Sejarah IBI
Perjalanan organisasi IBI pada awalnya adalah di
dasari rasa keprihatinan dan kesadaran untuk
membela, mempertahankan dan memelihara
kepentingan-kepentingan bangsa dan
kepentingan masyarakat umumnya, kepentingan
perempuan atau wanita serta kepentingan bidan
khususnya, pada tanggal 15 September 1950 di
Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan Jakarta,
para bidan melaksanakan suatu pertemuan dan
bersidang serta melahirkan suatu kesepakatan
untuk membentuk suatu wahana Ikatan Bidan
Indonesia sebagaimana perkumpulan dan
organisasi lainnya.
Sejarah
IBI
Sejarah IBI
Pada konfrensi IBI tersebut juga dirumuskan tujuan
IBI yaitu ;
1. Menggalang persatuan dan persaudaraan antar
sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya,
dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa
2. Membina pengetahuan dan keterampilan anggota
dalam profesi kebidanan, khususnya dalam
pelayanan KIA serta kesejahteran keluarga
3. Membantu pemerintah dalam pembangunan
nasioanl, terutama dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
4. Mengingkatkan martabat dan kedudukan bidan
dalam masyarakat
SyaratMenjadi
Anggota IBI
Harus
Kewajiban Anggota
Tunduk
Pasal 3
(1) Setiap bidan yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.
(2) Setiap bidan yang menjalankan praktik
mandiri wajib memiliki SIPB.
(3) SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk
1 (satu) tempat.
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan
praktik, berwenang untuk
memberikan pelayanan yang
meliputi:
a.pelayanan kesehatan ibu;
b.pelayanan kesehatan anak; dan
c.pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan
keluarga berencana.
Kasus
Ada seorang pasangan muda yang datang ke BPS,
pasangan muda tersebut datang untuk meminta
bidan melakukan aborsi. Bidan pun menolak
melakukan itu karena itu melanggar kewenangan
bidan. Tetapi pasangan muda itu memksa dan
menawarkan bidan imbalan yang sangat besar, bidan
pun tergiur karena memang sedang membutukhan
uang untuk biaya sekolah anaknya. Akhirnya bidan
pun melakukan aborsi. Aborsi pun berhasil tetapi
jelang beberapa jam kemudian pasien mengalami
pendarahan dan meninggal di tempat bidan. Berita
ini pun menyebar dikalangan masyarakat dan
akhirnya terdengar sampai IBI dan pihak hukum.
Bidan ini pun diberi hukuman dan ijin praktik dicabut.
Contoh 2
Seorang Bidan berinisial S sudah lama
membuka BPM di sebuah desa di pinggiran
kota. Setiap hari, bidan S memiliki pasien
yang terbilang tidak sedikit, hanya saja tidak
semua pasien yang membayar jasanya
dengan menggunakan uang, melainkan
menggunakan hasil kebun mereka, karena
pada umumnya, penduduk sekitar merupakan
petani.
Suatu hari, bidan S merasa tidak puas
dengan penghasilan yang ia dapatkan, dan ia
pun mulai mencari cara untuk menambah
penghasilannya. menambah penghasilannya.
Terima Kasih