Oleh
Kelompok
Edy Kurniawan
130341614816
130341603387
Shinta Aprilia
130341614817
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara terkaya akan plasma nutfah, termasuk
mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak di negara ini. Negara yang kaya ini
memiliki sekurangnya 10 ribu jenis mikroorganisme yang diperkirakan hidup secara
alami dalam ekosistem yang ramah untuk berkembang biak. Pada dasarnya dari seluruh
mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang merupakan patogen.
Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada
organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan
patogenesis.
Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung
perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan
mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti
mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi lingkungan dan
lain-lain. Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan nikrobiologi yang
pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari mikroorganime di dalam
kehidupan.
Secara garis besar organisme mikrobiologi dapat dibagi menjadi bakteri, virus,
fungi dan lichenes yang nantinya akan dibahas lebih lanjut di dalam makalah ini.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. bagaimana struktur dan fungsi dari macam-macam mikroorganisme?
2. bagaimana sistem reproduksi pada bakteri, virus, fungi dan kapang?
3. bagaimana peranan mikroorganisme bagi kehidupan manusia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat di tulis tujuan sebagai berikut?
1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari macam-macam mikroorganisme
2. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada bakteri, virus, fungi dan kapang
3. Untuk mengetahui peranan mikroorganisme bagi kehidupan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jasad renik atau mikrobia.
Mikrobia berasal dari kata mikro yang berarti sangat kecil dan bio yang artinya hidup,
dengan demikian mikrobia adalah jasad hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat
tanpa mikroskop. Mikrobia meliputi semua jasad mikroskopik yang terdiri dari :
- Arkhaebakteri
- khamir
- Bakteri
- fungi
- Sianobakteri
- protozoa
C. MACAM-MACAM MIKROBA
1. Virus
Virus merupakan elemen genetik dengan kandungan salah satu DNA atau
RNA yang dapat berada dalam dua kondisi berbeda, yaitu intraseluler dan
ekstraseluler. Dalam keadaan ekstraseluler, virus merupakan partikel mikroskopis
yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dan beberapa dikelilingi
oleh komponen makromolekul. Partikel virus dalam kondisi ekstraseluler dinamakan
virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosintesis atau respirasi.
Kondisi intraseluler dimulai ketika genom virus memasuki sel baru. Dalam
kondisi ini virus bereproduksi, genom virus dihasilkan dan komponen-komponen
pembentuk mantel virus disintesis. Proses dimana genom virus memasuki sel dan
bereproduksi ini dinamakan sebagai infeksi. Sel yang dapat diinfeksi oleh virus
disebut inang.
A. Morfologi Virus
Ukuran virus sangatlah kecil. Ukurannya berkisar dari 0,02 m 0,3
milimikro. Virus memiliki beberapa bentuk. Virus dapat diteliti dan diukur dengan
bantuan dari mikroskop elektron. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal)
dan bentuknya sangat bervariasi. Adanya yang berbentuk oval, memanjang,
silindris, kotak dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong dengan kepala oval
dan ekor silindris.
Virus polio berbentuk seperti bola dan berdiameter 27.. Virus mosaik
tembakau berbentuk seperti rokok dengan panjang 300 milimikro dan diameternya
15 milimikro. Partikel virus vaksin berbentuk seperti tembok (susunan batu bata)
degan dimensi 280 x 220 x 220 milimikro. Virus bakteri berbentuk berudu
(cebong), sejenis bakteriofage, yaitu memiliki kepala yang berbentuk segi enam
yang memanjang dengan ukuran 95 x 65 milimikro, dan mempunyai ekor silindris
100 x 25 milimikro.Virus yang memiliki ukuran palin gbesar adalah virus cacar
yaitu berdiameter 200 nm. Sedangkan virus yang memiliki ukuran paling kecil
adalah virus polio, yakni 28 nm.
Meskipun virus berbeda dalam ukuran dan bentuk, virus memiliki
beberapa ciri umum. Salah satunya adalah kesamaan dalam komponen kimia
penyusunnya. Semua virus tersusun dari sekurang-kurangnya asam nukleat dan
protein. Beberapa virus terkadang juga mengandung lipid dan karbohidrat sebagai
unsur pokoknya. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, ada dua jenis asam
nukleat, yaitu RNA (ribonucleic acid) dan DNA (deoxyribonucleic acid). Semua
sel yang hidup memiliki dua tipe jenis asam nukleat ini. Sedangkan virus hanya
memiliki salah satunya. Secara umum, tubuh virus terdiri atas kepala, kulit
(selubung atau kapsid), isi tubuh dan serabut ekor (Holt, Rinehart. 1962).
R
H2N
CH
O
C
Virus
Virus hewan
Virus tanaman
DNA
RNA
Semuanya ss
ss
RNA
ds retrovirus ss
bakteriofage
DNA
ds ss
DNA
RNA
ds
ss
ds
ss
ds
3. Sintesis/Replikasi:
Materi genetik dari virus akan menonaktifkan materi genetik sel inangnya.
Kemudian mengambil alih kerja sel inang. DNA dari virus, akan menjadikan
sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru.
b. Siklus Lisogenik
Pada siklus ini sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat
dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus
lisogenik meliputi tahapan:
1.
2.
3.
4.
5.
Adsorbsi
Injeksi
Penggabungan
Pembelahan
Sintesis
2. Bakteri
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, bulat (coccus), batang (bacillus)
dan lengkung (vibrio, coma atau spiral). Umumnya sel bakteri yang berbentuk bulat
berdiameter sekitar 0,7 - 1,3 mikron. Sedangkan sel bakteri berbentuk batang lebarnya
sekitas 0,2 - 2,0 mikron dan panjangnya 0,7 - 3,7 mikron.
Sedangkan bagian-bagian yang tidak selal ada pada setiap sel bakteri, misalnya
dinding sel, flagel, pilus, dan kapsul. Bagian-bagian ini disebut varian.
Bagian-bagian tubuh bakteri, yaitu:
a. Membran sel
Membran sel merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya,
terletak di sebelah dalam dinding sel, tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel.
Bagi membran sel sangat vital, bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel
dengan lingkungannya. Jika membran sel pecah atau rusak, maka sel bakteri akan
mati. Membran sel terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid
ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar berbeda-beda pada
berbagai sel bakteri.
b. Ribosom
Ribosom merupakan bagian sel yang berfungsi sebagai tempat sintesa protein.
Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun
atas protein dan RNA.
c. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
DNA merupakan materi genetik, terdapat dalam sitoplasma. DNA bakteri
berupa benang sirkuler (melingkar). DNA bakteri berfungi sebagai pengendali sintesis
protein bakteri dan pembawa sifat. DNA bakteri terdapat pada bagian menyerupai inti
yang disebut nukleoid. Bagian ini tidak memiliki membran sebagaimana inti sel
eukariotik.
d. Dinding sel
Dinding sel bakteri tersusun atas makromolekul peptidoglikan yang terdiri dari
monomer-monomer tetrapeptidaglikan (polisakarida dan asam amino). Berdasarkan
susunan kimia dinding selnya, bakteri dibedakan atas bakteri gram-positif dan bakteri
gram-negatif. Susunan kimia dinding sel bakteri gram-negatif lebih rumit daripada
bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri gram-positif hanya tersusun atas satu lapis
peptidoglikan yang relatif tebal, sedangkan dinding sel bakteri gram-negatif terdiri
atas dua lapisan. Lapisan luar tersusun atas protein dan polisakarida, lapisan dalamnya
tersusun atas peptidoglikan yang lebih tipis dibanding lapisan peptidoglikan pada
bakteri gram-positif. Dinding sel bakteri berfungsi untuk memberi bentuk sel,
memberi kekuatan, melindungi sel dan menyelenggarakan pertukaran zat antara sel
dengan lingkungannya.
e. Flagel
Flagel merupakan alat gerak bagi bakteri, meskipun tidak semua gerakan bakteri
disebabkan oleh flagel. Flagel berpangkal pada protoplas, tersusun atas senyawa
protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri
mengandung lipid. Jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri bervariasi.
Jumlahnya bias satu, dua, atau lebih, dan letaknya dapat di ujung, sisi, atau pada
seluruh permukaan sel. Jumlah dan letak flagel dijadikan salah satu dasar
penggolongan bakteri.
f. Pilus
Pada permukaan sel bakteri gram-negatif seringkali terdapat banyak bagian seperti
benang pendek yang disebut pilus atau fimbria (jamak dari pilus). Pilus merupakan
alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lain atau dengan bahan-bahan padat lain,
misalnya makanan sel bakteri.
g. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel bakteri. Pada
umumnya kapsul tersusun atas senyawa polisakarida, polipeptida atau proteinpolisakarida (glikoprotein). Kapsul berfungsi untuk perlindungan diri terhadap
antibodi yang dihasilkan sel inang. Oleh karenanya kapsul hanya didapatkan pada
bakteri pathogen.
h. Endospora
Di antara bakteri ada yang membentuk endospora. Pembentukan endospora
merupakan cara bakteri mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan.
Keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan antara lain: panas, dingin, kering,
tekanan osmosis dan zatkimia tertentu. Jika kondisi lingkungan membaik maka
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri. Endospora bakteri tidak berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan, tetapi sebagai alat perlindungan diri (Holt, Rinehart
: 1962).
Klasifikasi bakteri berdasaran bentuk:
1. Kokus
Beberapa kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, yang lain dijumpai dalam
pasangan, kubus, atau rantai panjang, bergantung cara membelah diri dan melekat
satu sama lain setelah pembelahan. Kokus yang senantiasa membelah dalam satu
bidang namun tidak memisahkan diri, sering membentuk rantai kokus, inilah sifat
khas dari marga Streptococcus. Kokus yang membelah ke dalam tiga bidang yang
tegak lurus satu sama lain membentuk paket kubus, carpembelahan ini dijumpai pada
marga Sarcina. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk empat sel
terdapat pada marga Pediococcus. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk
membentuk gugusan yang tidak teratur diklasifikasikan dalam marga Staphylococcus
atau marga Micrococcus (Volk, Wesley A. 1988: 43-44).
2. Basil
Basil (artinya batang kecil) adalah bakteri yang bentuknya meyerupai batang atau
silinder (Volk, Wesley A. 1988: 44).
3. Spiral
Kelompok ini teriri atas keanekaragaman tinggi bakteri berbentuk silinder, yang
bukannya lurus seperti basil melainkan melingkar dengan berbagai derajat.
Reproduksi : Sebagian besar bakteri adalah aseksual, bakteri tersebut membiak
dengan cara memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan sel yang membesar itu
menjadi dua sel. Paling sering itu menjadi dua belahan, kita sebut pembelahan ini
pembelahan biner
3. FUNGI
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Dari 500000 spesies fungi yang telah dikenal,
kurang lebih 100 spesies yang bersifat parasit. sisanya bersifat saprofit. bila mereka
hidup dari benda organik mati yang terlarut , mereka disebut saprofit. saprofit ini
menhancurkan sisa sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, mereka
menguraikannya menjadi zat zat kimia yang lebih sederhana, yang kemudian
dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Selain
itu, jamur saprofit juga penting dalam fermentasi industri, misalnya pembuatan bir,
minuman anggur, produksi antibiotik, dan juga dapat dimanfaatkan untuk peragian.
dalam hal ini jamur merupakan makhluk hidup yang menguntungkan bagi manusia.
kelompok fungi juga ada yang bersifat parasit, dengan sifatnya yang parasit, ia
menyerang inang yang hidup dan menimbulkan penyakit pada hewan , tumbuhan
serta manusia.
1. REPRODUKSI FUNGI
Fungi berkembangbiak dengan cara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan aseksual dapat terjadi dengan cara :
1. Pembelahan biner, sehingga dihasilkan dua sel anak yang sama dengan
induknya.
2. Fragmentasi, atau pelepasan sel hifa atau miselium dan hasil pemisahan ini
akan tumbuh menjadi individu baru.
3. Pembentukan Tunas (Budding), dimana tunas yang terbentuk tadi akan
melepaskan diri dengan induknya untuk menjadi individu baru.
4. Dengan menggunakan spora, bila spora ini berada dalam media yang cocok dan
optimum, maka sporan ini akan bertumbuh menjadi individu baru. Bentuk dan
macam spora yang dijumpai pada fungsi misalnya :
a. Sporangiospora, adalah spora yang terbentu dalam kantong yang disebut
sporangium, terdapat diujung sporangiofor. Sporangiospora ada yang dapat
bergerak dan tidak bergerak. Sporangiospora yang tidak dapat bergerak disebut
aplanospora, sedangkan spora yang bergerak disebut zoospora.
b. Konidiospora, ialah spora non-motil yang terbentuk bukan karena pembelahan
sitosplasma. Bagian batang yang mengandung konidiospora (biasa disebut
dengan konidia saja) disebut konidiofora. Konidio yang dihasilkan dapat
berupa makrokonidia yaitu konidia yang
mikrokonidia, bila konidianya kecil dan bersel tunggal. Oidia, spora yang
terbentuk dari fragmentasi sebuah hifa bersepta menjadi sel-sel yang menebal,
bersel tunggal.
c. Klamidospora, adalah spora berdinding tebal bersel tunggal mempunyai daya
tahan tinggi terhadap perubahan kondisi, terbentuk dari potongan sel-sel hifa
vegetatif.
d. Blastospora, terbentuk dari kuncup sel induk misalnya pada yeast atau ragi.
Berdasarkan
proses
bersatunya
dua
sel
yang
berlainan
dalam
Morfologi Fungi
Fungi dapat berupa kapang yaitu fungi yang mempunyai filamen (miselium)
dan khamir yaitu fungi yang uniseluler tanpa filamen. Beberapa fungi disebut
dimorfik karena dapat tumbuh dalam bentuk filamen dan seperti kapang, atau
berbentuk sel tunggal seperti khamir. Kondisi pertumbuhan dimorfik ini ditentukan
pada pertumbuhan yang dipengaruhi oleh suhu yang berbeda, yaitu pada suhu 37
derajat celsius akan tumbuh dalam bentuk khamir (fase khamir), dan pada suhu antara
24-28 derajat selsius tumbuh dalam bentuk kapang (fase miselium), misalnya
Candida.
Pada fungi berupa kapang ditemukan adanya Hifa dan Miselium.
-
Hifa
Hifa yaitu filamen vegetatif yang mengandung sejumlah sel yang saling
berhubungan dan bentuknya bercabang. Hifa dapat memiliki sekat yang
disebut septa. Hifa yang tidak bersekat disebut konositik. Hifa tumbuh dari
spora yang melakukan germinasi membentuk tuba derm yang nantinya akan
tumbuh membentuk filamen.
Miselium
Miselium yaitu pertumbuhan hifa yang tumbuh membentuk massa hifa.
Miselium ini dapat tumbuh pada permukaan ataudiatas permukaan. Pada
miselium yang tumbuh diatas permukaan dapat ditemukan spora yang
merupakan sel-sel yang reproduktif.
Badan buah
Miselium
Spora
Hifa
Pada fungi bentuk khamir biasanya mempunyai bentuk yang
bermacam-macam misalnya bulat, oval,silinder,ogival yaitu bulat panjang
dengan salah satu ujungnya runcing, berbentuk botol, berbentuk alpukat atau
lemon dan berbentuk pseudomisilium.
Ukuran khamir sangat bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 m sampai 2050m dan lebar 1-10 m. Jadi ukuran ini relatif lebih besar dari bakteri,
karena itu khamir dapat dibedakan dari bakteri karena ukurannya yang relatif
lebih besar ini.
Struktur khamir terdiri atas :
1) Kapsul, berfungsi untuk menutupi bagian dari luar dinding sel, tersusun
dari polisakarida termasuk fosfomanan (suatu polimer yang menyerupai
pati), heteropolisakarida yaitu polimer yang mengandung lebih dari satu
macam unit gula seperti pentosa , heksosa dan asm glukunorat. Kapsul
umumnya berbentuk lendir.
2) Dinding sel, yang terdiri dari atas glukan khamir(selulosa khamir), manan,
protein, khitin, dan lipid.
3) Membran sitoplasma, terletak di sebelah dalam dinding sel dengan
ketebalan kira-kira 8m. Fungsi membran berhubungan dengan sifat
permeabilitas selektif dan dalam transport nutrien kedalam sel.
4) Nukleus, yang dikelilingi oleh membran inti berlapis ganda. Membran ini
berpori-pori untuk proses pertukaran komponen sitoplasma dengan
komponen inti.
5) Vakuola, yang berjumlah lebih dari satu dengan ukuran yang bervariasi.
6) Mitokondria, yang mempunyai ukuran panjang 0,4-0,6 m dan diameter
0,2-0,3 m dan berfungsi dalam aktivitas respirasi sel. Mitokondria khamir
dilapisi oleh dua lapisan membrab yang bagian dalamnya berlipat-lipat
yang disebut krista.
7) Globula lipid, dalam jumlah sedikit. Globula yang ada terdapatdalam
berbagai macam bentuk .
8) Bahan-bahan lain, misalnya
glikogen
yang
menyerupai
bentuk
fungi
selnya
dapat
menghasilkan
lapisan
pembungkus luar yang berlendir atau lapisan yang lebih kompak berupa
kapsul. Kapsul atau lapisan luar berlendir tersebut sebagian besar dibangun
dari polisakarida yang bersifat cair dan dapat menyebabkan pelekatan dan
penggumpalan sel-sel yang berdekatan.
Jumlah, komposisi, sifat antigenik, viskositas, maupun kelarutan
polisakarida pembentuk kapsul berbeda-beda dalam setiap spesies. Kapsul
tidak berpengaruh terhadap permeabilitas maupun fungsi lain dari dinding
maupun membran sel. Tetapi karena sifatnya yang berlendir, material dari
kapsul dapat mempengaruhi pertumbuhan fungi dengan caramencegah
lepasnya tunas dari sel ragi atau mencegah pemencaran sel ragi dalam air atau
udara. Pada kapsul fungi Cryptococcus neoformans dapat terkandung suatu
materi yang bersifat antifagositesis dan hal ini berhubungan dengan faktor
virulensinya.
b. Dinding Sel
Dinding sel merupakan suatu komponen penting dari fungi dan merupakan 15
% sampai 30% dari berat kering fungi. Dinding sel berfungsi menyebabkan
kekakuan sel dan kekuatan pada sel serta mencegah terjadinya shock akibat
tekanan osmotik pada membran sel.Pada umumnya dinding sel ragi lebih tebal
(200-300m) dibanding sel kapang (200m).
Komposisi senyawa dinding sel didominasi oleh karbohidrat, yaitu sekitar
80% atau lebih. Karbohidrat dapat terdiri dari berbagai macam polisakarida.
Jumlah dan perbandingan dari macam-macam polosakarida tersebut dalam
tiap spesies bisa berbeda-beda. Polisakarida utama yang terdapat dalam
dinding sel fungi adalah khitin yaitu polisakarida yang dibangun oleh
monomer berupa N-acytoglukosamin. Disamping itu bisa ditemui polisakarida
lain yaitu chitosan(monomernya d-glukosamin), selulosa(monomer dglukosa),
glukan(
monomernya
d-glukosa),
manan(monomernya
d-
dan
fosfatodilgliserol.
Kandungan
fosfolipid-fosfolipid
tersebut dapat bervariasi bukan saja dalam spesies yang berbeda tetapi juga
pada varietas dalam satu spesies dan juga bergantung pada kondisi
tumbuhnya.
Tidak seperti bakteri, membrans el fungi mempunyai kesamaan dengan
membran sel eukariot tingkat tinggi yaitu mengandung sterol. Sterol
aktifitas
respirasipada
sel
tersebut.
Sebagai
contoh
proses
yeast cell
6. KLASIFIKASI FUNGI
Klasifikasi fungi
sangat
penting
sekali
untuk
memudahkan
dalam
pengenalannya. beberapa sifat atu ciri utama mendasari klasifikasi fungi. misalnya
yaitu yang dikenalkan oleh Bibianan W. Lay, yaitu
a. struktur konidia atau spora seksual
b. struktur morfologi dari alat reproduksi
c. ciri ciri koloni
d. sifat hifa
pada khamir , karena memiliki struktur yang lebih spesifik maka dasar
klasifikasi nya menurut Srikandi Fardiaz didasarkan atas :
1. sifat sifat morfologi , yang meliputi : reproduksi vegetatif dan bentuk
sel vegetatif
2. sifat sifat kultur, yang meliputi karakteristik pertumbuhan di dalam
media cair dan karakteristik pertumbuhan pada media padat
3. sifat sifat fisiologi, yang meliputi penggunaan senyawa karbon,
penggunaan senyawa nitrogen, pertumbuhan di dalam media tanpa
vitamin, pertumbuhan di dalam media dengan tekanan osmotik tinggi,
pertumbuhan pada suhu yang relatif tinggi, produksi asam, produksi
yang
membandingkan urutan protein dan urutan asam nukleat divisio ini dengan jamur, telah
menemukan bukti bahwa Chytridiomycota termasuk golongan jamur. Sebagian besar
Chytridiomycota merupakan organisme akuatik, beberapa di antaranya bersifat saprofitik
dan parasit pada invertebrata akuatik. Ciri utama divisio ini adalah nutrisi yang absorbtif
dan dinding selnya tersusun atas senyawa chitin, memiliki hifa senositik dan bereproduksi
dengan membentuk zoospora berflagel. Contohnya Chytridium.
2. Zygomycetes
Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota.
Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada
tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza,
yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan
tinggi. Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa
bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui
peleburan gamet yang membentuk zigospora. Contoh yang paling mudah didapat dari
anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus. Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa
organik atau parasit pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan
pada bahan makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. namun, ada juga yang
dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe)
dan asam-asam organik yang berguna bagi kita
Rhizopus stoloniferus dapat berkembang biak secara aseksual. Prosesnya dimulai
dengan spora yang berkecambah tumbuh menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang,
lalu pada empat hifa tertentu akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofor.
Di dalam sporangium terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar. Kumpulan
sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap makanan dan air dari substratnya. Hifa
di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan stolon. Dinding sporangium yang
sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang. Setelah sporangium pecah, spora akan
bertebaran dibawa angin.
Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan berkecambah. Contoh lain Zygomycotina
adalah Mucor mucedo. Ia hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan. Jamur ini
mempunyai keturunan diploid yang lebih singkat dari
Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai
sporangium
yang
dapat
menunjukkan
gerak
fototropi,
yaitu
gerak
tumbuh
Neurospora crassa, diperoleh dari oncom merah atau tongkol jagung rebus,
digunakan untuk penelitian sitogenetika.
satu
sel
dapat
membentuk
koloni
dengan
20
kuncup.
mengkonsumsi kacang tanah yang sudah tidak segar atau produk makanan dari
kacang tanah yang permukaannya mulai berubah warna. Aspergillus ada juga yang
bermanfaat bagi manusia, seperti A. niger menghasilkan asam sitrat dan A. oryzae
yang menghasilkan enzim amylase untuk merombak amilum dalam pembuatan
minuman beralkohol, juga digunakan dalam pembuatan kecap, tahu, dan taoco.
d. Genus Penicillium
Pada tempat-tempat yang ditumbuhi Aspergillus dapat juga ditemukan
Penicillium. Fase aseksual jamur ini menghasilkan konidium yang disangga oleh
konidiofor. Berbeda dengan Aspergillus,konidiofor Penicillium bercabang-cabang,
dan masing-masing menyangga sekumpulan cabang yang lebih pendek. Beberapa
spesies Penicillium digunakan dalam pembuatan keju, seperti P.camemberti dan
P.requoforti yang memberikan aroma khas pada keju. P.notatum dan P.chrysogenum
menghasilkan penisilin. P.digitarum dan P.italicum dapat menyebabkan kerusakan
pada buah jeruk. P.expansum menyebabkan buah apel membusuk di tempat
penyimpanan. Dan pernahkah kamu menjumpai beras berubah menjadi berwarna
kuning saat disimpan? Beras semacam ini sering disebut "yellow rice". Penyebabnya
adalah P.islandicum.
4. Basidiomycetes
Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid
dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya jamur
ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimer lignin
pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain. "mushroom" atau jamur
kelenthos (puffball)
beberapa jenis jamur lain yang biasa dimasak sebagai bahan makanan.
Sekitar 25.000 spesies dari divisio ini telah diidentifikasi. Ciri umum jamur ini
adalah hifa bersepta, fase seksualnya dengan pembentukan basidiospora yang
terbentuk pada basidium yang berbentuk gada, membentuk tubuh buah (basidiokarp)
seperti payung yang terdiri atas batang dan tudung. Di bagian bawah tudung terdapat
lembaran-lembaran,
tempat
terbentuknya
basidium.
Semua
anggota
divisio
konidium maupun basidiospora pada kondisi yang sesuai tumbuh membentuk hifa
bersekat melintang yang berinti satu (monokariotik). Selanjutnya , hifa akan tumbuh
membentuk miselium. Di antara hifa ada yang berjenis (+) dan ada yang (-). Jika hifa
(+) dan hifa (-) bertemu,bersentuhan, maka dinding sel yang membatasi keduanya
akan melebur, sehingga terbentuk saluran sel. Hifanya kemudian menjadi berinti dua
(dikariotik). Sel hifa dikariotik terus tumbuh menjadi miselium. Dari miselium ini
muncul tubuh buah (basidiocarp). Tubuh buah akan membentuk basidium. Di dalam
basidium, inti yang mula-mula dua buah (masing-masing haploid) melebur menjadi
satu inti diploid. Inti diploid akan membelah secara meiosis dan menghasilkan 4
basidiospora haploid. Demikian seterusnya daur hidup berulang lagi Beberapa contoh
Basidiomycota yang penting adalah sebagai berikut :
1. Volvariella volvacea dan Agaricus bisporus, jamur yang dibudidayakan untuk
dimasak sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada medium yang
mengandung selulosa (misalnya jerami) dengan kelembapan tinggi.
2. Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur ini enak dimakan, hidup pada batang
tumbuhan yang telah mati.
Beberapa contoh Basidiomycota yang merugikan adalah sebagai berikut :
1. Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.
2. Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun ,
tongkol, jumbai dan tangkai. Kamu yang paling menyolok jika tanaman jagung
diserang jamur ini adalah adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya
menjadi jauh lebih besar dari ukuran normal.
3. Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman coklat,
kopi, teh, karet dan tanaman perkebunan lain.
4. Ganoderma applanatum, jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu.
5. Deuteromycotina
Deuroteromycotina merupakan kelompok fungi yang belum diketahui tingkat
reproduksi seksualnya. apabila kemudian ditemukan perkembangbiakan seksualnya,
maka fungi tersebut akan dikeluarkan dari kelompok ini dan dimasukkan dalam devisi
yang sesuai. perkembangan aseksual kelompok ini dengan konidium. diperkirakan ada
1500 spesies fungi yang belum diketahui tingkat reproduksi seksualnya. ada beberapa
fungi dari kelompok ini yang bersifat parasit pada manusia. contohnya histoplasma
capsulatum
2. Crustose
Liken yang tergolong krustosa memiliki bentuk melekat mendatar pada substrat,
tidak memiliki rizin seperti kerak.. Liken jenis ini sulit dipisahkan dari substratnya.
Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret-coret kecil dan pada
batang kayu yang sudah mati. Contoh liken yang tergolong krustosa adalah Grafis.
3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun. Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik,
lobus ini disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih
dansering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
4. Fruticose
Liken yang tergolong frutikosa memiliki bentuk tubuh seperti silinder atau pita
bercabang banyak. Liken ini tumbuh tegak atau menggantung mirip perdu.
Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar. Beberapa jenis dari
lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup bergelantungan
di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan. Contoh dari liken jenis ini
adalah Usnea.
Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian
sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.
Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar dengan
kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines).
Selain itu juga terdapat struktur tubuh yang lain, karena lichens sendiri dapat
berkembang biak secara vegetative. Adapun struktur tubuh lichens secara vegetatif
terdiri dari ;
Soredia
Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit.
Diameternya sekitar 25-100 m, sehingga soredia dapat dengan mudah
diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan
lichenes yang baru. Soredia itu sendiri merupakan sekelompok kecil sel-sel
ganging yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium
menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di
dalam soralum.
Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar.
Diameternya 0,01-0,03 m dan tingginya antara 0,5-3 m. Berdasarkan
kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan,
isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 30 % dari spesies
foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum
diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.
Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus lichenes yang sering
dihasilkan di sepanjang batas sisi keulit luar.
Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna berhitamhitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan mengikat
thallus ke bagian dalam.
Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan
lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang.
Cilia
Cilia berbentuk seperti brambut mempunyai untaian karbon dari hifa yang muncul
dari sepanjang kulit.
Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cyphellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks
bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudogyphellae mempunyai
ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekitar 1 m dan terdapat pada
korteks bawah spesies cetraria, cetralia, parmelia dan pasudocyphellae.
Cephalodia
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari algaalga yang berbeda dari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai
muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa
cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan
nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora,Stereocaulon, Lecidea dan beberapa
jenis crustose lain.
Habitat Lichenes
tumbuhan
dengan
bentuk
dan
pertumbuhan
yang
Lichenes yang berkembang biak dengan cara vegetatif yaitu sebagai berikut :
Fragmentasi, Yaitu dengan cara pembelahan diri seperti protozoa, bagian tubuh
yg membelah dari induknya disebut fragmen. Fragmen inilah yg nantinya akan
dibawa angin lalu tumbuh menjadi lichen baru.Sebagian besar fragmentasi
tersebut dilakukan saat musim kering atau saat talus pada Lichen mengalami
kekeringan dan memulai pertumbuhannya ketika mulai terdapat embun.
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas
dari induknya.Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar seperti abu
yang tertiup angin dan akan tumbuh lichens baru. Lichens yang baru memiliki
karakteristik yang sama dengan induknya.
Secara mikroskopis dapat dilihat pada gambar, bahwa ada sel-sel alga berwarna
hijau sedang membelah lalu diselubingi oleh kumpulan hifa atau miselium dari
fungi.
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada dan
tingginya antara 0,5 3 m dkulit luar. Diamaternya 0,01 0,03 m. Berdasarkan
kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan,
isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 30 % dari spesies
foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum
diketahui, tetapi dianggap sebagai faktor genetika.Kadang - kadang isidia lepas
dari thallus induknya yang masing-masing mempunyai simbion. Isidium akan
tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai.
Dermatocarpo
n sp
Verrucaria
lecideoides
Usnea barbatum
Ciri-ciri morfologinya yaitu talus berbentuk benang, tegak ataupun
bergantungan tanpa rizhoid dan melekat pada substrat pada suatu cakram
pelekat yang berasal dari lapisan teras.Bila dilihat secara keseluruhan
menyerupai jaring laba-laba.Dalam klas Ascolichenes ini dibangun juga
komponen alga dari famili Mycophyceae dan Chlorophyceae yang bentuknya
berupa gelatin.Genus dari Mycophyceae adalah : Scytonema, Nostoc,
filament
yaitu
Chrococcus.
Basidiolichenes
kebanyakan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Virus
Virus memiliki struktur yang terdiri atas
1. Kapsid virus
2. Asam nukleat
3. Voroid
Klasifikasi Virus Berdasarkan Inang yang Di Infeksi yaitu :
1.Virus Bakteri (Bakteriofage)
2.Virus Hewan
3.Virus tanaman
Reproduksi virus terjadi dengan cara penggandaan materi genetik inang yang disebut
replikasi. Replikasi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus
lisogenik.
Bakteri
Bagian tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel,
protoplasma (di dalamnya terdapat membrane sel, mesosom, lisosom, DNA, endospora), dan
bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel, pilus. Di antara bagian-bagian
tersebut ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri, yaitu membran sel, ribosom dan DNA.
Klasifikasi bakteri berdasaran bentuk:
Kokus
Basil
Spiral
Sebagian besar bakteri adalah aseksual, bakteri tersebut membiak dengan cara
memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan sel yang membesar itu menjadi dua sel. Paling
sering itu menjadi dua belahan, kita sebut pembelahan ini pembelahan biner.
Fungi
Fungi dapat berupa kapang yaitu fungi yang mempunyai filamen (miselium)
dan khamir yaitu fungi yang uniseluler tanpa filamen.
Pada fungi berupa kapang ditemukan adanya Hifa dan Miselium.
Pada fungi bentuk khamir biasanya mempunyai bentuk yang bermacam-macam misalnya
bulat, oval,silinder,ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing, berbentuk
botol, berbentuk alpukat atau lemon dan berbentuk pseudomisilium.
Struktur khamir terdiri atas :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kapsul
Dinding sel
Membran sitoplasma
Nukleus
Vakuola
Mitokondria
Globula lipid
Bahan-bahan lain
Klasifikasi fungi yang dikemukakan oleh Bibina W. Lay , terdiri atas 6 kelas, yaitu
Chytridomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes , deuteromycetes dan
Mychophycophyta.
Lichenes
Lichens juga memiliki struktur morfologi meliputi struktur morfologi luar lichens,
struktur morfologi dalam lichens, dan juga struktur tubuh lichens secara vegetatif.
Reproduksinya dapat melalui aseksual, vegetative, dan seksual.
Lichen dibedakan menurut jenis cendawan yang menyusunnya menjadi Ascolichenes
dan Basidiolichenes.
Peranan Lumut Kerak Lainnya Bagi Manusia
1.
Sebagai tumbuhan perintis
2.
Membantu siklus nitrogen
3.
Sebagai indikator lingkungan
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D.2005.dasar dasar mikrobiologi. Jakarta:Djambatan
Darkuni M. Noviar. 2001. mikrobiologi. malang: FMIPA UM
Holt, Rinehart dan Winston. 1962. This iIs Life Essays In Modern Biology. USA :
Rinehard and Winston inc.
Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.