Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama/NPM
Fak/Prog. Studi
Teknik/Teknik Elektro
Group 9
1. Abby Savero Fuadin
2. Adisa Larasati
3. Fadel Muhammad Ali
4. Istighfari Dzikri
5. Nadya Noor Fatima
6. Rolando
7. Stefano Zora Prameswara
8. Yireh Anugerah Nanan
No&Nama Percobaan
Minggu Percobaan
Pekan 6
Tanggal Percobaan
Nama Asisten
Muhammad Waliyyuhaq
I.
Tujuan
II.
Alat
1. Piranti laser dan catu daya.
2. Piranti pemilih otomatis celah tungal.
3. Piranti scanner beserta detektor fotodioda.
4. Camcorder
5. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis.
III.
Teori
Berkas sinar dengan panjang gelombang yang dilewatkan pada sebuah celah sempit
dengan lebar a akan mengalami difraksi. Pola difraksi ini dapat dilihat pada layar atau diukur
dengan sensor cahaya. Jika jarak antara celah dengan layar jauh lebih besar dari pada lebar
celah (L a), maka berkas yang sampai di layar dapat dianggap paralel. Pada difraksi celah
tunggal, pola gelap (intensitas minimum) akan terjadi jika perbedaan panjang lintasan
berkas (a sin ) antara berkas paling atas dan berkas paling bawah sebesar , 2, 3, dst,
(Gbr. 1). Dengan demikian pola gelap pada difraksi yang terjadi karena celah tunggal dapat
dinyatakan oleh.
IV.
Teori Tambahan
Pengertian Difraksi
Jika sebuah gelombang permukaan air tiba pada suatu celah sempit, maka
gelombang ini akan mengalami lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang celah tersebut. Gejala
ini disebut difraksi. Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomena gelombang,
apakah bunyi, atau cahaya dimana mukamuka gelombangnya dibelokkan.
Difraksi Cahaya pada Celah Tunggal
Bila cahaya monokhromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit, maka
cahaya akan di belokan /dilenturkan seperti gambar berikut
Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, seperti pada gambar , akan dibelokan
dengan sudut belok . Pada layar akan terlihat pola gelap danterang.Pola gelap dan
terang akan terjadi bila mengalami peristiwa interferensi
atau
d.p/l= (2n 1) ,
n = 1, 2, 3, dst
d p/l = (2n) = n ,
n = 1,2,3 , .dst
V.
Cara Kerja
Eksperimen pengukuran panjang gelombang sinar laser dengan menggunakan
kisi difraksi pada rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol link rLab di
halaman jadual. Langkah kerja eksperimen harus mengikuti prosedur yang telah
ditentukan. Penyetingan peralatan rLab berlangsung secara otomatis ketika praktikan
menjalankan prosedur kerja.
VI.
1. Dari data eksperimen yang diperoleh, buatlah grafik intensitas pola difraksi ( I, pada
eksperimen dinyatakan dalam arus sebagai fungsi dari posisi (x), I vs x ).
0,22
0,2
0,18
0,16
Intensitas
0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
25
50
75
100 125 150 175 200 225 250 275 300 325 350 375 400
Posisi (mm)
2. Berdasarkan spektrum yang diperoleh, tentukan letak terang pusat, intensitas minimum
orde pertama (n=1), orde ke-2 (n=2), orde ke-3 (n=3), dst. kemudian berilah bilangan
orde pada setiap intensitas minimum pola difraksi.
N
1
2
3
4
5
6
7
Minimum Kiri
187,88
188,32
188,76
189,2
189,64
190,08
190,52
Minimum Kanan
200,2
199,76
199,32
198,88
198,44
198
197,56
I
0,07
0,08
0,08
0,09
0,1
0,11
0,12
8
9
10
11
12
13
190,96
191,4
191,84
192,28
192,72
193,16
197,12
196,68
196,24
195,8
195,36
194,92
0,14
0,15
0,16
0,17
0,18
0,19
3. Hitunglah jarak antara dua minimum orde pertama (n=1), dua minimum orde ke-2
(n=2) dst. Hitunglah berdasarkan definisinya seperti pada Gbr.1.
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Minimum Kiri
187,88
188,32
188,76
189,2
189,64
190,08
190,52
190,96
191,4
191,84
192,28
192,72
193,16
Minimum Kanan
200,2
199,76
199,32
198,88
198,44
198
197,56
197,12
196,68
196,24
195,8
195,36
194,92
Xkanan-Xkiri
12,32
11,44
10,56
9,68
8,8
7,92
7,04
6,16
5,28
4,4
3,52
2,64
1,76
Menentukan sinus sudut yang dibentuk oleh selisih ketinggian dengan jarak antara
celah dengan layar. Ditentukan jarak antara celah ke layar L = 1 m =1000 mm.
Maka,
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
x
12,32
11,44
10,56
9,68
8,8
7,92
7,04
6,16
5,28
4,4
3,52
2,64
1,76
L
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
1000
Sin
0,00616
0,00572
0,00528
0,00484
0,0044
0,00396
0,00352
0,00308
0,00264
0,0022
0,00176
0,00132
0,00088
0,3529
0,3277
0,3025
0,2773
0,2521
0,2269
0,2017
0,1765
0,1513
0,12605
0,1008
0,0756
0,05042
4. Hitunglah lebar celah a dengan metode grafik. Buatlah grafik antara sin vs. n. Pada
eksperimen ini laser yang digunakan mempunyai = ( 650 10 ) nm.
0,007
0,006
sin
0,005
0,004
0,003
0,002
0,001
0
0
10
12
14
0,007
y = 0,0005x + 4E-08
0,006
sin
0,005
0,004
0,003
0,002
0,001
0
0
10
12
14
x (mm)
(atau di bawahnya) disebut sebagai orde atau terang ke1, ke2 dan seterusnya.
Demikian juga dengan pola gelap. Pola ini dapat terlihat dari intensitas cahaya
pada data percobaan dan juga grafik yang dihasilkan. Apabila grafik diperbesar,
akan terlihat titik yang bervariasi naik kemudian turun, lalu naik lagi dan turun
lagi. Inilah pola interferensi yang dihasilkan dari metode difraksi ini. Pada
percobaan, cahaya pada tempat percobaan harus diusahakan terisolasi dari
cahaya selain cahaya sumber yang dipakai agar intensitas cahaya pada hasil
percobaan tidak terpengaruh. Pada percobaan ini jarak antara celah dan layar
tangkap, digunakan asumsi bahwa jaraknya adalah 1 meter. Jarak antara celah
dan layar tangkap ini merupakan asumsi praktikan karena dua alasan, yaitu tidak
terdapat data yang pasti mengenai jarak L antara celah dan layar tangkap pada
percobaan ini. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi percobaan ini,
sehingga dapat mempengaruhi data dan hasil pengolahannya seperti tidak
terdapat data mengenai panjang jarak antara celah dengan layar tangkap
VII.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dan hasil pengolahan serta analisis
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Lebar celah dapat diukur dengan menggunakan metode difraksi
b. Lebar celah pada percobaan ini merupakan lebar celah tunggal
dengan d= 0,005 mm.
c. Intensitas yang dihasilkan dari metode difraksi dapat membentuk
pola terang dan gelap, yang besarnya bervariasi naik dan turun sesuai
dengan pola terang dan gelapnya.
VIII.
Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
3. E. Hechts,Optics:, Adison wesley, 2002
4. sitrampil.ui.ac.id