Anda di halaman 1dari 42

MIKROORGANISME

DAN PERANNANNYA BAGI KEHIDUPAN


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Umum
Yang dibina oleh Ibu Dra. Sunarmi, M.Pd dan Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si, M.Si

Oleh
Kelompok
Edy Kurniawan

130341614816

Firmanya Marsudi Wicaksana130341614810


Maria Fransisca Dian

130341603387

Shinta Aprilia

130341614817

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2014
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya akan plasma nutfah, termasuk
mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak di negara ini. Negara yang kaya ini
memiliki sekurangnya 10 ribu jenis mikroorganisme yang diperkirakan hidup secara
alami dalam ekosistem yang ramah untuk berkembang biak. Pada dasarnya dari seluruh
mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen.
Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada
organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan
patogenesis.
Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung
perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan
mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti
mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi lingkungan dan
lain-lain. Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan nikrobiologi yang
pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari mikroorganime di dalam
kehidupan.
Secara garis besar organisme mikrobiologi dapat dibagi menjadi bakteri, virus,
fungi dan lichenes yang nantinya akan dibahas lebih lanjut di dalam makalah ini.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. bagaimana struktur dan fungsi dari macam-macam mikroorganisme?
2. bagaimana sistem reproduksi pada bakteri, virus, fungi dan kapang?
3. bagaimana peranan mikroorganisme bagi kehidupan manusia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat di tulis tujuan sebagai berikut?
1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari macam-macam mikroorganisme
2. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada bakteri, virus, fungi dan kapang
3. Untuk mengetahui peranan mikroorganisme bagi kehidupan manusia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jasad renik atau mikrobia.
Mikrobia berasal dari kata mikro yang berarti sangat kecil dan bio yang artinya hidup,
dengan demikian mikrobia adalah jasad hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat
tanpa mikroskop. Mikrobia meliputi semua jasad mikroskopik yang terdiri dari :
- Arkhaebakteri

- khamir

- Bakteri

- fungi

- Sianobakteri

- protozoa

Mikrobia merupakan jasad uniseluler dengan sifatnya yang berbeda dari


tumbuhan maupun hewan. Mikrobia mampu hidup dimana saja, di lingkungan yang
lembab, kering,suhu tinggi, maupun suhu rendah. Sel mikrobia mampu melakukan
proses untuk kelangsungan hidupnya tanpa tergantung pada sel-sel yang lain; sel
mikrobia dapat memproduksi tenaga maupun berkembang biak tanpa tergantung sel lain.
Mikrobia memiliki arti penting di alam, diantaranya sebagai pembenah alam.
Sebagai pembenah alam, mikrobia dapat melakukan perombakan jasad-jasad yang telah
mati atau menguraikan polutan. Mikrobia juga berperan dalam biodegradasi yang
kemungkinan dapat menghasilkan produk yang dapat dikomersialisasikan , sehingga
dapat dikembangkan dalam industri. Mikrobia juga dapat melakukan berbagai
transformasi kimia sehingga mikrobia dapat dikatakan merupakan pabrik kimia karena
mampu melakukan perubahan-perubahan kimia menjadi produk-produk baru.
Sebagai sel hidup, mikrobia memiliki empat karakteristik yang penting, yaitu :
1. Menyerap makanan sendiri atau nutrisi, Sel mikrobia mengambil senyawa kimia dari
lingkungan dan selanjutnya dikonversi menjadi senyawa kimia lain dan tenaga.
2. Replikasi, Sel mikrobia mampu melakukan sintesis dan beberapa hasil sintesisnya
digunakan untuk pertumbuhan dan membentuk dua selanakan yang identik dengan
induknya.
3. Mengalami diferensiasi, Sel mikrobia dapat berubah bentuk dan fungsi yang disebut
dengan diferensiasi. Diferensiasi tersebut dapat dilihat dari substansi atau struktur
yang semula tidak ada kemudian terbentuk. Diferensiasi biasanya merupakan bagian
dari siklus hidup selulernya, misalnya sel membentuk spora atau struktur yang
terlibat dalam reproduksi seksual.
B. Sejarah Mikrobiologi

Mikrobiologi berkembang karena adanya keingintahuan manusia tentang berbagai


kejadian alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kejadian-kejadian alam yang ada
menimbulkan berbagai pertanyaan, misalnya mengapa daging mudah mengalami
pembusukan?, apa penyebab penyakit suatu tanaman atau hewan?, dan lain sebagainya.
Untuk menjawab berbagai pertanyaan itu maka dilakukan berbagai percobaan untuk
mengungkapkannya.
Penemuan Mikrobia
Beberapa tokoh yang berperan dalam penemuan mikrobia diantaranya :
1. Robert Hooke (1635-1703)
Robert Hooke adalah seorang peneliti dari Inggris yang pertama kali
menemukan mikroskop. Hasil pengamatan Robert Hooke dipublikasikan dengan judul
Micrographia (1664). Hasil karyanya yang lain adalah membuat deskripsi tentang
jamur benang mikroskopik yang tumbuh di permukaan kulit serta melakukan
pengamatan mikroskopi jaringan dengan struktur yang berupa ruang-ruang kecil.
Ruang-ruang kecil tersebut selanjutnya ddikenal sebagai sel.
2. Antony van Leeuwenhoek (1632 1723)
Antony van Leeuwenhoek adalah seorang penguji rasa anggur dari Belanda,
yang juga bekerja di pabrik tirai dari linen. Dia selalu menggunakan kaca pembesar
untuk menguji kualitas bahan tekstil, selanjutnya ia mengembangkan lensa menjadi
mikroskop sederhana. Dengan mikroskop ini, dia melakukan pengamatan berbagai
jasad renik yang hidup dalam setetes air. Leeuwenhoek adalah orang pertama yang
mendeskripsikan hewan mikroskopik yang disebut protozoa dan bakteri. Semua
bentuk kehidupan itu disebut animalcules. Leeuwenhoek juga menemukan bakteri
dari mulut manusia.
3. Paul Ehrlich dan Christian Gram
Pengamatan mikrobia secara mikroskopik selanjutnya diikuti dengan
berkembangnya teknik pewarnaan metilen biru yang diperkenalkan oleh Paul Ehrlich
(1881). Teknik pewarnaan sel bakteri dikembangkan lebih lanjut oleh Christian Gram
(1884) yang dikenal dengan teknik pewarnaan Gram. Teknik ini merupakan teknik
pewarnaan diferensial untuk klasifikasi bakteri, yang tergantung pada struktur dinding
sel bakteri.

C. MACAM-MACAM MIKROBA
1. Virus
Virus merupakan elemen genetik dengan kandungan salah satu DNA atau
RNA yang dapat berada dalam dua kondisi berbeda, yaitu intraseluler dan
ekstraseluler. Dalam keadaan ekstraseluler, virus merupakan partikel mikroskopis
yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dan beberapa dikelilingi
oleh komponen makromolekul. Partikel virus dalam kondisi ekstraseluler dinamakan
virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosintesis atau respirasi.
Kondisi intraseluler dimulai ketika genom virus memasuki sel baru. Dalam
kondisi ini virus bereproduksi, genom virus dihasilkan dan komponen-komponen
pembentuk mantel virus disintesis. Proses dimana genom virus memasuki sel dan
bereproduksi ini dinamakan sebagai infeksi. Sel yang dapat diinfeksi oleh virus
disebut inang.
A. Morfologi Virus
Ukuran virus sangatlah kecil. Ukurannya berkisar dari 0,02 m 0,3
milimikro. Virus memiliki beberapa bentuk. Virus dapat diteliti dan diukur dengan
bantuan dari mikroskop elektron. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal)
dan bentuknya sangat bervariasi. Adanya yang berbentuk oval, memanjang,
silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan kepala oval
dan ekor silindris.
Virus polio berbentuk seperti bola dan berdiameter 27.. Virus mosaik
tembakau berbentuk seperti rokok dengan panjang 300 milimikro dan diameternya
15 milimikro. Partikel virus vaksin berbentuk seperti tembok (susunan batu bata)
degan dimensi 280 x 220 x 220 milimikro. Virus bakteri berbentuk berudu
(cebong), sejenis bakteriofage, yaitu memiliki kepala yang berbentuk segi enam
yang memanjang dengan ukuran 95 x 65 milimikro, dan mempunyai ekor silindris
100 x 25 milimikro.Virus yang memiliki ukuran palin gbesar adalah virus cacar
yaitu berdiameter 200 nm. Sedangkan virus yang memiliki ukuran paling kecil
adalah virus polio, yakni 28 nm.
Meskipun virus berbeda dalam ukuran dan bentuk, virus memiliki
beberapa ciri umum. Salah satunya adalah kesamaan dalam komponen kimia
penyusunnya. Semua virus tersusun dari sekurang-kurangnya asam nukleat dan
protein. Beberapa virus terkadang juga mengandung lipid dan karbohidrat sebagai
unsur pokoknya. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, ada dua jenis asam
nukleat, yaitu RNA (ribonucleic acid) dan DNA (deoxyribonucleic acid). Semua

sel yang hidup memiliki dua tipe jenis asam nukleat ini. Sedangkan virus hanya
memiliki salah satunya. Secara umum, tubuh virus terdiri atas kepala, kulit
(selubung atau kapsid), isi tubuh dan serabut ekor (Holt, Rinehart. 1962).

Gambar 1.1 struktur tubuh virus


Protein penyusun partikel virus serupa dengan protein yang ditemukan
pada sel makhluk hidup lainnya. Yaitu tersusun dari asam amino yang memiliki
struktur kimia umum (Holt, Rinehart. 1962).

R
H2N

CH

O
C

Gambar 1.2 struktur asamOH


amino penyusun partikel virus
B. Struktur virus
1. Kapsid virus
kapsid virus melindungi asam nukleat yang terbungkus dari perusakan
fisik dan hidrolisis enzimatik oleh nuclease sel inang. Kapsid mempunyai
tempat pengikatan yang memungkinkan virus menempel pada tempat reseptor
yang khas pada sel inang. Akhirnya bentuk kapsid ini bertanggung jawab
terhadap bentuk virion pada akhirnya (Volk, Wesley A. 1988:156).
2. Asam nukleat
Asam nukleat untuk setiap famili virus bersifat khas bagi kelompok
taksonomi tersebut. Beberapa memilki DNA berbenang ganda (dsDNA),
sedangkan yang lain memilki DNA berbenang tungggal (ssDNA). Asam
nukleat virus DNA selalu dalam satu potongan, akan tetapi beberapa virus
RNA mengandung genom beruas yang didalamnya asam nukleatnya terdapat
pada sejumlah potongan yang terpisah (Volk, Wesley A. 1988:157).
3. Voroid

Molekul-molekul RNA kecil telanjang yang menyebabkan beberapa


penyakit tanaman telah diisolasi dan dikarakterisasi., molekul penginfeksi
yang tidak lazim itu tidak mempunyai pembungkus protein dan terdapat hanya
sebagai molekul RNA penginfeksi yang pendek. Molekul asam nukleat
penginfeksi yang bebas seperti itu disebut viroid, belum pernah dijumpai
dalam dunia hewan, kemungkinannya adalah bahwa asam nukleat yang tidak
terlindung seperti itu akan cepat dirusakkan oleh banyak nuklease yang
terdapat dalam sel hewan (Volk, Wesley A. 1988:157-158).
Beberapa virus lainnya bahkan memiliki struktur yang lebih kompleks
lagi. Virus yang strukturnya paling rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya
bakteriofage T4 yang menyerang Escherichia coli,virus ini memiliki ekor yang
merupakan struktur kompleks. Ekor T4 disusun oleh 20 macam protein dan
kepalanya disusun oleh beerapa protein lainnya/ pada jeis virus kompleks
semacam ini, proses perakitan berlangsung rumit. Misalnya ekor terbentuk
sebagai sub perakitan yang kemudian digabungkan dengan kepala yagn
memiliki DNA, pada akhirnnya serabut ekor dibentuk dari protein lain pada
saat pematangan, dan virus ini baru siap untuk menginfeksi sel lain (Kusnadi.
2003).
C. Genom
DNA virus berbeda dengan struktur DNA sel pada umumnya. Bila kita
mengenal DNA merupakan struktur rantai ganda, pada virus ditemukan virus
yang memiliki DNA rantai tunggal.. begitu pula dengan virus RNA, bila biasanya
kita mengenal struktur RNA rantai tunggal, maka pada virus, ditemukan virus
yang memiliki RNA rantai ganda. Jumlah asam nukleat setiap virus berbeda-beda.
Secara umum, pada virus bermembran, jumlah asam nukleat hanya sekitar 1-2%
dari berat partikel virus, sedangkan virus tidak bermembran (virus telanjang)
memiliki asam nukleat yagn lebih banyak, yaitu 25-50 % dari berat partikel virus.
Asam nukleat dalam beberapa virus

tidak berupa molekul tunggal.

Beberapa virus memiliki genom yang terpotong-potong menjadi beberapa


molekul. Contohnya retrovirus sebagai agen pembawa penyakit kanker dan AIDS
memiliki 2 segmen RNA yang serupa dan virus influenza memilki 8 segmen
RNA yang ukurannya berbeda.Keterangan :

ss = single stranded (rantai tunggal)


ds = double stranded (rantai ganda)

Virus

Virus hewan

Virus tanaman

DNA

RNA
Semuanya ss

ss

RNA

ds retrovirus ss

bakteriofage

DNA
ds ss

DNA

RNA

ds

ss

ds

ss

Gambar Struktur gen dari berbagai virus


D. Klasifikasi virus
Dari cara virus membuat m RNA setelah terjadinya proses infeksi
terhadap sel inang, makan virus dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu virus
positif dan virus negatif. Kode kimia dari RNA dianggap sebagai positif (+), jika
asamnukleat virus tersebut memiliki kode yang sama dengan m RNA, maka virus
tersebut dinamakan virus positif (+). Jika berlawanan dengan kode m RNA maka
dinamakan virus negatif (-), jika virus berantai ganda maka disebut virus ().
Klasifikasi Virus Berdasarkan Inang yang Di Infeksi
1.Virus Bakteri (Bakteriofage)
Kebanyakan fage yang diteliti menginfeksi bakteri enteric seperti
misalnya esherichia coli dan Salmonella typhii. Namun adapula virus yang
menginfeksi prokariot baik eubakteria maupun archaebakteria. Hanya sedikit
dari virus bakteri yang memiliki membran, selebihnya virus bakteri tidak
memilki membran. Kebanyakan virus bakteri memiliki struktur yang
kompleks. Fungsi dari ekor pada virus ini adalah memasukkan asam nukleat
kedalam sel inang. Virus bakteri merupakan virus yang pertama kali dipelajari

ds

untuk memahami karakteristik replikasi virus, dan banyak diantara virus


bakteri ini digunakan sebagai alat dalam rekayasa genetika.
2.Virus Hewan
Virus hewan dapat berupa virus DNA dan RNA . kebanyakan birus
RNA hewan memiliki memban. Membran virus ini berasal dari membran sel
inang yagn diinfeksi oleh virus tersebut. Retrovirus merupakan kelompok unik
dri virus hewan karena memiliki cara reproduksi yang tidak biasa. Retrovirus
dapat menyebabkan penyakit yang sangat berbahaya seperti AIDS (Acquire
Immune Deficiency Syndrom).
3.Virus tanaman
Virus tanaman mirip dengn virus hewan dalam hal morfolodi dan tipe
dari asam nukleat. Bahkan beberapa virus tanaman daapt bereproduksi dalam
sel insekta. Virus dapat menyeabkan perubahan warna pada tanaman,
menghambat pertumbuhan, dan menyebabkan kebusukan pada tanaman.
E. Reproduksi Pada Virus
Karena memiliki substansi genetik, virus dapat melakukan reproduksi atau
replikasi. Virus hanya bisa bereproduksi di dalam sel/jaringan yang hidup.
Reproduksi virus terjadi dengan cara penggandaan materi genetik inang yang disebut
replikasi. Virus membutuhkan bahan-bahan dari sel makhluk lain untuk bereplikasi
(bereproduksi). Replikasi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan
siklus lisogenik.
a. Siklus Litik
Cara reproduksi virus yang utama menyangkut penghancuran sel inangnya.
Siklus
litik, secara umum mempunyai tahap:
1. Adsorbsi:Penempelan virus pada inang.

2. Injeksi/Penetrasi: virus melubangi membran sel inang dengan enzim lisozim.


Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan materi genetiknya kedalam
sitoplasma sel inang.

3. Sintesis/Replikasi:
Materi genetik dari virus akan menonaktifkan materi genetik sel inangnya.
Kemudian mengambil alih kerja sel inang. DNA dari virus, akan menjadikan
sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru.

4. Perakitan: Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian


diselubungi oleh kapsid, berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus.

5. Litik/Lisis/Pembebasan: Virus-virus yang telah matang akan berkumpul pada


membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom untuk menghancurkan
membran sel. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati.

b. Siklus Lisogenik
Pada siklus ini sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat
dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus
lisogenik meliputi tahapan:
1.
2.
3.
4.
5.

Adsorbsi
Injeksi
Penggabungan
Pembelahan
Sintesis

Gambar siklus litik dan lisogenik

2. Bakteri
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus)
dan lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat
berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya
sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.

Gambar 2.1 Struktur tubuh bakteri


Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding
sel, protoplasma (di dalamnya terdapat membrane sel, mesosom, lisosom, DNA,
endospora), dan bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel,
pilus. Di antara bagian-bagian tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri,
yaitu membran sel, ribosom dan DNA. Bagian-bagian ini disebut sebagai invarian.

Sedangkan bagian-bagian yang tidak selal ada pada setiap sel bakteri, misalnya
dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagian-bagian ini disebut varian.
Bagian-bagian tubuh bakteri, yaitu:
a. Membran sel
Membran sel merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya,
terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel.
Bagi membran sel sangat vital, bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel
dengan lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan
mati. Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid
ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda pada
berbagai sel bakteri.
b. Ribosom
Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun
atas protein dan RNA.
c. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri
berupa benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis
protein bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti
yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel
eukariotik.
d. Dinding sel
Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan
susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan bakteri
gram-negatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit daripada
bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri gram-positif hanya tersusun atas satu lapis
peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri gram-negatif terdiri
atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan polisakarida, lapisan dalamnya
tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan peptidoglikan pada
bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri berfungsi untuk memberi bentuk sel,
memberi kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel
dengan lingkungannya.
e. Flagel

Flagel merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri
disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa
protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri
mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri bervariasi.
Jumlahnya bias satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada
seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah satu dasar
penggolongan bakteri.
f. Pilus
Pada permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus merupakan
alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat lain,
misalnya makanan sel bakteri.
g. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada
umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau proteinpolisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap
antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada
bakteri pathogen.
h. Endospora
Di antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora
merupakan cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering,
tekanan osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri (Holt, Rinehart
: 1962).
Klasifikasi bakteri berdasaran bentuk:
1. Kokus
Beberapa kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, yang lain dijumpai dalam
pasangan, kubus, atau rantai panjang, bergantung cara membelah diri dan melekat
satu sama lain setelah pembelahan. Kokus yang senantiasa membelah dalam satu
bidang namun tidak memisahkan diri, sering membentuk rantai kokus, inilah sifat

khas dari marga Streptococcus. Kokus yang membelah ke dalam tiga bidang yang
tegak lurus satu sama lain membentuk paket kubus, carpembelahan ini dijumpai pada
marga Sarcina. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk empat sel
terdapat pada marga Pediococcus. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk
membentuk gugusan yang tidak teratur diklasifikasikan dalam marga Staphylococcus
atau marga Micrococcus (Volk, Wesley A. 1988: 43-44).
2. Basil
Basil (artinya batang kecil) adalah bakteri yang bentuknya meyerupai batang atau
silinder (Volk, Wesley A. 1988: 44).
3. Spiral
Kelompok ini teriri atas keanekaragaman tinggi bakteri berbentuk silinder, yang
bukannya lurus seperti basil melainkan melingkar dengan berbagai derajat.
Reproduksi : Sebagian besar bakteri adalah aseksual, bakteri tersebut membiak
dengan cara memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan sel yang membesar itu
menjadi dua sel. Paling sering itu menjadi dua belahan, kita sebut pembelahan ini
pembelahan biner
3. FUNGI
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Dari 500000 spesies fungi yang telah dikenal,
kurang lebih 100 spesies yang bersifat parasit. sisanya bersifat saprofit. bila mereka
hidup dari benda organik mati yang terlarut , mereka disebut saprofit. saprofit ini
menhancurkan sisa sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, mereka
menguraikannya menjadi zat zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Selain
itu, jamur saprofit juga penting dalam fermentasi industri, misalnya pembuatan bir,
minuman anggur, produksi antibiotik, dan juga dapat dimanfaatkan untuk peragian.
dalam hal ini jamur merupakan makhluk hidup yang menguntungkan bagi manusia.
kelompok fungi juga ada yang bersifat parasit, dengan sifatnya yang parasit, ia
menyerang inang yang hidup dan menimbulkan penyakit pada hewan , tumbuhan
serta manusia.
1. REPRODUKSI FUNGI
Fungi berkembangbiak dengan cara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan aseksual dapat terjadi dengan cara :
1. Pembelahan biner, sehingga dihasilkan dua sel anak yang sama dengan
induknya.

2. Fragmentasi, atau pelepasan sel hifa atau miselium dan hasil pemisahan ini
akan tumbuh menjadi individu baru.
3. Pembentukan Tunas (Budding), dimana tunas yang terbentuk tadi akan
melepaskan diri dengan induknya untuk menjadi individu baru.
4. Dengan menggunakan spora, bila spora ini berada dalam media yang cocok dan
optimum, maka sporan ini akan bertumbuh menjadi individu baru. Bentuk dan
macam spora yang dijumpai pada fungsi misalnya :
a. Sporangiospora, adalah spora yang terbentu dalam kantong yang disebut
sporangium, terdapat diujung sporangiofor. Sporangiospora ada yang dapat
bergerak dan tidak bergerak. Sporangiospora yang tidak dapat bergerak disebut
aplanospora, sedangkan spora yang bergerak disebut zoospora.
b. Konidiospora, ialah spora non-motil yang terbentuk bukan karena pembelahan
sitosplasma. Bagian batang yang mengandung konidiospora (biasa disebut
dengan konidia saja) disebut konidiofora. Konidio yang dihasilkan dapat
berupa makrokonidia yaitu konidia yang

besar dan bersel banyak dan

mikrokonidia, bila konidianya kecil dan bersel tunggal. Oidia, spora yang
terbentuk dari fragmentasi sebuah hifa bersepta menjadi sel-sel yang menebal,
bersel tunggal.
c. Klamidospora, adalah spora berdinding tebal bersel tunggal mempunyai daya
tahan tinggi terhadap perubahan kondisi, terbentuk dari potongan sel-sel hifa
vegetatif.
d. Blastospora, terbentuk dari kuncup sel induk misalnya pada yeast atau ragi.
Berdasarkan

proses

bersatunya

dua

sel

yang

berlainan

dalam

perkembangbiakan seksual pada fungsi, Dwidjoseputro (1978) mengklasifikasikan


ada 5 cara bersatunya dua sel tersebut yaitu :
1. Persatuan planogamet, yaitu bersatunya duan gamet yang dapat bergerak
(planogametogami). Persatuan dapat terjadi diantara planogamet yang berbeda
ukuran, atau yang satu bergerak dan yang aslinya tidak bergerak
(anisogametogami).
2. Kontak antara gametangium, yaitu plasmogami yang dapat terjadi langsung
antara dua gametangium yang kompatibel, dan masing-masing gametangium
selama plasmogami terjadi tidak mengalami perubahan. Lewat suatu lubang
atau saluran kecil kedua gametangium mengadakan kontak, dan inti keduanya
akan mengalir diantara keduanya. Setelah kejadian ini maka oogonium akan
berkembang sedang anteridium mungkin akan mengalami desintegrasi.

3. Persatuan gametangium atau gametangiugami, yaitu perpindahan isi anteridium


ke oogonium.Kejadian ini mungkin terjadi atas dua cara. Pertama kedua
gametangium luluh menjadi satu tubuh baru. Kedua, antara anteridium dan
oogonium terbentuk lubang atau saluran dan seluruh protoplasma dari
anteridium pindah ke ooganium lewat lubang tersebut.
4. Spermatisasi. Proses ini terjadi pada beberapa jamur tingkat tinggi yang
menghasilkan konidia kecil berinti satu yang disebut spermatia. Spermatia ini
karena terbawa angin, air atau serangga untuk membuahi gametangium betina.
Antara spermatia dan gametangium terbentuk suatu lubang yang dapat
dipergunakan untuk tempat mengalirnya protoplasma dari spermatia ke
gametangium (oogonium).
5. Somatogami. Pada jamur tingkat tinggi lain tertentu tidak terdapat dua jenis
kelamin, maupun sel kelamin. Persatuan protoplasma antara dua jenis yang
kompatibel dapat berlangsung dari setiap sel tubuh (hifa) dari jenis yang lain.

Morfologi Fungi
Fungi dapat berupa kapang yaitu fungi yang mempunyai filamen (miselium)
dan khamir yaitu fungi yang uniseluler tanpa filamen. Beberapa fungi disebut
dimorfik karena dapat tumbuh dalam bentuk filamen dan seperti kapang, atau
berbentuk sel tunggal seperti khamir. Kondisi pertumbuhan dimorfik ini ditentukan
pada pertumbuhan yang dipengaruhi oleh suhu yang berbeda, yaitu pada suhu 37
derajat celsius akan tumbuh dalam bentuk khamir (fase khamir), dan pada suhu antara
24-28 derajat selsius tumbuh dalam bentuk kapang (fase miselium), misalnya
Candida.
Pada fungi berupa kapang ditemukan adanya Hifa dan Miselium.
-

Hifa
Hifa yaitu filamen vegetatif yang mengandung sejumlah sel yang saling
berhubungan dan bentuknya bercabang. Hifa dapat memiliki sekat yang
disebut septa. Hifa yang tidak bersekat disebut konositik. Hifa tumbuh dari
spora yang melakukan germinasi membentuk tuba derm yang nantinya akan
tumbuh membentuk filamen.

Miselium
Miselium yaitu pertumbuhan hifa yang tumbuh membentuk massa hifa.
Miselium ini dapat tumbuh pada permukaan ataudiatas permukaan. Pada
miselium yang tumbuh diatas permukaan dapat ditemukan spora yang
merupakan sel-sel yang reproduktif.

Badan buah

Miselium

Spora

Hifa
Pada fungi bentuk khamir biasanya mempunyai bentuk yang
bermacam-macam misalnya bulat, oval,silinder,ogival yaitu bulat panjang
dengan salah satu ujungnya runcing, berbentuk botol, berbentuk alpukat atau
lemon dan berbentuk pseudomisilium.
Ukuran khamir sangat bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 m sampai 2050m dan lebar 1-10 m. Jadi ukuran ini relatif lebih besar dari bakteri,
karena itu khamir dapat dibedakan dari bakteri karena ukurannya yang relatif
lebih besar ini.
Struktur khamir terdiri atas :
1) Kapsul, berfungsi untuk menutupi bagian dari luar dinding sel, tersusun
dari polisakarida termasuk fosfomanan (suatu polimer yang menyerupai
pati), heteropolisakarida yaitu polimer yang mengandung lebih dari satu

macam unit gula seperti pentosa , heksosa dan asm glukunorat. Kapsul
umumnya berbentuk lendir.
2) Dinding sel, yang terdiri dari atas glukan khamir(selulosa khamir), manan,
protein, khitin, dan lipid.
3) Membran sitoplasma, terletak di sebelah dalam dinding sel dengan
ketebalan kira-kira 8m. Fungsi membran berhubungan dengan sifat
permeabilitas selektif dan dalam transport nutrien kedalam sel.
4) Nukleus, yang dikelilingi oleh membran inti berlapis ganda. Membran ini
berpori-pori untuk proses pertukaran komponen sitoplasma dengan
komponen inti.
5) Vakuola, yang berjumlah lebih dari satu dengan ukuran yang bervariasi.
6) Mitokondria, yang mempunyai ukuran panjang 0,4-0,6 m dan diameter
0,2-0,3 m dan berfungsi dalam aktivitas respirasi sel. Mitokondria khamir
dilapisi oleh dua lapisan membrab yang bagian dalamnya berlipat-lipat
yang disebut krista.
7) Globula lipid, dalam jumlah sedikit. Globula yang ada terdapatdalam
berbagai macam bentuk .
8) Bahan-bahan lain, misalnya

glikogen

yang

menyerupai

bentuk

penyimpanan karbohidrat, asam ribonukleat, protein serta vitamin


b. Struktur dan Fungsi Sel Fungi
a. Kapsul
Beberapa species

fungi

selnya

dapat

menghasilkan

lapisan

pembungkus luar yang berlendir atau lapisan yang lebih kompak berupa
kapsul. Kapsul atau lapisan luar berlendir tersebut sebagian besar dibangun
dari polisakarida yang bersifat cair dan dapat menyebabkan pelekatan dan
penggumpalan sel-sel yang berdekatan.
Jumlah, komposisi, sifat antigenik, viskositas, maupun kelarutan
polisakarida pembentuk kapsul berbeda-beda dalam setiap spesies. Kapsul
tidak berpengaruh terhadap permeabilitas maupun fungsi lain dari dinding
maupun membran sel. Tetapi karena sifatnya yang berlendir, material dari
kapsul dapat mempengaruhi pertumbuhan fungi dengan caramencegah
lepasnya tunas dari sel ragi atau mencegah pemencaran sel ragi dalam air atau
udara. Pada kapsul fungi Cryptococcus neoformans dapat terkandung suatu
materi yang bersifat antifagositesis dan hal ini berhubungan dengan faktor
virulensinya.
b. Dinding Sel

Dinding sel merupakan suatu komponen penting dari fungi dan merupakan 15
% sampai 30% dari berat kering fungi. Dinding sel berfungsi menyebabkan
kekakuan sel dan kekuatan pada sel serta mencegah terjadinya shock akibat
tekanan osmotik pada membran sel.Pada umumnya dinding sel ragi lebih tebal
(200-300m) dibanding sel kapang (200m).
Komposisi senyawa dinding sel didominasi oleh karbohidrat, yaitu sekitar
80% atau lebih. Karbohidrat dapat terdiri dari berbagai macam polisakarida.
Jumlah dan perbandingan dari macam-macam polosakarida tersebut dalam
tiap spesies bisa berbeda-beda. Polisakarida utama yang terdapat dalam
dinding sel fungi adalah khitin yaitu polisakarida yang dibangun oleh
monomer berupa N-acytoglukosamin. Disamping itu bisa ditemui polisakarida
lain yaitu chitosan(monomernya d-glukosamin), selulosa(monomer dglukosa),

glukan(

monomernya

d-glukosa),

manan(monomernya

d-

manosa).Perbandingan dan jumlah dari polisakarida-polisakarida tersebut


dapat menentukan antigen apa yang dikandung dalam dinding sel fungi.,
sehingga karena perbandingan dan jumlah polisakarida setiap spesies berbeda
maka kemungkinan antigen yang terbentuk dari setiap spesies berbeda pula.
Analisis antigen dalam dinding sel fungi dapat dijadikan alat klasifikasi dan
filogeni fungi. 10 % dinding sel fungi disusun oleh protein dan glikoprotein.
Termasuk enzim ekstraseluler dan protein struktural yang melintasi rantai
polisakarida.
c. Membran Sel
Fungi mempunyai membran bilayer yang serupa komposisinya denga
membran bilayer yang terdapat pada sel eukariot tingkat tinggi. Membran sel
berfungsi melindungi sitoplasma, mengatur pemasukan dan pengeluara zat,
memfasilitasi sintesis kapsul. Membran sel mengandung beberapa macam
fosfolipid dengan jumlah relatif bervariasi untuk setiap spesies. Fosfolipid
yang paling banyak dijumpai adalah fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin.
Sedanglan yang dijumpai dalam jumlah sedikit adalah fosfatilserin,
fosfatilinositol,

dan

fosfatodilgliserol.

Kandungan

fosfolipid-fosfolipid

tersebut dapat bervariasi bukan saja dalam spesies yang berbeda tetapi juga
pada varietas dalam satu spesies dan juga bergantung pada kondisi
tumbuhnya.
Tidak seperti bakteri, membrans el fungi mempunyai kesamaan dengan
membran sel eukariot tingkat tinggi yaitu mengandung sterol. Sterol

merupakan bahan penting dalam menentukan kelulushidupan dari suatu fungi.


Sterol yang penting dalam membran sel fungi adalah ergosterol dan
zymosterol, sedangkan pada sel mamalia, membrannya mengandung
kolesterol.
d. Isi Sitoplasma
Sel fungi baik ragi maupun kapang sering mengandung lebih dari satu inti.
Keseluruhan suatu hifa dapat dianggap selalu mempunyai inti sel lebih dari
satu atau multinukleat.,dimana selau terjadi kesinambungan dari sitoplasma
yang ada dalam tiap-tiap sel yang membangun hifa tersebut. Hal ini
disebabkan oleh dinding pemisahatau septa yang memisahkan tiap-tiap sel
tersebut memiliki poori. Pada fungi tingkat tinggi, pori pada septanya dapat
membuka atau menutup guna mengatur aliran dari isi sitoplasma sepanjang
hifa dan mengatur perpindahan organe-organel termasuk inti diantara sel-sel
yang membangun hifa tersebut.
Mitokondria pada fungi serupa dengan mitokondria pada hewan dan
tumbuhan. Jumlah mitokondria pada sel dapat sangat bervariasi tergantung
tingkat

aktifitas

respirasipada

sel

tersebut.

Sebagai

contoh

proses

perkecambahan spora pada fungi meningkatkan aktivitas respirasi. Sebagai


contoh proses perkecambahan spora pada fungi meningkatkan aktivitas
respirasi. Pada beberapa spesies, perkecambahan spora sangat berhubungan
dengan konsumsi energi, peningkatan jumlah mitokondria dan peningkatan
perbandingan jumlah DNA pada mitokondria dibanding DNA sel.
Sel-sel dari banyak fungi mempunyai vakuola yang spesifik dan merupakan
organel yang cukup kompleks. Vakuola dapat mengandung beberapa macam
enzim hidrolitik. Vakuola juga dapat berfungsi menyimpan ion-ion dan
metabolit-metabolit tertentu seperi asam amino, polifosfat dan senyawasenyawal lain. Pada sel ragi dapat juga ditemukan perangkat-perangkat
sekretori dan makanisme transport tertentu.
Telah ditemukan bahwa beberapa strain dari Saccaromyces cerevisiae,
Candida, Vcryptococcus dan ragi-ragi lain yang sensitif. Toksin-toksin yang
utama telah ditemukan ternayta mempunyai kisaran pH yang sempit dan
toksin ini biasanya nerupakan protein atau glikoprotein dan harus diberikan
pada reseptor dinding dari sel target yang akan dikenainya. Meskipun toksin
ini mempunyai spectrum aktivitas yang sempit, nampaknyatoksin-toksin

tersebut dapat diidentifikassi dan diisolasi dalam aplikasi pengobatan dari


fungi-fungi tertentu.
Beberapa fungi juga dapat menghasilakan beberapa metabolit sekunder
yang sangat spesifik. Biasanya metabolit sekunder tersebut ada dalam jumlah
sedikit dan bukan merupakan senyawa penting bagi kelangsungan hidup fungit
ersebut. Metabolit sekunder tersebut termasuk senyawa-senyawa yang sangat
bervariasi dan dapat memberikan efek fisiologis yang nyata, misalnya bersifat
karsinogenik., seperti aflaktoksin, bersifat racun seperti senyawa amanitin,
bersifat antibiotik, senyawa anti kanker, dan senyawa-senyawa yang
mempunyyai aktivitas farmakologis tertentu seperti ergotamin.

yeast cell
6. KLASIFIKASI FUNGI
Klasifikasi fungi

sangat

penting

sekali

untuk

memudahkan

dalam

pengenalannya. beberapa sifat atu ciri utama mendasari klasifikasi fungi. misalnya
yaitu yang dikenalkan oleh Bibianan W. Lay, yaitu
a. struktur konidia atau spora seksual
b. struktur morfologi dari alat reproduksi
c. ciri ciri koloni
d. sifat hifa
pada khamir , karena memiliki struktur yang lebih spesifik maka dasar
klasifikasi nya menurut Srikandi Fardiaz didasarkan atas :
1. sifat sifat morfologi , yang meliputi : reproduksi vegetatif dan bentuk
sel vegetatif
2. sifat sifat kultur, yang meliputi karakteristik pertumbuhan di dalam
media cair dan karakteristik pertumbuhan pada media padat
3. sifat sifat fisiologi, yang meliputi penggunaan senyawa karbon,
penggunaan senyawa nitrogen, pertumbuhan di dalam media tanpa
vitamin, pertumbuhan di dalam media dengan tekanan osmotik tinggi,
pertumbuhan pada suhu yang relatif tinggi, produksi asam, produksi

senyawa ekstraseluler, hidrolisis urea, pemecahan lemak, pembentukan


pigmen, produksi ester, ketahanan terhadap aktidion, dan pencairan
gelatin
4. reproduksi seksual, meliputi karakteristik askus dan askospora ,
infertilitas pada khamir ascomycetes , karakteristik teliospora dan
sporidia.
Selain ciri diatas yang digunakan, faktor filogenik juga ciri yang diperhatikan. atas
dasar banyaknya dasar klasifikasi yang digunakan, terdapat banyak macam klassifikasi
fungsi, sebagai contoh klassifikasi fungi yang dikemukakan oleh Bibina W. Lay , terdiri
atas 6 kelas, yaitu Chytridomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes ,
deuteromycetes dan Mychophycophyta. Sedangkan menurut Srikandi Fardiaz fungi
terbagi atas kapang konseptat yang terdiri atas kelas Oomycetes dan kapang septat , yang
terdiri atas kelas fungsi tidak sempurna (imperfecti) dengan 3 ordo dan kelas
ascomycetes. Kali ini akan dibahas tentang klasifikasi menurut Bibina W. Lay.
1. Chytridomycetes
Divisio Chytridiomycota sering dianggap sebagai bentuk peralihan antara divisio
Protista dengan divisio Jamur. Akan tetapi, para ahli sistematika molekuler

yang

membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat divisio ini dengan jamur, telah
menemukan bukti bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur. Sebagian besar
Chytridiomycota merupakan organisme akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik
dan parasit pada invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif
dan dinding selnya tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik dan bereproduksi
dengan membentuk zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.
2. Zygomycetes
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota.
Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada
tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza,
yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan
tinggi. Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa
bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui
peleburan gamet yang membentuk zigospora. Contoh yang paling mudah didapat dari
anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus. Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa
organik atau parasit pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan
pada bahan makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. namun, ada juga yang

dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe)
dan asam-asam organik yang berguna bagi kita
Rhizopus stoloniferus dapat berkembang biak secara aseksual. Prosesnya dimulai
dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang,
lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofor.
Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan
sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya. Hifa
di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon. Dinding sporangium yang
sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah sporangium pecah, spora akan
bertebaran dibawa angin.
Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan berkecambah. Contoh lain Zygomycotina
adalah Mucor mucedo. Ia hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan. Jamur ini
mempunyai keturunan diploid yang lebih singkat dari
Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai
sporangium

yang

dapat

menunjukkan

gerak

fototropi,

yaitu

gerak

tumbuh

membengkoknya sporangium ke arah datangnya cahaya.


3. Ascomycetes
Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan. Tubuh jamur ini
tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup
pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak
sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut
kerak). Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan
membentuk askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk
konidium. Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium
merupakan hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa penyokong yang disebut
konidiofor. Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk
miselium dan ada pula yang membentuk tubuh buah. Beberapa contohnya adalah sebagai
berikut.
a) Bersel satu
Saccharomyces cerevisiae, dikenal sebagai ragi atau yeast.
b) Bersel banyak membentuk miselium

Aspergillus oryzae, untuk melunakkan adonan roti.


A. wentii, bermanfaat dalam pembuatan kecap.
Penicillium notatum, P.chrysogeum menghasilkan antibiotik penisilin.

Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus,
digunakan untuk penelitian sitogenetika.

c) Membentuk tubuh buah


Xylaria dan Nectaria, tubuh buah besar, hidup saprofit pada kayu yang membusuk.
a. Genus Saccharomyces
Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Tubuhnya terdiri
atas sel bulat atau oval. Spesies yang terkenal dari genus Saccharomyces ini adalah
jenis Saccharomyces cerevisiae. Sel-sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas
sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu. Saccharomyces
cerevisiae dapat berkembangn biak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan
aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke luar membentuk tunas kecil.
Tonjolan membesar dan sitoplasma mengalir ke dalamnya, sehingga sel menyempit
pada bagian dasarnya. Selanjutnya nukleus dalam sel induk membelah secara mitosis
dan satu anak inti bergerak ke dalam tunas tadi. Sel anak kemudian memisahkan diri
dari induknya atau membentuk tunas lagi hingga membentuk koloni. Dalam
keadaanoptimum

satu

sel

dapat

membentuk

koloni

dengan

20

kuncup.

Perkembangbiakan seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan.


Pada prosesnya, sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus. Nukleusnya
yang diploid (2n) membelah secara meiosis, membentuk empat sel haploid (n). Inti
inti haploid tersebut akan dilindungi oleh dinding sel sehingga mem-bentuk askospora
haploid (n). Dengan perlindungan ini askospora lebih tahan terhadap lingkungan
buruk. Selanjutnya, empat askospora akan tumbuh dan menekan dinding askus hingga
pecah, akhirnya spora menyebar. Jika spora jatuh pada tempat yang sesuai, sel-sel
baru akan

tumbuh membentuk tunas, sebagaimana terjadi pada fase asekn

Saccharomyces cerevisiae, memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.


Jamur ini digunakan dalam proses fermentasi pada pembuatan tape roti, dan
pembuatan minuman beralkohol. Reaksi fermentasi yang umum melibatkan
Saccharomyces cerevisiae adalah sebagai berikut:
C6H12O6 2 C2H5OH + CO2 + 2 ATP
Gula sederhana (etanol)
(glukosa atau fruktosa)

Pada pembuatan minuman beralkohol, kadar alkohol yang terbentuk dibatasi


oleh penghambatan aktivitas khamir pada kadar yang berbeda, yaitu 3% - 5% pada
pembuatan bir dan hingga 14% pada pembuatan minuman anggur. Jika minuman
beralkohol memiliki kadar lebih dari itu berarti ke dalamnya ditambah alkohol atau
difermentasi lanjut dengan destilasi. Pada pembuatan roti, gas CO2 yang terbentuk
akibat proses peragian menyebabkan adonan mengembangnya dan alkohol yang
terbentuk akan hilang dengan sendirinya karena proses pembakaran.
b. Genus Neurospora
Neurospora mudah ditemukan di bekas kayu terbakar pada musim penghujan,
konidianya berwarna oranye. Jika dengan mikroskop, konidia jamur ini tampak
berderet membentuk rangkaian spora yang tumbuh menurut arah jari-jari. Di Jawa
Barat, jamur ini digunakan untuk pembuatan oncom, yaitu tempe dengan bahan dari
ampas tahu atau bungkil kacang tanah. Jamur ini banyak digunakan para ahli sebagai
bahan penelitian sitogenetika. Semula, sebelum diketahui fase perkembangbiakan
seksualnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Jamur Tidak Sempurna atau
Fungi Imperfecti dan diberi nama Monilia sithophila. Sejak penemuan fase
seksualnya oleh B.O.Dodge pada tahun 1926, bahwa jamur ini menghasilkan askus
maka jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycota. Sedangkan fase
aseksualnya sudah lama diketahui, yaitu sejak tahun 1843.
c. Genus Aspergillus
Fase perkembangbiakan aseksual Aspergillus menghasilkan konidium yang
disangga konodiofor. Ujung konidiofornya berbentuk seperti bola dengan sejumlah
cabang yang masing-masing menyangga ranting konidium.Jamur ini tumbuh sebagai
saproba pada berbagai macam bahan organik, seperti roti, olahan daging, butiran padi,
kacangkacangan, makanan dari beras atau ketan, dan kayu. Jamur ini dapat bertahan
hidup dalam keadaan asam, kandungan gula tinggi, atau kadar garam tinggi, pada
keadaan itu bakteri terhambat pertumbuhannya. Beberapa spesies jamur ini, misalnya
Aspergillus fumigatus menyebabkan Aspergilosis pada unggas. Penyakit ini
menyerang saluran pernafasan akibat menghirup udara yang mengandung spora dari
kotoran yang berjamur. Meskipun jarang dijumpai, penyakit ini dapat menyerang
manusia. Pada manusia, gejala penyakit ini sangat mirip dengan gejala TBC yang
disebabkan bakteri. Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin, suatu senyawa racun
yang diduga menyebabkan kanker hati. Jamur ini dapat dijumpai pada kacang tanah
atau produk makanan yang terbuat dari kacang tanah. Oleh karenanya, hindarilah

mengkonsumsi kacang tanah yang sudah tidak segar atau produk makanan dari
kacang tanah yang permukaannya mulai berubah warna. Aspergillus ada juga yang
bermanfaat bagi manusia, seperti A. niger menghasilkan asam sitrat dan A. oryzae
yang menghasilkan enzim amylase untuk merombak amilum dalam pembuatan
minuman beralkohol, juga digunakan dalam pembuatan kecap, tahu, dan taoco.
d. Genus Penicillium
Pada tempat-tempat yang ditumbuhi Aspergillus dapat juga ditemukan
Penicillium. Fase aseksual jamur ini menghasilkan konidium yang disangga oleh
konidiofor. Berbeda dengan Aspergillus,konidiofor Penicillium bercabang-cabang,
dan masing-masing menyangga sekumpulan cabang yang lebih pendek. Beberapa
spesies Penicillium digunakan dalam pembuatan keju, seperti P.camemberti dan
P.requoforti yang memberikan aroma khas pada keju. P.notatum dan P.chrysogenum
menghasilkan penisilin. P.digitarum dan P.italicum dapat menyebabkan kerusakan
pada buah jeruk. P.expansum menyebabkan buah apel membusuk di tempat
penyimpanan. Dan pernahkah kamu menjumpai beras berubah menjadi berwarna
kuning saat disimpan? Beras semacam ini sering disebut "yellow rice". Penyebabnya
adalah P.islandicum.
4. Basidiomycetes
Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid
dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya jamur
ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimer lignin
pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain. "mushroom" atau jamur
kelenthos (puffball)

termasuk Basidiomycota yang sangat populer, di samping

beberapa jenis jamur lain yang biasa dimasak sebagai bahan makanan.
Sekitar 25.000 spesies dari divisio ini telah diidentifikasi. Ciri umum jamur ini
adalah hifa bersepta, fase seksualnya dengan pembentukan basidiospora yang
terbentuk pada basidium yang berbentuk gada, membentuk tubuh buah (basidiokarp)
seperti payung yang terdiri atas batang dan tudung. Di bagian bawah tudung terdapat
lembaran-lembaran,

tempat

terbentuknya

basidium.

Semua

anggota

divisio

Basidiomycota beradaptasi pada kehidupan di darat sebagai saproba, parasit pada


organisme lain dan mikorhiza
Daur hidup Basidiomycota
Fase aseksual Basidiomycota ditandai dengan pembentukan konidium,
sedangkan fase seksualnya ditandai dengan membentuk basidiospora. Spora pada

konidium maupun basidiospora pada kondisi yang sesuai tumbuh membentuk hifa
bersekat melintang yang berinti satu (monokariotik). Selanjutnya , hifa akan tumbuh
membentuk miselium. Di antara hifa ada yang berjenis (+) dan ada yang (-). Jika hifa
(+) dan hifa (-) bertemu,bersentuhan, maka dinding sel yang membatasi keduanya
akan melebur, sehingga terbentuk saluran sel. Hifanya kemudian menjadi berinti dua
(dikariotik). Sel hifa dikariotik terus tumbuh menjadi miselium. Dari miselium ini
muncul tubuh buah (basidiocarp). Tubuh buah akan membentuk basidium. Di dalam
basidium, inti yang mula-mula dua buah (masing-masing haploid) melebur menjadi
satu inti diploid. Inti diploid akan membelah secara meiosis dan menghasilkan 4
basidiospora haploid. Demikian seterusnya daur hidup berulang lagi Beberapa contoh
Basidiomycota yang penting adalah sebagai berikut :
1. Volvariella volvacea dan Agaricus bisporus, jamur yang dibudidayakan untuk
dimasak sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada medium yang
mengandung selulosa (misalnya jerami) dengan kelembapan tinggi.
2. Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur ini enak dimakan, hidup pada batang
tumbuhan yang telah mati.
Beberapa contoh Basidiomycota yang merugikan adalah sebagai berikut :
1. Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.
2. Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun ,
tongkol, jumbai dan tangkai. Kamu yang paling menyolok jika tanaman jagung
diserang jamur ini adalah adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya
menjadi jauh lebih besar dari ukuran normal.
3. Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman coklat,
kopi, teh, karet dan tanaman perkebunan lain.
4. Ganoderma applanatum, jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu.
5. Deuteromycotina
Deuroteromycotina merupakan kelompok fungi yang belum diketahui tingkat
reproduksi seksualnya. apabila kemudian ditemukan perkembangbiakan seksualnya,
maka fungi tersebut akan dikeluarkan dari kelompok ini dan dimasukkan dalam devisi
yang sesuai. perkembangan aseksual kelompok ini dengan konidium. diperkirakan ada
1500 spesies fungi yang belum diketahui tingkat reproduksi seksualnya. ada beberapa
fungi dari kelompok ini yang bersifat parasit pada manusia. contohnya histoplasma
capsulatum

yang menyebabkan koksidiomikosis, epidermiphyton floocosum yang

menyebabkan kaki atlit, Epodermiphyton, microsporum,trigophyton merupakan fungi


penyebab penyakit kurap.

7. LICHENS (LUMUT KERAK)


Pengertian Lichens
Lichen (lumut kerak) merupakan organisme majemuk yang merupakan
gabungan antara alga dan cendawan (jamur), sehingga secara morfologi dan fisiologi
merupakan satu kesatuan. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada
bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang
tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes
yang hidup pada batuan dapat menjadi kering karena teriknya matahari, tetapi
tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan bisa hidup kembali. Karena mampu
hidup pada batu-batuan, dan di pohon-pohonan secara komensalisme tetapi banyak
yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra. Sehingga hidup
Lichen tidak bergantung pada tinggi rendahnya tempat hidupnya dari permukaan laut.
Oleh karena itu, Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada
dataran tinggi. Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam
pembentukan tanah. Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu
mengawali kehidupan dari kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya
Lichenes sebagai tumbuhan pioneer / perintis memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan. Menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan
kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme lainnya.
Maka dalam suksesi primer lingkungan Lichenes akan selalu berada didepan sebagai
pioneer perombak lingkungan yang kritis menjadi lingkungan yang segar dengan
urutan suksesinya : Lichenes Lumut Rumput Perdu Semak Pohon.
Adapun ciri-ciri umum dari Lichens, yaitu :
o Pada penampang melintang talus Lichenes, kelihatan hifa cendawan membalut selsel algae, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel algae. Algae
tetap hidup tetapi tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri.
o Ada pula yang miselium cendawannya hanya masuk ke dalam selaput landersel-sel
algae, sehingga bentuk algae menentukan bentuk Lichenesnya.
o Bagian dalam talus terdiri dari anyaman hifa yang renggang dan merupakan
lapisan teras / empulus. Dalam lapisan ini sel-sel algae bergerombol membentuk
lapisan gonidium. Kulit luarnya terdiri atas miselium cendawan yang teranyam
sebagai plektenkim yang rapat.

o Bagi lichenes yang talusnya menyerupai lembaran, biasanya melekat dengan


benang-benang yang menyerupai rizoid. Sedangkan ujung semak menyerupai
ujung talus yang bebas dalam udara.
o Pertumbuhaan talus sangat lambat. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan
pertumbuhan vegetative bertahun-tahun.
o Kebanyakan Lichenes bereproduksi dengan perantaan soredium.
o Komponen cendawannya sering dapat membentuk spora dan hanya membentuk
lichenes jika jatuh dekat algae yang merupakan simbionnya.
Struktur Morfologi Lichens
Selain dari ciri-ciri umum yang telah disebutkan di atas, Lichens juga memiliki
struktur morfologi meliputi struktur morfologi luar lichens, struktur morfologi dalam
lichens, dan juga struktur tubuh lichens secara vegetatif. Beberapa lumut memiliki
aspek daun (lumut foliose), yang lain menutupi substrat seperti kerak (lichen crustose),
yang lain seperti genus Ramalina mengadopsi bentuk semak (lumut fruticose), dan ada
lumut gelatin seperti genus Collema. Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan
beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda, yang dikenal sebagai:
1. Foliose (bentuk daun)
Liken yang tergolong foliosa memiliki bentuk tubuh seperti lembaran daun, pipih,
melebar, berkerut atau bergelombang. Thallus dengan bentuk lembaran ini mudah
dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak pada batu, dinding dan kulit kayu
pohon tropika. Permukaan bawah melekat pada substrat dan permukaan atas
merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah mencapai 1540 cm pada lingkungan yang menguntungkan. Liken bentuk foliosa ini melekat
pada substrat melalui rizin. Contoh liken berbentuk foliosa adalah Parmelia.

2. Crustose
Liken yang tergolong krustosa memiliki bentuk melekat mendatar pada substrat,
tidak memiliki rizin seperti kerak.. Liken jenis ini sulit dipisahkan dari substratnya.
Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada
batang kayu yang sudah mati. Contoh liken yang tergolong krustosa adalah Grafis.

3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun. Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik,
lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih
dansering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
4. Fruticose
Liken yang tergolong frutikosa memiliki bentuk tubuh seperti silinder atau pita
bercabang banyak. Liken ini tumbuh tegak atau menggantung mirip perdu.
Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari
lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan
di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan. Contoh dari liken jenis ini
adalah Usnea.

5. Lumut Kerak Berfilamen


Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu,
berwarna jingga kekuningan atau hijau cerah.Anatomi lumut kerak Apabila kita
sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah mikroskop, maka akan
terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan permukaan
terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa.

Struktur Anatomi Lichens

Struktur morfologi dalam (anatomi) lichens memiliki beberapa bagian yang


telah dapat diamati oleh beberapa penliti. Adapun bagian-bagian tersebut meliputi :

Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian

ini tebal dan berguna untuk perlindungan.


Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut

lapisan gonidial sebagai organ reproduksi


Lapisan Gonidium, merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang
menghasilkan makanan dengan berfotosintesis. Terdiri dari lapisan hifa yang
berjalinan membentuk suatu bagian tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur
pada bagian ini tersebar ke segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang
tebal. Hifa pada bagian yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang
tebal pada bagian atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian

lapisan tadi membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.


Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala
arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih
dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis
pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi membentuk suatu untaian

hubungan antara dua pembuluh.


Lapisan Empulur, Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi
untuk menyimpan persediaan air dan tempat terjadinya perkembangbiakan.
Pada kelompok lumut kerak berdaun (foliose) dan perdu (fruticose) memiliki
korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi menghasilkan

sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.
Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan
kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).

Selain itu juga terdapat struktur tubuh yang lain, karena lichens sendiri dapat
berkembang biak secara vegetative. Adapun struktur tubuh lichens secara vegetatif
terdiri dari ;
Soredia
Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit.
Diameternya sekitar 25-100 m, sehingga soredia dapat dengan mudah
diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan
lichenes yang baru. Soredia itu sendiri merupakan sekelompok kecil sel-sel
ganging yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium
menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di
dalam soralum.

Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar.
Diameternya 0,01-0,03 m dan tingginya antara 0,5-3 m. Berdasarkan
kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan,
isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 30 % dari spesies
foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum
diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.

Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang sering
dihasilkan di sepanjang batas sisi keulit luar.

Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna berhitamhitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan mengikat
thallus ke bagian dalam.
Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan
lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang.
Cilia
Cilia berbentuk seperti brambut mempunyai untaian karbon dari hifa yang muncul
dari sepanjang kulit.
Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cyphellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks
bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudogyphellae mempunyai
ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekitar 1 m dan terdapat pada
korteks bawah spesies cetraria, cetralia, parmelia dan pasudocyphellae.
Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari algaalga yang berbeda dari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai
muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa
cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan
nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa
jenis crustose lain.
Habitat Lichenes

Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan pohon dan


batu-batuan serta dalam proses terjadinya tanah. Lichenes sendiri sangat tahan
terhadap kekeringan. Jenis-jenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim
kering, berkerut sampai terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan
hanya berada dalam hidup laten/ dormancy. Jika segera mendapat air maka tubuh
tumbuhan yang telah kering tersebut mulai menunjukkan aktivitasnya kembali.
Pertumbuhan talusnya sangat lambat. Ukuran tubuhnya dalam satu tahun tidak
mencapai 1 cm. badan buah yang baru akan tumbuh setelah Lichen mengadakan
pertumbuhan vegetatif selama bertahun-tahun.
Menurut habitatnya, Lichen dibagi menjadi dua yaitu :
a. Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran
b. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak
Pada tipe Lichen dengan talus lembaran, talus seluruhnya melekat dengan sisi
bawahnya pada alas sedangkan tipe Lichen dengan talus berbentuk semak-semak,
hanya pangkal talus saja yang melekat pada alas dan ujungnya tetap bebas dan
bercabang-cabang seperti batang tanaman tingkat tinggi.Lichenes juga dapat
digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan. Selain itu, Lichenes dapat
dimanfaatkan pula sebagai obat.
Reproduksi dan Pertumbuhan Lichen
Tubuh talus Lichen sangat berbeda dari Fungi dan Alga lainnya.Jenis ini
merupakan

tumbuhan

dengan

bentuk

dan

pertumbuhan

yang

sederhana.Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual.

Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora. Spora yang


aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores itu ukurannya kecil, tidak motil,
diproduksi dalam jumlah yang besar disebutpygnidia. Pygnidia ditemukan pada
permukaan atas dari thallus yang mempunyai suatu celah kecil yang terbuka yang
disebut Ostiole. Dinding dari pycnidia terdiri dari hifa yang subur dimana jamur
pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa
jamur. Jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi
lichens yang baru.

Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut :

Fragmentasi, Yaitu dengan cara pembelahan diri seperti protozoa, bagian tubuh
yg membelah dari induknya disebut fragmen. Fragmen inilah yg nantinya akan
dibawa angin lalu tumbuh menjadi lichen baru.Sebagian besar fragmentasi
tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami
kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun.
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas
dari induknya.Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar seperti abu
yang tertiup angin dan akan tumbuh lichens baru. Lichens yang baru memiliki
karakteristik yang sama dengan induknya.

Secara mikroskopis dapat dilihat pada gambar, bahwa ada sel-sel alga berwarna
hijau sedang membelah lalu diselubingi oleh kumpulan hifa atau miselium dari
fungi.
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan
tingginya antara 0,5 3 m dkulit luar. Diamaternya 0,01 0,03 m. Berdasarkan
kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan,
isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 30 % dari spesies
foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum
diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.Kadang - kadang isidia lepas
dari thallus induknya yang masing-masing mempunyai simbion. Isidium akan
tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai.

Perbedaan antara soredia dan isidia

Disamping itu lichens juga dapat berkembangbiak secara seksual.


Perkembangan seksual pada lichens hanya terbatas pada pembiakan jamurnya
saja. Jadi yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur
yang membangun tubuh Lichens. Perkembangbiakan secara seksual umunya
terjadi pada Basidiolichen (lichen yang dibangun oleh fungi jenis basidium).
Perkembangbiakan ini melalui spora yang dihasilkan oleh hifa-hifa Fungi yang
kemudian bertemu dengan partner alga yang cocok maka akan terjadi sexual
fusion dan pembelahan meiosis.
Klasifikasi Lichens
Lichen dibedakan menurut jenis cemndawan yang menyusunnya yaitu :
1. Ascolichenes
Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Phyrenomycetales, maka tubuh
buah yang dihasilkan berupa peritesium, misalnya Dermatocarpon dan
Verrucaria.

Dermatocarpo
n sp

Verrucaria
lecideoides

Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam Discomycetales, Lichenes


membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan
Discomycetales yang hidup bebas yang apotesiumnya hanya berumur pendek.
Apotesium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan
dan mempunyai askus yang berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk
Usneayang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohonan
di hutan apalagi di daerah pegunungan.
Contoh dari Ascholichenes adalah Usnea barbata dan Usnea dasypoga yang
dianggap mempunyai khasiat obat untuk ramuan pembuatan jamu tradisional.
Usnea menghasilkan suatu antibiotik asam usnin yang berguna untuk melawan
Tuberculosis. Rocella tinctoria untuk pembuatan lakmus. Cladonia rangifera
adalah makanan utama rusa kutub. Cetraria islandica terdapat di daerah
pegunungan di eropa mempunyai khasiat obat. Lobaria pulmonaria berupa
lembaran-lembaran seperti kulit yang hidup pada pohon-pohon dan batu-batu.

Usnea barbatum
Ciri-ciri morfologinya yaitu talus berbentuk benang, tegak ataupun
bergantungan tanpa rizhoid dan melekat pada substrat pada suatu cakram
pelekat yang berasal dari lapisan teras.Bila dilihat secara keseluruhan
menyerupai jaring laba-laba.Dalam klas Ascolichenes ini dibangun juga
komponen alga dari famili Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya
berupa gelatin.Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc,

Rivularia, Gleocapsa dan lain-lain. Dari Chlorophyceae adalah : Protococcus,


Trentopohlia, Cladophora dan lain-lain.
2. Basidiolichenes
Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae. Basidiomycetes
yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan genus : Cora, Corella dan
Dyctionema. Mycophyceae berupa filament yaitu : Scytonema dan tidak
berbentuk

filament

yaitu

Chrococcus.

Basidiolichenes

kebanyakan

mempunyai tallus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah


terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium yang sangat
menyerupai tubuh buah Hymenomycetales. Contoh Cora pavonia, sebagai
bahan pembuat obat-obatan.

Peranan Lumut Kerak Lainnya Bagi Manusia


1.
Sebagai tumbuhan perintis
2.
Membantu siklus nitrogen
3.
Sebagai indikator lingkungan
4.
Lainnya

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Virus
Virus memiliki struktur yang terdiri atas
1. Kapsid virus
2. Asam nukleat
3. Voroid
Klasifikasi Virus Berdasarkan Inang yang Di Infeksi yaitu :
1.Virus Bakteri (Bakteriofage)
2.Virus Hewan
3.Virus tanaman
Reproduksi virus terjadi dengan cara penggandaan materi genetik inang yang disebut
replikasi. Replikasi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus
lisogenik.
Bakteri
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel,
protoplasma (di dalamnya terdapat membrane sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan
bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian-bagian
tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA.
Klasifikasi bakteri berdasaran bentuk:

Kokus
Basil
Spiral

Sebagian besar bakteri adalah aseksual, bakteri tersebut membiak dengan cara
memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan sel yang membesar itu menjadi dua sel. Paling
sering itu menjadi dua belahan, kita sebut pembelahan ini pembelahan biner.
Fungi
Fungi dapat berupa kapang yaitu fungi yang mempunyai filamen (miselium)
dan khamir yaitu fungi yang uniseluler tanpa filamen.
Pada fungi berupa kapang ditemukan adanya Hifa dan Miselium.

Pada fungi bentuk khamir biasanya mempunyai bentuk yang bermacam-macam misalnya
bulat, oval,silinder,ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing, berbentuk
botol, berbentuk alpukat atau lemon dan berbentuk pseudomisilium.
Struktur khamir terdiri atas :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Kapsul
Dinding sel
Membran sitoplasma
Nukleus
Vakuola
Mitokondria
Globula lipid
Bahan-bahan lain

Klasifikasi fungi yang dikemukakan oleh Bibina W. Lay , terdiri atas 6 kelas, yaitu
Chytridomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes , deuteromycetes dan
Mychophycophyta.
Lichenes
Lichens juga memiliki struktur morfologi meliputi struktur morfologi luar lichens,
struktur morfologi dalam lichens, dan juga struktur tubuh lichens secara vegetatif.
Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual.
Lichen dibedakan menurut jenis cendawan yang menyusunnya menjadi Ascolichenes
dan Basidiolichenes.
Peranan Lumut Kerak Lainnya Bagi Manusia
1.
Sebagai tumbuhan perintis
2.
Membantu siklus nitrogen
3.
Sebagai indikator lingkungan

Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D.2005.dasar dasar mikrobiologi. Jakarta:Djambatan
Darkuni M. Noviar. 2001. mikrobiologi. malang: FMIPA UM
Holt, Rinehart dan Winston. 1962. This iIs Life Essays In Modern Biology. USA :
Rinehard and Winston inc.
Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.

Kusnadi, dkk. 2003. Common Textbook Mikrobiologi. Bandung : UPI


Pelczar J. Michael, Jr. E.C.S. Chan.2008. Dasar dasar Mikrobiologi. Jakarta :
universitas Indonesia
Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Stanier Roger, Edward Alderberg dan John Ingraham. 1982. Dunia Mikroba 1. Bharata
Karya Aksara. Jakarta.
Suriawiria, unus. 1999. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Aksara.
Volk, Wesley A. dan Wheeler, Margaret F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai