Anda di halaman 1dari 194

KALIMAT

KALIMAT (KATA) DAN JUMLAH (KALIMAT)


Kalimat dalam bahasa Indonesia disebut kata. Sedangkan jumlah
dalam bahasa Indonesia adalah kalimat. Lebih jelasnya
sebagaimana contoh berikut:
Contoh kalimat:
( keluar)
: kalimat

(dari)
: kalimat
( masjid)
: kalimat
Contoh jumlah:
( saya keluar dari masjid): jumlah
Tiap lafaz
dari , , disebut kalimat. Sedangkan
gabungan dari tiga kalimat tersebut ( ) disebut
jumlah.
Kalimat ada tiga macam:
kalimat isim (kata benda).
Contoh:
kalimat fiil
(kata kerja).
Contoh:
kalimat huruf (kata sambung). Contoh: ( dari)

(masjid)
(keluar)

Tabel pembagian kalimat:


N
o
1

kalimat

contoh

isim (kata benda).

( masjid)

fiil (kata kerja).

( keluar)

Huruf (kata sambung)

( dari)

ISIM
Definisi
Isim dalam bahasa Indonesia disebut kata benda. Yaitu kata yang
menunjukkan benda. Menurut istilah, isim adalah kata yang
menunjukkan makna mandiri dan tidak cocok diikat dengan
waktu. Contohnya adalah (seorang laki-laki), (air), ( dia),
dan contoh-contoh yang lain. Contoh-contoh tersebut disebut
isim karena mempunyai makna mandiri dalam arti tidak
tergantung pada kata lain. , menunjukkan kata benda, yaitu
air. Begitu juga disebut kata benda karena tidak cocok diikat
dengan waktu, seperti ungkapan sedang air, akan air, atau telah
air. Ikatan waktu itu (sedang, akan, dan telah) tidak cocok
disandingkan dengan kata ( air), maka disebut kata benda.
Begitu juga pada contoh-contoh isim yang lain.
1

Tanda-Tanda Isim
Untuk menunjukkan isim, ada tanda-tanda yang pantas
disandingkan dengan isim. Tanda-tanda tersebut adalah setiap
kata yang pantas:
Bertanwin ( ). Tanwin adalah nun mati tambahan yang berada
pada akhir kalimat isim dalam ucapan saja tanpa ada
tulisannya ( ). Contoh: ( suci dan mensucikan)
Dimasuki . Contoh: ( air hujan)
Dimasuki huruf jer. Ada beberapa huruf jer yang penjelasannya
pada bab berikutnya. Contoh: ( air salju)
Dalam keadaan jer. Artinya kalimat tersebut dalam keadaan irob
jer, baik dengan huruf jer, dengan mudlof ilaih, atau dengan
tawabi (yang ikut pada kalimat sebelumnya). Contoh
(di dalam sumur).
Table tanda kalimat isim:
N
O

TANDA ISIM

Tanwin ( )

Dimasuki . Contoh: (air hujan)

3
4

Dimasuki huruf jer. Ada beberapa


huruf jer yang penjelasannya
pada bab berikutnya
Dalam keadaan jer

CONTOH

Keterangan
Pada kalimat isim, ada tiga hal yang tidak mungkin bertemu
dalam satu kalimat secara bersamaan, yaitu mudhof, al ( ) ,
dan tanwin. Rinciannya sebagai berikut:
Jika kalimat isim menjadi mudlof, maka kalimat isim tersebut
tidak ada al ( ) dan tidak ada tanwin (
).
Jika kalimat isim ada al ( ) , maka kalimat isim tersebut tidak
ada tanwin dan tidak menjadi mudlof.
Jika kalimat isim ada tanwin (
), maka kalimat isim
tersebut tidak ada al ( ) dan tidak menjadi mudlof.
Contohnya adalah: ( sholat jamaah itu sunnah).
Pada contoh ini, mudhof, al ( ) , dan tanwin tidak bertemu
dalam satu kalimat. Penjeasannya adalah:
Lafadz adalah kalimat isim yang menjadi mudlof (mudlof
ilaihnya adalah ), maka lafadz tidak ada al ( )
dan tidak ada tanwin.
Lafadz adalah kalimat isim yang ada al ( ) , maka
tidak ada tanwin dan tidak menjadi mudlof.
Lafadz adalah kalimat isim yang ada tanwinnya, maka

tidak ada al ( ) dan tidak menjadi mudlof.


Pembagian Isim
Ada beberapa pembagian isim
Dilihat dari segi jenis kelaminnya
Dilihat dari segi jumlahnya
Dilihat dari segi bertanwin atau tidaknya
Dilihat dari segi tertentu atau tidaknya
Rinciannya sebagai berikut:
Dilihat dari segi jenis kelamin dibagi dua:
Mudzakkar (laki-laki). Yaitu isim yang menunjukkan laki-laki
dan pantas disandingkan dengan kata , contoh:
ini seorang laki-laki), ( ini anjing) ( ini
air).Mudzakkar ada dua macam:
Hakiki, yaitu, kata yang menunjukkan jenis laki-laki, baik
manusia ataupun hewan. Contoh: ( seorang lakilaki), ( anak laki-laki),( singa jantan)
Majazi, yaitu kata yang dianggap menjadi jenis laki-laki,
tapi bukan manusia atau hewan. Contoh: (siwak),
( malam)
Muannas (perempuan). Yaitu isim yang menunjukkan kata
perempuan dan pantas disandingkan dengan kata .
Contoh ( ini seorang perempuan), ( matahari).
Ada beberapa tanda yang menunjukkan kata muannas,
yaitu:
Pantas dimasuki ta marbuthoh ( ) . Yaitu ta yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan. Contoh:
( muslim laki-laki), ( muslim perempuan)
Pantas dimasuki alif tanis maqsuroh (), yaitu alif
berbentuk
ya
tanpa
titik
yang
menunjukkan
perempuan. Contoh: ( salma)
Pantas dimasuki alif mamdudah ( ) , yaitu alif yang berada
sebelum hamzah dan menunjukkan perempuan. Contoh
( beberapa perempuan yang baik)
Muannas (perempuan) ada dua macam:
Hakiki, yaitu kata yang menunjukkan arti perempuan, baik
manusia ataupun hewan. Contoh: ( seorang
perempuan), ( unta betina)
Majazi, yaitu kata yang dianggap menjadi jenis perempuan,
tapi bukan manusia atau hewan. Contoh:

(matahari), (mata).
Tabel pembagian
kelaminnya:

isim

dilihat

dari

segi

jenis

N
O
1

ISIM
Muzakkar

Muannas

CONTOH

Hakiki

Majazi

Hakiki

Majazi

Tambahan
Termasuk dari muannas adalah setiap jama taksir . Jadi,
setiap jama taksir (kata kerja yang bermakna banyak)
hukumnya adalah muannas. Contoh: ( beberapa air).
Bentuk tunggalnya adalah ( air).
Untuk mengetahui tentang muannas majazi, harus
dilihat syiyaqul kalamnya (konteks kalimat), baik
melihat kalimat sebelum atau sesudahnya, atau melihat
arti yang ditunjukkan oleh konteks kaimat. Contoh:
( matahari yang besar). Pada contoh ini, lafadz
adalah muannas majazi karena melihat konteks
kalimatnnya, yaitu setelahnya ada kalimat yang menjadi
sifat (). Sedangkan sifat harus sama jenisnya
dengan yang disifati. Sifatnya ( )adalah muannas,
maka ( yang disifati) pasti juga muannas.
Dilihat dari segi jumlahnya, isim dibagi menjadi tiga:
Isim mufrod, yaitu isim yang menunjukkan arti satu/tunggal
(singular) dan tidak ada tambahan alif dan nun ( ) , ya
dan nun ( ) , wawu dan nun ( ) atau alif dan ta ( ) .
Contoh: ( satu babi), ( satu pohon). Contoh yang
lain: ( enam). Meskipun artinya adalah enam, tetap
dikatakan isim mufrod karena tidak ada tambahan.
Isim tasniyah, yaitu isim yang menunjukkan arti dua dengan
mendapatkan tambahan alif dan nun ( ) dalam keadaan
rofa dan tambahan ya dan nun ( ) dalam keadaan
nashob dan jer. Contoh: ( dua orang muslim),
( dua jalan/lobang). Bentuk mufrodnya adalah
dan .
Jadi, seperti lafadz , tetap dikatakan isim mufrod
karena mempunyai arti satu (satu usman), dan pada
lafadz
adalah asli, bukan tambahan yang
menunjukkan arti dua.
Isim jama, yaitu isim yang menunjukkan arti banyak (lebih
dari dua). Isim jama ada tiga macam:

Jama mudzakkar salim, yaitu isim yang menunjukkan arti


banyak (lebih dari dua) khusus untuk laki-laki, yang
mendapatkan tambahan wawu dan nun ( ) dalam
keadaan rofa dan tambahan ya dan nun ( ) dalam
keadaan nashob dan jer. Contoh: ( beberapa
orang sholeh). Bentuk mufrodnya ( satu orang yang
sholeh). ( bagi orang-orang yang bepergian).
Bentuk mufrodnya, .
Jadi, seperti lafadz ( orang gila), tetap disebut
isim mufrod karena mempunyai arti satu (satu orang
gila), dan pada lafadz adalah asli, bukan
tambahan yang menunjukkan arti banyak.
Jama muannas salim, yaitu isim yang menunjukkan arti
banyak (lebih dari dua) khusus untuk perempuan yang
diakhir kalimatnya mendapatkan tambahan alif dan ta (
) . Contoh: ( beberapa orang muslim
perempuan), bentuk mufrodnya, ( satu orang
muslim perempuan)
Jama taksir, yaitu isim yang menunjukkan arti banyak
(lebih dari dua) yang bentuknya berubah dari bentuk
mufrodnya. Bentuk jama taksir ini biasanya mengikuti
salah satu dari wazan: , , , , Contoh:

( fardu-fardunya

wudu). Bentuk mufrodnya


adalah .( tiga perkara). Bentuk mufrodnya
( satu perkara)
Tabel pembagian isim dilihat dari segi jumlahnya:
N
O

ISIM

Mufrod

Tasniyah

Jama

TAMBAHAN

CONTOH

: Rofa
: Nashob dan jer

Muzakkar
salim

: Rofa
: Nashob dan jer

Muannas
salim
Jama taksir

alif dan ta ( )

Biasanya mengikuti
wazan:
, , , ,

Keterangan
Untuk mengetahui apakah suatu kalimat isim adalah isim
5

mufrod atau jama taksir, maka caranya adalah langsung


melihat di kamus. Contohnya adalah lafadz dan
. untuk membedakan kedua kalimat ini, maka
caranya adalah langsung lihat dikamus. Setelah lihat
dikamus, lafadz adalah isim mufrod yang artinya
gerhana bulan. Sedangkan lafadz adalah jama
taksir yang artinya adalah beberapa fardlu. Bentuk
mufrodnya adalah .
Jika ada kalimat isim mendapat tambahan ya dan nun ( ) ,
maka kalimat isim tersebut ada dua kemungkinan.
Adakalnya isim tasniyah, adakalanya jama mudzakkar
salim. Untuk membedakan keduanya adalah dengan
melihat syiyaqul kalam (konteks kalimat) pada kalimat
sebelumnya atau sesudahnya, dan juga melihat konteks
arti yang ditunjukkan dalam suatu susunan kalimat.
Contoh: . Pada contoh ini, lafadz ( tangan)
mendapatkan tambahan () , yiatu menjadi . Lafadz
mempunya dua kemungkinan (isim tasniyah atau
jama
mudzakkar
salim).
Setelah
dilihat
konteks
kalimatnya, lafadz adalah isim tasniyah, karena
tangan manusia secara umum hanya ada dua.
Disamping melihat syiyaqul kalam, cara membedakannya
juga dengan melihat harokatnnya.
Pada isim tasniyah, harokat sebelum ya ( ) adalah
fathah, harokat nun adalah kasroh ( ) . Contoh:
(dua orang yang bepergian)
Pada jama mudzakkar salim, harokat sebelum ya ( )
adalah kasroh, harokat nun adalah fathah ( ) . Contoh:
( beberapa orang yang bepergian).
Dilihat dari segi bertanwin atau tidaknya, dibagi menjadi
dua
Isim munshorif, yaitu isim yang bisa bertanwin. Contoh,
(kepala), ( beberapa hal yang disunnahkan). Isim
munshorif ini ada dua macam:
Asli munshorif. Artinya, kalimat isim tersebut tidak ada
illatnya. Contoh: ( kepala)
Aslinya adalah isim ghoiru munshorif (karena ada illat),
akan tetapi isim ghoiru munshorif tersebut didahului
oleh al () , atau menjadi mudlof. Contoh:
(fardlu-fardlunya mandi). Lafadz asalnya adalah
isim ghoiru munshorif karena ada satu illat, yaitu
shighot muntahal jumu. Akan tetapi karena
menjadi mudlof (mudlof ilaihnya adalah )maka
menjadi isim munshorif.
Isim ghoiru munshorif, isim yang tidak bisa bertanwin karena

disebabkan oleh beberapa illat (penyakit/pencegah). Illat


(pencegah) yang mencegah isim untuk bertanwin dibagi
menjadi dua:
Satu illat yang kekuatannya sama dengan dua illat. Satu
illat ada 3 macam:
Alif tanis maqsuroh, yaitu alif yang berbentuk ya tanpa
titik ( )dan setelahnya tidak ada hamzah, yang
merupakan tanda dari isim muannas (perempuan).
Contoh: ( yang kanan)
Alif tanis mamdudah, alif ( ) yang setelahnya terdapat
hamzah yang merupakan tanda dari isim muannas
(perempuan). Contoh: ( padang sahara)
Sighot muntahal jumu:yaitu bentuk dari jama taksir
yang mengikuti wazan (bentuk) atau .
Contoh: ( fardu-fardu). ( beberapa masjid).
Dua illat. Dua illat yang menjadi pencegah isim tidak bisa
bertanwin dibagi menjadi dua:
Illat pertama, ada dua macam: ( berbentuk sifat)
dan ( berbentuk nama)
Illat kedua. Ada dua macam:
Jika illat pertama berupa ( berbentuk sifat),
maka illat kedua berupa:
, yaitu perpindahan bentuk isim kepada bentuk
lain tanpa melakukan proses Ilal. Contoh:
( dua-dua, tiga-tiga, empat-empat).
Bentuk asalnya adalah , ,

, yaitu isim yang mengikuti wazan (bentuk)


yang bentuk muannasnya mengikuti wazan
. Contoh ( yang hitam(laki-laki)), bentuk
muannasnya ( yang hitam (perempuan))
Tambahan alif dan nun () , yaitu isim yang
mendapatkan tambahan alif dan nun yang
mengikuti wazan dan bentuk muannasnya
adalah . Contoh: ( laki-laki yang haus),
bentuk muannasnya ( perempuan yang
haus)
Jika illat pertama berupa ( berbentuk nama),
maka illat kedua berupa:
, yaitu perpindahan bentuk isim kepada bentuk
lain tanpa melakukan proses. Contoh
( umar). Bentuk asalnya adalah
, yaitu isim yang mengikuti wazan (bentuk)
yang bentuk muannasnya mengikuti wazan
. Contoh:
7

Tambahan alif dan nun () , yaitu isim yang


mendapatkan tambahan alif dan nun yang
mengikuti wazan dan bentuk muannasnya
adalah . Contoh:
Tarkib mazji, yaitu susunan dari dua buah kalimat
yang dijadikan satu dan menjadi sebuah nama
atau istilah. Contoh ( nama sebuah
kota). Bentuk asalnya adalah ( hadir) dan
( mati)
Ajamiyah, yaitu nama yang bukan berasal dari
bahasa arab dan tidak mempunyai arti. Contoh
,
Muannas selain alif, yaitu isim yang ada tanda
tanis (perempuan) selain alif, akan tetapi
menggunakan dengan ta marbuthoh ( ) .
Contoh:
Keterangan
Isim ghoiru munshorif, jika bersambung dengan al ( ) atau
menjadi mudlof, maka menjadi munshorif.
Contoh yang bersambung dengan al ( :( ( yang
merah). Lafadz pada asalnya adalah isim ghoiru
munshorif karena ada dua illat, yaitu wasfiyah dan wazan
fiil. Akan tetapi karena isim ghoiru munshorif tersebut
bersambung dengan al ( ) , maka menjadi isim
munshorif.
Contoh yang menjadi mudlof:( fardliu-fardlunya
wudlu). Lafadz pada asalnya adalah isim ghoiru
munshorif karena ada satu illat, yaitu berupa shighot
muntahal jumu. Akan tetapi isim ghoiru tersebut menajadi
mudlof (mudlof ilaihnya adalah ) , maka menjadi
isim munshorif.

Tabel pembagian isim dilihat dari segi bertanwin


atau tidaknya:
N
O
1.

ISIM
Munshor Asli munshorif
if
Aslinya isim ghoiru munshorif
(karena ada illat), akan tetapi
menjadi isim munshorif karena
didahului oleh al
() , atau menjadi mudlof

CONTOH

2.

Ghoiru
munsho
rif

1 illat

Alif tanis maqsuroh ()


Alif tanis mamdudah, alif

()
Sighot muntahal jumu

2 illat

Wasfiyah

Tambahan alif
dan nun ()

Alamiyah

Tambahan alif
dan nun ()
Tarkib mazji

Ajamiyah

Muannas selain
alif

Dilihat dari segi tertentu atau tidaknya dibagi menjadi


dua:
Isim nakiroh, yaitu isim yang menunjukkan makna umum
(tidak tertentu). Selain isim nakiroh disebut isim marifat.
Contoh. ( emas). Kata disini tidak tertentu pada
emas manapun. Isim nakiroh mempunyai dua pengertian:
Isim yang bisa dimasuki al tarif ( : yaitu al yang
menunjukkan arti tertentu/khusus) yang menjadikan
isim tersebut menjadi marifah (tertentu) setelah
kemasukan al tarif tersebut. Contoh: ( perak),
(bangkai). Kata dan itu bisa dimasuki al tarif,
sehingga menjadi ( perak itu) dan ( bangkai itu).
Isim yang lafadznya tidak bisa dimasuki al-tarif akan
tetepi artinya sama dengan isim yang bisa dimasuki al
tarif. Contoh: ( sesuatu), sama artinya dengan kata
( sesuatu). ( seseorang) sama artinya dengan kata
( seseorang)
Isim marifat. Yaitu isim yang menunjukkan arti khusus
(tertentu). Contoh: ( bersesuci yang itu). ( lakilaki itu).
Isim marifat ada 6 macam, yaitu: isim dlomir, isim alam,
isim isyarah, isim maushul, isim nakirah yang dimasuki al
9

tarif, dan isim nakirah yang dimudlofkan kepada isim


marofat. Rinciannya sebagai berikut:
Isim Dlomir, secara arti bahasa sama dengan kata ganti.
Secara istilah yaitu isim yang dipergunakan untuk
kinayah (menyindir) dan sebagai kata ganti dari isim
dzohir (isim yang langsung menyebutkan nama atau
kedudukan suatu benda). Isim dlomir ini pasti kembali
kepada isim dzohir yang berada sebelum isim dlomir.
Contoh: ( kecuali kulitnya
anjing dan babi, dan yang terlahir dari keduanya).
(keduanya) adalah isim dlomir yang kembali kepada
isim dzohir yang berada sebelumnya, yaitu .
Jadi, yang dimaksud keduanya adalah anjing dan babi.
Pembagian dlomir
Ada dua pembagian isim dlomir:
Dilihat dari segi subjeknya dibagi jadi 3:
Ghoib/ghoibah, yaitu kata ganti orang ketiga (yang
dibicarakan). Contoh ( dia laki-laki), ( dia
perempuan)
Mukhotob/mukhotobah, yaitu kata ganti orang kedua
(yang diajak bicara). Contoh, ( kamu laki-laki),
( kamu perempuan)
Mutakallim wahdah/mutakallim maal ghoir, yaitu
kata ganti orang pertama (yang berbicara).
Contoh: ( saya), ( kami)
Dilihat dari bersambung atau tidaknya dibagi menjadi 2,
dlomir muttashil dan munfashil. Rinciannya sebagai
berikut:
Dlomir muttasil (dlomir yang bersambung dengan
kalimat fiil), yaitu isim dlomir yang tidak bisa
dijadikan permulaan kalam (kalimat) dan tidak
bisa jatuh setelah lafaz . Contoh: pada kata
( saya memukul).
Dlomir muttasil dibagi dua, bariz dan mustatir.
Rinciannya sebagai berikut:
Bariz (dlomir yang tampak), yaitu dlomir yang
tampak/kelihatan bentuk dan lafaznya: contoh
pada kata ( saya membasuh/mandi).
kata kelihatan bentuk dan lafaznya. Rincian
dlomir muttasil bariz sebagai berikut:
Irob
Rofa
, Irob
Nashob, Irob Jer, karena:
sebagai:
sebagai:
Menjadi
mudlof
Fail
Maful bih
ilaih
Naibul fail
Isim
amil Huruf jer
Isim amil nawasikh
nawasikh

Fiil Mad}i
(dia satu laki-laki) ( dia satu laki-laki).
(dia dua laki-laki). . Contoh : (dia Contoh: ,
Contoh: ( dia dua memukul dia satu (darinya satu lakilaki-laki telah bekerja) laki-laki)
laki, dengannya
satu laki-laki)

(mereka

banyak
(dia dua laki- ( dia dua laki-laki)
laki-laki). Contoh: laki) . Contoh:
. Contoh:

(dia
perempuan).

dua
(mereka banyak ( mereka banyak

Contoh: laki-laki) . Contoh:

laki-laki) . Contoh:

(mereka banyak
(dia satu
(dia satu
perempuan). Contoh: perempuan)
. perempuan) .

Contoh:
Contoh:
(kamu satu laki(dia dua
(dia dua
laki). Contoh:
perempuan)
perempuan) .
Contoh:
(kamu dua laki-

(mereka

(mereka

laki/perempuan).
Contoh:

banyak
banyak perempuan)
perempuan)
.
. Contoh:
Contoh:
(kamu banyak laki(kamu satu laki(kamu satu
laki). Contoh:
laki)
laki-laki) . Contoh:

(kamu satu
(kamu dua laki(kamu dua lakiperempuan). Contoh: laki) . Contoh:
laki) . Contoh:

(kamu banyak
(kamu banyak

perempuan). Contoh:

laki-laki) . Contoh:

(saya). Contoh:

(kami). Contoh:

Fiil Mudori

laki-laki) . Contoh:

(kamu satu

perempuan)
Contoh:

(kamu banyak

. perempuan) .
Contoh: .

(kamu dua

perempuan)
Contoh:

(kamu dua

. perempuan) .

(kamu banyak
11

(kamu satu

Contoh:

(kamu banyak

(dia dua laki-laki). perempuan)


Contoh:
Contoh:

. perempuan) .
Contoh:

(mereka laki-laki). ( saya) . Contoh:


( saya) .
Contoh:

Contoh:
(dia dua
(kami) . Contoh:
(kami) . Contoh:
perempuan). Contoh:

(mereka banyak

perempuan). Contoh:

(kamu dua lakilaki/perempuan).


Contoh:
(kamu banyak lakilaki). Contoh:
( kamu satu
perempuan). Contoh:

(kamu banyak
perempuan). Contoh:

Fiil Amr
(kamu dua lakilaki/perempuan).
Contoh:
(kamu banyak lakilaki). Contoh:
(kamu satu lakilaki). Contoh:
(kamu banyak
perempuan). Contoh:

Mustatir (yang tersembunyi/tidak tampak), yaitu


dlomir yang tidak tampak/tidak kelihatan bentuk
dan lafaznya. Contoh: ( zaid membasuh
kepalanya). Pada kata ( membasuh), ada isim
dhomir yang tersimpan yaitu ( dia), yang
mengganti kata . Dlomir mustatir ini selamanya
dalam kedudukan irob rofa (menjadi fail, naibul
fail, bersama fiil-fiil istisna, bersama fiil
taajjub). Rincian dlomir mustatir adalah:

tersimpan pada

tersimpan pada

tersimpan pada

tersimpan pada
tersimpan pada
tersimpan pada

tersimpan pada

tersimpan pada
tersimpan pada

Dlomir munfashil (dlomir yang terpisah dari kalimat fiil),


yaitu isim dlomir yang bisa dijadikan permulaan
kalam (kalimat) dan bisa jatuh setelah lafaz .
Contoh kata ( kamu perempuan) pada kalimat
( saya tidak mencintai kecuali hanya
kepadamu). Rincian dlomir munfasil sebagai berikut:
Irob Rofa, sebagai:
Mubtada
Badal
athof
( dia satu laki-laki)

Irob Nashob, sebagai:


Maful bih

(dia satu laki-laki)

( dia dua laki-laki)

(dia dua laki-laki)

(mereka laki-laki)

(mereka laki-laki)

( dia satu perempuan)

(dia satu
perempuan)

( dia dua perempuan)

( mereka perempuan)

(mereka
perempuan)

( kamu satu laki-laki)

(kamu satu laki-laki)

( kamu dua laki-laki)

(kamu dua laki-laki)

( kamu banyak laki-


laki)

(dia dua perempuan)

(kamu banyak laki-

laki)

( kamu
perempuan)

satu
(kamu satu
perempuan)

( kamu

dua
(kamu dua
perempuan)

perempuan)

( kamu

banyak
13

(kamu banyak

perempuan)

perempuan)

(saya)

(saya)

( kami)

(kami)

Isim alam (nama), yaitu isim yang menunjukkan arti nama


secara mutlak, baik nama asli atau nama gelar. Contoh:
( nama orang) ( nama kota). Isim alam dibagi
menjadi 3:
Isim alam kunyah (nama gelar), yaitu nama yang dijadikan
julukan / gelar dari sesuatu yang didahului lafadz
atau . Contoh: ,
Isim alam laqob (nama gelar), yaitu nama yang dijadikan
julukan / gelar dari sesuatu, baik berupa pujian ataupun
celaan, dan tidak didahului oleh kata dan . Contoh:
( gelar bagi orang yang dapat dipercaya).
(gelar bagi orang yang gemuk)
Isim alam isim (nama asli), yaitu nama asli yang tidak
dijadikan gelar dari sesuatu sekalipun mengandung
makna gelar, dan bisa didahului kata dan . Contoh:
( nama asli)
Isim isyaroh (kata petunjuk), yaitu isim yang mengandung
arti petunjuk. Contoh: ( itu). ( disini). Isim isyaroh ada
dua macam:
Menunjukkan keberadaan suatu benda. Contoh: ( ini
sebuah batu). Macam yang ini dibagi menjadi 3:
Menunjukkan benda berjarak dekat, yaitu:
/
(ini) : mufrod mudzakkar
, , , ,
(ini) : mufrod muannas
/
(ini) : tasniyah mudzakkar (rofa)
/
(ini) :
tasniyah
mudzakkar
(nashob / jer)
/
(ini) : tasniyah muannas (rofa)
/
(ini) : tasniyah muannas (nashob /
jer)
, ,
(ini) : jama mudzakkar / muannas
Menunjukkan benda berjarak sedang, yaitu:
/
(itu) : mufrod mudzakkar

(itu) : tasniyah muannas (rofa)

(itu) : tasniyah muannas (nashob / jer)



(itu) : mufrod muannas

(itu) : tasniyah muannas (rofa)

(itu) : tasniyah muannas (nashob / jer)


(itu) : jama mudzakkar / muannas
Menunjukkan benda berjarak jauh, yaitu:

(itu) : mufrod mudzakkar

(itu) : tasniyah mudzakkar (rofa)

(itu) : tasniyah mudzakkar (nashob / jer)

(itu) : mufrod muannas

(itu) : tasniyah muannas (rofa)

(itu) : tasniyah muannas (nashob / jer)

(itu) : jama mudzakkar / muannas


menunjukkan keberadaan suatu tempat. Macam yang ini
juga dibagi 3:
Menunjukkan tempat berjarak jauh, yaitu:

(disini)

Menunjukkan tempat berjarak sedang, yaitu:


,( disana)
Menunjukkan tempat berjarak jauh, yaitu:
, , , , ,( disana)
Isim maushul (kata sambung), yaitu isim yang pasti
membutuhkan shilah dan aid
Keterangan
S}ilah : Sambungan isim maushul yang berupa jumlah,
baik filiyah[berupa susunan fiil dan fail] ataupun ismiyah
[berupa susunan mubtada dan khobar]
aid : dlomir yang kembali pada isim maushul dan dlomir
tersebut harus sesuai dengan isim maushul dari segi
jumlahnya, baik mufrod, tasniyah, dan jama dan sama dari
segi jenisnya) Mudzakkar atau muannas).
Contoh: ( zaid yang ganteng itu datang).
adalah isim maushul yang butuh pada shilah dan aid.
adalah shilah, yaitu berupa susunan jumlah
mubtada dan khobar. adalah aid, yaitu berupa isim
dlomir yang kembali kepada isim maushul
. Isim
maushul dibagi 2:
Khos / mukhtash (khusus), yaitu isim maushul yang hanya
digunakan untuk satu arti / penggunaan saja. Contoh:
( yang), kata ini hanya digunakan untuk
menunjukkan mufrod mudzakkar (laki-laki satu) dan
tidak bisa digunakan untuk arti yang lain. Rinciannya
sebagai berikut:
( yang), untuk mufrod mudzakkar (satu laki-laki)
( yang), utnuk tasniyah mudzakkar (dua laki-laki)
dalam keadaan rofa
( yang), untuk tasniyah mudzakkar dalam keadaan
15

nashob atau jer


,( yang) untuk jama mudzakkar (banyak lakilaki)
( yang), untuk mufrod muannas (satu perempuan)
( yang), untuk tasniyah muannas (dua perempuan)
dalam keadaan rofa
( yang), untuk tasniyah muannas (dua perempuan)
dalam keadaan nashob atau jer
),() ), untuk jama muannas (banyak
perempuan)
Musytarok (tidak khusus), yaitu isim maushul yang bisa
digunakan untuk beberapa arti / penggunaan. Contoh
(seseorang). Kata ini bisa digunakan untuk beberapa arti
/ penggunaan. Kata bisa untuk arti satu orang, dua
orang, atau tiga orang, baik laki-laki atau perempuan.
Isim maushul yang musytarok ini ada 6. Rinciannya
sebagaimana berikut:
( orang/siapapun)
( sesuatu/apapun).
( apapun).
( yang).
( yang mempunyai)
, dengan syarat hatus didahului istifham ( yang
berarti pertanyaan) atau istifham ( yang berarti
pertanyaan).
Isim nakiroh yang dimasuki al tarif( ). Yaitu isim yang
awalnya adalah isim nakiroh lalu dimasuki al tarif( ).
Maka isim tersebut menjadi marifat (tertentu). Contoh:
(seseorang yang gila) menjadi ( orang yang gila
itu)
Isim nakiroh yang menjadi marifat karena dimudofkan
(disandarkan) pada salah satu dari isim-isim marifat yang
lima. Yaitu isim yang awalnya nakiroh (tidak tertentu) lalu
menjadi isim marifat sebab disandarkan (mudhof) pada
isim-isim marifat yang lainnya. Contoh:
( kaki) menjadi ( kakiku). menjadi marifat
Karena disandarkan pada isim dhomir ()
( kaki zaid).
menjadi marifat karena
disandarkan pada isim alam ()
( kakinya orang ini). menjadi marifat karena
disandarkan pada isim isyaroh ()
( kakinya orang yang aku pukul). menjadi
marifat karena disandarkan pada isim maushul ()

( kakinya orang yang tidur). menjadi marifat


karena disandarkan pada isim yang dimasuki ) )
Tabel isim nakirah dan marifat:
N
O
1

ISIM
Nakira Isim yang bisa dimasuki al tarif (
h
)
Isim yang lafadznya tidak bisa
dimasuki al-tarif akan tetepi
artinya sama dengan isim yang
bisa dimasuki al tarif
Marif Isim dlamir (kata ganti)
at

CONTO
H

Isim alam (nama)

Isim isyaroh (kata petunjuk)

Isim maushul (kata sambung)

Isim nakiroh yang dimasuki al tarif (


)
Isim nakiroh yang menjadi marifat
karena dimudofkan

FIIL (KATA KERJA)


Fiil adalah kalimat yang memiliki arti mandiri dan pantas diikat
dengan salah satu dari waktu yang tiga, yaitu mad}i (lampau /
telah) haal (sedang), istiqbal (akan datang). Contoh: kata
pada ( saya sedang mencari air). ( saya telah
menggunakan debu).
Tanda-tanda Fiil
Tanda-tanda yang bisa masuk pada fiil adalah:
Dimasuki
( sungguh-sungguh/hampir/kadangkadang/seringkali). Arti dibagi dua:
Jika masuk pada fiil mad}i (kata kerja lampau), artinya dua:
Sungguh-sungguh terjadi (). Contoh:
(wudumu sungguh-sungguh batal)
Hampir terjadi (). Contoh: ( sholat akan
segera dilaksanakan)
Jika masuk pada fiil mudhori, artinya ada dua:
Kadang-kadang (). Contoh: ( saya kadangkadang pergi ke kota)
Seringkali terjadi (). Contoh: ( saya
seringkali sholat jamaah)
17

Dimasuki huruf tanfis, yaitu ( akan segera dilakukan) dan


(akan; tidak segera dilakukan). Tanda ini hanya bisa masuk
pada kata kerja (fiil) bermakna akan datang (). Contoh:
( saya akan segera keluar rumah),
(saya akan menggunakan mobil)
Bersambung dengan ta tanis sakinah (), yaitu ta sukun yang
menunjukkan bahwa pelakunya adalah perempuan. Tanda ini
hanya masuk pada fiil mad}i. Contoh: ( Fatimah
mensucikan bajunya)
Bersambung dengan ta fail (), yaitu ta yang bermakna
sebagai pelaku (subyek). Tanda ini hanya masuk pada fiil
mad}i. Contoh: ( kamu perempuan masuk masjid)
Bersambung dengan nun taukid (), yaitu nun yang berfungsi
untuk menguatkan perkataan. Tanda ini masuk pada fiil
mudlori (kata kerja bermakna sedang/akan) dan fiil amr
(kata kerja perintah). Contoh: ( dia akan benarbenar menghilangkan najis). ( sungguh-sungguhlah
mencari debu)
Bersambung dengan ya muannas mukhotobah (), yaitu ya
yang berfungsi sebagai tanda bahwa orang yang diajak bicara
adalah perempuan. Tanda ini masuk pada fiil mudlori dan fiil
amr. Contoh: ( kamu perempuan sakit), ( ikutlah
kamu perempuan)
Tabel tanda-tanda fiil:
N
O
1

TANDA FIIL

CONTOH

Dimasuki

Dimasuki huruf tanfis ( dan )

Bersambung dengan ta tanis sakinah (


)
Bersambung dengan ta fail ()

Bersambung dengan nun taukid ()

Bersambung dengan ya muannas


mukhotobah ()

Pembagian Fiil
Ada beberapa pembagian fiil, yaitu:
Dilihat dari segi waktunya
Dilihat dari segi sehat dan sakitnya (ada huruf illat atau tidak)
Dilihat dari segi ada tambahan pada bentuk fiilny atau tidak
Dilihat dari segi ada atau tidaknya objek suatu pekerjaan
Dilihat dari segi adanya pelaku suatu pekerjaan atau tidaknya

Rinciannya sebagai berikut:


Dilihat dari segi waktunya, dibagi menjadi 3:
Fiil mad}i (kata kerja lampau). Yaitu kata kerja yang
bermakna lampau (telah terjadi). Contoh: ( saya
telah makan makanan). Bentuk Tashrif (perubahan) dari
fiil mad}i adalah:
( dia satu laki-laki telah bekerja)
( dia dua laki-laki telah bekerja)
( mereka laki-laki telah bekerja)
( dia satu perempuan telah bekerja)
( dia dua perempuan telah bekerja)
( mereka perempuan telah bekerja)
( kamu satu laki-laki telah bekerja)
( kamu dua laki-laki telah bekerja)
( kamu banyak laki-laki telah bekerja)
( kamu satu perempuan telah bekerja)
( kamu dua perempuan telah bekerja)
( kamu banyak perempuan telah bekerja)
( saya telah bekerja)
( kami telah bekerja)
Fiil mudlori (kata kerja bermakna sedang/akan). Fiil mudhori
selalu didahului oleh salah satu dari huruf mudhoroah yaitu
), , , ). Fiil mudhori adalah kata kerja yang
mengandung makna sedang atau akan melakukan sesuatu.
Contoh: ( dia perempuan akan melahirkan). Bentuk
Tashrifannya sebagai berikut:

Fiil

(dia satu laki-laki sedang/akan bekerja)


(dia dua laki-laki sedang/akan bekerja)
(mereka laki-laki sedang/akan bekerja)
(dia satu perempuan sedang/akan bekerja)
(dia dua perempuan sedang/akan bekerja)
(mereka perempuan sedang/akan bekerja)
(kamu satu laki-laki sedang/akan bekerja)
(kamu dua laki-laki sedang/akan bekerja)
(kamu banyak laki-laki sedang/akan bekerja)
(kamu satu perempuan sedang/akan bekerja)
(kamu dua perempuan sedang/akan bekerja)
(kamu banyak perempuan sedang/akan bekerja)
(saya sedang/akan bekerja)
(kami sedang/akan bekerja)

amr

(kata

kerja

perintah),
19

yaitu

kata

kerja

yang

mengandung arti perintah. Contoh: ( berwudulah).


Tashrifannya sebagai berikut:
( bekerjalah kamu satu laki-laki)
( bekerjalah kamu dua laki-laki)
( bekerjalah kamu banyak laki-laki)
( bekerjalah kamu satu perempuan)
( bekerjalah kamu dua perempuan)
( bekerjalah kamu banyak perempuan)
Tabel pembagian fiil dilihat dari segi waktunya:
N
O
1

Fiil mad}i

Fiil mudlori

Fiil amr

FIIL

WAKTU
Lampau (telah
terjadi)
Sedang/akan terjadi
Perintah (akan
terjadi)

CONTOH

Dilihat dari segi sehat atau sakitnya (ada huruf illat atau
tidaknya), dibagi menjadi 2:
Fiil shohih (sehat), yaitu kata kerja yang bentuk lafaz aslinya
terdiri dari huruf-huruf yang sehat (salah satu hurufnya
tidak berupa huruf illat / penyakit yang tiga, yaitu ya, alif,
wawu / ,/ ,). Contoh, ( dia menutupi aurot).
Salah satu huruf pada bukan ,/ , .
Fiil shohih ini dibagi menjadi 3 macam:
Salim (selamat), yaitu kata kerja (fiil) yang salah satu
hurufnya bukan berupa huruf illat, hamzah (), mudoaf
(ganda). Contoh: ( meninggalkan / membelakangi)
Mahmuz (berhamzah), yaitu kata kerja (fiil) yang salah
satu huruf aslinyanya adalah berupa hamzah ( ) .
Contoh: (membaca).
Mudhoaf (ganda), yaitu kata kerja (fiil) yang salah satu
huruf aslinya diulang / ganda. Contoh: ( lewat). Bentuk
tashrifnya adalah:

(dia satu laki-laki telah lewat)


(dia dua laki-laki telah lewat)
(mereka laki-laki telah lewat)
(dia satu perempuan telah lewat)
(dia dua perempuan telah lewat)
(mereka perempuan telah lewat)
(kamu satu laki-laki telah lewat)
(kamu dua laki-laki telah lewat)

(kamu banyak laki-laki telah lewat)


(kamu satu perempuan telah lewat)
(kamu dua perempuan telah lewat)
(kamu banyak perempuan telah lewat)
(saya telah lewat)
(kami telah lewat)

Fiil mutal. Yaitu kata kerja yang salah satu huruf aslinya
berupa huruf illat / penyakit berupa ya, alif, wawu (,/ ,
). Contoh: ( boleh). Pada kata ada huruf illat alif ( ) .
Tashrifnya adalah:

(dia satu laki-laki telah berperang)


( dia dua laki-laki telah berperang)
( mereka laki-laki telah berperang)
( dia satu perempuan telah berperang)
( dia dua perempuan telah berperang)
( mereka perempuan telah berperang)
( kamu satu laki-laki telah berperang)
( kamu dua laki-laki telah berperang)
( kamu banyak laki-laki telah berperang)
( kamu satu perempuan telah berperang)
( kamu dua perempuan telah berperang)
( kamu banyak perempuan telah berperang)
( saya telah berperang)
( kami telah berperang)
Keterangan:
Pada kata .
: disebut fa fiil
: disebut ain fiil
: disebut lam fiil
Pada Fiil mutal, adakalnya terdapat huruf illat pada:
Fa fiilnya, contoh: ( mewarisi)
ain fiilnya, contoh: ( menjual)
Lam fiilnya, contoh: ( rela)
dua huruf illat sekaligus, contoh: ( memenuhi)
Jika kalimat fiil ada huruf illat alif pada ain fiilnya, maka
asal dari alif itu adalah wawu atau ya. Contoh: . huruf
illat pada lafadz ini asalnya adalah:
wawu, yaitu . tashrifnya adalah , artinya
berkata
ya, yaitu . tashrifnya adalah , artinya
tidur tengah hari.
Jadi, lafadz mempunyai dua arti, adakalnya berarti
berkata, adakalnya berarti tidur tengah hari. Untuk
mengetahui apakah lafadz berarti berkata atau
21

tidur tengah hari, maka harus lihat syiyaqul kalam,


yaitu melihat konteks kalimat arti mana yang lebih pas
dalam suatu susunan kalimat.
Tabel pembagian fiil shahih dan mutal:
NO
1

Fiil shohih

Fiil mutal

FIIL

CONTOH

Salim

Mahmuz

Mudhoaf

Fa fiilnya

ain fiilnya

Lam fiilnya

Dilihat dari segi ada tambahan atau tidaknya bentuk fiil,


dibagi menjadi 2, fiil mujarrod dan mazid. Rinciannya
sebagai berikut:
Fiil Mujarrod (sendiri / tidak ada tambahan), yaitu kata kerja
yang huruf pada fiil mad}inya adalah asli tanpa ada
tambahan huruf. Contoh: ( berhadas).
Fiil mujarrod ini dibagi menjadi 2, tsulasi dan rubai.
Rinciannya sebagai berikut:
Tsulasi (tiga huruf), yaitu kata kerja (fiil) yang fiil
mad}inya terdiri dari tiga huruf asli tanpa ada tambahan
huruf lain. Contoh: ( wajib). Fiil tsulasi ini ada enam
wazan:
Wazan yang pertama adalah:
N
o
1

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Artinya

Fiil madly

Telah bekerja

Fiil mudlori

Sedang/akan bekerja

Isim masdar tanpa Pekerjaan


mim ( )
Isim masdar dengan Pekerjaan
mim ( )
Isim dlomir
Dia laki-laki

Isim fail

(Orang/sesuatu) Yang
bekerja

Isim isyaroh

Itu

Isim maful

(Orang/sesuatu)Yang
dikerjakan

Fiil amr

Bekerjalah

1
0
1
1
1
2

Fiil nahi

Jangan bekerja

Isim zaman/makan

Waktu/tempat bekerja

Isim alat

Alat bekerja

Wazan yang kedua adalah:


No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Artinya

Fiil madly

Telah bekerja

Fiil mudlori

Sedang/akan bekerja

Isim masdar tanpa Pekerjaan


mim
Isim masdar dengan Pekerjaan
mim
Isim dlomir
Dia laki-laki

Isim fail

(Orang/sesuatu) Yang
bekerja

Isim isyaroh

Itu

Isim maful

(Orang/sesuatu)Yang
dikerjakan

Fiil amr

Bekerjalah

10

Fiil nahi

Jangan bekerja

11

Isim zaman/makan

Waktu/tempat bekerja

12

Isim alat

Alat bekerja

Wazan yang ketiga adalah:


No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Artinya

Fiil madly

Telah bekerja

Fiil mudlori

Sedang/akan bekerja
23

Isim masdar tanpa Pekerjaan


mim
Isim masdar dengan Pekerjaan
mim
Isim dlomir
Dia laki-laki

Isim fail

(Orang/sesuatu) Yang
bekerja

Isim isyaroh

Itu

Isim maful

(Orang/sesuatu)Yang
dikerjakan

Fiil amr

Bekerjalah

10

Fiil nahi

Jangan bekerja

11

Isim zaman/makan

Waktu/tempat bekerja

12

Isim alat

Alat bekerja

Wazan yang keempat adalah:


No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Artinya

Fiil madly

Telah bekerja

Fiil mudlori

Sedang/akan bekerja

Isim masdar tanpa Pekerjaan


mim
Isim masdar dengan Pekerjaan
mim
Isim dlomir
Dia laki-laki

Isim fail

(Orang/sesuatu) Yang
bekerja

Isim isyaroh

Itu

Isim maful

(Orang/sesuatu)Yang
dikerjakan

Fiil amr

Bekerjalah

10

Fiil nahi

Jangan bekerja

11

Isim zaman/makan

Waktu/tempat bekerja

Wazan yang kelima adalah:


No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Artinya

Fiil madly

Telah bekerja

Fiil mudlori

Sedang/akan bekerja

Isim masdar tanpa Pekerjaan


mim
Isim masdar dengan Pekerjaan
mim
Isim dlomir
Dia laki-laki

Sifat mushabihat

(Orang/sesuatu) Yang
bekerja

Fiil amr

Bekerjalah

Fiil nahi

Jangan bekerja

Isim zaman/makan

Waktu/tempat bekerja

Wazan yang keenam adalah:


No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Artinya

Fiil madly

Telah bekerja

Fiil mudlori

Sedang/akan bekerja

Isim masdar tanpa Pekerjaan


mim
Isim masdar dengan Pekerjaan
mim
Isim dlomir
Dia laki-laki

Isim fail

(Orang/sesuatu) Yang
bekerja

Isim isyaroh

Itu

Isim maful

(Orang/sesuatu)Yang
dikerjakan

Fiil amr

Bekerjalah

10

Fiil nahi

Jangan bekerja

11

Isim zaman/makan

Waktu/tempat bekerja

25

RubaI (empat huruf), yaitu kata kerja (fiil) yang fiil


mad}inya terdiri dari empat huruf tanpa ada tambahan
huruf lain. Contoh: ( memakai jilbab). Wazan fiil
rubaI hanya 1:
N
o
1

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Artinya

Fiil madly

Telah bekerja

Fiil mudlori

Sedang/akan bekerja

Pekerjaan

Isim masdar tanpa


mim
Isim masdar tanpa
mim
Isim masdar dengan
mim
Isim dlomir

Isim fail

(Orang/sesuatu) Yang
bekerja

Isim isyaroh

Itu

Isim maful

(Orang/sesuatu)Yang
dikerjakan

1
0
1
1
1
2

Fiil amr

Bekerjalah

Fiil nahi

Jangan bekerja

Isim zaman/makan

Waktu/tempat bekerja

Pekerjaan
Pekerjaan
Dia laki-laki

Fiil Mazid (ada tambahan huruf), yaitu kata kerja (fiil) yang
huruf asli pada fiil mad}inya terdiri lebih dari tiga huruf
(ada tambahan huruf). Huruf-huruf tambahan ada sepuluh (
) . Contoh: ( bercampur). Fiil mazid ada
dua macam, tsulasi dan rubai. Rinciannya sebagai berikut:
Mazid tsulasi (lebih dari tiga huruf asal), yaitu kata kerja
(fiil) yang fiil mad}inya lebih dari tiga huruf asal karena
ada tambahan huruf lain, baik tambahannya 1 huruf
(contoh: : membatalkan), 2 huruf (contoh:
:berangkat), atau 3 huruf (contoh:
:
menggunakan). Mazid sulasi ini ada 12 wazan:
Wazan pertama:

No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim masdar tanpa
mim
Isim masdar tanpa
mim
Isim masdar tanpa
mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

10

Isim isyaroh

11

Isim maful

12

Fiil amr

13

Fiil nahi

14

Isim zaman/makan

Tadiyah (menunjukkan arti


pekerjaan yang butuh
pada objek). Contoh:
( zaid
membahagiakan amr)
Memperbanyak
suatu
pekerjaan. Contoh:
( zaid
memotong-motong tali)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Wazan kedua:
No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Menunjukkan
melakukan
27

arti

saling
suatu

pekerjaan
bersamaan.
Contoh:
(zaid dan amr saling
memukul)
Memperbanyak
suatu
pekerjaan.
Contoh:
( mudahmudahan
Allah
melipatgandakan)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus
2

Fiil mudlori

Isim
masdar
dengan mim
Isim masdar tanpa
mim
Isim masdar tanpa
mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

10

Fiil amr

11

Fiil nahi

12

Isim zaman

13

Isim makan
Wazan ketiga:

No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat
Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf


Menunjukkan
arti
pekerjaan yang butuh
pada objek. Contoh:
( saya
memulyakan zaid)
Masuk pada suatu hal.
Contoh:
(musafir
itu
masuk

waktu sore)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus
2

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan
Wazan keempat:

No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa

Menunjukkan
arti
dua
orang atau lebih saling
melakukan
pekerjaan
yang
sama.
Contoh:
( kaum itu
saling berdamai)
Arti
pura-pura
(bukan
kenyataan).
Contoh:
( zaid pura-pura
sakit)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

29

mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan
Wazan kelima:

N
o
1

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim masdar dengan
mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Faidah Tambahan Huruf


MMenunjukkan arti hasil dari
suatu pekerjaan. Contoh:
,( saya
memecahkan kaca, maka
kaca itu terpecah)
mMembebankan diri untuk
menghasilkan
suatu
pekerjaan. Contoh:
( zaid
berusaha
menjadi berani)
fFaidah-faidah
lain
yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Fiil amr

1
0
1
1
1
2

Fiil nahi

Isim zaman

Isim makan

Wazan keenam:
No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan

Menunjukkan arti hasil dari


suatu
pekerjaan.
Contoh: ,
(saya
mengumpulkan
unta, maka unta itu
berkumpul)
Menggunakan
atau
mengambil
sesuatu.
Contoh: ( zaid
mengambil roti)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Wazan ketujuh:
31

No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan

Faidah Tambahan Huruf


Menunjukkan arti hasil dari
suatu
pekerjaan.
Contoh: ,
( saya
memecahkan
kaca,
maka kaca itu terpecah)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Wazan kedelapan:
No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat
Fiil madly

Faidah Tambahan Huruf


Menunjukkan arti masuk
pada
sifat
tertentu.
Contoh:

(wajahnya
menjadi
merah)
Mempersangat suatu sifat
atau pekerjaan. Contoh:
( malam sangan
gelap/hitam)

Faidah-faidah lain yang


lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus
2

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan
Wazan kesembilan:

No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa

Menunjukkan arti meminta


suatu
pekerjaan.
Contoh: ( saya
meminta ampun kepada
Allah)
Menemukan
/
mendapatkan
sifat
tertentu. Contoh:
( saya menganggap
baik/mendapatkan
hal
yang baik pada sesuatu
itu)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

33

mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan
Wazan kesepuluh:

No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

Faidah Tambahan Huruf


Mempersangat
suatu
pekerjaan.
Contoh:
( zaid menjadi
sangat bungkuk)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

12

Isim makan

Wazan kesebelas
No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan

Mempersangat suatu sifat


tertentu. Contoh:
( pisang itu sangat
kuning)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Wazan keduabelas
No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Mempersangat suatu hal.


Contoh: ( rumah
itu sangat besar)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

35

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan

Mazid Rubai (lebih dari empat huruf asal), yaitu kata kerja
(fiil) yang fiil mad}inya lebih dari empat huruf asal
karena ada tambahan huruf lain, baik tambahannya
satu huruf (contoh:
: bertayammum), atau
tambahannya 2 huruf (contoh: :
).
mazid rubaI ini ada tiga wazan:
Wazan pertama:
No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim

Faidah Tambahan Huruf


Menunjukkan arti hasil dari
suatu
pekerjaan.
Contoh: ,
( saya
mengguling-gulingkan
batu, maka batu itu
terguling)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan
Wazan kedua:

No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Faidah Tambahan Huruf

Fiil madly

Menunjukkan arti hasil dari


suatu
pekerjaan.
Contoh:

(
)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

Fiil amr

10

Fiil nahi

11

Isim zaman

12

Isim makan
37

Wazan ketiga:
No

Wazan
Ukuran

/ Jenis Kalimat

Fiil madly

Fiil mudlori

Isim masdar tanpa


mim
Isim masdar tanpa
mim
Isim
masdar
dengan mim
Isim dlomir

Isim fail

Isim isyaroh

Isim maful

10

Fiil amr

11

Fiil nahi

12

Isim zaman

13

Isim makan

Faidah Tambahan Huruf


Menunjukkan
arti
mempersangat
suatu
pekerjaan. Contoh:
( zaid sangat tenang)
Faidah-faidah lain yang
lebih jelasnya, langsung
lihat di kamus

Keterangan:
Fiil mad}i: yaitu kata kerja yang bermakna lampau (telah
dikerjakan). Contoh: ( dia telah menolong). Penjelasan lebih
rinci telah dijelakan pada pembahasan sebelumnya.
Fiil mudlori. Yaitu kata kerja yang bermakna sedang / akan
melakukan suatu pekerjaan. Contoh: ( dia sedang / akan
memukul). Penjelasan lebih rinci telah dijelaskan pada
pembahasan sebelumnya.
Isim masdar tanpa mim ( ): yaitu kata benda yang huruf awalnya
tidak berupa mim, yang menunjukkan arti suatu peristiwa /
kejadian dan tidak bersamaan dengan waktu. bentuk wazan /
ukuran lafadz dari isim masdar ini dibagi menjadi dua:

Jika berupa tsulasi mujarrod (huruf aslinya tiga), maka bentuk


wazannya adalah samaI (lafaz-lafaznya sudah ditentukan dari
orang arab dan tidak bisa disamakan dalam satu atau dua
wazan tertentu. Contoh: jika fiil mad}inya maka bentuk
isim masdarnya tidak pasti mengikuti wazan ). Jadi, untuk
mencari bentuk lafaznya bisa melihat langsung di kamuskamus bahasa arab-indonesia. Contoh: ( berdiri) fiil
mad}inya adalah ( telah berdiri). ini tidak mengikuti
wazan isim masdar, yaitu
Jika berupa selain tsulasi mujarrod, maka hukumnya qiyasi
(lafaznya bisa disamakan dengan wazan tertentu. Contoh: jika
wazan fiil mad}inya adalah , maka bentuk lafaz isim
masdarnya pasti mengikuti wazan ). Contoh:
(pemulyaan / memulyakan), fiil mad}linya adalah
(memulyakan). ini mengikuti wazan isim masdar, yaitu

Isim masdar dengan mim ( ): yaitu kata benda yang huruf awalnya
berupa mim, yang menunjukkan arti suatu peristiwa / kejadian
dan tidak bersamaan dengan waktu. bentuk wazan dari isim
masdar dengan mim ini hukumnya qiyasi (lafadznya bisa
disamakan dengan wazan tertentu). Contoh: ( pertolongan),
fiil mad}inya adalah ( telah menolong). ini mengikuti
wazan isim masdar, yaitu:
Isim dlomir. yaitu isim yang dipergunakan untuk kinayah
(menyindir) dan sebagai kata ganti dari isim dzohir (isim yang
langsung menyebutkan nama atau kedudukan suatu benda).
Contoh: ( dia)
Isim isyaroh. yaitu isim yang mengandung arti petunjuk. Contoh:
(itu). ( disini).
Isim fail. Secara sederhana isim fail adalah subyek atau pelaku dari
suatu pekerjaan. Secara istilah, isim fail adalah sifat yang bentuk
lafadznya diambil dari fiil mabni malum (kata kerja yang
pelakunya ada/diketahui) untuk menunjukkan suatu arti yang
ada pada sesuatu yang disifati (maushuf). Sifat yang melekat
pada sesuatu yang disifati ini bersifat sementara sesuai
perubahan waktu. Contoh:
( orang yang menolong),
mengikuti wazan , fiil mad}inya adalah ( dia telah
menolong). Jadi, sifat menolong ini tidak selamanya melekat
pada seseorang dan bisa terlepas darinya. Ketika seseorang
tidak lagi menolong, maka dia bukan lagi Orang yang menolong.
Jadi sifat menolong ini bisa dilepas dari seseorang.
Wazan dari isim fail hukumnya qiyasi (lafaznya bisa disamakan
dengan wazan-wazan tertentu). Tashrif dari isim fail adalah:
: orang / sesuatu (satu laki-laki) yang bekerja
: orang / sesuatu (dua laki-laki) yang bekerja
: orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja
39

: orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja


: orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja
: orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja
: orang / sesuatu (satu perempuan) yang bekerja
: orang / sesuatu (dua perempuan) yang bekerja
: orang / sesuatu (banyak) perempuan yang bekerja
: orang / sesuatu (banyak) perempuan yang bekerja
Shighot mubalaghoh, yaitu lafadz yang menunjukkan makna isim
fail yang dipersangat. Wazan shighot mubalaghoh ada 11, yaitu:
. contoh: ( yang sangat / maha memaksa)
. contoh:( yang sangat utama)
. contoh:( yang sangat jujur / terpercaya)
. contoh:( yang sangat paham)
. contoh:( yang sangat miskin)
. contoh:( yang banyak minum)
. contoh:( yang sangat tahu)
. contoh:( yang maha mengawasi)
. contoh:( yang sangat besar)
. contoh:( yang sangat / maha suci)
. contoh:( yang maha berdiri dengan sendirinya)
Wazan-wazan shighot mubalaghoh ini sifatnya samai. artinya
tidak semua isim fail bisa langsung dicocokkan dengan salah
satu dari wazan ini. Untuk mengetahui apakah isim fail adalah
berupa sighot mubalaghoh, maka harus melihat langsung di
kamus.
Sifat Mushabihat. Yaitu sifat yang bentuk lafadznya diambil dari fiil
mabni malum (kata kerja yang pelakunya ada/diketahui) untuk
menunjukkan suatu arti yang ada pada sesuatu yang disifati
(maushuf). Sifat yang melekat pada sesuatu yang disifati ini
bersifat permanen (tetap). Contoh: ( yang bagus / ganteng).
Maka, sifat ganteng yang melekat pada seseorang tidak bisa
terlepas darinya.
Isim Maful. Secara sederhana isim maful adalah objek dari suatu
pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari fiil madly.
Contoh: ( orang / sesuatu yang dipukul) mengikuti wazan
, bentuk fiil mad}inya adalah ( dia telah memukul).
tashrif dari isim maful adalah:

: orang / sesuatu (satu laki-laki) yang dikerjakan


: orang / sesuatu (dua laki-laki) yang dikerjakan

: orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang dikerjakan

: orang / sesuatu (banyak) yang dikerjakan


: orang / sesuatu (satu) perempuan yang dikerjakan

: orang / sesuatu (dua perempuan) yang dikerjakan

: orang / sesuatu (banyak) perempuan yang


dikerjakan
Fiil amr. Yaitu kata kerja yang menunjukkan arti perintah. Contoh:
( tolonglah), mengikuti wazan , fiil mad}inya adalah
(dia telah menolong). Pembahasan lebih rinci dijelaskan pada
pembahasan fiil amr
Fiil nahi. Yaitu kata kerja yang menunjukkan arti larangan
melakukan suatu pekerjaan. Contoh: ( jangan kamu
pukul), mengikuti wazan , bentuk fiil mad}inya adalah
(dia telah memukul). Tashrif fiil nahi adalah:

: Jangan bekerja (dia satu laki-laki)


: Jangan bekerja (dia dua laki-laki)
: Jangan bekerja (mereka laki-laki)
: Jangan bekerja (dia satu perempuan)
: Jangan bekerja (dia dua perempuan)
: Jangan bekerja (mereka perempuan)
: Jangan bekerja (kamu satu laki-laki)
: Jangan bekerja (kamu dua laki-laki)
: Jangan bekerja (kamu banyak laki-laki)
: Jangan bekerja (kamu satu perempuan)
: Jangan bekerja (kamu dua perempuan)
: Jangan bekerja (kamu banyak perempuan)
Isim zaman. Yaitu isim yang menunjukkan arti waktu terjadinya
suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari bentuk fiil
mad}i. Contoh: ( waktu terbenam / maghrib), mengikuti
wazan , fiil mad}inya adalah ( telah terbenam). Tashrif
isim zaman adalah:

: (satu) waktu bekerja


: (dua) waktu bekerja
: (banyak/beberapa) waktu bekerja
Isim makan. Yaitu isim yang menunjukkan arti tempat terjadinya
suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari bentuk fiil
madly. Contoh: ( tempat sujud / masjid), mengikuti wazan
, fiil mad}inya adalah ( dia telah sujud)

: (satu) tempat bekerja


41

: (dua) tempat bekerja


: (banyak/beberapa) tempat bekerja
Isim alat. Yaitu isim yang menunjukkan arti alat untuk bekerja, yang
bentuk lafadznya diambil dari fiil madly. Contoh: ( alat
untuk menyapu / sapu) mengikuti wazan , fiil madlynya
adalah ( dia telah menyapu). Tashrif isim alat adalah:

: (satu) alat untuk bekerja


: (dua) alat untuk bekerja
: (banyak/beberapa) alat untuk bekerja
Isim tafdlil, yaitu sifat yang diambil dari fiil untuk menunjukkan
bahwa ada dua hal yang mempunyai sifat yang sama, akan
tetapi salah satunya mempunyai sifat yang lebih dari yang lain.
Wazan dari isim tafdil adalah ( untuk mudzakkar) dan
(untuk muannas). Contoh: ( kholil lebih alim dari
said). ( fatimah lebih alim dari zainab)
Hamzah pada wazan dibuang pada tiga lafadz, yaitu
(lebih baik), ( lebih jelek), ( lebih senang).
Fiil taajjub, yaitu fiil yang menunjukkan rasa heran atau kagum
terhadap sesuatu. Fiil taajjub adakalnya:
Dengan shighot / bentuk fiil tertentu, yaitu ada dua:
. contoh: ( betapa indahnya
pemandangan ini)
. contoh:( betapa jelek akhlaknya)
dengan lafadz-lafadz yang menunjukkan makna keheranan atau
kekaguman. Contoh: ( bagaimana
mungkin kalian mengingkari Allah padahal kalian mati
kemudian Allah hidupkan???)
Keterangan lain:
Yang dimaksud tashrif adalah perubahan kalimat dari satu
bentuk ke bentuk yang lain karena adanya perbedaan arti,
seperti fiil madly yang berubah ke fiil mudlori, isim masdar,
isim fail, isim maful, fiil amr, isim zaman dan makan, dan
isim alat. Adanya perubahan ini menghasilkan arti yang
berbeda. Contoh: ( fiil mad}i) artinya telah bekerja, lalu
berubah kepada bentuk ( isim fail) artinya orang yang
bekerja. Perubahan ( fiil mad}i) ke ( isim fail) inilah
yang disebut tashrif.
Untuk mengetahui jenis dari suatu kalimat (fiil madly, fiil
mudlori, isim masdar tanpa mim, isim masdar dengan mim,
isim fail, sifat musyabihat, isim maful, fiil amr, isim zaman,
isim makan, atau isim alat), maka harus dilihat bentuk
wazannya dan harus melihat syiyaqul kalam (konteks
perkataan).
Contoh: ( air itu adalah air yang telah

digunakan). Jenis kalimat dari lafadz mempunyai 5


kemungkinan, yaitu:
Masdar dengan mim, artinya penggunaan
Isim fail, artinya yang menggunakan
Isim maful, artinya yang digunakan
Isim zaman, artinya waktu menggunakan
Isim makan, artinya tempat menggunakan
Melihat konteks perkataannya, jenis kalimat yang cocok
pada lafadz adalah isim maful (yang digunakan).
Jadi arti dari contoh itu adalah air yang digunakan.
Contoh:( membasuh muka). Jenis kalimat dari lafadz
mempunyai 2 kemungkinan, yaitu fiil madly dan isim
masdar tanpa mim. Melihat konteksnya, lafadz adalah
isim masdar tanpa mim karena adalah susunan
mudlof ( )dan mudlof ilaih (). Sedangkan mudlof
dan mudlof ilaih harus sama-sama berupa isim.
Dilihat dari segi ada tashrif atau tidaknya, isim dibagi menjadi
dua:
Isim musytaq, yaitu isim yang bentukknya diambil dari fiil
madly. Isim musytaq ini ada 10, yaitu:
Isim fail. Contoh: ( yang mensucikan). Fiil mad}inya
adalah
Isim maful. Contoh:( yang digunakan). Fiil
mad}inya adalah
Sifat musyabihat. Contoh:( yang bagus). Fiil mad}inya
adalah
Sighot mubalaghoh ( yang sangat alim). Fiil
mad}inya adalah
Isim tafdlil. Contoh: ( lebih utama). Fiil mad}inya
adalah
Isim zaman. Contoh:( waktu terbenam). Fiil mad}inya
adalah
Isim makan. Contoh:( tempat sujud). Fiil mad}inya
adalah
Masdar dengan mim. Contoh: ( pemulyaan). Fiil
mad}inya adalah
Masdar fiil dari selain fiil tsulatsi mujarrod. Contoh:
(istinja / bersesuci). Fiil mad}inya adalah
Isim alat. Contoh:( alat menyapu). Fiil mad}inya
adalah
Isim jamid, yaitu kalimat isim yang bentuknya tidak diambil
dari fiil madly. Contoh: ( batu). Lafadz adalah isim
jamid karena bentuknya tidak diambil dari fiil madly.
Termasuk dari isim jamid adalah bentuk masdar dari fiil
tsulasi mujarrod. Contoh: ( membaca).
43

Tabel fiil mujarrad dan mazid:


CONTOH

WAZAN

FIIL

N
O

Tsulasi (tiga
)huruf

Rubai (empat
)huruf
Tsulasi (tiga

)huruf

Rubai (empat
)huruf

Fiil
Mujarrod

Fiil Mazid

1.

2.

Dilihat dari segi ada atau tidaknya objek suatu pekerjaan,


dibagi menjadi dua:

Fiil lazim, yaitu fiil yang tidak butuh pada objek (intransitiv).
Jadi fiil lazim hanya terdiri dari fiil (kata kerja) dan failnya
(pelaku). Contoh: ( air itu suci). Lafadz ( suci)
disebut fiil lazim karena tidak butuh pada objek. jadi yang
ada hanya fiil ( )dan failnya ()
Fiil mutaaddi, yaitu fiil yang butuh pada objek (transitiv).
jadi fiil mutaaddi terdiri dari fiil (kata kerja), fail (pelaku),
dan maful (objek). contoh: ( zaid mensucikan
baju). Lafadz ( mensucikan) disebut fiil mutaaddi
karena butuh pada objek, yaitu ( baju). Jadi, orang
yang mensucikan, pasti ada sesuatu yang menjadi objek
untuk disucikan, dalam hal ini adalah baju. Pada contoh ini
terdiri dari fiil (), fail () , dan maful () .
Bentuk fiil mutaaddi ada 5 macam, yaitu:
Berupa fiil mujarrod (tidak ada tambahan huruf). Contoh:
( tidur itu membatalkan wudlu). Jadi,
(membatalkan) adalah fiil mutaaddi yang berupa fiil
mujarrod. Walaupun tidak ada tambahan huruf, lafadz
dengan sendirinya sudah menjadi mutaaddi.
Untuk mengetahui apakah fiil mujarrod menunjukkan
fiil lazim atau mutaaddi, harus langsung lihat di kamus.
Ada hamzah ( ) awal kalimat. Contoh:
(haidl itu mewajibkan mandi). Jadi, ( mewajibkan)
adalah fiil mutaaddi karena didahului oleh hamzah ( )
di awalnya. Jika hamzah ( ) tersebut dibuang, maka
menjadi fiil lazim ( : wajib).
Ada tadlif (huruf ganda) di ain fiilnya. Contoh:
(zaid mensucikan baju). Jadi, ( mensucikan) adalah
fiil mutaaddi karena ain fiilnya ( ) berupa tadlif (
). Jika tadlif tersebut tidak ada, maka menjadi fiil
lazim ( : suci)
Dengan perantara huruf jer. Contoh:( zaid
menyenangi ilmu). Jadi, adalah fiil mutaaddi
karena ada perantara huruf jer ( )
Dengan perantara dzorof. Contoh:
(seseorang duduk dibawah pohon). Jadi, adalah fiil
mutaaddi dengan perantara dzaraf ()
Keterangan
Untuk mengetahui apakah kalimat fiil adalah fiil lazim
atau fiil mutaaddi, harus melihat syiyaqul kalam (konteks
perkataan).
Contoh: ( kulit bangkai bisa suci dengan
cara disamak). lafadz adalah fiil lazim karena
dilihat dari konteks perkataannya, menunjukkan fiil
45

lazim, yaitu berarti suci (tidak butuh pada objek).


Contoh: ( samak itu bisa mensucikan kulit
bangkai). Lafadz adalah fiil mutaaddi karena
dilihat dari konteks perkataannyanya, menunjukkan
arti fiil mutaaddi, yaitu berarti mensucikan (butuh
pada objek).
Table fiil lazim dan mutaaddi:
N
O
1
2

FIIL

Fiil lazim
Fiil
mutaaddi

CONTOH

Berupa fiil mujarrod

Ada hamzah ( ) awal


kalimat
Ada tadlif (huruf ganda) di
ain fiilnya
Dengan perantara huruf jer

Dengan perantara dzorof

Dilihat dari segi ada atau tidaknya pelaku suatu


pekerjaan, dibagi menjadi dua:
Mabni malum (kata kerja aktif). Fiil mabni malum adalah
kata kerja yang pelaku / subyeknya disebutkan dalam
sebuah perkataan. Dalam bahasa Indonesia, fiil mabni
malum disebut kata kerja aktif. Contoh: ( zaid
telah menolong muhammad). Palaku / subyek (fail) dari
kalimat ( menolong) disebutkan, yaitu kata . Jadi,
adalah pelaku / subyek dari . Subyek / pelaku dari fiil
mabni malum ini disebut Fail. Wazan dari Fiil mabni
malum ini telah dijelaskan pada pembahasan fiil mad}i
dan fiil mudlori
Mabni majhul (kata kerja pasif). Fiil mabni majhul adalah kata
kerja yang pelaku / subyeknya tidak disebutkan dalam
suatu perkataan, akan tetapi objeknyalah yang disebutkan
sebagai ganti dari subyek. Contoh: ( Muhammad
telah ditolong). Pelaku / subyek dari kata tidak
disebutkan. Justru yang disebutkan adalah obyek dari ,
yaitu . Kata ini adalah obyek yang menggantikan
subyek / pelaku yang tidak disebutkan. Asalnya adalah
( zaid telah menolong muhammad). Kata
sebagai subyek inilah yang tidak disebutkan, lalu diganti

oleh kata . Subyek dari fiil mabni majhul ini disebut


naibul fail.
Ada beberapa alasan kenapa subyek / pelaku tidak
disebutkan dalam suatu perkataan (kalam). Alasan-alasan
tersebut diantaranya:
Untuk meringkas sebuah perkataan
Karena subyek / pelakunya telah diketahui
Karena subyek / pelakunya tidak diketahui
Karena takut untuk menyebut subyek / pelaku
Untuk meremehkan subyek / pelaku
Untuk mengagungkan subyek / pelaku
Untuk mengkaburkan identitas subyek / pelaku
Dan lain-lain
Wazan Fiil Mabni Majhul
Wazan dari fiil mabni majhul ini adalah sebagai berikut:
Fiil mad}i.
Jika berupa fiil madly yang ain fiilnya tidak berupa
huruf illat (ya, alif, wawu / ,/ ,), maka wazan
fiil mabni majhulnya adalah huruf pertama
berharokat dlommah ( ) dan huruf sebelum akhir
berharokat kasroh ( ). Contoh:
( dia telah menolong)
: mabni malum
Menjadi ( dia telah ditolong) : mabni majhul
, huruf pertama berharokat dlommah (), huruf
sebelum akhir berharokat kasroh ().
Jika fiil mad}inya ada tambahan huruf ta ()
diawalnya, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah
huruf pertama dan kedua berharokat dlommah ( )
dan huruf sebelum akhir berharokat kasroh ( ).
Contoh:
( dia telah belajar)
: mabni malum
Menjadi ( telah dipelajari)
: mabni majhul
, huruf pertama dan kedua berharokat dlommah (
dan ), huruf sebelum akhir berharokat kasroh ()
Jika fiil mad}inya ada tambahan huruf hamzah washol
(hamzah yang ketika didahului oleh kalimat lain,
maka hamzah tersebut tidak dibaca) diawalnya,
maka wazan fiil mabni majhulnya adalah huruf
pertama dan ketiga berharokat dlommah ( ) dan
huruf sebelum akhir berharokat kasroh ( ) . contoh:

( dia telah memakai)


: mabni malum
Menjadi ( telah dipakai)
: mabni majhul
, huruf pertama dan ketiga berharokat
dlommah ( dan ) , huruf sebelum akhir berharokat
kasroh ()
47

Jika fiil madly tsulasi mujarrod yang ain fiilnya berupa


huruf illat, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah
huruf pertama berharokat kasroh ( ) dan alif ( )
yang berada pada ain fiilnya diganti dengan ya ().
Contoh:
( dia telah berkata)
: mabni malum
Menjadi ( telah dikatakan)
: mabni majhul
, huruf pertama berharokat kasroh (), huruf alif (
) diganti dengan ya ()
Fiil mudlori.
Jika berupa fiil mudlori yang ain fiilnya tidak berupa
huruf illat, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah
huruf pertama berharokat dlommah ( ) dan huruf
sebelum akhir berharokat fathah ( )
( dia sedang/akan menolong)
:
mabni
malum
Menjadi ( dia sedang/akan ditolong) :
mabni
majhul
, huruf pertama berharokat dlommah (), dan
huruf sebelum akhir berharokat fathah ()
Jika berupa fiil mudlori yang ain fiilnya berupa huruf
illat, maka wazan fiil mabni majhulnya adalah
huruf pertama berharokat dlommah ( ) dan huruf
sebelum akhir berharokat fathah (
), serta
mengganti huruf illat dengan alif ( ) . Contoh:
( dia sedang/akan berkata)
:
mabni
malum
Menjadi ( sedang/akan dikatakan)
:
mabni
majhul
, huruf pertama berharokat dlommah () , huruf
sebelum akhir berharokat fathah (), serta
mengganti wawu ( )dengan alif ( )
Keterangan
Untuk mengetahui apakah kalimat fiil adalah fiil malum atau
fiil majhul, harus melihat syiyaqul kalam (konteks perkataan).
Contoh: ( sesuatu yang mewajibkan
mandi ada 6 hal). Lafadz adalah fiil mabni malum
karena dilihat dari konteks perkatannya, lafadz
mempunyai fail berupa isim dlomir yang tersimpan ().
Buktinya, Pada contoh ini ada isim mauhsul ( )yang
pasti butuh pada shilah dan aid. Shilahnya berupa jumlah
filiyah, yaitu fiil ( ) dan fail ( yang tersimpan).
aidnya adalah isim dlomir yang kembali kepada isim
maushul, yaitu yang tersimpan. Jadi secara pasti lafadz
adalah fiil mabni malum. Jadi, pelaku (fail) yang

mewajibkan mandi adalah sesuatu


Contoh: ( mandi itu diwajibkan dalam
enam hal). Lafadz adalah fiil mabni majhul karena
dilihat dari konteks perkataannya, lafadz tidak
mempunyai fail (pelaku). Jadi pelaku (fail) yang
mewajibkan mandi tidak disebutkan. Justru yang
disebutkan adalah naibul fail (pengganti fail) yang
asalnya adalah objek ()
Table fiil malum dan majhul:
N
O
1

FIIL

WAZAN

Malum

Majhu
l

CONTOH

ain fiilnya
huruf pertama:
tidak
dlommah ( )
berupa
huruf sebelum
Fiil
huruf illat
akhir: kasroh (
mad}i
(ya, alif,
)
wawu / ,
,/)
ada tambahan
huruf pertama dan
huruf ta (
kedua :
dlommah ( )
)
huruf
sebelum
diawalnya
akhir: kasroh ( )
ada tambahan
huruf pertama dan
huruf
ketiga :
hamzah
dlommah ( )
washol
huruf sebelum akhir
: kasroh ( )
fiil madly
huruf pertama:
tsulasi
kasroh ( )
mujarrod
alif ( ) yang
yang ain
berada pada ain
fiilnya
fiil: diganti
berupa
dengan ya ()
huruf illat
ain fiilnya
huruf pertama:
Fiil
tidak
dlommah ( )
mudla
berupa
huruf sebelum
ri
huruf illat,
akhir: fathah ( )
ain fiilnya
berupa
huruf illat

huruf pertama:
dlommah ( )
huruf sebelum
akhir: fathah ( )
mengganti huruf
illat dengan alif (
)

49

,
menjadi

,
menjadi

,
menjadi

,
menjadi

,
menjadi

,
menjadi

HURUF (KATA SAMBUNG / PENGHUBUNG)


Huruf adalah kalimat (kata) yang tidak memiliki kata yang
sempurna sebelum bersambung dengan kalimat yang lain (isim
atau fiil). Contoh: ( ke), ( dan), ( jika). Contoh dalam bentuk
jumlah (kalimat), . (saya pergi ke masjid). Kata
(ke) sebelum bersambung dengan kata yang lain ( )
tidak bisa dipahami.
Tanda dari huruf adalah tidak bisa dimasuki tanda-tanda dari
isim atau tanda-tanda fiil. Jadi tanda huruf adalah ketidakbisaan
huruf untuk dimasuki tanda-tanda yang dimiliki oleh isim dan fiil.
Pembagian Huruf
Huruf dibagi menjadi dua:
Huruf mabani (tidak ada maknanya), yaitu huruf yang tidak
mempunyai arti apapun. Contoh: , ,
Huruf maani (ada maknanya/artinya), yaitu huruf yang
mempunyai arti. Contoh: huruf jer seperti ( atas),
(di/didalam). Huruf maani ada dua macam:
Athil (tidak ada amal/pengaruh), yaitu huruf yang tidak
mempengaruhi perubahan (irob) akhir kalimat isim dan
fiil. Contoh adalah kata ( apakah) pada kalimat
( apakah babi itu najis)? kata sebelum dimasuki
juga berharokat dommah (), setelah kemasukan
pun tetap berharokat dommah () . Jadi Kata ini
tidak mempengaruhi keadaan irob (perubahan) dari kata
.
Amil
(beramal
/
berpengaruh),
yaitu
huruf
yang
mempengaruhi perubahan (Irob) akhir kalimat isim dan
fiil. Contoh: kata ( sesungguhnya) pada
(sesungguhnya anjing adalah najis). Kata
sebelum
dimasuki berharokat dommah (). setelah ada
maka berharokat fathah (). Jadi mempengaruhi
perubahan akhir kata .
Huruf amil ini ada 7 macam yang rincian penjelasannya
dibahas panjang lebar di babnya masing-masing:
Huruf jer (huruf yang mengjerkan isim), yaitu huruf yang
menjadikan isim yang jatuh setelahnya berada dalam
keadaan Irob jer. contoh: kata ( dari) pada
( saya pulang dari masjid)
Huruf naskh (merusak), yaitu huruf yang merusak susunan
mubtada (subjek) dan khobar (predikat). Contoh kata
(sesungguhnya) pada ( matahari itu besar).
Huruf nida, (panggilan), yaitu huruf yang berfungsi untuk
memanggil. Contoh: kata ( wahai) pada

(wahai rosulullah)
Huruf istisna (pengecualian), yaitu huruf yang berfungsi
untuk mengecualikan atau mengeluarkan hukum kata
yang jatuh setelah huruf istisna dari kata sebelum
huruf istisna. Contoh: kata pada
(semua siswa masuk kecuali muahammad)
Huruf jazm (huruf yang mengjazmkan fiil), yaitu huruf
yang berfungsi untuk menjadikan fiil yang jatuh
setelahnya berada dalam keadaan Irob jazm. Contoh:
kata ( tidak) pada ( saya tidak bertemu
guruku).
Huruf nashob (huruf yang menashobkan fiil) yaitu huruf
yang berfungsi untuk menjadikan fiil yang jatuh
setelahnya berada dalam keadaan Irob nashob. Contoh:
kata ( tidak akan) pada ( saya tidak akan
murtad selamanya)
Huruf athof (huruf sambung), yaitu huruf yang
menyambungkan satu kata dengan kata yang lain.
Contoh: ( atau) pada kata ( gerhana
matahari atau bulan)
Penjelasan lebih rinci dari masing-masing 7 macam huruf itu
akan dibahas pada babny tersendiri.
Table pembagian huruf:
N
O
1
2

CONTOH

HURUF
Huruf mabani
Huruf
maani

, ,

Athil
Amil


Huruf jer

Huruf naskh

Huruf nida
Huruf istisna
Huruf jazm
Huruf nashob
Huruf athof

ISIM FIIL (KATA BENDA YANG BERMAKNA KATA KERJA)


Isim fiil adalah kalimat isim yang mempunyai arti kata kerja
(fiil). Disebut isim karena lafadz kalimat tersebut bisa menerima
51

tanda-tandanya isim dan tidak bisa menerima tandanya fiil.


Disebut fiil karena mempunyai arti kata kerja yang bisa
disandingkan dengan waktu (sedang, akan, telah). Jadi lafaznya
adalah isim sedangkan artinya adalah fiil.
Isim fiil dibagi menjadi 3:
Isim fiil mad}i, yaitu isim yang punya arti kata kerja lampau.
Contoh:( telah jauh)
Isim fiil mudlori, yaitu isim yang punya arti kata kerja sedang /
akan. Contoh: ( saya sedang bosan)
Isim fiil amr, yaitu isim yang punya arti kata kerja perintah.
Contoh: ( kabulkanlah)
Table pembagian isim fiil:
NO

ISIM FIIL

CONTOH

Isim fiil mad}i

Isim fiil mudlori

Isim fiil amr

MABNI dan MUROB


MABNI (TETAP) DAN MUROB (YANG BERUBAH)
Mabni adalah kalimat (kata) yang keadaan akhirnya tetap dan
tidak berubah sekalipun dimasuki oleh amil (penyuruh). Contoh:
( masuk islam). Selamanya huruf mim ( ) pada kata
berharokat fathah () . Meskipun didahului oleh kalimat yang lain
maka huruf mim ( ) pada kata tidak akan berubah harokat.
Contoh: ( dia telah masuk islam kemaren).
Murob adalah kalimat yang keadaan akhirnya berubah karena
ada amil (penyuruh), baik dalam keadaan rofa, nashob, jer, atau
jazm. Contoh: kata pada ( bulan itu indah).
(saya melihat bulan). ( wajahmu seperti bulan). Harokat
ro () selalu berubah pada tiga contoh tersebut. yang pertama
berharokat dommah (), yang kedua berharokat fathah (), yang
ketiga berharokat kasroh (). Kalimat yang akhirnya selalu
berubah inilah yang disebut murob.
Amil dan Pembagiannya

Yang dimaksud Amil adalah kalimat yang memerintah kalimat


lain agar berada dalam Irob / keadaan tertentu. Sedangkan
mamul adalah kalimat yang diperintah oleh amil agar berada
dalam Irob / keadaan tertentu.
Contoh: ( matahari terbit). adalah mil yang
memerintah berirob rofa
( saya melihat matahari). adalah amil yang
memerintah berirob nashob.
( dia akan terbang ke matahari). adalah amil yang
memerintah berirob jer.
Amil dibagi menjadi 2:
Amil lafdzi (amil secara lafadz). Yaitu amil yang lafaznya tampak
/ jelas. Seperti kalimat fiil (kata kerja) yang merofakan
failnya (pelaku). Contoh: . Kalimat adalah fiil
yang merofakan ( fail)
Amil manawi (amil secara makna). Yaitu amil yang lafaznya
tidak tampak akan tetapi amil itu ada karena sebab-sebab
tertentu. Amil manawi ini dibagi 2:
Amil manawi tajarrudi (sepi). Yaitu amil yang memerintah fiil
mudlori -yang tidak didahului (sepi) amil nashob atau amil
jazm - agar berirob rofa. Contoh: ( orangorang muslim menghadap qiblat). Kalimat ( sebagai
mamul) Irobnya rofa karena ada amil yang memerintah.
Amil tersebut disebut manawi karena lafaznya tidak
tampak.
Amil manawi ibtidai (permulaan). Yaitu amil yang
memerintah mubtada untuk berirob rofa. Contoh:
. (syaratny sholat adalah balig). Kalimat
(sebagai mamul) Irobnya rofa karena ada amil yang
memerintah. Amil tersebut disebut manawi karena
lafaznya tidak tampak.
Kalimat yang Mabni dan Murab
Murob dan mabni ini merupakan hukum dari tiga kalimat (isim,
fiil, huruf). Rinciannya sebagi berikut:
Fiil (kata kerja). Rinciannya sebagai berikut:
Fiil mad}i (kata kerja lampau). Hukum dari fiil mad}i adalah
mabni (tetap). Artinya akhir kalimat fiil mad}i selamanya
tidak akan berubah sekalipun ada amil (penyuruh) atau
bersambung dengan kalimat lain. Kemabnian fiil mad}i
ada 3:
Fiil mad}i yang bersambung dengan wawu jama ( :
wawu yang menunjukkan bahwa pelakunya adalah lakilaki banyak), maka hukumnya adalah mabni dlommah (
). Contoh:
53

( mereka laki-laki telah bekerja).


Jadi, pada contoh diatas tetap berharokat dlommah ()
dan tidak akan berubah sekalipun sudah dimasuki oleh
amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain.
Fiil mad}i yang bersambung dengan dlomir rofa
mutaharrik [dlomir yang berharokat yang berada dalam
keadaan Irob rofa sebab menjadi fail (subyek/pelaku)
atau naibul fail (pengganti subjek)], maka hukumnya
mabni sukun ( ). Contoh:
( mereka perempuan telah bekerja)
( kamu satu laki-laki telah bekerja)
( kamu dua laki-laki telah bekerja)
( kamu banyak laki-laki telah bekerja)
( kamu satu perempuan telah bekerja)
( kamu dua perempuan telah bekerja)
( kamu banyak perempuan telah bekerja)
( saya telah bekerja)
( kami telah bekerja)
Jadi, pada contoh diatas tetap berharokat sukun ()
dan tidak akan berubah sekalipun sudah dimasuki oleh
amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain.
Fiil mad}i yang tidak bersambung dengan wawu jama( )
atau dlomir rofa mutaharrik ( dan lainnya), maka
hukumnya mabni fathah ( ). Contoh:
( dia satu laki-laki telah bekerja)
( dia dua laki-laki telah bekerja)
( dia satu perempuan telah bekerja)
( dia dua perempuan telah bekerja)
Jadi pada contoh diatas tetap berharokat fathah ()
dan tidak akan berubah sekalipun sudah dimasuki oleh
amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain.
Fiil amr (kata kerja perintah). Fiil amr hukumnya mabni.
Kemabnian fiil amr ada 3:
Fiil amr yang bersambung dengan alif tasniah ( : alif yang
menunjukkan arti dua), wawu jama ( : wawu yang
menunjukkan arti banyak), atau ya muannas
mukhotobah (: ya yang menunjukkan arti perempuan
yang diajak bicara), maka hukumnya adalah mabni
membuang nun (). Contoh:

(bekerjalah kamu dua orang laki-laki)

asalnya

( bekerjalah kamu banyak laki-laki)

asalnya


( bekerjalah kamu satu perempuan)
asalnnya

( bekerjalah kamu dua orang laki-laki / perempuan)


asalnya

Jadi, pada contoh diatas tetap dibuang selamanya ()
dan tidak mungkin berubah (nunnya kembali lagi)
sekalipun sudah dimasuki oleh amil (penyuruh) atau
didahului oleh kalimat lain.
Fiil amr yang berupa fiil amar shohih akhir (huruf akhir
tidak berupa huruf illat yang 3, alif, wawu, ya / , ,\
)dan tidak bersambung dengan alif tasniyah ) ),
wawu jama(), dan ya muannas mukhotobah ( ),
maka hukumnya mabni sukun ( ). Contoh:

( bekerjalah kamu satu orang laki-laki)


( bekerjalah kamu banyak perempuan)
Jadi, pada contoh diatas tetap berharokat sukun ()

dan tidak mungkin berubah sekalipun sudah dimasuki


oleh amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain
Fiil amr yang berupa fiil amar mutal akhir (huruf akhir
berupa salah satu huruf illat yang tiga, alif, wawu, ya /
, ,\ ) dan tidak bersambung dengan alif tasniyah )
), wawu jama (), dan ya muannas mukhotobah (),
maka hukumnya mabni membuang huruf illat. Contoh:
( berjalanlah)
asalnya
( ajaklah) asalnya

(lemparlah) asalnya
Jadi ketiga huruf illat (alif, wawu, ya / , ,\ ) pada
tiga contoh diatas tetap dibuang dan tidak bisa berubah
(ditampakkan kembali) sekalipun sudah dimasuki oleh
amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat lain.
Fiil mudlori (kata kerja yang bermakna sedang/akan). Hukum
asal dan hukum fiil mudlori secara umum adalah murob.
Akan tetapi dalam keadaan tertentu hukumnya menjadi
mabni. Rinciannya sebagi berikut:
Fiil mudlori yang bersambung dengan nun taukid ( :nun
yang
bermakna
kesungguhan/penguat),
maka
hukumnya mabni fathah ( ). Contoh:

(kamu benar-benar akan bekerja),


Irob rofa

(kamu benar-benar tidak akan bekerja),
Irob nashob

(kamu benar-benar tidak akan bekerja),
55

Irob jazm
jadi, pada ketiga contoh diatas tetap berharokat
fathah ( )dan tidak bisa berubah sekalipun sudah
dimasuki amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat
lain.
Fiil mudlori yang bersambung dengan nun jama inas ( :
nun yang menunjukkan arti perempuan banyak), maka
hukumnya menjadi mabni sukun ( ). Contoh:

(dia perempuan akan bekerja),


Irob rofa

(dia perempuan tidak akan bekerja),
Irob nashob

(dia perempuan akan bekerja),
Irob jazm
Jadi, pada ketiga contoh diatas tetap berharokat
sukun ( )dan tidak bisa berubah sekalipun sudah
dimasuki amil (penyuruh) atau didahului oleh kalimat
lain.
Fiil mudlori yang tidak bersambung dengan nun taukid
atau nun niswah, maka hukumnya adalah murob.
Contoh:

(dia satu laki-laki sedang bekerja),


Irob rofa

(dia satu laki-laki tidak akan bekerja),
Irob nashob

(dia satu laki-laki tidak bekerja),
Irob jazm
Jadi, pada ketiga contoh diatas tidak tetap dan selalu
berubah sesuai dengan tuntutan amil (penyuruh). Ketika
tidak ada dan , harokat adalah dlommah (). Tapi
ketika didahului maka harokat lam adalah fathah ().
Ketika didahului , maka harokat lam adalah sukun ().
Huruf (kata sambung). Hukum huruf adalah mabni selamanya.
contoh: ( dari). Harokat selamanya tetap sukun ( )dan
tidak akan berubah sekalipun dimasuki oleh amil (penyuruh)
atau didahului oleh kalimat lain.
Isim (kata benda). Hukum asal dan hukum isim secara umum
adalah murob. Akan tetapi dalam keadaan tertentu hukium
isim menjadi mabni. rinciannya sebagi berikut:
Isim yang menyerupai huruf hukumnya mabni. Keserupaan
isim dengan huruf (yang menyebabkan isim menjadi
mabni) ada dalam 4 hal:
Dari segi bentuknya. Jumlah huruf hujaiyah pada kalimat
huruf paling banyak adalah 2 huruf. Sedangkan jumlah
huruf hijaiyah pada kalimat isim paling sedikitnya

adalah 3 huruf. Jika ada kalimat isim yang jumlah huruf


asalnya kurang dari 3 huruf (1 atau 2 huruf), maka
kalimat isim itu hukumnya mabni, karena menyerupai
huruf. Contoh: ( saya). adalah isim dlomir yang
bentuknya menyerupai bentuk huruf (seperti
(dengan), yaitu kalimat huruf yang hanya satu huruf).
selamanya tidak akan berubah. Tapi jika ada kalimat
isim yang huruf asalnya adalah 3 huruf, lalu dibuang 1
huruf karena alasan tertentu sehingga menjadi 2 huruf,
maka isim tersebut hukumnya Irob. Contoh: ( tangan).
Asalnya
Dari segi artinya. Setiap huruf memiliki maknanya masingmasing, seperti hal (apakah) yang bermakna istifham
(pertanyaan). Jika ada kalimat isim yang mempunyai
makna sama dengan huruf, maka isim tersebut
hukumnya mabni. Seperti isim syarat (kata syarat),
isim istifham (kata pertanyaan), isim isyaroh (kata
petunjuk). Contoh: ( berapa). adalah isim istifham
yang menyerupai huruf istifham yaitu / hamzah
(apakah). Oleh karena itu selamanya tidak akan
berubah.
Dari segi butuh pada kalimat yang lain, seperti isim
maushul (kata sambung) dan isim dzorof (kata
keterangan waktu/tempat). Contoh: ( yang).
adalah isim maushul yang butuh pada shilah dan aid.
ini menyerupai huruf yang butuh pada kalimat lain
agar bisa dipahami secara sempurna. Kata

selamanya tidak akan berubah


Dari segi penggunaanya, yaitu bisa memerintah (menjadi
amil) atapi tidak bias diperintah (menjadi mamul),
seperti isim fiil (isim yang bermakna fiil). Contoh: .
(diamlah). ini adalah isim fiil. bisa
mempengaruhi keadaan Irob kalimat isim,sedangkan
kalimat lain tidak bisa mempengaruhi kalimat .
ini sama dengan huruf seperti kalimat yang bisa
menjadikan kalimat isim setelahnya berirob jer.
Sedamgkan kalimat lain tidakbisa merubah kaliamt .
Macam Isim Mabni
Kesimpulannya adalah bahwa isim-isim yang mabni ada 6
macam:
Isim dlomir (kata ganti). Contoh:
Isim isyaroh (kata petunjuk).
Contoh:
Isim syarat (kata syarat). Contoh:
Isim fiil (kata benda bermakna kerja). Contoh:
Isim maushul (kata sambung). Contoh:
57

Isim istifham (kata tanya). Contoh:


Isim yang tidak menyerupai huruf hukumnya murob. Selain 6
macam isim mabni diatas hukumnya adalah murob.
Contoh:
( zaid berdiri)
: irob rofa

(saya melihat zaid)
: irob nashob
( saya bertemu zaid) : irob jer
Jadi, harokat pada di 3 contoh diatas selalu berubah
sesuai amil yang memerintah. Dalam keadaan Irob rofa
berharokat dlommah (), dalam keadaan Irob nashob
berharokat fathah (), dalam keadaan Irob jer berharokat
kasroh ().

Tabel kalimat
berikut:
N
O
1

KALIMAT

Fiil

Mad}i

yang

mabni

dan

murab

RINCIAN
Bersambung dengan
wawu jama ()
Bersambung dengan

sebagai

HUKUM
mabni
dlommah
()
mabni sukun

CONTO
H

Amr

Mud}ari

dlomir
rofa
()
mutaharrik
Tidak
bersambung
dengan wawu jama mabni fathah
&
d}amir
rofa
( )
mutaharrik
Bersambung dengan
mabni
alif tasniah, wawu

membuang
jama,
atau
ya
muannas
nun ()
mukhatabah
Shohih
akhir
dan
tidak
bersambung
dengan alif tasniyah, mabni sukun (

)
wawu
jama,
ya
muannas
mukhotobah.
Mutal
akhir
dan
tidak
bersambung
mabni
dengan alif tasniyah,

membuang
wawu
jama,
ya
huruf illat
muannas
mukhotobah.
Bersambung dengan mabni fathah

nun taukid
( )
Bersambung dengan mabni sukun (

nun jama inas


)
Tidak
bersambung

dengan nun taukid


murab
atau nun niswah.

Huruf

Isim

Yang serupa dengan


huruf (ada 6: isim
d}amir,
isyarah,
syarat, maus}ul, fiil,
istifham,)
Tidak serupa dengan
huruf (selain yang 6)

Mabni

Mabni

Murab

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat


dibagi menjadi dua:
Kalimat mabni, yaitu:
Semua fiil mad}i
Semua fiil amr
Fiil mudlori yang bersambung dengan nun taukid atau
bersambung dengan nun niswah
Semua kalimat huruf
Kalimat isim yang serupa dengan kalimat huruf
59

Kalimat murob, yaitu:


Kalimat fiil mudlori yang tidak bersambung dengan nun
taukid atau bersambung dengan nun niswah
Kalimat isim yang tidak serupa dengan huruf

IROB (PERUBAHAN)
Irob adalah berubahnya akhir kalimat (baik harokat atau
hurufnya yang berubah) yang disebabkan oleh masuknya amilamil yang berbeda-beda, baik perubahan itu tampak atau tidak
tidak tampak (kira-kira). Contoh:
Contoh perubahan yang tampak berupa harokat:

(afif sudah balig). Irob rofa
( saya memilih afif sebagai ketua). Irob
nashob

(saya bertemu afif). Irob jer
Harokat diakhir kalimat pada kata selalu berubah
sesuai dengan perintah amil. (/ / ). Pada Irob rofa
berharokat dlommah(), pada Irob nashob berharokat
nashob (), pada Irob jer berharokat kasroh ()
Contoh perubahan yang tampak berupa huruf
( dua orang perempuan sedang sholat), Irob rofa
( saya melihat dua orang perempuan), Irob
nashob

(saya
bertemu
dengan
dua
orang
perempuan), Irob Jer
Pada ketiga contoh diatas, keadaan akhir kalimat
mengalami perubahan huruf yang tampak. Pada Irob rofa
menggunakan alif (), pada Irob nashob dan jer
menggunakan ya ()
Contoh perubahan yang tidak tampak (kira-kira):

(mustofa datang), Irob rofa

(saya mencari musthofa), Irob nashob

(saya berteyammum bersama mustofa),
Irob jer
Pada ketiga contoh diatas, keadaan akhir kalimat
secara tampak tidak mengalami perubahan (tetap). Akan
tetapi sebenarnya keadaan akhir kalimat itu berubah
secara kira-kira saja. Jadi, keadaan akhir kalimat
berubah sesuai dengan tuntutan amil.
Macam Kalimat Murob
Kesimpulannya, bahwa kalimat murob (kalimat yang akhirnya
bisa berubah) adalah:
Semua kalimat isim (yang tidak serupa dengan huruf)
Fiil mudlori (yang tidak bersambung dengan nun taukid atau
nun niswah).
Akan tetapi perubahan itu dibagi menjadi dua, adakalnya secara
tampak dan adakalnya hanya secara kira-kira. Rinciannya
sebagai berikut:
61

Jika huruf akhir kalimat murob (isim dan fiil mudlori) berupa
huruf illat alif
(/ ), maka semua tanda Irobnya
(perubahannya) tidak tampak dan harus dikira-kira pada alif (
/). contoh:

(mustofa datang), Irob rofa



(saya mencari musthofa), Irob nashob

(saya bertayammum bersama mustofa),
Irob jer
Pada ketiga contoh diatas, keadaan akhir kalimat
secara tampak tidak mengalami perubahan (tetap). Akan
tetapi sebenarnya keadaan akhir kalimat musthofa itu
berubah secara kira-kira saja, yaitu dengan tanda alif ().
Hal ini dikecualikan pada fiil mudlori pada waktu Irob jazm,
maka tanda Irobnya tidak dikira-kira, tapi tampak yaitu
membuang hurur illat. Contoh:
( dia tidak takut) asalnya
Jika huruf akhir kalimat murob berupa huruf illat wawu atau ya /
,, maka tanda Irobnya maka:
Dalam keadaan Irob rofa dan jer tandanya adalah dikira-kira
pada huruf wawu atau ya / ,. Contoh: ( dia
berniat sholat). Kata tanda Irob rofanya dikira-kira
pada ya ()
Dalam keadaan Irob nashob, tandanya adalah tampak (tidak
dikira-kira), yaitu dengan fathah ( ) . Contoh:
(harus berniat sholat). Kata , tanda Irobnya tampak
yaitu dengan fathah ( )
Jika huruf akhir kalimat murob berupa ya mutakallim (: ya
yang menunjukkan kepemilikan saya), maka tanda Irob rofa,
nashob, dan jernya tidak tampak, tapi dikira-kira pada huruf
sebelum ya mutakallim yang berharokat kasroh. Contoh:
( saya mengusap rambutku). Kata tanda
Irobnya dikira-kira pada pada kasroh ( )
Semua kalimat murob yang huruf akhirnya bukan merupakan
huruf illat (alif, wawu, ya / , ,\ ) atau bukan berupa ya
mutakallim sebagaimana keterangan diatas, maka tanda
Irobnya adalah tampak. Contoh: ( saya
mendengan orang yang membaca alquran). Kata
tandanya adalah tampak, yaitu menggunakan fathah ()
Macam-Macam Irob dan Tandanya
Irob ada empat macam:
Rofa (tinggi)
Tanda-tanda Irob rofa ada 4, yaitu:
Dlommah ( ). Contoh: ( Muhammad sedang ruku).
, tanda Irob rofanya adalah dlommah ( )
Wawu ( ) . Contoh: ( orang-orang muslim sedang

bersujud). , tanda Irob rofa nya dengan wawu ()


Alif ( .( ( dua orang muslim sedang bertakbir).
, tanda Irob rofanya adalah alif ( )
Tetapnya nun ( .(( mereka sedang duduk). ,
tanda Irob rofanya dengan nun yang tetap dan tidak
dibuang ()
Nashob (lurus)
Tanda-tanda Irob nashob ada 5, yaitu:
Fathah ( ). Contoh: ( dia perempuan menutupi
aurotnya). , tanda Irob nashobnya dengan fathah ()
Alif ( ) . Contoh: ( dia memukul saudaramu). ,
tanda Irob nashobnya dengan alif ( )
Kasroh ( ). Contoh: ( saya melihat para wanita
muslim). , tanda Irob nashobnnya dengan kasroh (
)
Ya (). Contoh: ( saya sholat dua rokaat). ,
tanda Irob nashobnya dengan ya ()
Terbuangnnya nun () . Contoh: ( orangorang yang bepergian itu tidak berpuasa). , tanda
Irob nashobnya adalah membuang huruf , asalnya
.
Jer / khofad (rendah)
Tanda-tanda Irob jer ada 3:
Kasroh ( ). Contoh: ( lima waktu). , tanda Irob
jernya dengan kasroh
( ).
Ya (). Contoh: ( saya bertemu dengan orangorang muslim). , tanda Irob jernya dengan ya ()
Fathah ( ). Contoh: ( saya bertemu dengan
ahmad). , tanda Irob jernya dengan fathah ( )
Jazm (putus)
Tanda-tanda Irobnya ada 3
Sukun ( ). Contoh: ( dia tidak mengeraskan
suaranya).
Membuang huruf illat (wawu , alif \, ya). Contoh:
(dia tidak berzakat). , tanda Irob jazmnya adalah
membuang huruf illat (ya). Asal dari adalah
Membuang nun . Contoh: ( mereka tidak berdoa).
, tanda Irob jernya dengan membuang nun .
Asalnya adalah .
Tabel pembagian irab dan tandanya:
63

N
O

IRAB

Rafa

TANDA
Dlommah ( )

Nashab

Jer / khafad}

Alif ( )

Jazm

Fathah ( )

Alif ( ) .

Kasroh ( )

Ya ()

Terbuangnnya nun (
)

Kasroh ( )

Ya ()

Wawu ( )

Tetapnya nun ()
2

CONTOH

Fathah ( )

Sukun ( )

Membuang huruf illat


(wawu , alif \, ya
)
Membuang nun

Tanda Irob Fiil Mud}a>ri


Rinciannya sebagaimana berikut:
Fiil mudlori yang tidak bersambung dengan nun taukid (: Nun
yang berfungsi mengokohkan) dan nun niswah (: Nun yang
menunjukkan perempuan). Fiil mudlori ini masuk pada Irob
rofa, nashob, dan jazm. Tanda-tanda Irobnya sebagai berikut:
Afalul khomsah (fiil-fiil yang lima), yaitu fiil mudlori yang
bersambung dengan alif tasniyah ( : alif yang bermakna dua),
wawu jama ( : wawu yang bermakna laki-laki banyak), atau
ya muannas mukhotobah ( : ya yang bermakna perempuan
yang diajak bicara), maka tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah tetapnya nun (). Contoh:
( mereka laki-laki membersihkan masjid)
( mereka berdua membersihkan masjid)

( kamu perempuan membersihkan masjid)


diakhir kata , ,, di tiga contoh diatas
tetap ada dan tidak dibuang. Tetapnya nun ( )inilah yang
menjadi tanda afalul khomsah
Nashob, tandanya adalah dibuangnya nun (). Contoh:
( mereka tidak akan membersihkan masjid).
Asalnya adalah . Lalu dalam keadaan nashob nunnya
dibuang ( )sebagai tanda Irob
Jazm, tandanya adalah dibuangnya nun (). Contoh:
( mereka tidak membersihkan masjid). Asalnya adalah
. Lalu dalam keadaan jazm nunnya dibuang ()
sebagai tanda Irob
Fiil mudlori shohih akhir (yaitu fiil mudlori yang huruf
akhirnya tidak berupa salah satu huruf illat yang tiga,
wawu () , alif ()\, ya ( )) yang tidak berupa afalul
khomsah (fiil-fiil yang lima). Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang tampak. Contoh:
( naik)
Nashob, tandanya adalah fathah ( ) yang tampak. Contoh:
( tidak memerintah)
Jazm, tandanya adalah sukun ( ) yang tampak Contoh:
( dia tidak membelakangi)
Fiil mudlori mutal akhir bilalif (yaitu fiil mudlori yang
huruf akhirnya berupa huruf illat alif ) yang tidak
berupa afalul khomsah. Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada alif
() \. Contoh: ( dia takut)
Nashob, tandanya adalah fathah ( ) yang dikira-kira pada alif
() \. Contoh: ( dia tidak akan takut)
Jazm, tandanya adalah membuang huruf illat alif () \.
Contoh: ( tidak takut). Asalnya adalah

65

Fiil mudlori mutal akhir bil wawu (yaitu fiil mudlori


yang huruf akhirnya berupa huruf illat wawu ) yang
tidak berupa afalul khomsah. Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada
wawu () . Contoh: ( berdoa/memanggil)
Nashob, tandanya adalah fathah ( ) yang tampak. Contoh:
( tidak akan berdoa)
Jazm, tandanya adalah membuang huruf illat wawu. Contoh:
( tidak berdoa). Asalnya adalah lam
Fiil mudlori mutal akhir bilya (yaitu fiil mudlori yang
huruf akhirnya berupa huruf illat ya )yang tidak
berupa afalul khomsah. Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada .
Contoh: ( cukup)
Nashob, tandanya adalah fathah yang tampak ( ). Contoh:
( tidak akan cukup)
Jazm, tandanya adalah membuang huruf illat ya (). Contoh:
( tidak cukup). Asalnya .
Tabel tanda irab fiil mud}ari sebagai berikut:
N
O

JENIS FIIL
MUD}ARI

TANDA IRAB
Rafa

Afalul khomsah

Shohih akhir dan


tidak berupa afalul
khomsah
Mutal akhir bil alif
dan tidak berupa
afalul khomsah

Mutal
akhir
bil
wawu dan tidak
berupa
afalul
khomsah

Nas}ab

tetapnya nun dibuangnya


(contoh:
nun
)
(contoh:
)
da}mmah (
fathah (
)
)
(contoh:
(contoh:
)
)
dlommah ( ) fathah ( )
yang dikira- yang
dikirakira pada alif kira pada alif
(contoh:
(contoh:
)
)

Jazm
dibuangnya
nun (contoh:

)
sukun (

(contoh:

)
membuang
huruf illat alif

() \.
(contoh:

dlommah ( ) fathah (
) membuang
yang dikira- (contoh: huruf
illat
kira
pada )
wawu.
wawu
.

(contoh:)

(contoh:

)
5

Mutal akhir bil ya dlommah ( ) fathah ( ). membuang


dan tidak berupa yang dikira- (contoh: huruf illat ya (
afalul khomsah
kira pada ya )
). (contoh:
(contoh: )

Tanda Irab Isim


Isim yang tidak serupa dengan huruf. Isim ini masuk pada Irob
rofa, nashob, dan jer. Tanda-tanda Irobnya sebagai berikut:
Isim ghoiru munshorif (kata benda yang tidak bisa
bertanwin). Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah yang tampak ( ). Contoh:
( ahmad sedang berkhutbah)
Nashob, tandanya adalah fathah yang tampak ( ). Contoh:
ahmada (saya melihat ahmad)
Jer, tandanya adalah fathah yang tampak ( ) . Contoh
( saya bertemu ahmad)
Isim mufrod yang munshorif (kata benda tunggal yang
bisa bertanwin / isim mufrod selain isim ghoiru
munshorif). Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah yang tampak ( ). Contoh:
( hujan turun)
Nashob, tandanya adalah fathah yang tampak ( ). Contoh:
( saya melihat hujan)
Jer, tandanya adalah kasroh yang tampak ( ). Contoh:
( saya menyentuh tetesan hujan)
Isim tasniyah (kata benda bermakna dua). Tanda Irobnya
adalah:
Rofa, tandanya adalah alif ( ) . Contoh: ( dua orang
muslim itu sedang berpuasa)
Nashob, tandanya adalah ya (). Contoh: ( saya
memerintah dua orang muslim)
Jer, tandanya adalah ya (). Contoh: ( saya
bertemu dengan dua orang muslim)
Jamamudzakkar salim (kata benda yang bermakna lakilaki banyak). Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah wawu ( ) . Contoh: ( orangorang hadir itu berdiri)
Nashob, tandanya adalah ya (). Contoh: ( saya
melihat orang-orang yang hadir)
67

Jer, tandanya adalah ya (). Contoh: ( saya


bertemu dengan orang-orang yang hadir)
Jama muannas salim (kata benda banyak yang bermakna
perempuan banyak). Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah yang tampak ( ). Contoh:
( para muslimah itu menghadap qiblat).
Nashob, tandanya adalah kasroh yang tampak ( ). Contoh.
( saya meninggalkan para muslimah di
masjid).
Jer, tandanya adalah kasroh yang tampak ( ) . Contoh:
( saya bertemu dengan para muslimah)
Jama taksir munshorif (kata benda bermakna banyak
yang bisa menerima tanwin / selain isim ghoiru
munshori). Tandanya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah yang tampak ( ). Contoh:
( fardlu-fardlunya wudu ada 6)
Nashob, tandanya adalah fathah yang tampak ( ). Contoh:
( saya sedang menghafal fardu-fardunya wudu)
Jer, tandanya adalah kasroh yang tampak ( ). Contoh:
( niat termasuk fardu-fardunya wudu)
Isim maqshur (kalimat isim yang huruf akhirnya berupa
huruf illat alif ()\. Tanda Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada alif
() \ . Contoh: ( tangan yang kanan)
Nashob, tandanya adalah fathah ( ) yang dikira-kira pada alif (
) \. Contoh: ( saya mendahulukan tangan yang
kanan)
Jer, tandanya adalah kasroh ( ) yang dikira-kira pada alif ( \
). Contoh:( lebih baik dari tangan yang
bawah)
Isim manqus (kalimat isim yang huruf akhirnya berupa
huruf illat ya ()). Tandanya Irobnya adalah:
Rofa, tandanya adalah dlommah ( ) yang dikira-kira pada ya (
). Contoh: ( bayi itu menangis)
Nashob, tandanya adalah fathah yang tampak ( ). Contoh:
( saya melihat bayi)
Jer, tandanya adalah kasroh yang dikira-kira pada ya ().
Contoh: ( kencing bayi itu najis)
Asmaul khomsah (isim-isim yang lima), yaitu lafaz
(ayah), ( saudara laki-laki), ( paman), ( mulut),
(yang mempunyai). Tanda Irobnya adalah:

Rofa, tandanya adalah wawu (). Contoh: ( ayahmu


makan nasi)
Nashob, tandanya adalah dengan alif ( ) . Contoh:
( sesungguhnya ayahmu minum air)
Jer, tandanya adalah ya(). Contoh: ( saya
pergi ke kantor ayahmu).
Keterangan: tidak semua isim-isim yang lima diatas diirob
menggunkan tanda wawu ( )ketika rofa, alif ( ) ketika
nashob, ya( )ketika jer. Akan tetapi ada syarat-syarat yang
harus terpenuhi agar isim-isim yang lima diirob dengan
menggunakan tanda wawu ()ketika rofa, alif ( ) ketika
nashob, ya
()ketika jer sebagaimana keterangan diatas.
Syaratnya adalah:
Asmaul khomsah harus berbentuk mufrod (tidak boleh
berbentuk tasniyah atau jama)
Asmaul
khomsah
harus
dimudlofkan
(disandarkan/disambungkan) dengan kalimat lain selain ya
mutakallim (: ya yang bermakna milik saya)
Asmaul khomsah tidak boleh dishighot tasghir (dibentuk
kecil), yaitu tidak mengikuti wazan / / .
Khusus asmaul khomsah berupa , lafad harus dibuang.
Contoh: ( mulutmu)
Khusus asmaul khomsah berupa , harus bermakna yang
memiliki.
Jika salah satu dari syarat ini tidak dipenuhi, maka tanda
Irobnya tidak menggunkan wawu ( ) ketika rofa, alif ( )
ketika nashob, ya ( ) ketika jer. Akan tetapi tandanya sesuai
dengan bentuk kalimatnya, seperti jika berupa isim mufrod,
maka tandanya adalah dlommah ( ) ketika rofa, fathah ( )
ketika nashob, kasroh ( ) ketika jer. Begitu juga bentuk
kalimat yang lain. Contoh. ( seorang ayah itu datang).
adalah salah satu dari asmaul khomsah. Tapi tandanya
adalah dlommah yang tampak ( ), bukan wawu () , Karena
kata tidak disandarkan pada kalimat yang lain.
Tabel tanda irab isim sebagai berikut:
N
O

JENIS
KALIMAT
ISIM

TANDA IRAB
Rafa

Nas}ab

Jer

Isim
ghairu dlommah ( ). Fathah ( ). fathah ( ) .
muns}arif
Contoh: Contoh: Contoh
69

mufrod yang dlommah ( ). fathah (


). kasroh ( ).
munshorif
Contoh: Contoh: Contoh:

Isim tasniyah

alif
(
) . ya (). Contoh: ya ().
Contoh:
Contoh:

Jamamudzak
kar salim

Wawu
Contoh:

(). ya (). Contoh: ya ().

Contoh:

Jama
muannas
salim

dlommah ( ). kasroh ( ). Kasroh () .


Contoh: Contoh. Contoh:

Jama
taksir dlommah ( ). fathah (
). kasroh ( ).
munshorif
Contoh: Contoh: Contoh:
Isim maqshur

dlommah ( )
yang dikira-kira
pada alif () \ .
Contoh:

fathah ( ) yang
dikira-kira pada
alif
() \.
Contoh:

kasroh ( )
yang dikirakira pada alif (

Isim manqus

Asmaul
khomsah

) \ . Contoh:

dlommah ( ) fathah (
). kasroh
yang
yang dikira-kira Contoh: dikira-kira
pada ya ().
pada ya ().
Contoh:
Contoh:

wawu
(). alif
(
Contoh: Contoh:

). ya().
Contoh:

71

IRAB ISIM
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa murab
(kalimat yang bisa di irab) ada dua, yaitu:
Kalimat fiil mud}ari (yang tidak bersambung dengan nun taukid
atau nun niswah) dan kalimat isim (yang tidak serupa dengan
huruf). Irab yang masuk pada fiil mud}ari ada 3, irab rafa,
nashab, dan jazm. Amil-amil yang memerintah fiil mud}ari
untuk berirab rafa, nashab, atau jazm sudah dibahas pada bab
irab fiil mud}ari.
Kalimat isim (yang tidak serupa dengan huruf). Irab yang masuk
pada kalimat isim ada 3, irab rafa, nashab, dan jer. Rinciannya
sebagaimana berikut:
Isim akan berirab rafa jika kedudukannya menjadi salah satu
dari marfuat al-asma (isim-isim yang dibaca rofa)
Isim akan berirab nashab jika kedudukannya menjadi salah satu
dari mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca nashab)
Isim akan berirab jer jika kedudukan isim menjadi salah satu dari
mahfud}at al-asma (isim-isim yang dibaca jer)
Tabel irab isim:
N
O

IRAB ISIM

Marfuat alasma (isimisim yang


dibaca rofa)

Mansubat alasma (isimisim yang


dibaca
nashab)

RINCIAN

CONTOH

1) fail. 2) naibul fail.


3)
mubtada.
4)
khabar. 5) isim
dan saudaranya. 6)
khabar
dan
saudaranya. 7) isim
yang ikut pada isim
yang
dibaca
rafa
(Tawabi)

1) dua maful 2 .)
khabar dan
saudara-saudaranya.
3) isim . Dan
saudara-saudaranya.
4) maful bih. 5)
maful maah. 6)
maful liajlih. 7)
masdar. 8) haal. 9)
tamyiz. 10) zaraf. 11)
Mustasna. 12. isim .
13) munada. 14) isim

Mahfud}at alasma (isimisim yang


dibaca jer)

yang ikut pada isim


yang dibaca nashab
(Tawabi)
1) isim yang dijerkan
oleh huruf jer. 2)
mud}af ilaih. 3) isim
yang ikut pada isim
yang
dibaca
jer
(Tawabi)

73

MARFUAT AL-ASMA (ISIM-ISIM YANG BERIRAB RAFA)


Marfuat al-asma adalah kalimat isim yang keadaannya
berirab rafa. Jadi jika ada kalimat isim yang kedudukannya menjadi
salah satu dari marfuat al-asma ini, maka kalimat isim tersebut
pasti berirab rafa.
Marfuat al-asma ada 7 macam, yaitu: 1) fail. 2) naibul fail. 3)
mubtada. 4) khabar. 5) isim dan saudaranya. 6) khabar dan
saudaranya. 7) isim yang ikut pada isim yang dibaca rafa (Tawabi)
Contoh: ( bersiwak itu disunnahkan). Lafaz berirab
rafa karena kedudukannya menjadi salah satu dari marfuat alasma, yaitu menjadi mubtada. Kalimat isim yang kedudukannya
menjadi mubtada, maka kalimat isim tersebut pasti berirab rafa.
adalah isim mufrad, maka tanda irab rafanya adalah
dlommah (lihat penjelasan tentang tanda-tanda irab). Maka cara
membacanya , huruf akhirnya berharokat dlommah ().
Rincian 7 macam marfuat al-asma, sebagaimana berikut:
FAIL (PELAKU)
Ciri-Ciri Fail:
Cocok bermakna siapa atau apa
Sebagai pelaku dari suatu pekerjaan
Berada setelah fiil malum dan sebagai kalimat pokok
Berupa isim zahir / dlomir / fiil yang di dahului / kata yang
didahului
Contoh: ( apabila datang pertolongan Allah).
Penjelasan
Fail adalah isim yang dibaca rafa yang berada setelah fiil
mabni malum atau setelah isim yang bisa beramal seperti fiil
mabni malum. Jadi fail ini adalah pelaku (subyek) dari suatu
pekerjaan . Contoh:
contoh fail yang jatuh setelah fiil mabni ma'lum:
( orang yang berpuasa itu sedang beritikaf).
kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari fiil mabni malum,
yaitu . lafaz irabnya rafa karena kedudukannya
menjadi fail. Tanda failnya adalah dlommah karena
adalah isim mufrad.
adalah fail
:
sebagai
mamul
(yang
diperintah)
adalah fiil mabni malum
: sebagai amil (yang
memerintah)
contoh fail yang jatuh setelah isim yang bisa beramal seperti fiil
mabni malum:
( apakah air itu suci?). kedudukannya sebagai
fail (pelaku) dari isim yang bisa beramal seperti fiil mabni

malum, yaitu . Lafaz irabnya rafa karena


kedudukannya menjadi fail. Tanda failnya adalah dlommah
karena adalah isim mufrad.
Keterangan: isim yang bisa beramal seperti fiil mabni malum
ada 6, yaitu:
Isim masdar (isim yang menunjukkan arti suatu peristiwa /
kejadian dan tidak bersamaan dengan waktu). Contoh:
( para murid yang mengerjakan sholat
itu membuat saya bahagia).
Jadi, kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari isim
masdar, yaitu
Isim fail (subyek atau pelaku dari suatu pekerjaan). Contoh:
( apakah temanmu itu berpuasa?)
Jadi, kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari isim
fail, yaitu:
Isim sifat musyabbihat (sifat yang bentuk lafaznya diambil
dari fiil mabni malum (kata kerja yang pelakunya
ada/diketahui) untuk menunjukkan suatu arti yang ada
pada sesuatu yang disifati (maushuf). Contoh:
( muhammad itu baik akhlaknya).
Jadi, kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari isim
fail, yaitu:
Mubalaghoh isim fail (isim fail yang dipersangat). Contoh:
( betapa malasnya murid itu)
Jadi, kedudukannya sebagai fail dari mubalaghoh
isim fail, yaitu:
Isim tafdlil (isim yang bermkana paling / lebih). Contoh:
( saya melihat laki-laki yang rambutnya
sangat bagus)
Jadi, kedudukannya sebagai fail dari isim tafdlil, yaitu:

Isim fiil (isim yang bermakna pekerjaan). Contoh:


(babi itu sudah jauh.
Jadi, kedudukannya sebagai fail dari isim fiil, yaitu:

Macam-Macam Fail
Ada dua pembagian fail, yaitu:
Dilihat dari segi bentuknya, fail ada dua macam:
fail muawwal (ditawil / ditafsirkan)
Yaitu fail yang berupa kalimat yang ditawil masdar.
Contoh: ( seseorang boleh
beristinjak dengan air saja)
jadi, kedudukannya sebagai fail dari fiil, yaitu .
Lafaz adalah fail berupa kalimat fiil mud}ari yang
75

ditawil masdar. Takwil dari adalah ( bentuk


isim masdar dari ).
Fail sarih (jelas)
Yaitu fail yang bukan berupa kalimat yang ditawil masdar.
Contoh: ( zaid sedang berwudlu).
Jadi, kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari kata kerja
. Lafaz adalah kalimat isim asli dan bukan kalimat
yang ditawil masdar. irabnya adalah rafa karena
kedudukannya manjadi fail. Tanda irabnya adalah
dlommah karena adalah isim mufrad.
Dilihat dari segi jelas atau tidaknya, fail ada dua macam:
Fail Isim zahir (isim yang tampak/bukan kata ganti)
yaitu fail yang berupa isim zahir (isim yang tampak /
bukan isim dlomir). Contoh: ( orang kafir itu masuk
islam)
kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari fiil (kata
kerja) . lafaz adalah fail berupa isim zahir (bukan
isim dlomir). irabnya adalah rafa karena
kedudukannya manjadi fail. Tanda irabnya adalah
dlommah karena adalah isim mufrad
Isim dlomir (kata ganti)
Yaitu fail yang berupa isim dlomir (kata ganti). Contoh:
( saya telah berbicara).
adalah fail (pelaku) dari fiil (kata kerja) . Lafaz
adalah fail berupa isim dlomir. Berbeda dengan fail isim
zahir diatas, fail isim dlomir ini hukumnya mabni (huruf
akhirnya tidak bisa berubah). Jadi selamanya harokat
adalah dlommah, tidak akan bisa berubah.
Isim dlomir yang kedudukannya menjadi fail ini dibagi
menjadi 2, yaitu:
Fail isim dlomir muttasil (bersambung)
yaitu fail yang berupa isim dlomir yang bersambung
dengan fiilnya. Contoh: ( saya membaca bismillah).
Jadi, kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari fiil
(kata kerja) . Lafaz adalah fail berupa isim dlomir
muttasil karena tersebut bersambung langsung
dengan fiilnya ()
Rincian isim dlomir muttasil sebagai berikut:
Fiil Mad}i Mabni Fail isim
Malum
mutashil

dlomir Arti isim


mutashil

dlomir

( telah bekerja)

yang dikira-kira

dia satu laki-laki

( alif)

Dia dua laki-laki

( wawu)

Mereka laki-laki

( yang dikira-kira)

Dia satu perempuan

( alif)

Dia dua perempuan

( nun)

Mereka perempuan

( ta)

Kamu satu laki-laki

( ta)

Kamu dua laki-laki

( ta)

Kamu banyak lakilaki

( ta)

Kamu satu
perempuan

( ta)

Kamu dua
perempuan

( ta)

Kamu banyak
perempuan

( ta)

Saya

( nun)

kami

Fiil
Fail isim dlomir
mud}arimabni
muttasil
malum
( sedang / akan yang dikira-kira
bekerja)

( alif)

Arti

( wawu)

Mereka laki-laki

yang dikira-kira

Dia satu perempuan

( alif)

Dia dua perempuan

( nun)

Mereka perempuan

yang dikira-kira

Kamu satu laki-laki

( alif)

Kamu dua laki-laki

( wawu)

Kamu banyak lakilaki

( ya)

Kamu satu
77

isim
mutashil

dlomir

Dia satu laki-laki


Dia dua laki-laki

perempuan

( alif)

Kamu dua
perempuan

( nun)

Kamu banyak
perempuan

yang dikira-kira

Saya laki-laki /
perempuan

yang dikira-kira

Kami laki-laki /
perempuan

Fiil amr

Fail isim
muttasil

( bekerjalah)

yang dikira-kira

Kamu satu laki-laki

( alif)

Kamu dua laki-laki

( wawu)

Kamu banyak lakilaki

( ya)

Kamu satu
perempuan

( alif)

Kamu dua
perempuan

( nun)

Kamu banyak
perempuan

dlomir Arti isim


mutashil

dlomir

Fail isim dlomir munfasil (berpisah)


yaitu fail yang berupa isim dlomir yang berpisah (tidak
bersambung langsung) dengan fiilnya. Contoh:
( tidak tidur kecuali kamu)
jadi, kedudukannya sebagai fail (pelaku) dari fiil
(kata kerja) . Lafaz adalah fail berupa isim dlomir
munfasil karena tersebut terpisah (tidak bersambung
langsung) dengan fiilnya ().
Rincian isim dlomir munfasil sebagaimana berikut:
Fail isim dlomir
munfasil

Arti isim dlomir


munfasil
Dia satu laki-laki

Contoh

( tidak ada
yang bekerja kecuali

dia satu laki-laki)

Dia dua laki-laki

Mereka laki-laki

Dia satu perempuan

Dia dua perempuan

Mereka perempuan

Kamu satu laki-laki

Kamu dua laki-laki

Kamu banyak lakilaki


Kamu
satu
perempuan
Kamu
dua
perempuan
Kamu
banyak
perempuan
Saya
laki-laki
/
perempuan
Kami
laki-laki
/
perempuan

KETERANGAN
Setiap fiil (kata kerja), pasti ada failnya,
Baik failnya tampak (berupa isim zahir atau dlomir bariz muttasil
/ munfasil), contoh: ( zaid berpuasa). ( fiil)
mempunyai fail, yaitu . Jadi kedudukannya sebagai fail
yang tampak (kelihatan lafaznya), atau
Failnya tidak tampak (berupa dlomir mustatir), contoh:
(zaid berpuasa). mempunya fail yang tidak tampak, tapi
tersimpan. Fail yang tesimpan itu kira-kiranya adalah .
Fail harus berada setelah kalimat fiil. Contoh: ( zaid
berpuasa). ( fail) berada setelah ( kalimat fiil). Jika ada
kalimat isim yang seakan-akan menjadi fail yang didahulukan
dari fiilnya, maka kalimat tersebut bukan fail, akan tetapi
kedudukannya menjadi mubtada. Sedangkan fail dari fiilnya
adalah berupa dlomir muttasil yang tersimpan.
Contoh: ( zaid berpuasa) . lafaz kedudukannya adalah
mubtada, bukan fail. Sedangkan fail dari adalah berupa
dlomir muttshil yang tersimpan kira-kiranya adalah ( dia lakilaki)
Antara fiil dan failnya harus sama dari segi muzakkar dan
79

muannasnya. Jadi, jika fiilnya muzakkar, maka failnya juga


mudzkkar. Jika fiilnya muannas, maka failnya juga muannas.
Sedangkan dari segi jumlahnya, fiil dan fail tidak harus sesuai.
Jadi, jika fiilnya adalah mufrad, maka failnya bisa saja mufrad,
tasniyah atau jama. Contoh:
JENIS / JUMLAH

FIIL

FAIL

Muzakkar / tasniyah

Muzakkar / jama

Muannas / mufrad

Muannas / tasniyah

Muannas / jama

Muzakkar / mufrad

Pada fiil mutaaddi (kata kerja yang butuh pada objek), pada
dasarnya maful (objek) itu berada setelah kalimat fiil. Contoh:
( kami menyembah kepada-MU). adalah maful (objek).
Lafaz berada setelah fiilnya, yaitu .
Akan tetapi, maful bisa saja berada sebelum fiilnya. Contoh:
( hanya kepada-MU kami menyembah) . lafaz sebagai
maful berada sebelum fiilnya, yaitu
NAIBUL FAIL (PENGGANTI FAIL)
Ciri-Ciri Naibul fail
Cocok bermakna siapa atau apa
Sebagai objek yang menempati posisinya subjek
Berada setelah fiil majhul dan sebagai kalimat pokok
Berupa isim zahir / dlomir / fiil yang di dahului / kata yang
didahului
Contoh: ( orang-orang yang kafir itu dilaknat).
Penjelasan
Naibul fail adalah isim yang dibaca rafa, yang berada setelah fiil
mabni majhul / kata kerja pasif (fiil yang tidak disebut failnya;
penejelasan lebih rinci telah dibahas pada bab tentang
pembagian kalimat fiil) atau berada setelah isim yang bisa
beramal seperti fiil mabni majhul, yang mana isim ini mengganti
kedudukan dari fail yang tidak disebutkan karena alasan-alasan
tertentu. ( makanan itu telah dimakan). Lafaz
kedudukannya sebaga naibul fail karena berada setelah fiil
mabni majhul, yaitu: . Dan lafaz disebut naibul fail
karena kedudukan asalnya adalah maful, lalu mengganti
kedudukan fail yang tidak disebutkan.

Asal dari adalah ( laki-laki itu makan


makanan). Jadi yang kedudukannya sebagai naibul fail ini,
asalnya berkedudukan sebagai maful (objek) dari fiil (). Lalu
lafaz sebagai fail dibuang / tidak disebutkan dan diganti
dengan lafaz . Jadi yang asalnya adalah maful, lalu
menjadi naibul fail setelah failnya dibuang.
: adalah naibul fail
: sebagai mamul (yang
diperintah)

: adalah fiil mabni majhul


: sebagai amil (yang
memerintah)
Lafaz / Kedudukan Yang Bisa Menjadi Naibul fail
Sebagaimana penjelasan diatas, bahwa naibul fail adalah
kalimat isim yang mengganti kedudukan fail. Ada 4 lafaz yang
bisa menjadi naibul fail, yang mengganti tempatnya fail yang
dibuang, yaitu:
Maful bih (objek). Contoh: ( air itu dicampuri). Asalnya
adalah ( benda najis itu mencampuri air). Jadi,
yang kedudukan asalnya sebagai maful bih, lalu
menggantikan kedudukan sebagai fail sehingga
kedudukan menjadi naibul fail
Masdar (peristiwa). Contoh: ( perayaan yang besar
itu telah dirayakan). Asalnya adalah
(seseorang telah merayakan perayaan yang besar). Jadi,
yang kedudukan asalnya sebagai masdar, lalu menggantikan
kedudukan dari sebagai fail sehingga kedudukan
menjadi naibul fail
Zaraf (keterangan waktu / tempat). Contoh: ( bulan
romadlon telah dipuasai). Asalnya adalah
(seseorang telah berpuasa romadlon). Jadi, yang
kedudukan asalnya sebagai zaraf, lalu menggantikan
kedudukan sebagai fail sehingga kedudukan
menjadi naibul fail
Jar majrur. Contoh: ( dirasakan kegembiraan
dipertemuan ini). Asalnya adalah
(seseorang merasakan kegembiaraan di pertemuan ini). Jadi,
adalah jar majrur yang menggantikan kedudukan
sebagai fail sehingga kedudukan menjadi
naibul fail

81

Keterangan
Jika dalam suatu susunan kalimat ada keempat lafaz diatas
(maful bih, masdar, zaraf, jar majrur), maka yang menjadi
naibul fail adalah maful bih, bukan lafaz ketiga lafaz lainnya
(masdar, zaraf, jar majrur). Contoh:
( zaid telah ditampar pada hari jumat di rumah itu dengan
pukulan yang keras).
Pada susunan kalimat ini ada kempat lafaz yang bisa menjadi
naibul fail, yaitu maful bih ( ), zaraf () , jar majrur (
) , masdar (). Dari keempat lafaz diatas, yang
kedudukannya sebagai naibul fail adalah maful bih ()
Akan tetapi jika dalam susunan kalimat tidak terdapat maful bih,
akan tetapi yang ada ketiga lafaz lainnya (masdar, zaraf, jar
majrur), maka yang menjadi naibul fail adalah salah satu dari
ketiga lafaz tersebut (bisa masdar, zaraf, atau jar majrur).
Contoh: ( bulan romadlon itu telah
dipuasai dengan mengharap ridlo Allah SWT).
Pada susunan kalimat ini tidak ada maful bih, yang ada
adalah ketiga lafaz lainnya, yaitu zaraf (), masdar (
), jar majrur (). Dari ketiga lafaz diatas, yang
kedudukannya sebagai naibul fail adalah salah satu dari
ketiganya, dalam susunan kalimat ini adalah zaraf ()
Macam-Macam Naibul fail
Sebagaimana fail, ada dua pembagian naibul fail:
Dilihat dari segi bentuknya, naibul fail ada 2 macam:
Naibul fail muawwal (ditawil / ditafsirkan)
Yaitu naibul fail yang berupa kalimat yang ditawil masdar.
Contoh: ( disunnahkan mengusap
kedua telinga ketika wudlu).
Jadi, kedudukannya sebagai naibul fail dari fiil
mabni majhul, yaitu . Lafaz adalah naibul fail
berupa kalimat fiil mud}ari yang ditawil masdar. Takwil
dari adalah ( bentuk isim masdar dari ).
Naibul fail sarih (jelas)
Yaitu naibul fail yang bukan berupa kalimat yang ditawil
masdar. Contoh: ( dua telapak tangan itu sedang
dibasuh).
Jadi, kedudukannya sebagai naibul fail dari fiil mabni
majhul, yaitu . Lafaz adalah kalimat isim asli dan
bukan kalimat yang ditawil masdar. irabnya adalah
rafa karena kedudukannya manjadi naibul fail. Tanda
irabnya adalah alif karena adalah isim tasniyah.
Dilihat dari segi jelas atau tidaknya, naibul fail ada 2 macam:

Naibul fail isim zahir (isim yang tampak/bukan kata ganti)


yaitu naibul fail yang berupa isim zahir (isim yang
tampak / bukan isim dlomir). Contoh:
(jenggot yang tebal itu disela-selai)
kedudukannya sebagai naibul fail dari fiil mabni
majhul, yaitu . lafaz adalah naibul fail berupa
isim zahir (bukan isim dlomir). irabnya adalah rafa
karena kedudukannya manjadi naibul fail. Tanda irabnya
adalah dlommah karena adalah isim mufrad
Naibul fail isim dlomir (kata ganti)
Yaitu naibul fail yang berupa isim dlomir (kata ganti).
Contoh: ( saya telah ditolong).
adalah naibul fail dari fiil mabni majhul, yaitu . Lafaz
adalah naibul fail berupa isim dlomir. Berbeda dengan
fail isim zahir diatas, naibul fail isim dlomir ini hukumnya
mabni (huruf akhirnya tidak bisa berubah). Jadi selamanya
harokat adalah dlommah, tidak akan bisa berubah.
Sebagaimana fail, Isim dlomir yang kedudukannya menjadi
naibul fail ini dibagi menjadi 2, yaitu:
Naibul fail isim dlomir muttasil (bersambung)
yaitu naibul fail yang berupa isim dlomir yang
bersambung dengan fiilnya. Contoh: ( saya telah
dipukul). Jadi, kedudukannya sebagai naibul fail dari
fiil mabni majhul, yaitu . Lafaz adalah naibul
fail berupa isim dlomir muttasil karena tersebut
bersambung langsung dengan fiilnya ()
Rincian naibul fail berupa isim dlomir muttasil sebagai
berikut:
Fiil Mad}i Mabni
Majhul

Naibul fail isim


dlomir mutashil

Arti isim
mutashil

dlomir

( telah dipukul)

yang dikira-kira

Dia satu laki-laki

( alif)

Dia dua laki-laki

( wawu)

Mereka laki-laki

( yang dikira-kira)

Dia satu perempuan

( alif)

Dia dua perempuan

( nun)

Mereka perempuan

( ta)

Kamu satu laki-laki

( ta)

Kamu dua laki-laki

( ta)

Kamu banyak laki83

laki

( ta)

Kamu satu
perempuan

( ta)

Kamu dua
perempuan

( ta)

Kamu banyak
perempuan

( ta)

Saya

( nun)

kami

Fiil
mud}ari
mabni majhul

Naibul fail isim


dlomir muttasil

( sedang / akan yang dikira-kira

Arti

isim
mutashil

dlomir

Dia satu laki-laki

dipukul)

( alif)

Dia dua laki-laki

( wawu)

Mereka laki-laki

yang dikira-kira

Dia satu perempuan

( alif)

Dia dua perempuan

( nun)

Mereka perempuan

yang dikira-kira

Kamu satu laki-laki

( alif)

Kamu dua laki-laki

( wawu)

Kamu banyak lakilaki

( ya)

Kamu satu
perempuan

( alif)

Kamu dua
perempuan

( nun)

Kamu banyak
perempuan

yang dikira-kira

Saya laki-laki /
perempuan

yang dikira-kira

Kami laki-laki /

perempuan
Naibul fail isim dlomir munfasil (berpisah)
yaitu naibul fail yang berupa isim dlomir yang berpisah
(tidak bersambung langsung) dengan fiilnya. Contoh:
( tidak dipukul kecuali kamu)
Jadi, kedudukannya sebagai naibul fail (pelaku) dari fiil
mabni majhul, yaitu . Lafaz adalah naibul fail
berupa isim dlomir munfasil karena tersebut terpisah
(tidak bersambung langsung) dengan fiilnya () .
Rincian naibul fail berupa isim dlomir munfasil
sebagaimana berikut:
Naibul fail isim
dlomir munfasil

Arti isim dlomir


munfasil
Dia satu laki-laki

Contoh

( tidak
dipukul kecuali
satu laki-laki)

Dia dua laki-laki

Mereka laki-laki

Dia satu perempuan

Dia dua perempuan

Mereka perempuan

Kamu satu laki-laki

Kamu dua laki-laki

Kamu banyak lakilaki


Kamu
satu
perempuan
Kamu
dua
perempuan
Kamu
banyak
perempuan
Saya
laki-laki
/
perempuan
Kami
laki-laki
/
perempuan

85

dia

KETERANGAN
Naibul fail adakalnya tampak lafaznya adakalnya tidak tampak,
contoh:
Naibul fail yang tampak lafaznya (berupa isim zahir atau dlomir
bariz muttasil / munfasil), contoh: ( zaid dipukul).
( fiil) mempunyai naibul fail, yaitu . Jadi
kedudukannya sebagai naibul fail yang tampak (kelihatan
lafaznya)
Naibul fail yang tidak tampak lafaznya (berupa dlomir mustatir),
contoh: ( zaid dipukul). mempunya naibul fail,
akan tetapi naibul failnya tidak tampak, akan tetapi
tersimpan. Naibul fail yang tesimpan itu kira-kiranya adalah
. Jadi, kedudukannya sebagai naibul fail yang tidak
tampak
MUBTADA DAN KHABAR (SUBYEK DAN PREDIKAT)
Mubtada (subyek / permulaan)
Ciri-Ciri Mubtada
Cocok bermakna adapun
Berada di awal perkataan dan sebagai kalimat pokok
Berupa isim zahir / dlomir / fiil mud}ari yang di dahului
Biasanya berupa isim marifat
Contoh: ( Allah adalah Zat yang maha mendengar).

Penjelasan
Mubtada adalah isim yang berirab rafa yang menjadi
permulaan dari suatu perkataan, yang tidak didahului oleh
amil lafzi (yang tampak lafaznya). Jadi, Amil yang memerintah
mubtada untuk berirab rafa bukan berupa amil lafzi, tapi
amil manawi ibtidai (amil yang tidak tampak yang
memerintah mubtada untuk berirab rafa). Contoh:
( bersiwak itu adalah disunnahkan).

: mubtada : irabnya rafa

: khabar : irabnya rafa


Jadi, kedudukannya sebagai mubtada karena menjadi
permulaan dari suatu perkataan. Lafaz irabnya rafa
karena kedudukannya menjadi mubtada. Tanda irabnya
adalah dlommah karena berupa isim mufrad. Amil yang
memerintah sebagai mubtada ini bukan amil lafzi
(amilnya tidak tampak), akan tetapi amilnya adalah amil yang
tidak tampak (amil manawi ibtida). Amil manawi ibtidai
inilah yang memerintah lafaz untuk berirab rafa karena
kedudukannya sebagai mubtada
Khabar adalah isim yang dibaca rafa, yang disandarkan
kepada mubtada dan berfungsi sebagai penyempurna makna

bagi mubtada. Contoh: ( bersiwak itu


disunnahkan).
( bersiwak) : Mubtada / subyek
( disunnahkan) : khabar / predikat
Amil mubtadanya tidak tampak, karena amilnya berupa amil
manawi ibtidai
Macam-Macam Mubtada
Ada dua pembagian mubtada, yaitu:
Dilihat dari segi bentuknya, ada 2:
Mubtada muawwal (ditakwil / ditafsirkan)
Yaitu mubtada yang berupa kalimat yang ditawil
masdar. Contoh: ( puasanya kamu itu
lebih baik)
Jadi, kedudukannya sebagai mubtada,
khabarnya adalah . Lafaz adalah mubtada
berupa kalimat fiil mud}ari yang ditawil masdar.
Takwil dari adalah ( bentuk isim masdar
dari ) .
Lafaz irabnya adalah rafa secara mahalli
(kedudukannya). Artinya irabnya adalah rafa
karena kedudukannya sebagai mubtada. Tapi secara
lafaz, irabnya adalah nashab karena berupa
fiil mud}ari yang didahului oleh amil nashab, yaitu
Mubtada sarih
Yaitu mubtada yang bukan berupa kalimat yang ditawil
masdar. Contoh: ( fardlu-fardlunya
wudlu ada 6).
Jadi, kedudukannya sebagai mubtada. Khabarnya
adalah . Lafaz adalah kalimat isim asli dan
bukan kalimat yang ditawil masdar. irabnya
adalah rafa karena kedudukannya manjadi mubtada.
Tanda irabnya adalah dlommah karena adalah
jamak taksir.
Dilihat dari segi jelas atau tidaknya, ada 2, isim zahir dan isim
d}amir. Rinciannya sebagai berikut:
Mubtada isim zahir (isim yang tampak/bukan kata ganti)
yaitu mubtada yang berupa isim zahir (isim yang
tampak / bukan isim d}amir). Contoh:
(beristinja itu wajib)
kedudukannya sebagai mubtada, khabarnya
adalah . lafaz adalah mubtada berupa isim
zahir (bukan isim d}amir). irabnya adalah rafa
karena kedudukannya manjadi mubtada. Tanda
irabnya adalah dlommah karena adalah isim
mufrad.
87

Mubtada isim zahir ada 2 macam, yaitu:


Mubtada yang punya khabar. Contoh:
(beristinja itu wajib). adalah mubtada.
adalah khabar. Jadi, mubtada ( )disini
mempunyai khabar, yaitu .
Mubtada yang tidak punya khabar, tapi punya isim
yang dirafakan (sebagai fail / naibul fail) yang
menempati kedudukannya khabar. Syarat dari
mubtada ini harus berupa isim sifat (isim fail, isim
maful, isim sifat musyabihat, atau S}ighat
mubalaghah) yang didahului oleh:
Nafi (peniadaan, seperti ) . Contoh:
( zaid tidak menggunakan air najis)
adalah mubtada berupa isim fail,
adalah fail. Jadi, ini adalah mubtada yang
tidak ada khabarnya, akan tetapi mempunyai isim
yang dibaca rafa, yaitu yang kedudukannya
sebagai fail, yang mengganti kedudukannya
khabar.
Nahi (petanyaan, seperti ) . Contoh:
(apakah air itu dijatuhi najis)
adalah mubtada berupa berupa isim
maful, adalah naibul fail. Jadi ini
adalah mubtada yang tidak ada khabarnya, akan
tetapi mempunyai isim yang dibaca rafa, yaitu
yang keudukannya sebagai naibul fail, yang
menggantikan kedudukannya khabar
Mubtada isim d}amir
Yaitu mubtada yang berupa isim d}amir (kata ganti).
Contoh: ( dia perempuan adalah orang yang
berpuasa)
adalah mubtada, khabarnya adalah . Lafaz
adalah mubtada berupa isim d}amir. Berbeda dengan
mubtada isim zahir diatas, mubtada isim d}amir ini
hukumnya mabni (huruf akhirnya tidak bisa berubah).
Jadi selamanya harokat huruf akhir adalah fathah,
tidak akan bisa berubah.
Yang perlu digarisbawahi disini, isim d}amir yang
berupa isim d}amir muttasil (bersambung dengan
fiilnya seperti )tidak bisa menjadi mubtada. Yang
bisa menjadi mubtada adalah isim d}amir munfasil
(terpisah), seperti contoh diatas: ( dia
perempuan adalah orang yang berpuasa). ini adalah
mubtada berupa isim d}amir munfasil.
Rincian mubtada berupa isim d}amir munfasil sebagai
berikut:

Mubtada Isim
d}amir Munfasil

Khabar Mubtada

Arti Isim d}amir


Munfasil

yang Dia satu laki-laki

( orang
berpuasa)

Mereka laki-laki

Dia satu perempuan

Dia dua perempuan

Mereka perempuan

Kamu satu laki-laki

Kamu dua laki-laki

Kamu banyak lakilaki

Kamu satu
perempuan

Kamu dua
perempuan

Kamu banyak
perempuan

Saya laki-laki /
perempuan

Kami laki-laki /
perempuan

89

Dia dua laki-laki

KETERANGAN
Mubtada pasti berirab rafa. Contoh: ( beristinja itu
wajib). kedudukannya sebagai mubtada, khabarnya
adalah . Irabnya adalah rafa karena kedudukannya
manjadi mubtada. Tanda irabnya adalah dlommah karena
adalah isim mufrad
Akan tetapi adakalanya mubtada berirab jer jika didahului oleh
huruf jer, yaitu:
Huruf jer ba (), contoh: ( cukuplah bagimu pertolongan
Allah). kedudukannya sbagai mubtada. Pada dasarnya
mubtada berirab rafa. Tapi lafaz ini, walaupun
kedudukannya sebagai mubtada, irabnya adalah jer karena
didahului oleh huruf jer ba ()
huruf jer . Contoh: ( adakah pencipta
selain Allah yang mencukupi rizkimu). kedudukannya
sebagai mubtada. Pada dasarnya mubtada berirab rafa.
Tapi lafaz ini , walaupun kedudukannya mubtada,
irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf jer ()
. contoh: ( betapa banyak orang
yang berpakaian di dunia tapi telanjang di hari kiamat).
kedudukannya sebagai mubtada. Pada dasarnya mubtada
berirab rafa. Tapi lafaz ini, walaupun kedudukannya
mubtada, irabnya adalah jer karena didahului oleh .
Mubtada harus berupa isim marifat. Contoh:
(kulit bangkai itu bisa suci dengan cara disamak).
kedudukannya sebagai mubtada, khabarnya adalah . Lafaz
adalah mubtada berupa isim marifat, yaitu marifat berupa
isim yang dimulofkan kepada isim marifat dengan al ().
Akan tetapi, adakalnya mubtada bisa berupa isim nakirah
dengan syarat tersebut harus bisa memberi faidah, diantaranya:
Mubtada berupa isim nakirah yang dimud}afkan kepada isim
nakirah yang lain. Contoh: ( lima sholat itu
dicatat oleh Allah). kedudukannya sebagai mubtada
berupa isim nakirah yang dimud}afkan kepada isim nakirh
yang lain, yaitu
Mubtada berupa isim nakirah yang disifati oleh kalimat yang
lain. Contoh: ( budak yang beriman itu
lebih baik dari pada orang musyrik). kedudukannya
sebagai mubtada berupa isim nakirah yang disifati oleh
kalimat yang lain, yaitu:
Khabar mubtadanya berupa susunan zaraf atau jer majrur yang
berada sebelum mubtada. Contoh: ( dirumah itu
ada bangkai). kedudukannya sebagai mubtada berupa

isim nakirah karena khabarnya berupa susunan jer majrur (


)yang berada sebelum mubtada
Mubtada tersebut berada setelah nafi (peniadaan, seperti: :
apakah), atau setelah nahi (pertanyaan, seperti: : apakah),
atau setelah ( andaikan tidak/bukan), atau setelah ( tibatiba). Contoh: ( apakah ada tuhan lain yang menyertai
Allah). adalah mubtada berupa isim nakirah yang didahului
oleh nahi, yaitu alif (: apakah)
Dan lain-lain
KHABAR (PREDIKAT / BERITA)
Ciri-Ciri Khabar
Cocok bermakna adalah
Menjadi pelengkap dari mubtada dan sebagai kalimat pokok
Berupa mufrad / jumlahismiyah/ jumlahFiliyah / jer majrur /
zaraf
Contoh: ( Allah adalah Zat yang maha mendengar).
Penjelasan
Khabar adalah isim yang dibaca rafa, yang disandarkan
kepada mubtada dan berfungsi sebagai penyempurna makna
bagi mubtada. Contoh: ( bersiwak itu adalah
disunnahkan).
adalah khabar, adalah mubtada. Jadi,
adalah khabar yang menyempurnakan makna sebagai
mubtada. irabnya rafa karena kedudukannya menjadi
khabar. Tanda khabarnya adalah dlommah karena
adalah isim mufrad.
Jadi, Ketika ada mubtada tanpa ada khabarnya, maka makna
mubtada ini tidak sempurna. Contoh ( bersiwak itu
adalah....). lafaz ini adalah mubtada, tapi tidak ada
khabar atau pengganti khabarnya. Maka makna mubtada ini
tidak sempurna.
Tapi ketika mubtada ini ada khabarnya, maka makna
mubtada ini menjadi sempurna, contoh:
(bersiwak itu adalah disunnahkan).
( bersiwak) : Mubtada / subyek
: sebagai amil (yang
memerintah)
( disunnahkan) : khabar / predikat
:
sebagai
mamul (yang diperintah)
Macam-Macam Khabar
Khabar ada 2 macam, yaitu:
Khabar mufrad (tunggal / bukan jumlah).
Yaitu khabar yang tidak terdiri dari jumlahatau syibhul
jumlah, seperti contoh-contoh diatas. Contoh:
91

(bersiwak itu adalah disunnahkan). Lafaz adalah


mubtada.
adalah khabar berupa khabar mufrad
karena tidak terdiri dari jumlahatau syibhul jumlah.
irabnya rafa karena kedudukannya menjadi khabar. Tanda
irab rafanya adalah dlommah karena adalah isim
mufrad.
Khabar ghairu mufrad (jumlah)
Yaitu khabar yang terdiri dari jumlahatau syibhul jumlah.
Contoh ( Muhammad telah makan roti).
adalah mubtada. Khabarnya adalah . jadi, adalah
khabar berupa ghoiru mufrad karena terdiri dari
jumlahFiliyah, dalam hal ini berupa susunan fiil ( )dan
fail , yaitu d}amir mustatir yang tersimpan pada lafad
. Susunan Irabnya adalah rafa secara mahalli
(kedudukannya) saja. Artinya, Irabnya adalah rafa
karena kedudukannya sebagai khabar. tapi secara lafaz
adalah mabni karena adalah fiil mad}i.
Khabar ghoiru mufrad ini dibagi menjadi 2, yaitu:
Jumlah, yaitu khabar yang terdiri dari susunan kalimat.
Khabar jumlah ini ada macam, yaitu:
Ismiyah (mubtada & khabar)
Yaitu khabar berupa susunan mubtada dan khabar.
Contoh:
(zaid adalah ayahnya yang alim). Lafaz adalah
mubtada. Khabarnya adalah . jadi,
adalah khabar yang berupa jumlahismiyah, yaitu
khabar berupa susunan mubtada ( )dan khabar (
).

: mubtada
: khabar, yang berupa jumlah ismiyah
{khabar berupa
susunan mubtada ()
dan khabar khabar (})
Filiyah (fiil & fail)
Yaitu khabar berupa susunan fiil dan fail . contoh:
( muhammad telah makan roti) Lafaz
adalah mubtada. Khabarnya adalah . Jadi,
adalah khabar yang berupa jumlah Filiyah, yaitu
khabar berupa susunan fiil ( )dan fail ( , yaitu
d}amir mustatir yang tersimpan pada lafad ).
Susunan
Irabnya rafa secara mahalli
(kedudukannya) karena kedudukannya
menjadi
khabar. Tapi secara lafaz, adalah mabni karena
adalah fiil mad}i dan ( yaitu d}amir mustatir
yang tersimpan pada lafad ) Irabnya rafa karena
menjadi fail.

: mubtada
: khabar, yang berupa jumlahFiliyah {
khabar berupa susunan fiil ( )dan fail (
, yaitu d}amir mustatir yang tersimpan pada
lafad ) .
Syibhul jumlah (serupa dengan jumlah)
Zaraf (kata keterangan)
yaitu khabar berupa susunan zaraf (keterangan), baik
keterangan waktu atau keterangan tempat. Contoh:
( ustadz itu ada di depan rumah) . lafaz
adalah mubtada. Khabarnya adalah .
jadi, adalah khabar yang berupa susunan
zaraf. Susunan irabnya adalah rafa secara
mahalli (kedudukannya) karena kedudukannya
menjadi khabar. Tapi secara lafaz, irabnya
nashab karena menjadi zaraf dan irabnya jer
karena menjadi mud}af ilaih .
: mubtada

: khabar berupa zaraf
Jer majrur (huruf jer dan isim yang dijerkan)
yaitu khabar yang terdiri dari huruf jer dan isim yang
dibaca jer. Contoh: ( seorang muslim
ada di masjid). Lafaz adalah mubtada.
Khabarnya adalah . jadi, adalah
khabar berupa susunan jer ( )dan majrur ().
Susunan irabnya rafa secara mahalli
(kedudukannya) karena kedudukannya
menjadi
khabar. Tapi secara lafaz, adalah mabni karena
adalah kalimat huruf dan irabnya jer karena
didahului huruf jer.

: mubtada

: khabar berupa susunan jer ( )dan
majrur ()
KETERANGAN
Khabar harus sesuai dengan mubtada dalam hal jenis (muzakkar &
muannas) dan jumlahnya (mufrad, tasniyah, & jama). Contoh:
( bersiwak itu adalah disunnahkan). adalah
khabar. Mubtadanya adalah . Lafaz sebagai khabar
harus sesuai dengan sebagai mubtada dari segi jenis dan
jumlahnya.
: mufrad muzakkar
: mufrad muzakkar
Jadi, pada , khabar sudah sesuai dengan mubtadanya
dari segi jenis (muzakkar) dan jumlahnya (mufrad). Contoh lain:
93

MUBTADA

KHABAR

(Mufrad muzakkar)

(Tasniyah muzakkar)

(Jama muzakkar)

(mufrad muannas)

(tasniyah muannas)

(jama muannas)

(Mufrad muzakkar)

(Tasniyah muzakkar)

(Jama muzakkar)

(mufrad muannas)

(tasniyah muannas)

(jama muannas)

Pada asalnya, khabar berada setelah mubtada. Contoh:


(bersiwak itu adalah disunnahkan). adalah mubtada .
adalah khabar. Lafaz sebagai khabar ini berada
setelah mubtada ().
Akan tetapi khabar boleh berada sebelum mubtada. Contoh:
( di mata mereka ada penutup). adalah
mubtada. adalah khabar. Lafaz sebagai
khabar ini berada sebelum mubtada ()
ISIM DAN SAUDARA-SAUDARANYA
Termasuk dari isim yang berirab rafa adalah isim dan
saudara-saudaranya. Sebelum membahas isim dan saudarasaudaranya, akan dibahas penjelasannya mengenai amil-amil
nawasikh (amil yang merusak). Yang disebut amil nawasikh
adalah amil yang merusak keadaan susunan mubtada dan
khabar. Pada dasarnya, mubtada dan khabar irabnya adalah
rafa. Contoh: ( zaid berdiri)
: mubtada : irabnya rafa
: khabar
: irabnya rafa
Akan tetapi, setelah ada amil nawasikh, maka irabnya berubah.
Dan mubtadanya diganti dengan sebutan isim amil nawasikh,
khabarnya diganti dengan sebutan khabar amil nawasikh.
Contoh: ( zaid berdiri).

: amil nawasikh

: isim
( asalnya mubtada)
:
irabnya
rafa

: khabar ( asalnya khabar) : irabnya nashab.

Macam-Macam Amil Nawasikh


Amil nawasikh ini ada 3 macam, yaitu:
Amil yang merafakan mubtada dan menashabkan khabar, yaitu
dan saudara-saudaranya. Contoh: ( zaid berdiri).

: amil nawasikh

: isim
( asalnya mubtada)
:
irabnya rafa

: khabar ( asalnya khabar) : irabnya nashab.


Amil yang menashabkan mubtada dan merafakan khabarnya,
yaitu dan saudara-saudaranya. Contoh:
(sesunnguhnya zaid berdiri)

: amil nawasikh
: isim
(asalnya mubtada)
: irabnya nashab
: khabar ( asalnya khabar) : irabnya rafa
Amil yang menashabkan mubtada dan khabarnya secara
bersamaan, yaitu dan saudara-saudaranya. Contoh:
( saya menyangka zaid berdiri).
: amil nawasikh
: maful pertama ( asalnya mubtada) :
irabnya
nashab
: maful kedua
(asalnya khabar) :
irabnya
nashab
Isim Dan Saudara-Saudaranya
Pada pembahasan kali ini, yang akan dijelaskan pertama kali
adalah pembahasan dan saudara-saudaranya. Amalnya
adalah merafakan mubtada sebagai isim dan menashabkan
khabar .
Jadi, yang termasuk marfuat al-asma (isim-isim yang dirafakan)
adalah isim dan saudara-saudaranya. Contoh:
( sholat jamaah itu adalah sunnah muakkad)
: amil nawasikh
: isim ( asalnya mubtada)
: irabnya rafa

: khabar
(asalnya khabar) : irabnya nashab
Jadi, irabnnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
isim . Tanda irabnya adalah dlommah karena adalah
isim mufrad.
Saudara-Saudara
Saudara-saudara yang juga beramal seperti ( merafakan
95

mubtada sebagai isim dan menasobkan khabar) ada dua belas


yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
Bisa beramal tanpa syarat, yaitu:
( ada) dan tas}rifnya. Contoh:( sholat
minta hujan itu disunnahkan).
: amil nawasikh
: isim
: irabnya rafa

: khabar
: irabnya nashab
Jadi, irabnnya adalah rafa karena kedudukannya
sebagai isim . Tanda irabnya adalah dlommah karena
adalah isim mufrad.
( menjadi / masuk waktu dluha) dan tas}rifnya. contoh:
( zaid menjadi baligh). Jadi, irabnya adalah
rafa karena kedudukannya sebagai isim
( menjadi) dan tas}rifnya. Contoh: ( zaid menjadi
orang yang sholeh). Jadi, irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai isim
( menjadi / bermalam) dan tas}rifnya. Contoh:
( musafir itu semalaman sholat). Jadi, irabnya
adalah rafa karena kedudukannya sebagai isim
( menjadi / masuk waktu sore) dan tas}rifnya. Contoh:
( matahari itu terbenam sore hari). Jadi,
irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
isim
( menjadi / masuk waktu pagi) dan tas}rifnya. Contoh:
( ibrohim menjadi nabi Allah) dan
tas}rifnya. Jadi, irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai isim .
( menjadi) dan tas}rifnya. Contoh:
(muhammad menjadi rosulullah). Jadi, irabnya adalah
rafa karena kedudukannya sebagai isim .
( tidak ada / bukan) dan tas}rifnya. ( air
mustamal itu bukan najis). Jadi, irabnya adalah rafa
karena kedudukannya sebagai isim .
Bisa beramal dengan syarat harus didahului oleh nafi
(peniadaan) atau nahi (larangan)
( selalu / senantiasa) dan tas}rifnya. Contoh:
( matahari selalu terbit dari timur). Jadi,
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai isim
. Amil ini bisa beramal seperti amalnya karena
didahului oleh nafi, yaitu .
( selalu / senantiasa) dan tas}rifnya. Contoh:
( matahari selalu terbenam ke barat). Jadi,
irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai

isim . Amil ini bisa beramal seperti amalnya


karena didahului oleh nafi, yaitu .
( masih) dan tas}rifnya. Contoh: ( zaid masih
tidur). Jadi, irabnya adalah rafa karena kedudukannya
sebagai isim . Amil ini bisa beramal seperti amalnya
karena didahului oleh nafi, yaitu .
( masih) dan tas}rifnya. Contoh: ( zainab
masih menangis). Jadi, irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai isim . Amil ini bisa
beramal seperti amalnya karena didahului oleh nafi,
yaitu .
Bisa beramal dengan syarat harus didahului oleh
, yaitu yang mentawil masdar kalimat fiil yang jatuh
setelahnya dan sebagai ganti dari zaraf.
Saudara yang masuk pada macam ketiga ini adalah
(selama) dan tas}rifnya. Contoh: . Jadi,
irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai isim .
Amil bisa beramal seperti amalnya karena didahului oleh
) )
KETERANGAN
Tas}rif dari dan saudara-saudaranya adalah sebagai berikut:

WAZAN

Fiil
nahi

Isim
fail

Isim
d}a
mir

Isim
masd
ar

Isim
masd
ar

Fiil
mud}
ari

Fiil
mad
}i

JENIS
KALIMA
T

WAZAN

Fiil
nahi

Isim
fail

Isim
d}a
mir

Isim
masda
r

Fiil
mud}
ari

Fiil
mad
}i

JENIS
KALIMA
T

Fiil
ama
r

Fiil
am
ar

Isim
masd
ar

WAZAN

Fiil
nahi

Isim
fail

Isim
d}ami
r

Isim
masda
r

Fiil
mud}a
ri

Fiil
mad}i

JENIS
KALIMA
T

Fiil
amar

97

WAZAN

Fiil
nahi

Fiil
amar

Isim
fail

Isim
d}ami
r

Isim
masda
r

Fiil
mud}a
ri

Fiil
mad}i

JENIS
KALIMA
T

WAZAN

Fiil
nahi

Fiil
amar

Isim
fail

Isim
d}ami
r

Isim
masda
r

Fiil
mud}a
ri

Fiil
mad}i

JENIS
KALIMA
T

WAZAN

Fiil
nahi

Isim
fail

Isim
d}ami
r

Isim
masda
r

Fiil
mud}a
ri

Fiil
mad}i

JENIS
KALIMA
T

WAZAN

Fiil
nahi

Isim
fail

Isim
d}ami
r

Isim
masda
r

Fiil
mud}
ari

Fiil
mad}i

JENIS
KALIMA
T

Fiil
amar

Fiil
amar

WAZAN

Isim fail

Isim d}amir

Fiil
mud}ari

Fiil

JENIS
KALIMAT

WAZAN

Isim fail

Isim d}amir

Fiil
mud}ari

Fiil mad}i

JENIS
KALIMAT

WAZAN

Isim fail

Isim d}amir

Fiil
mud}ari

Fiil mad}i

JENIS
KALIMAT

WAZAN

Isim fail

Isim d}amir

Fiil
mud}ari

Fiil mad}i

JENIS
KALIMAT

. amil ini hanya mempunyai fiil mad}i saja dan tidak ada

tasrifannya.
. amil ini hanya mempunyai fiil mad}i saja dan tidak ada
tasrifannya.
Semua tas}rif dari dan saudara-saudaranya, juga bisa beramal
seperti , yaitu merafakan mubtada sebagai isim , dan
menashabkan khabarnya. Contoh:
Berupa fiil mudlori: ( air itu berubah).
: amil nawasikh berupa fiil mud}ari
: isim berupa fiil madlori ( ): irabnya rafa
: khabar berupa fiil madlori ()
:
irabnya
nashab
Berupa isim masdar: ( saya heran zaid jadi
pemalas)
: amil nawasikh berupa isim masdar
: isim berupa isim masdar ()
: irabnya rafa
secara mahalli, tapi secara lafaz irabnya jer
: khabar berupa isim masdar ()
:
irabnya
nashab
berupa isim fail: ( zaid menjadi seorang pengarang)
: amil nawasikh berupa isim fail
( d}amir yang tersimpan dalam ): isim berupa
isim fail (). Irabnya rafa secara mahalli, tapi secara lafaz
adalah mabni
: khabar berupa isim fail ()
:
irabnya
nashab
berupa isim maful: ( muhammad dijadikan
ketua kelas)
: amil nawasikh berupa isim maful
( d}amir yang tersimpan dalam )
:
isim

berupa isim maful (). Irabnya rafa secara mahalli, tapi


secara lafaz adalah mabni
: khabar berupa isim maful ()
:
irabnya
nashab
berupa fiil amr: ( jadilah teman sejati)

: amil nawasikh berupa fiil amr


( d}amir yang tersimpan pada ) : isim berupa fiil amr
99

(). Irabnya rafa secara mahalli, tapi secara lafaz adalah


mabni
: khabar berupa fiil amr ()
:
irabnya
nashab
KHABAR DAN SAUDARA-SAUDARANYA
Termasuk dari isim yang berirab rafa adalah khabar dan
saudara-saudaranya. Amal dari dan saudara-saudaranya
adalah menashabkan mubtada dan merafakan khabarnya.
Contoh: ( sesungguhnya beristinja itu wajib)

: amil nawasikh

: isim ( asalnya mubtada) : irabnya nashab


: khabar ( asalnya khabar) : irabnya rafa
Jadi, yang termasuk dari isim-isim yang berirab rafa adalah
khabar dan saudara-sauranya.
Saudara-saudara yang bisa beramal seperti amalnya adalah
sebagai berikut:
dan (sesungguhnya). Makna dan adalah taukid, yaitu
mengokohkan
suatu
hal.
Contoh:

(sesungguhnya beristinja itu wajib)

: amil nawasikh

: isim ( asalnya mubtada) : irabnya nashab

: khabar ( asalnya khabar) : irabnya rafa


Jadi, irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
khabar . Amil mengokohkan / menguatkan bahwa istinja
itu benar-benar wajib.
( andaikan). Makna adalah , yaitu mengharapkan suatu
kejadian yang tidak mungkin terjadi karena mustahil atau
karena jarang terjadi. Contoh: ( andaikan manusia
bisa terbang). Jadi, irabnya adalah rafa karena menjadi
khabar . amil pada contoh ini ini bermakna karena
mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, yaitu
manusia bisa terbang.
( semoga). Makna adalah ( yaitu mengharapkan
sesuatu yang diinginkan / disenangi dan mungkin terjadi) dan
( yaitu mengharapkan sesuatu yang dibenci yang
mungkin terjadi). Contoh: ( semoga zaid hadir).
Jadi, irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
khabar . Amil pada contoh ini bermkna karena
mengharapkan sesuatu yang mungkin terjadi, yaitu
mengharapkan kehadiran zaid.
( bagaikan). Makna adalah , yaitu menguatkan
keserupaan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Contoh:
( zaid sungguh bagaikan singa). Jadi, irabnya adalah
rafa karena kedudukannya sebagai khabar . Amil pada

contoh
ini
bermakna
menyerupakan,
karena

menyerupakan zaid dengan singa.


( tetapi). Makna adalah , yaitu meniadakan suatu
pengertian yang diduga ada sebelumnya, atau menetapkan
adanya suatu pengertian yang diduga tidak ada sebelumnya.
Contoh: ( zaid adalah orang kaya, tetapi dia
kikir). Jadi, irabnya adalah rafa karena kedudukannya
sebagai khabar . Amil pada contoh ini bermakna
karena meniadakan suatu pengertian yang diduga ada
sebelumnya, yaitu pada awalnya seseorang akan menduga
bahwa zaid itu adalah orang dermawan karena dia adalah
orang kaya. Akan tetapi kedermawanan itu ditiadakan, karena
justru zaid adalah orang yang kikir
KETERANGAN
Hamzah pada lafaz / bisa dibaca 3 harokat:
Dibaca kasroh ketika hamzahnya berada dibawah (), yaitu
ketika:
Berada
dipermulaan
perkataan,
contoh:

(sesungguhnya kami menurunkannya). Hamzah pada
contoh ini dibaca kasroh karena berada di permulaan
perkataan.
Berada setelah lafaz yang berfungsi memulai / membuka
suatu perkataan. Contoh:( ingatlah
sesungguhnya wali Allah itu tidak pernah takut terhadap
mereka). hamzah pada contoh ini dibaca kasroh karena
berada setelah
Berada setelah lafaz , contoh: ( saya
datang sekiranya zaid sedang berdiri). Hamzah pada
contoh ini dibaca kasroh karena berada setelah lafaz
Berada setelah qosam (sumpah), contoh:
(demi
kitab
yang
nyata,
sesungguhnya
kami
menurunkannya). hamzah pada contoh ini dibaca kasroh
karena berada setelah qosam, yaitu .
Berada setelah lafaz dan tas}rifannya, contoh:
(dia berkata sesungguhnya saya adalah hamba Allah).
Hamzah pada contoh ini dibaca kasroh karena berada
setelah .
Jika ada huruf lam ( )pada khabar , contoh:
(Allah tahu bahwa kamu adalah utusan Allah). hamzah
pada contoh ini dibaca kasroh karena khabar ada lam (
), yaitu
Dibaca fathah ketika hamzahnya berada di atas(), yaitu ketika:
Jika kedudukannya sebagai fail, contoh:
101

(apakah tidak mencukupi bahwa sesungguhnya kami telah


menurunkan). Hamzah pada contoh ini dibaca fathah
karena kedudukannya sebagai fail dari dari fiil mabni
malum ()
Jika kedudukannya sebagai naibul fail, contoh:
( katakanlah, saya telah diwahyukan bahwa
sesungguhnya seseorang dari jin). Hamzah pada contoh
ini dibaca fathah karena kedudukannya sebagai naibul fail
dari dari fiil mabni majhul ()
Jika kedudukannya sebagai maful (objek), contoh:
( kamu tidak takut bahwa kamu mensekutukan
Allah). Hamzah pada contoh ini dibaca fathah karena
kedudukannya sebagai maful
Jika kedudukannya sebagai mubtada, contoh:
( termasuk tanda-tanda kebesaran Allah adalah
kamu melihat bumi yang tunduk). Hamzah pada contoh
ini dibaca fathah karena kedudukannya sebagai mubtada
yang diakhirkan, sedangkan khabarnya didahulukan (
)
Jika didahului oleh jer, contoh:( hal itu karena
Allah adalah maha benar). Hamzah pada contoh ini
dibaca fathah karena didahului oleh huruf jer () .
Bisa dibaca kasroh ( )atau dibaca fathah ()
Berada setelah fa jawab (), contoh: .....
( barang siapa yang melakukan kejelekan.....maka
sesungguhnya Allah adalah maha pengampun dan maha
penyayang). Hamzah pada contoh ini bisa dibaca kasroh
( )atau bisa dibaca fathah ( )karena berada setelah fa
jawab ()
Berada setelah lafaz yang bermakna tiba-tiba, contoh:
( saya datang, tiba-tiba zaid duduk). Hamzah
pada contoh ini bisa dibaca kasroh ( )atau bisa dibaca
fathah ( )karena berada setelah .
Jika kedudukannya menjadi alasan, contoh:
(kami berdoa kepada-NYA karena DIA adalah maha baik
dan maha penyayang). Hamzah pada contoh ini bisa
dibaca kasroh ( )atau bisa dibaca fathah ( )karena
menajdi alasan, yaitu alasan mengapa kami berdoa
kepadaNYA
Jika dan saudara-saudaranya itu bersambung dengan )
tambahan yang tidak ada artinya), maka amal dan saudarasaudaranya tidak beramal lagi sebagai amil nawasikh. Jadi dan
saudara-saudaranya ketika bersambung dengan tambahan,

maka mubtada dan khabarnya tetap berirab rafa. Contoh:


( sesungguhnya Allah adalah tuhan yang satu). pada
contoh ini tidak lagi beramal karena bersambung dengan
tambahan ()

: amil nawasikh yang bersambung dengan


tambahan

: mubtada : irabnya rafa

: khabar
: irabbnya rafa
Hal ini dikecualikan pada . maka jika bersambung dengan
tambahan, maka bisa beramal dan bisa juga tidak beramal.
)beramal menashabkan isimnya, ). Atau
)tidak beramal, tetap berirab rafa)
Jika tidak bertasydid (), maka ada dua hukum, yaitu:
Lebih sering tidak beramal (tidak menashabkan mubtada dan
tidak merafakan khabar), contoh: ( setiap
jiwa pasti ada yang menjaga). Jadi, yang tidak bertasydid itu
tidak beramal. Jadi mubtada ( )dan khabarnya ( ) tetap
berirab rafa.

: amil nawasikh

: mubtada
: irabnya rafa
: khabar
: irabnya rafa
Kadang bisa beramal, contoh: ( sesungguhnya
mereka akan berselisih). Jadi, yang tidak bertasydid itu
tetap beramal. Jadi mubtada / isimnya berirab nashab ()
dan khabarnya ( )berirab rafa
F.
ISIM YANG IKUT PADA ISIM YANG DIBACA NASHAB
(TAWABI)
Tawabi ada 4 macam, yaitu naat, athof, taukid, dan badal.
Penjelasan lebih rinci dibahas pada pembahasan Tawabi.
Contoh: ( zaid yang rajin itu datang).

: irabnya rafa sebagai fail


: irabnya rafa karena ikut pada yang irabnya rafa
Tabel Marfuat Al-Asma:
N
O
1

MARFUAT
AL-ASMA
Fail (Pelaku)

CIRI-CIRI

CONTOH

Cocok bermakna siapa


atau apa
(apabila datang
Sebagai pelaku dari suatu
pertolongan
pekerjaan
Allah)
Berada
setelah
fiil
malum dan sebagai
kalimat pokok
Berupa
isim
zahir
/
103

Naibul Fail
(Pengganti
Fail)

Mubtada
(subyek /
permulaan)

Khabar
(Predikat /
Berita)

Isim dan
SaudaraSaudaranya

Khabar dan
saudarasaudaranya
Tawabi

dlomir / fiil yang di


dahului / kata yang
didahului
Cocok bermakna siapa
atau apa
Sebagai
objek
yang
menempati posisinya
subjek
Berada setelah fiil majhul
dan sebagai kalimat
pokok
Berupa
isim
zahir
/
dlomir / fiil yang di
dahului / kata yang
didahului
Cocok bermakna adapun
Berada di awal perkataan
dan
sebagai
kalimat
pokok
Berupa isim zahir / dlomir /
fiil mud}ari yang di
dahului
Biasanya
berupa
isim
marifat

Cocok bermakna adalah


Menjadi pelengkap dari
mubtada dan sebagai
kalimat pokok
Berupa
mufrad
/
jumlahismiyah/
jumlahFiliyah
/
jer
majrur / zaraf
Asalnya adalah mubtada,
lalu ada amil nawasikh
berupa dan saudarasaudaranya (, ,

, , , , ,
, , , ,
)
Asalnya adalah khabar
mubtada, lalu ada amil
nawasikh berupa dan
saudara-saudaranya (,
, ,)
Dijelaskan pada bab
tawabi


(orang-orang
yang kafir itu
dilaknat).

( Allah
adalah Zat
yang maha
mendengar).

( Allah
adalah Zat
yang maha
mendengar).


( sholat
minta hujan itu
disunnahkan)


(sesungguhnya
beristinja itu
wajib)

(zaid yang rajin


itu datang).

105

MANSUBAT AL-ASMA (ISIM-ISIM YANG DIBACA NASHAB)


Yang dimaksud dengan mansubat al-asma adalah kalimat isim yang
keadaannya berirab nashab. Jadi jika ada kalimat isim yang
kedudukannya menjadi salah satu dari mansubat al-asma ini, maka
kalimat isim tersebut pasti berirab nahsob. mansubat al-asma ada
14 macam, yaitu: 1) dua maful 2 . )khabar dan saudarasaudaranya. 3) isim . Dan saudara-saudaranya. 4) maful bih. 5)
maful maah. 6) maful liajlih. 7) masdar. 8) haal. 9) tamyiz. 10)
zaraf. 11) Mustasna. 12. isim 13 . )munada. 14) isim yang ikut
pada isim yang dibaca nashab (Tawabi)
Contoh: ( sesuatu yang membatalkan wudu). Lafaz
berirab rafa karena kedudukannya menjadi salah satu dari
mansubat al-asma, yaitu menjadi maful bih. Kalimat isim yang
kedudukannya menjadi maful bih, maka kalimat isim tersebut pasti
berirab nashab. adalah isim mufrad, maka tanda irab
nashabnya adalah fathah (lihat penjelasan tentang tanda-tanda
irab). Maka cara membacanya , huruf akhirnya berharokat
fathah ().
Rincian 14 macam mansubat al-asma, sebagaimana berikut:
DUA MAFUL
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan tentang amil
nawasikh, yaitu
dan saudara-saudaranya, dan dan
saudara-saudaranya. Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan
tentang amil nawasikh yang ke tiga, yaitu dan saudarasaudaranya. Amal dari dan saudara-saudaranya adalah
menashabkan mubtada dan khabarnya (sebagai dua maful)
secara bersamaan. Contoh: ( zaid menyangka air
itu mustamal / sudah digunakan).

: Amil nawasikh

: Fail
: Maful pertama (asalnya mubtada)
: irabnya nashab
: Maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab
Jadi, yang termasuk mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca
nashab) adalah dua maful , yaitu ( maful pertama) dan
( maful kedua). Tanda irabnya adalah fathah karena
keduanya adalah isim mufrad
Saudara-saudara adalah dibagi menjadi dua:
( saudara berupa fiil-fiil yang bermakna pekerjaan
hati)
( menyangka / yakin). Contoh: ( zaid
menyangka air itu mustamal / sudah digunakan). Jadi,
(maful pertama) dan ( maful kedua) irabnya adalah

nashab karena kedudukannya sebagai maful .

: amil nawasikh

: fail
: maful pertama (asalnya mubtada)
:
irabnya
nashab
: maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab

( menyangka / yakin). ( saya menyangka air


itu najis). Jadi, ( maful pertama) ( najis) Irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai maful .
( menyangka / yakin). Contoh: ( zaid
menyangka air itu suci). Jadi, ( maful pertama) dan
( maful kedua) Irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful .
( yakin / menyangka). Contoh:
(Muhammad yakin air itu mensucikan). Jadi, ( maful
pertama) dan ( maful kedua) Irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai maful
( yakin / menyangka ). Contoh: ( ibrohim
yakin air itu dipanasi dengan matahari). Jadi, ( maful
pertama) dan ( maful kedua) Irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai maful .
( menyangka). Contoh: ( murid itu
menyangka gurunya tidak hadir). Jadi, ( maful
pertama) dan ( maful kedua) Irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai maful
( menyangka). Contoh:
(wanita-wanita itu menyangka nabi yusuf adalah seorang
malaikat yang turun dari langit). Jadi, ( maful
pertama) ( maful kedua) Irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful .
( menyangka). Contoh: ( murid-murid
itu menyangka gurunya hadir). Jadi, ( maful pertama)
dan Irabnya adalah nashab karena kedudukannya
sebagai maful .
( menyangka). Contoh: ( kamu menyangka
perempuan itu sedang haid). Jadi, ( maful pertama)
dan ( maful kedua) Irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful .
( menyangka). Contoh: ( sangkalah
pemandangan itu indah). Jadi, ( maful pertama) dan
( maful kedua) Irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful
107

( yakin). Contoh: ( saya yakin kulit


bangkai itu bisa suci dengan disamak). Jadi, ( maful
pertama) dan ( maful kedua) Irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai maful .
( yakin). Contoh: ( mereka yakin ayah-ayah
mereka adalah orang yang tersesat). Jadi, ( maful
pertama) dan ( maful kedua) Irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai maful .
( yakin). Contoh: ( saya yakin
fardu-fardunya wudu itu ada enam perkara). Jadi,
(maful pertama) dan ( maful kedua) Irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai maful .
( yakin). Contoh: ( yakinlah islam adalah
agama yang benar). Jadi, ( maful pertama) dan
(maful
kedua)
Irabnya
adalah
nashab
karena
kedudukannya sebagai maful .

( saudara berupa fiil-fiil yang bermkana merubah

sesuatu kepada sesuatu lain)


( menjadikan). Contoh: ( maka kami (Allah)
menjadikan amal itu debu yang berterbangan). Jadi,
(maful pertama) dan ( maful kedua) Irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai maful .
( menjadikan). Contoh: ( Allah menjadikan
nabi ibrohim sebagai kekasih). Jadi, ( maful pertama)
( maful kedua) ) Irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful .
( menjadikan). Contoh: ( hinngga
menjadikan rambut mereka yang hitam itu menjadi putih).
Jadi, ( maful pertama) dan ( maful kedua) irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai maful .
( menjadikan). Contoh: ( saya menjadikan
baju itu sebagai penghalang). Jadi, ( maful pertama)
dan ( maful kedua) irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful .
( menjadikan). Contoh: ( Allah menjadikanku
sebagai tebusanmu). Jadi, ( maful pertama) dan
(maful
kedua)
irabnya
adalah
nashab
karena
kedudukannya sebagai maful .

KETERANGAN
Tas}rif dari dan saudara-saudaranya juga bisa beramal, yaitu
berupa fiil mad}i, fiil mud}ari, isim masdar, isim fail, isim
maful dan fiil amr. Contoh:

Berupa fiil mad}i. Contoh: ( zaid menyangka air


itu mustamal / sudah digunakan).
: amil nawasikh berupa fiil mad}i
: fail
: maful pertama (asalnya mubtada)
:
irabnya
nashab
: maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab
Berupa fiil mud}ari. Contoh:
dosen itu sangat pintar).

(kami menyangka

: amil nawasikh berupa fiil mud}ari


: maful pertama (asalnya mubtada)
:
irabnya nashab

: maful kedua (asalnya khabar)


:
irabnya
nashab
Berupa isim masdar. Contoh:

(mengherankanku persangkaanmu bahwa zaid itu pintar).
: amil nawasikh berupa isim masdar
: maful pertama (asalnya mubtada)
: irabnya
nashab
: maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab
Berupa isim fail. Contoh: ( dia menyangka afif itu
rajin)
: amil nawasikh berupa isim fail
: maful pertama (asalnya mubtada)
:
irabnya
nashab
: maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab
Berupa isim maful. Contoh: ( Muhammad disangka
sebagai pemimpin)
: amil nawasikh berupa isim maful
: maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab
(maful pertama tidak disebutkan)
Berupa fiil amr. Contoh: ( sangkalah bahwa zaid
adalah pemimpin yang sholeh)
: amil nawasikh berupa fiil amr
: maful pertama (asalnya mubtada)
:
irabnya
nashab
: maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab
Khusus dan , hanya mempunyai bentuk fiil amr saja dan
tidak ada tas}rifnya. Contoh:
( sangkalah
pemandangan itu indah). Contoh lain: ( yakinlah
islam adalah agama yang benar)

: amil nawasikh yang hanya punya bentuk fiil amr


: maful pertama (asalnya mubtada)
: irabnya nashab
: maful kedua (asalnya khabar)
: irabnya nashab
109


: amil nawasikh yang hanya punya bentuk fiil amr
: maful pertama (asalnya mubtada)
: irabnya nashab

: maful kedua (asalnya khabar)


: irabnya nashab
Khusus , hanya mempunyai bentuk fiil madly saja dan tidak
ada tas}rifnya. Contoh: ( Allah menjadikanku sebagai
tebusanmu).
: amil nawasikh yang hanya punya bentuk fiil madly (tidak
ada tas}rifnya)

: maful pertama (asalnya mubtada)


:
irabnya
nashab

: maful kedua (asalnya khabar)


: irabnya nashab
KHABAR

DAN SAUDARA-SAUDARANYA

dan saudarasaudaranya sudah dibahas panjang lebar. Amal dan saudaraPada

pembahasan

marfuat

al-asma,

saudaranya adalah merafakan mubtada sebagai isimnya dan


menashabkan khabarnya. Jadi yang termasuk dari mansubat alasma (isim-isim yang dibaca nashab) adalah khabar dan
saudara-saudaranya. Contoh: ( sholat
jamaah itu adalah sunnah muakkad)
: amil nawasikh
: isim ( asalnya mubtada)
: irabnya rafa

: khabar
(asalnya khabar) : irabnya nashab
Jadi, irabnnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
khabar . Tanda irab nashabnya adalah fathah karena
adalah isim mufrad.
ISIM

DAN SAUDARA-SAUDARANYA

Pada pembahasan marfuat al-asma juga telah dibahas

dan

saudara-saudaranya. Amal dan saudara-saudaranya adalah


menashabkan mubtada sebagai isimnya dan merafakan
khabarnya. Jadi, yang termsuk mansubat al-asma (isim-isim
yang dibaca nashab) adalah isim dan saudara-saudaranya.
Contoh: ( sesungguhnya beristinja itu wajib)

: amil nawasikh

: isim ( asalnya mubtada) : irabnya nashab


: khabar ( asalnya khabar) : irabnya rafa
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya
sebagai isim . tanda irab nashabnya adalah fathah karena
adalah isim mufrad
MAFUL BIH (OBJEK)
Ciri-Ciri Maful Bih

Cocok bermakna kepada


Sebagai objek dari pekerjaannya fail
Berada setelah fiil mutaaddi
Berupa isim zahir / d}amir / fiil yang di dahului / kata yang
didahului
contoh: ( sungguh kami menciptakan manusia)
Penjelasan
Termasuk dari mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca
nashab) adalah maful bih. Secara sederhana, maful bih adalah
objek dari suatu pekerjaan. Menurut istilah, maful bih adalah
isim yang dibaca nashab yang menjadi sasaran / objek dari
pekerjaan fail (pelaku) . contoh: ( saya memukul zaid).
: fiil / kata kerja (sebagai amil)
: mabni fathah

: fail / pelaku
: irabnya rafa
secara mahalli

: maful bih / objek (sebagai mamul): irabnya


nashab
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
maful bih. Tanda nashabnya adalah fathah karena adalah
isim mufrad. Lafaz disebut nahsob karena menjadi objek /
sasaran dari pekerjaan fail, yaitu saya memukul ()
Ada dua pembagian isim maful, yaitu:
Maful bih sarih (jelas)
Yaitu maful bih yang jelas (tidak berupa tawil masdar,
jumlah, jar majrur). Maful bih sarih ini ada dua macam, yaitu:
Isim zahir (isim asli dan bukan kata ganti). Contoh:
( sesuatu yang mewajibkan mandi ada 6 hal).
Jadi, irabnya nashab karena kedudukannya sebagai
maful bih berupa isim zahir. Tanda irabnya adalah fathah
karena adalah isim mufrad.
Isim d}amir (kata ganti). Contoh: ( saya telah
menolongmu). Jadi, Irabnya adalah nashab secara
mahalli. Artinya berirab nashab karena kedudukannya
sebagai maful bih. Secara lafaz, adalah mabni karena
adalah termasuk dari isim mabni, yaitu isim d}amir.
Maful bih isim d}amir ini ada dua macam, muttas}il dan
munfas}il. Rinciannya sebagai berikut:
D}amir muttasil (bersambung). Contoh: ( saya telah
menolongmu). Jadi, Irabnya adalah nashab secara
mahalli.
Artinya
berirab
nashab
karena
kedudukannya sebagai maful bih. Secara lafaz,
adalah mabni karena adalah termasuk dari isim
mabni, yaitu isim d}amir.
Rincian maful bih d}amir muttasil adalah sebagai
berikut:
111

D}AMIR
MUTASHIL

ARTINYA

Dia satu laki-laki

Dia dua laki-laki /


perempuan

Mereka laki-laki

Dia satu perempuan

Mereka perempuan

Kamu satu laki-laki

Kamu dua laki-laki /


perempuan

Kalian laki-laki

Kamu satu
perempuan

Kalian perempuan

Saya

kami

CONTOH

( dia menolong
dia satu laki-laki)

D}amir munfasil (berpisah). Contoh: ( hanya kepadaMU kami menyembah). Jadi, Irabnya adalah nashab
secara mahalli. Artinya berirab nashab karena
kedudukannya sebagai maful bih. Secara lafaz,
adalah mabni karena adalah termsuk dari isim
mabni, yaitu isim d}amir.
Rincian maful bih d}amir munfasil adalah sebagai
berikut:
D}AMIR
MUNFASIL

ARTINYA

CONTOH

( hanya
kepadanya satu lakilaki dia menolong)

Dia satu laki-laki

Dia dua laki-laki /


perempuan

Mereka laki-laki

Dia satu perempuan

Mereka perempuan

Kamu satu laki-laki

Kamu dua laki-laki /


perempuan

Kalian laki-laki

Kamu satu
perempuan

Kalian perempuan

Saya

kami

Maful bih ghoiru sarih (tidak jelas), yaitu ada tiga macam:
Berupa kalimat yang ditawil (dirubah) masdar setelah adanya
huruf yang mentawil masdar (seperti ). Contoh:
( saya tahu bahwa kamu bersungguh-sungguh).
Susunan adalah maful bih berupa kalimat yang
ditawil masdar karena ada huruf masdarnya, yaitu .
tawil dari adalah ( kesungguhanmu).
Jadi, Irabnya adalah nashab secara mahalli.
Artinya berirab nashab karena kedudukannya
sebagai maful bih.
Akan tetapi secara lafaz, adalah huruf, hukumnya mabni.
hukumnya mabni karena isim d}amir. Irabnya
adaah rafa karena kedudukannya sebagai khabar .
Berupa jumlah (susunan kata) yang yang ditawil mufrad.
Contoh: ( saya menyangkamu bersungguhsungguh). Lafaz adalah maful bih berupa jumlah
(berupa susunan fiil dan fail). ini adalah jumlah
yang ditawil mufrad. Tawil adalah ( yang
bersungguh-sungguh)
Jadi, Irabnya adalah nashab secara mahalli. Artinya
berirab nashab karena kedudukannya sebagai
maful kedua dari .
Akan tetapi secara lafaz, Irabnya adalah rafa
karena berupa fiil mud}ari yang tidak didahului oleh amil
nashab dan amil jazm
Berupa jer majrur (huruf jer dan isim yang dijerkan). Contoh:
( saya memegang tanganmu). adalah maful
bih berupa jer majrur.
Jadi, Irabnya adalah nashab secara mahalli. Artinya
berirab nashab karena kedudukannya sebagai maful
113

bih.
Akan tetapi secara lafaz, adalah mabni karena berupa
isim d}amir. Irabnya jer karena didahului oleh huruf jer
()
KETERANGAN
Pada dasarnya maful bih berada setelah fiil dan fail. Contoh:
( saya memukul zaid). kedudukannya sebagai maful bih
berupa isim zahir. Lafaz sebagai maful berada setelah fiil (
)dan fail ()
akan tetapi adakalnya:
Maful berada setelah fiil tapi sebelum fail (fiil + maful + fail),
yaitu dalam tiga keadaan:
Jika failnya bersambung dengan isim d}amir yang kembali
kepada maful bih. Contoh: ( anaknya
memulyakan said). kedudukannya sebagai maful bih
berupa isim zahir. Lafaz sebagai maful bih berada
setalah fiil ( )akan tetapi berada sebelum fail ()
karena failnya bersambung dengan isim d}amir yang
kembali kepada maful
() . D}amir kembali
kepada maful bih ()
Jika failnya berupa isim zahir dan maful bih berupa isim
d}amir muttasil. contoh: ( zaid memukulku).
kedudukannya sebagai maful bih berupa isim d}amir.
Lafaz sebagai maful bih berada setelah fiil ( )tapi
berada sebelum fail ( ) karena maful bih berupa isim
d}amir muttasil ( )sedangkan failnya berupa isim zahir (
)
Jika failnya berupa lafaz yang dikecualikan (Mustasna).
Contoh: . (tidak ada yang memulyakan
said kecuali kholid). kedudukannya sebagai maful bih
berupa isim zahir. Lafaz sebagai maful bih berada
setealah fiil ( )tapi sebelum fail (), karena failnya (
)berupa lafaz yang dikecualikan.
Maful berada sebelum fiil dan fail (maful + fiil + fail). Yaitu
dalam beberapa keadaan, yaitu:
Maful bih berupa isim syarat (isim yang butuh pada jawab).
Contoh: ( barang siapa yang Allah
sesatkan, maka dia tidak akan mendapatkan petunjuk).
kedudukannya maful bih berupa isim zahir. Lafaz
sebagai maful bih berada sebelum fiil ( )dan fail (),
karena maful bih berupa isim syarat ()
Maful bih berupa isim isim nahi (pertanyaan). Contoh:
( maka ayat yang mana yang kamu kalian
ingkari?). kedudukannya sebagai maful bih berupa isim
zahir. Lafaz sebagai maful bih berada sebelum fiil (

)dan fail (d}amir yang tersimpan, yaitu ), karena


maful bih berupa isim nahi ()
Maful bih berupa atau yang bermakna berita (bukan
pertanyaan). Contoh: ( banyak kitab yang saya
punya). kedudukannya sebagai maful bih berupa isim
zahir. Lafaz sebagai maful berada sebelum fiil ( )dan
fail (), karena berupa .
Berupa maful bih yang dinashabkan oleh jawab . contoh:
( maka janganlah memaksa anak yatim).
kedudukannya sebagai maful bih berupa isim zahir. Lafaz
berada sebelum fiil ( )dan fail (d}amir yang
tersimpan, yaitu )
Maful bih yang didahulukan karena tujuan mengkhususkan.
Contoh: ( hanya kepadaMU kami menyembah).
kedudukannya sebagai maful bih berupa isim d}amir.
Lafaz berada sebelum fiil ( ) dan fail (isim d}amir
yang
tersimpan,
yaitu
), karena bertujuan
menghususkan maful bih
Pada dasarnya fiil dari maful bih disebutkan. Contoh:
(saya memukul zaid). kedudukannya sebagai maful bih
berupa isim zahir. Lafaz sebagai maful bih disebutkan dalam
perkataan.
Akan tetapi adakalnya maful bih tidak disebut dalam suatu
perkataan. Contoh: ( apa yang Allah turunkan
padamu? Mereka berkata, kebaikan). kedudukannya sebagai
mafil bih berupa isim zahir. Fiil dari maful bih dibuang. Asalnya
adalah . lafaz adalah fiil yang tidak disebutkan
MAFUL MUTLAQ / MASDAR
Ciri-Ciri Masdar
Cocok bermakna dengan
Berupa isim masdar
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Sebagai penegas / penjelas macam pekerjaan / penjelas hitungan
pekerjaan
Didahului oleh amil (fiil dll) yang sama arti / bentuk dengan isim
masdar
Contoh: ( kemudian kami memecah bumi dengan
benar-benar memecah)
Penjelasan
Termasuk dari mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca
nashab) adalah masdar, atau juga diebut maful mutlaq. Masdar
menurut istilah adalah isim yang dibaca nashab, yang
menunjukkan suatu pekerjaan / peristiwa tanpa terikat oleh
waktu. Dalam tas}rif, masdar berada pada urutan ketiga.
115

Contoh: - . Jadi yang disebut masdar adalah yang


berada pada urutan ketiga, yaitu . contoh:
(Allah berfirman kepada nabi musa dengan sebenar-benarnya
firman).

: fiil mad}i (seabagai amil) : mabni fathah

: fail
: irabnya rafa
: maful
: irabnya nashab
: masdar (sebagai mamul) : irabnya nashab
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
masdar. Tanda irab nashabnya adalah fathah karena adalah
isim mufrad.
Pada contoh diatas, ( fiil mad}i) adalah amil yang memerintah
agar berirab nashab.

Amil Yang Menas}abkan Masdar


Ada lima amil yang bisa menashabkan masdar, yaitu:
Fiil (kata kerja). Contoh: ( Allah berfirman kepada
nabi musa dengan sebenar-benarnya firman). Jadi,
irabnya nashab karena kedudukannya sebagai masdar.
adalah amil berupa fiil yang menashabkan masdar ().
Isim masdar (pekerjaan / peristiwa). Contoh:
( sesungguhnya neraka jahannam adalah balasan bagi
kalian (iblis) sebagai balasan yang cukup). Jadi, irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai masdar.
adalah amil berupa isim masdar yang menashabkan masdar (
).
Isim fail (pelaku). Contoh ( saya
banyak sekali menggunakan air sumber ). Jadi, irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai masdar.
adalah amil berupa isim fail yang menashabkan masdar (
).
Isim maful (objek). Contoh: ( thalaq adalah
hal yang sangat dibenci). Jadi, irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai masdar. adalah amil
berupa isim maful yang menashabkan masdar.
Sifat mushabihat (sifat). Contoh:( rambutmu
sangat bagus). Jadi, irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai masdar. adalah amil berupa sifat
mushabihat yang menashabkan masdar () .
Macam-Macam Masdar
Masdar mempunyai dua pembagian, yaitu:
Dilihat dari segi bentuknya, ada dua macam:

Masdar lafzi, yaitu masdar yang lafaz dan mananya sama


dengan amilnya (fiil / isim masdar / isim fail / isim maful /
sifat mushabihat). Contoh: Contoh: ( Allah
berfirman kepada nabi musa dengan sebenar-benarnya
firman). Jadi, irabnya nashab karena kedudukannya
sebagai masdar. adalah masdar lafzi karena lafaz dan
makna ( berfirman) sama dengan amilnya, yaitu
(berfirman)
Masdar manawi, yaitu masdar yang maknanya sama dengan
amilnya (fiil / isim masdar / isim fail / isim maful / sifat
mushabihat), tapi lafaznya tidak sama. Contoh:
(zaid benar-benar wudlu). Jadi, irabnya nashab
karena kedudukannya sebagai masdar. adalah masdar
manawi, karena maknaya saja yang sama dengan
amilnya, yaitu sebagai masdar bermakna duduk, dan
sebagai amil juga bermakna duduk. Akan tetapi
lafaznya berbeda, yaitu masdarnya adalah , dan
amilnya adalah
Dilihat dari segi fungsinya, ada tiga macam:
Berfungsi menguatkan / mengokohkan arti yang terkandung
pada amilnya. Contoh: ( Allah berfirman
kepada nabi musa dengan sebenar-benarnya firman). Jadi,
irabnya nashab karena kedudukannya sebagai
masdar. sebagai masdar ini berfungsi menguatkan /
mengokohkan arti yang terkandung pada sebagai
amilnya. Jadi pada contoh ini masdar berarti menguatkan /
mengokohkan firman Allah kepada nabi musa.
Berfungsi menjelaskan macam arti yang terkandung pada
amilnya. Contoh: ( maka kami (Allah)
menyiksa mereka dengan siksa yang besar). irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai masdar.
sebagai masdar berfungsi menjelaskan macam arti yang
terkandung pada sebagai amil. Jadi pada contoh ini
masdar berfungsi menjelaskan macam dari siksaan, yaitu
siksaan yang besar.
Keterangan: pada masdar ini, setelah masdar ada
sandaran yang menunjukkan macam pekerjaan yang
dilakukan, baik sandaran itu berupa mud}af ilaih, atau
berupa naat. Contoh: . setelah masdar ( )ada
sandaran berupa mud}af ilaih, yaitu .
Berfungsi menjelaskan hitungan arti yang terkandung pada
amilnya. Contoh: ( dan
diangkatlah bumi dan gunung, lalu dibenturkan satu kali
benturan).
irabnya
adalah
nashab
karena
kedudukannya sebagai masdar. sebagai masdar
117

berfungsi menjelaskan hitungan arti yang terkandung pada


sebagai amil. Jadi pada contoh ini masdar menjeskan
berapa hitungan benturan, yaitu satu kali benturan.
Keterangan: pada masdar ini, setelah masdar ada ta
marbutoh ( )yang disebut ta murroh. Contoh: . setelah
masdar ( )ada ta marbutoh.
HAAL (KEADAAN)
Ciri-Ciri Haal
Cocok bermakna dalam keadaan
Sebagai penjelas keadaan dari sahibul hal
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Biasanya berupa sifat (isim fail / isim maful / sifat musyabihat)
Berupa isim nakirah
Contoh: ( bagi orang yang masuk ke rumahku
dalam keadaan beriman)
Penjelasan
Termasuk mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca nashab)
adalah haal. Yang dimaksud haal adalah isim sifat yang dibaca
nashab yang menjelaskan keadaan / tingkah laku yang samar
dari shohibul hal (isim yang dijelaskan keadaannya). Contoh:
( zaid datang dalam keadaan senang).

: fiil mad}i (sebagai amil)


: mabni fathah

: fail (shohibul hal)


: irabya rafa
: haal
: irabnya nashab
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
haal. Tanda irabnya adalah nashab karena adalah isim
mufrad. Yang menashabkan sebagai haal adalah amil
berupa fiil mad}i (). Lafaz sebagai haal menjelaskan
keadaan sebagai sahibul hal yang belum jelas keadaannya.
Jadi pada contoh ini, ( senang) menjelaskan keadaan zaid,
yaitu dia datang dalam keadaan senang.
Amil Yang Menashabkan Haal
Amil yang bisa menashabkan haal ada tiga macam:
Berupa fiil (kata kerja). Contoh: ( matahari itu
terbit dalam keadaan berseri-seri). Irabnya nashab
karena kedudukannya sebagai haal. adalah amil haal
berupa fiil mad}i
Berupa kalimat yang serupa dengan fiil. Yaitu sifat-sifat yang
ditas}rif dari fiil, seperti isim fail. Contoh:
(kholil pergi dalam keadaan tidak berjalan kaki). Irabnya
nashab karena kedudukannya sebagai haal. adalah haal
berupa isim fiil. Bentuk fiil mad}inya adalah
Berupa kalimat yang satu makna dengan fiil. Yaitu: 1) isim fiil

(isim yang bermkana fiil, seperti : turunlah). 2) isim


isyaroh (kata petunjuk, seperti : itu). 3) adat tashbih (alat
untuk menyerupakan, seperti : seakan-akan). 4) adat
tamanni dan tarojji (alat untuk berandai-andai dan alat untuk
pengharapan, seperti : andaikan). 5) huruf tanbih (huruf
untuk memperingatkan, contoh 6 .( )jer majrur (huruf jer
dan isim yang dijerkan, seperti : bagimu). 7) adat nahi (alat
untuk bertanya, seperti : bagaimana). 8) zaraf
(keterangan waktu / tempat, seperti : diantara). 9) huruf
nida (huruf untuk memanggil, seperti : wahai).
Contohnya adalah: ( maka itulah rumahrumah mereka (kaum tsamud) dalam keadaan runtuh
disebabkan kedzoliman mereka)
Kalimat / Kedudukan Yang Menjadi Sahibul Haal
Shohibul hal adalah kalimat yang dijelaskan keadaannya oleh
haal. Kalimat isim yang bisa menjadi shohibul hal adalah sebagai
berikut:
Kedudukan isim sebagai fail (pelaku). Contoh: ( zaid
keluar dalam keadaan tersenyum). irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai haal. Sedangkan
sahibul halnya adalah yang kedudukannya sebagai fail.
Jadi pada contoh ini, keadaan zaid ( : sahibul hal) ketika
keluar adalah tersenyum ( : haal)
Kedudukan isim sebagai naibul fail (pengganti pelaku). Contoh:
( buah itu dimakan dalam keadaan matang).
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
haal. Sedangkan sahibul halnya adalah yang
kedudukannya sebagai naibul fail. Jadi pada contoh ini,
keadaan buah ( : sahibul hal) ketika dimakan adalah
matang ( : haal)
Kedudukan isim sebagai mubtada . Contoh: ( kamu
dalam keadaan bersungguh-sungguh adalah berpuasa).
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai haal.
Sedangkan sahibul halnya adalah yang kedudukannya
sebagai mubtada. Jadi pada contoh ini, keadaanmu ( :
sahibul hal) ketika berpuasa adalah bersungguh-sungguh (
: haal)
Kedudukan isim sebagai khabar (berita). Contoh: ( ini
adalah bulan sabit dalam keadaan terbit). irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai haal.
Sedangkan sahibul halnya adalah yang kedudukannya
sebagai khabar. Jadi pada contoh ini, keadaan bulan sabit (
: sahibul hal) ini adalah terbit ( : haal)
Kedudukan isim sebagai maful bih (objek). Contoh:
119

( saya menunggangi kuda dalam keadaan berpelana).


irabnya nashab karena kedudukannya sebagai maful
bih. Sedangkan
sahibul halnya
adalah
yang
kedudukannya sebagai maful bih. Jadi pada contoh ini,
keadaan kuda ( : sahibul hal) ketika saya tunggangi
adalah berpelana ( : haal)
Kedudukan isim sebagai masdar. Contoh: ( saya
berjalan dengan cepat). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai haal. Sedangkan sahibul hal nya
adalah yang kedudukannya sebagai masdar. Jadi pada
contoh ini, keadaaan berjalanku ( : sahibul hal) adalah
cepat ( : haal)
Kedudukan isim sebagai zaraf (keterangan waktu atau tempat).
Contoh: ( saya pergi di malam hari dalam
keadaan gelap). Irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai haal. Sedangkan sahibul halnya adalah
yang kedudukannya sebagai zaraf. Jadi pada contoh ini,
keadaan malam hari ( : sahibul hal) ketika saya pergi
adalah gelap ( : haal)
Kedudukannya sebagai maful liajlih (alasan). Contoh:
( kerjakanlah kebaikan karena senang pada
kebaikan, dengan keadaan terhindar dari riya). Irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai haal.
Sedangkan sahibul halnya adalah yang kedudukannya
sebagai maful liajlih. Jadi pada contoh ini, keadaan senang
pada kebaikan ( : sahibul hal) itu adalah terhindar dari
riya ( : haal)
Kedudukannya sebagai maful maah (bersama). Contoh:
( jangan berjalan bersamaan dengan turunnya
hujan). Irabnya adalah nashab karena kedudukannya
sebagai haal. Sedangkan sahibul halnya adalah yang
kedudukannya sebagai maful maah. Pada contoh ini,
keadaan hujan ( : sahibul hal) adalah turun ( : haal)
Macam-Macam Haal
Haal dibagi menjadi dua, mufrad dan ghairu mufrad. Rinciannya
sebagai berikut:
Mufrad (bukan jumlah/ syibhul jumlah).
Yaitu haal yang tidak berupa jumlah (Filiyah dan ismiyah) dan
tidak berupa syibhul jumlah(jer majrur dan zaraf). Haal ini ada
dua macam:
Berupa isim musytaq (ada tas}rifnya)
Yaitu haal berupa kalimat isim yang ada tas}rifnya, yaitu:
Isim fail. Contoh: ( zaid datang dalam
keadaan jalan kaki). irabnya adalah nashab karena

kedudukannya sebagai haal. adalah haal berupa


isim fail. Bentuk fiil mad}inya adalah
Isim maful. Contoh: ( murid itu datang
dalam keadaan senang). irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai haal. adalah haal
berupa isim maful. Bentuk fiil mad}inya adalah .
Isim sifat mushabihat. Contoh:( saya
melihat wanita yang cantik parasnya). irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai haal.
adalah haal berupa sifat mushabihat. Fiil mad}inya
adalah .
S}ighat mubalaghah. Contoh: ( zaid
datang dalam keadaan sebagai orang yang sangat
menolong islam). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai haal. adalah haal berupa
S}ighat mubalaghah. Bentuk fiil mad}inya adalah .
Berupa isim jamid (tidak ada tas}rifnya) yang ditawil isim
musytaq
Yaitu haal berupa kalimat isim yang tidak ada tas}rifnya,
yang ditawil menjadi isim sifat musytaq, yaitu:
Lafaz yang menunjukkan arti menyerupakan. Contoh:
( zaid menyerang musuhnya dengan berani
seperti singa). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai haal. adalah haal berupa
isim jamid. Tawilnya adalah : ( berani seperti
singa)
Lafaz yang menunjukkan arti tertib. Contoh:
(saya membaca kitab berurutan satu bab-satu bab).
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
haal. adalah haal berupa isim jamid. Tawilnya
adalah: ( berurutan)
Lafaz yang menunujukkan arti persekutuan. Contoh:
( saya berkata kepaanya secara langsung
berhadap-hadapan). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai haal. adalah haal berupa isim
jamid. Tawilnya adalah: ( berhadapan langsung)
Lafaz yang menunjukkan arti harga. Contoh:
( saya menjual gandum ini setiap gram seribu
rupiah).
irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai haal. adalah haal berupa
isim jamid. Tawilnya adalah:( dihargai tiap
gram)
Lafaz berupa masdar nakirah. Contoh:
(mustofa datang secara tiba-tiba). irabnya adalah
121

nashab karena kedudukannya sebagai haal. adalah


haal berupa isim jamid. Tawilnya adalah: ( tiba-tiba)
Ghoiru mufrad (berupa jumlah/ syibhul jumlah)
Yaitu haal yang berupa jumlah (Filiyah dan ismiyah) atau
berupa syibhul jumlah (jer majrur dan zaraf). Yaitu:
Berupa jumlah (susunan kalimat). Ada dua:
Filiyah (fiil dan fail). Contoh:
(Muhammad datang dalam keadaan mengendarai
mobil). Susunan Irabnya adalah nashab
secara mahalli, artinya berirab nashab karena
kedudukannya sebagai haal. Sedangkan secara lafaz,
Irabnya adalah rafa karena tidak didahului oleh
amil nashab dan amil jazm.
adalah haal berupa jumlahFiliyah, yaitu
berupa susunan fiil ( )dan fail (d}amir yang
tersimpan, yaitu )
Ismiyah (mubtada dan khabar). Contoh:
(zaid sedang sholat dalam keadaan duduk). Susunan
irabnya adalah nashab secara mahalli, artinya
berirab nashab karena kedudukannya sebagai haal.
Tapi secara lafaz, adalah mabni karena berupa isim
d}amir.
Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai khabar.
adalah haal berupa jumlahismiyah, yaitu berupa
susunan mubtada ( )dan khabar ()
Syibhul jumlah (menyerupai susunan kalimat). Ada dua:
Jer majrur (huruf jer dan isim yang dijerkan). Contoh:
( maka keluarlah qorun kepada kaumnya
dalam keadaan kemegahannya).
Susunan
Irabnya adalah nashab secara mahalli, artinya berirab
nashab karena kedudukannya sebagai haal. Tapi secara
lafaz, adalah mabni karena berupa huruf jer.
irabnya jer karena didahului oleh huruf jer.
adalah haal berupa susunan jer ( )dan majrur (
)
Zaraf (keterangan waktu / tempat). Contoh:
( saya melihat bulan sabit berada diantara awan).
Susunan Irabnya adalah nashab secara
mahalli, artinya berirab nashab karena kedudukannya
sebagai haal. Tapi secara lafaz, Irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai zaraf.
Irabnya adalah jer karena kedudukannya sebagai
mud}af ilaih.
adalah haal berupa zaraf ()

KETERANGAN
Haal harus sama dengan sahibul halnya dalam segi jumlah (mufrad,
tasniyah dan jama) dan jenisnya (muzakkar dan muannas).
Contoh: ( zaid datang dalam keadaan senang).

: fiil mad}i (sebagai amil)


: mabni fathah

: fail (shohibul hal)


: mufrad muzakkar
: haal
: mufrad muzakkar
Jadi, sebagai haal sama dengan sebagai sahibul hal dari
segi jumlah (sama-sama mufrad) dan jenisnya (sama-sama
muzakkar)
Haal harus berupa isim nakirah. Contoh: ( zaid datang
dalam keadaan senang). irabnya nashab karena
kedudukannya sebagai haal. sebagai haal berupa isim
nakirah.
Tapi adakalanya haal berupa isim marifat yang ditawil menjadi
isim nakirah. Contoh: ( zaid datang dalam keadaan
sendiri). irabnya adalah nashab karena kedudukannya
sebagai haal. sebagai haal adalah berupa isim marifat
yang ditawil menjadi isim nakirah, yaitu ditawil menjadi
(sendirian)
Pada dasarnya, haal harus berada setelah amil dan sahibul hal.
Contoh: ( zaid datang dalam keadaan senang).
Irabnya nashab karena kedudukannya sebagai haal.

sebagai haal berada setelah amil ( )dan sahibul hal (). Tapi
kadang-kadang:
Haal berada setelah amil dan sahibul hal. Contoh:
( murid yang malas itu datang dalam keadaan
terlambat). irabnya nahsob karena kedudukannya
sebagai haal. sebagai haal berada sebelum amil ()
dan sahibul hal ()
Haal berada setelah amil tapi sebelum sahibul hal. Contoh:
( Muhammad melaksanakan tugas ini
dalam keadaan bersungguh-sungguhh). irabnya nashab
karena kedudukannya sebagai haal. sebagai haal berada
setelah amil ( )tapi berada sebelum sahibul hal ().
Sahibul hal harus berupa isim marifat. Contoh: ( zaid
datang dalam keadaan senang). irabnya nashab karena
kedudukannya sebagai haal. adalah sahibul hal , yaitu berupa
isim marifat (berupa alam / nama).
Tapi adakalnya sahibul hal berupa isim nakirah, yaitu dalam
empat keadaan:
Ketika sahibul hal berada setelah haal. Contoh:
(seorang muslim sholat dalam keadaan khusyu). adalah
sahibul hal berupa isim nakirah karena berada setelah haal (
123

)
Ketika haal didahului oleh nafi (peniadaan, seperti ) . Contoh:
( tidak ada seorangpun yang berpuasa di
masjid dalam keadaan tidur). adalah sahibul hal berupa
isim nakirah karena haal didahului oleh nafi ()
Ketika sahibul hal disifati dengan isim nakirah yang lain. Contoh:
( seorang muslimah yang sholihah itu
datang dalam keadaan tersenyum). adalah sahibul hal
berupa isim nakirah karena disifati dengan isim nakirah yang
lain ().
Ketika haal berupa jumlah yang didahului wawu haaliyah ( yang
bermakna keadaan). Contoh: ( seorang murid
datang dalam keadaan menangis). adalah sahibul hal
berupa isim nakirah karena haalnya berupa jumlahyang
didahului wawu haaliyah ()
TAMYIZ
Ciri-Ciri Tamyiz
Cocok bermakna apanya
Sebagai penjelas dari kalimat yang samar pada kalimat
sebelumnya
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Berupa isim masdar / isim jamid
Biasanya berada setelah isim tafdlil atau setelah bilangan 11 99
Contoh: ( hal itu lebih baik dan lebih bagus
penafsirannya)
Penjelasan
Termasuk dari mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca
nashab) adalah tamyiz. Secara istilah, tamyiz adalah isim nakirah
yang dibaca nashab, yang mengandung makna , yang
berfungsi untuk menjelaskan nisbat atau zat dari suatu jenis
yang masih samar. Contoh: ( afif itu bagus budi
pekertinya)
: fiil mad}i (sebagai amil)
: fail
: irabnya rafa

: tamyiz (sebagai mamul)


: irabnya nashab
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
tamyiz. Jadi, sebagai tamyiz ini menjelaskan nisbat dari
yang masih samar (tidak jelas).
Macam-Macam Tamyiz
Tamyiz ada dua macam, zat dan nisbat. Rinciannya sebagai
berikut:
Tamyiz zat / mufrad, yaitu tamyiz yang berfungsi untuk
menghilangkan kesamaran yang ada pada kalimat isim
sebelumnya. Tamyiz zat / mufrad empat macam:

Tamyiz adad (hitungan). Yaitu tamyiz yang berfungsi


menjelaskan barang yang dihitung, sebab barang tersebut
belum diketahui. Contoh: ( saya melihat 11
bintang).
irabnya
adalah
nashab
karena
kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu berupa tamyiz adad.
( bintang) sebagai tamyiz menjelaskan benda yang
dihitung, yaitu hitungan 11 () . Jadi pada contoh ini
ada pertanyaan, apanya yang 11? Maka tamyiz ( )
berfungsi menjelaskan, yang 11 adalah bintangnya
Tamyiz miqdar (ukuran). Yaitu tamyiz yang berfungsi
menjelaskan barang yang mempunyai kadar, sebab barang
tersebut belum diketahui. Kadar tersebut berupa:
(ukuran). Contoh:( saya membeli satu
hektar tanah). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu tamyiz berupa
ukuran. ( tanah) sebagai tamyiz menjelaskan
ukuran, yaitu barang satu hektar ( )yang belum
diketahui. Jadi pada contoh ini ada pertanyaan, apanya
yang satu hektar? maka tamyiz
( : tanah)
berfungsi menjelaskan, yang satu hektar adalah
tanahnya
(timbangan). Contoh: ( saya membeli
dua kg beras). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu berupa ukuran
timbangan. ( beras) sebagai tamyiz menjelaskan
timbangan, yaitu barang dua kilo gram ( )yang
belum diketahui. Jadi pada contoh ini ada pertanyaan,
apanya yang dua kilo gram?. Maka tamyiz ( : beras)
berfungsi menjelaskan, yang dua kg adalah berasnya
(takaran). Contoh:( saya mempunyai satu
sak gandum). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu berupa ukuran
takaran. ( gandum) sebagai tamyiz menjelaskan
takaran, yaitu satu sak ( )yang belum diketahui. Jadi
pada contoh ini ada pertanyaan, apanya yang satu
sak? maka tamyiz ( : gandum) menjelaskan, yang
satu sak adalah gandumnya
Tamyiz syibhu al-miqdar (menyerupai ukuran). Yaitu tamyiz
yang berfungsi menjelaskan sesuatu yang menyerupai
kadar, sebab sesuatu itu kadarnya tidak diketahui dengan
pasti dan tidak dapat diukur dengan alat tertentu (seperti
tamyiz miqdar). Keserupaan itu antara lain:
Menyerupai ukuran. Contoh: ( saya
mempunyai tanah sejauh pandangan mata).
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
tamyiz, yaitu berupa sesuatu yang menyerupai ukuran.
125

( tanah) sebagai tamyiz menjelaskan sesuatu yang


menyerupai kadar, yaitu sejauh pandangan mata (
)yang belum diketahui. Jadi pada contoh ini ada
pertanyaan, apanya yang sejauh pandangan mata?
maka tamyiz ( : tanah) menjelaskan, yang sejauh
pandangan mata adalah tanahnya
Menyerupai timbangan. Contoh:
(barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji
dzarrohpun,
maka
niscaya
dia
akan
melihat
balasannya). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu berupa sesuatu
yang menyerupai timbangan. ( kebaikan) sebagai
tamyiz
menjelaskan
sesuatu
yang
menyerupai
timbangan, yaitu seberat biji dzarroh ( ) yang
belum diketahui. Jadi pada contoh ini ada pertanyaan,
apanya yang seberat biji dzarroh? maka tamyiz ( :
kebaikan) menjelaskan, yang seberat biji dzarroh
adalah kebaikannya
Menyerupai
takaran.
Contoh: ( saya
mempunyai sekarung beras). irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu
berupa sesuatu yang menyerupai takaran. ( beras)
sebagai tamyiz menjelaskan sesuatu yang menyerupai
takaran, yaitu sekarung ( )barang yang belum
diketahui. Jadi pada contoh ini ada pertanyaan, apanya
yang
sekarung?
maka
tamyiz
( :
beras)
menjelaskan, yang sekarung adalah berasnya
Tamyiz yang yang diberlakukan seperti miqdar (ukuran), yaitu
jika shohib al-tamyiz (lafaz yang dijelaskan) berupa isim
mubham (isim yang butuh pada penjelas dan perinci).
Contoh: ( sekalipun kamai (Allah)
mendatangkan tambahan sebanyak itu). irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu
berupa isim mubham. ( tambahan) sebagai tamyiz
menjelaskan isim mubham, yaitu sebanyak itu ( )yang
belum diketahui. Jadi pada contoh ini ada pertanyaan,
apanya yang sebanyak itu? maka tamyiz ( :
tambahan) menjelaskan, yang sebanyak itu adalah
tambahannya
Tamyiz nisbat / jumlah, yaitu tamyiz yang berfungsi
menghilangkan kesamaran yang terdapat pada jumlah.
Tamyiz nisbat / jumlahada dua:
Muhawwal (dipindah), yaitu tamyiz yang merupakan pindahan
bentuk dari kedudukan kalimat yang lain. Pindahan
tersebut adakalnya:

Berasal dari fail. Contoh: ( kepalanya


bersinar, ubannya). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu berupa muhawwal
dari fail. Asalnya adalah ( uban kepala
bersinar). Jadi, kedudukan asalnya adalah sebagai
fail dari fiil (), lalu dipindah / dirubah menjadi
tamyiz () .
Berasal dari maful bih. Contoh:( dan kami
memancarkan bumi, mata airnya). irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu
berupa muhawwal dari maful bih. Asalnya adalah
( dan kami memancarkan mata air bumi). Jadi
kedudukan asalnya adalah maful bih, lalu
dipindah / dirubah menjadi tamyiz ()
Berasal dari mubtada. Contoh: ( saya lebih
banyak darimu, hartanya). irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu berupa
muhawwal dari mubtada. Asalnya adalah
(hartaku lebih banyak darimu). Jadi, kedudukan
asalnya adalah mubtada, lalu dipindah / dirubah
menjadi tamyiz ()
Ghoiru muhawwal (bukan pindahan), yaitu tamyiz yang bukan
merupakan pindahan dari sesuatu apapun. Contoh:
( wadah itu penuh, airnya). irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai tamyiz, yaitu berupa ghoiru
muhawwal. Jadi, kedudukan aslinya adalah tamyiz,
bukan pindahan bentuk apapun.
KETERANGAN
Amil yang menashabkan tamyiz dibagi menjadi dua:
Jika berupa tamyiz zat / mufrad, maka amilnya adalah shohib altamyiz (lafaz yang dijelaskan). Contoh: ( saya
melihat 11 bintang). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai tamyiz. Amil yang menashabkan
tamyiz adalah shohib al-tamyiz, yaitu: 11) )
Jika berupa tamyiz nisbat / jumlah, maka amilnya adalah fiil atau
yang serupa dengan fiil yang berada sebelum tamyiz. Contoh:
( kepalanya bersinar, ubannya). irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai tamyiz. Amil
yang menashabkan tamyiz adalah ( bersinar)
Tamyiz harus berupa isim nakirah, dan harus berada setelah shohib
al-tamyiz (lafaz yang dijelaskan). Contoh: ( saya
melihat 11 bintang). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai tamyiz. sebagai tamyiz adalah
berupa isim nakirah dan berada setelah shohib al-tamyiz (
127

).
ZARAF (KETERANGAN WAKTU / TEMPAT)
Ciri-Ciri Zaraf
Cocok bermakna di / di dalam / pada
Menjelaskan keterangan waktu / tempat
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Contoh: ( salah satu penghuni gua itu berkata, saya
tinggal selama satu hari)
Penjelasan
Termasuk mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca nas}ab)
adalah zaraf. Secara istilah, zaraf adalah isim yang dibaca
nashab yang menunjukkan arti keterangan waktu atau tempat,
yang mengandung makna ( di, didalam, pada). Contoh:
( saya sholat tahajjud dimalam hari).
: fiil mud}ari (sebagai amil) : irabnya rafa
: maful bih
: irabnya nashab

: zaraf (sebagai mamul)


: irabnya nashab
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
zaraf, yaitu menunjukkan arti waktu. Tanda irabnya adalah
fathah karena adalah isim mufrad. mengandung makna
. jadi kalau ditampakkan menjadi ( dimalam hari)
Amil Yang Menas}abkan Zaraf
Amil yang menashabkan zaraf ada tiga, yaitu:
Fiil. Contoh: ( saya sholat tahajjud dimalam hari).
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
zaraf. Amil yang menashabkan sebagai zaraf adalah fiil (
)
Isim masdar. Contoh: ( dudukmu disamping
ulama membuatku bahagia). Jadi, irabnya adalah nashab
karena kedudukannya sebagai zaraf. Amil yang menashabkan
sebagai zaraf adalah isim masdar ()
Isim fail. Contoh: ( murid itu duduk
dibelakang guru). Jadi, irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai zaraf. Amil yang menashabkan
sebagai zaraf adalah isim fail ()
Macam-Macam Zaraf
Zaraf dibagi menjadi dua, yaitu:
Zaraf zaman (keterangan waktu). Zaraf zaman dibagi menjadi
tiga:
Zaraf zaman mukhtas} (tertentu). Yaitu zaraf yang
menunjukkan kadar waktu yang ditentukan, dan menjadi
jawaban dari dari lafaz ( kapan). Contoh:

(saya bertayammum hari jumat). irabnya adalah


nashab karena kedudukannya sebagai zaraf. adalah
zaraf zaman mukhtas} karena waktunya ditentukan yaitu
hari jumat, dan menjadi jawaban dari ( kapan). Jadi pada
contoh ini ada pertanyaan, kapan saya berpuasa?
jawabannya adalah hari jumat ()
Zaraf zaman madud (terhitung). Yaitu zaraf yang
menunjukkan kadar waktu yang bisa dihitung, dan menjadi
jawaban dari lafaz ( berapa). Contoh:( saya
berpuasa satu bulan). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai zaraf. adalah zaraf zaman
madud karena waktunya bisa dihitung yaitu satu bulan,
dan menjadi jawaban dari ( berapa). Jadi pada contoh ini
ada pertanyaan, berapa lama saya berpuasa?
jawabannya adalah satu bulan()
Zaraf zaman mubham (samar). Yaitu zaraf yang menunjukkan
kadar waktu yang tidak ditentukan, dan tidak menjadi
jawaban dari apapun. Contoh:( kadangkadang saya menjama / menggabungkan sholat).
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
zaraf. adalah zaraf zaman mubham karena waktunya
tidak bisa ditentukan.
Keterangan
Irab zaraf zaman dibagi menjadi dua:
Jika zaraf zaman mengandung makna ( di, didalam, pada),
maka zaraf zaman (mukhtash, madud, mubham) berirob
nashab. Contoh: ( saya bertayammum pada
hari jumat). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai zaraf. berirab nashab sebagai
zaraf karena mengandung makna . Jadi kalau
ditampakkan menjadi ( pada hari)
Jika zaraf zaman tidak mengandung makan ( di, didalam,
pada), maka zaraf zaman berirob sesuai dengan tuntutan
amil. Contoh: ( hari jumat tiba). irabnya
adalah rafa karena kedudukannya sebagai fail. pada
contoh ini tidak mengandung makna , jadi artinya
adalah hari jumat.
Zaraf makan (keterangan tempat). Zaraf makan dibagi menjadi
dua, yaitu:
Zaraf makan mubham (samar). Yaitu zaraf yang menunjukkan
kadar tempat yang tidak ditentukan (artinya bentuknya
tidak bisa dilihat oleh panca indra dan bentuknya tidak ada
batasan tertentu). Termasuk zaraf makan mubham adalah:
Isim yang menunjukkan arah, seperti. contoh:
( mamum itu sholat jamaah dibelakang
129

imam).
irabnya
adalah
nashab
karena
kedudukannnya sebagai zaraf. ( dibelakang) adalah
zaraf makan mubham bentuk dibelakang itu tidak bisa
dilihat dengan panca indra dan tidak ada batasan yang
jelas.
Isim yang menunjukkan ukuran tempat, seperti. contoh:
( saya berjalan satu mil). irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai zaraf. ( satu
mil) adalah zaraf mubham karena bentuk satu mil itu
tidak bisa dilihat dengan panca indra.
Zaraf makan mukhtash (tertentu). Yaitu zaraf yang
menunjukkan tempat yang ditentukan (artinya bentuknya
tertentu dan ada batasannya). Contoh:
(zaid sholat di masjid). irabnya jer karena didahului
oleh huruf jer (). Lafaz ( masjid) adalah zaraf
makan mukhtash karena bntuknya bisa dilihat dengan
panca indra dan bentuknya mempunyai batasan tertentu.
Keterangan
Zaraf makan wajib berirab nashab dalam tiga keadaan, yaitu:
Berupa zaraf makan mubham (menunjukkan arah dan
menunjukkan ukuran tempat) yang mengandung makna
(di, di dalam, pada). Contoh:
(mamum itu sholat jamaah dibelakang imam). irabnya
adalah nshob karena kedudukannya sebagai zaraf.
berirab nashab sebagai zaraf karena mengandung makan .
jadi kalau ditampakkan menjadi ( dibelakang)
Jika zaraf makan mubham itu tidak mengandung makna ,
maka maka zaraf zaman berirob sesuai dengan tuntutan
amil. Contoh: ( satu kilo meter itu adalah seribu
meter). irabnya adalah rafa karena kedudukannya
sebagai mubtada. Jadi tidak berirab nashab karena
tidak mengandung makna . Begitu juga lafaz irabnya
adalah jer karena kedudukannya sebagai mud}af ilaih.
tidak berirab nashab karena tidak mengandung makna .
Berupa zaraf yang lafaznya ditas}rif dari amilnya, baik zaraf
makan mubham atau mukhtash. Contoh: ( saya
duduk di tempat berkumpulnya ulama). irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai zaraf. ( tempat
duduk / berkumpul) sebagai zaraf berirab nashab karena
lafaznya ditas}rif dari amilnya, yaitu ( duduk)
KETERANGAN
Kalimat isim zaman yang bisa dijadikan zaraf zaman (selain lafaz
) adalah:

Zaraf zaman

Artinya

Zaraf zaman

Artinya

Semalam

Waktu sahur

Sehari

Pagi-pagi

Waktu pagi

Beberapa
tahun
Sesaat

Malam senin

Hari jumat

Hari ahad

Sesaat

Besok

Waktu subuh

Selamaselamanya

Waktu sore

Selamaselamanya

Kalimat isim makan mubham yang bisa dijadikan zaraf makan


(selain lafaz ) adalah:

Zaraf
makan

Artinya

Zaraf
makan

Artinya

Didepan

Di depan

Di belakang

Di sisi-sisi

Di belakang

Di arahnya /
di bawah

Di depan

Sebelum

Sesudah

Di
sebelah
kanan
Di
sebelah
kiri
Di depan

Di atas

Satu farsakh

Di bawah

Satu barid

Di depan

Di sini

Bersama

Di sana

Catatan
131

Di sana
Di sana

1 mil = 4000 langkah


1 farsakh = 3 mil = 12.000 langkah
1 barid = 4 farsakh = 12 mil = 48.000 langkah
MUSTASNA (YANG DIKECUALIKAN)
Ciri-Ciri Mustasna
Berada setelah adat istisna
Sebagai kalimat yang dikecualikan
contoh: ( kemudian para malaikat itu sujud kecuali
iblis).
Penjelasan
Termasuk dari mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca
nashab) adalah Mustasna. Secara istilah, Mustasna adalah isim
yang berada setelah adat istisna (lafaz untuk mengecualikan),
yang dikeluarkan dari hukum lafaz yang berada sebelum adat
istisna . Contoh: ( kulit-kulit
bangkai itu bisa menjadi suci dengan cara disamak, kecuali
bangkai anjing dan babi).
: Mustasna minhu (yang mempunyai hukum)
: Hukum

: Adat istisna

: Mustasna (yang dikecualikan)


Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
Mustasna. Tanda irabnya adalah fathah karena adalah isim
mufrad. Lafaz disebut Mustasna karena merupakan lafaz yang
berada setelah adat istisna (), yang mana lafaz ( kulit) itu
dikeluarkan dari hukum ( ) lafaz yang berada sebelum
adat istisna () .
Jadi pada contoh tersebut, semua kulit bangkai bisa disucikan
dengan cara disamak. Tapi kulit anjing dan babi ( :
sebagai Mustasna) dikeluarkan / dikecualikan dari hukum bisa
suci itu. Maka kulit anjing dan babi itu tidak bisa disucikan walau
sudah disamak.
Istilah-Istilah Dalam Istisna
Ada beberapa istilah dalam Mustasna ini yang perlu diperhatikan
untuk mempermudah pemahaman tentang irab istisna (proses
pengecualian), yaitu dibagi dalam dua bagian:
Istilah-istilah yang terdapat pada rukun istisna :
Hukum: yaitu suatu peristiwa / kejadian yang dimiliki pada
Mustasna minhu
Adat istisna : yaitu lafaz yang berfungsi mengeluarkan /
mengecualikan Mustasna dari hukum yang dimiliki
Mustasna minhu . Adat istisna dibagi menjadi empat,
yaitu:

Berupa huruf :
Berupa isim: , , ,
Berupa fiil: ,
Berupa huruf / fiil: , , / /
Mustasna minhu : yaitu lafaz yang berada sebelum adat
istisna , yang memiliki hukum tertentu, yang mana
Mustasna dikeluarkan / dikecualikan dari hukum yang
dimiliki oleh Mustasna minhu .
Mustasna: yaitu lafaz yang berada setelah adat istisna , yang
dikeluarkan / dikecualikan dari hukum yang dimiliki oleh
Mustasna minhu
Contoh dari istilah-istilah itu adalah: ( muridmurid hadir kecuali zaid).

( hadir)
: hukum
( murid-murid)
: Mustasna minhu

(kecuali)
: adat istisna
( zaid)
: Mustasna
disebut hukum karena merupakan peristiwa (yaitu hadir)
yang dimiliki oleh murid-murid ( : Mustasna minhu ).

Jadi peristiwa yang dimiliki oleh murid-murid adalah hadir (


).
disebut istisna karena berfungsi mengecualikan zaid ( :
Mustasna) dari peristiwa datang ( : hukum) yang
dimiliki oleh murid-murid ( : Mustasna minhu )
disebut Mustasna minhu karena berada sebelum
(adat
istisna ), dan memiliki peristiwa hadir ( :
hukum). Jadi, yang hadir adalah murid-murid ()
disebut Mustasna karena berada setelah ( adat istisna
), dan merupakan lafaz yang dikecualikan dari peristiwa
hadir ( : hukum) yang dimiliki oleh murid-murid (
: Mustasna minhu ). Jadi, semua murid itu hadir, kecuali
zaid ( ) yang tidak hadir.
Istilah-istilah yang terdapat pada susunan kalimat istisna :
Kalam Tam: yaitu susunan kalam istisna yang Mustasna
minhu nya disebutkan. Contoh: ( muridmurid hadir kecuali zaid). Jadi, susunan istisna ini disebut
kalam tam karena Mustasna minhu nya disebutkan ()
Kalam naqis: yaitu susunan kalam istisna yang Mustasna
minhu nya tidak disebutkan. Contoh: ( tidak
ada yang hadir kecuali zaid). Susunan istisna ini disebut
kalam naqis karena Mustasna minhu nya tidak disebutkan.
Kalam mujab: susunan kalam istisna yang tidak didahului
oleh nafi (peniadaan, seperti ) atau yang menyerupai
nafi {nahi (larangan, seperti ) dan nahi (pertanyaan,
133

seperti }) . Contoh: ( murid-murid hadir


kecuali zaid). Susunan istisna ini disebut kalam mujab
karena tidak didahului oleh nafi atau yang menyerupai nafi
().
Kalam ghoiru mujab / kalam manfi: yaitu susunan kalam
istisna yang didahului oleh nafi atau yang menyerupai
nafi (nahi dan nahi) ( tidak ada yang hadir
kecuali zaid). Susunan istisna ini disebut kalam ghoiru
mujab karena didahului oleh nafi ()
Istisna
muttasil: yaitu susunan kalam istisna
yang
mustananya sejenis dengan Mustasna minhu nya. Contoh:
( murid-murid hadir kecuali zaid). Susunan
istisna ini disebut istisna muttasil karena Mustasnanya (
) sejenis dengan Mustasna minhu nya (). Jadi, zaid
( ) adalah sejenis dan merupakan bagian dari muridmurid ()
Istisna munqoti / munfasil: yaitu susunan kalam istisna
yang mustasnya tidak sejenis dengan Mustasna minhu nya.
Contoh: ( murid-murid hadir kecuali bukubuku mereka). Susunan istisna
ini disebut istisna
munqoti karena Mustasnanya ( )tidak sejenis dengan
Mustasna minhu nya (). Jadi, kitab-kitab ( )tidak
sejenis dan bukan merupan bagian dari murid ()
Irab Mustasna
Irab Mustasna ada 4 macam:
Jika adat istisna nya berupa , maka Irab mustasna sebagai
berikut:
Jika berupa kalam tam mujab, maka mustasna berirab
nashab, baik berupa istisna muttasil atau munqoti.
Contoh yang berupa istisna muttasil:
(murid-murid hadir kecuali zaid). irabnya nashab
karena kedudukannya sebagai Mustasna dari kalam tam
mujab.
Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
). Disebut mujab karena tidak didahului oleh nafi
atau yang menyerupai nafi (). Disebut muttasil
karena Mustasna ( ) sejenis dengan Mustasna minhu
()
Contoh berupa istisna munqoti: ( muridmurid hadir kecuali buku-buku mereka). irabnya
nashab karena kedudukannya sebagai Mustasna dari
kalam tam mujab.
Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
). Disebut mujab karena tidak didahului oleh nafi
atau yang menyerupai nafi (). Disebut munqoti

karena Mustasna ( )tidak sejenis dengan Mustasna


minhu ()
Jika berupa kalam tam manfi, maka Irab Mustasna dibagi
menjadi dua:
Jika berupa istisna muttasil, maka lebih baik Mustasna
kedudukannya menjadi badal (pengganti) dan Irabnya
sesuai dengan kalimat yang diganti. Contoh:
( tidak ada yang hadir kecuali zaid).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
badal (pengganti) dari yang Irabnya juga rafa
karena menjadi fail.
Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
). Disebut manfi karena didahului oleh nafi atau
yang menyerupai nafi () . Disebut muttasil karena
Mustasna ( ) sejenis dengan Mustasna minhu ()
Jika berupa istisna munqoti, maka Irab Mustasna adalah
nashab. Contoh: ( murid-murid tidak
ada yang hadir kecuali kitab-kitab mereka). Irabnya
adalah
nashab
karena
kedudukannya
menjadi
mustatsna berupa tam manfi munqoti.
Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
). Disebut manfi karena didahului oleh nafi atau
yang menyerupai nafi () . Disebut muttasil karena
Mustasna ( )tidak sejenis dengan Mustasna minhu (
)
Jika berupa kalam naqis}, maka adat
istisna
tidak
difungsikan. Oleh karena itu Irab mustatsna adalah sesuai
dengan tuntutan amil.
Contoh: ( tidak ada yang hadir kecuali zaid).
irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai fail
(pelaku) dari fiil (). Sedangkan adat istitsna tidak
difungsikan. Disebut naqis karena Mustasna minhu tidak
disebutkan.
Contoh lain: ( afif tidak melihat kecuali
kepada perempuan). irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful bih (objek). Sedangkan adat
istitsna tidak difungsikan. Disebut naqis karena
Mustasna minhu tidak disebutkan
Jika adat istisna nya berupa , , ,, maka irab
Mustasna adalah jer sebagai mud}af ilaih. Contoh:
( murid-murid hadir selain zaid). ( Mustasna) irabnya
adalah jer karena kedudukannya sebagai mud}af ilaih.
jika adat istisna nya berupa , , maka irab Mustasna
adalah nashab sebagai khabar dari , . contoh:
( murid-murid hadir selain zaid). ( Mustasna)
135

irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai khabar


.
Jika adat istisna nya berupa , , / / , maka irab
Mustasna adalah jer sebagai majrur (isim yang dijerkan oleh
huruf jer). Contoh: ( murid-murid hadir selain
zaid). ( Mustasna) irabnya adalah jer karena kedudukannya
sebagai majrur (isim yang dijerkan oleh huruf jer)
KETERANGAN
Irab / mabni adat istisna adalah sebagai berikut:
Jika berupa , maka hukumnya mabni karena adalah huruf .
Jadi selamanya lam berharokat fathah ()
Jika berupa isim ( , , ,), maka irabnya adalah sama
seperti irab Mustasna yang berada setelah adat istisna .
rinciannya sebagai berikut:
Jika berada pada kalam tam mujab, maka wajib berirab
nashab. Contoh: ( murid-murid hadir selain
zaid). irabnya nashab karena berupa kalam tam mujab.
Jika berada pada kalam manfi muttasil, maka lebih baik
menjadi badal (pengganti) dan irabnya sama dengan
kalimat yang diganti. Contoh: ( muridmurid tidak hadir selain zaid). ( sebagai badal) irabnya
rafa karena berupa kalam manfi muttasil.
Jika berada pada kalam manfi munqoti, maka lebih baik
berirab nashab. Contoh: ( murid-murid
tidak hadir selain buku-buku mereka). irabnya nashab
karena berupa kalam manfi munqoti.
Jika berada pada kalam naqis, maka irabnya sesuai dengan
tuntutan amil. Contoh: ( afif tidak melihat
selain kepada seorang perempuan). ( sebagai maful
bih) irabnya adalah nashab karena berupa kalam naqis.
Khusus adat istisna berupa , , , tanda irabnya
adalah seperti isim maqshur, yaitu tanda irabanya adalah
dengan harokat yang dikira-kira pada alif.
Jika berupa , , / / , maka hukumnya mabni
karena berupa huruf atau fiil. jadi selamanya keaadaan huruf
akhirnya tetap dan tidak berubah.
Jika adat istisna , , / / didahului oleh
(maka menjadi , , / / ) , maka irab
Mustasnanya adalah nashab sebagai maful bih. Contoh:
( murid-murid hadir selain zaid). irabnya
adalah nashab karena kedudukannya sebagai maful bih
J.

ISIM
Termasuk dari mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca
nashab) adalah isim . yang dimaksud dengan disini adalah

, yaitu berfungsi menghilangkan segala jenis dan


beramal seperti amalnya , yaitu menashabkan isimnya dan
merafakan khabarnya.
Akan tetapi, tersebut bisa beramal seperti amalnya
(menashabkan isimnya dan merafakan khabarnya) dengan
syarat sebagai berikut:
Isim dan khabar harus berupa isim nakirah
Isim harus berupa mud}af atau yang menyerupai mud}af
Antara dan isim harus bersambung tanpa ada pemisah
Harus berurutan, yaitu mendahulukan isim dan mengakhirkan
khabar .
Contohnya adalah: ( tidak ada satupun
murid yang masuk hari ini).

: yang beramal seperti amalnya

(sebagai amil)
: isim ( mud}af) : irabnya nashab (sebagai mamul)
: mud}af ilaih
: irabnya jer
: khabar
: irabnya nashab
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
isim yang beramal seperti amalnya . tanda irabnya adalah
fathah karena adalah isim mufrad.
pada contoh ini bisa beramal seperti amalnya karena sudah
memenuhi 4 syarat, yaitu:
Isim ) )dan khabar ) )adalah isim nakirah
Isim berupa mud}af (). Mud}af ilaihnya adalah
dan ( isim ) bersambung tanpa ada pemisah: ()
Isim ) )didahulukan dan khabar ) )diakhirkan.
Contoh lain: ( tidak ada satupun pencari ilmu
yang hadir hari ini).

: yang beramal seperti amalnya


: isim ( menyerupai mud}af) : irabnya nashab
: maful bih
: irabnya nashab
: khabar
: irabnya nashab
pada contoh ini bisa beramal seperti amalnya karena sudah
memenuhi 4 syarat, yaitu:
Isim ) )dan khabar ) )adalah isim nakirah
Isim ) )berupa susunan yang menyerupai mud}af:
dan ( isim ) bersambung tanpa ada pemisah: ()
Isim ) )didahulukan dan khabar ) )diakhirkan.

Diulang-Ulang
Jika tersebut sudah memenuhi 4 syarat diatas, lalu tersebut
diulang-ulang (disebut dua kali), maka mempunyai dua
keadaan:

137

tetap beramal seperti amalnya , yaitu menashabkan isimnya


dan merafakan khabarnya. Contoh:
( tidak ada satupun murid sekolah dan tidak ada
satupun guru sekolah yang hadir).
Irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
isim yang pertama. Irabnya juga nashab karena
kedudukannya sebagai isim yang kedua. Irabnya
adalah rafa karena kedudukannya sebagai khabar .
tidak beramal seperti amalnya . Jadi kalimat isim yang berada
setelah berirab rafa sebagai mubtada. Contoh:
( tidak ada satupun murid sekolah dan tidak
ada satupun guru sekolah yang hadir).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
mubtada. Irabnya adalah rafa karena athof kepada
yang berirab rafa. Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai khabar mubtada .

Yang Tidak Terpenuhi Salah Satu Syaratnya


Jika salah satu dari empat syarat ini tidak terpenuhi, maka
tidak lagi beramal seperti amalnya , dengan rincian sebagai
berikut:
Jika isim berupa mufrad (tidak berupa mud}af atau yang
menyerupai mud}af), maka isim harus dimabnikan menurut
tanda nashabnya dan tanpa tanwin. Rinciannya sebagai
berikut:
Jika isim berupa isim mufrad / jama taksir, maka
dimabnikan dengan tanda fathah tanpa tanwin. Contoh:
( tidak ada satupun murid-murid yang hadir
hari ini).
pada contoh ini tidak beramal seperti amalnya karena
isimnya berupa mufrad (). Maka isim pada contoh ini
dimabnikan menurut tanda nashabnya, yaitu fathah tanpa
tanwin karena adalah jama taksir.
Jika isim berupa jama muannas salim, maka dimabnikan
dengan tanda kasroh tanpa tanwin. Contoh:
( tidak ada satupun murid-murid perempuan yang hadir
hari ini).
pada contoh ini tidak beramal seperti amalnya karena
isimnya berupa mufrad (). Maka isim pada contoh ini
dimabnikan menurut tanda nashabnya, yaitu kasroh tanpa
tanwin karena adalah jama muannas salim.
Jika isim berupa isim tasniah / jama muzakkar salim, maka
dimabnikan dengan tanda ya (). Contoh:
( tidak ada satupun dari dua murid laki-laki yang hadir
hari ini)

pada contoh ini tidak beramal seperti amalnya karena


isimnya berupa mufrad (). Maka isim pada contoh ini
dimabnikan menurut tanda nashabnya, yaitu ya ( )karena
adalah isim tasniah.
Jika isim berupa mufrad (tidak berupa mud}af atau yang
menyerupai mud}af) dan diathofi oleh mufrad yang lain, serta
tersebut diulang-ulang (disebut dua kali), maka isim yang
pertama mempunyai dua bacaan, yaitu:
Isim yang pertama berirab rafa, lalu isim yang kedua
bisa dibaca dua keadaan, yaitu:
Isim kedua berirab rafa. Contoh:( tidak
ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali milik Allah).
Isim pertama irabnya rafa (), isim yang kedua
irabnya juga rafa ()
Isim kedua dimabnikan atas tanda nashab (tanpa
tanwin). Contoh: ( tidak ada daya dan
tidak ada kekuatan kecuali milik Allah).
Isim pertama irabnya rafa (), isim kedua
dimabnikan atas tanda nashab tanpa tanwin ()
Isim yang pertama dimabnikan atas tanda nashab (tanpa
tanwin), lalu isim yang kedua bisa dibaca tiga keadaan,
yaitu:
Isim kedua berirab rafa. Contoh: ( tidak
ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali milik Allah).
Isim pertama dimabnikan atas tanda nashab tanpa
tanwin (), isim kedua berirab rafa ()
Isim kedua berirab nashab. Contoh:
(tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali milik
Allah).
Isim pertama dimabnikan atas tanda nashab tanpa
tanwin (), isim kedua berirab nashab ()
Isim kedua dimabnikan atas tanda nashab (tanpa
tanwin). Contoh: ( tidak ada daya dan
tidak ada kekuatan kecuali milik Allah).
Isim pertama dimabnikan atas tanda nashab tanpa
tanwin (), isim kedua dimabnikan atas tanda
nashab tanpa tanwin ()
Jika isim berupa isim marifat (bukan isim nakirah), maka isim
harus berirab rafa sebagai mubtada, dan harus di ulangulang (disebut dua kali). Contoh:( tidak ada
satupun zaid yang hadir dan tidak ada satupun muhammad
yang hadir).
irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
mubtada. irabnya juga rafa karena kedudukannya
sebagai mubtada.
139

pada contoh ini tidak beramal seperti amalnya karena


isimnya berupa isim marifat ( dan ), yaitu berupa alam
(nama)
Jika antara dan isim ada pemisah (tidak bersambung), maka
isim harus berirab rafa sebagai mubtada, dan harus
diulang-ulang (disebut dua kali). Contoh:( kami
tidak memiliki harta apapun dan tidak memiliki kedudukan
apapun).
irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
mubtada. irabnya juga rafa karena kedudukannya
sebagai mubtada.
pada contoh ini tidak beramal seperti amalnya karena
antara dan isim ada pemisah ()
K. MUNADA
Termasuk mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca nashab)
adalah munada. Secara istilah, munada adalah isim yang berada
setelah huruf nida, dan statusnya adalah sebagai orang /
sesuatu yang dipanggil. Contoh:( wahai hamba Allah)

: huruf nida (sebagai amil)


: munada (sebagai mud}af) : irabnya nashab (sebagai
mamul)
: mud}af ilaih
: Irabnya jer
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
munada, yaitu sebagai orang yang dipanggil. Tanda nashabnya
adalah fathah karena adalah isim mufrad.
Huruf Nida
Huruf nida adalah huruf yang berfungsi untuk memanggil. Ada 7
huruf nida, yang dibagi menjadi 3 macam:
dan ( wahai) : digunakan untuk munada yang dekat
, ,( wahai) : digunakan untuk munada yang jauh
dan ( wahai) : digunakan untuk munada yang dekat /
sedang / jauh
Macam Macam Munada
Munada itu dibagi menjadi 5 macam, yaitu:
Munada mufrad alam. Yaitu munada yang berupa mufrad (bukan
mud}af atau yang menyerupai mud}af) dan berupa isim
marifat yang isim alam (nama). Maka hukumnya adalah
munada harus dimabnikan atas tanda rafa tanpa tanwin.
Rinciannya sebagai berikut:
Jika berupa dari isim mufrad / jamak taksir / jama muannas
salim, maka dimabnikan dommah tanpa tanwin. Contoh:
( wahai zaid). Jadi, hukumnya adalah dimabnikan
dlommah karena berupa munada mufrad alam yang isim

mufrad.
Jika berupa isim tasniyah, maka dimabnikan alif ( ) . Contoh:
( wahai dua zaid). Jadi, hukumnya adalah
dimabnikan alif karena berupa munada mufrad alam yang
isim tasniyah..
Jika berupa jama muzakkar salim, maka dimabnikan wawu (
). Contoh:( wahai beberapa zaid). Jadi,
hukumnya adalah dimabnikan wawu karena berupa
munada mufrad alam yang jama muzakkar salim.
Munada mufrad nakirah maqsudah. Yaitu munada yang berupa
mufrad (bukan mud}af atau yang menyerupai mulof), yang
berupa isim nakirah, yang ditentukan oleh orang yang
memanggil.
Hukumnya adalah munada harus dimabnikan atas tanda rafa
tanpa tanwin. Rinciannya sebagai berikut
Jika berupa dari isim mufrad / jamak taksir / jama muannas
salim, maka dimabnikan dommah tanpa tanwin. Seperti
panggilan kepada orang yang ada didepannya. contoh:
( wahai seorang laki-laki, kemarilah!). jadi,
hukumnya adalah dimabnikan dlommah karena berupa
munada mufrad nakirah maqsudah yang isim mufrad.
Jika berupa isim tasniyah, maka dimabnikan alif ( ) . Contoh:
( wahai dua orang laki-laki, kemarilah!). jadi,
hukumnya adalah dimabnikan alif karena berupa
munada mufrad nakirah maqsudah yang isim tasniah.
Jika berupa jama muzakkar salim, maka dimabnikan wawu (
). Contoh:( wahai orang-orang muslim,
kemarilah!). jadi, hukimnya adalah dimabnikan
wawu karena berupa mufrad nakirah maqsudah yang jama
muzakkar salim.
Munada nakirah ghoiru maqsudah. Yaitu munada yang berupa
(bukan mud}af atau yang menyerupai mud}af), yang berupa
isim nakirah yang tidak ditentukan oleh orang yang
memanggil.
Hukumnya adalah munada harus berirab nashab. Seperti
panggilan kepada orang yang ada disekelilingnya. Contoh:
( wahai seorang laki-laki, tuntunlah aku). Jadi,
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
munada berupa nakirah ghoiru maqsudah.
Munada mud}af. Yaitu munadla yang berupa susunan mud}af
dan mud}af ilaih. Maka hukumnya adalah munada harus
berirab nashab. Contoh:( wahai pencari cinta). Jadi,
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
munada mud}af. adalah mud}af dan adalah
mud}af ilaih.
Munada syibhul mud}af. Yaitu munada yang berupa kalimat isim
yang menyerupai susunan mud}af dan mud}af ilaih. Maka
141

hukumnya adalah munada harus berirab nashab. Contoh:


( wahai orang yang senang kepada ilmu). Jadi,
irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
munada berupa syibhul mud}af / menyerupai mud}af (
).
KETERANGAN
Jika munada didahului oleh , maka munada tersebut harus
didahului oleh:
, jika munada berupa isim muzakkar . Contoh: ( wahai
orang yang berselimut). adalah munada yang didahului ,
maka didahului oleh karena adalah munada berupa isim
muzakkar.
, jika munada berupa isim muannas. Contoh:
(wahai jiwa yang tenang). adalah munada yang didahului
oleh , maka didahului oleh karena adalah munada
berupa isim muannas.
L.

MAFUL LIAJLIH
Ciri-Ciri Maful Liajlih
Cocok bermakna karena
Sebagai alasan terjadinya pekerjaan
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Berupa masdar qalbi (pekerjaan hati)
Contoh: ( mereka menafkahkan
hartanya karena mengharap ridlo Allah)
Penjelasan
Termasuk dari mansubat al-asma (isim-isim yang dibaca nashab)
maful liajlih. Secara istilah, maful liajlih adalah isim masdar
yang dibaca nashab yang berfungsi untuk menjelaskan sebab /
alasan suatu pekerjaan yang dilakukan sebelumnya.
Syarat Maful Liajlih Bisa Berirab Nashab
Maful liajlih harus berirab nashab jika memenuhi 5 syarat, yaitu:
Harus berupa isim masdar.
Harus berupa masdar qalbi (yaitu masdar yang menunjukkan
pekerjaan hati, jiwa atau perasaan).
Masdar qalbi dan fiilnya (sebagai amil) dilakukan dalam waktu
yang sama.
Masdar qalbi dan fiilnya (sebagai amil) mempunyai fail (pelaku)
yang sama.
Masdar qalbi yang sama waktu dan pelakunya dengan fiil ini,
harus merupakan suatu alasan terjadinya suatu pekerjaan
yang dilakukan.
Contoh maful liajlih yang memenuhi syarat adalah:
( mereka menafkahkan hartanya karena

mengharap ridlo Allah).


: fiil mud}ari (sebagai amil)
: maful liajlih (sebagai mamul)
: irabnya nashab

: fail berupa d}amir yang tersimpan dalam lafaz

Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai


maful liajlih. Tanda irabnya adalah fathah karena adalah
isim mufrad.
Lafaz sebagai maful liajlih ini berirab nahsob karena telah
memenuhi 5 syarat, yaitu:
adalah isim masdar. Fiil mad}inya adalah .
( mengharap) adalah pekerjaan hati (masdar qalbi)
( mengharap; sebagai masdar qalbi) dan ( menafkahkan;
sebagai fiil / amil) dilakukan dalam waktu yang sama. Artinya,
ketika mereka menafkahkan hartanya, ketika itu pula mereka
mengharap ridlo Allah.
( mengharap; sebagai masdar qalbi) dan ( menafkahkan;
sebagai fiil / amil) mempunyai fail (pelaku) yang sama, yaitu
mereka. Artinya, orang yang menafkahkan hartanya adalah
mereka. Orang yang berharap ridlo Allah juga mereka.
( mengharap; sebagai masdar qalbi) itu adalah alasan dari
( menafkahkan; sebagai fiil / amil). Artinya, alasan
mereka menafkahkan hartanya adalah karena mengharap
ridlo Allah.
Maful Liajlih Yang Tidak Memenuhi Syarat
Jika ada isim masdar (memenuhi syarat ke-1) yang menjelaskan
alasan dari suatu pekerjaan yang dilakukan (memenuhi syarat
ke-5), akan tetapi tidak memenuhi salah satu syarat yang lain,
maka isim masdar tersebut harus diirab jer dengan huruf jer
yang berfaidah talil (sebagai alasan, seperti , ,) . Contoh:
Contoh yang tidak memenuhi syarat ke-2, yaitu masdar bukan
masdar qalbi: ( saya datang karena untuk makan).
Jadi, dijerkan dengan huruf jer ( )karena bukan
pekerjaan hati, melainkan pekerjaan tubuh yang tampak.
Contoh yang tidak memenuhi syarat ke-3, yaitu masdar dan
fiilnya dilakukan dalam waktu yang tidak sama:
( majid telah pergi karena untuk mencari ilmu besok).
Jadi, dijerkan dengan huruf jer ( )karena ( masdar)
dan ( fiil) dilakukan dalam waktu yang tidak sama.
(pergi; sebagai fiil / amil) dilakukan pada waktu lampau /
mad}i. Sedangkan ( mencari; sebagai fiil / amil) dilakukan
pada waktu yang yang akan datang / istiqbal, yaitu besok (
)
Contoh yang tidak memenuhi syarat ke-4, yaitu masdar dan
fiilnya tidak mempunyai fail (pelaku) yang sama:
143

( saya suka padamu karena kamu memulyakan ustadz).


Jadi, dijerkan dengan huruf jer ( ) karena ( masdar)
dan ( fiil) tidak mempunyai fail yang sama. Pelaku dari
( suka; sebagai masdar) adalah saya ( ) . Sedangkan
pelaku dari ( memulyakan; sebagai fiil / amil) adalah
kamu ( )
M. MAFUL MAAH
Ciri-Ciri Maful Maah
Cocok bermakna bersama
Berada setelah wawu maah (wawu yang bermakna bersama)
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Contoh: ( pemimpin itu datang bersama bala
tentaranya)
Penjelasan
Termasuk dari mansubat al-asma adalah maful maah. Secara
istilah, maful maah adalah isim yang dibaca nashab yang
berada setelah wawu maiyah (yaitu yang menunjukkan arti
bersama).
Syarat-Syarat Maful Maah
Kalimat isim yang berada setelah wawu ( ) itu harus
dinashabkan sebagai maful maah jika memenuhi 3 syarat,
yaitu:
Kalimat isim yang berada setelah wawu ( ) itu harus merupakan
fudlah (yaitu kalimat tambahan, yang mana susunan kalimat
sudah dianggap sah / lengkap pengertiannya meskipun tanpa
adanya kalimat tambahan tersebut)
Sebelum wawu ( ) harus berupa jumlah, baik jumlahFiliyah
(susunan fiil dan fail) atau jumlahismiyah (susunan mubtada
khabar).
Wawu ( ) yang berada sebelum kalimat isim itu harus
bermakna ( bersama).
Contoh maful maah yang sudah memenuhi 3 syarat adalah:
( raja itu datang bersama prajurit).

: fiil mad}i (sebagai amil)


: mabni fathah
: fail
: irabnya rafa

: wawu maiyah
: mabni
: maful maah (sebagai mamul) : irabnya nashab
Jadi, irabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai
maful maah. Tanda irabnya adalah fathah karena adalah
isim mufrad.
Lafaz berirab nashab sebagai maful maah karena telah
memenuhi 3 syarat diatas, yaitu:
( prajurit) adalah fudlah. Artinya, tanpa lafaz fudlah tersebut

(), susunan ( raja itu datang) sudah mempunyai


pengertian yang lengkap. Jadi, ketika ada perkataan
(raja itu datang), maka perkataan ini sudah mempunyai
pengertian yang lengkap, yaitu bahwa raja telah datang.
Sedangkan ( lafaz fudlah) hanya sebagai tambahan saja.
Sebelum wawu ( ) adalah berupa jumlahFiliyah, yaitu susunan
fiil ( )dan fail ()
Wawu ( ) bermakna ( bersama). Pada contoh diatas, raja
datang bersama prajurit.
Contoh Yang Tidak Memenuhi Syarat
Jika salah satu dari 3 syarat tersebut tidak terpenuhi, maka isim
yang berada setelah wawu ( ) itu tidak berirab nashab sebagai
maful maah. Contoh:
Contoh yang tidak memenuhi syarat ke-1, yaitu ketika isim yang
berada setelah wawu ( ) itu bukan fudlah, tapi umdah (yaitu
kalimat pokok yang harus ada dalam suatu susunan kalimat,
dan susunan kalimat itu tidak lengkap pengertiannya tanpa
adanya kalimat pokok tersebut): ( zaid dan
said saling memukul).
irabnya adalah rafa karena athof kepada isim yang
dibaca rafa, yaitu . Lafaz tidak berirab nashab
sebagai maful maah karena adalah umdah (kalimat
pokok). Artinya, tanpa ada lafaz itu, maka susunan
kalimat ( zaid saling memukul) tidak memiliki
pengertian yang lengkap, karena ( saling memukul) itu
seharusnya mempunyai dua pelaku yang saling memukul.
Contoh yang tidak memenuhi syarat ke-2, yaitu ketika sebelum
wawu ( ) bukan jumlah, tapi mufrad:
(zaid dan najib sedang mengqasar / meringkas sholat).
irabnya adalah rafa karena athof kepada isim yang
dibaca rafa, yaitu . lafaz tidak berirab nashab
sebagai maful maah karena sebelum wawu ( ) bukan
jumlah, tapi mufrad ()
Contoh yang tidak memenuhi syarat ke-3, yaitu ketika wawu ()
tidak bermakna ( bersama): ( zaid datang dan
burhan datang setelahnya).
irabnya adalah rafa karena athaf kepada isim yang
dibaca rafa, yaitu . lafaz tidak berirab nashab
sebagai maful maah karena wawu ( ) pada contoh ini tidak
bermakna ( bersama), karena dan tidak datang
bersamaan. datang terlebih dahulu, kemudian datang
setelah .
KETERANGAN
145

Amil yang menashabkan maful maah adalah:


Berupa fiil yang berada sebelum maful maah. Contoh:
( raja itu datang bersama prajurit). irabnya adalah
nashab karena kedudukannya sebagai maful maah. Amil yang
menashabkan sebagai maful maah adalah ( berupa
fiil)
Berupa isim yang menyerupai fiil (isim masdar, isim fail, isim
maful, sifat mushabihat, S}ighat mubalaghah), yang berada
sebelum maful maah. Contoh: ( saya berhaji
bersama
zaid).
irabnya adalah nashab karena
kedudukannya sebagai maful maah. Amil yang menashabkan
sebagai maful maah adalah ( berupa isim fail) .
N.
ISIM YANG IKUT PADA ISIM YANG DIBACA NASHAB
(TAWABI)
Tawabi ada 4 macam, yaitu naat, athof, taukid, dan badal.
Penjelasan lebih rinci dibahas pada pembahasan Tawabi.
Contoh: ( saya melihat zaid yang rajin).

: irabnya nashab sebagai maful bih


: irabnya nashab karena ikut pada yang irabnya
nashab

Tabel mansubat al-asma:


N
O

MANSUBAT
AL-ASMA
Dua maful
dan saudarasaudaranya

CIRI-CIRI
Asalnya adalah
mubtadadan khabar, lalu
ada amil nawasikh berupa
dan saudara-saudaranya
(, , , , , ,

, , , , , ,
, , , , ,)

Khabar dan
SaudaraSaudaranya

Isim dan
saudarasaudaranya

Asalnya adalah khabar


mubtada, lalu ada amil
nawasikh berupa dan
saudara-saudaranya (,

, , , , , ,
, , , ,
)
Asalnya adalah mubtada,
lalu ada amil nawasikh
berupa dan saudarasaudaranya (, , ,

CONTOH


(zaid
menyangka air
itu mustamal)


( sholat
minta hujan itu
disunnahkan)


(sesungguhnya
beristinja itu

wajib)

Maful Bih
(objek)

Masdar / Maful
mutlaq

Haal (keadaan)

Tamyiz

Zaraf
(keterangan
waktu /
tempat)

Cocok bermakna kepada


Sebagai
objek
dari

pekerjaannya fail
Berada
setelah
fiil (sungguh kami
menciptakan
mutaaddi
manusia)
Berupa isim zahir / d}amir /
fiil yang di dahului /
kata yang didahului
Cocok bermakna dengan
Berupa isim masdar
Berada setelah sempurna
jumlah
(sebagai (kemudian kami
pelengkap)
memecah bumi
Sebagai penegas / penjelas dengan benarmacam
pekerjaan
/
benar
penjelas
hitungan
memecah)
pekerjaan
Didahului oleh amil (fiil dll)
yang sama arti / bentuk
dengan isim masdar
Cocok bermakna dalam
keadaan
Sebagai penjelas keadaan
(bagi orang
dari sahibul hal
Berada setelah sempurna yang masuk ke
jumlah
(sebagai rumahku dalam
pelengkap)
keadaan
Biasanya berupa sifat (isim
beriman)
fail / isim maful / sifat
musyabihat)
Berupa isim nakirah
Cocok bermakna apanya
Sebagai
penjelas
dari
kalimat yang samar pada

kalimat sebelumnya
Berada setelah sempurna ( hal itu lebih
jumlah
(sebagai baik dan lebih
pelengkap)
bagus
Berupa isim masdar / isim
penafsirannya)
jamid
Biasanya berada setelah
isim tafdlil atau setelah
bilangan 11 99
Cocok bermakna di / di

dalam / pada
(salah satu
Menjelaskan
keterangan
penghuni gua
waktu / tempat
itu berkata,
Berada setelah sempurna
147

jumlah
pelengkap)

Mustasna
(yang
dikecualikan)

Berada
setelah
istisna
Sebagai
kalimat
dikecualikan

(sebagai

saya tinggal
selama satu
hari)

adat

yang

(kemudian para
malaikat itu
sujud kecuali
iblis

tersebut bisa beramal


seperti
amalnya

10

11

Isim

Munada

12

Maful Liajlih

13

Maful Maah

(menashabkan isimnya dan


merafakan
khabarnya)
dengan
syarat
sebagai
berikut:
Isim dan khabar harus
berupa isim nakirah
Isim harus berupa mud}af
atau yang menyerupai
mud}af
Antara dan isim harus
bersambung tanpa ada
pemisah
Harus
berurutan,
yaitu
mendahulukan isim
dan
mengakhirkan
khabar
Isim yang berada setelah
huruf nida, dan statusnya
adalah sebagai orang /
sesuatu yang dipanggil
Cocok bermakna karena
Sebagai alasan terjadinya
pekerjaan
Berada setelah sempurna
jumlah
(sebagai
pelengkap)
Berupa
masdar
qalbi
(pekerjaan hati)
Cocok bermakna bersama
Berada setelah wawu maah
(wawu yang bermakna
bersama)
Berada setelah sempurna
jumlah
(sebagai


( tidak
ada satupun
murid yang
masuk hari ini).

( wahai
hamba Allah)

( mereka
menafkahkan
hartanya
karena
mengharap
ridlo Allah)


(pemimpin itu
datang
bersama bala
tentaranya)

pelengkap)
Dijelaskan pada bab tawabi
14


(saya melihat
zaid yang rajin)

Tawabi

MAHFUD{AT AL-ASMA (ISIM-ISIM YANG BERIRAB JER)


Yang dimaksud dengan mahfud}at al-asma adalah kalimat isim
yang keadaannya berirab jer. Jadi jika ada kalimat isim yang
kedudukannya menjadi salah satu dari mahfud}at al-asma ini,
maka kalimat isim tersebut pasti berirab jer. Mahfud}at al-asma
ada 2 macam, yaitu: 1) isim yang dijerkan oleh huruf jer. 2) mud}af
ilaih. 3) isim yang ikut pada isim yang dibaca jer (Tawabi)
Contoh: ( rukun-rukun islam itu ada 18
rukun). Lafaz berirab jer karena kedudukannya menjadi salah
satu dari mahfud}at al-asma , yaitu menjadi mud}af ilaih. Kalimat
isim yang kedudukannya menjadi mud}af ilaih, maka kalimat isim
tersebut pasti berirab rafa. adalah isim mufrad, maka tanda
irab jernya adalah kasroh (lihat penjelasan tentang tanda-tanda
149

irab). Maka cara membacanya , huruf akhirnya berharokat


kasrah ( ) .
Rincian 3 macam marfuat al-asma, sebagaimana berikut:
ISIM YANG DIJERKAN OLEH HURUF JER
Termasuk dari mahfud}at al-asma (isim-isim yang dibaca jer)
adalah isim yang dijerkan oleh huruf jer. Jadi, isim tersebut
dibaca jer karena didahului oleh huruf jer. Contoh:
( sucinya anggota badan dari hadas).

: huruf jer (sebagai amil)


: isim yang dijerkan oleh huruf jer (sebagai mamul)
Jadi, irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu
. tanda irab jernya adalah kasroh karena adalah isim
mufrad.
Huruf jer adalah huruf yang memerintah kalimat isim yang
berada setelahnya untuk berirab jer. Huruf jer ada lima belas,
yaitu:
( dari / sebagian dari / sebagai ganti dari / berupa/ di / sebab
dari / tentang). Contoh: ( ketika bangun dari tidur).
irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu
(dari)
( hingga / beserta). Contoh:( hingga terbenamnya
matahari). irabnya adalah jer karena didahului oleh
huruf jer, yaitu ( hingga)
( bertemu dengan / dengan / sebab / kepada / di / beserta /
sebagian dari / tentang / atas ). Contoh:
(adanya udzur / halangan sebab perjalanan atau sakit).
irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu
(sebab)
( seperti / karena / pada). Contoh:
(belajar di waktu kecil seperti mengukir di atas batu).
irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu
(seperti)
( di / pada / di dalam / sebab / bersama / di atas /
dibandingkan / pada). Contoh:( dan
menghindari berkencing di air yang tidak mengalir).
irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu
(di).
( milik / bagi/ kepada / untuk / hingga / atas / pada). Contoh:
( dan untuk masuk kota mekkah). irabnya
adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu ( untuk)
( melewati / setelah / terhadap / untuk / dari / ganti dari).
Contoh: ( dan tidak dimafu dari
sesuatu berupa benda-benda najis kecuali yang sedikit ).
irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu
(dari)
( diatas / di dalam / sebab / beserta / dari / dengan / meskipun
demikian). Contoh:( dan tidur dari selain
keadaannya orang yang duduknya tenang). irabnya

adalah jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu (dari).


)yang menunjukkan makna sumpah; demi). Contoh:
(demi masa) irabnya adalah jer karena didahului oleh
huruf jer, yaitu ( demi)
)yang menunjukkan makna sumpah; demi). Contoh:
( demi Allah, saya akan melakukan tipu daya
kepada berhala-berhala kalian). irabnya adalah jer karena
didahului oleh huruf jer, yaitu ( demi)
)yang menunjukkan makna sumpah; demi). Contoh:
(saya bersumpah demi Allah). irabnya adalah jer karena
didahului oleh huruf jer, yaitu ( demi)
( sejak / di / pada). Contoh:( saya tidak
melihatmu sejak hari jumat). irabnya adalah jer karena
didahului oleh huruf jer, yaitu ( sejak)
( sejak / di / pada). Contoh:
( saya tidak
melihatmu sejak hari jumat). irabnya adalah jer karena
didahului oleh huruf jer, yaitu ( sejak)
( sedikit / banyak). Contoh:( perhatikan,
sedikit anak yang tidak mempunya ayah). irabnya adalah
jer karena didahului oleh huruf jer, yaitu ( sedikit)
)yang menunjukkan makna ; sedikit / banyak). Contoh:
( dan banyak jalan yang hitam dan gelap
karena debu yang berterbangan yang sunyi jalan luasnya (dari
lalu lalang)). irabnya adalah jer karena didahului oleh huruf
jer, yaitu (banyak). Asalnya adalah
MUD}AF ILAIH
Termasuk dari mahfud}at al-asma (isim-isim yang dibaca jer)
adalah mud}af ilaih. Secara istilah, mud}af ilaih adalah isim yang
berada setelah mud}af.
Mud}af adalah isim yang disandarkan kepada isim yang berada
setelahnya. Mud}af ilaih adalah isim yang disandari oleh mud}af.
Sedangkan susunan mud}af dan mud}af ilaih disebut id}afah.
Contoh: ( syarat-syarat tayammum ada lima
hal)
: mud}af (sebagai amil)
:
irabnya
sesuai
tuntutan amil
:mud}af ilaih
(sebagai mamul) : irabnya jer
( mud}af) irabnya adalah sesuai dengan tuntutan amil.
Pada contoh ini kedudukannya sebagai mubtada karena berada
dipermulaan perkataan, amilnya adalah amil manawi ibtidai
(amil yang tidak tampak yang berada dipermulaan perkataan).
Maka irabnya adalah rafa karena menjadi mubtada.
irabnya adalah jer karena kedudukannya sebagai mud}af
ilaih. Tanda irab jernya adalah kasroh karena adalah isim
mufrad. Disebut mud}af ilaih karena lafaz ( mud}af ilaih)
berada setelah ( mud}af). Jadi, susunan ( syaratsyarat tayammum) disebut id}afah.
151

Susunan mud}af dan mud}af ilaih tidak hanya terdiri dari dua
kalimat seperti contoh diatas , tapi susunan mud}af
dan mud}af ilaih bisa lebih dari dua kalimat, contoh:
( membasuh semua bagian kepala).
: mud}af
: irabnya sesuai tuntutan
amil
: mud}af ilaih / juga sebagai mud}af
: irabnya jer
: mud}af ilaih
: irabnya jer
irabnya jer karena kedudukannya sebagai mud}af ilaih, dan
juga menjadi mud}af. irabnya adalah jer karena
kedudukannya sebagai mud}af ilaih.
Perkiraan Huruf Jer Antara Mud}af Dan Mud}af Ilaih
Antara mud}af dan mud}af ilaih, mengira-ngira huruf jer, yaitu:
Mengira-ngira huruf jer ( di / pada), yaitu ketika mud}af ilaih
merupakan tempat / waktu dari mud}af. Contoh:
(wahai dua penghuni penjara). irabnya adalah jer
karena kedudukannya sebagai mud}af ilaih. Antara
(mud}af) dan
(mud}af ilaih) mengira-ngira huruf jer
(di), karena
(penjara) adalah tempat dari ( dua
penghuni). Jadi, penjara adalah tempat dua penghuni. Ketika
ditampakkan menjadi ( wahai dua penghuni
didalam penjara)
Mengira-ngira huruf jer ( bagi / milik), yaitu ketika mud}af
adalah milik dari mud}af ilaih. Contoh:
(rukun-rukun islam ada). irabnya adalah jer karena
kedudukannya sebagai mud}af ilaih. Antara ( mud}af)
dan ( mud}af ilaih) mengira-ngira huruf jer ( bagi /
milik), karena ( rukun-rukun) adalah milik bagi
(mud}af ilaih). Ketika ditampakkan menjadi
(rukun-rukun bagi islam)
Mengira-ngira huruf jer ( dari), yaitu ketika mud}af adalah
jenis dari mud}af ilaih, yaitu mud}af tersebut adalah bagian
dari mud}af ilaih. Contoh: ( ini adalah wadah dari
kaca). irabnya adalah jer karena kedudukannya
sebagai mud}af ilaih. Antara ( mud}af) dan ( mud}af
ilaih) mengira-ngira huruf jer ( dari), karena ( wadah)
adalah bagian dari ( kaca). Ketika ditampakkan menjadi
( wadah dari kaca).
ISIM YANG IKUT PADA ISIM YANG DIBACA JER (TAWABI)
Tawabi ada 4 macam, yaitu naat, athof, taukid, dan badal.
Penjelasan lebih rinci dibahas pada pembahasan Tawabi.
Contoh: ( saya bertemu dengan zaid yang rajin).

: irabnya jer oleh huruf jer

: irabnya jer karena ikut pada yang irabnya jer


Tabel Mahfud{at al-asma:
N
O
1

MAHFUD{AT
AL-ASMA
Isim yang
dijerkan oleh
huruf jer.

Mud}af ilaih

Tawabi

KETERANGAN

CONTOH

Huruf jer: , , , , , ,

, , , , ,
, , ,
isim yang berada setelah
mud}af
Dijelaskan pada bab tawabi

IRAB FIIL MUD}ARI


Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa murab
(kalimat yang bisa di irab) ada dua, yaitu:
Kalimat isim (yang tidak serupa dengan huruf). Irab yang masuk
pada kalimat isim ada 3, irab rafa, nashab, dan jer.
Kalimat fiil mud}ari (yang tidak bersambung dengan nun taukid
atau nun niswah) dan kalimat isim (yang tidak serupa dengan
huruf).
Jadi, fiil mudlori hukumnya murab (bisa berubah-rubah) jika
fiil mud}ari tersebut tidak bersambung dengan nun taukid atau
nun niswah. Irab yang masuk pada fiil mud}ari ada tiga,
yaitu Irab rafa, nas}ab, dan jazm.
Sedangkan sesuatu yang memerintah atau menyebabkan fiil
mud}ari berirab rafa, nas}ab, dan jer disebut Amil (yang
memrintah). Pembahasan definisi dan pembagian Amil dijelaskan
secara rinci dalam pembahasan mabni murab
Amil Fiil Mud}ari
Ada beberapa Amil yang memerintahkan fiil mud}ari untuk
berirab rafa, nas}ab, dan jazm.
Jika ada amil rafa masuk pada fiil mud}ari, maka fiil mud}ari
pasti berirab rafa.
Jika ada amil nas}ab masuk pada fiil mud}ari, maka fiil
mud}ari pasti berirab nas}ab,
Jika ada amil jazm masuk pada fiil mud}ari, maka fiil mud}ari
berirab jazm.
Penjelasannya sebagaimana berikut:
Amil rafa fiil mud}ari. (Fiil mud}ari berirab rafa)
Fiil mud}ari berirab rafa jika ada amil rafa yang masuk
pada fiil mud}ari. Amil rafa tersebut adalah amil manawi
tajarrudi (sepi). Yaitu amil yang sepi (tidak ada) dari amil
nas}ab atau amil jazm, yang memerintah fiil mud}ari agar
berirab rafa.
153

Secara sederhana disimpulkan, fiil mud}ari pasti berirab


rafa jika fiil mud}ari tidak didahului oleh amil nas}ab atau
ada amil jazm.
Contoh: ( orang-orang muslim menghadap
qiblat). Kalimat ( sebagai mamul ) Irabnya rafa karena
ada amil yang memerintah. Amil yang memerintah tersebut
disebut amil manawi tajarrudi, yaitu pada kalimat tidak
didahului oleh amil nas}ab atau amil jazm. Pembahasan
tentang amil nas}ab dan amil jazm akan dijelaskan pada
pembahasan berikutnya.
Amil
nas}ab fiil mud}ari. (Fiil mud}ari berirab
nas}ab)
Fiil mud}ari pasti berirab nas}ab jika Fiil mud}ari
didahului oleh amil nas}ab. Contoh: ( tidak akan suci).
adalah fiil mud}ari
adalah amil nas}ab
adalah fiil mudlori yang berirab nas}ab karena didahului
oleh amil nas}ab, yaitu .
Amil-amil nas}ab yang menas}abkan
fiil mud}ari ada
sepuluh (10), yaitu:
, contoh: ( warna itu berubah)
adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena
didahului oleh amil nas}ab, yaitu
( tidak akan). Contoh: ( dia tidak akan
beristinja/bersesuci)
adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena
didahului oleh amil nas}ab, yaitu
( supaya/untuk/agar). Contoh: ( supaya dia
meringkas perkataannya).
adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena
didahului oleh amil nas}ab, yaitu
( jadi/kalau begitu). Contoh: ( kalau begitu saya
akan berbicara sekarang).
adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena
didahului oleh amil nas}ab, yaitu .
Catatan: Amil ini bisa menas}abkan fiil mud}ari jika
terpenuhi 3 syarat:
ada dipermulaan jawab
Fiil mud}ari yang dinas}abkan itu harus bermakna akan /
istiqbal (bukan bermakna sedang)
harus bertemu langsung dengan Fiil mud}ari tanpa
ada pemisah
Contoh: ( kalau begitu saya akan berbicara

sekarang). Jumlah ini ( ) sebagai jawab bagi orang


lain yang berkata:
( saya akan menunggu jawabanmu).
Jadi, ini adalah amil yang bisa menas}abkan fiil
mud}ari karena ketiga syarat diatas sudah dipenuhi, yaitu:
menjadi permulaan jawab ()
Fiil mud}ari yang dinas}abkan bermakna akan, yaitu
(akan berbicara)
Antara dan bertemu langsung tanpa ada pemisah
) : untuk/sebab), yaitu lam ( )yang menunjukkan
bahwa kalimat yang jatuh setelah lam ( )adalah alasan
bagi kalimat sebelum lam (). Contoh: ( saya
akan pergi untuk bisa menjauhimu).
Jadi, , adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab
karena didahului oleh amil nas}ab, yaitu ) ) .
pada lafaz disebut karena ( saya akan
menjauhi: lafaz yang jatuh setelah )adalah alasan dari
( saya akan pergi: lafaz sebelum ). Jadi, alasan
kenapa saya pergi adalah agar saya bisa menjauhimu.
) ) , yaitu yang bermakna meniadakan dan berada
setelah lafaz atau . Contoh:
( dan sekali-kali Allah tidak akan menyiksa mereka
sedangkan kamu berada diantara mereka).
Jadi, adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena
didahului oleh amil nas}ab, yaitu ) )
pada lafaz disebut karena tersebut
bermakna meniadakan dan berada setelah lafaz .
( hingga / agar). Contoh: ( jangan
pergi hingga saya menyampaikan surat ini).
Jadi, adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena
didahului oleh amil nas}ab, yaitu
( hingga / kecuali). Contoh: ( jangan pergi
hingga kamu membersihkan kotoranmu). Contoh lain:
( saya akan membunuh orang kafir kecuali dia
masuk islam).
Jadi, lafaz dan adalah fiil mud}ari yang berirab
nas}ab karena didahului oleh amil nas}ab, yaitu
) : bersama / serta), yaitu wawu ( ) yang bermakna
serta/bersama dan berada setelah lafaz nafi (peniadaan,
contoh:
)atau berada setelah lafaz talab
(permintaan/perintah, contoh: ).
Contoh:
( janganlah kamu
mengharapkan ilmu serta/sedangkan kamu tidak mau
lelah)
155

Jadi, adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena


didahului oleh amil nas}ab, yaitu ) )
tersebut
disebut
karena
bermakna
membersamakan lafaz dan
/ ) : sebab / karena), yaitu fa ( )yang
menunjukkan bahwa kalimat yang jatuh setelah fa ()
adalah sebab dari kalimat yang jatuh setelah fa ( ),
dengan syarat fa ( )tersebut harus jatuh setelah nafi
(peniadaan, contoh: )atau tolab (permintaan/perintah,
contoh: ). Contoh: ( jangan tidur, maka
wudumu akan batal)
Jadi, adalah fiil mud}ari yang berirab nas}ab karena
didahului oleh amil nas}ab, yaitu .
disebut / karena ( lafaz yang berada
setelah )adalah jawab dari
( lafaz yang berada
sebelum )
Amil jazm fiil mud}ari. (Fiil mud}ari berirab jazm)
Fiil mud}ari pasti berirab jazm jika fiil mud}ari didahului
oleh amil jazm. Contoh: ( tidak suci).
adalah fiil mud}ari
adalah amil jazm
adalah fiil mudlori yang berirab jazm karena didahului
oleh amil jazm, yaitu .
Amil-amil jazm yang menjazmkan fiil mud}ari dibagi menjadi
dua, yaitu:
amil jazm yang menjazmkan satu fiil mud}ari jer, yaitu ada
6:
( tidak). Contoh: ( air itu tidak berubah).
Jadi, adalah fiil mud}ari yang berirab jazm karena
didahului oleh amil jazm, yaitu
( tidakkah/apakah tidak). Contoh: ( apakah
kamu tidak akan mengerjakan sholat?)
Jadi, adalah fiil mudlori yang berirab jazm karena
didahului oleh amil jazm, yaitu
( belum). Contoh: ( matahari itu belum
tergelincir).
Jadi, adalah fiil mudlori yang berirab jazm karena
didahului oleh amil jazm, yaitu
( belumkah/apakah belum). Contoh: ( apakah
kamu belum mengerjakan tugasmu)
Jadi, adalah fiil mudlori yang berirab jazm karena
didahului oleh amil jazm, yaitu
/ ) : hendaklah/mudah-mudahan), yaitu
yang bermakna perintah / permohonan. Contoh:

( guru itu hendaklah dekat dengan mudridnya).


Contoh lain: ( mudah-mudahan Allah menjaga
kita semua).
Jadi, dan adalah fiil mudlori yang berirab jazm
karena didahului oleh amil jazm, yaitu / )

)
/ ) : jangan), yaitu yang bermakna
larangan. Contoh:
( jangan
memblakangi kiblat ketika sholat).
Jadi, adalah fiil mudlori yang berirab jazm karena
didahului oleh amil jazm, yaitu ) )
Amil jazm yang menjazmkan dua fiil mud}ari jer. Fiil yang
pertama disebut fiil syarat, fiil yang kedua disebut jawab
syarat.
Contoh: ( jika kalian menolong agama
Allah, maka Allah akan menolong kalian).
dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab jazm
karena didahului oleh amil jazm, yaitu .

(fiil yang pertama)


:disebut fiil syarat
( fiil yang kedua) :disebut jawab syarat
Amil jazm yang menjazmkan dua fiil mud}ari ini ada 12,
yaitu:
( jika). Contoh: ( jika kalian menolong
agama Allah, maka Allah akan menolong kalian).
dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab
jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu .
( apapun). Contoh: ( apapun yang kamu
kerjakan akan aku kerjakan juga)
jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang
berirab jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( siapapun). Contoh: ( siapapun /
barang siapa yang bergabung dengan perkumpulan
kami maka dia akan sukses).
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang
berirab jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( kapanpun). Contoh: ( kapanpun kamu akan
pergi, saya akan ikut kamu)
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab
jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( apapun). Contoh: ( apapun yang kamu
pakai, saya akan pakai).
jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang
berirab jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( kapanpun). Contoh: ( kapanpun kamu
157

akan makan, saya akan membayarnya).


Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab
jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( kapanpun). Contoh: ( kapanpun kamu
puasa, maka kamu akan sehat)
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab
jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
/ ( dimanapun). Contoh: ( dimanapun
kamu bermukim, Allah akan selalu melihatmu)
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab
jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( kapanpun). ( kapanpun saya berhadas,
saya akan bersesuci)
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang
berirab jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( dimanapun). Conotoh: ( dimanapun
ada najis, saya akan mensucikannya)
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab
jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( bagaimanapun). Contoh:
(bagaimanapun khomer itu menjadi cuka, saya akan
menjauhinya / tidak akan menggunkannya)
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang
berirab jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu
( dimanapun / bagaimanapun). Contoh:
(dimanapun kamu bermukim, saya akan bermukim
bersamamu)
Jadi, dan adalah dua fiil mud}ari yang berirab
jazm karena didahului oleh amil jazm, yaitu

Tabel Irab Fiil Mud}ari


N
O

IRAB
FIIL
MUD}ARI

Rafa

Nas}ab

AMIL

CONTOH

Amil manawi tajarrudi (sepi),


yaitu amil yang sepi (tidak ada)
dari amil nas}ab atau amil jazm

, , , , , , ,( warna
itu berubah)
, ,
Menjazmkan 1 fiil mud}ari (,

Jazm

(orang-orang
muslim
menghadap
qiblat).

,
, / , ,
/ )
Menjazmkan 2 fiil mud}ari (, ,
, / , , , , ,
, , ,)

159

( tidak
suci),


(jika kalian
menolong agama
Allah, maka Allah
akan menolong
kalian).

TAWABI
Pada pembahasan marfuat al-asma, mansubat al-asma, dan
mahfud}at al-asma telah disinggung tentang tawabi. Secara
istilah, tawabi adalah kalimat yang Irabnya ikut pada kalimat yang
diikuti. Contoh:
Contoh yang ikut pada pada kalimat yang irabnya rafa:
( sholat yang diwajibkan itu ada lima).
termasuk dari tawabi. Artinya, Irab ikut pada kalimat
yang diikuti, yaitu yang Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai mubtada. Jadi Irabnya juga rafa
karena ikut pada yang Irabnya rafa
Contoh yang ikut pada kalimat yang Irabnya nas}ab:
( saya tidak akan meninggalkan sholat yang diwajibkan ).
termasuk dari tawabi. Artinya, Irab ikut pada
kalimat yang diikuti, yaitu yang Irabnya adalah nas}ab
karena kedudukannya sebagai maful bih. Jadi Irabnya
juga nas}ab karena ikut pada yang Irabnya nas}ab
Contoh yang ikut pada kalimat yang Irabnya jer:
(saya melaksanakan sholat yang diwajibkan). termasuk
dari tawabi. Artinya, Irab ikut pada kalimat yang diikuti,
yaitu yang Irabnya adalah jer karena dijerkan oleh huruf jer
(). Jadi Irabnya juga jer karena ikut pada yang
Irabnya jer.
Tawabi ada 4 macam,1) naat. 2) at}af. 3) taukid. 4) badal.
Rinciannya sebagai berikut:
NAAT (SIFAT)
Naat adalah kalimat yang ikut dan menjelaskan sifat-sifat
kalimat yang diikuti itu, atau menjelaskan sifat kalimat lain yang
masih berhubungan dengannya (manut). Contoh:
( sholat yang diwajibkan itu ada lima)
: mubtada (sebagai manut / yang disifati)
: rafa

: naat (yang mensifati)


: rafa
Lafaz
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya
sebagai naat, yaitu sifat yang Irabnya mengikuti manutnya
(yang disifati), yaitu yang Irabnya adalah rafa sebagai
mubtada. Jadi, Irabnya adalah rafa karena ikut pada
pada kalimat yang diikuti, yaitu yang Irabnya adalah rafa.
Tanda rafanya adalah dommah karena adalah isim
mufrad.
adalah naat, yaitu menjelaskan sifat dari manutnya
(yang disifati), yaitu .
Penjelasan
Lafaz-lafaz yang bisa menjadi naat dibagi menjadi dua, yaitu:

Isim musytaq (isim yang ada tasrifnya), yaitu berupa:


Isim fail. Contoh: ( murid yang rajin itu datang).
adalah naat berupa isim fail. Fiil mad}inya adalah
. lafaz Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya mengikuti
manutnya (yang disifati), yaitu yang Irabnya rafa
karena menjadi fail.
Isim maful. Contoh: ( saya melihat fatimah
tercinta). adalah naat berupa isim maful. Fiil
mad}inya adalah . lafaz Irabnya adalah nas}ab
karena kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya
mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu yang
Irabnya nas}ab karena menjadi maful.
Isim sifat mushabihat. Contoh: ( ini adalah
seorang laki-laki yang bagus akhlaknya). adalah
naat berupa sifat mushabihat. Irabnya adalah rafa
karena kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya
mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu yang
Irabnya rafa karena menjadi khabar.
Isim tafd}il. Contoh: ( said adalah murid
yang lebih pandai dari pada yang lainnya). naat
berupa isim tafdil.
Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya mengikuti
manutnya (yang disifati), yaitu yang Irabnya rafa
karena menjadi khabar.
Muawwal bil musytaq (yang disamakan dengan musytaq), yaitu
berupa:
Isim masdar. Contoh: ( ahmad adalah orang yang
terpercaya). adalah naat berupa isim masdar.
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai naat,
yang Irabnya mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu
yang Irabnya rafa karena menjadi khabar.
Isim isyaroh. Contoh: ( mulyakanlah guru yang ini).
adalah naat berupa isim isyaroh. Irabnya adalah
nas}ab secara mahalli karena kedudukannya sebagai
naat, yang Irabnya mengikuti manutnya (yang disifati),
yaitu yang Irabnya nas}ab karena menjadi maful bih.
Tapi secara lafaz,
adalah mabni karena berupa isim
isyaroh
/ yang bermakna yang mempunyai. Contoh:
( orang yang punya ilmu itu datang). adalah naat.
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai naat,
yang Irabnya mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu
yang Irabnya rafa karena menjadi fail.
161

Isim maus}ul. Contoh: ( sorang laki-laki yang


bersungguh-sungguh itu datang). adalah naat berupa
isim maus}ul. Irabnya adalah rafa secara mahalli
karena kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya
mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu yang
Irabnya rafa karena menjadi fail. Tapi secara lafaz
adalah mabni karena berupa isim maushul.
Isim yang bersambung dengan ya nisbat (ya yang
menunjukkan arti bangsa). Contoh: ( saya
bertemu dengan salim yang berbangsa indonesia).
adalah naat berupa Isim yang bersambung dengan ya
nisbat.
Irabnya adalah jer karena kedudukannya
sebagai naat, yang Irabnya mengikuti manutnya (yang
disifati), yaitu yang dijerkan oleh huruf jer ().
Jumlah ismiyah (susunan mubtada dan khabar).
Contoh: ( saya melihat laki-laki yang
banyak hartanya). Susunan adalah naat berupa
jumlah ismiyah, yaitu susunan mubtada ( )dan khabar (
) . Susunan Irabnya adalah nas}ab secara
mahalli karena kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya
mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu yang
Irabnya nas}ab karena menjadi maful bih. Tapi secara
lafaz, Irabnya adalah rafa karena menjadi mubtada,
Irabnya adalah rafa karena menjadi khabar.
Jumlah filiyah (susunan fiil dan fail). Contoh:
( saya duduk dengan seseorang yang membawa alQuran) . adalah naat berupa jumlah filiyah, yaitu
susunan fiil ( )dan fail (d}amir yang tersimpan, yaitu
). Susunan fiil dan fail pada Irabnya adalah jer
secara mahalli karena kedudukannya sebagai naat, yang
Irabnya mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu
yang dijerkan oleh huruf jer (). Tapi secara lafaz,
Irabnya adalah rafakarena tidak ada amil nas}ab dan jer.
Jar majrur (huruf jer dan isim yangdijerkan). Contoh:
( seseorang mumin yang berasal dari
keluarga firaun itu berkata) . adalah naat berupa
jer majrur. Susunan Irabnya adalah rafa secara
mahalli karena kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya
mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu yang
Irabnya rafa karena menjadi fail. Tapi secara lafaz,
adalah mabni. dijerkan oleh huruf jer .
Zaraf (keterangan waktu / tempat) Contoh:
(seseorang yang ada didepan masjid itu berdiri).

adalah naat berupa zaraf. Irabnya adalah rafa secara

mahalli karena kedudukannya sebagai naat, yang Irabnya


mengikuti manutnya (yang disifati), yaitu yang
Irabnya rafa karena menjadi khabar. Tapi secara lafaz
Irabnya adalah nas}ab karena menjadi zaraf.
Macam-Macam Naat
Naat dibagi menjadi dua, hakiki dan sababi. Rinciannya yaitu:
Naat hakiki, yaitu naat yang merafakan isim d}amir mustatir
(tidak tampak) yang kembali kepada manutnya (yang
disifati).
Naat hakiki harus sesuai dengan manutnya (yang disifati)
dalam 4 hal, yaitu:
Dalam segi irabnya (rafa, nas}ab, jer)
Da#lam segi jumlahnya (mufrad, tasniyah, jama)
Dalam segi jenisnya (muzakkar atau muannas)
Dalam segi tertentu atau tidaknya (nakirah atau marifat)
Contoh: ( air itu adalah air suci yang
menyucikan). Irabnya adalah rafa karena kedudukannya
sebagai naat, yaitu mengikuti manutnya ( )yang Irabnya
adalah rafa sebagai khabar.
adalah naat hakiki, yaitu lafaz ( naat) merafakan
isim d}amir mustatir (d}amir yang tersimpan, yaitu ).
D}amir yang tersimpan ini kembalinya kepada manut (
).
( naat / sifat) sesuai dengan ( manut / yang disifati)
dalam 4 hal, yaitu:
irabnya rafa, Irabnya nas}ab
adalah isim mufrad, adalah isim mufrad
adalah muzakkar, adalah muzakkar
adalah nakirah, adalah nakirah
Naat sababi, yaitu naat yang merafakan isim zahir yang
bersambung dengan d}amir bariz (tampak) yang kembali
pada manutnya. Ada beberapa hukum pada naat sababi,
yaitu:
Naat harus harus berbentuk mufrad sekalipun manutnya
berbentuk isim tasniyah atau jama
Naat harus sesuai dengan manutnya dalam 2 hal, yaitu:
Dalam segi irabnya (rafa, nas}ab, jer)
Dalam segi tertentu atau tidaknya (nakirah atau marifat)
Naat harus sesuai dengan isim zahir yang dirafakan dalam
segi jenisnya (muzakkar atau muannasts).
D}amir bariz yang bersambung dengan isim zahir harus
sesuai dengan manutnya dalam 2 hal, yaitu:
Jumlahnya (mufrad, tasniyah, jama)
Jenisnya (muzakkar atau muannas)
Contoh: ( air itu adalah air suci yang
163

menyucikan yang dimakruhkan penggunaannya).


Irabnya adalah rafa karena karena kedudukannya sebagai
naat, yaitu mengikuti manutnya ( )yang irabnya rafa
sebagai khabar.
adalah naat sababi karena merafakan ( isim
zahir) yang bersambung dengan
( d}amir bariz) yang
kembali kepada ( manut).
Naat sababi pada contoh ini sudah sesuai dengan hukumnya,
yaitu:
( naat) adalah isim mufrad
( naat) sesuai dengan ( manut) dalam 2 hal, yaitu:
Irabnya rafa, Irabnya rafa
adalah nakirah, adalah nakirah
( naat) adalah muzakkar, ( isim zahir) adalah
muzakkar
( d}amir bariz) sesuai dengan ( manut) dalam 2 hal,
yaitu:
adalah mufrad, adalah mufrad
adalah muzakkar, adalah muzakkar
AT}AF
At}af adalah kalimat yang mengikuti kalimat sebelumnya
(matuf alaih), yang antara keduanya ada huruf at}af.
At}af harus sesuai dengan matuf alaih dalam 2 hal, yaitu:
Semua irab (rafa, nas}ab, jer, jazm)
Jenis kalimat (isim atau fiil)
Contohnya adalah: ( membasuh
semua jenis kencing dan semua kotoran itu wajib).
: matuf alaih (yang diikuti) : Irabnya jer (sesuai tuntutan
amil)

: huruf at}af
: mabni

: at}af
: Irabnya jer, ikut pada
Irabnya matuf alaih
Jadi, Irabnya jer karena kedudukannya sebagai at}af,
yaitu ikut pada matuf alaihnya ( )yang Irabnya jer sebagai
mud}af ilaih. Tanda Irab jernya adalah kasroh karena
adalah jama taksir. Antara ( matuf alaih) dan ( at}af)
ada huruf at}af, yaitu .
Pada contoh ini, ( at}af) sesuai dengan ( matuf alaih)
dalam 2 hal, yaitu:
Irabnya jer, Irabnya jer
adalah kalimat isim, adalah kalimat isim
Huruf-Huruf At}af
Huruf jer ada 10, yaitu:

( dan). Fungsi dari ini adalah mutlaq al-jami (menunjukkan


adanya kesatuan hukum antara matuf alaih dan at}af).
Contoh: ( fardu-fardlunya
wudlu ada tiga, yaitu niat, dan menghilangkan najis).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai at}af,
yaitu ikut pada matuf alaih (kalimat yang diikuti), yaitu
yang Irabnya adalah rafa sebagai mubtada. Huruf at}afnya
adalah .
( kemudian). Fungsinya adalah tarti>b (menunjukkan bahwa
hukum / peristiwa yang terjadi berlangsung secara berurutan
dengan tidak ada tenggang waktu) dan taqib (akibat dari
suatu pekerjaan). Contoh: ( zaid datang kemudian
amr). Irabnya adalah rafa karena kedudukannya
sebagai at}af, yaitu ikut pada matuf alaih (kalimat yang
diikuti), yaitu yang Irabnya adalah rafa sebagai fail.
Huruf at}afnya adalah
( kemudian). Fungsinya adalah tartib dan tarakhi (adanya
tenggang waktu). Contoh: ( saya membaca
pelajaran lalu menghafalnya). Irabnya adalah rafa
karena kedudukannya sebagai at}af, yaitu ikut pada matuf
alaih (kalimat yang diikuti), yaitu yang Irabnya adalah
rafa karena tidak ada amil nas}ab dan jazm. Huruf at}afnya
adalah
( atau). Fungsinya dibagi menjadi dua:
Jika berada setelah t}alab (tuntutan / permintaan),
fungsinya adalah takhyir (memberi pemilihan) dan ibahah
(membolehkan melakukan terhadap salah satu atau
kesemuanya). Contoh: ( nikahilah hindun
atau temannya). irabnya adalah nas}ab karena
kedudukannya sebagai at}af, yaitu ikut pada matuf alaih
(kalimat yang diikuti), yaitu yang Irabnya adalah
nas}ab sebagai maful bih. Huruf at}afnya adalah
Jika berada setelah khabar (berita), fungsinya adalah
taqsim (membagi) dan ibham (menyembunyikan maksud
yang sebenarnya). Contoh: ( kita tidur satu
hari atau setengah hari?). Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai at}af, yaitu ikut pada matuf alaih
(kalimat yang diikuti), yaitu yang Irabnya adalah
nas}ab sebagai zaraf. Huruf at}afnya adalah
( atau), fungsinya adalah menuntut adanya penentuan.
Contoh: ( zaid makan atau minum?).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai at}af,
yaitu ikut pada matuf alaih (kalimat yang diikuti), yaitu
yang Irabnya adalah rafa karena tidak ada amil nas}ab dan
jazm. Huruf at}afnya adalah
165

( sampai). Fungsinya adalah ghayah (sampainya sesuatu pada


sesuatu yang dianggap puncak). Syaratnya adalah at}af
harus berupa mufrad (bukan jumlah) dan at}af harus
mempunyai kelebihan dari matufnya, baik lebih baik atau
lebih buruk. Contoh: ( saya makan ikan
sampai kepalanya). Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai at}af, yaitu ikut pada matuf alaih
(kalimat yang diikuti), yaitu yang Irabnya adalah
nahsob sebagai maful bih. Huruf at}afnya adalah
( tapi / bukan). Fungsinya ada dua, yaitu:
Jika tidak didahului nafi (peniadaan, seperti )atau nahi
(larangan, seperti ) atau amr (perintah), maka fungsinya
adalah id}rab (mencabut hukum matuf alaih dan
menetapkan hukum bagi at}af).
Contoh: ( zaid berdiri, bukan said).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai at}af,
yaitu ikut pada matuf alaih (kalimat yang diikuti), yaitu
yang Irabnya adalah rafa sebagai fail. Huruf at}afnya
adalah
Jika didahului oleh nafi atau nahi, maka fungsinya adalah
istidrak (menetapkan hukum nafi atau nahi pada mathuf
alaih dan meniadakan hukum pada at}af). Contoh:
( orang kafir tidak akan masuk surga, akan
tetapi orang mumin). Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai at}af, yaitu ikut pada matuf alaih
(kalimat yang diikuti), yaitu yang Irabnya adalah
rafa sebagai fail. Huruf at}afnya adalah
( tidak). Fungsinya adalah menetapkan hukum pada matuf
alaih, dan meniadakan hukum pada at}af. Contoh:
( Muhammad membaca al-Quran, tidak zaid).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai at}af,
yaitu ikut pada matuf alaih (kalimat yang diikuti), yaitu
yang Irabnya adalah rafa sebagai fail. Huruf at}afnya adalah

( tetapi). Fungsinya adalah

(menetapkan hukum nafi atau


nahi pada mathuf alaih dan meniadakan hukum pada at}af).
Syaratnya adalah at}af harus berbentuk mufrad (bukan
jumlah). Contoh: ( saya bertemu
dengan seorang laki-laki yang sholih, akan tetapi jahat).
Irabnya adalah jer karena kedudukannya sebagai at}af, yaitu
ikut pada matuf alaih (kalimat yang diikuti), yaitu yang
Irabnya adalah jer. Huruf at}afnya adalah
( adakalnya). Fungsinya adalah syak (ragu) atau ibham
(samar / tidak jelas). Contoh: ( adakalnya
romlah datang kepadaku, adakalanya zainab). Irabnya

adalah rafa karena kedudukannya sebagai at}af, yaitu ikut


pada matuf alaih (kalimat yang diikuti), yaitu yang
Irabnya adalah rafa sebagai fail. Huruf at}afnya adalah
Macam-Macam At}af
At}af dibagi menjadi dua, yaitu:
At}af nasaq, susunan at}af yang antara at}af dan matuf
alaihnya ada huruf at}af. Contoh:
(membasuh semua jenis kencing dan semua kotoran itu
wajib). Irabnya adalah jer karena kedudukannya
sebagai at}af, yaitu ikut pada matuf alaih (kalimat yang
diat}afi), yaitu . antara ( at}af) dan ( matuf
alaih) ada huruf jer .
At}af bayan, yaitu at}af berupa isim jamid (tidak ada tashrifnya)
yang berfungsi menjelaskan matuf alaih (jika berupa isim
marifat).
Contoh: ( ayahnya zaid, ibrohim datang).
Irabnya adalah jerk arena kedudukannya sebagai at}af, yaitu
ikut pada mathuf alaih (kalimat yang diat}afi), yaitu .
antara
(at}af) dan ( mathuf alaih) tidak ada huruf
jer.
( at}af) menjelaskan ( mathuf alaih).
TAUKID
Taukid secara bahasa adalah menguatkan / mengokohkan.
Secara istilah, taukid adalah kalimat yang mengokohkan kalimat
lain. Taukid / muakkid (kalimat yang mengokohkan) ini harus
sesuai dengan muakkad (kalimat yang dikokohkan) dalam dua
hal, yaitu;
Dari segi irabnya (rofa, nas}ab, jer, jazm)
Dari segi tertentu atau tidaknya (yaitu harus berupa isim
marifat)
Contoh: ( saya melihat zaid, dirinya memakai
baju)
: susunan fiiliyah (fiil dan fail)

: maful bih : Irabnya nas}ab


: taukid
: Irabnya nas}ab karena ikut pada yang
Irabnya nahsob
Jadi, irabnya adalah nas}ab karena kedudukannya sebagai
taukid, yaitu ikut pada muakkad (zaidun) yang Irabnya juga
nas}ab sebagai maful bih. Tanda nas}abnya adalah fathah
karena itu isim mufrad.
Lafaz disebut taukid karena mengokohkan ( muakkad ).
Jadi yang memakai baju itu adalah diri zaid yang sebenarnya,
bukan orang lain.
Lafaz ( taukid) sesuai dengan ( muakkad ) dalam 2 hal,
yaitu:
167

irabnya adalah nas}ab, irabnya juga nas}ab


adalah isim marifat (berupa alam), juga isim marifat
(berupa isim yang dimud}afkan kepada isim marifat)
Macam-Macam Taukid
Taukid dibagi menjadi dua, yaitu:
Taukid manawi (secara mana), yaitu mengokohkan kalimat
dengan menggunakan lafaz-lafaz tertentu. Lafaz-lafaz terebut
dibagi menjadi dua:
Lafaz yang biasa digunakan dan berdiri sendiri, yaitu ada
empat lafaz:
: untuk mufrad ( / :: tasniyah, : tasniyah
atau
jama).
Funsinya
adalah
menghilangkan
kemungkinan untuk diartikan secara majaz atau untuk
menghilangkan keragu-raguan. Contoh:
( saya melihat zaid, dirinya memakai baju).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya adalah
taukid, yaitu ikut pada muakkad nya ( ) yang
Irabnya adalah rafa sebagai mubtada.
Dilihat dari fungsi lafaz , Maksud dari contoh ini, yang
memakai baju adalah diri zaid sendiri, bukan selain zaid.
: untuk murrod ( / : tasniyah, : tasniyah
atau
jama).
Fungsinya
adalah
menghilangkan
kemungkinan untuk diartikan secara majaz atau untuk
menghilangkan keragu-raguan. Contoh:
( saya bertemu dengan orang-orang muslim, diri
mereka sendiri)
Irabnya adalah jer karena kedudukannya sebagai
taukid, yaitu ikut pada muakkad nya ( ) yang
dijerkan oleh huruf jer .
Dilihat dari fungsi lafaz , maksud dari contoh ini,
saya benar-benar bertemu dengan orang-orang muslim,
bukan selain orang-orang muslim.
: untuk mufrad / jama ( / : tasniah muzakkar, /
: tasniyah muannas). Fungsinya adalah menunjukkan
tercakupnya semua unsur yang ada pada muakkad
secara merata. Contoh:
(penduduk desa itu, semuanya sholat hari raya idzul fitri
dan idul adha dalam satu tahun).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai
taukid, yaitu ikut pada muakkad nya ( )yang Irabnya
adalah rafa sebagai fail.
Dilihat dari fungsi lafaz , maksud dari contoh ini
adalah semua penduduk desa itu tanpa terkecuali
satupun, semuanya sholat hari raya idul adha dan idul
fitri dalam satu tahun.
: untuk mufrad mudzkkar ( : mufrad muannas,

/ : jama muzakkar, / : jama


muannas). Fungsinya adalah menunjukkan tercakupnya
semua unsure yang ada pada muakkad secara merata.
Contoh: ( dan atas keluarga nabi
dan sahabat nabi, semuanya).
Irabnya adalah jer karena kedudukannya sebagai
taukid, yaitu ikut pada muakkad nya ( ) yang
Irabnjya jer.
Dilihat dari fungsi lafaz , maksud dari contoh ini
adalah, mudah-mudahan sholawat juga diberikan
kepada semua sahabat-sahabat nabi tanpa terkecuali
satupun.
Lafaz yang harus berada setelah lafaz , yaitu ada tiga,
, ,. contoh: ( dan atas
keluarga nabi dan sahabat nabi, semuanya).
Irabnya jer karena kedudukannya sebagai taukid, yaitu
ikut pada muakkad nya ( )yang Irabnya juga jer. Lafaz
berada setelah lafaz
Taukid lafzi (secara lafaz), yaitu mengokohkan kalimat dengan
cara mengulang kalimat yang dikokohkan (muakkad ), baik
berupa:
Kalimat isim, contoh: ( zaid adalah orang yang
berpuasa, orang yang berpuasa). yang kedua irobnya
adalah rafa karena kedudukannya sebagai taukid, yaitu
ikut pada muakkad nya ( yang pertama) yang
Irabnya adalah rafa sebagai khabar.
Kalimat fiil, contoh: ( zaid tidak
sholat, sholat istisqo / sholat minta hujan).
yang
kedua irabnya adalah jazm karena kedudukannya sebagai
taukid, yaitu ikut pada muakkad nya ( yang pertama)
yang Irabnya adalah jazm karena didahului oleh amil jazm
.
Kalimat huruf, contoh: ( jangan, jangan makan
benda najis). yang kedua adalah taukid (pengokoh) bagi
yang pertama. hukumnmya mabni karena berupa
huruf, yaitu huruf nahi (larangan)
Jumlah, contoh: ( zaid adalah orang yang
berpuasa, zaid adalah orang yang berpuasa). yang
kedua adalah taukid (pengokoh) bagi yang
pertama. Susunan adalah jumlah ismiyah (berupa
susunan mubtada ( ) dan khabar ( )) .
Jika muakkad nya (kalimat yang dikokohkan) berupa isim
d}amir muttas}il dalam keadaan rafa, nas}ab atau jer, maka
taukidnya adalah dengan isim d}amir munfas{il yang dalam
169

keadaan rafa. Contoh: ( saya, saya berpuasa).


(d}amir munfas}il dalm keadaan rafa) adalah taukid,
adalah muakkad (d}amir muttashil dalm keadaan rafa).
Contoh lain: ( diamlah kamu, kamu dan
istrimu disurga). ( d}amir munfas}il dalm keadaan rafa)
adalah taukid, d}amir mustatir yang tersimpan dalam lafaz
adalah muakkad .
BADAL
Badal secara bahasa adalah pengganti. Secara istilah, badal
adalah kalimat yang mengganti kalimat sebelumnya (mubdal
minhu / kalimat yang diganti) tanpa ditengah-tengahi oleh huruf
at}af, dan mengambil alih hukum / peristiwa yang dimiliki oleh
kalimat sebelumnya (mubdal minhu).
Badal (pengganti) harus sesuai dengan mubdal minhu) dalam
dua hal, yaitu:
Dari segi irabnya (rafa, nas}ab, jer, jazm)
Dari segi jenis kalimatnya (isim atau fiil)
Contohnya adalah: ( zaid, anaknya
Abdullah itu sholat khauf / sholat dalam keadaan takut).
: fiil mudloi
: Irabnya rafa

: fail (mubdal minhu) : Irobnya rafa

: badal
: Irabnya rafa karena ikut
pada yang Irabnya rafa
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai badal,
yaitu ikut pada mubdal minhu ( )yang Irabnya adalah rafa
sebagai fail. Tanda Irabnya adalah dommah karena adalah
isim mufod.
Lafaz disebut badal karena mengganti ( mubdal minhu) .
J#adi, yang sholat khouf adalah anaknya Abdullah.
( badal) sesuai dengan ( mubdal minhu) dalam dua hal:
Irabnya adalah rafa, Irabnya juga rafa
adalah kalimat isim, adalah kalimat isim
Macam-Macam Badal
Badal ada 5 macam, yaitu:
Badal kul min kul (keseluruhan), yaitu mengganti seluruh kalimat
dengan kalimat lain yang maknanya sama. Contoh:
Berupa isim: ( zaid, anaknya
abdullah sholat khouf / sholat dalam keadaan takut).
Irabnya adalah rafa karena kedudukannya sebagai badal,
yaitu ikut pada mubdal minhu ( )yang Irabnya adalah
rafa sebagai fail.
adalah badal kul min kul karena mengganti seluruh
tapi makna keduanya sama.

Berupa fiil: ( barang siapa


yang beriman, maka dia diberi pahala, dimasukkan ke
surga yang di dalamnya tidak mengenal payah).
Irabnya adalah jazm karena kedudukannya sebagai badal,
yaitu ikut pada mubdal minhu ( )yang Irabnya jazm
karena didahului amil jazm .
adalah badal kul min kul karena mengganti seluruh
makna dari tapi makna keduanya tetap sama,
Badal baadl minkul (sebagian), yaitu mengganti kalimat dengan
sebagian dari kalimat itu. Contoh:
Berupa isim: ( fardlu-fardlunya mandi
ada tiga perkara, niat).
Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai badal, yaitu ikut pada mubdal
minhu ( )yang Irabnya adalah rafa sebagai khabar.
( niat) adalah badal baad min kul karena mengganti
kalimat secara sebagian. Jadi, ( niat) adalah
bagian dari , bukan keseluruhan dari ( tiga).
Berupa fiil: ( jika kamu sholat, sujud
kepada Allah maka kamu akan memberi rahmat
kepadamu).
Irabnya
adalah
jazm
karena
kedudukannya sebagai badal, yaitu ikut pada mubdal
minhu ( )yang Irabnya jazm oleh huruf jazm .
adalah badal baadl min kul karena mengganti kalimat
secara sebagian. Jadi, ( bersujud) adalah bagian
dari ( sholat)
Badal isytimal (kandungan), yaitu mengganti kalimat dengan
sesuatu yang terkandung dari kalimat tersebut, tapi bukan
merupakan bagian dari kalimat tersebut. Contoh:
Berupa isim: ( saya mendapatkan zaid, ilmunya).
Irabnya adalah nas}ab karena kedudukannya sebagai
badal, yaitu ikut pada mubdal minhu ( )yang Irabnya
adalah nas}ab sebagai maful bih.
adalah badal isytimal karena merupakan sesuatu yang
terkandung dalam , tapi bukan bagian dari .
Berupa fiil: ( barang siapa yang sampai
kepada kami, minta tolong pada kami, maka dia akan
ditolong). Irabnya adalah jazm karena kedudukannya
sebagai badal, yaitu ikut pada mubdal minhu ( )yang
Irabnya adalah jazm oleh huruf jazm .
( minta tolong) adalah badal isytimal karena
merupakan sesuatu yang terkandung dalam ( sampai),
tapi bukan bagian dari ( sampai).
Badal ghalat (salah tanpa sengaja), yaitu mengganti kalimat
yang dianggap salah tanpa sengaja dengan kalimat yang
dianggap benar. Contoh:
171

Berupa isim: ( petani itu berzakat


binatang ternak, hasil tanaman). Iobnya adalah
nas}ab karena kedudukannya sebagai badal, yaitu ikut
pada mubdal minhu ( )yang Irabnya adalah nas}ab
sebagai maful bih.
( hasil pertanian) adalah badal ghalat karena
dianggap kalimat yang benar dan mengganti kalimat
(binatang ternak) yang dianggap salah. Karena biasanya
petani itu berzakat hasil pertanian.
Berupa fiil: ( dia mengkafani mayat,
mengkafani).
Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai badal, yaitu ikut pada mubdal
minhu ( )yang Irabnya adalah rafa karena tidak
didahului oleh amil nas}ab atau jazm.
( mengkafani) adalah badal ghalat karena dianggap
kalimat yang benar dan mengganti kalimat
(menguburkan) yang dianggap salah tanpa sengaja.
Karena biasanya lebih dulu mengkafani mayat, lalu
menguburkannya.
Badal id}rab (salah dengan sengaja), yaitu mengganti kalimat
yang salah dengan sengaja, dengan kalimat yang benar
(kalimat yang dimaksudkan). Contoh:
Berupa isim: ( hendaklah kamu berzakat unta,
kambing).
Irabnya adalah nas}ab karena
kedudukannya sebagai badal, yaitu ikut pada mubdal
minhu ( )yang Irabnya adalah nas}ab sebagai maful
bih.
adalah badal id}rab karena dianggap kalimat yang
benar (yang dimaksudkan) dan mengganti kalimat
yang dianggap salah secara sengaja.
Berupa fiil: ( saya zakat, saya berpuasa di
bulan romadon). Irabnya adalah rafa karena
kedudukannya sebagai badal, yaitu ikut pada mubdal
minhu ( )yang Irabnya adalah rafa karena tidak
didahului amil nas}ab atau jazm.
adalah badal id}rab karena dianggap kalimat yang
benar (yang dimaksudkan) dan mengganti kalimat
yang dianggap salah secara sengaja.
KETERANGAN
Antara badal dan at}af bayan ada persamaannya, yaitu sama sama menjelaskan kalimat yang diikuti dan tidak ada huruf at}af.
Akan tetapi antara badal dan at}af tersebut ada perbedaannya,
yaitu:
Dilihat dari maksud utama dari hukum / peristiwa:
Badal: yang menjadi maksud / sasaran utama dari suatu

hukum / peristiwa yang ada adalah badal itu sendiri.


Contoh: ( saya makan telur, separuhnya).
Yang menjadi sasaran utama dari hukum / peristiwa
(makan telur) adalah separuh telur ( ; badal). Jadi
maksud dari contoh ini adalah, saya makan separuh telur,
bukan seluruhnya.
At}af bayan: yang menjadi maksud / sasaran utama dari
suatu hukum / peistiwa yang ada adalah matuf alaih (yang
diikuti).
Contoh: ( seorang laki-laki, zaid datang). Yang
menjadi sasaran utama dari hukum / peristiwa (datang)
adalah seorang laki-laki ( ; matuf alaih). Sedangkan
zaid ( ; at}af bayan) hanya menjelaskan nama laki-laki
itu.
Dilihat dari segi mana yang lebih jelas:
Badal: badal tidak lebih jelas dari mubdal minhu (kalimat yang
diikuti). Contoh: ( zaid, seorang laki-laki
datang). ( badal) tidak lebih jelas dari mubdal minhu
()
At}af bayan: at}af bayan lebih jelas dari matuf alaih (kalimat
yang diikuti). Contoh: ( seorang laki-laki, zaid
datang). ( at}af bayan) lebih jelas dari ( matuf
alaih) karena zaid itu menjelaskan nama dari seorang lakilaki itu
Tabel macam-macam tawabi:
N
O

TAWABI

Naat

At}af

Taukid

Badal

KETERANGAN

CONTOH

Naat hakiki

Naat sababi

Huruf At}af: , , , , ,

, , , ,
Taukid manawi (, , ,
, , ),( )
Taukid lafzi
Badal kul min kul
(keseluruhan)
Badal baadl minkul (sebagian)

173

Badal isytimal (kandungan)

Badal ghalat (salah tanpa


sengaja)

Badal id}rab (salah dengan


sengaja)

HUKUM ADAD DAN MADUD


Yang dimaksud adad adalah hitungan bilangan. Sedangkan madud
adalah yang dihitung. Hukum adad dan madud adalah:
Jika adad berupa bilangan 1 2, maka adad harus mengikuti
madudnya dalam segi jenisnya (muzakkar , muannas), dan
kedudukan adad sebagai naat (sifat) bagi madudnya.
Sedangkan madudnya sebagai manut (yang disifati) yang
Irabnya sesuai tuntutan amil. Contoh:
Artinya
adad
Madud
(sebagai naat)
(sebagai manut)
Murid
satu

(laki)

yang
Muzakkar

Murid
(perempuan)
yang satu
- muannas
Murid (laki) yang dua

muzakkar

- muannas

- muzakkar

- muzakkar

Murid
(perempuan)
yang dua
- muannas

- muannas

Jika adad berupa / , maka madud harus berbentuk


jama dan Irabnya jer sebagai mud}af ilaih. Sedangkan adad
sebagai mud}af yang Irabnya sesuai tuntutan amil. Contoh:
Artinya
Salah satu
murid laki

Madud
(sebagai
ilaih)

murid-
muzakkar
jama
Salah satu murid-
murid perempuan
muannas
jama

adad
mud}af (sebagai mud}af)

- muzakkar

- muannas

Jika adad berupa bilangan 3 10, maka adad harus berlawanan


jenis (muzakkar, muannas) dengan madudnya. Madud harus
berbentuk jama
dan Irabnya jer sebagai mud}af ilaih.

Sedangkan adad sebagai mud}af yang Irabnya sesuai tuntutan


amil. Contoh:
Artinya
Tiga
perkara
Empat
rokaat

Madud
(sebagai
ilaih)

adad
mud}af (mud}af)

beberapa
Muzakkar
Jama
beberapa
Muannas
Jama

Muannas

- muzakkar

Jika adad berupa bilangan 11 12, maka bilangan satuan dan


puluhan harus sama jenisnya (muzakkar, muannas) dengan
madudnya. Madud harus berbentuk mufrad dan Irabnya adalah
nas}ab sebagai tamyiz. Sedangkan adad hukumnya mabni atas
tanda nas}ab tanpa tanwin. Contoh:
Artinya
Madud
Bilangan
Bilangan
(sebagai
puluhan
satuan
tamyiz)
11 bintang

Muzakkar
Muzakkar
Muzakkar
Mufrad
Mabni fathah
Mabni fathah
12 papan tulis

Muannas
Mufrad

Muannas
Mabni fathah

Muannas
Mabni alif

Jika adad berupa bilangan 13 19, maka bilangan satuan harus


berlawanan jenis (muzakkar, muannas) dengan madudnya,
sedangkan bilangan puluhan harus sama jenisnya (muzakkar,
muannas) dengan madudunya. Madud harus berbentuk mufrad
dan Irabnya adalah nas}ab sebagai tamyiz. Sedangkan adad
hukumnya mabni atas tanda nas}ab tanpa tanwin. Contoh:
Artinya
Madud
Bilangan
Bilangan
(sebagai
puluhan
satuan
tamyiz)
17 rukun

Muzakkar
Muzakkar
Muannas
Mufrad
Mabni fathah
Mabni fathah
16 peci

Muannas
Mufrad

Muannas
Mabni fathah

175

Muzakkar
Mabni fathah

Jika berupa bilangan tingkatan yang mengikuti wazan , maka


adad harus mengikuti madudnya dalam segi jenisnya
(muzakkar, muannas), dan kedudukan adad sebagai naat (sifat)
bagi madudnya. Sedangkan madud sebagai manut (yang
disifati) yang Irabnya sesuai tuntutan amil. Contoh:
Artinya
adad
Madud
(sebagai adad)
(sebagai manut)
Rukun
empat

yang

ke-
- muzakkar

Rokaat yang ke-tiga

- muannas

- muzakkar

- muannas

Harokat syin ( ) pada / :


Jika madudnya muzakkar, maka harokat syin adalah fathah.
Contoh:
Artinya
Madud
adad
10 laki-laki

11 laki-laki

Jika madudnya muannas, maka harokat syin adalah sukun.


Contoh:
Artinya
Madud
adad
10 perempuan

11 perempuan

TANAZU FI AL-AMAL
Yang dimaksud tanazu adalah dua amil atau lebih yang
memerintah satu mamul (yang diperintah) atau lebih yang berada
setelah amil. Contoh: ( zaid sedang sholat dan sedang
puasa).
: fiil mud}ari (amil pertama) : Irabnya rafa
: fiil mud}ari (amil kedua) : Irabnya rafa
: fail (mamul )
: Irabnya rafa
Pada contoh ini terjadi tanazu, yaitu ada dua amil ( dan )
yang merafakan ( mamul ) sebagai fail.
Menurut ulama bashroh, yang beramal adalah amil terkahir karena
lebih dekat dengan mamul . Jadi, yang merafakan ( mamul )
adalah ( amil terakhir) karena lebih dekat dengan mamul nya.
Sedangkan menurut ulama kufah, yang beramal adalah amil yang
pertama karena berada di awal. Jadi, yang merafakan ( mamul )
adalah ( amil pertama) karena berada di awal. Masing-masing
dari dua pendapat ini mempunyai hukum masing-masing.
Rinciannya sebagai berikut:
Jika yang beramal adalah amil yang pertama, maka amil yang
terakhir beramal kepada isim d}amir yang kembali kepada
mamul .
Contoh: ( dua orang muslim berwudlu dan
bertayammum).
( amil pertama) beramal, yaitu merafakan ( mamul )
sebagai fail
( amil terakhir) beramal kepada isim d}amir ( ; alif
tasniyah) yang kembali kepada ( mamul )
177

Jika yang beramal adalah amil yang terakhir, maka:


Jika amil yang pertama merafakan mamul berupa isim d}amir,
maka isim d}amir tersebut tampak. Contoh:
( dua orang muslim berwudlu dan bertayammum)
( amil terakhir) beramal, yaitu merafakan ( mamul
) sebagai fail
( amil pertama) merafakan isim d}amir sebagai fail,
dan d}amir tersebut tampak ( ; alif tasniyah).
Jika amil yang pertama menas}abkan mamul
berupa isim
d}amir, maka isim d}amir tersebut dibuang. Contoh:
( saya menempeleng zaid dan zaid memukulku).
( amil terakhir) beramal, yaitu merafakan ( mamul )
sebagai fail
( amil kedua) menas}abkan isim d}amir ( ) , tapi d}amir
tersebut dibuang. Asalnya adalah
Jika amil yang pertama menjerkan mamul berupa isim d}amir,
maka isim d}amir tersebut dibuang. Contoh:
( berikanlah sholawat, salam, dan berkah kepada nabi
Muhammad SAW).
( amil terakhir) beramal, yaitu menjerkan ( mamul )
dengan huruf jer. Karena adalah fiil mutaaddi dengan
huruf jer
( amil pertama) menjerkan isim d}amir ( ) , tapi isim
d}amir tersebut dibuang. Begitu juga ( amil kedua)
menjerkan isim d}amir ( ) , tapi isim d}amir tersebut
dibuang. Asalnya adalah
ISYTIGHOL
Isytighol secara bahasa sibuk. Secara istilah isytighol adalah ketika
ada kalimat isim yang mendahului amil (berupa fiil atau isim) dan
amil tersebut bersambung dengan d}amir yang kembali kepada
kalimat isim tersebut. Contoh: ( saya mencintai aisyah).
Pada contoh ini terjadi isytighol, yaitu ( isim) mendahului
(amil berupa fiil) yang bersambung dengan ( d}amir) yang
kembali kepada . disebut isytighol karena ( amil)
menas}abkan sekaligus menas}abkan . Jadi terjadi isytighol
karena ( amil) dianggap sibuk karena menas}abkan dua kalimat
isim sekaligus ( dan ).
Irab kalimat isim yang mendahului amil tersebut (seperti lafaz
pada contoh ) ada dua kemungkinan:
Lebih utama berirab rafa sebagai mubtada. Contoh:
(saya mencintai aisyah). Irabnya adalah rafa sebagai
mubtada. Tanda Irabnya adalah dlommah karena adalah
isim mufrad.
Nas}ab sebagai maful bih. Contoh: ( saya mencintai

aisyah). Irabnya adalah nas}ab sebagai maful bih. Tanda


Irabnya adalah fathah karena adalah isim mufrad.
Akan tetapi, kalimat isim yang mendahului amil tersebut adakalnya:
Wajib berirab rafa sebagai mubtada (tidak boleh berirab nas}ab)
dalam tiga keadaan:
Berada setelah )yang bermakna tiba-tiba). Contoh:
( saya keluar, tiba-tiba farid memukul
zaid). Irabnya wajib rafa sebagai mubtada (tidak boleh
nas}ab) karena berada setelah ) )
Berada setelah ) yang bermakana keadaan). Contoh:
( saya datang ketika keadaan mobil itu
dinaiki zaid). Irabnya wajib rafa sebagai mubtada
(tidak boleh nas}ab) karena berada setelah ) )
Berada sebelum 1) Adat istifham (alat untuk bertanya, seperti
2 .() syarat (seperti ( 3 .( ( ajakan, seperti ( 4 .(
) yang bermakna peniadaan). 5) )yang
menjadi permulaan). 6) ) yang bermakna
keterkejutan). 7) ) yang berupa berita). 8) dan
saudara-saudaranya.
Contoh: ( saya tidak melakukan perbuatan jelek).
Irabnya wajib rafa sebagai mubtada (tidak boleh nas}ab)
karena berada setelah )
)
Lebih utama berirob nas}ab sebagai maful bih (boleh juga berirab
rafa) dalam 5 keadaan:
Berada sebelum fiil amr (perintah). Contoh:
(mulyakanlah kholid). irabnya lebih utama berirab
nas}ab sebagai maful bih (boleh juga rafa) karena berada
sebelum ( fiil amr).
Berada sebelum fiil nahi (larangan). Contoh:
(janganlah menyembah syetan). irabnya lebih utama
berirab nas}ab sebagai maful bih (boleh juga rafa) karena
berada sebelum ( fiil nahi)
Berada sebelum fiil yang bermakna doa. Contoh:
(ya allah, mudah-mudahan engkau memudahkan urusanku).
irabnya lebih utama berirab nas}ab sebagai maful bih
(boleh juga rafa) karena berada sebelum ( fiil yang
bermakna doa)
Berada setelah hamzah istifham. Contoh: ( apakah
kamu berzakat buah-buahan). irabnya lebih utama
berirab nas}ab sebagai maful bih (boleh juga rafa) karena
berada setelah ( hamzah istifham)
Menjadi jawaban dalam keadaan nas}ab dari pertanyaan yang
dibuang. Contoh: ( saya memuyakan ali).
Irabnya lebih utama berirab nas}ab sebagai maful bih
179

(boleh juga rafa) karena menjadi jawaban dari pertanyaan


yang dibuang, yaitu ( siapa yang kamu mulyakan).

CIRI-CIRI UMUM KEDUDUKAN / POSISI DALAM SUSUNAN


KALIMAT
Mubtada
Cocok bermakna adapun
Berada di awal perkataan dan sebagai kalimat pokok
Berupa isim zahir / d}amir / fiil mud}ari yang di dahului
Biasanya berupa isim marifat
Contoh: ( Allah adalah Dzat yang maha melihat).
Khabar
Cocok bermakna adalah
Menjadi pelengkap dari mubtada dan sebagai kalimat pokok
Berupa mufrad / jumlah ismiyah/ jumlah filiyah / jer majrur /
zaraf
Contoh: ( Allah adalah Dzat yang maha melihat).
Fail
Cocok bermakna siapa atau apa
Sebagai pelaku dari suatu pekerjaan
Berada setelah fiil malum dan sebagai kalimat pokok
Berupa isim zahir / d}amir / fiil yang di dahului / kata yang
didahului
Contoh: ( apabila datang pertolongan Allah)
Naibul fail
Cocok bermakna siapa atau apa
Sebagai objek yang menempati posisinya subjek

Berada setelah fiil majhul dan sebagai kalimat pokok


Berupa isim zahir / d}amir / fiil yang di dahului / kata yang
didahului
Contoh: ( orang-orang yang kafir itu dilaknat).
Maful bih
Cocok bermakna kepada
Sebagai objek dari pekerjaannya fail
Berada setelah fiil mutaaddi
Berupa isim zahir / d}amir / fiil yang di dahului / kata yang
didahului
Contoh: ( sungguh kami menciptakan manusia)
Masdar
Cocok bermakna dengan
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Sebagai penegas / penjelas macam pekerjaan / penjelas hitungan
pekerjaan
Berupa isim masdar
Didahului oleh amil (fiil dll) yang sama arti / bentuk dengan isim
masdar
Contoh: ( kemudian kami memecah bumi dengan
benar-benar memecah)
Haal
Cocok bermakna dalam keadaan
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Sebagai penjelas keadaan dari shohibul haal
Biasanya berupa sifat (isim fail / isim maful / sifat mushabihat)
Berupa isim nakirah
Contoh: ( bagi orang yang masuk ke rumahku
dalam keadaan beriman)
Tamyiz
Cocok bermakna apanya
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Sebagai penjelas dari kalimat yang samar pada kalimat
sebelumnya
Berupa isim masdar / isim jamid
Biasanya berada setelah isim tafd}il atau setelah bilangan 11
99
Contoh: ( hal itu lebih baik dan lebih bagus
penafsirannya)
Dzaraf
Cocok bermakna di / di dalam / pada
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Menjelaskan keterangan waktu / tempat
Contoh: ( salah satu penghuni gua itu berkata, saya
tinggal selama satu hari)
Mustatsna
Berada setelah adat istitsna
181

Sebagai kalimat yang dikecualikan


Contoh: ( kemudian para malaikat itu sujud kecuali
iblis).
Maful li ajlih
Cocok bermakna karena
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Sebagai alasan terjadinya pekerjaan
Berupa masdar qolby
Contoh: ( mereka menafkahkan
hartanya karena mengharap ridlo Allah)
Maful maah
Cocok bermakna bersama
Berada setelah wawu maah (wawu yang bermakna bersama)
Berada setelah sempurna jumlah (sebagai pelengkap)
Contoh: ( pemimpin itu datang bersama bala
tentaranya)

SUSUNAN KALIMAT DALAM BAHASA ARAB


MUBTADA + KHABAR
Mubtada adalah subjek.
Khabar adalah predikat.
Contoh: ( Allah adalah Dzat yang maha melihat). :
mubtada. : khabar
Kadang susunannya dibalik, yaitu Khabar + mubtada. Contoh:
( pada beberapa mata mereka ada penutup).
: khabar. : mubtada
Kemungkinan susunan kalimat yang terjadi pada susunan
mubtada dan khabar, yaitu:
Mubtada + khabar + pelengkap
Contoh: ( Allah adalah melihat hambahambanya).
: mubtada. : khabar. : pelengkap
Mubtada + pelengkap + khabar
Contoh: ( Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan).
: mubtada. : pelengkap. : khabar
Amil nawasikh (\ , )dan saudaranya + mubtada (isim) +
khabar
Contoh: ( Allah adalah Dzat yang maha
mengetahui).
: amil nawasikh. : mubtada (isim). : khabar
Amil nawasikh ( , )dan saudaranya + khabar + mubtada
(isim)
Contoh: ( tidak ada sesuatupun yang
menyerupai Allah).
: amil nawasikh. : khabar. : mubtada (isim)
Amil nawasikh ( , )dan saudaranya + mubtada (isim) +
pelengkap + khabar .
Contoh: ( sesungguhnya Allah mampu
terhadap setiap sesuatu).
: amil nawasikh. : mubtada (isim). :
pelengkap. : khabar
Pelengkap biasanya mengiringi susunan mubtada dan khabar
adalah jer majrur. Contoh: ( Allah adalah melihat
hamba-hambanya)
: mubtada. : khabar. : pelengkap berupa jer
majrur
Pelengkap mubtada dan khabar juga bisa berupa pelengkap
yang
biasanya
mengiringi
susunan
fiil
dan
fail
183

(pembahasannya akan dibahas setelah ini). Contoh:


( hal itu lebih baik dan lebih bagus penafsirannya)
: mubtada. : khabar. : pelengkap berupa tamyiz
Kadang pelengkap tidak hanya satu saja. Pada susunan kalimat
kadang mempunyai dua pelengkap atau lebih, contoh:
( siwak itu dalam tiga keadaan lebih
sangat kesunnahannya)
: mubtada. : pelengkap berupa jer majrur.
: khabar. : pelengkap berupa tamyiz.
FIIL + FAIL / FIIL + NAIBUL FAIL
Fiil adalah kata kerja
Fail adalah pelaku, berada setelah kata kerja aktif
Naibul Fail adalah objek yang menempati posisi subjek karena
berada setelah kata kerja pasif
Contoh: ( apabila datang pertolongan Allah) ,
( orang-orang yang kafir itu dilaknat).
: fiil malum. : fail. : fiil majhul. : naibul fail
Kemungkinan susunan kalimat yang terjadi pada susunan
mubtada dan khabar, yaitu:
Fiil + fail / naibul fail+ pelengkap
Contoh: ( Allah menghilangkan cahaya
mereka) , ( diletakkan untuk manusia)
: fiil malum. : fail. : pelengkap.
: fiil majhul. ( d}amir yang tersimpan) : fail. :
pelengkap
Fiil + pelengkap + fail / naibul fail
Contoh: ( jika penentangan mereka
besar terhadapmu) ,
( diwajibkan puasa
kepadamu)
: fiil malum. : pelengkap. : fail
: fiil majhul. : pelengkap. : naibul fail
Pelengkap + fiil + fail / naibul fail
Contoh: ( hanya kepadamu kami menyembah) ,
( zaid dipukul di depan rumah)
: pelengkap. : fiil malum. ( d}amir yang
tersimpan) : fail
: pelengkap. : fiil majhul. : naibul fail
Pelengkap yang biasanya mengiringi susunan fiil dan fail /
naibul fail, yaitu:
Jer majrur. Contoh: ( satu golongan dari
ahli kitab berkata)
: fiil malum. : fail. : jer majrur
Maful bih. Contoh: ( sungguh kami menciptakan
manusia)

: fiil malum. : fail. : maful bih


Dua maful dan saudaranya. Contoh:
(Allah menjadikan nabi Ibrahim sebagai kekasih)
: amil nawasikh (saudara .( : fail. : maful
pertama. : maful kedua
Masdar. Contoh: ( kemudian kami memecah
bumi dengan benar-benar memecah)
: fiil malum. : fail. : maful. : masdar
Haal. Contoh: ( bagi orang yang masuk ke
rumahku dalam keadaan beriman)
: fiil malum. ( d}amir yang tersimpan) : fail. :
haal
Tamyiz. Contoh: ( uban rambutnya bersinar)
: fiil malum. : fail. : tamyiz
Zaraf. Contoh: ( salah satu penghuni gua itu
berkata, saya tinggal selama satu hari)
: fiil malum. : fail. : Zaraf
Mustasna. Contoh: ( kemudian para malaikat itu
sujud kecuali iblis).
: fiil malum. ( wawu jama): fail. : mustasna
Catatan: mustasna biasanya menjadi pelengkap jika
berupa Kalam Tam (mustasna minhu disebutkan)
Maful li ajlih. Contoh: ( mereka
menafkahkan hartanya karena mengharap ridlo Allah)
: fiil malum. ( wawu jama): fail. : maful bih.
: maful li ajlih
Maful maah. Contoh: ( pemimpin itu datang
bersama bala tentaranya)
: fiil malum. : fail. : maful maah
Kadang pelengkap tidak hanya satu saja. Pada susunan
kalimat kadang mempunyai dua pelengkap atau lebih,
contoh: ( kemudian Allah mengutus para
nabi dalam keadaan sebagai orang yang memberi kabar
gembira)
: fiil malum. : fail. : maful bih. : haal
Tabel susunan kalimat dalam bahasa arab:
N
O
1

SUSUNAN
RINCIAN SUSUNAN
KALIMAT
KALIMAT
MUBTADA Mubtada + khabar +
pelengkap
+ KHABAR
Mubtada + pelengkap +
khabar
Amil nawasikh (\ , )

185

CONTOH

FIIL +
FAIL /
FIIL +
NAIBUL
FAIL

dan
saudaranya
+
mubtada
(isim)
+
khabar
Amil nawasikh ( , )
dan
saudaranya
+
khabar + mubtada
(isim)
Amil nawasikh ( , )
dan
saudaranya
+
mubtada (isim)
+
pelengkap + khabar
Fiil + fail / naibul fail+
pelengkap

Fiil + pelengkap + fail /


naibul fail

Pelengkap + fiil + fail /


naibul fail

,


,

,

Tabel pelengkap:
N
O
1

PELENGKAP
Jer majrur

Maful bih

Dua maful dan saudaranya

Masdar

Haal

Tamyiz

Zaraf

Mustasna

Maful li ajlih

10

Maful maah

Kadang pelengkap tidak hanya


satu saja. Pada susunan kalimat
kadang
mempunyai
dua

CONTOH

pelengkap atau lebih, contoh:


CATATAN I
Ada 4 posisi / kedudukan yang biasanya mengikuti mubtada /
khabar / fiil / fail / naibul fail / pelengkap, yang disebut
Tawabi, yaitu:
Naat (sifat). Seperti susunan Fiil + fail + pelengkap + naat.
Contoh: ( saya berlindung kepada Allah
dari godaan syaitan yang terkutuk)
: fiil malum. ( d}amir yang tersimpan) : fail. :
pelengkap. : naat
At}af (kata sambung). Seperti susunan fiil + pelengkap + fail +
at}af.
Contoh: ( Allah tidak pernah ngantuk dan
tidur)
: fiil malum. : pelengkap. : fail. : at}af
Taukid (penegas). Seperti susunan amil nawasikh ( ) +
mubtada (isim) + taukid + khabar.
Contoh: ( katakanlah, sesungguhnya semua
urusan itu adalah milik Allah)
: amil nawasikh. : mubtada (isim). : taukid. :
khabar
Badal (pengganti). Seperti susunan mubtada + khabar + badal.
Contoh: ( segala puji adalah milik Allah, tuhan
semesta alam)
: mubtada. : khabar. : badal
CATATAN II
Ada 5 kalimat isim yang beramal seperti fiil, yaitu:
Isim masdar. Seperti susunan isim masdar + fail + pelengkap.
Contoh: ( saya senang kamu memulyakan
ayahmu)
: isim masdar. : fail. : pelengkap
Isim fail. Seperti susunan isim fail + fail + pelengkap.
Contoh: ( apakah said orang yang
menghormati para tamunya?)
: isim fail. : fail. : pelengkap
Isim maful. Seperti susunan isim maful + naibul fail.
Contoh: ( yang dimakruhkan penggunaannya)
: isim maful. : naibul faik
Sifat mushabihat. Seperti susunan sifat mushabihat + fail.
Contoh: ( ali itu bagus tingkah lakunya)
: sifat mushabihat. : fail
Isim tafd}il. Seperti susunan isim tafd}il + fail.
Contoh: ( kholid lebih berani dari pada said)
187

: isim tafd}il. ( d}amir yang tersimpan) : fail

LANGKAH-LANGKAH MEMBACA KITAB KUNING


Mengetahui arti tiap kalimat (kata) dengan melihat di
kamus. Langkah-langkahnya:
Jika berupa fiil:
Menentukan fiil mad}i dan wazannya : sebelum lihat di
kamus
Menentukan fiil mujarradnya (jika berupa fiil mazid), lalu
mencari di kamus
Menentukan jenis kalimatnya (secara tashrifnya) : untuk
mengetahui arti kalimat yang dimaksud
Jika berupa isim (jamid / musytaq):
Berupa isim musytaq:
Menentukan isim mufradnya
Menentukan fiil mad}i dan wazannya (jika berupa isim
musytaq)
Menentukan fiil mujarradnya (jika berupa isim musytaq),
lalu mencari di kamus
Menentukan jenis kalimatnya (jika berupa isim musytaq) :
untuk mengetahui arti kalimat yang dimaksud
Berupa isim jamid: langsung mencari di kamus
Jika berupa huruf: langsung mencari di kamus
Membaca akhir kalimat. Langkah-langkahnya:
Menentukan jenis kalimat (fiil / isim / huruf)
Menentukan mabni dan murabnya;
Jika berupa mabni:
Jika berupa fiil mad}i: kemabniannya dengan apa
Jika berupa fiil amr: kemabniannya dengan apa
Jika berupa fiil mud}ari: kemabniannya dengan apa

Jika berupa huruf: kemabniannya langsung lihat di kamus


Jika berupa isim: kemabniannya sesuai jenis isim yang
mabni
Jika berupa murab:
Jika berupa isim:
Menentukan kedudukan dan irabnya
Menentukan jenis kalimat dan tanda irabnya
Jika berupa fiil mud}ari:
Melihat amil (nas}ab atau jazm) yang masuk dan
irabnya
Menentukan jenis kalimat dan tanda irabnya
Memahami susunan kalimat dalam bahasa arab
Berupa fiil + fail dan juga pelengkapnya
Berupa mubtada + khabar dan pelengkapnya
Langkah ini dilakukan setelah mengetahui arti dari tiap-tiap
kalimat.
Keterangan:
Langkah ke-2 dan ke-3 ini sangat berkaitan dan bisa dilakukan
secara bersamaan. Langkah ke-2 lebih ditekankan untuk
mengetahui susunan kalimat bahasa arab. Sedangkan langkah
ke-3 lebih fokus pada membaca akhir kalimat.
Dalam membaca kitab juga perlu diperhatikan Syiyaqul kalam,
yaitu melihat konteks perkataan, baik melihat kalimat sebelum
atau sesudahnya, atau melihat arti yang pas untuk suatu
kalimat.
Syiayaqul kalam ini untuk menetukan beberapa kemungkinan
yang dimiliki oleh satu jenis kalimat. Jadi untuk menentukan apa
jenis ataupun hukum yang dimiliki oleh suatu kalimat, maka
harus melihat syiyaqul kalam (konteks perkataan)
Atau juga untuk melihat arti yang pas ketika mencari arti kalimat
di kamus, maka dengan melihat konteks perkataannya.
CONTOH PRAKTEK:
MENGETAHUI ARTI TIAP KALIMAT

Mengetahui arti tiap kalimat.


Lafaz adalah fiil. Maka langkah-langkahnya:
Fiil mad}inya adalah , wazannya
Fiil mujarradnya adalah . Maka lafaz ini yang dicari
di kamus. Setelah dilihat di kamus, artinya makan
Jenis kalimat adalah fiil mad}i. Maka artinya adalah
telah makan
Membaca akhir kalimat
lafaz adalah fiil
189

Lafaz adalah fiil mad}i, maka hukumnya mabni


Lafaz adalah fiil mad}i yang tidak bersambung dengan
wawu jama ( ) , dan atau tidak bersambung dengan
d}amir rafa mutaharrik, maka mabni dengan fathah.
Maka membaca huruf akhirnya adalah

Mengetahui arti tiap kalimat.


Lafaz adalah isim musytaq. Maka langkahlangkahnya adalah:
Isim mufrad lafaz adalah
Fiil mad}i lafaz adalah , wazannya adalah
Fiil mujarrad lafaz adalah . Maka lafaz ini yang
dicari di kamus. Setelah ketemu lafaz , langsung
mencari lafaz atau langsung pada lafaz .
Artinya adalah berjalan atau bepergian
Jenis kalimat dari lafaz adalah isim fail. Maka
artinya adalah orang yang berjalan atau orang yang
bepergian.
Membaca akhir kalimat
Lafaz adalah kalimat isim
Lafaz adalah kalimat isim yang tidak serupa
dengan huruf, maka hukumnya murab.
Lafaz adalah isim, maka:
Kedudukannya adalah sebagai fail (pelaku), irabnya
adalah rafa
Jenis kalimatnya adalah jama muzakkar salim, maka
tanda irabnya ketika rafa adalah wawu ( )

Mengetahui arti tiap kalimat.


Lafaz adalah isim jamid. Maka langkahnya adalah
cukup mencari isim mufradnya, yaitu lafaz . sedangkan
alif ( ) adalah tambahan untuk mencocokkan dengan
harokat fathah. Maka lafaz ini yang dicari di kamus.
Artinya adalah nasi
Membaca akhir
lafaz adalah kalimat isim
Lafaz adalah kalimat isim yang tidak serupa dengan
huruf, maka hukumnya murab.
Lafaz adalah isim, maka:
Kedudukannya adalah sebagai maful bih (objek),
irabnya adalah nas}ab
Jenis kalimatnya adalah isim mufrad, maka tanda
irabnya ketika nas}ab adalah fathah, maka cara
membacanya .


Membaca perhuruf dari tiap kalimat (sampai sebelum akhir) &
mengetahui arti per kalimat.
Lafaz adalah kalimat huruf. Maka langkahnya adalah
langsung mencari lafaz di kamus.
Membaca akhir kalimat & dan memahami maksud dari
perkataan.
lafaz adalah kalimat huruf
Lafaz adalah kalimat huruf, maka hukumnya adalah
mabni
Lafaz adalah kalimat huruf, maka kemabniannya
langsung lihat di kamus.

Mengetahui arti tiap kalimat


Lafaz adalah fiil. Maka langkah-langkahnya adalah:
Fiil mad}i lafaz adalah , wazannya adalah
Fiil mujarrad lafaz adalah . Maka lafaz ini yang
dicari di kamus. Setelah ketemu lafaz , langsung
mencari lafaz . Artinya adalah berangkat
Jenis kalimat dari lafaz adalah fiil mud}ari . Maka
artinya adalah akan / sedang berangkat.
Membaca akhir kalimat
lafaz adalah kalimat fiil
Lafaz
adalah kalimat fiil yang tidak bersambung
dengan nun taukid dan atau nun jama inats, maka
hukumnya murab.
Lafaz adalah fiil mud}ari jer, maka:
Tidak ada amil nas}ab dan jazm, maka irabnya adalah
rafa
jenis kalimatnya adalah afalul khomsah, maka tanda
irabnya adalah tetapnya nun.
MENGETAHUI SUSUNAN KALIMAT
Setelah mengetahui arti tiap-tiap kalimat pada contoh diatas,
maka selanjutnya adalah mengetahui susunan kalimatnya. Pada
contoh , susunan kalimatnya adalah fiil
+ fail dan pelengkap. Rinciannya adalah:

(telah makan)
: Fiil (kata kerja)

(para musafir)
: Fail (pelaku)

(nasi)
: Maful bih (objek)

(kemudian) : Huruf at}af (penghubung)

(berangkat) : Fiil mud}ari. Failnya adalah d}amir (


)
Keterangan terkait syiyaqul kalam
191

Lafaz
Lafaz ada dua kemungkinan, bisa saja berupa fiil mad}i, bisa
saja berupa isim masdar. Tapi setelah dilihat dari konteks
perkataannya, lafaz lebih pas berupa fiil mad}i, karena lafaz
mempunyai fail, yaitu lafaz .
Kalau lafaz berupa isim masdar, seharusnya kedudukannya
menjadi mubtada karena berada di awal perkataan. Sedangkan
pada contoh di atas tidak ada khabarnya. Maka tidak pas jika
lafaz berupa isim masdar. Maka yang lebih pas, lafaz
adalah fiil mad}i
Lafaz .
Dilihat dari tashrifnya, jenis kalimat lafaz ada 5
kemungkinan:
Isim masdar ( ) , artinya perjalanan
Isim fail ( ) , artinya orang yang berjalan
Isim maful ( ) , artinya yang dijalankan
Isim zaman ( ) , waktu berjalan
Isim makan ( ) , tempat berjalan
Setelah dilihat konteksnya, maka jenis kalimat yang lebih pas
adalah isim fail ( ) , yang artinya orang yang berjalan /
bepergian karena berkaitan dengan kata kerja ( makan). Maka
artinya adalah orang-orang yang bepergian itu telah makan
Lafaz
Lafaz ada beberapa kemungkinan, diantaranya: bisa berupa
kalimat huruf ( : kemudian), bisa berupa kalimat isim dzaraf (
: di sana). Tapi setelah dilihat dari konteksnya, lafaz lebih pas
berupa kalimat huruf ( : kemudian). Maka arti dari contoh itu
adalah, orang-orang yang bepergian itu telah makan, kemudian
akan berangkat.
Lafaz
Dilihat dari tashrifnya, jenis kalimat lafaz , adakalanya
berupa fiil mabni malum, ada kalanya berupa fiil mabni majhul.
Tapi dilihat dari konteks perkataannya, maka lafaz lebih
pas berupa fiil mabni malum, karena failnya ada, yaitu berupa
d}amir wawu ( ) , yang kembali kepada lafaz

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, al-Fawakih al-Janiyah, Surabaya, al-Hidayah, tt
Abi hasan ali, Kailani, surabaya, al-Hidayah, tt
Ahmad bin zaini dahlan, matn al-jurmiyah, Surabaya, al-Hidayah, tt
Hasyim ismai, Jadwal al-Nahwi, Jeddah, al-Haramain, tt
Hasyim ismai, Jadwal al-Sharfi, Jeddah, al-Haramain, tt
Ibnu aqil, Ibnu Aqil, surabaya, al-Hidayah, tt
Jamaluddin muhammad, Alfiyah,
Muhammad mashum, al-Amsilah al-Tashrifiyah, Surabaya, Salim
Nabhan, tt
193

Muhammad mahmudi syah, Al-bayan


Mustafa al-gholayaini, Jami
Maktabah al-Ashriyah,
Syarifuddin yahya, al-Imriti,

Al-Durus
2000

Al-Arabiyah,

Beirut,

al-

Anda mungkin juga menyukai