dilakukan
menggunakan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis) dengan beberapa indikator,
seperti, NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of
Return), PP (Payback Period), ROI (Return on Investment), dan PI (Profitability Index).
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa, usaha penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap pole and line yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPI
Dufa-Dufa memiliki peluang untuk dikembangkan, dengan status tingkat kelayakan
yang positif, jika dilihat dari hasil analisis biaya-manfaat yang diperoleh oleh setiap unit
usaha pole and line yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Biaya-manfaat, pole and line, PPI Dufa-Dufa.
Abstract
The potential of fisheries resource in Ternate City waters was quite abundance become
an opportunity for development of fishing business. This condition supported by the
development of Dufa-Dufa Fishing Port (PPI Dufa-Dufa) in Ternate City. This research
aimed to analyze the cost-benefit of pole and line fishing effort that landed their catch at
Dufa-Dufa Fishing Port (PPI Dufa-Dufa) Ternate City. The research was conducted
from June 2013 until January 2014 at Dufa-Dufa Fishing Port (PPI Dufa-Dufa)
Ternate City North Maluku Province. Method use in this research is survey and
interview method by structural questionnaire form. Data analyzed is done using the
cost-benefit analysis with several indicators, such as NPV (Net Present Value), BCR
(Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), PP (Payback Period), ROI (Return
20
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
on Investment), and PI (Profitability Index). The result shown that, the fishing effort
using the pole and line fishing gear that landed their catch at Dufa-Dufa Fishing Port
(PPI Dufa-Dufa) have an opportunity to be developed, with feasibility status is positive,
if sheen from cost-benefit analysis resulting from every pole and line sampled in this
research.
Keywords: Cost-benefit, pole and line, Dufa-Dufa Fishing Port.
PENDAHULUAN
Perairan wilayah Maluku Utara
merupakan salah satu wilayah Indonesia
bagian Timur yang memiliki potensi
sumberdaya perikanan yang sangat baik.
Luas wilayah Maluku Utara 51.743,16
km2, yang terdiri dari luas lautan
85.552,10 km2 dan luas daratan 7.518,36
km2. Pemanfaatan perikanan laut Maluku
Utara pada tahun 2011 sebesar 56,241.71
ton/tahun terdiri dari jenis ikan pelagis
besar 97.134.14 ton, ikan pelagis kecil
30.719.16 ton dan ikan demersal sekitar
45.127.111 ton (DKP Maluku Utara,
2011). Kegiatan usaha perikanan tangkap
berkembang dengan baik serta menjadi
salah satu sentral produksi perikanan
tangkap khususnya perikanan pole and
line.
Potensi sumberdaya perikanan di
perairan Kota Ternate cukup melimpah
merupakan peluang bagi pengembangan
skala usaha perikanan tangkap. Hal ini
didukung dengan berdirinya PPI DufaDufa di Kota Ternate. PPI Dufa-Dufa
merupakan
salah
satu
pelabuhan
perikanan yang telah berhasil dalam
pengelolaannya (DKP Kota Ternate,
2011).
Berdasarkan hasil observasi lokasi
penelitian usaha unit penangkapan pole
and line memiliki peluang investasi yang
sangat potensial. Hal ini terlihat dari
pelabuhan tersebut sebagai homebase
aktivitas operasi penangkapan yang sangat
tinggi. Dalam melakukan investasi,
pemilik modal membutuhkan informasiinformasi yang menguntungkan untuk
investasinya, sehingga informasi tentang
analisis aspek teknis dan biaya-manfaat
METODOLE PENELITIAN
Lokasi dan waktu
Penelitian ini bertempat di Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) Dufa-Dufa, Kota
Ternate Provinsi Maluku Utara. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai
bulan Januari 2014.
Metode penelitian
Metode pengambilan data dilakukan
melalui metode survey dan wawancara
terstruktur secara langsung dengan
menggunakan
instrumen
kuisioner.
Sampel yang di ambil sebanyak 6 kapal
pole and line dengan bobot gross tonnage
(GT) yang berbeda-beda (Penentuan
jumlah sampel 25% dari 35 unit kapal
yang beroperasi di PPI Dufa-Dufa).
21
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Analisis data
Analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis biaya-manfaat
(cost-benefit analysis) dengan beberapa
indikator, seperti :
NPV (Net Present Value)
NPV yaitu selisih antara Present
Value dari investasi dan nilai sekarang
dari penerimaan-penerimaan kas bersih
(arus kas operasional maupun arus kas
terminal) di masa yang akan datang.
Untuk menghitung nilai sekarang perlu
ditentukan tingkat bunga yang relevan
(Umar, 2003).
Analisa NPV dapat diketahui dengan
rumus :
n
Bt -Ct
NPV =
1+r t
NPV1
NPV2
i2 -i1
Dimana :
i1
: Tingkat bunga ke-1
i2
: Tingkat bunga ke-2
NPV1 : NPV pada tingkat bunga i1
NPV2 : NPV pada tingkat bunga i2
t=1
PP (Payback Period)
PP merupakan suatu cara penilaian
investasi yang didasarkan pada pelunasan
biaya investasi oleh keuntungan atau
dengan kata lain waktu yang diperlukan
untuk mengembalikan modal yang
ditanam (Umar, 2003). Secara matematis
perhitungan nilai payback period dihitung
dengan rumus :
I
PP =
B
Dimana :
I : Investasi
B : Benefit
Dimana :
B : pendapatan (benefit)
C : pembiayaan (cost)
r : discount rate
t
: tahun operasi
Pengambilan keputusan jika,
NPV > 1 : Maka usaha tersebut layak
NPV = 0 : Maka usaha tersebut dapat
layak
NPV < 1 : Maka usaha tersebut tersebut
tidak layak.
Benefit Cost (B/C Ratio)
B/C Ratio merupakan indikator
kelayakan usaha yang dilihat dari
perbandingan antara tingkat keuntungan
dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
22
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
memadahi dan menunjang di PPI DufaDufa seperti SPBU untuk BBM nelayan,
cold storage sebagai tempat penyimpanan
ikan beku yang akan diekspor, tempat
doking kapal dan kantor syabandar sebagai
tempat pengurusan surta izin berlayar (SIB)
untuk nelayan.
PI (Profitability Index)
PI dihitung dangan menggunakan
rumus :
NPV
PI =
Investasi
Dimana :
Satuan PI adalah waktu (dapat berupa
tahun, bulan dan lainnya (Umar, 2003)).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi lokasi penelitian
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Dufa-Dufa adalah salah satu pangkalan
yang berada di Kota Ternate, yang
memiliki luas lokasi 3,5 hektar dan
terletak di pesisir pantai (DKP Kota
Ternate 2013).
PPI Dufa-Dufa berada di kelurahan
Dufa-Dufa Kota Ternate Utara, yang
bertempat di lingkungan Dinas Kelautan
dan Perikanan (DKP) Kota Ternate di
mana letak PPI Dufa-Dufa berada di
bagian selatan. Di sekitar PPI Dufa-Dufa
dapat dilihat aktifitas masyarakat yang
melakukan proses perdagangan ikan dan
kegiatan-kegiatan nelayan yang melakukan
pemuatan dan pembongkaran ikan di
Pangkalan Pendaratan ikan (PPI). Jumlah
armada kapal yang terdapat di PPI DufaDufa berkisar 40 unit kapal diantaranya
32 kapal pole and line dan 8 kapal long
line.
Kapasitas pelabuhan PPI Dufa-Dufa
untuk kapal yang sedang berlambat labuh
sebanyak 1-2 kapal untuk melakukan
pembongkaran hasil tangkapan, sedangkan
pelabuhan PPI memiliki daya tampung
kapal maksimum 4-6 kapal setiap hari.
Adapun fasilitasi-fasilitasi yang cukup
23
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 1. Biaya investasi armada pole and line yang mendaratkan hasil tangkapannya
di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 2. Total biaya variabel per tahun dari armada pole and line yang mendaratkan
hasil tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 3. Total biaya tetap per tahun dari armada pole and line yang mendaratkan hasil
tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 4. Total penerimaan per tahun dari armada pole and line yang mendaratkan hasil
tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 5. Nilai net present value (NPV) dari armada pole and line yang mendaratkan
hasil tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 6. Nilai benefit-cost ratio (BCR) dari armada pole and line yang mendaratkan
hasil tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
26
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
PP (Payback Period)
Payback period (PP) atau periode
pengembalian dalam analisis biayamanfaat suatu usaha penangkapan,
berfungsi untuk mengetahui jangka waktu
yang dibutuhkan untuk pengembalian
investasi.
Semakin
cepat
dalam
pengembalian biaya investasi sebuah
usaha, semakin baik usaha tersebut karena
semakin
lancar
perputaran
modal
(Lembaga Penilitian Undana, 2006).
Jumlah produksi dan harga jual
sangat penting, karena kedua variabel
tersebut
menjadi
indikator
tinggi
rendahnya pendapatan yang berpengaruh
terhadap pengembalian modal dalam
usaha. Semakin besar jumlah pendapatan,
maka tingkat pengembalian modal juga
semakin cepat, dan sebaliknya jika
pendapatan yang dihasilkan menurun,
maka pengembalian modal akan menjadi
lama. Hasil analisis terhadap nilai payback
period dari armada pole and line dalam
penelitian ini ditampilkan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Nilai payback period (PP) dalam bulan dan tahun dari armada pole and line
yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PP (Bulan)
22
20
21
27
25
26
PP (Tahun)
1,87
1,66
1,79
2,21
2,07
2,14
PI (Profitability Index)
Indeks profitabilitas juga dikenal
sebagai rasio laba investasi dan rasio
investasi nilai, yang merupakan rasio hasil
investasi dari usaha yang diusulkan. Rasio
ini dihitung dengan mengasumsikan
bahwa arus kas dihitung tidak termasuk
investasi yang dilakukan dalam kegiatan
ini, dimana indeks profitabilitas sama
dengan 1 (satu) menunjukkan kondisi
impas. Setiap nilai yang lebih rendah dari
satu akan menunjukkan bahwa PI proyek
27
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 9. Nilai return on investment (ROI) dari armada pole and line yang mendaratkan
hasil tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
Armada Pole and Line
Return on Investment (ROI)
1.
Tunas Harapan
0,54
2.
Putra Tanjung
0,60
3.
Inka Mina 284
0,56
4.
Cakalang 05
0,45
5.
Putra Putri III
0,48
6.
Inka Mina 520
0,47
Sumber: Hasil analisis data.
Tabel 10. Nilai profitability index (PI) dari armada pole and line yang mendaratkan
hasil tangkapannya di PPI Dufa-Dufa Kota Ternate.
No.
Armada Pole and Line
Profitability Index (PI)
1.
Tunas Harapan
1,31
2.
Putra Tanjung
2,40
3.
Inka Mina 284
1,38
4.
Cakalang 05
1,55
5.
Putra Putri III
1,39
6.
Inka Mina 520
1,29
Sumber: Hasil analisis data.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa, usaha
penangkapan ikan dengan menggunakan
alat tangkap pole and line yang
mendaratkan hasil tangkapannya di PPI
Dufa-Dufa memiliki peluang untuk
dikembangkan, dengan status tingkat
kelayakan yang positif, jika dilihat dari
hasil
analisis
biaya-manfaat
yang
diperoleh oleh setiap unit usaha pole and
line yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Ternate. 2011. Data Statistik
Hasil Produksi Hasil Tangkapan
Tahun 2011. Ternate.
28
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
29
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
* chikar19@gmail.com
Abstrak
Alat tangkap bubu dasar di perairan kepulauan Ternate provinsi Maluku Utara masih
tetap digunakan oleh nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kelayakan usaha
pada beberapa desain bubu dasar sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan yang
diinginkan, menentukan efektifitas desain bubu dasar untuk menangkap ikan target.
Penelitian ini menggunakan tiga jenis alat tangkap bubu dasar yaitu bubu dasar hasil
disain tipe +, bubu dasar hasil desain tipe Y, dan bubu dasar tradisional yang biasa
dipakai nelayan di Kepulauan Ternate. Pengoperasian ketiga tipe bubu dasar
dilaksanakan selama 30 kali secara bersamaan. Analisis dilakukan terhadap aspek teknis
dan aspek ekonomis. Penelitian ini menunjukkan bahwa desain alat tangkap bubu dasar
tipe + lebih efektif untuk menangkap ikan target berdasarkan aspek teknis, dan aspek
ekonomis dibandingkan alat tangkap bubu dasar tradisional. Penggunaan desain alat
tangkap bubu + dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan demersal yang memiliki
nilai ekonomis penting. Hasil analisis R/C rasio dan BEP, disain alat tangkap bubu
dasar tipe + layak secara ekonomis untuk dikembangkan oleh nelayan sebagai jenis
alat tangkap bubu alternatif.
Kata Kunci : Bubu dasar, kelayakan usaha, hasil tangkapan.
Abstract
Fish pots fishing gear at Ternate archipelago Maluku Utara Province still uses by the
fisherman. The research aimed to know the feasibility effort on several design of fish
pots so it can increase the catch, also to determine the effectiveness of fish pots to catch
the target fish. The research is using three types of fish pots that are + type design, Y
type design and traditional type that use by local fisherman at Ternate archipelago. The
operation of those three pots was in 30 times simultaneity. The analysis was done to the
technical and economic aspect. The result shown that the pots with + design is more
effective in catching the target fish in both technical and economic aspect rather than
the traditional pots. The use of + pots design can increase the demersal fish catches
that have high economic value. The R/C ratio and BEP analysis resulting that the pots
with + design is economically suitable to be developed by the fisherman as alternative
fish pots fishing gear.
Keywords: Fish pots, effort feasibility, catches.
30
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
PENDAHULUAN
Perikanan tangkap di perairan
kepulauan Ternate Maluku Utara, masih
didominasi oleh perikanan rakyat yang
umumnya memiliki karakteristik skala
usaha kecil, aplikasi teknologi yang
sederhana, jangkauan operasi penangkapan
yang terbatas di sekitar pantai dan
produktivitas yang relatif masih rendah.
Menurut Barus dkk. (1991), produktivitas
nelayan yang rendah umumnya disebabkan
oleh
rendahnya
keterampilan
dan
pengetahuan serta penggunaan alat
penangkapan maupun perahu yang masih
sederhana, sehingga efektifitas dan efisiensi
alat tangkap dan penggunaan faktor-faktor
produksi lainnya belum optimal.
Bubu dasar adalah salah satu alat
tangkap yang dikategorikan sebagai
perangkap. Bubu dasar termasuk jenis alat
tangkap yang sifatnya pasif atau menetap
di dasar perairan yang bertujuan
menangkap ikan-ikan demersal. Upaya
peningkatan hasil tangkapan, efektifitas
alat
tangkap
dan
memaksimalkan
pemanfaatan MSY ikan-ikan demersal,
dapat dilakukan dengan cara inovasiinovasi terbaru alat tangkap salah satunya
adalah dengan mendisain alat tangkap
bubu dasar yang memiliki multi pintu
(empat dan tiga pintu masuk ikan),
berbahan dasar khusus yang dapat
bertahan terendam dalam air laut. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian
mengenai kelayakan usaha beberapa
disain alat tangkap bubu dasar.
Upaya yang dapat dilakukan agar
penggunaan bubu dasar di perairan pulau
METODOLE PENELITIAN
Lokasi dan waktu
Penelitian ini berlokasi di perairan
Kelurahan Dufa-Dufa Kota Ternate
Provinsi Maluku Utara. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret sampai
bulan Juni 2011.
Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan
metode experimental fishing, dimana
dilakukan pengujian terhadap desain alat
tangkap bubu dasar yang dibuat dalam 2
(dua) bentuk dan dibandingkan dengan
bubu konvensional (Gambar 1) yang
digunakan oleh nelayan di Kota Ternate.
Model disain bubu dasar yang di gunakan
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Analisis data
Dalam penelitian ini, tingkat
kelayakan usaha perikanan disain alat
tangkap bubu dasar ditentukan dari
analisis R/C Ratio, BEP volume produksi,
dan BEP harga produksi.
Analisis data dilakukan terhadap
data primer yang diperoleh dari hasil
upaya tangkap selama 30 hari pada bubu
dasar disain berbentuk +, bubu dasar
disain berbentuk huruf Y dan bubu lokal
nelayan sebagai kontrol. Analisis data
pada komposisi hasil tangkapan dilakukan
dengan cara membandingkan hasil
tangkapan antara bubu dasar disain
berbentuk +, bubu dasar disain
berbentuk huruf Y dan bubu dasar lokal
yang biasa dipakai nelayan sebagai
kontrol. Komposisi hasil tangkapan yang
dibandingkan meliputi total jumlah
(individu), bobot (gr), dan ukuran (cm),
pada masing-masing jenis ikan pada
seluruh perlakuan lama perendaman (satu
hari).
Analisis terhadap data sekunder
dilakukan secara deskriptif tentang kondisi
32
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Kisaran
26 C 31 C
25,8 ppt 30,2 ppt
1m2m
20 cm/detik 30 cm/detik
7,0 7,8
33
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
34
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
35
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
36
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Aspek Ekonomis
Ikan karang hidup memiliki nilai
jual yang terus meningkat. Permintaan
ikan kerapu khususnya dalam kondisi
hidup untuk tujuan ekspor, seperti ke
Hongkong dan Cina bagian selatan
cenderung meningkat setiap tahun. Hal ini
telah memicu nelayan untuk melakukan
penangkapan ikan ini dengan secara
intensif. Salah satu alat yang biasa
digunakan untuk menangkap ikan karang
hidup adalah dengan menggunakan bubu
dasar. Melalui penelitian ini, dilakukan
kajian terhadap beberapa disain alat
tangkap bubu dasar di perairan pulau
Ternate Provinsi Maluku Utara sebagai
upaya meningkatkan hasil tangkapan ikan
karang.
Analisis
pendapatan
usaha
dilakukan untuk mengetahui secara
finansial apakah usaha perikanan bubu
menguntungkan sehingga layak untuk
dikembangkan atau mengalami kerugian.
Untuk menilai kelayakan ekonomis bubu
yang didisain dengan bahan plastik ini,
maka digunakan analisis R/C Ratio, BEP
volume produksi, dan BEP harga
produksi, dengan menghitung hasil
tangkapan disain bubu bentuk +. Jika
R/C Ratio melebihi angka 1, berarti usaha
tersebut ekonomis sehingga dapat
dilanjutkan. Namun, apabila R/C Ratio di
bawah angka 1 berarti usaha tersebut tidak
ekonomis (Fuad dkk., 2009). Bubu bentuk
+ sebanyak 2 unit dan dioperasikan
tanpa umpan selama 6 bulan, maka akan
diperoleh pemasukan mencapai Rp.
8.100.000,- (harga Rp. 15.000,-/kg). Jika
dikurangi dengan biaya investasi dan
produksi,
maka
keuntungan
yang
diperoleh bersih sebesar Rp. 1.700.000,-.
Berdasarkan hasil analisis R/C Ratio
maka diperoleh angka 1,26 atau lebih
besar dari angka 1. Hal ini menunjukkan
usaha
penangkapan
ikan
dengan
menggunakan alat tangkap bubu disain
memberikan keuntungan dan layak untuk
dikembangkan. Untuk meningkatkan
37
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa, disain alat tangkap bubu dasar
lebih efektif untuk menangkap ikan target
berdasarkan aspek teknis, dan aspek
ekonomis dibandingkan alat tangkap bubu
dasar tradisional, penggunaan desain alat
tangkap bubu + dapat meningkatkan
hasil tangkapan ikan demersal ekonomis
penting, dan hasil analisis ekonomi
menunjukkan bahwa, desain alat tangkap
bubu + layak secara ekonomis untuk
dikembangkan oleh nelayan sebagai jenis
alat tangkap bubu alternatif.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Badrudin dan Naamin. 1991.
Prosiding Forum II Perikanan,
Sukabumi 18-21 Juni 1991. Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan
Perikanan. Departemen Pertanian.
Jakarta 208 hal.
Baskoro, MS dan A. Effendy. 2005.
Tingkah laku ikan: hubungannya
dengan metode pengoperasian alat
tangkap ikan. IPB. Bogor.
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Ternate. 2010. Evaluasi
Statistik
Perikanan
Tangkap
Propinsi Maluku UtaraTahun 2010.
Ternate.
Fuad, M, H. Cristine, Nurlela, Sugiarto,
dan YEF. Paulus. 2009. Pengantar
Bisnis. Cetakan keenam. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Subani, W. dan HR. Barus. 1989. Alat
Penangkapan Ikan dan Udang Laut
Indonesia.
Balai
Penelitian
Perikanan
laut.
Departemen
Pertanian. Jakarta. 248 hal.
38
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Alumni Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
2
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
* aconpsp@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aspek Bioekonomi dan tingkat pemanfaatan
sumberdaya ikan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) di perairan Maluku Utara.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2013 dan sebagian besar data
yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari PPN Ternate, Kota Ternate,
Provinsi Maluku Utara. Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara secara
terstruktur menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) ditunjang dengan observasi
langsung terhadap kegiatan nelayan di PPN Ternate, serta proses penangkapan alat
tangkap hand line. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis bioekonomi, analisis
hasil tangkapan per upaya penangkapan serta tingkat pemanfaatan ikan Tuna
Madidihang (Thunnus albacares). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa,
pengelolaan sumberdaya ikan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) di perairan
Provinsi Maluku Utara berada dalam kondisi full exploited (67%), dan hasil tangkapan
maksimum lestari (MSY) sebesar 398.607 kg/tahun dengan upaya penangkapan
optimum sebesar 99 unit/tahun. Dengan demikian nilai sumberdaya perkiraan ikan Tuna
Madidihang di perairan Provinsi Maluku Utara masih berpeluang untuk dimanfaatkan
sebesar 13% dan masih dalam kondisi aman. Produksi ikan Tuna Madidihang pada
rezim MEY sebesar 379.905 kg/tahun dengan EMEY sebesar 78 unit/tahun. Posisi EOA
untuk penangkapan ikan Tuna Madidihang sebanyak 156 unit/tahun dengan jumlah
produksi sebesar 270.556 kg/tahun. Berdasarkan hasil analisis, kondisi MEY berada
pada titik maksimal, ini berarti pada kondisi MEY layak karena memberikan
keuntungan yang maksimal.
Kata Kunci : Bioekonomi, Tuna Madidihang, MSY, MEY.
Abstract
The purpose of the research is to analyze the bionomic and utilization level of Yellowfin
Tuna (Thunnus albacores) resources in North Maluku waters. The research was
conducted in December 2013 and mostly data is secondary data from PPN Ternate,
Ternate City North Maluku Province. Data collected through interview using structural
questioner and supported by observation on fisherman activity at PPN Ternate, also
through fishing process using the hand line fishing gear. The data consist in primary
and secondary data. The analysis using in the research is bionomic analysis, catch per
unit effort analysis, and also the utilization level of Yellowfin Tuna (Thunnus
albacores). The research result shown that, the utilization of Yellowfin Tuna (Thunnus
39
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
albacores) resource in North Maluku waters is in full exploited (67%) condition and the
maximum sustainable yield (MSY) is 398.607 kg/year with optimum catch was 99 units
per year. Thereby, the resources values of Yellowfin Tuna that still can be exploited in
North Maluku waters is 13% and still in secure condition. The production of Yellowfin
Tuna at MEY regime is 370.905 kg/year with EMEY is 78 units per year. The EOA position
for Yellowfin Tuna catch is 156 units per year with number of production is 270.556
kg/year. Based on the analysis result, the MEY condition is on maximum point, this
mean that in this condition the utilization level is suitable because it gave maximum
profit.
Keywords: Bionomic, Yellowfin Tuna, MSY, MEY.
PENDAHULUAN
Potensi sumberdaya ikan Tuna
(Thunnus sp) yang terdapat di Indonesia
diperkirakan mencapai 1.211.235 ton
dengan jumlah potensi lestari yang dapat
di manfaatkan sebesar 317.511 ton/tahun,
yang terdiri dari jenis, Tuna Albacore
(Tuna Albacore), Tuna ekor panjang
(Longtail Tuna), Tuna sirip biru selatan
(Southern Bluefin Tuna), Tuna sirip biru
utara
(Southern
Bluefin
Tuna),
Madidihang (Yellowfin Tuna) sebesar
102.850 ton/tahun, dan ikan demersal lain
47.450 ton/tahun.
Pengetahuan akan potensi dan
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan
disuatu perairan merupakan informasi
yang sangat penting untuk membuat suatu
perencanaan pengembangan perikanan.
Tanpa didasari informasi tersebut, usaha
untuk mencapai program perikanan belum
tentu tercapai (Dwipongo, 1983).
Kedudukan perairan laut Maluku
Utara yang diapit oleh perairan Sulawesi
sebagai perairan migrasi ikan tuna serta
Samudra Pasifik menjadikannya kaya
akan potensi laut.
Selama ini dalam menjawab
permasalahan
potensi
sumberdaya
perikanan ada beberapa model dan teknik
yang telah dikembangkan. Salah satu
yang sering diterapkan dalam pengelolaan
sumberdaya perikanan adalah pendekatan
secara Bioekonomi. Pendekatan analisis
secara bioekonomi merupakan salah satu
alternatif yang dapat diterapkan dalam
upaya optimalisasi sumberdaya perikanan
METODOLE PENELITIAN
Lokasi dan waktu
Penelitian ini bertempat di perairan
Maluku Utara, sedangkan pengambilan
data dilakukan di PPN Ternate Kota
Ternate Provinsi Maluku Utara. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2013.
Metode penelitian
Metode pengambilan data dilakukan
melalui wawancara secara terstruktur
menggunakan
daftar
pertanyaan
(kuesioner) ditunjang dengan observasi
langsung terhadap kegiatan nelayan di
PPN Ternate, serta proses penangkapan
alat tangkap hand line. Data yang
40
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Dimana:
CPUEs = hasil tangkapan per satuan
upaya
penangkapan
alat
tangkap standar
CPUEi = hasil tangkapan per satuan
upaya
penangkapan
alat
tangkap i
Cs
= hasil tangkapan jenis alat
tangkap standar
Ci
= hasil tangkapan jenis alat
tangkap i
Fs
= jumlah upaya penangkapan
alat tangkap standar
Fi
= jumlah upaya penangkapan
alat tangkap i
FPIs
= faktor daya tangkap jenis alat
tangkap standar
FPIi
= faktor daya tangkap jenis alat
tangkap i
(2)
Tingkat pemanfaatan
Tingkat pemanfaatan dari suatu
sumberdaya ikan dapat diketahui setelah
didapatkan nilai optimum. Tingkat
pemanfaatan dihitung dengan cara
memprosentasekan
jumlah
upaya
penangkapan pada tahun tertentu terhadap
nilai upaya penangkapan tertentu. Untuk
CPUEs = Cs/fs
FPIs = 1
CPUEi = Ci/fi
FPIi = CPUEi/CPUEs
41
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
C
x 100%
MSY
Dimana:
TP
: Tingkat Pemanfaatan
C
: Jumlah hasil tangkapan ikan
pada tahun tertentu
MSY : Maximum Sustainable Yield
(produksi maksimum lestari)
(4)
Analisis bioekonomi
Dalam
perhitungan
yang
berhubungan dengan aspek aspek
bioekonomi dihitung mengunakan aplikasi
data software Mappel 9,5 dan Excel 2007
untuk dapat menghasilkan pemodelan
bioekonomi sumberdaya Ikan Tuna
Madidihang (Thunnus albacares).
Menurut Purwanto (2003) untuk
mengetahui model statis bioekonomi
penangkapan ikan dan penerapanya dalam
menentukan
optimasi
pemanfaatan
sumberdaya perikanan mengunkan surplus
produksi
dari
Scahefer
dengan
menghubungkan tingkat produksi ikan (Q)
dengan
upaya
penangkapan
(C)
sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1.
= TR TC
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi lokasi penelitian
Wilayah Propinsi Maluku Utara
terletak pada posisi koordinat 03 00 00
LU dan 1290000 BT. Secara
administratif luas wilayah Propinsi
Maluku Utara kurang lebih 106.977,32
km dan sekitar 77% dari luas wilayahnya
Schaefer
a2
4b
a
2b
afOA bfOA2
2 x fMEY
MSY
a2 c2
4b 4bp2
a c2
2b 2bp
MEY
42
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
(3)
Nelayan.
Berdasarkan
hasil
wawancara,
diketahui bahwa sebagian besar nelayan
Maluku Utara berasal dari beberapa
daerah antara lain Tidore, Makian,
Sanana, Taliabu, Pulau Maitara dan Hiri.
Sedangkan yang berasal dari luar Maluku
Utara antara lain dari Manado, Ambon,
Bugis, dan Sangihetalaud.
Potensi sumberdaya ikan Tuna
(1) Hasil
tangkapan
per
upaya
penangkapan (CPUE).
Berdasarkan data hasil produksi dan
total effort penangkapan ikan Tuna
Madidihang dengan menggunakan alat
tangkap perse seine, pole and line dan
hand line yang diperoleh di PPN Ternate
periode 2005-2012 di perairan Maluku
Utara, dapat dijadikan sebagai ukuran
yang dapat menjelaskan kelimpahan dari
sumberdaya ikan tersebut. Hal ini di
karenakan fluktuasi hasil tangkapan
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
upaya penangkapan, musim dan cuaca,
teknologi alat tangkap, teknik penangkapan
dan juga tingkat keberhasilan operasi
penangkapan. Oleh karenanya, salah satu
pendekatan ysng cukup tepat digunakan
untuk menduga kelimpahan sumberdaya
ikan tuna madidihang adalah dengan
perhitungan hasil tangkapan per upaya
pengakapan atau catch per unit effort
(CPUE). Hasil analisis terhadap hasil
tangkapan per upaya penangkapan
(CPUE) ditampilkan dalam Tabel 3. Alat
tangkap standar terhadap alat tangkap
lainnya untuk pemanfaatan sumberdaya
ikan Tuna Madidihang di perairan Maluku
Utara adalah hand line, hal ini
dikarenakan hasil tangkapan dari alat
tangkapan tersebut lebih besar jika di
bandingkan dengan alat tangkap lainnya.
Berdasarkan hasil pada Tabel 3, di
ketahui bahwa CPUE tertinggi ikan Tuna
Madidihan terdapat pada tahun 2009 yakni
sebesar 7831,673913 kg/unit dengan total
effort sebesar 46 unit/tahun. Sedangkan
Unit penangkapan
(1) Kapal penangkapan.
Kapal penangkapan ikan Tuna
Madidihang yang digunakan oleh nelayan
Maluku
Utara
dalam
kegiatan
penangkapan ikan di perairan Maluku
Utara terbagi tiga yaitu jukung atau
perahu tampa motor, motor tempel dan
kapal motor (PPN Ternate, 2010 dalam
Ahmad, 2011).
(2)
Alat tangkap.
Teknologi penangkapan ikan Tuna
yang digunakan oleh nelayan Maluku
Utara dalam pemanfaatan sumberdaya
ikan tuna di perairan Maluku Utara yaitu
tiga jenis alat penangkap tuna yakni, purse
seine, pole and line dan hand line. Jumlah
alat tangkap per jenis dari tahun 20052012 ditampilkan pada Tabel 2.
Berdasarkan data pada Tabel 2,
terlihat bahwa jumlah total unit
penangkapan ikan Tuna yang terdaftar di
PPN Ternate selama periode 2005-2012
sebanyak 1011 unit yang meliputi purse
seine sebanyak 262 unit, pole and line
sebanyak 445 unit dan hand line sebanyak
304 unit. Sedangkan perkembangan unit
penangkapan ikan tuna selama kurung
waktu 2005-2012 terus meningkat dari
tahun ke tahun.
43
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Jumlah
64
96
125
113
121
146
168
178
1011
Tabel 3. Produksi, upaya tangkap dan CPUE Tuna Madidihang periode 2005-2012.
No.
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Total
Rata-rata
Catch (Kg)
Y(i)
Effort (Unit)
f(i) (x)
37.000
62.000
184.047
184.047
360.257
280.828
436.156
580.877
2.125.212
265.652
204
116
32
33
46
54
67
84
636
80
CPUE Schaefer
Y(i)/f(i) (y)
181,3726
534,4828
5.751,4687
5.577,1818
7.831,6739
5.200,5185
6.509,7910
6.915,2024
38.501,6917
4.813
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Gambar 1. Grafik hubungan CPUE dengan upaya penangkapan (effort) ikan Tuna
Madidihang.
menunjukan gejala penurunan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sparre and
Vanema (1999) bahwa rumus-rumus
model produksi surplus hanya berlaku
apabila parameter slope (b) bernilai
negatif (-), artinya penambahan upaya
tangkap akan menurunkan nilai CPUE.
(2)
45
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Tabel 4. Jumlah hasil tangkapan dan tingkat pemanfaatan ikan Tuna Madidihan di
perairan Maluku Utara dalam Tahun 2005-2012.
No .
Tahun
Catch (kg)
MSY
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Jumlah
Rata-rata
37.000,00
62.000,00
184.047,00
184.047,00
360.257,00
280.828,00
436.156,00
580.877,00
2.125.212
265.652
398.607
398.607
398.607
398.607
398.607
398.607
398.607
398.607
1
2
3
4
5
6
7
8
Persentase
100%
100
100
100
100
100
100
100
100
Tingkat Pemanfaatan
Schaefer
9%
16%
46%
46%
90%
70%
109%
146%
67%
Analisis bioekonomi
Analisis bioekonomi dilakukan
untuk menentukan tingkat penguasaan
maksimum bagi pelaku pemanfaatan
sumberdaya perikanan. Perkembangan
usaha perikanan tidak hanya ditentukan
dari kemampuan untuk mengeksploitasi
sumberdaya ikan secara biologis saja,
akan tetapi faktor ekonomi sangat
berperan penting diantaranya adalah
faktor biaya dan harga ikan. Pendekatan
analisis secara biologi dan ekonomi
merupakan salah satu alternatif yang dapat
diterapkan dalam upaya optimalisasi
penguasaan
sumberdaya
perikanan
tangkap secara berkelanjutan.
(2)
(1)
46
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
MEY
OA
TR
TC
EOA
EMEY
EMSY
Tabel 6. Nilai hasil analisis berbagai rezim pengelolaan sumberdaya ikan Tuna
Madidihang di perairan Maluku Utara.
Rezim
Catch (kg)
MSY
MEY
OA
398,607
379.905
270.556
Effort
(unit)
(E)
99
78
156
Profit (Rp)
16.063.860.630,0
15.310.166.450,0
10.903.406.110,0
6.959.091.426,0
5.451.703.053,0
10.903.406.110,0
9.104.769.204,0
9.858.463.397,0
0
47
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
b.
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa, pengelolaan sumberdaya ikan
Tuna Madidihang (Thunnus albacares) di
perairan Provinsi Maluku Utara berada
dalam kondisi full exploited (67%) dengan
hasil tangkapan maksimum lestari (MSY)
sebesar 398.607 kg/tahun dan upaya
penangkapan optimum sebesar 99
unit/tahun. Dengan demikian nilai
sumberdaya
perkiraan
ikan
Tuna
Madidihang di perairan Provinsi Maluku
Utara
masih
berpeluang
untuk
dimanfaatkan dan masih dalam kondisi
aman. Namun memerlukan pengelolaan
yang hati-hati agar tidak melebihi hasil
tangkapan maksimum dan upaya tangkap
minimum, sehingga tidak terjadi over
fishing. Produksi ikan Tuna Madidihang
pada rezim MEY sebesar 379.905
kg/tahun dengan EMEY sebesar 78
unit/tahun. Upaya tangkap open access
(EOA) untuk penangkapan ikan Tuna
Madidihang sebanyak 156 unit/tahun
dengan jumlah produksi sebesar 270.556
kg/tahun. Kondisi MEY berada pada titik
maksimal, ini berarti pada kondisi MEY
layak karena memberikan keuntungan
yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J. 2011. Analisis Bioekonomi dan
Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya
Ikan Pelagis di Perairan Maluku
49
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Khairun. 97719. Ternate.
* inna_ridwan@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji manfaat ekosistem mangrove secara ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari di Pulau Tanakeke Kabupaten
Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai
dengan bulan Agustus 2003, bertempat di Pulau Tanakeke, Kecamatan Mappakasunggu,
Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode
survei yang menggali data dan informasi yang diperlukan dari responden contoh (sampel)
mewakili populasi yang ada. Survei dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data
sekunder. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data Primer dikumpulkan melalui survei lapang dan wawancara langsung di
lokasi penelitian. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran berbagai pustaka yang
ada. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui data jumlah penduduk dan aktifitas
masyarakat di pulau Tanakeke sebagai pengguna ekosistem mangrove, sedangkan analisis
finansial digunakan untuk menilai usaha pemanfaatan sumberdaya mangrove. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, manfaat langsung dari ekosistem mangrove berupa kayu
bakar secara ekonomis menguntungkan dengan nilai IRR sebesar 55-70%. Namun
demikian perlu diperhatikan pemanfaatan ekosistem mangrove harus mempertimpangkan
aspek konservasi, agar kelestarian ekosistem dan manfaat ekologisnya dapat terjaga.
Kata Kunci : Mangrove, kayu bakar, Pulau Tanakeke.
Abstract
The research aimed to examine the use of mangrove ecosystem economically to fulfil every
day needs of people in Tanakeke Island Takalar Regency South Sulawesi Province. The
research was conduct in March until August 2003, located at Tanakeke Island,
Mappakasunggu District, Takalar Regency, South Sulawesi. Research method applied is
survey method to unearthing the data and information needed from sample respondent that
represent the population. The survey was conducted to collect the primary and secondary
data. The primary data was collected through field survey and direct interview at research
site. The secondary data was collected through literature study. Descriptive analysis used
to know the population amount and the society activity at Tanakeke Island as user of
mangrove ecosystem, while financial analysis was used to determine the utilization of
mangrove resource. The result showed that, the direct use from mangrove ecosystem as
fire-wood economically profitable with IRR value is 55-70%. However, it is necessary to
paid attention on mangrove ecosystem utilization with respect to conservation aspect, so the
ecosystem sustainability and it ecology benefit can be preserve.
Keywords: Mangrove, fire-wood, Tanakeke Island.
50
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan
Negara
Kepulauan dengan jumlah pulau yang
mencapai 17.508 dan panjang garis pantai
kurang lebih 81.000 km. Keadaan ini
menyebabkan kawasan pesisir menjadi
andalan sumber pendapatan masyarakat
Indonesia. Secara umum, wilayah pesisir
dapat didefenisikan sebagai wilayah
pertemuan antara ekosistem darat,
ekosistem laut dan ekosistem udara yang
saling bertemu dalam suatu keseimbangan
yang rentan (Beatly et al., 1994).
Menurut Kay dan Alder (1999),
pesisir adalah wilayah yang unik, karena
dalam konteks bentang alam, wilayah
pesisir merupakan tempat bertemunya
daratan dan lautan. Lebih jauh lagi,
wilayah pesisir merupakan wilayah yang
penting ditinjau dari berbagai sudut
pandang perencanaan dan pengelolaan.
Departemen Kelauatan dan Perikanan
dalam
rancangan
Undang-undang
Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
mendefenisikan wilayah pesisir sebagai
kawasan peralihan yang menghubungkan
ekosistem darat dan ekosistem laut yang
terletak antara batas sempadan kearah
darat sejauh pasang tertinggi dan ke arah
laut sejauh pengaruh aktivitas dari
daratan. Wilayah pesisir memiliki nilai
ekonomi
tinggi,
namun
terancam
keberlanjutannya. Dengan potensi yang
unik dan bernilai ekonomi tadi maka
wilayah pesisir dihadapkan pada ancaman
yang tinggi pula, maka hendaknya
wilayah pesisir ditangani secara khusus
agar wilayah ini dapat dikelola secara
berkelanjutan.
Transisi antara daratan dan lautan di
wilayah
pesisir
telah
membentuk
ekosistem yang beragam dan sangat
produktif serta memberikan nilai ekonomi
yang luar biasa terhadap manusia. Sejalan
dengan pertambahan penduduk dan
peningkatan
kegiatan
pembangunan
sosial-ekonomi nilai wilayah pesisir
terus bertambah. Konsekuensi dari
51
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
METODOLE PENELITIAN
Lokasi dan waktu
Penelitian ini bertempat Pulau
Tanakeke, Kecamatan Mappakasunggu,
Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi
Selatan. Penelitian dilaksanakan pada
bulan Maret sampai bulan Agustus 2003.
Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.
Metode penelitian
Metode penelitian yang diterapkan
adalah metode survei yang menggali data
dan informasi yang diperlukan dari
responden contoh (sampel) mewakili
populasi yang ada. Survei dilakukan untuk
mendapatkan data primer dan data
sekunder.
Data yang diambil pada survei potensi
sumberdaya yang terdapat di pulau
Tanakeke, meliputi produksi hasil penjualan
mangrove sebagai bahan bakar. Data yang
dikumpulkan pada penelitian ini meliputi
data primer dan data sekunder. Data Primer
dikumpulkan melalui survei lapang dan
wawancara langsung di lokasi penelitian.
Analisis data
Analisis data yang dilakukan adalah
dengan melakukan perhitungan data
jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat
di Pulau Tanakeke sebagai pengguna
ekosistem.
Sedangkan
untuk
mengetahui
prospek secara ekonomis pengembangan
usaha dilakukan analisis-analisis yang
meliputi : (1) net present value (NPV); (2)
internal rate of return (IRR), (3) net
benefit cost ratio (net B/C) (Kadariah, et
52
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
NPV=
t=1
Bt - Ct
1+i t
Dimana :
Bt = Benefit
kotor
sehubungan
dengan suatu proyek pada tahun
t.
Ct = Biaya kotor sehubungan dengan
proyek pada tahun t, tidak
dilihat apakah biaya tersebut
dianggap bersifat modal atau
rutin.
t = Umur ekonomis proyek.
i
= interest rate.
NPV+
i+ -iNPV+ -NPV-
Dimana :
i+
= Discount rate pada saat
nilai NPV positif
i
= Discount rate pada saat
nilai NPV negatif
+
NPV
= NPV nilai positif
NPV- = NPV nilai negatif
(3) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C),
merupakan perbandingan sedemikian
rupa sehingga pembilangnya terdiri
atas Present Value total dari benefit
bersih dalam tahun-tahun dimana
benefit bersih itu bersifat positif,
sedangkan penyebutnya terdiri atas
Present Value total dari biaya bersih
dalam tahun-tahun dimana Bt Ct
bersifat negatif, yaitu biaya kotor
53
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Mangara Bombang
Mappakasunggu
Polongbangkeng Selatan
Polongbangkeng Utara
Galesong Selatan
Galesong Utara
Perwakilan Pattalassang
Kabupaten Takalar
100,50
74,63
88,07
212,25
44,00
21,75
25,31
566,51
% Terhadap Luas
Kabupaten
17,74
13,17
15,54
37,47
7,77
3,84
4,47
100
54
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Kayu Bakar/Arang
Jumlah
Persentase(%)
2
3
< 30 th
31-40 th
41-50 th
51-60 th
65-70 th
Jumlah
Pengalaman Kerja
< 10 th
11-20 th
21-30 th
Jumlah
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Jumlah
Sumber : Hasil survey, 2003.
55
1
1
2
4
25
25
50
100
2
2
4
50
50
100
4
4
100
100
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa,
manfaat langsung dari ekosistem mangrove
berupa kayu bakar secara ekonomis
menguntungkan dengan nilai IRR sebesar
55 70%. Namun demikian perlu
diperhatikan
pemanfaatan
ekosistem
mangrove harus mempertimpangkan aspek
konservasi, agar kelestarian ekosistem dan
manfaat ekologisnya dapat terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Beatley, T. 1994. Introduction to Coastal
Zone Management. Island Press.
Ginting,
S.P.
1998.
Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan Berbasis
Masyarakat. Jurnal Pembangunan
Daerah, Edisi II Tahun 2: Hal. 73
83.
Inoue, Y., O. Hadiyati, H.M.A. Affendi,
K.R. Sudarma, I.N. Budiana. 1999.
Model
Pengelolaan
Hutan
Mangrove Lestari: Hasil Studi
Kelayakan di Republik Indonesia.
Departemen
Kehutanan
dan
Perkebunan dan Japan International
Cooperation
Agency
(JICA).
Jakarta.
Kadariah, L. Karlina dan C. Gray. 1999.
Pengantar
Evaluasi
Proyek.
Universitas Indonesia. Jakarta.
56
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Satuan
Jumlah
Satuan
m2
Harga
Satuan (Rp)
Jumlah
Biaya (Rp)/ trip
A. Investasi
1. Wadah
- Hutan Bakau
50000
200
10000000
10000000
- Parang
Unit
15000
15000
15000
- Kampak
Unit
10000
10000
10000
- Perahu Jukung
Unit
500000
500000
500000
- Karung
Unit
30
1000
30000
Jumlah
300000
10825000
B. Biaya
1. Penyusutan
- Parang (7 Tahun)
1000
- Kampak (7 Tahun)
- Perahu Jukung (7
Tahun)
667
71428.57143
- Karung (1 Tahun)
50000
2. Variabel
- Makan/Rokok
Hok
5000
5000
600000
- Minyak Tanah
Liter
1500
1500
15000
- Cat
Kaleng
22000
22000
22000
- Dempul
Kaleng
18000
18000
3. Perawatan
- Kapal
Jumlah
18000
778095.5714
C. Hasil
- Arang
m3
1/2 (15
kg)
20000
57
300000
3000000
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Lampiran 2. Analisis cash flow salah satu responden pencari kayu bakar.
Komponen
A. Penerimaan
1. Hasil
2. Salvadge Value
Jumlah (A)
B. Biaya
1. Investasi
- Lahan Bakau
- Parang
- Kampak
- Perahu Jukung
- Karung
2. Replacement Cost
- Lahan Bakau
- Parang
- Kampak
- Perahu Jukung
- Karung
3. Perawatan
4. Eksploitasi
Jumlah (B)
Net Benefit (A-B)
Df (10%)
PV
NPV
Net B/ C
IRR
Tahun Ke
3
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
3000000
500000
40000
615000
1155000
1845000
0.564474
1041454
15000
10000
700000
500000
40000
615000
1880000
1120000
0.513158
574737.1
9000000
15000
10000
700000
500000
40000
615000
10880000
-10880000
1
-10880000
-2269806.917
0.791378041
3%
500000
40000
615000
1155000
1845000
0.909091
1677273
500000
40000
615000
1155000
1845000
0.826446
1524793
58
500000
40000
615000
1155000
1845000
0.751315
1386176
500000
40000
615000
1155000
1845000
0.683013
1260160
500000
40000
615000
1155000
1845000
0.620921
1145600
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
INDEKS PENULIS
A
Abubakar, T., 39
Affendi, H.M.A., 55
Ahmad, S., 2
Ahmad, J., 43, 48
Alder, J., 51
Amri, K., 15, 16
Ana, S., 48
Anthony, 6
Arifin, I., 15
Arnason, R., 2
Awaludin, 15, 16
Irham, 10
B
Badrudin, 31
Barus, 31
Barus, H.R., 33, 34
Baskoro, M.S., 33, 34
Beatley, T., 51
Budiana, I.N., 55
M
Malik, F. R., 30
Miyuki, N., 33
Muksin, D., 39
Musa, H. A., 20
Mutmainnah, 20, 50
K
Kadariah, 42
Kaidati, B., 1, 20, 39
Karlina, L., 52
Kay, R., 51
Kazutaka, S., 33
Kusnadi, 8
L
Laevastu, T., 16, 18
Lembaga Penelitian Undana, 27
N
Naamin, 31
Nikijuluw, V.P.H., 2
Nontji, A., 15
Nopirin, 7
Nurani, T.W., 3
Nurmalasari, Y., 51
Nurlela, 37
C
Cristine, H., 37
D
DKP Kota Ternate, 21, 23, 32
DKP Maluku Utara, 21
Djamali, A, 16
Dyah, S.P, 8
Dwiponggo, 40
P
Paulus, Y.E.F., 37
PPN Ternate, 43
Purwanto, 42
E
Effendy, A., 33, 34
F
Fauzi, A., 41, 48
Fuad, M., 37
R
Ravilious, C., 51
Rumagia, F., 1
G
Green, E.P., 51
Ginting, S.P., 54
Gray, C., 52
S
Samil, J., 41
Sofiati, T., 45
Spalding, M.D., 51
Sparre, P., 45
Stoner, F.J, 7
Suara, I. H., 1
Subani, W., 33, 34
Sudarma, K.R., 55
Sugiarto, 37
Suharto, R.T, 3
H
Haluan, J., 3
Hadiyati, O., 55
Hayes, M.L., 18
Hela, I., 16
I
Inoue, Y., 55
59
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Suwarso, 15, 16
V
Venema, S.C., 45
T
Tomiko I., 33
W
Widodo, J, 16
U
Umar, H, 22, 23, 28
60
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
PANDUAN PENULISAN
halaman diberi nomor secara berurutan,
maksimum 10 halaman termasuk tabel dan
gambar
Jenis Naskah
Naskah yang diterima adalah naskah yang
belum pernah dipublikasikan pada jurnal
ilmiah
(cetak
maupun
electronic
journal)/prosiding/majalah ilmiah lainnya.
Naskah dapat berupa jurnal laporan hasil
penelitian atau artikel review.Naskah
ditulis mempergunakan Bahasa Indonesia
atau Bahasa Inggris.
Judul
Judul dicetak tebal (bold) dengan huruf
kapital pada setiap awal kata, kecuali kata
sambung. Judul maksimum terdiri dari 12
kata (tanpa kata sambung). Naskah dalam
Bahasa Indonesia harus disertai judul dalam
Bahasa Inggris yang ditulis miring (Italic).
Judul Bahasa Inggris ditulis setelah judul
Bahasa Indonesia sebelum nama penulis.
Nama penulis ditulis lengkap, tanpa gelar,
alamat lembaga afiliasi penulis. Beri tanda
angka
1,2,3,dst.,
untuk
alamat
korespondensi. Alamat untuk korespondensi dilengkapi dengan kode pos,
faksimile atau nomor telepon, dan e-mail
serta diberi tanda *, ditulis pada bagian
bawah setelah nama penulis.
Contoh penulisan judul dan Nama penulis:
Bagian Naskah
Judul makalah
Nama lengkap penulis (tidak disingkat,
tanpa gelar)
Afiliasi penulis (instansi tempat penulis
bekerja dan alamat korespondensi)
Abstrak dan Kata kunci (Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris)
Pendahuluan
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Ucapan terimakasih (bila ada)
Daftar Pustaka
Lampiran (bila ada)
Format
Naskah diketik dengan program Microsoft
Word (doc./docx.) atau Rich Text Format
(rtf). pada kertas A4 (21 cm x 29,5 cm)
dengan jarak antar baris satu spasi. Batas
pengetikan dari tepi kertas 3 cm. Naskah
diketik dengan jenis huruf Times New
Roman dengan spesifikasi ukuran huruf :
Judul naskah ukuran huruf 14 point; Nama
penulis ukuran huruf 12 point; Keterangan
penulis ukuran huruf 10 point; Abstrak
ukuran huruf 12 point; Kata kunci ukuran
huruf 10 point; Isi naskah ukuran huruf 12
point; Keterangan gambar dan tabel ukuran
huruf 9 point; Daftar pustaka ukuran huruf
12 point.
Format
penulisan
Jurnal
Makaira
mempergunakan dua kolom (67 karakter),
kecuali bagian judul dan abstrak ditulis
dalam format satu kolom. Naskah setiap
Faizal Rumagia1*
1
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Teks
Awal paragraf dimulai 5 indent dari sisi
kiri naskah. Penulisan sub judul
(PENDAHULUAN,
METODE
PENELITIAN,
HASIL
DAN
PEMBAHASAN,
KESIMPULAN,
UCAPAN TERIMA KASIH dan
DAFTAR PUSTAKA) ditulis di bagian
kiri naskah dengan huruf kapital dan
tidak menggunakan nomor. Sub-sub judul
ditulis di kiri halaman dengan cetak miring
(italic) dan huruf kapital di setiap awal kata.
Penggunaan kalimat dan bahasa yang
dipergunakan
dalam
jurnal
harus
menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah yang
berlaku dalam tata bahasa (EYD). Nama
organisme harus diikuti dengan nama
ilmiahnya
secara
lengkap
pada
pengungkapan pertama. Nama ilmiah ditulis
miring, sedangkan nama penulis dari nama
ilmiah dan kata seperti var. ditulis
tegak. Contoh: Makaira indica (Cuvier,
1832). Singkatan pertama kali ditulis dalam
kurung setelah kata-kata yang disingkatnya.
Penulisan satuan menggunakan Standar
Internasional (SI). Exponen negatif
digunakan untuk menyatakan satuan
penyebut.Contoh: g l-1, bukan g/l. Satuan
ditulis menggunakan spasi setelah angka,
kecuali untuk menyatakan persen. Contoh:
25 g l-1, bukan 25gl-1; 35% bukan 35 %.
Penulisan desimal menggunakan koma
(bukan titik). Seluruh tabel dan gambar
harus dirujuk dalam teks.
Daftar Pustaka
Ketentuan pustaka yang dipergunakan
adalah:
1. Sumber pustaka primer terdiri atas
jurnal, paten, disertasi, tesis, makalah
dalam prosiding dan buku teks.
2. Membatasi pustaka yang mengacu pada
diri sendiri (self citation)
62
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Gambar
Gambar yang ditampilkan dalam naskah
harus jelas, memiliki resolusi tinggi dan
kontras yang baik dalam format
JPEG/BMP/TIFF dengan ketentuan sebagai
berikut:
Monochrome image (line art), yaitu
gambar berupa diagram dengan warna
hitam putih (solid/tanpa ada warna abuabu), harus memiliki resolusi 1000-1200
dpi (dot per inch).
Combination Halftone, contohnya adalah
gabungan antara gambar dan teks
(gambar yang mengandung teks) dan
grafik yang berwarna atau dalam format
grayscale. Gambar jenis ini harus
memiliki resolusi 600-900 dpi.
Halftone, yang termasuk kelompok ini
adalah gambar berwarna atau dalam
format grayscale tanpa teks. Gambar
jenis ini harus memiliki resolusi 300 dpi.
Gambar hitam putih harus dibuat dalam
mode grayscale, sedangkan gambar
berwarna dalam mode RGB (Red Green
Blue).
Gambar
dibuat
berukuran
lebar
maksimal 10 cm (satu kolom), 12.5 cm
(satu setengah kolom) atau 15 cm (dua
kolom).
Judul gambar ditulis dengan jelas pada
bagian bawah gambar.
Gambar dengan garis penunjuk (jika ada)
hendaknya disatukan (grouping).
Gambar dianjurkan hitam putih, apabila
ingin mencantumkan gambar berwarna,
biaya cetak dibebankan kepada penulis.
Legenda atau keterangan gambar harus
jelas dan lengkap. Jika gambar diperkecil
maka semua tulisan harus tetap dapat
terbaca.
Gambar akan dipublikasikan pada jurnal
harus diberi keterangan jelas dan apabila
gambar diperoleh dari pihak ketiga harus
mendapat ijin dari pemilik gambar
MAKAIRA
Jurnal Ilmiah Perikanan
Kutipan (Sitasi/Citation)
Jika dalam text (tulisan) mengutip
informasi, pandangan maupun pendapat
sesorang penulis lainnya, maka nama
penulis dicantumkan dengan tahun
publikasinya dalam kurung. Nama penulis
ini harus masuk dalam Daftar Pustaka.
Contoh: .fokus penelitian Dahuri (1983)
pada pemberdayaan masyarakat
Kalau nama tidak dipakai dalam teks, tetapi
mengacu kepada tulisan penulisnya, maka
nama dan tahun dari tulisan ditulis dalam
kurung pada akhir kalimat. Contoh:
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu
cara terbaik dalam pengelolaan wilayah
pesisir secara lestari (Dahuri, 1996)
Jika lebih dari satu penulis, maka contohcontoh di atas ditulis sebagai berikut:
Brown
and
Biven
(1977)
menekankan pada aspek etika
Jika lebih dari dua penulis, maka ditulis
sebagai berikut:
. . Bock et al. (1989) meneliti
gerakan tektonik di Sumater dengan cara
pengamatan GPS.
Jika nama-nama penulis tidak dicantumkan
dalam teks, maka acuan dilakukan pada
akhir kalimat sebagai berikut:
.propagasi
gelombang
elektromagnetik (Pibram et al., 1984).
Acuan dapat lebih khusus lagi dengan
mencantumkan halaman di mana kutipan itu
berada. Dapat ditulis sebagai berikut:
(Valenstein, 1983, pp.284-289)
.. atau
.
(McCaffery, et. al., 1990, hal. 29)
Prosedur Publikasi
Penulis wajib mengisi form pernyataan
bahwa naskah belum pernah atau tidak
sedang diajukan untuk dipublikasikan di
64