Anda di halaman 1dari 89

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar

Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI


JAKARTA
RSU KECAMATAN SAWAH BESAR
JAKARTA PUSAT

TATA KELOLA
OPERASIONAL
RSU KECAMATAN
SAWAH BESAR
PPK-BLU

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Dokumen Tata Kelola RSU Kecamatan adalah dokumen Standart Pengelolaan
RSU Kecamatan, sebagai SKPD Yang Menerapkan PPK BLU

I. PENDAHULUAN
Menurut Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 5 dinyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Selanjutnya pada
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal
22, dinyatakan bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban menyediakan
pelayanan kesehatan pada masyarakatnya.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Pemerintah Daerah DKI Jakarta
sebagai pusat pemerintahan sekaligus Ibukota Negara mempunyai komitmen
yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakatnya dimana
hal ini dapat terlihat dari Arah Kebijakan Umum Pembangunan Daerah
RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2013-2017 yang memuat Urusan Kesehatan di antaranya
yaitu:
1. Meningkatkan kapasitas dan kinerja jaringan penyedia pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan tersier.
2. Memperbaiki distribusi fasilitas rumah sakit.
3. Meningkatkan mutu dan keamanan (safety) pelayanan kesehatan serta
menjamin pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin.
Sebagai bentuk implementasi dari Arah Kebijakan tersebut maka
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta membuat Program Pembangunan
Daerah Provinsi DKI Jakarta yang merupakan Program Dedicated Bidang
Kesehatan yaitu Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat melalui
kemudahan akses masyarakat luas terhadap fasilitas kesehatan khususnya
Rumah Sakit.

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Rumah Sakit Umum Kecamatan

merupakan salah satu program

dedikasi Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan


sarana prasarana Puskesmas Kecamatan dan sumber daya yang sudah
tersedia disertai dengan peningkatan kapasitas guna memenuhi kebutuhan
Rumah Sakit Umum Kelas D. Untuk kebutuhan tersebut perlu disusun
pedoman tata kelola operasional, agar Rumah Sakit Umum Kecamatan
Sawah besar dapat melayani masyarakat.
Tata Kelola yang disusun adalah Tata Kelola Kepegawaian dan analisa
kebutuhan tenaga, Tata Kelola Keuangan, Tata Kelola Pelayanan, Tata Kelola
Lingkungan dan Limbah dan Tata Kelola Pengadaan Brang/ Jasa

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

II.

ORGANISASI DAN TATA KELOLA SATUAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN


Rumah Sakit Umum Kecamatan dalam melaksanakan kegiatannya menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), sehingga
ketenagaannya terdiri dari PNS dan Non PNS.
Perhitungan kebutuhan tenaga didasarkan pada organisasi, kapasitas layanan yang
akan dibuka serta berdasarkan Analisa Beban Kerja (ABK) dan Analisa Jabatan.
STRUKTUR ORGANISASI RSU KECAMATAN SAWAH BESAR

1) Direktur :
a. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi RSU
Kecamatan Sawah Besar
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan Kepala Seksi Bagian Tata
Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Medis, Kepala Seksi Penunjang dan
Keperawatan, SPI dan Komite Rumah Sakit;
c. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan SKPD, UKPD, dan/atau
instansi pemerintah/swasta dalam rangka pelayanan RSU Kecamatan Sawah
Besar ;

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
d. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugas dan
fungsi RSU Kecamatan Sawah Besar.
2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha :
a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha merupakan unsur RSU Kecamatan Sawah
Besar dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan, sumber daya manusia dan
barang/aset,

serta

pelaksanaan

kegiatan

pemasaran,

perencanaan,

ketatausahaan dan kerumahtangggaan.


b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada direktur rumah sakit.
c. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memimpin pengelolaan
keuangan, sumber daya manusia dan barang/aset, serta pelaksanaan
kegiatan pemasaran, perencanaan, ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
d. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi:
1. Penyusunan dan pelaksanaan RKA jajaran Kepala Sub Bagian Tata
Usaha.
2. Pengorganisasian penyusunan RKA RSU Kecamatan Sawah Besar.
3. Penyusunan juknis SOP pengelolaan keuangan, SDM dan barang/aset,
serta pelaksanaan kegiatan pemasaran, perencanaan, ketatausahaan dan
kerumahtanggaan.
4. Fasilitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
dan/atau tenaga lain.
5. Pelaksanaan monitoring,
6.
7.
8.
9.

pengendalian

dan

evaluasi

RKA

RSU

Kecamatan Sawah Besar.


Pelaksanaan pengelolaan keuangan, kepegawaian dan barang/aset.
Pelaksanaan kegiatan kerumahtangaan dan ketatausahaan.
Penyelenggaraan pemasaran.
Pengorganisasian penyusunan rencana strategis RSU Kecamatan Sawah

Besar.
10. Pelaksanaan pengadaan, perawatan, pemeliharaan dan penatausahaan
perlengkapan / peralatan / inventaris kantor / alat kesehatan.
11. Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara RSU Kecamatan
Sawah Besar.
12. Penyusunan laporan keuangan ( realisasi anggaran, neraca, arus kas,
CALK ) RSU Kecamatan Sawah Besar.
13. Penyusunan bahan laporan direktur yang terkait dengan tugas dan fungsi
Kepala Sub Bagian Tata Usaha ; dan

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
14. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
3) Kepala Satuan Pelaksana (Ka. Satpel) Kepegawaian dan Umum:
Ka. Satpel Kepegawaian dan Umum memimpin Satuan Pelaksana Kepegawaian
dan Umum yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Sub Bagian Tata Usaha. Satpel Kepegawaian dan Umum merupakan Satuan Kerja
Kepala Sub Bagian Tata Usaha dalam pengelolaan barang/aset serta pelaksanaan
kegiatan pemasaran, ketatausahaan dan kerumahtanggaan serta pendidikan dan
pelatihan serta pengembangan kualitas pegawai RSU.
Satpel Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satpel
Kepegawaian dan Umum;
b. Menyusun bahan petunjuk teknis standar operasional prosedur pelaksanaan
barang/aset, serta melaksanakan kegiatan pemasaran, ketatausahaan, dan
kerumahtanggaan;
c. Menghimpun, menganalisis, mengajukan kebutuhan perlengkapan/ peralatan/
inventaris kantor/ alat kesehatan ;
d. Memproses pengadaan, menerima, menyimpan dan mendistribusikan serta
mencatat perlengkapan / peralatan / inventaris kantor / alat kesehatan ;
e. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan perlengkapan/
peralatan/inventaris kantor/ alat kesehatan termasuk bangunan gedung;
f. Menyampaikan pencatatan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemeliharaan dan perawatan perlengkapan/ peralatan/inventaris kantor/alat
kesehatan kepada Satuan Pelaksana Keuangan dan Perencanaan untuk
dibukukan;
g. Melaksanakan kegiatan publikasi dan pemasaran pelayanan RSU Kecamatan
Sawah Besar;
h. Melaksanakan pelayanan data dan informasi rumah sakit (front office);
i. Melaksanakan penjajakan kerja sama pelayanan dengan institusi pengguna
jasa pelayanan kesehatan;
j. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat

dan

kearsipan

antara

lain

penerimaan, pencatatan, pentaklikan, penomoran, stempel, pendistribusian


dan pengiriman surat serta penyimpanan, penelusuran dan pemeliharaan
arsip;

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
k. Melaksanakan kegiatan proses pembangunan bangunan gedung RSU
Kecamatan Sawah Besar;
l. Mengelola ruang rapat /ruang pertemuan dan perpustakaan RSU Kecamatan
Sawah Besar;
m. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan
ketertiban RSU Kecamatan Sawah Besar;
n. Melaksanakan upacara dan pengaturan acara RSU Kecamatan Sawah
Besar;
o. Melaksanakan koordinasi penghapusan barang;
p. Menyiapkan bahan perumusan dan penyusunan peraturan RSU Kecamatan
Sawah Besar yang terkait dengan tugas Satpel Kepegawaian dan Umum;
q. Menyusun bahan pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain, berkoordinasi
dengan Satuan Pelaksana Sumber Daya Manusia;
r. Menyusun bahan kebijakan teknis pelayanan RSU Kecamatan Sawah Besar
yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Satpel Kepegawaian dan Umum;
s. Menyiapkan bahan laporan Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi Satpel Kepegawaian dan Umum;
t. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satpel Kepegawaian dan Umum.
u. Melaksanakan
perencanaan

kebutuhan,

penempatan,

mutasi,

pengembangan, pendidikan dan pelatihan pegawai


v. Melaksanakan monitoring, pembinaan, pengendalian, pengembangan, dan
pelaporan kinerja dan disiplin pegawai
w. Melaksanakan pengurusan hak, kesejahteraan, penghargaan, kenaikan
pangkat, cuti, dan pensiun pegawai
x. Menyiapkan dan memproses administrasi pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai dalam dan dari jabatan
y. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan memelihara data, informasi dan
dokumen kepegawaian termasuk daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan dan
daftar urut kepangkatan pegawai.
z. Melaksanakan konseling pegawai terhadap non pegawai negeri sipil RSU
Kecamatan Sawah Besar
aa. Memfasilitasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
dan/atau tenaga lainnya di RSU Kecamatan Sawah Besar
bb. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan hukum di RSU Kecamatan Sawah
Besar

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
4) Kepala Satuan Pelaksana (Ka. Satpel) Keuangan dan Perencanaan
Adalah

seorang Kepala Bagian Satuan Pelaksana Keuangan dan Perencanaan

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bagian
Tata Usaha. Kepala Satuan Pelaksana Keuangan dan Perencanaan mempunyai
tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Keuangan dan Perencanaan ;
b. Menghimpun bahan dan penyusunan rencana strategis RSU Kecamatan
Sawah Besar ;
c. Menyusun bahan petunjuk teknis standar operasional prosedur pengelolaan
keuangan dan pelaksanaan kegiatan perencanaan ;
d. Menghimpun bahan dan menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) RSU
Kecamatan Sawah Besar ;
e. Melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana
kerja dan anggaran RSU Kecamatan Sawah Besar ;
f. Melaksanakan penatausahaan keuangan RSU Kecamatan Sawah Besar
g. Menghimpun bahan dan menyusun laporan keuangan (realisasi Anggaran,
neraca, arus kas, catatan atas laporan keuangan) RSU Kecamatan Sawah
Besar ;
h. Menghimpun dan menyusun bahan pertanggung jawaban pengelolaan
keuangan RSU Kecamatan Sawah Besar ;
i. Melakukan analisis dan evaluasi nilai dan manfaat aset RSU Kecamatan
Sawah Besar ;
j. Mencatat, membukukan dan menyusun akuntansi aset RSU Kecamatan
Sawah Besar ;
k. Melaksanakan mobilisasi penerimaan keuangan ;
l. Melaksanakan pengelolaan kas,utang dan piutang RSU Kecamatan Sawah
Besar ;
m. Menerima, meneliti dan memproses pengajuan surat permintaan pembayaran
(SPP) dan surat perintah membayar (SPM) ;
n. Melaksanakan sistem informasi manajemen dan keuangan RSU Kecamatan
o.
p.
q.
r.

Sawah Besar ;
Melaksanakan pembayaran pengeluaran;
Menerima, meneliti/menguji kelengkapan tagihan belanja;
Mengoordinasikan penghitungan unit cost dan usulan tarif setiap pelayanan ;
Mengkoordinasikan penyusunan formula remunerasi;

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
s. Memberi bimbingan dan konsultasi teknis penyusunan rencana kerja (RKA)
kepada satuan kerja RSU Kecamatan Sawah Besar;
t. Menghimpun bahan dan menyusun laporan kegiatan,

kinerja

dan

akuntabilitas RSU Kecamatan Sawah Besar;


u. Menyiapkan bahan laporan Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi Satuan Pelaksana Keuangan dan Perencanaan;
v. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Keuangan dan Perencanaan.
5) Kepala Seksi Pelayanan Medis :
Kepala Seksi Pelayanan Medis (Ka.Sie.Yan Med) merupakan unsur lini RSU
Kecamatan Sawah Besar dalam pelaksanaan pelayanan medis. Kepala Seksi
Pelayanan Medis berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit. Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan medis. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medis
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) jajaran
Kepala Seksi Pelayanan Medis ;
b. Pelaksanaan pelayanan medis ;
c. Pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan ;
d. Pelaksanaan pelayanan kegawat daruratan,perawatan semi intensive dan
e.
f.
g.
h.

kamar operasi ;
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja
Pelaksanaan keselamatan pasien ;
Penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan ;
Penyusunan dan pelaksanaan standar operasional prosedur pelayanan

medis,
i. Penyusunan dan pengendalian kebutuhan perlengkapan/peralatan/inventaris
pelayanan medis,
j. Penyusunan bahan laporan Kepala Seksi Pelayanan Medis terkait dengan
tugas dan fungsi Ka.Sie. YanMed ;
k. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
6) Kepala Satuan Pelaksana (Ka. Satpel ) Gawat Darurat dan Rawat Jalan:
Kepala Satuan Pelaksana Gawat Darurat dan Rawat Jalan berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pelayanan Medis. Kepala Satuan

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Pelaksana Pelayanan Medis Gawat Darurat dan Rawat Jalan bertanggung jawab
terhadap kelancaran pelayanan di Gawat Darurat dan Rawat Jalan dan mempunyai
tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Gawat Darurat dan Rawat Jalan;
b. Mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pengendalian serta
pembinaan pelaksanaan kegiatan pelayanan medis di Gawat Darurat dan
Rawat Jalan;
c. Menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/ peralatan / inventaris
pelayanan medis Gawat Darurat dan Rawat Jalan;
d. Mengembangkan kegiatan pelayanan medis Gawat Darurat dan Rawat Jalan.
e. Menyusun standar pelayanan medis, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan medis
pada gawat darurat dan rawat jalan;
f. Mengoordinasikan penyelenggaraan keselamatan pasien;
g. Fasilitasi kegiatan penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan;
h. Menyusun rencana pengembangan tenaga medis dan mengoordinasikan
pelaksanaannya;
i. Menyiapkan bahan laporan Satuan Pelaksana Rawat Inap yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi Satuan Pelaksana Gawat Darurat dan Rawat Jalan;
j. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Gawat Darurat dan Rawat Jalan dalam pelaksanaan
pelayanan medis.
7) Kepala Satuan Pelaksana (Ka. Satpel) Rawat Inap dan Ruang Khusus:
Kepala Satuan Pelaksana Rawat Inap dan Ruang Khusus berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pelayanan Medis. Kepala Satuan
Pelaksana Rawat Inap dan Ruang Khusus bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelayanan di Rawat Inap, HCU dan Kamar Operasi dan mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan
Pelaksana Rawat Inap, HCU dan Kamar Operasi;
b. Mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pengendalian serta
pembinaan pelaksanaan kegiatan pelayanan medis di Rawat Inap, HCU dan
kamar operasi;

10

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
c. Menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/ peralatan / inventaris
pelayanan medis kegawatdaruratan, semi intensive dan pembedahan;
d. Mengembangkan kegiatan pelayanan medis bidang kegawatdaruratan Semi
Intensive dan Pembedahan;
e. Menyusun standar pelayanan

medis,

standar

operasional

prosedur,

monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan medis


pada Unit Gawat Darurat, High Care Unit dan Kamar Operasi;
f. Mengoordinasikan penyelenggaraan keselamatan pasien;
g. Fasilitasi kegiatan penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan;
h. Menyusun rencana pengembangan tenaga medis dan mengoordinasikan
pelaksanaannya;
i. Menyiapkan bahan laporan Satuan Pelaksana Rawat Inap, HCU dan Kamar
Operasi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Satuan Pelaksana Rawat
Inap, HCU dan Kamar Operasi;
j. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Rawat Inap, HCU dan Kamar Operasi dalam pelaksanaan
pelayanan medis.
8) Kepala Seksi Penunjang Medis dan Keparawatan
Kepala Seksi Penunjang Medis dan Keperawatan (Ka.Sie. JanMed) merupakan
unsur lini RSU Kecamatan Sawah Besar. Kepala Seksi Penunjang Medis dan
Keperawatan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit. Kepala Seksi Penunjang Medis dan Keperawatan mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kepala
Seksi Penunjang Medis dan Keperawatan;
b. Mengoordinasikan, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pengendalian serta
pembinaan

pelaksanaan

kegiatan

pelayanan

penunjang

medis

dan

keperawatan;
c. Menyusun dan menyediakan / peralatan / inventaris pelayanan penunjang
medis;
d. Mengembangkan kegiatan pelayanan penunjang medis
e. Menyusun standar pelayanan penunjang medis, standar operasional
prosedur, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan
pelayanan penunjang medis;
f. Menyelenggarakan urusan rekam medis;

11

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
g. Menyelenggarakan

pelayanan

gizi,

laboratorium,

kefarmasian,

radiodiagnostik, dan pemulasan jenazah serta pelayanan penunjang lainnya;


h. Menyusun rencana pengembangan tenaga penunjang medis dan
mengoordinasikan pelaksanaanya;
i. Menyelenggarakan kesehatan dan

keselamatan

kerja,

laundry

dan

lingkungan/sanitasi rumah sakit;


j. Menyiapkan bahan laporan Direktur rumah sakit yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi Kepala Seksi Penunjang Medis dan Keperawatan;
k. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Kepala Seksi Penunjang Medis dan Keperawatan.
9) Kepala Satuan Pelaksana Perawatan:
Adalah seorang Kepala Satuan Pelaksana Keperawatan (Ka.Satpel Keperawatan)
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi
Penunjang Medis dan Keperawatan. Bertanggung jawab memimpin perawat pada
seluruh unit pelayanan di RSU Kecamatan Sawah Besar dan mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Pelayanan Keperawatan ;
b. Mengoordinasikan,monitoring,

evakuasi,

pengawasan,

dan

Pembinaan

pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan ;


c. Menyusun dan meyediakan kebutuhan perlengkapan / peralatan / Inventaris;
d. Mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan ;
e. Menyusun standar pelayanan keperawatan, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pelayanan
keperawatan ;
f. Menyusun
rencana

pengembangan

tenaga

keperawatan

dan

mengoordinasikan pelaksanaanya ;
g. Menyiapkan bahan laporan Satuan Pelaksana Keperawatan yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi Kepala Seksi Penunjang dan Keperawatan ;
h. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Keperawatan.
10)Kepala Satuan Pelaksana(Ka.Satpel) Penunjang Medis:

12

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Kepala satuan Pelaksana Penunjang Medis adalah seorang Kepala Satuan
Pelaksana Penunjang Medis yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Seksi Penunjang Medis dan Keperawatan.
Kepala Satuan Pelaksana Penunjang Medis bertanggung jawab atas kelancaran
pelayanan Farmasi, Labolatorium, Radiologi, CSSD dan Rekam Medis, Gizi,
Fisioterapi, Kesling, Binatu dan Kamar Jenazah serta mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Pengelolaan
Penunjang Medis;
b. Mengoordinasikan,

monitoring,

evakuasi,

pengawasan

dan

Pembinaan

pelaksanaan kegiatan pengelolaan Penunjang Medis;


c. Menyusun dan meyediakan kebutuhan perlengkapan / peralatan / Inventaris;
d. Mengembangkan kegiatan pengelolaan penunjang Medis;
e. Menyusun standar pengelolaan penunjang Medis, standar operasional prosedur,
monitoring, evaluasi, pengawasan dan pembinaan kegiatan pengelolaan
penunjang Medis;
f. Menyusun rencana pengembangan Farmasi, Labolatorium, Radiologi, CSSD dan
Rekam Medis, Gizi, Fisioterapi, Kesling, Binatu dan Kamar Jenazah dan
mengoordinasikan pelaksanaanya;
g. Menyiapkan bahan laporan Satuan Pelaksana Penunjang Medis yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi Kepala Seksi Penunjang dan Keperawatan;
h. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satuan Pelaksana Penunjang Medis.
1. Kebijakan Pengelolaan Kepegawaian
Peraturan kepegawaian mengacu kepada surat Peraturan Kepala Dinas Kesehatan
Nomor 645 Tahun 2015 tentang Peraturan Kepegawaian Rumah Sakit Umum Kelas
D di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
1)

Pengajuan penambahan atau penggantian pegawai mengacu pada pola


ketenagaan RSU Kecamatan yang diajukan melalui Kepala Sub Bagian Tata
Usaha.

2)

Karyawan baru harus melalui proses rekrutmen dan seleksi oleh tim rekrutmen
yang dikoordinir oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan disahkan oleh Direktur
RSU.

3)

Karyawan baru yang telah lulus proses rekrutmen, ditetapkan oleh Direktur.

13

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
4)

Karyawan baru dapat berupa Pekerja Harian Lepas (PHL) dan tenaga kontrak.

5)

Pekerja Harian Lepas (PHL) bekerja 3 bulan, setelah itu dapat dipertimbangkan
menjadi tenaga kontrak.

6)

Tenaga kontrak harus mengikuti Orientasi Umum dan Orientasi Khusus.

7)

Tenaga kontrak yang telah selesai masa kontraknya dapat dipertimbangkan


menjadi karyawan tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8)

Karyawan mutasi harus mengikuti Orientasi Khusus oleh atasan terkait.

9)

Karyawan baru yang telah mengikuti masa orientasi akan mendapatkan


seragam dan kartu identitas karyawan.

10) Semua dokumen karyawan harus disimpan di Satuan Pelayanan Kepegawaian.


11) Karyawan wajib melaksanakan absensi setiap awal dan berakhirnya jam dinas.
12) Karyawan yang datang terlambat wajib melaporkan keterlambatannya ke atasan
langsung dan Satuan Pelayanan Kepegawaian.
13) Karyawan dapat mengajukan cuti dan izin khusus ke Satuan Pelayanan
Kepegawaian setelah mendapatkan persetujuan atasannya langsung.
14) Setiap unit kerja dengan jadwal shift harus memberikan jadwal dinas sebelum
tanggal 25 (dua puluh lima) ke Satuan Pelayanan Kepegawaian.
15) Pembagian gaji/upah dilakukan pada akhir bulan berjalan sampai awal bulan
berikutnya.
16) Pembagian THR Keagamaan dilakukan setahun sekali maksimal satu bulan gaji
atau dapat disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit Umum Kecamatan.
17) Pengambilan slip gaji dibagikan oleh Satuan Pelayanan Keuangan.
18) Semua karyawan berdasarkan profesinya masing-masing harus mempunyai
Surat Ijin Bekerja dari Dinas terkait dan menyerahkannya pada unit Satuan
Pelayanan Kepegawaian.
19) Karyawan yang melanggar etika dan disiplin harus mendapatkan hukuman
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
20) Karyawan mengajukan permohonan pengunduran diri minimal 1 (satu) bulan
sebelumnya sejak pengajuan surat ke Direktur dan tembusan ke Satuan
Pelayanan Kepegawaian. Apabila kurang dari sebulan akan dikenakan sanksi
sesuai ketentuan.

14

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
21) Karyawan yang keluar harus mengembalikan kartu identitas karyawan RSU
Kecamatan, seragam serta menyelesaikan pinjaman-pinjaman atau tanggungan
yang belum diselesaikan.
22) Karyawan yang keluar dengan menggundurkan diri akan mendapatkan surat
keterangan kerja dari Satuan Pelayanan Kepegawaian.
23) Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja harus memberitahukan selambatlambatnya 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam pada atasan langsung.
24) Karyawan dan tanggungan asuransi kesehatan RSU Kecamatan yang berobat
harus mendapatkan surat pengantar dari dokter yang ditunjuk.
25) Karyawan dan tanggungan asuransi yang belum didaftarkan ke Satuan
Pelayanan Kepegawaian secara otomatis dianggap sebagai pasien umum,
kecuali untuk bayi baru lahir maksimal 7 (tujuh) hari kerja sudah harus
didaftarkan.
26) Karyawan yang mengajukan kuliah atas biaya sendiri harus mendapatkan
persetujuan dari Direktur dan diatur lebih lanjut dalam peraturan kepegawaian.
27) Semua unit kerja harus mengajukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan setiap
akhir tahun ke Satuan Pelayanan Kepegawaian.
28) Karyawan yang mendapatkan surat tugas untuk melaksanakan dinas luar,
dalam menghadiri undangan ataupun pelatihan baik internal maupun eksternal
harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
29) Karyawan yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang dibiayai oleh
BLUD harus menandatangani surat perjanjian dan atau ikatan dinas dari Satuan
Pelayanan Kepegawaian.
30) Karyawan

yang

telah

melaksanakan

pendidikan

dan

pelatihan

harus

menyerahkan sertifikat dan membuat laporan pelaksanaan pendidikan/pelatihan


ke Satuan Pelayanan Kepegawaian.
2. Tata Hubungan Kerja

15

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Dalam pengelolaan Satuan Pelayanan Kepegawaian harus terintegrasi dengan
unit lain di lingkungan RSU Kecamatan, mengingat seluruh unit dalam operasionalnya
tetap memerlukan penyediaan Satuan Pelayanan Kepegawaian.
Dalam tata hubungan pengelolaan satuan Pelayanan Kepegawaian di lingkungan
RSU Kecamatan, mekanisme interaksinya melalui jalur kepala Sub Bagian Tata Usaha /
Kepala Seksi / Koordinator Satuan Pelayanan terkait dengan unit tersebut. Kemudian
menindak lanjuti ke bagian satuan Pelayanan Kepegawaian untuk penyelesaian
masalah.
A. Penyediaan Tenaga / Karyawan
Mekanisme pemenuhan kebutuhan tenaga di RSU Kecamatan dapat dikategorikan
dengan 2 cara :
A1.

- Untuk kebutuhan Satuan Pelayanan Kepegawaian yang terencana, masingmasing unit menyusun kebutuhan formasi untuk 1 tahun kedepan di
sesuaikan dengan rencana pengembangan dan peningkatan pelayanan
yang telah disepakati.
- Usulan kebutuhan Satuan Pelayanan Kepegawaian dari unit di evaluasi
oleh seksi terkait kemudian dikirimkan ke bagian Satuan Pelayanan
Kepegawaian untuk dilakukan analisa beban kerja dan analisa kebutuhan
tenaga yang riil.
- Usulan yang telah dianalisa oleh bagian Satuan Pelayanan Kepegawaian
disetujui terlebih dahulu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
- Formasi lalu disahkan oleh Direktur RSU Kecamatan sebagai acuan untuk
rekrutmen tenaga 1 (satu) tahun kedepan.
- Rekrutmen akan dilakukan 2 (dua) periode setiap tahun.
- Selanjutnya tenaga yang telah di rekrut dan dinyatakan diterima, akan
dilakukan orientasi, kemudian selanjutnya ditempatkan di unit yang
membutuhkan melalui kepala seksi dan bidang terkait.

A2.

Untuk kategori ke 2, yaitu pemenuhan kebutuhan karyawan sebagai


pengganti karyawan yang mengundurkan diri, PHK atau meninggal,

16

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Koordinator Satuan Pelayanan mengusulkan penggantinya yang disahkan
oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
B. Penyusunan Perhitungan Kebutuhan Pegawai
RSU Kecamatan menyusun formasi kebutuhan pegawai setiap tahun berdasarkan
Analisa Beban Kerja (ABK) dari masing-masing jabatan.
C. Pembinaan Tenaga / Karyawan
Mekanisme pembinaan tenaga yang telah ditempatkan di unit kerja, secara berkala
dilakukan evaluasi kinerja yang akan dilakukan oleh atasan masing-masing. Hasil
dari evaluasi secara berkala harus diketahui oleh Kordinator Satuan Pelayanan
terkait kemudian dikirim ke bagian Satuan Pelayanan Kepegawaian dan disahkan
oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha untuk keperluan :
C1.

Pertimbangan penetapan kategori tenaga apakah dapat di tingkatkan sebagai


tenaga kontrak maupun tenaga tetap.

C2.

Pertimbangan untuk promosi, mutasi dan demosi.

D. Diklat Pegawai / Karyawan


Mekanisme penunjukkan diklat tenaga baik fungsional maupun tenaga administrasi
dan manajemen terdapat 2 kategori :
D1.

Karyawan pada unit kerja terkait mengikuti pelatihan yang telah dirancang
sesuai peta kebutuhan RSU Kecamatan untuk kepentingan organisasi, terkait
dengan peningkatan dan pengembangan di Rumah Sakit. Pelatihan tersebut
dirancang setiap tahun dan masuk dalam program RBA RSU Kecamatan.

D2.

Karyawan tersebut dapat juga di usulkan oleh unit kerjanya melalui


Koordinator Satuan Pelayanan masing-masing, untuk mengikuti pelatihan
yang diselenggarakan oleh institusi luar, bila berdasarkan pertimbangan
jajaran terkait bahwa pendidikan yang di usulkan penting untuk peningkatan
pelayanan RSU Kecamatan, maka satuan Pelayanan Kepegawaian akan
memproses usulannya.

17

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
D3.

Karyawan yang mengikuti pendidikan harus memiliki ijin / surat tugas dari
direktur RSU Kecamatan.

E. Kesejahteraan Karyawan
Mekanisme pemberian kesejahteraan bagi karyawan berdasarkan kebijakan yang
ada di RSU Kecamatan :
E1.

Untuk Pekerja Harian Lepas (PHL), hak yang diberikan adalah :

E2.

E3.

E4.

Gaji

Untuk karyawan kontrak pertama, hak yang diberikan adalah :

Gaji

Insentif

BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan

Tunjangan lain sesuai dengan kemampuan RSU Kecamatan

Transport / Shift/ Lembur / Nerus / On call (Khusus karyawan tertentu)

Untuk karyawan kontrak kedua, hak yang diberikan adalah :

Gaji

Insentif

BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan

Cuti

Tunjangan lain sesuai dengan kemampuan RSU Kecamatan

Transport / Shift/ Lembur / Nerus / On call (Khusus karyawan tertentu)

Untuk karyawan non PNS Tetap (Pegawai Tetap BLUD), hak yang diberikan
adalah :

Gaji

Insentif

BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan

Cuti

Tunjangan lain sesuai dengan kemampuan RSU Kecamatan

Transport / Shift/ Lembur / Nerus / On call (Khusus karyawan tertentu)

18

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

E5.

Tunjangan pensiun

Untuk PNS, hak yang diberikan adalah :

Gaji dan tunjangan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Cuti

F. Pengurusan Administrasi PNS / Non PNS


Mekanisme pengurusan administrasi kepegawaian baik PNS / Non PNS agar setiap
usulan atau permohonan untuk proses administrasi kepegawaian, harus melalui atau
diketahui oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha / Koordinator Satuan Pelayanan dan
unit kerja masing-masing, lalu diteruskan ke bagian Satuan Pelayanan Kepegawaian
untuk proses selanjutnya.
3. Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian Kinerja di RSU Kecamatan meliputi :
A. Penilaian Kedisiplinan
Penilaian Kedisiplinan ini dilakukan kepada seluruh Karyawan RSU Kecamatan.
Penilaian kedisiplinan di laksanakan berdasarkan kehadiran dengan menggunakan
data absensi dari mesin absensi maupun form absensi manual untuk melihat ;
a. Jumlah Kehadiran
b. Angka Keterlambatan/Cepat pulang
Kehadiran berpengaruh langsung terhadap besaran tunjangan yang diterima
karyawan sesuai dengan kemampuan RSU Kecamatan. Keterlambatan waktu
kehadiran berdampak pada besarnya tunjangan.
Penilaian kehadiran ini dikordinir oleh satuan pelaksana kepegawaian dengan
melibatkan unit terkait dan data rekap setiap satu bulan sekali.
B. Penilaian Kompetensi.
Penilaian Kompetensi ini dilakukan kepada seluruh Karyawan Tetap RSU
Kecamatan, yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu posisi.
Penilaian kompetensi dilakukan satu tahun sekali pada karyawan yang telah
menduduki posisi tersebut minimal 4 (empat) bulan. Hasil penilaian kompetensi

19

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
berpengaruh terhadap besarnya tunjangan posisi karyawan dan digunakan sampai
dengan 1 tahun kedepan atau sampai dengan karyawan tersebut dipindahkan dari
posisinya. Penilaian dilakukan berdasarkan posisi yang dipangkunya secara
multirater (360 0), terdiri dari empat unsur, yaitu :
a. Atasan langsung
b. Bawahan langsung
c. Sejawat
d. Diri sendiri
C. Penilaian Kinerja Pegawai Harian Lepas dan Kontrak.
Penilaian Kinerja Pegawai Harian Lepas dan Kontrak ini dilakukan sebelum masa
kontraknya habis sebagai bahan pertimbangan untuk memperpanjang atau
mengakhiri kerjasama maupun untuk pengangkatan menjadi karyawan tetap RSU
Kecamatan. Berikut adalah bentuk penilaian yang dilakukan :
KOMPONEN UMUM
FOKUS PADA HASIL KERJA

1.

Mampu mencapai target kerja sesuai dengan


tenggat waktu.

Mampu merencanakan dan mengelola sumber


daya untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Dapat mengatasi kendala dengan supervisi


minimum.

KOMPONEN UMUM
2. HASIL KERJA

Mencapai hasil kerja sesuai dengan standar.

Jarang melakukan kesalahan.

Hasil kerja memenuhi kualifikasi.

20

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
3. KOMUNIKASI

Mampu memberikan pendapat/masukan kepada


atasan, rekan kerja atau bawahan secara
sistematis dan akurat secara lisan dan tulisan.

Mampu memahami keadaan situasi dan kondisi


pada saat berkomunikasi (menyampaikan pesan,
ide dan gagasan)

4. TANGGUNGJAWAB

Berkomitmen menyelesaikan pekerjaan tanpa


perlu dimonitor oleh atasan.

Dapat diandalkan menyelesaikan pekerjaan


dengan mandiri dan tepat waktu.

Dapat terus melaksanakan tugas dalam situasi


tekanan.

Tidak mengelak dari tugas dan wewenang yang


diberikan dan bersedia menerima konsekuensi
yang timbul dari pekerjaannya.

Bersedia memberikan waktu lebih dalam

menyelesaikan tugas.
5. MOTIVASI

Mempunyai semangat tinggi dalam melaksanakan


pekerjaannya.

Selalu berusahan meningkatkan kualitas kerja dan

KOMPONEN UMUM
mengembangkan sistem kerja yang baik.

Mampu berkompetisi secara sehat dan beretika

dengan rekan kerja.

21

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
6. KREATIFITAS

Mampu memberikan ide-ide yang secara


langsung dapat diterapkan untuk perbaikan
kualitas kerja.

Mampu memecahkan masalah dengan caranya


sendiri tanpa selalu terikat dengan peraturan yang
sudah ada.

Continuous improvement.
7. DISIPLIN

Melaksanakan dan mematuhi aturan yang sudah


ditetapkan.

Tidak absen untuk alasan yang dibuat-buat.

Tidak mempermainkan aturan.


8. INTEGRITAS

Jujur dan tidak menyembunyikan informasi yang


diperlukan oleh atasan, rekan kerja dan bawahan
dalam pengambilan keputusan terkait dengan
pekerjaan.

Dapat dipercaya menyimpan rahasia perusahaan.

Tidak menyalahgunakan wewenang dan jabatan


untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan
perusahaan.

KOMPONEN UMUM

9. ORIENTASI PELAYANAN

Memiliki semangat membantu orang lain. Baik


internal (atasan dan rekan) maupun eksternal
(customer).

22

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Memberikan pelayanan terbaik dengan


menunjukkan kualitas pekerjaan melebihi standar
yang ditetapkan.

10. KECERDASAN EMOSIONAL

Menunjukkan emosional yang stabil pada saat


mendapat tekanan pekerjaan yang tinggi.

Peka terdahap perasaan orang lain.

Mampu menjaga situasi dan hubungan kerja yang

baik dengan atasan, rekan kerja atau bawahan.


11. KERJASAMA TEAM

Mampu bekerjasama dalam team.

Tetap mendukung keputusan team sekalipun


keputusan yang diambil tidak sesuai dengan

keputusan pribadi.
12. PENGUASAAN BIDANG KERJA

Memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai


sesuai bidang kerjanya.

Dapat bekerja mandiri dengan sedikit supervisi.

Mempunyai semangat mengembangkan diri untuk


mencapai penguasaan pengetahuan yang lebih
tinggi guna menunjang pekerjaan.

KOMPONEN UMUM

13. EFISIENSI dan CONTROLING

Tidak melakukan pemborosan (material, finansial


dan waktu) untuk melakukan hal-hal yang kurang
relevan dengan pekerjaan.

Mampu melakukan efisiensi waktu dalam upaya


mencapai target kerja.

23

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
14. LEADERSHIP

Menjadi teladan bagi rekan kerja atau bawahan.

Dapat membimbing rekan kerja atau bawahan


dalam menyelesaikan tugas.

Mampu merencanakan, mengelola pelaksanaan


pencapaian perencanaan, serta mengevaluasi

tugas.
15. INISIATIF

Melaksanakan pekerjaan secara mandiri tanpa


disupervisi

Bersedia membantu pekerjaan rekan kerja apabila


telah selesai mengerjakan tugasnya.

Untuk Penilaian kinerja Karyawan yang akan diangkat menjadi karyawan tetap
dilakukan penilaian tambahan yaitu dengan wawancara langsung.
Wawancara tersebut meliputi :
NO

Pengetahuan
1

KRITERIA
1 2 3 4 5

KOMPONEN

KETERANGAN

(Memahami

pengetahuan/ ketram-pilan

bidang

pekerjaanya serta perkembangannya)


Komunikasi (memberikan pendapat,
2

ide, masukan kepada atasan rekan


kerja atau bawahan secara sistimatis
dan akurat)
Tanggung

Jawab

menyelesaikan
mengelak
3

bila

(bekomitmen

pekerjaan

diberikan

tidak
tugas,

bersedia menerima konsekuensi yang


timbul dari memberikan tugas dan
bersedia

memberikan

waktu

lebih

dalam menyelesaikan tugas)

24

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Motivasi (Mempunyai semangat tinggi
dalam melaksanakan pekerjaan, selalu
4

berusahaan

meningkatkan

kualitas

kerja dan mengembangkan sistem


kerja yg baik
Kreatifitas (dapat menyampaikan ide
5

untuk

perbaikan

memecahkan

kerja,

masalah

caranya sendriri
Orientasi
pelayanan
6

semangat

membantu

dapat
dengan
(memiliki

orang

lain

(eksternal maupun internal


Kerjasama Team ( Bekerjasama dalam
7

kelompok / team , bersedia


mendukung keputusan team)
Supervisi dan kontroling (mempunyai
konsep pengawasan dan kontroling

terhadap pekerjaan dan orang-orang


yang

berada

dibawah

pengawasannya)
Kepemimpinan (Dapat menjadi teladan
bagi
9

rekan

kerja

dan

bawahan,

bersedia membimbing rekan kerja dan


bawahan dan dapat merencanakan
dan mengelola pelaksanaan kegiatan
serta mengevaluasi tugas
Analisa masalah (Dapat mengetahu
sebab, akibat dan penyelesaian suatu

10

masalah)
TOTAL NILAI

Kriteria nilai
1. Rendah sekali kemampuanya menujukkan di jauh bawah rata-rata
2. Rendah kemampuan menunjukan dibawah rata-rata
3 Sedang sebagian besar memenuhi harapan

25

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
4 Tinggi kemampuannya diatas rata-rata
5 Sangat Tinggi Kemampuanya sangat memuaskan
D. Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Untuk Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil mengikuti ketentuan yang berlaku dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Badan
Kepegawaian Daerah.
Penilaian kinerja pegawai yang dilakukan meliputi :
1. Penilaian kinerja Pegawai Harian Lepas
Penilaian ini dilakukan oleh atasan langsung dengan tujuan untuk menetapkan
apakah seorang Pegawai Harian Lepas layak untuk di angkat menjadi pegawai
kontak di RSU Kecamatan.
2. Penilaian kinerja pegawai kontrak (tahun pertama dan kontrak tahun ke dua)
Penilaian kinerja pegawai kontrak melibatkan atasan langsung dan satuan pelayanan
kepegawaian dengan melakukan wawancara dan atau pengkajian terlebih dahulu
untuk kelanjutan kontrak atau pengangkatan pegawai tetap.
3. Penilaian kompetensi pegawai (Assesmen) pada karyawan

yang telah berstatus

sebagai pegawai tetap. Assesmen ini dilakukan untuk melihat kompetensi setiap
karyawan yang disesuaikan dengan persyaratan kompetensi jabatan masing-masing.
Data hasil assesment di simpan oleh satuan pelayanan kepegawaian.
4. Kegiatan Orientasi
Program

orientasi

karyawan

baru

adalah

program

yang

bertujuan

memperkenalkan kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan kerja di RSU Kecamatan.


Penekanan yang diberikan kepada karyawan baru tersebut dalam hal:
1. Proses pengenalan dan penyesuaian pegawai baru terhadap pekerjaan yang akan
dilakukan dan kondisi lingkungan pekerjaannya
2. Menyiapkan mental bagi karyawan baru dalam menghadapi peralihan suasana dari
lingkungan pendidikan ke dunia kerja yang nyata
3. Menghilangkan hambatan psikologis dalam memasuki kelompok yang baru

26

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
4. Mengenal secara singkat lingkungan pekerjaan yang baru.
Program Orientasi terdiri atas Program Orientasi Umum dan Teknis.
A. Orientasi Umum
Merupakan proses pengenalan secara umum. Orientasi ini diselenggarakan oleh
Diklat RSU Kecamatan dengan melibatkan unit terkait sebagai pengajar (trainer).
Orientasi ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari berturut-turut. Secara garis besar
pelatihan ini meliputi:
1. Profil RSU Kecamatan
2. Tata aturan yang berlaku
3. Produk layanan dan Alur Pelayanan Utama.
4. Service Excellence.
MATERI ORIENTASI UMUM
Hari Pertama
Waktu

Lama

Materi

Narasumber

08.00 09.00
'09.00 - 10.00

45 menit
60 menit

- Pembukaan
- Sejarah, Visi, Misi, Motto

Diklat
Diklat

dan

Tata

Nilai

RSU

Kecamatan
- Struktur Organisasi RSU
Kecamatan
10.15 - 10.30

15 menit

10.30 - 11.15

45 menit

11.15 12.00

45 menit

12.00 13.00

60 menit

13.00 14.00

60 menit

14.00 15.30

90 menit

TEA BREAK
Alur Pelayanan RSU
Kecamatan
Produk Layanan dan Tata
tertib

Diklat
Diklat

ISOMA
Gedung & Fasilitas RSU
Kecamatan
Hospital Tour

Gedung
Diklat

27

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Hari Kedua
Waktu
08.00 - 09.15

Lama
75 menit

09.15 10.00

45 menit

10.15 - 10.30

15 menit

Materi
Peraturan Pegawai RSU
Kecamatan

Narasumber
Satuan
Pelayanan
Kepegawaian

Telephony Skill & Handling


Complain

Diklat

TEA BREAK
Satuan

10.30 12.00

90 menit

Etika RSU Kecamatan

Pelayanan
Kepegawaian

12.00 13.00

60 menit

ISOMA

13.00 14.00

60 menit

14.00 15.00

60 menit

K3 RSU Kecamatan

Panitia K3RS

15.00 15.45

45 menit

Service Excellence

Diklat

Pencegahan Pengendalian
Infeksi RS

Panitia INOK

Hari Ketiga
Waktu

Lama

Materi

Narasumber

08.00 - 08.45

45 menit

Keperawatan RSU Kecamatan

Keperawatan

08.45 09.30

45 menit

09.30 10.15

45 menit

Farmasi RSU Kecamatan

10.15 - 10.30

15 menit

TEA BREAK

10.30 - 11.15

45 menit

Laboratorium RSU Kecamatan

11.15 12.00

45 menit

Radiologi RSU Kecamatan

12.00 13.00

60 menit

ISOMA

13.00 14.00

60 menit

Memahami diri & Pelanggan

Rekam Medis RSU

Rekam

Kecamatan.

Medis
Farmasi

Laboratorium
Radiologi

Diklat

28

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

14.00 15.00

60 menit

Pasien Safety

Panitia PS

15.00 15.15

15 menit

Post test

Diklat

15.00 15.30

15 menit

Penutupan

Diklat

B. Orientasi Teknis
Dalam rangka untuk meningkatkan kinerja pegawai di RSU Kecamatan
diperlukan mekanisme untuk melakukan pembinaan dan pembekalan secara teknis
kepada pegawai yang baru ditempatkan di unit terkait. Program pelatihan teknis ini
dilaksanakan dalam 2 (dua) hari untuk mempermudah dalam pelaksanaan tugas dan
melakukan pengenalan terhadap tugas pokok dan fungsi sesuai dengan tujuan awal
rekrutmen, serta beradaptasi dengan lingkungan RSU Kecamatan
Disamping itu masa orientasi teknis akan memberikan pemahaman dan
pengenalan bagi para pegawai pada tugas dan fungsi dirinya masing-masing di unit
dimana karyawan tersebut akan ditempatkan, sehingga mereka dapat segera
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan segera dan mampu memberikan dukungan
yang tepat kepada pelaksanaan tugas pelayanan di RSU Kecamatan. Selanjutnya
sebagai pegawai yang baru di tempatkan di unit terkait di lingkungan RSU Kecamatan
perlu diberikan pendampingan agar dapat menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan
budaya kerja RSU Kecamatan. Penyesuaian diri yang tepat dan cepat semakin
mendukung sikap kerja para pegawai baru dan sinergi dengan lingkungannya, sehingga
apabila ada permasalahan yang berkaitan dengan cara menyesuaikan diri, para
pegawai baru memiliki bekal untuk dapat menyelesaikan secara mandiri dan tidak
mempengaruhi kinerja dan akhirnya tidak berdampak buruk pada pelayanan kepada
masyarakat.
Orientasi teknis merupakan proses pengenalan secara khusus, tentang unit yang
akan ditempati oleh karyawan tersebut. Adapun materi yang diberikan pada pelatihan
orientasi tehnis secara garis besar meliputi :
a. SOP (standar operasional prosedur) yang disesuaikan dengan penempatan dan
fungsi kerja pegawai baru.
b. Standar Operation Procedure unit dan bagian tertentu yang relevan dengan unitnya.

29

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
c. Alur pelayanan yang disesuaikan dengan penempatan dan fungsi kerja pegawai
baru.
d. Pengenalan lingkungan Instalasi/bagian/seksi.
e. Alur pelayanan unit dan bagian tertentu yang relevan dengan unitnya.
f.

Uraian

tugas

dan

wewenang

sesuai

dengan

posisi

penempatan

di

Instalasi/bagian/seksi.
MATERI ORIENTASI TEKNIS
Hari Pertama
Waktu
08.00
09.00
'09.00

Lama
60
menit
- 60

10.00

menit

10.00 -

60

11.00
11.00

menit
60

12.00
12.00

menit
60

13.00
13.00

menit
120

15.00

menit

Materi
- Pembukaan
- Perkenalan dgn karyawan/i di unit kerjanya dan unit
terkait
- Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan unit kerjanya
- Struktur Organisasi unit kerjanya
Uraian Pekerjaan di unit kerjanya dan unit terkait
Medical Staf Bylaws & Kebijakan Pelayanan unit
kerjanya dan unit terkait
ISOMA
SPO terkait unit kerjanya dan unit terkait

Hari Kedua
Waktu

Lama

08.00 -

75

09.30
09.30

menit
45

12.00
12.00

menit
60

13.00
13.00

menit
60

Materi
Alur Pelayanan unit kerjanya dan unit terkait
Formulir- unit kerjanya dan unit terkait
ISOMA
Ruangan dan Fasilitas unit kerjanya dan unit terkait

30

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

14.00

menit

14.00

60

15.00

menit

Tata Hubungan dengan unit lain

I
5. Sanksi
1) Direktur memberikan sanksi hukuman disiplin terhadap Pegawai yang melakukan
pelanggaran disiplin dan tata tertib kerja setelah mempertimbangkan rekomendasi
dari Kepala Seksi/Subbag dalam bentuk Surat Keputusan.
2) Kepala Seksi/Subbag wajib memberikan teguran dan/atau memberitahukan kepada
pegawai bawahannya perihal kesalahan dan/atau kriteria pelanggaran disiplin dan
tata tertib kerja yang telah dilakukannya.
3) Jenis dan tingkat sanksi terhadap pelanggaran adalah :
a. Pelanggaran ringan berupa :
i. Peringatan lisan;
ii. Peringaan tertulis
b. Pelanggaran Sedang berupa Skorsing
c. Pelanggaran Berat berupa Pemutusan hubungan kerja.
4) Sanksi terhadap pelanggaran dapat dijatuhkan tanpa harus menurut tingkatannya,
tetapi dinilai dari bobot pelanggaran yang dilakukan dan/atau dampak yang
ditimbulkan atas pelanggaran tersebut bagi kepentingan RSU Kecamatan.
5) RSU Kecamatan menerapkan sanksi kepada Pegawai yang mendapatkan surat
peringatan sebagai berikut :
a)

Pengurangan insentif sebesar-besarnya 10% (sepuluh puluh persen) kepada


Pegawai yang mendapatkan peringatan pertama.

b)

Pengurangan insentif sebesar-besarnya 20% ( puluh persen) atau demosi


maksimal penurunan 1 (satu) level jabatan dari level jabatan terakhir kepada
Pegawai yang mendapatkan peringatan kedua.

c)

Pengurangan insentif sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) atau demosi


sekurang-kurangnya penurunan 2 (dua) level jabatan dari level jabatan terakhir
kepada Pegawai yang mendapatkan peringatan tiga.

31

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

6. Pemutusan Hubungan Kerja


1) PHK adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang

mengakibatkan berakhirnya hubungan kerja antara serta hak dan kewajiban


Pegawai dan RSU Kecamatan.
2) Hubungan kerja berakhir dengan hormat apabila :

a. Pegawai meninggal dunia;


b. Pegawai sakit berkepanjangan atau mengalami cacat bukan akibat
kecelakaan kerja;
c. Pegawai mencapai batas usia pensiun;
d. Atas permintaan Pegawai sendiri;
e. Berakhirnya jangka waktu Perjanjian Kerja;
f. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam Perjanjian
Kerja, peraturan RSU Kecamatan, yang dapat menyebabkan berakhirnya
hubungan kerja;
g. Mangkir kerja selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah
dipanggil oleh RSU Kecamatan 2 (dua) kali secara patut dan tertulis, karena
hal demikian dikualifikasikan mengundurkan diri dan diproses sesuai
ketentuan yang berlaku;
h. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
i. Melakukan pelanggaran berat atau karena alasan mendesak, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
j. Melakukan pelanggaran ringan dalam masa berlakunya peringatan tertulis III
(tiga).
3) PHK dengan tidak hormat dapat terjadi apabila :

a. melakukan usaha atau kegiatan yang bertujuan mengubah Pancasila dan

32

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Undang Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam gerakan atau melakukan
kegiatan yang menentang Negara; dan
b. Melakukan tindak pidana berdasarkan ketentuan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak
pidana kejahatan yang ada atau tidak ada hubungannya dengan jabatan,
dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Pertemuan atau Rapat
Dalam rangka koordinasi pekerjaan manajerial RSU Kecamatan, maka diadakan
rapat rutin yang wajib dihadiri oleh seluruh manajeman atau unit terkait adalah :

Rapat Manajemen

Rapat Manajemen dengan unit layanan

Morning Report

Ronde Dokter

Rapat Komite Medis

Rapat Cash Flow Keuangan

33

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

III. TATA KELOLA KEUANGAN


I.

Pendahuluan
Tata kelola Keuangan atau pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menerapkan dan praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.(Pergub no. 165 tahun
2012 )Badan Layanan Umum Daerah (BLUD ) adalah satuan kerja
perangkat daerah atau unit kerja pada satuan kerja perangkat
daerah.Pemerintah Provinsi daerah Khusus Ibukota Jakarta yang
mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa

penyediaan

barang

dan

/atau

jasa

yang

dijual

tanpa

mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya


didasarkan padaprinsip efisiensi,efektifitas dan produktifitas.
II.

Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD adalah pendapatan yang di terima oleh BLUD selama
satu tahun anggaran
Pendapatan BLUD RSU Kecamatan dapat bersumber dari :
a. Jasa layanan :
Pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layanan berupa
imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat
b. Hibah :
Pendapatan BLUD yang bersumber dari hibah dapat berupa hibah
terkait dan hibah tidak terkait

34

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

c. Hasil kerjasama dengan pihak lain :


Pendapatan BLUD yang bersumber dari hasil kerjasama dengan
pihak lain dapat berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewamenyewa, dan usaha lainnya yang mendukung tugas dan fungsi
BLUD
d. APBD :
Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBD berupa pendapatan
yang berasal dari otoritas kredit anggaran pemerintah daerah bukan
dari kegiatan pembiayaan APBD
e. APBN :
Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBN dapat berupa
pendapatan

yang

berasal

dari

pemerintah

dalam

rangka

pelaksanaan dekonsentrasi , tugas pembantuan, dan / atau bantuan


lainnnya
f. Lain- lain pendapatan BLUD yang sah
Antara

lain

hasil

penjualan

yang

tidak

dipisahkan,hasil

pemanfaatan ,jasa giro,pendapatan bunga,keuntungan selisih nilai


tukar rupiah terhadap mata uang asing,komisi,potongan ataupun
bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan / atau pengadaan
barang dan / atau jasa oleh BLUD dan / atau hasil investasi.
Tata Kelola keuangan RSU Kecamatan

dilaksanakan dengan PPK

BLUD. Seluruh Pendapatan layanan dari operasional dapat langsung


digunakan. Tata Kelola Keuangan dimulai dari proses perencanaan dan
pengangggaran mengikuti ketentuan administrasi keuangan Pemerintah
Daerah yang diatur oleh Peraturan Gubernur dan ketentuan perundangundangan yang berlaku. RSU Kecamatan.menetapkan Pelaksana
Anggaran atau PeA, sesuai kelompok belanja, sebagai bagian yang
mempunyai kewajiban menyusun atau mengkoordinir perencanaan
anggaran dan pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi.

35

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Pelaksana anggaran mempunyai tugas :


1. Menyusun

perencanaan

anggaran

masing-masing

kelompok

tahunan, bulanan dan mingguan.


2. Bertanggung jawab dalam realisasi anggaran belanja masing-masing
3. Bertanggung jawab menyelesaikan administrasi SPJ pembelian.
4. Melakukan evaluasi / monitoring minimal 1(satu) kali dalam sebulan.
Kelompok Pelaksana Anggaran terdiri dari :
1. Pelaksana Anggaran SDM, terbagi dari :
a. PeA Rekruitment
Bertanggung jawab menyusun atau mengkoordinir kebutuhan
anggaran rekruitment dan melaksanakan kegiatan rekruitment
pegawai RSU Kecamatan.Sawah Besar
b. PeA Diklat
Bertanggung jawab menyusun atau mengkoordinir kebutuhan
anggaran diklat baik formal dan informal dan melaksanakan
kegiatannya.
c. Kepegawaian
Bertanggung jawab menyusun atau mengkoordinir kebutuhan
kepegawaian atau remunerasi/gaji dan tunjangan termasuk
jasa medis dokter. Sistem Remunerasi RSU Kecamatan.
Sawah Besar disusun sesuai peraturan pegawai.
2. Pelaksana Anggaran Rumah Tangga
Bertanggung jawab menyusun atau mengkoordinir kebutuhan
rumah tangga dan melaksanakan belanja rumah tangga.
3. Pelaksana Anggaran Farmasi
Bertanggung jawab menyusun atau mengkoordinir kebutuhan
Farmasi dan melaksanakan belanja farmasi.

36

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

4. Pelaksana Anggaran Gedung


Bertanggung jawab menyusun atau mengkoordinir kebutuhan
belanja pemeliharaan gedung, melaksanakan belanja peralatan
medis dan non medis dan melaksanakan belanja pemeliharaan.
1. Perencanaan dan Anggaran
Sebagai Rumah Sakit daerah yang menerapkan PPK BLU, maka BLU
mempunyai kewajiban membuat Rencana Bisnis setiap lima tahun dan
membuat RBA setiap satu tahun sekali sesuai dengan anggaran
pemerintah daerah.
RSU Kecamatan menyusun rencana strategis bisnis lima tahunan
dengan

mengacu

kepada

Rencana

Strategis

Kementerian

Negara/Lembaga (Renstra-KL) atau Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah (RPJMD).
RSU Kecamatan..menyusun RBA tahunan dengan mengacu kepada
rencana strategis bisnis.
RBA disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya
menurut jenis layanannya. ;
RBA disusun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang
diperkirakan

akan

diterima

dari

masyarakat,

badan

lain,

dan

APBN/APBD.
RBA berisi seluruh uraian program kerja dan kegiatan anggaran secara
rinci dan jelas, baik kegiatan yang dibiayai dari pendapatan operasional
maupun yang masih dibiayai dari subsidi.
Dokumen perencanaan dan anggaran terdiri dari dokumen RBA, RKA
dan DPA.

37

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

RBA disusun internal organisasi, dengan melibatkan semua bagian dan


unit, dan di koordinir oleh bagian Perencanaan dan Anggaran.
RKA disusun dan diinput dalam Sistem Informasi Perencanaan Provinsi
DKI Jakarta dengan alamat web : https://www.bapedadki.net
DPA disusun dan diinput dalam Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah, dengan alamat web : http://sipkd.jakarta.go.id/sipkd-dki
2. Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan anggaran RSU Kecamatan Sawah Besar dilaksanakan
sesuai DPA yag telah disahkan. Pelaksanaan anggaran dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan daerah tentang Penatalaksanaan
Anggaran dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta. Untuk anggaran
operasional, pertangggung jawabannya dalam satu kegiatan yaitu
belanja operasioanl layanan umum.Secara administrasi pelaksanaan
anggaran ada di bawah koordinasi Perbendaharaan
3. Mobilisasi Dana Perbendaharaan
Pengelolaan transaksi uang secara teknis mempunyai organisasi
sebagai berikut :
a. Kasir Rawat Jalan / RAWAT INAP;

38

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Melayani transaksi pelayanan yang dilakukan di Klinik dan RAWAT


INAP, yaitu pembayaran tindakan dan obat klinik diluar paket yang
digunakan oleh pasien.
b. Kasir Rawat Inap;
Melayani transaksi pelayanan yang dilakukan di rawat inap.
c. Kasir Farmasi Penjualan;
Melayani transaksi pelayanan penjualan obat/alkes farmasi dengan
resep dan penjualan obat bebas.
d. Kasir Keuangan;
Melayani

pembayaran

hutang

pihak

ketiga

dan

menerima

pembayaran piutang.
e. Penata Rekening Rawat Inap;
Menginput seluruh kegiatan tindakan dan pemeriksaan yang
dilakukan di Rawat Inap, termasuk mengkoordinasikan dengan unit
penunjang lainnya.
f. Supervisor Pelayanan Kasir;
Mensupervisi

langsung

pelayanan

transaksi

kasir

Rawat

Jalan,RAWAT INAP dan Farmasi, dan mempunyai wewenang untuk


membatalkan transaksi, sesuai ketentuan dan menerima setoran
transaksi untuk shif sore atau malam.
g. Bendahara Penerima.
Menerima setoran uang dari seluruh kasir sebagai penerimaan rumah
sakit.
h. Bendahara Pengeluaran .
Mengelola pengeluaran uang Rumah Sakit sesuai ketentuan.
4. Akuntansi dan Mobilisasi dana
Bagian akuntansi membuat laporan secara akuntansi baik SAK maupun
SAP. Kebijakan Akuntansi akan disusun kemudian.Pendapatan dan biaya
serta pengelolaan perpajakan

39

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

IV. TATA KELOLA PELAYANAN


Tata kelola pelayanan RSU Kecamatan.disusun berdasarkan standar pelayanan
profesional setiap bagian.
Standar pelayanan disusun sebagai kebijakan pelayanan di RSU Kecamatan
dilengkapi dengan standar pelayanan operasional.
Standar operasi pelayanan yang telah disusun:
1) Standar operasi pelayanan rawat jalan
2) Standar operasi pelayanan gawat darurat
3) Standar operasi pelayanan rawat khusus
4) Standar operasi pelayanan bedah
5) Standar operasi pelayanan farmasi
6) Standar operasi pelayanan rekam medik
7) Standar operasi pelayanan penunjang khusus
8) Standar operasi pelayanan fisioterapi
9) Standar operasi pelayanan rawat inap
10) Standar operasi pelayanan laboratorium
11) Standar operasi pelayanan radiologi
12) Standar operasi pelayanan gizi
13) Standar operasi pengelolaan limbah
14) Standar operasi pelayanan pemulasaraan jenazah
15) Standar operasi pelayanan laundry
PEDOMAN PELAYANAN MEDIS.
Pedoman pelayanan medis profesi merupakan hal penting dan
merupakan acuan dalam upaya peningkatan mutu dan pengembangan rumah
sakit dimana mutu rumah sakit sangat ditentukan oleh faktor manusia, oleh
karena itu faktor pembentukan perilaku serta pendidikan dan pelatihan adalah
hal penting yang harus di utamakan.
A. Falsafah dan tujuan.
Pelayanan medis di RSU Kecamatan harus disediakan dan diberikan kepada
pasien

sesuai

dengan

ilmu

pengetahuan

kedokteran

mutahir,

serta

memanfaatkan kemampuan dan fasilitas rumah sakit secara maksimal. Setiap


jenis pelayanan medis harus sesuai dengan standar pelayanan profesi medis.

40

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Falsafah manajemen medis:


Primum non nocere : senantiasa mempunyai niat untuk menyembuhkan
tidak untuk mencederai sejak awal dalam menangani pasien.
Seluruh tindakan medis dan pelayanan medis semata mata dilakukan untuk
kesembuhan pasien.
Bersikap adil, jujur serta empati
Melayani dengan sepenuh hati.
Pedoman Pelayanan medis meliputi ;
a) Umum
b) Tanggung jawab medis terhadap pasien.
Umum
1. Seluruh pasien yang memanfaatkan pelayanan medis RSU Kecamatan
dapat berupa konsultasi, pengobatan di rawat inap, rawat jalan, rawat inap,
operasi, pemeriksaan laboratorium, radiologi, farmasi serta rujukan.
2. Oleh karena adanya keterbatasan yang tidak bisa dihindari maka mungkin
terjadi ketidakpuasan ataupun komplain dari pasien atau keluarganya, baik
di poliklinik maupun unit lainnya.
Untuk itu diperlukan suatu pedoman pelayanan

medis bagi petugas

paramedis /medis RSU Kecamatan dalam melayani setiap pasien yang datang.

Tanggung jawab Medis terhadap pasien


1. Pada dasarnya tanggung jawab secara umum terhadap pasien yang
memanfaatkan fasilitas di RSU Kecamatan merupakan tanggung jawab
manajemen RSU Kecamatan.
2. Secara teknis medis, tanggung jawab secara umum terhadap pasien
yang mendapat pelayanan medis dari profesional medis (dokter) di RSU
Kecamatan berada pada dokter yang bersangkutan.

41

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

3.

Dalam melaksanakan pelayanan medis para perawat serta petugas


medis dan non medis lainnya turut serta bertanggung jawab untuk
terciptanya pelayanan medis yang diharapkan, baik oleh pihak pasien
maupun oleh pihak manajamen.

B. Pelayanan Medis di Unit Rawat jalan


Pelayanan medis di unit rawat jalan meliputi;
1. Menyiapkan pasien untuk diperiksa oleh dokter, sesuai dengan
spesialistiknya.
2. Dokter melaksanakan pelayanan medis yang diperlukan.
3. Melaksanakan pencatatan hasil pemeriksaan pasien di rekam medis
pasien dan memberi kode ICD X.
4. Bila memakai hospital information system, maka dokter dan perawat
mengisi data dikomputer sesuai ketentuan yang berlaku.
Tugas Perawat :
a. menerima pasien dari bagian admission atau rekam medis.
b. melakukan pemeriksaan berupa penimbangan berat badan, mengukur
tekanan darah, serta mengisi status pasien sesuai ketentuan
c. mendaftar urutan pasien disusun sesuai waktu kedatangan pasien dan
nomor urut yang sudah

dimiliki pasien agar pada saat dokter dating

memeriksa, pemanggilan sudah berurutan kepada

pasien dijelaskan

untuk menunggu di depan unit rawat jalan/ruang tunggu .


d. setelah dokter datang, pasien dipanggil sesuai urutan kedatangan atau
nomor urut yang sudah dimiliki pasien.
e. sebelum dokter memeriksa pasien, perawat

menyiapkan pasien

selengkapnya setelah siap baru dokter memeriksa.


f. dalam melakukan pemeriksaan dokter harus ditemani oleh perawat yang
bertugas mendampingi

dokter, kecuali pasien meminta pembicaraan

hanya didengar oleh dokter (perawat wajib menyimpan rahasia data-data


pasien yang didengarnya/diketahui selama menemani dokter dalam
pemeriksaan pasien )

42

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

g. setelah pemeeriksaan dokter akan membuat resep atau surat pengantar


ke bagian penunjang medic ( misalnya laboratirium, radiology, dll )
h. perawat memberitahu pasien lokasi yang dituju, sebelumnya pasien
diminta untuk membayar di loket
i. setelah selesei pemeriksaan di bagian penunjang tadi pasien bisa
kembali ke dokter lagi, tergantung bagaimana perjanjian yang dilakukan
oleh dokter yang memeriksa.
Pedoman pelayanan konsul atau rujukan di unit rawat jalan
a. Bila pasien akan dikonsulkan ke dokter spesialis lainnya maka, dokter
membuat surat konsul, diberikan kepada pasien, dan diantar kebagian
poli yang di tuju dan dilakukan serah diterima dengan perawat di bagian
poli yang dituju tadi
b. Bila dokter yang dituju tidak praktek maka dilaporkan ke bagian informasi
atau admission, dan dokter tersebut ditelpon dan dibuat perjanjian
apakah pasien di suruh tunggu dokter akan segera datang, atau datang
pada waktu jam prakteknya .
c. Bila konsulnya bersifat cito maka dokter tersebut harus datang dan bila
tidak bisa datang dalam

waktu singkat ( tergantung kasus ) maka

diwajibkan mendelegasikan ke dokter lain yang ada untuk memeriksanya


dan

dokter

yang

ada

wajib

memberikan

konsultansi/melakukan

pemeriksaan pada pasien tersebut


d. Bila pasien harus di rawat inap maka dibuat surat untuk di rawat inap dan
pasien/keluarganya kembali kebagiann admission untuk

menanyakan

tempat. Jika tempat ada dibuatkan administrasi perawatan. Lalu petugas


bagian admission akan membawa ke unit rawat inap yang dituju.
* Alur pasien datang di unit rawat jalan
Pasien datang

Bagian admisi

Rekam Medik

43

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

RAWAT INAP

Unit Rawat Jalan

Rawat Jalan

Laboratorium/Radiologi/
Konsultan Unit Lain
Apotik

Kasir

Pulang

Dokter Spesialis di ruang rawat jalan :


a. Datang tepat waktu sesuai jadwal praktek yang disepakati.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh pemeriksaan/tindakan medik yang
dilakukan dalam ruang pemeriksaan rawat jalan
c. Melakukan
pemeriksaan/tindakan
sesuai
dengan

kemapuan

professional yang tertinggi yang diketahui serta semata mata untuk


mengetahui serta menegakan diagnose bagi pasiannya.
d. Bila diperlukan untuk memberikan resep maka dokter spesialis menulis
resep yang obatnya disediakan oleh rumah sakit.
e. Selama melaksanakan pemeriksaan pada pasien berprilaku sopan
sesuai etika profesi kedokteran dan memperlihatkan kecerdasan
emosional yang tinggi, empati serta nilai nilai dalam bekerja yang
disepakati dengan RSU Kecamatan
C. Pelayanan Medis di Unit Rawat Inap

44

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Umum
Tugas Pokok pelayanan rawat inap di RSU Kecamatan. adalah
memberikan pelayanan/pengobatan dan perawatan kesehatan kepada
pasien yang dirawat pada tiap unit, Meliputi :
a.
b.
c.
d.

Penerimaan dan pencatatan identitas passion


Penelitian surat pengantar dari dokter / Instruksi dokter
Menerima pasien dari poliklinik, kamar operasi, HCU, RAWAT INAP
Memberikan pelayanan pengobatan sesuai instruksi dokter yang

merawat
e. Menyelenggarakan pengawasan / pengamatan, secara terus
menerus / harian terhadap keadaan sakitnya pasien
f. Menjaga ketertiban baik administrasi dan kebersihan dalam ruang
perawatan
g. Mengadakan sensus harian di tiap unitnya
h. Dokter umum purna waktu melaksanakan pengawasan pada setiap
pasien yang ada di ruang rawat inap sesuai lantai perawatan, dan
melaporkan kepada dokter spesialis yang merawat dila ada hal hal
yang diperlukan
i. Head Nurse pada tiap unit perawatan bertanggung jawab terhadap
seluruh asuhan keperawatan yang dilaksanakan .
Pedoman pelayanan medis pada saat pasien sudah dalam rawat inap
a. Pelaksanaan administrasi dilakukan oleh perawat ruang/petugas
administrasi ruang rawat inap
b. Menerima surat masuk yang dibuat oleh dokter dari unit rawat jalan,
rawat inap, OK, VK, HCU dan rujukan dari dokter tamu
c. Mengisi buku pencatatan pasien rawat inap
d. Melengkapi catatan rekam medis pasien
e. Menjelaskan kepada pasien/keluarganya mengenal

hakdan

kewajiban selama perawatan dan selama berada di lingkungan RSU


Kecamatan
f. Kepala perawat ruangan memperkenalkan dokter ruangan yang akan
mengawasi pasien, kepada pasien / keluarganya.
g. Sejalan dengan tugas tadi perawat lainnya menyiapkan tempat tidur
yang akan dipakai, serta perlengkapan kesehatan yang diperkukan
h. Head Nurse setelah itu melaporkan kepada dokter ruangan yang
akan ikut bertanggung jawab mengawasi pasien, bahwa pasien

45

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

sudah masuk rawat inap agar dokter mengetahuinya dan memantau


perkembangan pasien
i. Setelah itu dokter ruangan mengecek apakah ada instruksi dokter
owner/dokter spesialis yang perlu dilaksanakan segera atau adakah
keadaan

yang

terjadi

pada

saat

masuk

perawatan

dan

melaporkannya ke dokter spesialis yang akan merawat, bahwa


pasien sudah masuk dengan keadaan yang sesungguhnya pada saat
pasien diterima.
j. Sejak pasien dilaporkan masuk rawat inap, tanggung jawab medik
pasien berada pada dokter spesialis yang merawat
k. Dokter ruangan harus ikut memperhatikan catatan medik pasien
l. Kepala perawat ruangan harus mengawasi kelenkapan pengisian
catatan asuhan keperawatan yangakan diberikan dan di cek silang
dengan catatan rencana pengelolaan medic secara dari dokter
spesialis yang merawat pasien
m. Kepala perawat tiap ruangan wajib member penjelasan kepada
pasien / keluargaan akan rencana asuhan keperawatan yang akan
dilaksanakan
n. Dokter ruangan wajib mengawasi seluruh pengelolaan medik serta
asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan, dan bila terjadi hal
yang tidak di inginkan atau komplikasi / efek dari pengobatan /
asuhan keperawatan segera melaporkan ke dokter spesialis yang
merawat
o. Dokter spesialis wajib menjelaskan kepada pasien dan keluarganya
akan pengobatan dan tindakan yang akan diberikan dan segala
kemungkinan komplikasi dan efek samping yang mungkin terjadi
selama pengobatan dan tindakan
p. Setiap penggantian shift dokter ruangan dan head nurse ruangan
maka harus dilakukan serah tugas kepada kelompok jaga berikutnya,
dan menjelaskan kasus kasus yang memerlukan perahatian
khususbaik oleh kepala perawat maupun oleh dokter ruangan serah
terima dilaporkan secata tertulis dalam lamporan jaga tiap akhir tugas
dan awal tugas shift

46

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Tugas dokter spesialis penanggung jawab medis


a. Dokter penanggung jawab pelayanan medis terhadap pasien setelah
menerima laporan pasien masuk rawat, mempunyai kewajibann.
b. Mengadakan pemeriksaan lengkap dan menentukan, tindakan
tindakan serta instruksi lanjut dann mencatat riwayat penyakit pada
catatan medis pasien
c. Dalam naskah catatan medis harus berisikan :
Tugas dokter spesialis penanggung jawab tiap lantai anamneses

lengkap
Pemeriksaan fisik lengkap
Hasil pemeriksaan laboratorium lengkap/radiologi/usg. Dll.
Diagnosa sementara / diagnosa kerja
Rencana pengobatan / tindakan yang akan dilakukan
Berkas berkas persetujuan penolakan pasien / keluarganya
terhadap rencana pengobatan / tindakan yang akan dilakukan

dokter
Seluruh instruksi dokter baik secara tertulis langsung oleh dokter

maupun yang disampaikan secara lisan melalui telepon


Instruksi tentang makanan pasien, akan melakukan tindakan,

bukan oleh perawat / dokter ruangan tindakan


Keadaan pasien setiap saat
d. Setiap sesuatu yang akan dilakukan selama pasien dirawat
e. Penjelasan ( informed consent ) kepada pasien / keluarganya pasien
wajib diberikan oleh dokter spesialis yang akan melakukan tindakan,
bukan oleh perawat / dokter ruangan
Tugas dokter Penangung Jawab Lantai
a. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan fisik ( fungsi vital) dan
keadaan umum pasien setiap saat sesuai waktu / shift jaganya
b. Memberikan laporan kepada dokter spesialis penanggung jawab
pasien tentang keadaan pasien bila terdapat keadaan yang tidak
sesuai / penyimpangan

47

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

c. Mencatat di status pasien tentang keadaan yang ditemukan saat


dokter spesialis tidak di tempat
d. Setiap saat memantau keadaan pasien dan mencatatnya dalam
laporan tiap akhir jaga shift dan diserah terimah kasih ke dokter jaga
berikutnya
e. Setiap keluhan pasien pada saat jaga harus di catat oleh dokter jaga
lantai dan bilamana

dirasakan perlu atau emergency wajib

melaporkan setiap saat kepada dokter spesialis yang mempunyai


pasien tersebut
D.

Pedoman Pelayanan pada Pasien Pada Waktu Akan Pulang / Lepas


Keperawatan
Setelah mendapat persetujuan dari dokter spesialis yang merawat
bahwa pasien boleh pulang makayang harus dilakukan perawat /
petugas ruang rawat inap adalah sebagai berikut
a. Menyiapkan seluruh naskah riwayat penyakit atau catatan medik
selama perawatan dan diserahkan kepada dokter ruangan untuk
diperiksa lagi kelengkapan
b. Dokter spesialis yang merawat memeriksa ulang dan setelah lengkap,
harus saat itu juga membuat resum medik untuk pasien tersebut dan
ditanda tangani
c. Setelah lengkap di tanda tangani maka seluruh catatan medik
tersebut akan diambil oleh petugas rekam medik paling lambat 2 kali
24 jam setelah pasien pulang, lebih cepat lebih baik
d. Pasien pada waktu pulang diberikan :
Surat jadwal waktu control ulang
Resum medik pasien yang bersangkutan selama di rawat di RSU

Kecamatan.
Surat dari dokter spesialis yang merawat berisikan anjuran yang
diperlukan selama pasien di rumah sampai waktu control ulang

48

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

E.

Pedoman Pelayanan Medik Bagi Pasien Gawat Darurat di Ruang Inap


Yang dimaksud dengan pasien gawat yang dirawat adalah pasien
yang sedang dirawat dan memperlihatkan adanya gejala perburukan
keadaan umum dan adanya perubahan pada fungsi vital pasien
Tata cara perawatan pasien khusus adalah sebagai berikut
a. Apabila diketahui adanya perburukan keadaan umum pasien, segera
dokter jaga lantai melaporkan dan memberikan bantuan awal,
minimal tindakan ABC pada resusitasi, pada saat bersamaan segera
memanggil keluarga untuk memberikan penjelasan awal .
b. Segera laporkan keadaan pasien kepada dokter spesialis yang
merawat pasien.
c. Dokter spesialis yang merawat harus datang dan sebelum tiba
ditempat dapat memberikan instruksi awal dan dapat dipertanggung
jawabkan secara medis .
d. Dokter spesialis setelah tiba ditempat harus menentukan keadaan
pasien, apakah akan di rawat di ruang inap atau harus alih rawat ke
ruang rawat khusus seperti HCU, atau tindakan lainnya berupa
konsultasi ke dokter spesialis lainnya secara cito.
e. Pasien yang gawat demikian bila tetap di rawat di ruang rawat, wajib
mendapat perhatian yang ketat setiap saat
f. Perawat jaga harus membuat catatan perawatan / pengawasan
dalam periode tertentu sesuai yang ditentukan oleh dokter spesialis
yang merawat .
g. Head Nurse ruang rawat inap juga wajib mengawasi pasien bersama
dengan dokter jaga lantai dan berkonsultasi bila ada hal hal yang
perlu dikaitkan dengan perawatan asuhan keperawatan terhadap
pasien gawat tersebut

F.

Pedoman Pelayanan Medis untuk pasien yang perlu tindakan bedah


Umum

49

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Diperlukan tata cara pelayanan yang baku agar kelancaran serta proses
pelaksanaan operasi dapat berjalansesuaii dengan waktu direncanakan
Pedoman pelayanan Medik
Dokter spesialis yang akan melakukan tindakan bedah, sebelum
tindakan operasi dilakukan haru menjelaskan secata jelas kepada
seluruh keluarga atas tindakan yang akan dilakukan berupa :

Rencana jalanya tindakan operasi, bila perlu menjelaskan jaringan

yang akan diangkat/operasi


Perkiraan lamanya tindakan
Kesulitan yang mungkin dapat dialami operasi berjalan
Komplikasi yang mungkin terjadi baik selama operasi maupun

sesudah operasi
Prognosis keadaan penyakitnya setelah operasi
Setelah operasi selesei dokter bedah harus menemui keluarga
untuk menjelaskan jalannya operasi sampai selesai
a. Setelah mengerti tentang penjelasan yang diberikan kemudian
dokter meminta persetujuan tindakan medis kepada pasien /
keluarga apakah setuju dilakukan tindakan bila pasien /
keluarga belum setuju, dicatat juga di status/rekam medik
pasien .
b. Bila setuju untuk dilakukan tindakan medis maka wakil
keluarga / pasien harus menandatangani persetujuan operasi .
c. Dokter spesialis yang akan melakukan tindakan bedah harus
pula

sebelumnya

memeriksa

seluruhnya

hasil

hasil

pemeriksaan penunjang medik berupa laboratorium, radiologi,


ultrasonografi dan lain lainnya yang dianggap perlu
d. Setelah itu dokter spesialis yang akan melakukan tindakan,
mengkonsulkan pasien tersebut ke dokter ahli anastesi .
e. Dokter spesialis anastesi wajib memberikan informed consent
juga kepada pasien mengenai jenis anastasi, resiko resiko
yang dapat terjadi, serta hal hal yang akan dirasakan selama
pembinaan berlangsung

( informed consent untuk ahli

anastesi dibuat pada lemabaran tersendiri )

50

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

f. Setelah itu dokter spesialis yang akan melakukan tindadan


bedah merecanakan kapan tindakan akan dilakukan dan
dicatat ( tanggal, hari, Jam )
g. Apabila diperlukan
i ) Transfusi darah
ii) pemeriksaan potong beku
iii)kerjasama dengan ahli bedah lainnya
h. Sebelum tindakan operasi harus dihubungi unit unit tersebut
agar pada hari operasi tidak terjadi keterlambatan
Satu hari sebelum hari operasi besoknya perawat harus

mempersiapkan pasien yang akan diperiksa


Malam sebelum operasi besoknya perawat

harus

mempesiapkan pasien sesuai dengan asuhan keperawatan

pada pasien yang akan di operasi sesuai jenis operasinya


1 jam sebelum operasi dilakukan perawatan membawa
pasien ke ruang tunggu untuk operasi / ruang persiapan

operasi
Sebelum pasien di bawa ruang operasi harus dipertemukan
dengan keluarnganya untuk keperluan berdoa bersama
agar pelaksanaan operasinya berjalan dengan baik sampai

selesai.
i. Kamar Operasi RSU Kecamatan digunakan untuk operasi cito
dan elektif
G. Pedoman Pelayanan Medis di Unit Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat RSU Kecamatan.terbuka 24 jam terus menerus.
Unit Gawat Darurat di pimpin oleh seorang dokter yang mempunyai latar

belakang khusus pendidikan mengenai darurat medis


pelaksana harian yaitu dokter umum yang menguasai ilmu ke gawat
daruratan di bantu para perawat yang juga mempunyai pendidikan
khusus mengenai gawat darurat

51

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Dokter umum yang bekerja di Unit Gawat Darurat secara bergilir sesuai
giliran tiap 8 jam yaitu dari jam 07.00 14.00, dari jam 14.00 -22.00 dan
jam 22.00 07.00 keesokan harinya

Pedoman penerimaan pasien di unit Gawat Darurat


Pasien pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat meliputi 5 katagori :
1.

Be trated and sent home (dilakukan pelayanan pengobatan dan

2.

pasien diijinkan pulang)


Be treated, held over in the emergency department for observation in
the rerooms and than sent home (dilakukan pelayanan pengobatan

3.

di RAWAT INAP untuk observation dan kemudian diijinkan pulang )


Requireemengency surgery, go directly to the operation room and
than to an inpatient unit (tindakan operasi cito dan pasien di rawat

4.
5.

inap)
Be admitted directly to the inpactient unit (pasien harus di rawat inap )
Be stabilized in the emergency department and transferred to another
hospital for admission ( pasien dengan kegawatan bila kondisinya
sudah stabiil dapat di rujuk ke rumah sakit lain )

Setiap dokter yang bertugas di Unit Gawat harus menguasai dan


memahami katagori ini.
Setiap pasien yang sudah dikatagorikan sesuai dengan 5 katagori diatas
bila pasien harus dirawat maka langsung di konsulkan kepada
1. Dokter spesialis yang sudah pernah memeriksa pasien tersebut di
polikilinik, kecuali bila pasien menolak maka di konsulkan ke dokter
spesialis jaga on call atau sesuai dengan permintaan pasien
2. Setiap kelompok dokter spesialis yang berpraktek yang kemungkian
mempunyai kasus kasus gawat darurat menyusun daftar jaga on
call nya masing masing dan disampaikan manajemen Pelayanan
Medik untuk di sebarkan keseluruh unit fingsional rumah sakit
H. Pedoman Pelayanan Anestesi

52

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Pelayanan anestasi diselenggarakan untuk menjamin tindakan anastasi

kepada pasien secara aman. Efektif dan tepat guna


Merupukan pelayanan yang terpadu dengan unit kerja lainnya yang

terkait
Tujuan dilakukan tindakan anesthesia adalah
a. Menghilangkan rasa sakit
b. Menjaga faal system organ tubuh agar senantiasa / tetep stabil
c. Mengurangi ketegangan / stress pasien
d. Memudahkan tindakan bedah atau tindakan medis lainya
Tindakan / pelayanan anestesi tidak luput dari bahaya yang merugikan

pasien
Dokter / ahli anestesi waji memberikan informasinya jalannya prsedur
anestesi ataupun setelah anastesi , kepada pasien / keluarganya dan
bila pasien keluarga setuju dan mengerti perlu memberikan consentnya
jadi lembar informed consent untuk dokter ahli anestesi harus

ditandatangani tersendiri
Ketentuan pelayanan anastesi di rumah sakit adalah
Pelayanan anastesi harus dilakukan oleh dokter spesialis anastesi dan
berpengalaman yang diatur dan di kelola oleh pihak manajemen

V. TATA KELOLA LINGKUNGAN DAN LIMBAH


Tata kelola Lingkungan dan Limbah RSU Kecamatan disusun berdasarkan
keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
1. Pemeliharaan Ruang Bangunan
a. Kegiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan sore hari.
b. Pembersihan lantai di ruang

perawatan pasien dilakukan setelah

pembenahan/merapikan tempat tidur pasien,

jam makan,

jam

kunjungan dokter, kunjungan keluarga, dan sewaktu-waktu bilamana


diperlukan.
c. Pembersihan

dengan

perlengkapan

pembersih

(pel)

yang

53

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat.


d. Pada

masing-masing

ruang

disediakan

perlengkapan

pel

tersendiri.
e. Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 (dua)

kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah
pudar.
f.

Setiap percikan ludah, darah atau eksudat Iuka pada dinding


segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.

2. Pencahayaan
a. Lingkungan rumah sakit baik dalam maupun luar ruangan

mendapat cahaya dengan intensitas yang cukup berdasarkan


fungsinya.
b. Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun untuk

menyimpan barang/peralatan diberikan penerangan.


c. Ruang pasien/bangsal disediakan penerangan umum dan

penerangan untuk malam hari dan disediakan saklar dekat pintu


masuk, saklar individu ditempatkan pada titik yang mudah
dijangkau dan tidak menimbulkan berisik.
3. Kebisingan
a. Pengaturan dan tata letak ruangan sedemikian rupa sehingga

kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar


dari kebisingan.
b. Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan

sekitarnya agar diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan


cara peredaman, penyekatan, pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin
yang menjadi sumber bising.
4. Pengawasan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman

54

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

1. Kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan surveilans

kualitas air antara lain meliputi :


a. lnspeksi sanitasi terhadap sarana air minum dan air bersih;
b. Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air;
c. Melakukan

analisis

hasil

inspeksi

sanitasi

pemeriksaan

laboratorium; dan
d. Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air.

2. Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih rumah

sakit dilaksanakan minimal 1 tahun sekali. Petunjuk teknis inspeksi


sanitasi sarana penyediaan

air

sesuai dengan petunjuk

yang

dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM dan PL, Departemen Kesehatan.


3. Pengambilan sampel air pada sarana penyediaan air minum dan

atau air bersih rumah sakit tercantum dalam Tabel.


Jumlah

Jumlah

Tempat Tidur
25 - 100
101 - 400
401 - 1000
> 1000

Minimum

Perbulan untuk
Air Minum
Mikrobiologik
4
6
8
10

Sampel

Air

Pemeriksaan
Air Bersih
4
6
8
10

4. Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal

2 (dua) kali setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada
musim hujan) dan titik pengambilan sampel masing-masing pada
tempat penampungan ( reservoir ) dan keran terjauh dari reservoir.
5. Titik

pengambilan

sampel air untuk pemeriksaan

mikrobiologik

terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar
bersalin, kamar bayi dan ruang makan, tempat penampungan (
reservoir ), secara acak pada kran-kran sepanjang sistem distribusi,
pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan pencemaran.
6. Sampel air pada butir 3 dan 4 tersebut di atas dikirim dan

diperiksakan pada laboratorium yang berwenang.

55

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

5. Pengelolaan Limbah
1. Limbah Medis Padat
a.

Dilakukan pemilahan jenis limbah

medis padat

mulai

dari

sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah


benda tajam, limbah farmasi, limbah kontainer bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
b.

Tempat pewadahan limbah medis padat terbuat dari bahan


yang

kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air,

dan

mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya,


misalnya fiberglass.
c.

Di setiap sumber penghasil limbah medis tersedia tempat


pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non-medis.

d.

Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila


2/3 bagian telah terisi limbah.

e.

Untuk benda-benda tajam ditampung pada

tempat khusus

(safety box) seperti botol atau karton yang aman.


f.

limbah medis padat dimusnahkan melalui kerjasama dengan


pihak

lain yang

mempunyai

insinerator

untuk dilakukan

pemusnahan.
2. Limbah Padat Non Medis
a. Dilakukan pemilahan limbah padat non medis antara limbah

basah dan limbah kering


b. Pengangkutan limbah padat domestik dari setiap ruangan

ke tempat penampungan

sementara

menggunakan

troli

tertutup.
c. Tersedia tempat penampungan limbah padat non medis

sementara

dipisahkan

antara

limbah

yang

dapat

dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan

56

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

kembali.
d. Upaya untuk mengurangi volume, merubah

bentuk

atau

memusnahkan limbah padat dilakukan pada sumbernya.


e. Limbah yang masih dapat dimanfaatkan dimanfaatkan kembali

untuk limbah padat organik dapat diolah menjadi pupuk.


f. Limbah

padat

umum

(domestik)

dibuang

ke

lokasi

pembuangan akhir yang dikelola oleh pemerintah daerah


(Pemda),

atau

badan

lain

sesuai

dengan

peraturan

perundangan yang berlaku.


3. Limbah Cair

Limbah cair dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan


karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur
penanganan dan penyimpanannya.
a. Saluran pembuangan limbah menggunakan sistem saluran

tertutup, kedap air, dan limbah mengalir dengan lancar, serta


terpisah dengan saluran air hujan.
b. Air limbah dari dapur dilengkapi penangkap lemak dan saluran

air limbah harus dilengkapi/ditutup dengan grill.


c. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di

lnstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai


IPAL harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku melalui
kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
d. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah ( effluent)

dilakukan setiap bulan sekali untuk

swap atau dan minimal 3

bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


6. Dekontaminasi Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi
1. Kamar/ruang operasi yang telah dipakai dilakukan disinfeksi dan

disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.

57

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

2. lnstrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi melalui

persiapan, meliputi:
a. Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai.

Penataan - Pengemasan - Pelabelan - Sterilisasi


b. Persiapan sterilisasi instrumen baru:

Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila


diperlukan) Pelabelan - Sterilisasi.
c. Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama :

Desinfeksi - Pencucian (dekontaminasi) - Pengeringan


(pelipatan bila perlu) - Penataan - Pelabelan - Sterilisasi.
3. lndikasi kuat untuk tindakan disinfeksi/sterilisasi :
a. Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien

yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler


atau

melalui saluran darah

selalu dalam keadaan steril

sebelum digunakan.
b. Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan

tubuh, darah atau sekresi harus selalu dalam keadaan steril


sebelum dipergunakan.
4. Semua benda atau alat yang akan disterilkan/didisinfeksi terlebih

dahulu dibersihkan secara seksama untuk menghilangkan semua


bahan organik (darah dan jaringan tubuh) dan sisa bahan linennya.
5. Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan,

disterilkan atau didisinfeksi tidak dipergunakan lagi. .


6. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan ditempatkan pada

tempat (lemari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan.


7. Peralatan operasi yang telah steril jalur masuk ke ruangan harus

terpisah dengan peralatan yang telah terpakai.


8. Sterilisasi dan disinfeksi

terhadap ruang pelayanan

medis dan

peralatan medis dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja


pelayanan medis dan penunjang medis.

58

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

VI. URAIAN INTERNAL KORPORASI (CORPORATE BYLAWS)


1. Pola Tata Kelola atau Hospital Bylaws adalah peraturan yang mengatur
hubungan antara pemilik Rumah Sakit atau yang mewakili dengan
Pengelola Rumah Sakit dan staf medik. Pola Tata Kelola terdiri dari
pola Tata Pola Korporasi (Corporate Bylaws) dan Pola Tata Kelola Staf
Medis (Medical Staff Bylaws)
2. Pola Tata Kelola Korporasi (Corporate Bylaws) adalah peraturan yang
mengatur hubungan antara Pemerintah sebagai pemilik dengan
Pejabat Pengelola dan staf medis Rumah sakit beserta fungsi, tugas,
tanggungjawab, kewajiban, kewenangan dan haknya masing-masing
3. Pola Tata Kelola Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah adalah
peraturan yang mengatur fungsi, tugas, tanggungjawab, kewajiban,
kewenangan dan hak dari staf medis di rumah sakit
4. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar
yang ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah Provinsi DKI Jakarta
5. Rencana Bisnis Dan Anggaran BLUD yang selanjutnya disebut RBA
adalah dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi
program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu BLUD
6. Komite Medik adalah dokter Komite Medis Rumah Sakit Umum
Kecamatan Sawah Besar
7.

Staf Medis adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki
berbagai
peraturan

persyaratan

melakukan

perundang-undangan

praktik
vang

kedokteran
berlaku

dan

sesuai
telah

memperoleh kewenangan klinis di Rumah Sakit Umurn Kecamatan


Sawah Besar.
8.

Kewenangan Klinis adalah kewenangan seorang

tenaga medis

untuk melakukan tindakan medis tertentu terhadap pasien yang


diberikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah

64

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Besar dengan memperhatikan proses kredensial yang dilakukan oleh
komite medik.
9. Instalasi adalah kelompok fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan, yaitu rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensif,
bedah sentral, radiologi, laboratorium dan lain-lain.
10. Pelayanan medis spesialistik dasar adalah pelayanan spesialis
penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah dan
kesehatan anak.
11. Unit Kerja adalah Tempat staf medis menjalankan profesinya, yang
dapat berbentuk Instalasi dan SMF.
12. Komite Medik adalah wadah professional medis yang keanggotanya
berasal dari Ketua Kelompok SMF dan atau yang mewakili.
13. Sub Komite Medik adalah kelompok kerja dibawah Komite Medik yang
dibentuk untuk mengatasi masalah khusus, yang anggotanya terdiri
dari staf medis dan tenaga profesi lainnya secara ex officio.
14. Tenaga Administrasi adalah orang atau sekelompok orang yang
bertugas melaksanakan administrasi perkantoran guna menunjang
pelaksanaan tugas-tugas staf medis, Komite Medik, dan Sub Komite
Medik khususnya yang terkait dengan etik dan mutu medis.
15. Rumah Sakit Umum

Kecamatan Sawah Besar adalah milik

Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


16. Rumah Sakit Umum
menyelenggarakan
mengutamakan

Kecamatan Sawah Besar mempunyai tugas

pelayanan
upaya

(Rehabilitatif)

yang

pencegahan

(preventif

kesehatan

penyembuhan

dilakukan
)

dan

secara

perseorangan
(Kuratif),

terpadu

peningkatan

dengan

pemulihan

dengan

upaya

(Promotif)

serta

melaksanakan upaya rujukan.


17. Direktur dibantu Ka. Sub Bag. TU, Ka. Seksi Pelayanan Medik dan Ka.
Seksi

Keperawatan

melaksanakan

dan

kebijakan

Penunjang
pengelolaan

Medik
Rumah

bertugas
Sakit

untuk
setelah

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan

65

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan
serta segala ketentuan umum yang berlaku, dan berbagai aturan
dalam peraturan Internal Rumah Sakit ini, serta memperhatikan
hasil pelaksanaan tindak-an/audit Yang dilaksanakan oleh Komite
Medik dan Satuan Pemeriksaan Intern di Rumah Sakit.
18. Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direktur, Ka. Sub
Bag. TU, Ka. Seksi Pelayanan Medik dan Ka. Seksi Keperawatan dan
Penunjangdan Medik

ditentukan oleh Pemerintah Daerah and

terperinci dalam suatu uraian tugas secara tertulis dalam Organisasi


dan Tatalaksana Rumah Sakit.
19. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada
pimpinan Rumah Sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan
pelayanan rumah sakit.
20. Pembentukan komite dirumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan
rumah sakit yang terdiri Komite Medik, Komite Keperawatan, serta
Komite lainnya yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit.
21. Tugas secara terperinci dari Komite Etik dan Hukum adalah :
a. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Direktur dalam hal
menyusun dan merumuskan kebijakan dalam aspek hokum dan
etika

pelayanan

dirumah

sakit

serta

etika

penyelenggara

organisasi dirumah sakit;


b. Membantu Direktur dalam penyelesaian masalah yang terkait
dalam aspek hokum dan etika pelayanan dirumah sakit serta etika
penyelenggaraan organisasi rumah sakit;
c. Membantu Direksi melakukan pembinaan dan pemeliharaan dalam
aspek hukum dan etika pelayanan dirumah sakit serta etika
penyelenggaraan organisasi rumah sakit;
d. Apabila diperlukan, menyiapkan gugus bantuan hokum dalam
penanganan masalah hokum dirumah sakit;

66

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

22. Anggota Satuan Pemeriksa Intern diangkat dan diberhentikan oleh


Direktur untuk masa jabatan tertentu.
23. Tugas

Pokok

Satuan

Pemeriksa

Intern

adalah

melaksanakan

pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua


unsure di Rumah Sakit agar dapat berjalan sesuai dengan rencana
dan ketentuan yang berlaku;
24. Satuan pemeriksaan Intern Berfungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan / audit keuangan dan audit
manajemen operasional.
b. Melakukan identifikasi resiko sebagai upaya membantu Direksi
mencegah terjadinya penyimpangan;
c. Memberikan konsultasi dan pembinaan tentang manajemen
resiko terkait dengan pengendalian Intern; dan
d. Melakukan koordinasi dengan Eksternal Auditor;

67

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

VII. PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK (MEDICAL STAFF BY LAWS)


1. Organisasi Staff Medis Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar
adalah Kelompok Staf Medis (KSM) dan Komite Medik.
2. Tujuan umum pengorganisasian Staf Medis adalah untuk meningkatan
mutu pelayanan dan pendidikan Rumah Sakit.
3. Tujuan Khusus adalah :
a. Tercapainya kerjasama yang baik antara staf medis dan Direktur;
b. Tercapainya sinergi antara manajemen dan staf medis untuk
kepentingan pasien; dan
c. Terciptanya tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan
medis di Rumah Sakit.
4. Kelompok Staf Medis (KSM) merupakan organisasi Staf Medis yang
terdiri dari Dokter Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Dokter gigi
spesialis yang memberikan pelayanan Medis di RSU Kecamatan Sawah
Besar;
5. Untuk kelompok Dokter Umum, masuk dalam KSM Medik Dasar dan
untuk Kelompok Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis masuk dalam KSM
Gigi dam Mulut.
6. Untuk kelompok Dokter Spesialis, masuk dala KSM sesuai dengan
bidang spesialisnya.
7. Pengorganisasian Staf Medis bertujuan untuk self
melakukan self discipline

governing

dalam

agar menghasilkan pelayanan medis yang

berkualitas, efisien dan bertanggung jawab.


8. KSM RSU Kecamatan Sawah Besar terdiri dari :
a. KSM Ilmu Penyakit Dalam;
b. KSM Ilmu Kesehatan Anak;
c. KSM Kebidanan dan Penyakit Kandungan;
d. KSM gigi dan Mulut;
e. KSM Anesthesiologi dan Terapi Intensif;

68

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
f. KSM Radiologi;
g. KSM Patalogi Klinik
h. KSM Farmakologi Klinik;
i. KSM Medik Dasar; dan
j. KSM Lainnya, sesuai perkembangan
9. Setiap staf medis di RSU Kecamatan Sawah Besar ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit.
10. Direktur Rumah Sakit perlu meminta masukan dari Kelompok Staf Medis
dan Komite Medik dalam penempatan atau penempatan kembali Staf
Medis.
11. Kelompok Staf Medis wajib membuat tata cara dan persyaratan
(administrasi dan kompetensi) untuk penempatan staf medis dan
penempatan kembali.
12. Kategori staf medis di RSU Kecamatan Sawah Besar adalah dokter tetap,
paruh waktu, dokter umum di unit gawat darurat, dokter umum di
pelayanan intensif dan dokter umum di rawat inap.
13. Dokter Tetap adalah dokter yang di rekrut oleh RSU Kecamatan Sawah
Besar sebagai pegawai tetap yang bertanggung jawab terhadap RSU
Kecamatan Sawah Besar.
14. Dokter Paruh Waktu adalah Dokter yang bekerja tidak penuh waktu dalam
seminggu.
15. Dokter Umum di Instalasi Gawat Darurat adalah Dokter Umum yang
memberikan pelayanan di Instalasi Gawat darurat sesuai dengan
penempatan dan atau tugas yang diberikan oleh Rumah Sakit.
16. Dokter Umum di Instalasi Rawat Khusus adalah Dokter Umum yang
memberikan pelayanan di Instalasi Rawat Khusus sesuai dengan
penempatan dan atau tugas yang diberikan oleh Rumah Sakit.
17. Dokter Umum di Instalasi Rawat Inap adalah Dokter Umum yang
memberikan

pelayanan

di

Instalasi

Rawat

Inap

sesuai

dengan

penempatan dan atau tugas yang diberikan oleh Rumah Sakit.

69

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
18. Kualifikasi staf Medis di RSU Kecamatan Sawah Besar ditentukan sesuai
dengan kompetensi dibidangnya serta mempunyai hak dan kewajiban
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
19. Tugas Staf medis di RSU Kecamatan Sawah Besar, meliputi :
a. Melaksanakan
diagnosis,

kegiatan

profesi

pengobatan,

yang

pencegahan

meliputi

prosedur

akibat

penyakit,

melaui

program

peningkatan dan pemeliharaan;


b. Meningkatkan

kemampuan

profesinya

pendidikan pendidikan berkelanjutan;


c. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar
profesinya, standar pelayanan medis dan etika kedokteran yang
sudah ditetapkan; dan
d. Menyusun,

mengumpulkan,

menganalisa,

dan

membuat

laporan pemantauan indikator mutu klinik.


20. Semua pelayanan medis hanya boleh dilakukan oleh staf medis yang
telah diberi kewenangan klinis melaui proses kredensial.
21. Kewenangan klinis adalah hak yang dimiliki oleh Staf Medis untuk
melaksanakan pelayanan medis sesuai dengan profesi dan keahliannya.
22. Kewenangan Klinis diberikan oleh Direktur melalui Surat Penugasan
Klinis (clinical Appointment)

atas Rekomendasi Komite Medik, sesuai

dengan prosedur kredensial dan rekredensial.


23. Jenis kewenangan klinis yang berlaku di RSU Kecamatan Sawah Besar,
meliputi :
a. Kewenangan Klinis Sementara (temporary clinical privileges)
b. Kewenangan Klinis dalam keadaan Darurat (emergency clinical
privileges); dan
c. Kewenangan klinis bersyarat (provisional clinical privileges)
24. Kewenangan klinis diberikan oleh Direktur atas rekomendasi Komite
Medis melalui Sub Komite Kredensial, setelah melalui proses kredensial
yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial.

70

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
25. Pemberian kewenangan klinis seorang staf medis tidak hanya didasarkan
pada kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan keterampilan saja,
akan tetapi juga mempertimbangkan kesehatan mental dan prilaku
(behavior) staf medis tersebut.
26. Dalam kondisi tertentu kewenangan klinis dapat di delegasikan kepada
dokter spesialis atau dokter gigi spesialis, dokter/dokter gigi, perawat atau
bidan sesuai dengan kompetensinya yang diusulkan atas usulan Komite
Medik.
27. Untuk mewujudkan tata kelola (clinical govermence) yang baik, Komite
Medik dapat memberi rekomendasi kepada Direktur untuk melakukan
Pencabutan, Pencabutan Sementara atau Pembatasan Kewenangan
Klinis staf Medis.
28. Pencabutan, Pencabutan Sementara atau Pembatasan Kewenangan
Klinis ini dapat dilakukan bila staf Medis tersebut dalam pelaksanaan
tugasnya di RSU Kecamatan Sawah Besar dianggap tidak sesuai dengan
standar pelayanan medis yang berlaku dan atau tidak sesuai bila
dipandang dari sudut kinerja klinis, sudut etik profesi dan sudut hukum.
29. Untuk menjaga mutu pelayanan Rumah Sakit, Direkturdapat melakukan
pencabutan, Pencabutan Sementara atau Pembatasan Wewenang Klinis
seorang staf medis tanpa adanya rekomendasi Komite Medik.
30. Pemberian kembali kewenangan klinis dilaksanakan oleh Direktur atas
rekomendasi Komite Medik setelah Staf Medis yang dicabut, dicabut
sementara atau dibatasi kewenangan klinisnya menjalankan seluruh
ketentuan yang ditetapkan kepadanya.
31. Dokter penanggung jawab pasien merupakan staf Medis yang diberikan
tugas khusus sebagai penanggung jawab dalam pelayanan kepada
pasien Rumah Sakit.
32. Staf Medis yang dapat menjadi DPJP adalah staf medis dengan kriteria
yang ditetapkan oleh Direktur.
33. DPJP ditentukan berdasarkan diagnosa utama terhadap pasien paling
lambat 12 (dua belas) jam sesudah pasien masuk Rawat Inap.

71

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
34. DPJP wajib membuat rencana asuhan pelayanan terhadap pasien paling
lambat 24 (dua puluh empat) jam sesudah pasien masuk rawat inap,
dengan memperhatikan kendali biaya dan kendali mutu.
35. DPJP melaksanakan tugas :
a. Melakukan

pemeriksaan

riwayat

kesehatan

pasien,

pemeriksaan Fisik, diagnose penyakit dan pemebrian terapi dan


melakukan evaluasi keberhasilan terapi.
b. Memberikan informasi dan masukkan tentang perkembangan
kondisi pasien kepada pasien, keluarga pasien dan tim
pelayanan.
c. Memberikan Edukasi kepada pasien/keluarga.
d. Melakukan presentasi kasus medis dihadapan Komite Medik.
e. Membantu dan memberikan bimbingan kepada mahasiswa
kedokteran dalam pendidikan klinis di Rumah Sakit.
36. Dalam hal kondisi pasien memerlukan penanganan lebih lanjut diluar
kompetensi DPJP, maka Komite Medik dapat merekomendasikan kepada
Direktur untuk mengalihkan DPJP.
37. Untuk mewujudkan tata kelola klinis (clinical govermance)

yang baik

maka semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di
RSU Kecamatan Sawah Besar harus senantiasa didukung dengan
mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakkan disiplin
profesi.
38. Untuk melaksanakan pelayanan medis di rumah sakit, staf medis harus
memiliki penugasan klinis dari RSU Kecamatan Sawah Besar.
39. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
pemberian kewenangan klinis (clinical previleges) oleh Direktur RSU
Kecamatan Sawah Besar melalui penerbitan surat penugasan klinis
(clinical appointment) kepada staf medis yang bersangkutan.
40. Surat penugasan klinis (clinical appointment) sebagaimana dimaksud
diterbitkan oleh Direktur RSU Kecamatan Sawah Besar setelah mendapat
rekomendasi dari Komite Medik.

72

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
41. Rekomendasi Komite Medik sebagaimana dimaksud diberikan setelah
dilakukan kredensial.
42. Dalam keadaan darurat Direktur RSU Kecamatan Sawah Besar dapat
memberikan surat penugasan klinis (clinical appointment)

tanpa

rekomendasi Komite Medik.


43. Penugasan klinik seperti dimaksud harus ditinjau kembali melalui
mekanisme kredensial setelah keadaan darurat teratasi / terlewati.
44. Direktur RSU Kecamatan Sawah Besar menetapkan kriteria dan syaratsyarat penugasan setiap stap medis untuk suatu tugas atau jabatan klinis
tertentu dan akan menyampaikan hal tersebut kepada setiap tenaga
medis yang menghendaki penugasan klinis di rumah sakit.
45. Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) ditetapkan oleh Direktur RSU Kecamatan Sawah Besar setelah
disepakati oleh Komite Medik.
46. Surat penugasan klinis anggota tetap KSM diberikan untuk jangka waktu
3 (tiga) tahun.
47. Surat penugasan klinis anggota tidak tetap KSM diberikan untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun.
48. Direktur RSU Kecamatan Sawah Besar dapat merubah atau mencabut
surat penugasan klinis sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah
ditentukan, dengan memperhatikan :
a. Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang ada;
b. Kondisi fisik atau mental tenaga medis yang bersangkutan tidak
mampu lagi melakukan tindakan medis secara tetap;
c. Tenaga medis telah mencapai usia pensiun dan tidak
melakukan kerjasama dengan RSU Kecamatan Sawah Besar;
d. Tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam kerjasama;

73

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
e. Melakukan tindakan yang tidak professional, kelalaian, atau
perilaku menyimpang lainnya yang telah diklarifikasi oleh
Komite Medik; atau
f. Diberhentikan oleh Direktur RSU Kecamatan Sawah Besar
karena yang bersangkutan mengakhiri kerjasama dengan
rumah sakit setelah mengajukan pemberitahuan 1 (satu) bulan
sebelumnya.
49. Surat penugasan klinis diberikan kepada tenaga medis bila tenaga medis
tersebut telah memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan
peraturan perundang-undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan
lain sebagaimana ditetapkan dalam medical staf bylaws.
50. Selain memperhatikan syarat seperti pada ayat (6), syarat lain yang
dipertimbangkan pada penugasan klinis lanjutan (rekredensial) adalah :
a. Mengelola pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan
oleh

Direktur

RSU

Kecamatan

Sawah

Besar

setelah

mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit.


b. Membuat asuhan medis pasien untuk menjamin agar rekam
medis tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit terpelihara
dengan baik dan rekam medis pasien harus dilengkapi dalam
waktu maksimal 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam setelah
dilakukan pelayanan kesehatan.
c. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap
wajar sehubungan dengan tindakan di rumah sakit dengan
mengacu pada ketentuan pelayanan yang berlaku di rumah
sakit.
d. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia, baik
yang berkaitan dengan kewajiban terhadap pasien, teman
sejawat dan diri sendiri.
e. Memenuhi persyaratan umum praktek klinis yang berlaku di
rumah sakit.

74

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
51. Komite Medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata
kelola klinis (clinical govemance) yang baik agar mutu pelayanan medis
dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi.
52. Keanggotaan Komite Medik ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur
RSU Kecamatan Sawah Besar, dengan mempertimbangkan sikap
professional, reputasi dan prilaku.
53. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kpmite Medik berwenang :
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation
clinical privilege);
b. Memberikan

rekomendasi

surat

penugasan

klinis

(clinical

appointment);
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu;
d. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan
klinis (delineation of clinical privilege);
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis;
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan;
g. Memberikan rekomendaqsi pendampingan (proctoring); atau
h. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
54. Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi
kewenangan klinis adalah :
a.

Pendidikan, yang meliputi :


1) Lulus sekolah kedokteran yang terakreditasi; dan
2) Menyelesaikan pendidikan konsultan.

b.

Perizinan, yang meliputi :


1) Memiliki STR;dan
2) Memiliki surat izin Praktek.

c.

Kegiatan penjagaan mutu profesi, meliputi :


1) Menjadi anggota profesi; dan
2) Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis.

d.

Kualifikasi personel, meliputi :

75

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
1) Riwayat

disiplin

dan

etik

profesi,

termasuk

kepatuhan

menjalankan peran sebagai DPJP dan penegakkan layanan


medik berorientasi keselamatan pasien (patient safety);
2) Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;
3) Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat
dalam penggunaan obat terlarang dan alcohol;
4) Riwayat keterlibatan dalam tindak kekerasan; dan
5) Memiliki asuransi proteksi (Profesional indemnity insurance).
e.

Pengalaman dibidang keprofesian, meliputi :


1) Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi; dan
2) Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama
menjalankan profesi.

55. Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis, sub
komite mutu Profesi dalam Komite Medik menjalankan fungsi sebagai
berikut :
a. Pelaksanaan audit medis;
b. Rekomendasi

pertemuan

ilmiah

internal

dalam

rangka

pendidikan berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit;


c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis rumah sakit; dan
d. Rekomendasi proses pendampingan bagi staf medis yang
membutuhkan.
56. Pendampingan bagi Staf medis yang membutuhkan dilakukan melalui :
a.

Sub Komite Mutu Profesi menentukan nama staf Medis yang akan
mendampingi staf medis yang sedang mengalami sanksi disiplin
/mendapat pengurangan Clinical privilege;

b.

Komite Medik berkoordinasi dengan Direktur RSU Kecamatan


Sawah Besar untuk memfasilitasi semua sumber daya yang
dibutuhkan untuk proses pendampingan (proctoring) tersebut.

76

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
57. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi
staf medis, Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi dalam Komite Medik
menjalankan fungsi sebagai berikut :
a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin

berdasarkan laporan, termasuk didalamnya disiplin

peran sebagai Dokter Penanggung Jawab (DPJP) dan


pelayanan medik yang berorientasi kepada keselamatan pasien
(patient Safety)
c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit;
dan
d. Pemberian

nasehat/pertimbangan

dalam

pengambilan

keputusan etis pada asuhan medis pasien.


58. Untuk meksanakan tata kelola klinis (clinical govermance) diperlukan
aturan-aturan profesi bagi staf medis (medical staff rules and regulations)
secara tersendiri diluar medical staff by laws
59. Aturan profesi staf medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara
lain mengatur :
a. Pemberian pelayanan medis dengan standar profesi, standar
pelayanan medis dan standar prosedur operasional serta
kebutuhan medis pasien;
b. Kewajiban melakukan konsultasi dan /atau merujuk pasien
kepada dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi
spesialis lain dengan disiplin yang sesuai; dan
c. Kewajiban melakukan pemeriksaan patalogi anatomi terhadap
semua

jaringan

yang

dikeluarkan

dari

tubuh

tanpa

pengecualiannya.
60. Pembinaan dan pengawasan kendali mutu, disiplin profesi, etika profesi
staf medis dilakukan oleh Komite Medik melalui Ketua Kelompok Staf
Medis.

77

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
61. Pembinaan dan pengawasan disiplin pegawai dan motivasi kerja staf
medis dilakukan oleh Direktur melalui Ka. Seksi Pelayanan Medis dan Ka.
Seksi Keperawatan & Penunjang Medik sesuai peraturan perundangundangan dan kebijakan Direktur.
62. Pembinaan dimaksud merupakan tindakan korektif terkait dengan
pembatasan kewenangan klinis dilakukan dengan investigasi.
63. Pembinaan dimaksud berupa :
a. Teguran tertulis atau pembatasan kewenangan klinis selamalamanya 3 (tiga) bulan untuk pelanggaran ringan;
b. Pembatasan kewenangan klinis selama-lamanya 6 (enam)
bulan untuk pelanggaran sedang; atau
c. Pembatasan kewenangan klinis selama-lamanya 1 (satu) tahun
untuk pelanggaran berat.
64. Pengawasan dimaksud merupakan tindakan korektif terkait kendali mutu,
disiplin profesi, etika profesi dilakukan dengan audit medis.
65. Audit medis dimaksud diarahkan untuk :
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
staf medis;
b. Meningkatkan etika dan disiplin pelayanan oleh staf medis; dan
c. Melindungi masyarakat atau pasien atas tindakan yang
dilakukan oleh staf medis,

78

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

VIII. TATA KELOLA PENGADAAN BARANG/JASA


1. Pelaksana Anggaran (PeA) menyusun rencana belanja barang/jasa sesuai
dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun berjalan dan
disetujui oleh Kepala Seksi/Unit terkait;
2. Rencana belanja barang/jasa sebagaimana tersebut dalam nomor 1 harus
sudah selesai 1 (satu) bulan sebelum kegiatan pengadaan barang/jasa
dilaksanakan, atas usulan dari Seksi/Bagian/Ruangan/Unit Pelayanan
dilengkapi dengan formulir permintaan, kerangka acuan kegiatan dan
spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan;
3. Rencana belanja barang/jasa yang telah disetujui oleh Koordinator satuan
Pelayanan Unit terkait selanjutnya diajukan ke Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) untuk disetujui dan dilaksanakan;
4. Setiap

Bidang/Bagian/Ruangan/Unit

Pelayanan

yang

mengajukan

permintaan pembelian barang/jasa sebagaimana tersebut pada nomor 2


harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Pembelian dengan nilai < Rp. 10 juta
KETERANGAN
Usulan
Mengajukan

Bagian/Ruang

Pelaksana

Koord

PPTK

Pejabat

an/Unit

Anggaran

satuan

Pengada

Pelayanan
x

(PeA)

Pelay

an

Permintaan Pembelian
Mengetahui
Menyetujui untuk

x
x

dilaksanakan sesuai
dengan DPA/RBA
Melaksanakan

Pembelian

79

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
1. Pejabat Pengadaan menyetujui pelaksanaan pembelian dilaksanakan
oleh PeA setelah mengetahui rencana pembelian selambat-lambatnya
1 (satu) bulan sebelumnya.
2. Formulir Permintaan Pengadaan Barang/Jasa

yang telah diisi dan

disetujui oleh PelaksanaAnggaran (PeA) dan diketahui Koordinator


satuan pelayanan unit terkait beserta surat penawaran harga (SPH)
selanjutnya disampaikan kepada Pejabat Pengadaan;
3. Negosiasi surat penawaran harga (SPH) dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan Barang
4. Staf administrasi Pelaksana Anggaran (Pe A) membuat Surat Pesanan
(SP) atas pengadaan barang/jasa yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)
5. Sebelum SP (surat Pesanan) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Komitmen harus diparaf terlebih dahulu oleh Pejabat Pengadaan
sebelah kanan dan Pelaksana Anggaran (PeA) sebelah kiri;
b. Pembelian dengan nilai > Rp. 10 Jt s.d < Rp. 50 Jt
Keterangan

Usulan
Mengajukan

Bagian/Ruangan/

PeA

Koord

Unit Pelayanan

(Pelaksana

satuan

Anggaran)

pelay

PPTK

Pejabat
Pengadaan

x
x

Permintaan
Pembelian
Mengetahui
Menyetujui

x
x

untuk
dilaksanakan
sesuai dengan
DPA/RBA
Melaksanakan

Pembelian

Ket :

80

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
1. Pejabat Pengadaan menyetujui pelaksanaan pembelian dilaksanakan
oleh PeA setelah mengetahui rencana pembelian 1 (satu) bulan
sebelumnya.
2. Formulir Permintaan Pengadaan Barang/Jasa

yang telah diisi dan

disetujui oleh PelaksanaAnggaran (PeA) dan diketahui Kepala


Seksi/Bagian terkait beserta surat penawaran harga (SPH) selanjutnya
disampaikan kepada Pejabat Pengadaan;
3. Negosiasi surat penawaran harga (SPH) dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan;
4. Staf Administrasi PelaksanaAnggaran (PeA) membuat Surat Pesanan
(SP) atas Pengadaan barang/jasa yang ditandatangani oleh Pejabat
Pengadaan.
5. Sebelum SP (surat Pesanan) ditandatangani oleh Pejabat Pengadaan
harus diparaf terlebih dahulu oleh PelaksanaAnggaran (PeA) sebelah
ki
c. Pembelian dengan nilai > Rp 50 juta s.d Rp 100 juta
Keterangan

Usulan
Mengajukan

Bagian/Ruangan

Pelaksana

Koord

Direk

/Unit Pelayanan

Anggaran

satuan

tur

(PeA)

pelay

PPTK

Pejabat
Pengadaan

x
x

Permintaan
Pembelian
Mengetahui
Menyetujui

x
x

untuk
dilaksanakan
sesuai dengan
DPA/RBA
Melaksanakan

Pembelian

Ket :

81

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
1. Pejabat Pengadaan menyetujui pelaksanaan pembelian dilaksanakan
oleh PeA setelah mengetahui rencana pembelian 1 (satu) bulan
sebelumnya.
2. Formulir Permintaan Pengadaan Barang/Jasa

yang telah diisi dan

disetujui oleh PelaksanaAnggaran (PeA) dan diketahui Kepala


Seksi/Bagian terkait beserta surat penawaran harga (SPH) selanjutnya
disampaikan kepada Pejabat Pengadaan;
3. Negosiasi surat penawaran harga (SPH) dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan;
4. Sekretariat Pengadaan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) atau
Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
5. Sebelum SPK ditandatangani oleh PPK harus diparaf terlebih dahulu
oleh Pejabat Pengadaan ( sebelah kiri);
6. Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai >50 Jt, dilaksanakan
dengan proses pelelangan melalui ULP.
d. Pembelian dengan nilai > Rp. 100 Jt s.d < Rp. 200 Jt
Keterangan

Bagian/Ruan
gan/Unit
Pelayanan

Usulan
Mengajukan

PeA

Koord

(Pelaksan

satuan

Pelayan

Anggaran)

an

Direktur

PPTK

Pejabat
Pengadaan

x
x

Permintaan
Pembelian
Mengetahui
Menyetujui untuk

x
x

dilaksanakan
sesuai dengan
DPA/RBA
Melaksanakan

Pembelian

82

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Ket :
1. Pejabat Pengadaan melaksanakan pembelian sesuai dengan rencana
pembelian

(satu)

bulan

sebelumnya

yang

diusulkan

oleh

PelaksanaAnggaran (PeA).
2. Formulir Permintaan Pengadaan Barang/Jasa

yang telah diisi dan

disetujui oleh PelaksanaAnggaran (PeA) dan diketahui Kepala


Seksi/Bagian terkait beserta surat penawaran harga (SPH) selanjutnya
disampaikan kepada Pejabat Pengadaan;
3. Negosiasi surat penawaran harga (SPH) dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan;
4. Sekretariat Pengadaan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) atau
Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK).
5. Sebelum SPK ditandatangani oleh PPK harus diparaf terlebih dahulu
oleh Pejabat Pengadaan ( sebelah kiri);

e. Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai Rp > 200 juta dilaksanakan


secara Pelelangan
Keterangan

Usulan

Bagian/Ru

Pelaksana

Koord

angan/Unit

Anggaran

Pelayanan

(PeA)

Direktur

PPTK

Pejabat

Unit

satuan

Pembuat

Layanan

Pelayan

Komitmen

Pengada

an

(PPK)

an (ULP)

83

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL

Mengajukan

Permintaan
Pengadaan
Barang/Jasa
Mengetahui

Menyetujui

x
x

untuk
dilaksanakan
sesuai
dengan
DPA/RBA
x

Perintah
Pelaksanaan
Pengadan
Barang/Jasa
Melaksanaka

n Proses
Penggadaan
Barang/Jasa

Ket :
i.

Koordinator Satuan Pelayanan menyampaikan Surat Permintaan


Pengadaan Barang/Jasa yang dilengkapi dengan spesifikasi barang
jasa serta Kerangka Acuan Kerja (KAK) kepada Direktur 3 (tiga) bulan
sebelum barang/jasa dibutuhkan oleh Seksi/Bagian/Ruangan/Unit
Pelayanan sesuai dengan DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)
Tahun berjalan

ii.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membuat dan menetapkan rencana


pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang meliputi :
a. Spesifikasi Teknis Barang/Jasa;
b. HPS (Harga Perkiraan Sendiri) dan;
c. Rancangan Kontrak;

iii.

Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan oleh ULP ( Unit Layanan


Pengadaan )

84

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
iv.

Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) melaporkan Pemenang Lelang


kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

v.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melaporkan Pemenang Lelang


kepada Pengguna Anggaran (PA) dan menyiapkan dokumen Surat
Perjanjian (Kontrak);

vi.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melaksanakan Penandatanganan


Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;

5.

PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) berhak mengetahui jenis


kegiatan pengadaan barang/jasa yang akan dilaksanakan serta menolak
permintaan apabila tidak terdapat dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan
Anggaran);

6.

Setiap PelaksanaAnggaran (PeA)

berkoordinasi

dengan Pejabat

Pengadaan dan Bagian Keuangan untuk melakukan monitoring terhadap


penyerapan anggaran;
7.

Pejabat

Pengadaan

melaksanakan

pengadaan

barang/jasa

dan

melakukan monitoring belanja rutin dan non rutin baik barang/jasa medis
maupun non medis;
8.

Bentuk Surat Penawaran Harga (SPH) yang disampaikan oleh Penyedia


Barang/Jasa mencakup ;
a. Masa berlaku SPH
b. Pajak (PPN dan PPH)
c. Masa Garansi Barang/Jasa
d. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan/Pengiriman Barang
e. Uji fungsi alat/pelatihan

9.

Surat penawaran Harga ditujukan kepada:


< Rp. 10 Jt s.d Rp. < 200 juta
Pejabat Pembuat Komitmen

> Rp. 200 Jt


Direktur

85

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
10. Untuk pembelian rutin, maka rekanan ditetapkan berdasarkan seleksi dan
dilakukan evaluasi pemasok minimal setiap 6 (enam) bulan sekali. Apabila
ada perubahan harga, harus dicari lagi pembanding harga.
11. Berdasarkan SP dan SPK, maka barang yang dipesan datang kemudian
diperiksa dan diterima dengan ketentuan sebagai berikut :
Bukti Pemeriksa
dan Penerimaan
Barang/Jasa
Surat Jalan

Rp. 1 Jt s.d Rp. 10 Jt s.d Rp. 50 Jt s.d


< 10 jt

Rp. > 200

< Rp. 50 Jt

< Rp. 200 Jt

Jt

Pemeriksa

Pemeriksa

- Panitia/

- Panitia/

Barang

Barang -

Pejabat

Pejabat

Penerima

Penerima

Hasil

Hasil

Pekerjaan

Pekerjaan

- Bendahara

B/J

Bendahara
B/J

SKPB (Surat

Ketua

Keterangan

Panitia/Peja

Penerimaan

bat

Barang/Jasa)

Penerima
Hasil

BA.

Panitia/

Panitia/

Panitia/

Pemeriksaan

Pejabat

Pejabat

Pejabat

Penerima

Penerima

Penerima

Hasil

Hasil

Hasil

Pekerjaan
Bendahara

Pekerjaan
Pekerjaan
Bendahara B/J Bendahara

Pekerjaan
dan
Bendahara
B/J

Hasil Pekerjaan

Berita

Acara

86

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Serah

Terima

(BAST)

B/J

B/J

Hasil

Pekerjaan
12.

Pelaksana Anggaran (PeA) wajib membuat laporan setiap bulan untuk


semua pengadaan barang/jasa kepada Direktur/Kasie terkait yang
ditembuskan kepada PPTK dan Pejabat Pengadaan untuk mengetahui
realisasi anggaran yang sudah digunakan baik sudah dibayar maupun
yang masih dalam bentuk SP atau SPK;

13.

Pertanggung jawaban uang muka untuk pengadaan barang atau jasa


harus telah selesai dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja, dan untuk
kegiatan non fisik harus telah selesai dalam waktu 1(satu) bulan. Cut off
(tutup buku) pertanggung jawaban maksimal tanggal 25 setiap bulan.

14.

Batas Nilai Pengadaan Barang/Jasa (Pengadaan/sewa) dengan


menggunakan Anggaran Operasional RSUD tidak diakumulasi dalam
anggaran satu tahun tetapi sesuai dengan pendapatan, kebutuhan dan
kemampuan keuangan Rumah Sakit

15.

Kelengkapan dokumen administrasi Surat Pertanggung Jawaban (SPJ)


yang harus dilengkapi untuk setiap pengadaan barang/jasa pada saat
rekanan melakukan tukar faktur adalah sebagai berikut :

No.

Nilai

1.

1) SK Kepanitian

2) Surat Tugas
1) Non PNS/Tenaga ahli

2.

Kelengkapan SPJ

Keterangan

Tenaga ahli

2) Surat permintaan menjadi


tenaga ahli
3) Surat balasan permintaan
4) Undangan
5) Kurikulum Vitae

87

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
6) Adanya MOU/Perjanjian
7) Memiliki NPWP pribadi

3.

1) Jadwal Kegiatan

Kegiatan non

2) Undangan

fisik

3) Daftar hadir

(Pelatihan/pembi

4) TOR/Kerangka acuan

naan

5) SK Pendelegasian/Panitia

pegawai,seminar

6) Surat Tugas

, lokakarya)

7) Notulen/Laporan Kegiatan
4.

kurang dari 1) Kwitansi dan Faktur boleh

Belanja

Rp.

Langsung

1.000.000,(satu) juta

tidak diketik
2) Kwitansi ditandatangani
diatas materai Rp. 3.000,3) Kwitansi dan Faktur
ditandatangani, nama jelas
dan di stempel perusahaan
4) Khusus untuk sewa
kendaraan harus
dilampirkan fotocopy STNK
Kendaraan
5) Pada faktur ditandatangani
dan nama jelas penerima
barang

5.

Rp.
1.000.000,-

1) Surat Penawaran Harga


(SPH)

(satu) juta

2) SP (Surat Pesanan)

s.d kurang

3) Faktur Penjualan (invoice)

dari

4) Kwitansi ditandatangani

Pengadaan
Langsung (PL)

88

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Rp. 10 .

diatas materai Rp. 6.000,-

000.000,-

5) Kwitansi dan Faktur

(sepuluh)

ditandatangani, nama jelas

juta

dan di stempel perusahaan


6) Diwajibkan mempunyai
NPWP
7) Faktur Pajak Standar
8) PPN 10 % tercantum pada
faktur pembelian sehingga
menambah jumlah nominal
9)

Khusus untuk sewa


kendaraan harus
dilampirkan fotocopy STNK
Kendaraan

10) Pada faktur ditandatangani


dan nama jelas penerima
barang
11) Berita Acara Pemeriksaan
barang/Jasa
12) Berita Acara Serah Terima
Barang/Jasa
6.

Mulai

Rp. 1)

10
(sepuluh)
juta

2)

s.d

Surat Permintaan

Pengadaan

Penawaran

Langsung (PL)

Surat Penawaran Harga


(SPH)

kurang dari 3)

BA. Negosiasi Harga

Rp. 50 (lima 4)

Surat Perintah Kerja (SPK)

puluh) juta

5)

Faktur Penjualan (invoice)

6)

Kwitansi ditandatangani
diatas materai Rp. 6.000,-

7)

Kwitansi dan Faktur

89

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
ditandatangani, nama jelas
dan di stempel perusahaan
8)

Diwajibkan mempunyai
NPWP

9)

Faktur Pajak Standar

10) PPN 10 % tercantum pada


faktur pembelian sehingga
menambah jumlah nominal
11) BA. Pemeriksaan

Hasil

Pekerjaan
12) Berita Acara Serah Terima
(BAST) Hasil Pekerjaan
13) Khusus untuk sewa
kendaraan
harus dilampirkan fotocopy
STNK Kendaraan
14) Pada faktur ditandatangani
dan nama jelas penerima
7.

Mulai Rp.

1)

50
(limapuluh)

2)

barang
Surat Permintaan

Pengadaan

Penawaran

Langsung

Surat Penawaran Harga

juta s.d

(SPH) minimal 2 (dua)

kurang dari

Pembanding

100

3)

Surat Penawaran Hasil

(seratus)
juta

Negosiasi
4)

BA. Negosiasi Harga (SPH)

5)

Surat

Penetapan

Pemenang
6)

SPK (Surat Perintah Kerja)

7)

Kwitansi ditandatangani
diatas

90

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
8)

materai Rp. 6.000,-

9)

Kuitansi dan Faktur


ditandatangani, nama jelas
dan di stempel perusahaan

10) Diwajibkan mempunyai


NPWP
11) Faktur Pajak Standar
12) PPN 10 % tercantum pada
faktur pembelian sehingga
menambah jumlah nominal
13) Surat Jalan
14) BA. Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan
15) Berita Acara Serah Terima
Hasil Pekerjaan
16) CP : (SIUP, TDP, Izin
Domisili, Akte Perusahaan,
tanda pengesahaan
kehakiman, PKP yang
masih berlaku)
8.

- Mulai Rp.

1) TOR/KAK

Pengadaan

100

2) Surat Permintaan

Langsung (PL)

(seratus)
juta s.d

Penawaran
3) Surat Penawaran Harga

kurang dari

(SPH minimal 2 (dua)

Rp. 200

pembanding

(duaratus)

4) Surat Penawaran Hasil

juta untuk
barang/jasa

Negosiasi
5) BA. Negosiasi Harga (SPH)
6)

Surat Penetapan
Pemenang

91

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
7) SPK (Surat Perintah Kerja)
8) Faktur Penjualan (invoice)
9) Kwitansi ditandatangani
diatas materai Rp. 6.000,10) Kuitansi dan Faktur
ditandatangani, nama jelas
dan di stempel perusahaan
11) Diwajibkan mempunyai
NPWP
12) Faktur Pajak Standar
13) PPN 10 % tercantum pada
faktur pembelian sehingga
menambah jumlah nominal
14) Surat Jalan
15) BA. Pemeriksaan Hasil
Pekerjaan
16) Berita Acara Serah Terim
Hasil Pekerjaan
13) CP : (SIUP, TDP, Izin
Domisili, Akte Perusahaan,
tanda pengesahaan
kehakiman, PKP yang
9.

Diatas

masih berlaku
Rp. Persyaratan Pembayaran ke

200.000.00

Pemda dengan Dana APBD

0,-

Prov. DKI Jakarta

(duaratus

a.

TOR/KAK

juta rupiah) b.

BA. Pemeriksaan Hasil

untuk

Pekerjaan

pengadaan

c.

barang/jasa
dan

diatas d.

ULP

Berita Acara Serah Terima


(BAST) Hasil Pekerjaan
Kuitansi a.n Pemda DKI

92

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
Rp.

bermaterai Rp. 6.000,-,

50.000.000,

nama jelas, jabatan, tanda

tangan dan stempel

(Lima

puluh

juta

rupiah)

perusahaan
e.

untuk
pengadaan

a.n Pemda DKI


f.

jasa
konsultansi

Faktur Penjualan (Invoice)


Faktur Pajak Standar a.n
Pemda DKI

g.

Surat Pernyataan dibuat


diatas Kop Perusahan yang
menyatakan bahwa
pekerjaan barang/jasa telah
selesai dikirim (bermaterai
Rp. 6.000,-)

h.

Ringkasan Kontrak

Ket : pada faktur pajak standar harus dicantumkan :

Rincian Jenis Barang/Jasa

Jumlah Harga Jual atau Penggantian

Potongan Harga

Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut

20. Kelengkapan dokumen administrasi setiap pengadaan barang/jasa > Rp.


200 Juta yang dilakukan oleh ULP dilengkapi dengan :
-

Fotocopy DPA

Fotocopy SPD

Fotocopy SK Panitia Pengadaan (PPK dan PPHP)

Surat Direktur tentang Pelaksanaan Pelelalangan Pengadaan


Barang/Jasa

Pakta Integritas

93

Rumah Sakit Umum Kecamatan Sawah Besar


Jakarta Pusat
TATA KELOLA OPERASIONAL
-

Harga Patokan Sendiri (HPS)

Jadwal Pelelangan

BA. Rapat Persiapan Pelelangan+Daftar Hadir+Notulen Rapat

BAHP (Berita Acara Hasil Pelelangan) Pengadaan Barang/Jasa

Hard Copy Dokumen Penawaran Pemenang, Calon Pemenang 1 dan


2 (jika ada)

Surat Penunjukan Pemenang Pengadaan Barang/Jasa (SPPBJ)

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk Jasa dan Surat Perintah
Kerja (SPK) untuk Barang

Surat Perjanjian/Kontrak

Addendum Kontrak (jika ada)


Jakarta, Februari 2015
Direktur RSU Kec Sawah Besar
Drg SUZY FREUD
NIP. 196512071990112001

94

Anda mungkin juga menyukai