PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pembangunan
suatu
konstruksi,
pertama
tama
sekali
yang
baru
kemudian
melaksanakan
pekerjaan
struktur
atas.
tiang, dan daya dukung geser atau selimut ( friction bearing capacity ) yang
diperoleh dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara tiang pancang
dan tanah disekelilingnya.
Secara umum tiang pancang dapat diklasifikasikan antara lain: dari
segi bahan ada tiang pancang bertulang, tiang pancang pratekan, tiang
pancang baja, dan tiang pancang kayu. Dari segi bentang penampang, tiang
pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat padat, pipa, huruf H, huruf
I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan, dapat dilakukan
dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan hidrolic hammer.
B.Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Beban Max / Dimensi yang lazim pada tiang pancang beton, kayu, dan
baja !
5.
Alat alat berat apa saja yang digunakan dalam tiang bor?
C.Tujuan
Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca :
1.
2.
3.
4.
5.
II. PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari
struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan)
beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman
tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan
beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja
(steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul,
dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap
(poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik
penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem
transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi,
pertahanan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak
dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang
dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang
dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan
diisi dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile
driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja
(steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile)
sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada
sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi
baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi
memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai
karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan
peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang
pancang bermunculan.
Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:
1.
2.
dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil
pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan
kurang keras apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima
pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi,
estimasi biaya dapat menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang
biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan
biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul
dari tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di
bangun di atas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi
tanah yang normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang
merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jertty atau
dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila
tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung
(bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang
bekerja padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai
daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban
yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah
kedalaman > 8 m (Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang
pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari
konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya
sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan
tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile)
untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini
sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal
dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari
alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan
cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang
pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang
beton, tiang pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu beton dan
baja beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
tarik beton adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka
tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk
menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan
pemancangan.
Kriteria dan jenis pemakaian tiang pancang
Dalam perencanaan pondasi suatu konstruksi dapat digunakan
beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan
berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:
bahan, cara tiang meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini
akan dijelaskan satu persatu.
1.
a.
tiang pancang pada suatu dermaga. Tiang pancang kayu dibuat dari batang
pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya
diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai
bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk
maksud-maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana
tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya
runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari
logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam
penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama
dan tidak mudah busuk apabila tiang katu tersebut dalam keadaan selalu
terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan
lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang
selalu berganti-ganti. Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan
pengawet untuk kayu hanya akan menunda atau memperlambat kerusakan
daripada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat melindungi untuk
seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu ini biasanya tidak diijinkan
untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap
tiang.
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerahdaerah dimana sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah
Kalimantan, sehingga mudah memperoleh balok/tiang kayu yang panjang
dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk digunakan sebagai tiang
pancang.
Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan
kayu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat,
contohnya kayu berlian. Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih
Tiang pancang dari kayu relatif lebih ringan sehingga mudah dalam
pengangkutan.
2.
3.
Mudah untuk pemotongannya apabila tiang kayu ini sudah tidak dapat
masuk lagi ke dalam tanah.
4.
Tiang pancang kayu ini lebih baik untuk friction pile dari pada untukend
bearing pile sebab tegangan tekanannya relatif kecil.
5.
Karena tiang kayu ini relatif flexible terhadap arah horizontal dibandingkan
dengan tiang-tiang pancang selain dari kayu, maka apabila tiang ini
menerima beban horizontal yang tidak tetap, tiang pancang kayu ini akan
melentur dan segera kembali ke posisi setelah beban horizontal tersebut
hilang. Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan
kesamping dari kapal dan perahu.
Kerugian pemakaian tiang pancang kayu:
1.
Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah
yang terendah agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah
itu letaknya sangat dalam, hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.
2.
Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relatif kecil
di bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton
terutama pada daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.
3.
Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu (gravel) ujung tiang
pancang kayu dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang
tersebut hancur. Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu
dipancangkan akan menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah
ditentukan.
4.
Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan
jamur yang menyebabkan kebusukan.
b.
1.
bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian
setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik
beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat
sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah
dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur
yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena
berat sendiri adalah besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di
tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk transport.
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk
setiap tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang
pancang beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan
teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus
dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.
Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi
empat, segi delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar,
hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air
tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian
tanah yang banyak untuk poernya.
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap
pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya
cukup tebal untuk melindungi tulangannya.
Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti
memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat
dipergunakan.
Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung
khusus.
2.
prategang yang menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya
prategangnya.
2.
3.
1.
2.
3.
dengan jalan dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara
mengebor tanah seperti pada pengeboran tanah pada waktu penyelidikan
tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan dua cara:
1)
2)
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam
transport.
c.
Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja
gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana
tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu
beton tersebut minimum harus K250.
Kebanyakan tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat
dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam
pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti
halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan
sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang
dengan tahanan ujung yang besar.
Tingkat karat pada tiang pancang baja sangat berbeda-beda terhadap
texture tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan
kelembaban tanah.
a.
Pada tanah yang memiliki texture tanah yang kasar/kesap, maka karat
yang terjadi karena adanya sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir
mendekati keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
b.
Pada tanah liat (clay) yang mana kurang mengandung oxygen maka akan
menghasilkan tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang terjadi
karena terendam air.
c.
Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak dibawah lapisan
tanah yang padat akan sedikit sekali mengandung oxygen maka lapisan
pasir tersebut juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali pada
tiang pancang baja.
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di bagian atas yang
dekat dengan permukaan tanah. Hal ini disebabkan karenaAeratedCondition (keadaan udara pada pori-pori tanah) pada lapisan tanah tersebut
dan adanya bahan-bahan organis dari air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi
dengan memoles tiang baja tersebut dengan (coaltar) atau dengan sarung
beton sekurang-kurangnya 20 ( 60 cm) dari muka air tanah terendah.
Bor kering
Pelaksananannya menggunakan mata bor biasa ( spiral plat) diputar sambil
dimasukkan kedalam tanah dengan menggunakkan alat bor crane, dengan
menggunakan mesin diesel dan as mata diatur, dikendalikkan kaki tripot
sebagai penyangga untuk menaikan dan menurunkan mata bor.
2.
Bor Basah
System ini memerlukan casing untuk menahan tanah dari kelongsoran
,pompa air untuk sirkulasi dan airSystem ini memerlukan casing untuk
menahan tanah dari kelongsoran ,pompa air untuk sirkulasi dan airnya yang
dipakai untuk pengeboran, persedian air harus cukup untuk mencapai
kedalaman penggeboran yang direncanakan.
Bor pile adalah alternative lain apabila dalam pelaksanaan lokasi sangat sulit
atau beresiko apabila menggunakan tiang pancang (spoon pile). Seperti
masalah mobilisasi peralatan, dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan sekitar (getaran, kebisingan ,dll) dan kondisi lain yang dapat
mempengaruhi kegiatan pekerjaan.
2.
3.
4.
(pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.
5.
6.
7.
Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang akan
8.
9.
Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang
2.
Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Alat Pancang
Alat Pancang Tiang
Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat
pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar
atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari berbagai macam alat
pemukul diperlihatkan dalam Gambar 2.4a sampai dengan 2.4d. Pada
gambar terebut diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan pada kepala tiang
dalam pemancangan. Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup
kepala tiang yang kadang-kadang dibentuk dalam geometri tertutup.
1.
2.
(b)
(a)
Pemukul aksi tunggal berbentuk
memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh udara atau uap yang
terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya
sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram
dikalikan tinggi jatuh
(c)
(d)
Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting
hammer), (b) Pemukul aksi double (double acting hammer), (c) Pemukul
diesel (diesel hammer), (d) Pemukul getar (vibratory
hammer) ( Hardiyatmo,H.c., 2002
3.
Alat ini memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston/ram, tangki
bahan bakar, tangki pelumas, pompa bahan bakar, injector, dan mesin
pelumas. Pada pengoperasiannya, energi alat didapat dari berat ram yang
menekan udara di dalam silinder.Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram,
balok anvil dan sistem injeksi bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil,
ringan dan digerakkan dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi
pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram
ditambah energi hasil dari ledakan (gambar c).
5.
saat pasangan batang berputar dengan arah yang berlawanan, berat yang
disebabkan oleh beban eksentris menghasilkan getaran pada alat. Getaran
yang dihasilkan tersebut menyebabkan material di sekitar pondasi yang
terikat pada alat, akan ikut bergetar. Alat ini sangat sesuai digunakan pada
tanah yang lembab.Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang
bergetar pada frekuensi tinggi (Gambar d).
6.
Hydraulic Hammer
Alat ini memiliki cara kerja berdasarkan perbedaan tekanan pada cairan
hidrolis. Hidraulic Hammer ini dimanfaatkan untuk memancangkan pondasi
tiang baja H dan pondasi lempengan baja dengan cara dicengkeram,
didorong, dan ditarik. Alat ini sesuai digunakan ketika ada keterbatasan
daerah operasi karena tiang pancang yang dimasukkan cukup pendek. Untuk
memperpanjang tiangnya dapat dilakukan penyambungan pada ujungujungnya
2.Alat Gawangan
Semoga bisa memberi sedikit gambaran bagi anda yang sedang mencari
kebutuhan bor pile.Jika ingin ada yang ditanyakan bisa menghubungi kami.
Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Bored Pile
Pada dasarnya pelaksanaa bored pile pada tanah yang tidak mudah longsor
adalah:
1. Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang dikehendaki.
2. Dasar lubang bor dibersihkan
.
3. Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor.
4. Lubang bor diisi atau dicor beton.
Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,
cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada
suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah - langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus/ ukuran dan
tiang pancang:
1.
2.
Pekerjaan Persiapan
1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal
saat tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar
harus dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk
mempermudah perekaan, maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
2. Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat
dengan hati-hati sekali guna menghindari retak maupun kerusakan lain yang
tidak diinginkan.
3. Rencanakan final set tiang, untuk menentukan pada kedalaman mana
pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan data
jumlah pukulan terakhir (final set).
4. Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan
manuver alat. Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi
pemancangan.
5. Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
6. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk peyambungan batang
berikutnya bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah
sedangkan level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.
B.
Proses Pengangkatan
1. Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat
penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke
penyusunan lapangan.Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak titik
angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus
diperhatikan momen maksimum pada bentangan, haruslah sama dengan
momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen yang
sama.
Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton
adalah dalam tanda pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat
berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah ditentukan dan
untuk lebih jelas dapat dilihat oleh gambar.
C.
Proses Pemancangan
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah
meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter.
Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set
sesuai perhitungan.
D.
Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain
yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan
penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan
dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang .
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih
ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah
disekitarnya (Gambar 2.9b). Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan
tanah dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.
Qs = As.fs .................................................................................................(7)
Kapasitas daya dukung ultimit tiang (Qu) adalah jumlah dari tahanan
ujung ultimit tiang (Qb) dan tahanan gesek dinding tiang (Qs) antara sisi
tiang dan tanah di sekitarnya dinyatakan dalam persamaan berikut ini
(Hardiyatmo, 2010):
Qu = Qb + Qs = Ab.fb + As.fs ................................................................(8)
Keterangan:
Qb = Tahanan ujung ultimit tiang
Qs = Tahanan gesek dinding tiang
Ab = Luas ujung tiang bawah
As = Luas selimut tiang
fb = Tahanan ujung satuan tiang
fs = Tahanan gesek satuan tiang
Kapasitas dukung ultimit tiang dapat dihitung secara empiris dari nilai N
hasil uji SPT.
1. Tahanan ujung tiang berdasarkan data pengujian SPT dihitung dengan
persamaan Meyerhof (Bowles, 1993), yaitu:
Qb = Ab (40N) Ab (400N) .............................................................(9)
Keterangan:
N = Nilai rata-rata statistik dari bilangan-bilangan SPT dalam
daerah kira-kira 8B di atas sampai dengan 3B di bawah titik
tiang
B = Lebar atau diameter tiang
Lb/B = Perbandingan kedalaman rata-rata dari sebuah titik
Keterangan:
Xm = 0,2 untuk bored pile
Li = Panjang lapisan tanah (m)
P = Keliling tiang (m)
N = Banyaknya perhitungan pukulan rata-rata statistic
Keterangan:
fb = Tahanan ujung satuan tiang (kN/m2)
N = N-SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh prosedur lapangan dan
tekanan overburden
L = Kedalaman penetrasi tiang (m)
d = Diameter tiang (m)
r = Tegangan referensi = 100 kN/m2
Untuk menghitung fb, nilai N-SPT yang digunakan harus mewakili
kondisi tanah di sekitar ujung tiang yaitu dalam kisaran 1D di atas
dasar tiang dan 2D di bawahnya.
4. Tahanan gesek satuan dihitung dengan persamaan Meyerhof
(Hardiyatmo, 2010)
Qs = As.fs
Briaud et al. (Hardiyatmo, 2010) menyarankan persamaan tahanan
ujung satuan, yaitu:
fs = 0,224 r (N)0,29 .........................................................................(13)
fb = 19,7 r (N)0,36 ..........................................................................(14)
Keterangan:
fs = Tahanan gesek satuan tiang (kN/m2)
fb = Tahanan ujung satuan tiang (kN/m2)
N = N-SPT yang dikoreksi terhadap pengaruh prosedur lapangan dan
tekanan overburden.
r = Tegangan referensi = 100 kN/m2
dimana :
qca (base) = Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D
dibawah ujung tiang dan Fb adalah faktor empirik tergantung pada tipe
tanah.Tahanan kulit persatuan luas (f)diprediksi sebagai berikut :
dimana :
qc (side) = Perlawanan konus rata-rata pada masing lapisan sepanjang tiang.
Fs = Faktor empirik tahanan kulit yang tergantung pada tipe tanah.
Fb = Faktor empirik tahanan ujung tiang yang tergantung pada tipe tanah.
Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel 2.1 dan nilai-nilai faktor empirik
s diberikan pada Tabel 2.2
Fb
3,5
1,75
1,75
Fs
7,0
3,5
3,5
Tabel 2.2 Nilai faktor empirik untuk tipe tanah yang berbeda ( Titi dan
Farsakh, 1999)
Tipe
Tanah
Pasir
s(%)
Tipe
1,4
Tanah
Pasir
s(%)
Tipe
s(%)
2,2
Tanah
Lempun
2,4
Pasir
2,0
berlanau
Pasir
berpasir
Lempun
2,8
kelanaua
berlanau
dengan
berpasir
lempung
dengan
Pasir
2,4
Lanau
3,0
lanau
Lempun
kelanaua
n dengan
berlanau
lempung
dengan
Pasir
pasir
Lempun
2,8
Lanau
3,0
berlempu
berlempu
ng
ng
berlanau
dengan
dengan
lanau
Pasir
pasir
Lanau
3,0
berlempu
berlempu
ng
ng
3,4
Lempun
2,8
3,0
4,0
6,0
Pada umumnya nilai s untuk pasir = 1,4 persen, nilai s untuk lanau
= 3,0 persen dan nilai s untuk lempung = 1,4 persen.
Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil
pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff.
Daya dukung ultimate pondasi tiang dinyatakan dengan rumus :
Qult = (qc x Ap)+(JHL x K11) ........................................................ (2.4)
dimana :
Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
dimana :
Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi.
qc = Tahanan ujung sondir.
Ap = Luas penampang tiang.
JHL = Jumlah hambatan lekat.
K11 = Keliling tiang.
Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
1. Daya Dukung berdasarkan Kekuatan bahan
P=(Ap*Tbk)+(As*Tau) ; dimana ; P
(kg)
Ap = Luas penampang tiang pancang
(cm2)
As = Luas tulangan tiang pancang (cm2)
Tbk = Tegangan ijin beton (kg/cm2)
Tau = Tegangan ijin tulangan (kg/cm2)
2. Daya dukung tiang pancang berdasarkan data sondir (CPT/Cone
Penetration Test)
P =(qc*Ap)/3 + (JHL*Ka)/5 ;
dimana ; P = Daya dukung tiang pancang ijin (kg)
qc = Nilai konus (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang pancang (cm2)
Ka = Keliling penampang tiang (cm1)
JHL = Jumlah hambatan lekat
SF = Safety factor ; 3 dan 5
3. Daya dukung tiang pancang berdasarkan Data SPT/ Standart
Penentration Test
Qu = (40*Nb*Ap)
dimana ; Qu = Daya dukung batas pondasi tiang pancang
Nb = nilai N-SPT rata-rata pada elevasi dasar tiang pancang
Nb = (N1+N2)/2 ;
N1 = Nilai SPT pada kedalaman 3B pada ujung tiang ke
bawah
N2 = nilai SPT pada kedalaman 8B pada ujung tiang ke
atas
Ap = luas penampang dasar tiang pancang (m2)
P = (Qu +Qsi)/3
Kapasitas Ijin Fondasi Tiang
Faktor Aman
Faktor Aman Tiang Pancang
Tabel 2.3 Harga Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi Tabel 2.3 Harga
Effisiensi Hammer dan koef. Restitusi
Tipe Hammer
Single and double acting
Efficiency, E
0.7 - 0.8
hammer
Diesel Hammer
drop Hammer
0.8 - 0.9
0.7 - 0.9
Pile Material
Coefficient of
restitution, n
0.4 - 0.5
( whitout cap )
Wood cushion on steel pile
Wooden pile
0.3 - 0.4
0.25 - 0.3
Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih
dapat diandalkan. Lebih-lebih karena pemeriksaan dapat dilakukan setiap
saat.
2.
3.
4.
Kerugiannya yaitu:
1.
2.
3.
4.
2.
Pengangkatan tiang.
3.
4.
2.
Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di antara tiangtiang masih dalam batas-batas toleransi.
3.
4.
5.
.......................................................................................................
(22)
Untuk tiang tanpa pembesaran di bagian bawahnya:
Qa =
.......................................................................................................
(23)
Bila diameter tiang lebih dari 2 m, kapasitas tiang ijin perlu dievaluasi
dari
pertimbangan penurunan tiang. Selanjutnya, penurunan struktur harus pula
dicek terhadap persyaratan besar penurunan toleransi yang masih diijinkan.
Faktor aman (F) untuk tiang bor juga bergantung terutama pada
informasi
dari hasil uji beban statis, keseragaman kondisi tanah, dan ketelitian
program
penyelidikan tanah. Nilai-nilai tipikal faktor aman untuk tiang bor yang
disarankan, ditunjukkan dalam Tabel . Nilai-nilai dalam tabel tersebut berlaku
untuk bangunan-bangunan pada umumnya. Untuk bangunan-bangunan yang
khusus, maka nilai-nilai faktor amannya dapat ditambah atau dikurangi.
Tabel 9. Faktor Aman
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Pemancangan
Kelebihan:
1.
2.
3.
4.
5.
Kekurangan:
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
2.
Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada tipe pondasi dalam yang lain
(bored pile).
3.
4.
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Penggolongan pondasi tiang pancang menurut bahan terbagi atas :
beton,baja, kayu, dan komposit
2. Pemasangan tiang pancang dapat dilakukan dengan cara dicetak dari luar
ataupun di bor di lokasi kerja
3. Alat berat pemancang tiang pancang yaitu : pemukul jatuh, pemukul aksi
tiang, pemukul aksi double, pemukul diesel, pemukul getar, hydraulic
hammer.
4.
Metode
pelaksanaan
tiang
pancang
dimulai
dari
tahap
persiapan,